Anda di halaman 1dari 14

PENTINGNYA TEORI AKUNTANSI SYARI`AH

PERSPEKTIF AKUNTANSI SOSIAL


DAN PERTANGGUNGJAWABAN BISNIS SYARIAH

Hendrarto Widodo1*
1
Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Jember
*
jhon_hendra_09@yahoo.co.id

Abstract:
This paper discusses the Islamic perspective of accounting, known as sharia accounting. The
accounting sharia based on the Qur'an and Hadith, both on paradigms and practices. It is
not only a social orientation but also the orientation of the responsibility. The accounting
sharia will report the social impacts of an activity and responsibility of humanistic,
emancipatory, transcendental and theological. In Islamic terminology, accounting sharia is
zakat and amanah oriented.

Keywords: Islamic Accounting, Social Responsibility, Zakat

PENDAHULUAN bertindak sebagai perantara (intermediary)


Pada akhir – akhir ini nilai-nilai agama antara unit penawaran (supply) dengan unit
telah dijadikan pijakan dalam pengembangan permintaan (demand). Disinilah diperlukan
dan pelaksanaan aktivitas bisnis, sehingga proses pencatatan dan pelaporan semua
bisnis diharapkan tidak meninggalkan etika. transaksi dan kegiatan muamalah yang
Dalam Islam, seluruh etika yang dijadikan dilakukan di unit bisnis. Oleh karena itu,
kerangka bisnis, dibangun atas dasar Syariah. diperlukan sistem akuntansi yang sesuai
Syariah merupakan pedoman yang digunakan (relevan). Sehubungan dengan itu, perlu pula
oleh umat Islam untuk berperilaku dalam adanya proses akuntansi. Proses akuntansi ini
segala aspek kehidupan. Bagi umat Islam, tidak saja akan mempengaruhi perilaku
kegiatan bisnis (termasuk bisnis perbankan) manajemen, pemegang saham, karyawan,
tidak akan pernah terlepas dari ikatan etika dan masyarakat sekelilingnya, tetapi juga
Syariah. organisasi yang bersangkutan.
Maka dari itu, bukan hal yang berlebihan Selain itu faktor lain seperti sistem
bila, sebagai contoh bank Islam beroperasi ekonomi, sosial, politik, peraturan perundang-
berdasarkan pada nilai etika Syariah. Bahkan undangan, kultur, persepsi, dan nilai yang
secara formal bank Islam membentuk suatu berlaku dalam masyarakat mempunyai
badan khusus dalam organisasinya. Badan ini pengaruh besar terhadap bentuk akuntansi.
bertugas memberikan pandangan dasar-dasar Hal ini membuktikan bahwa akuntansi adalah
etika (atau pengawasan) Syariah bagi sebuah keutuhan (entitas/entity) informasi
manajemen dalam menjalankan operasi bank yang tidak bebas nilai.
(termasuk pencatatan dan pelaporan Sehubungan dengan hal di atas,
akuntansinya). Badan tersebut dinamakan Baswir menyatakan bahwa: “munculnya kesan
Dewan Pengawas Syariah yang berdiri secara bahwa akuntansi juga memiliki kaitan
tidak tergantung pada bagian bank lainnya dengan ideologi sulit untuk dielakkan, dan
(independent) di dalam organisasi bank. akuntansi seperti yang saat ini diajarkan pada
Dalam wilayah pembangunan ekonomi jurusan – jurusan akuntansi di Indonesia,
umat, keberadaan dan kehadiran lembaga ternyata sangat kuat dipengaruhi oleh
bisnis, seperti lembaga keuangan syariah kapitalisme. Pengaruh kapitalisme itu
adalah mutlak adanya. Sebab perbankan terutama tampak sangat nyata pada kuatnya

71
pengaruh prinsip ekonomi kapitalistik dalam METODE
penyajian laporan pendapatannya. Upaya rasional, penentuan kebenaran
Dengan demikian, apabila suatu hakikat dan eksistensi akuntansi syariah
negara mengikuti Sistem Ekonomi Islam perlu diteliti dengan metode penelitian yang
maka upaya yang harus dikembangkan tepat. Ketepatan metode penelitian tersebut
adalah Sistem Akuntansi Islam (Syariah). akan tercermin pada tahap-tahap penelitian
Namun perlu disadari bahwa anggapan yang dilalui.
terhadap keberadaan akuntansi Syariah Penulisan artikel ini dilakukan untuk
(Islam) masih banyak dipertanyakan orang. menemukan rasionalitas dan kebenaran
Lahirnya akuntansi Syariah adalah setelah hakikat, pengetahuan dan praktik akuntansi,
adanya anggapan kurang yakin terhadap maka kajian teori kritis akan digunakan, yang
keberadaan akuntansi konvensional sebagai penerapannya dilakukan melalui dua
ilmu pengetahuan dan pelaksanaannya dalam tahapan, yaitu: tahap deskriptif dan tahap
kaitannya dengan persoalan nilai dalam evaluatif/kritik. Kedua tahap kajian ini
akuntansi. masing-masing menggunakan metode yang
Dalam persepsi Islam, manusia di muka berbeda, sesuai dengan esensi permasalahan
bumi adalah sebagai khalifah. Oleh karena artikel ini.
itu, seluruh upaya yang dilakukan oleh Pada tahap reduksi penulis
manusia harus mampu menjawab kebutuhan mengarahkan pada pokok-pokok masalah
masyarakat atau harus berorientasi sosial. yang telah diajukan dengan menggunakan
Demikian pula upaya kita untuk kerangka dasar filsafat ilmu. Berpijak dari
mengembangkan akuntansi syariah. filsafat ilmu inilah, maka kerangka bangun
Akuntansi harus berkembang dengan hakekat akuntansi syariah dapat dilihat dari
menjawab kebutuhan masyarakat. sisi: ontologi; epistimologi, metodologi dan
Islam melalui al-Qur'an telah aksiologi, sehingga sasaran dan orientasi
menggariskan bahwa konsep akuntansi yang bangun akuntansi syariah dapat terwujud.
harus diikuti oleh para pelaku bisnis atau Dimaksud dengan bangun akuntansi syariah
pembuatan laporan akuntansi menekankan tersebut diantaranya adalah bangun akuntansi
pada konsep pertanggungjawaban atau yang merefleksikan dimensi sosial dan
accountability, sebagaimana ditegaskan dalam pertanggungjawaban.
Surat al-Baqarah ayat 282. Disamping itu, Ontologi menyangkut tentang hakekat
akuntansi Syariah harus berorientasi sosial. apa yang dikaji atau science of being qua
Hal ini berarti, bahwa akuntansi tidak hanya being Epistimologi adalah berkaitan dengan
sebagai alat untuk menterjemahkan fenomena bagaimana cara ilmu pengetahuan
ekonomi dalam bentuk ukuran moneter tetapi melakukan pengkajian dan menyusun tubuh
juga sebagai suatu metode untuk menjelaskan pengetahuannya atau studi filsafat yang
tentang bagaimana fenomena ekonomi itu membahas ruang lingkup dan batas-batas
berjalan dalam masyarakat (Islam). pengetahuan. Metodologi digunakan untuk
Berdasarkan latar belakang masalah di menguji metode – metode yang digunakan
atas, maka permasalahan dalam artikel ini atau yang akan digunakan untuk
dirumuskan sebagai berikut: menghasilkan pengetahuan yang valid.
a. Bagaimanakah hakekat akuntansi syariah Sementara aksiologi adalah tiang penyangga
dilihat dari perspektif akuntansi sosial dan filsafat ilmu yang berkaitan dengan kegunaan
pertanggungjawaban?, ilmu yang telah tersusun itu dipergunakan
b. Apakah akuntansi itu merupakan suatu atau theory of value.
bentuk pengetahuan dan praktik yang Berdasarkan tiga sisi tersebut
banyak ditentukan oleh lingkungannya selanjutnya dapat dilakukan analisis terhadap
(non value-free), atau dengan kata lain, esensi ilmu pengetahuan. Walaupun harus
apakah akuntansi adalah "anak" yang lahir disadari bahwa sebagai bahan untuk
dari budaya setempat (lokal)? mengkaji Akuntansi Syariah (Islam) maka

72
jalan terbaik yang ditempuh adalah membangun suatu teori baru yang sesuai
mempelajari Akuntansi Barat yang sudah (relevan) dengan perkembangan masyarakat.
demikian mapan dan berkembang, bahkan Bagaimana kerangka kerja yang akan
telah dianut baik oleh masyarakat Barat ditempuh apabila kita menggunakan
maupun masyarakat muslim. pendekatan critical theory? Pada tataran yang
Suatu badan usaha/organisasi/lembaga lebib luas, menurut Lodh disarankan, bahwa:
baik yang bertujuan mencari laba maupun “… an accounting researcher can ask: what,
nirlaba (non-profit) membutuhkan informasi how and why accounting rationale has
untuk proses pengambilan keputusan dan become purposive, is being used, is to be
pengembangan perusahaan. Pada sisi inilah used, and what are the means for doing so in
akuntansi berperan. Akuntansi merupakan a particular context?
bagian yang tidak terpisahkan dari suatu Melalui pendekatan critical theory kita
gugusan tugas manajemen dalam mencapai akan melihat suatu teori itu bukan saja
tujuannya. Akuntansi akan memberikan terletak pada upaya menempatkan ideologi
informasi yang sangat dibutuhkan manajemen sebagai ‘bentuk pemikiran’ akan tetapi juga
dalam melaksanakan fungsi-fungsinya, yaitu: akan mencoba mengkaji tentang bagaimana
Perencanaan; Pengorganisasian; Pengarahan; kondisi sosial, seperti sistem akuntansi yang
dan Pengawasan. dikembangkan oleh kaum kapitalis,
terpenuhinya kepuasan kebutuhan hidup, dan
Tahap Evaluatif kebebasan diri dari kondisi sosial masyarakat
Metode yang digunakan pada tahap yang rentan.
evaluatif adalah metode analitik kritis-rasional. Berdasarkan uraian di atas, maka
Metode ini diterapkan mengingat pada tahap melalui pendekatan critical theory ini akan
ini dilakukan upaya membandingkan konsep mampu menemukan kerangka rasional
Akuntansi Barat dengan konsep Akuntansi hakikat dan penerapan teori akuntansi yang
Syariah. Seperti halnya dalam upaya mengkaji lebih sesuai dengan budaya lokal Islam, yang
atau membangun teori sosial, termasuk teori sarat dengan nilai. Dengan kata lain,
akuntansi, maka proses berfikir analisis: pendekatan yang diterapkan dalam
kritis dan rasional sangat dituntut. Dalam penelitian ini harus dimapankan sebagai: “a
penelitian akuntansi, pendekatan kritis (critical process which can be used for analysing and
studies) merupakan salah satu pendekatan changing the nature of any accounting
yang disarankan untuk diterapkan. system, and its social context, of any
Sehubungan dengan perkembangan particular organisation”. Artinya, suatu
sistem ekonomi baru, yaitu sistem ekonomi proses yang dapat digunakan untuk
Islam, tentu saja kondisi ini menuntut menganalisis dan mengubah hakikat sistem
relevansi seluruh instrumen, model, sistem akuntansi dalam hubungannya dengan kondisi
dan paradigma akuntansi. Dengan kata lain, sosial atau organisasi tertentu.
kondisi ini harus dibarengi dengan
munculnya keterbukaan dan kesadaran para Metode Pengumpulan Data
ilmuwan untuk menemukan dan Sesuai dengan pendekatan yang
mengembangan ilmu baru yang sesuai digunakan dalam penelitian ini, maka data
dengan disiplin yang ada. Oleh karena itu, yang digunakan adalah berupa pernyataan-
Cooper dan Hopper menyatakan bahwa: “… pernyataan ahli yang relevan. Dengan
critical accounting is critical of convetional demikian teknik pengambilan sampel data
accounting theory and practice and, through adalah dengan purposive sampling/data, yang
critical social science theory, it seeks to selanjutnya didukung dengan teknik analisis
explain how the current state of accounting isi (content analysis). Teknik ini menurut
has come about”. Bogdan dan Biklen (1982) yang dikutip
Pernyataan ini menandakan betapa Syafi'ie dimaksudkan untuk pengambilan
pentingkan critical theory dalam rangka sampel internal (internal sampling). Internal

73
sampling yaitu keputusan yang diambil, harus selalu dalam keadaan amanah, jujur
begitu peneliti memiliki suatu pikiran umum dan komitmen tinggi terhadap janji yang
tentang jumlah dokumen serta macamnya telah diucapkan kepada Allah. Hal demikian
yang akan dikaji, dengan siapa akan ini merupakan bagian dari perilaku manusia
berbicara, dan kapan akan melakukan yang Islami. Sehubungan dengan ini, Ghamidi
observasi. (1997) mengatakan bahwa: “perilaku yang
Penggalian data primer mula-mula Islami, adalah perilaku yang pelakunya,
dilakukan dengan mengumpulkan ayat-ayat selalu merasakan adanya pengawasan oleh
yang berkaitan dengan istilah perhitungan Allah baik dalam keadaan tersembunyi
(hisab), keseimbangan, pertanggungjawaban, maupun terlihat orang dan selalu melakukan
kemudian membuat outline dalam rangka muhasaba (menghitung-hitung atau
menentukan ayat-ayat yang secara langsung mengevaluasi) diri, terhadap kaum Muslimin
berkaitan dengan ayat-ayat yang tidak secara maupun terhadap yang lain, merupakan jalan
langsung mengungkap tentang hisab, yang dakwah kepada Islam yang terbaik.
dalam penggaliannya menggunakan teknik Oleh karena itu, kaum Muslimin harus
dokumentasi murni. Sedangkan untuk kembali kepada Allah, mengoreksi diri
mengumpulkan data sekunder dilakukan mereka, menerapkan perilaku Islami dalam
dengan mencari pokok-pokok pikiran yang seluruh segi kehidupan, senantiasa jujur,
ditulis oleh para pemikir atau ilmuwan yang iman dan qana'ah, agar kemuliaan dapat
telah ditulis dalam buku – buku terutama diraih kembali.
yang berkaitan dengan tema sentral yang Berkaitan dengan kata muhasaba di
telah diajukan, dalam rangka menemukan atas, menurut Atiya dinyatakan, bahwa kata
esensi tentang konsep akuntansi. Arab yang berarti akuntansi adalah
muhasabah (hisab). Kata ini muncul 48 kali
Teknik dan Model Analisis dalam al- Qur’an.35 Sementara Muhammad
Dalam penelitian kualitatif, pada tahap Khir yang dikutip oleh Harahap disebutkan
analisis setidak-tidaknya ada tiga komponen bahwa “Istilah hisab ditemukan 109 kali
pokok yang harus disadari oleh peneliti, dalam al- Qur’an. Akar kata muhasabah
yaitu: data reduction, data display dan adalah h.s.b dengan bentuk verbalnya hasaba
conclusion drawing (Miles & Huberman, dan bentuk lainnya yahsaba yang berarti
1984; Sutopo, 1988). Tiga komponen tersebut mengitung (to compute) atau mengukur (to
saling berhubungan dan saling mendukung. measure).
Sehubungan dengan permasalahan Lebih jauh perubahan kata hisab
akuntansi maka Gaffikin menyarankan empat menjadi muhasaba adalah sebagai berikut Al-
tahapan yang harus dilalui oleh peneliti Muhasaba berasal dari perubahan kata "al-
dalam menerapkan metodologi analisis. hisab", yaitu perhitungan. Dari segi bahasa,
Keempat tahapan tersebut adalah: Logical, munculnya kata al-muhasabah terjadi karena
Environmental, Ideological dan Linguistic. adanya perubahan isim, yaitu hisab/hisaban
atau hasaba sebagai isim masdar termasuk
PEMBAHASAN fiil madli, kemudian yuhasibu sebagai isim
Hisab, Muhasabah Dan Akuntansi masdar mim termasuk dalam fiil mudhari’.
Syariah Islam adalah syari’at yang Penggunaan kata hisab akan
memberikan perhatian besar terhadap masalah mengalami perubahan sesuai dengan kontek
hisab Hisab adalah salah satu proses dan bentuk kalimat. Sehingga hisab akan
perhitungan amal selama hidup manusia di berubah menjadi hasaba, jika kalimat yang
dunia oleh Allah. Sebagai khalifah, manusia dibentuk berarti “selesaikan tanggung jawab”
diberikan amanah oleh Allah untuk atau “agar netral”. Kemudian akan berubah
mengelola bumi yang kemudian hasilnya menjadi tahasaba yang berarti “menjaga”
dipertanggungjawabkan kepadaNya. Oleh atau “mencoba mendapatkan.” Juga dapat
karena itu, setiap manusia dalam hidupnya berubah menjadi ihtisaba yang berarti

74
“mengharapkan pahala di akhirat dengan mengalami pergeseran. Artinya, budaya
diterimanya kitab seseorang dari Tuhan”, transaksi dengan sistem kredit saat ini banyak
juga berarti “menjadikannya perhatian” atau di lakukan di samping adanya transaksi
“mempertanggung jawabkannya”. Akhirnya perdagangan secara kontan (tunai). Dengan
dalam perkembangan selanjutnya, peristilahan demikian, proses pencatatannya harus
kata bahasa Inggris berkembang secara dilakukan untuk transaksi kredit maupun
etimologis, istilah Arab justru berkembang tunai. Oleh karena itu, setiap transaksi dalam
secara fonetis (suara), kata muhasabah berniaga seharusnya ditulis secara baik dan
(akuntansi) berkaitan dengan ihtisab dan benar. Sebab hal demikian dapat menjadi
citranya dikaitkan dengan pencatatan informasi penting dalam melakukan aktivitas
perbuatan seseorang secara terus menerus niaga pada masa- masa yang akan datang.
sampai pada pengadilan akhirat dan melalui Dengan melakukan penulisan terhadap semua
timbangan (mizan) sebagai alat dan Tuhan transaksi, peminjam ataupun penjual akan lebih
sebagai akuntan. mudah mempertang- gungjawabkan niaganya.
Istilah lain yang memiliki makna Hal inilah yang menjadi inti dari ayat 282
sama dengan kata muhasaba adalah al-Hisba, QS. Al-Baqarah tersebut di atas. Dengan
namun kata al-hisbah menunjuk pada demikian, mengacu pada uraian di atas, maka
penerapan atau operasi suatu lembaga. secara ringkas dapat dirumuskan prinsip
Sehubungan dengan itu, Taymiyah umum akuntansi syariah sebagai berikut:
menyebutnya, bahwa “al-Hisbah adalah 1) Keadilan
lembaga publik yang telah ada pada 2) Kebenaran
masyarakat Islam sejak awal periode Islam 3) Pertanggungjawaban
sampai masa pendudukan Barat. Personil Berdasarkan tiga prinsip umum
yang mengelola lembaga Hisba disebut tersebut dan didukung dengan bentuk-bentuk
muhtasib. Kegiatan lembaga ini mencakup praktis hisab yang tercantum dalam tiga
tugas yang luas, yaitu mulai dari hal-hal puluh ayat di atas –yang akan dikenakan
yang bersifat ekonomi sampai pada yang Allah kepada umat manusia, maka
bersifat etika. selanjutnya dapat ditemukan prinsip-prinsip
Uraian di atas, menunjukkan bahwa khusus dalam akuntansi syariah. Oleh
kata hisab atau muhasaba dan pelaku karenanya nilai keadilan, kebenaran dan
muhasaba atau muhtasib adalah kata dan pertanggungjawaban pencatatan transaksi
fungsi yang berkaitan dengan upaya untuk dapat terwujud apabila pelaporan akuntansi
menghitung, mengukur atau mengendalikan dilakukan dengan: benar; cepat; terang, jelas,
seluruh aktivitas manusia selama hidup di tegas dan informatif; menyeluruh; ditujukan
dunia untuk dapat dipertanggungjawabkan di kepada semua pihak; terperinci dan teliti;
akhirat. Dengan demikian, muhtasib tidak terdapat unsur manipulasi; dan
memiliki tugas yang sangat luas, dari dilakukan secara kontinyu.
pengawasan harta, yang menyangkut
kepentingan sosial sampai pada pemeriksaan Penyesuaian Teori Akuntansi Syariah
atas transaksi bisnis perusahaan. Pembicaraan akuntansi syariah (Islam),
Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa akhir-akhir ini semakin sering kita dengar,
di dalam al-Qur'an banyak ditemukan ayat baik di dalam negeri maupun di luar negeri,
yang menggunakan kata hisab yang dikaitkan walaupun keberadaan akuntansi syariah itu
dengan sifat dan fungsi hisab dari Allah sendiri seperti halnya dengan keberadaan
kepada perbuatan manusia. Ayat-ayat inilah Sistem Ekonomi Islam masih dipertanyakan.
yang dijadikan nash tentang perhitungan Pembicaraan semacam itu muncul karena
amal perbuatan manusia selama hidup di ilmu akuntansi yang dipelajari sampai saat
dunia untuk dipertanggung-jawabkan di akhirat. ini masih tertuju dan merujuk pada sistem
Lebih-lebih lagi, proses perdagangan akuntansi Barat, yang didalamnya mengandung
atau transaksi di masa sekarang telah persoalan. Beberapa diantaranya adalah (1)

75
persoalan kepemihakan, (2) asumsi atau pandangan yang bersifat pro dan kontra.
basic concept, (3) efek dari persoalan basic Mereka yang berpandangan kontra mengecam
concept tentu saja merembes ketingkat bahwa tindakan untuk melakukan harmonisasi
standar, atau bahkan metode akuntansi yang merupakan tindakan pelecehan terhadap
dipilih. Berangkat dari tiga persoalan dasar nilai-nilai lokal. Mereka justru melihat
tersebut, maka semua asumsi, postulat, kaidah, bahwa sebetulnya akuntansi adalah suatu
dan prinsip-prinsip dalam akuntansi Barat bentuk pengetahuan dan praktek yang
dapat diterapkan untuk lembaga-lembaga banyak ditentukan lingkungannya (non
atau perusahaan yang menegakkan nilai- nilai value-free). Bahkan ada yang mengatakan
Islam. Oleh karena itu, perlu dirancang atau akuntansi adalah "anak" yang lahir dari
dibangun sistem, format akuntansi yang budaya setempat (lokal).
menegakkan nilai-nilai Islam. Pandangan kedua, memang secara
Sesuai dengan topik ini, maka eksplisit menolak pandangan pertama yang
pembahasannya terfokus pada topik-topik bersifat fungsionalis dan positivistik, kalau
sebagai berikut: Teori Akuntansi Syariah; ditelusuri ke belakang akar pemikiranya
dan Praktek Akuntansi Syariah, yang di berasal dari August Comte. Pemikiran ini
dalamnya dibahas tentang refleksi akuntansi memiliki sifat reduksionis, yaitu
sosial dan pertanggungjawaban, dengan menghilangkan kandungan nilai yang
uraian sebagai berikut: seharusnya terkandung dalam ilmu
pengetahuan dan praktek akuntansi.
Teori Akuntansi Syariah Keringnya nilai ini menyebabkan masyarakat
Ada suatu perubahan luar biasa dalam bisnis, ketidakseimbangan tatanan sosial, dan
bidang ilmu akuntansi untuk beberapa dekade kerusakan lingkungan terjadi.
belakangan ini. Sebelum tahun 1970-an ada Berpijak dari kasus di atas, usaha
anggapan tentang akuntansi sebagai ilmu untuk mencari bentuk akuntansi yang
pengetahuan dan praktek yang bebas dari berwajah humanis, emansipatori,
nilai (value-free) sudah mulai digoyang transendental, dan teleologikal merupakan
keberadaannya. Anggapan tersebut sejak lama upaya yang niscaya. Timbul pertanyaan,
mendominasi sebagian besar akuntan dan upaya apa yang harus dilakukan? Upaya ini
para peneliti di bidang akuntansi. Keadaan secara filosofis dan metodologis dapat
semacam ini semakin kuat karena adanya dilakukan dengan menggunakan meta
kecenderungan perilaku masyarakat yang perspektif, yaitu suatu pandangan yang
terbawa oleh arus era informasi dan globalisasi. berusaha berada di atas perspektif-perspektif
Pada era informasi dan globalisasi yang ada. Karena dengan cara ini pandangan-
dalam bidang akuntansi ada upaya pandangan filosofis, seperti pandangan
harmonisasi praktek-praktek akuntansi. Hal tentang hakekat manusia dan masyarakat,
ini berarti ada kehendak untuk ontologi, epistimologi, aksiologi dan
memberlakukan praktek- praktek akuntansi metodologi, menjadi lebih luas dan utuh,
secara seragam seluruh dunia. Dengan kata sehingga formulasi pengetahuan dan praktek
lain, nilai-nilai lokal praktek akuntansi, yang akuntansi menjadi lebih humanis dan sarat
mungkin sangat berbeda dengan praktek dengan nilai.
dunia internasional, sedapat mungkin Akuntansi syariah, menurut Iwan
dieliminasi karena keberagaman praktek Triyuwono dan Gaffikin dikatakan,
akuntansi di setiap negara dianggap merupakan salah satu upaya mendekontruksi
menyulitkan dalam menafsirkan laporan akuntansi modern ke dalam bentuk yang
keuangan, atau praktek akuntansi yang humanis dan sarat nilai. Tujuan
beragam itu tidak dapat diperbandingan diciptakannya akuntansi syariah adalah
(uncomparable). terciptanya peradaban bisnis dengan
Kasus ini mengundang reaksi banyak wawasan humanis, emansipatoris,
kalangan, sehingga muncullah pandangan- transendental, dan teleologikal. Konsekuensi

76
ontologis upaya ini adalah bahwa akuntan sesuatu yang dibentuk oleh lingkungannya.
secara kritis harus mampu membebaskan Kekuatan kedua adalah bahwa akuntansi
manusia dari ikatan realitas peradaban, adalah sesuatu yang memiliki kekuatan untuk
beserta jaringan-jaringan kuasanya, kemudian mempengaruhi lingkungannya, termasuk
memberikan atau menciptakan realitas perilaku manusia yang menggunakan
alternatif dengan seperangkat jaringan- informasi akuntansi. Jika demikian, maka
jaringan kuasa Ilahi yang mengikat manusia usaha yang harus dilakukan oleh para
dalam hidup sehari-hari (ontologi tauhid). akuntan adalah bagaimana mereka dapat
Dengan cara demikian, realitas menciptakan sebuah bentuk akuntansi yang
alternatif diharapkan akan dapat dapat mengarahkan perilaku manusia ke arah
membangkitkan kesadaran diri secara penuh perilaku yang etis dan ke arah terbentuknya
akan kepatuhan dan ketundukan seseorang peradaban bisnis yang ideal. Menurut
kepada kuasa Allah. Dengan kesadaran diri Triyuwono dikatakan bahwa bisnis yang
tersebut, ia akan selalu merasakan kehadiran ideal yaitu peradaban bisnis dengan nilai
Tuhan dalam dimensi waktu dan tempat humanis, emansipatoris, transendental, dan
dimana ia berada. Dengan demikian, melalui teologikal.
akuntansi syariah, realitas sosial akan Sesuai dengan sifat bisnis tersebut,
dirancang dan dibangun melalui muatan nilai maka akuntansi syariah juga harus memiliki
tauhid dan ketundukan pada jaringan- sifat humanis, emansipatoris, transendental,
jaringan kuasa Ilahi. Kesemuanya itu dan teologikal. Lebih jauh Triyuwono
dilakukan dengan perspektif khalifatullah fil menguraikan sifat-sifat tersebut sebagai
ardh. Perspektif ini berarti suatu cara pandang berikut. Nilai humanis akuntansi syariah
yang sadar akan hakikat diri manusia dan adalah, bahwa akuntansi yang dibentuk ini
tanggung jawab kelak di kemudian hari di ditujukan untuk memanusiakan manusia, atau
hadapan Allah SWT. mengembalikan manusia pada fitrahnya yang
Oleh karena itu, akuntansi syariah suci. Sebab menurut penelitian Morgan (1988)
adalah teori yang menjelaskan bagaimana diketahui, bahwa praktek akuntansi telah
mengalokasikan sumber-sumber yang ada mengakibatkan manusia menjadi less
secara adil bukan pelajaran tentang bagaimana humane. Atau dengan istilah lain, bahwa
akuntansi itu ada. Sehubungan dengan ini masyarakat kita sedang mengalami proses
Shahata menjelaskan kemungkinan keberadaan dehumanisasi.
akuntansi syariah sebagai berikut: “Postulat, Sifat humanis akuntansi atau bentuk
standar, penjelasan dan prinsip akuntansi bisnis lainnya tersebut, diharapkan dapat
yang menggabarkan semua hal ... karenanya mendorong perilaku manusia itu sendiri.
secara teoritis akuntansi memiliki konsep, Sehingga manusia semakin kuat kesadaran
prinsip, dan tujuan Islam dan semua ini dirinya tentang hakikatnya. Melalui kesadaran
secara serentak berjalan bersama bidang diri tentang hakikat manusia ini merupakan
ekonomi, sosial, politik, ideologi, etika yang landasan bagi manusia dalam memberi nilai
dimiliki Islam, kehidupan Islam dan keadilan emansipatoris pada akuntansi syariah. Sifat
dan hukum Islam. Dan Islam adalah suatu ini berarti bahwa tidak lagi berlaku bentuk
program yang memiliki bidang- bidang dominasi atau penindasan dari satu pihak ke
ekonomi, sosial, politik, ideologi, pihak yang lain. Dengan kata lain, informasi
manajemen, akuntansi, dan lain-lain. yang diberikan oleh akuntansi syariah adalah
Kesemua ini adalah satu paket yang tak bisa berupa pembebasan dan tertuju pada semua
dipisah. pihak serta tidak menyepelekan pihak lain,
Dalam mencari bentuk akuntansi atau akuntansi syariah akan berdiri pada
syariah, harus berangkat dari suatu asumsi posisi yang adil.
bahwa akuntansi adalah sebuah entitas yang Oleh karena akuntansi syariah
mempunyai dua arah kekuatan. Kekuatan dibangun berdasarkan syariah Islam, maka
pertama adalah bahwa akuntansi adalah nilai transendental akuntansi syariah terlihat

77
jelas. Hal ini merupakan indikasi yang kuat masyarakat mengenai akuntansi secara
bahwa akuntansi syariah tidak semata-mata kuantitatif meningkat juga.
menjadi instrumen bisnis yang bersifat profan, Akuntansi syariah tidak menolak
tetapi juga sebagai instrumen yang melintas pendapat bahwa akuntansi menyesuaikan
batas dunia profan. Dengan demikian, yang kelompok- kelompok yang berkepentingan.
selama ini akuntansi dikenal sebagai alat Tetapi Akuntansi Syariah menyangkut
pertanggungjawaban kepada pemilik masalah ekonomi, masalah politik, dan juga
perusahaan, maka akuntansi syariah adalah masalah akuntansi. Dengan kata lain,
lebih dari itu, yaitu pertanggungjawaban fungsinya sebagai bagian syariah. Dalam
kepada stakeholders dan Tuhan. Dengan sifat konteks itu harus diterima bahwa akuntansi
ini, dalam melakukan praktek bisnis dan Islam (syariah) memainkan peranan untuk
akuntansi maka seseorang yang terlibat akan menyesuaikan kelompok-kelompok yang
selalu menggunakan, atau tunduk dan pasrah berkepentingan dalam masyarakat. Secara
terhadap kehendak Tuhan (etika syari'ah). singkat dapat dijelaskan, bahwa teori
Nilai semacam inilah yang dimaksud dengan akuntansi syariah dipelajari sebagai suatu
teologikal. Artinya praktek akuntansi syariah sistem akuntansi dan pada saat yang sama
akan mengantarkan pelakunya secara riil ditafsirkan sebagai sesuatu yang berhubungan
teraktualisasi dalam bentuk kegiatan dengan manajemen, ekonomi, hukum,
menciptakan dan menyebarkan kesejahteraan politik, dan agama.
bagi seluruh alam.
Mengapa akuntansi syariah muncul ke Praktek Akuntansi Syariah
permukaan, padahal akuntansi Barat telah Kemunculan dan perkembangan
mengakar dalam inti bisnis masyarakat? lembaga keuangan Islam di Indonesia yang
Ternyata, para perintis akuntansi, khususnya sangat fenomenal, telah memicu lahirnya
bidang ekonomi politik akuntansi, memiliki diskusi – diskusi serius lebih lanjut, mulai
beberapa keraguan tentang pandangan dari produk atau jasa yang ditawarkan, pola
akuntansi modern yang akan menunjukkan manajemen lembaga, sampai kepada pola
penting. Mereka mempertanyakan peranan akuntansinya. Aspek akuntansi badan usaha
akuntansi untuk menghubungkan masalah- memang selalu menarik untuk dijadikan
masalah sosial dengan masalah organisasi kajian dan bahan diskusi, apalagi bila badan
dan individual. Sebab perhatian terhadap tersebut mempunyai kekhasan tersendiri
akuntansi dalam masyarakat tidak sama di seperti halnya lembaga keuangan Islam.
mana-mana kendatipun di antara masyarakat Menariknya akuntansi untuk dibahas, tentu
(negara-negara) yang menganut konsep itu karena adanya beberapa alasan. Pertama:
seluruhnya. akuntansi selama ini dikenal sebagai alat
Teori akuntansi harus mengkaji komunikasi, atau sering diistilahkan sebagai
akuntansi di masyarakat dimana ia bahasa bisnis. Kedua, akuntansi sering
dipraktekkan. Hal ini berarti bahwa sikap ini diperdebatkan apakah ia netral atau tidak.
mungkin merupakan suatu cara untuk Ketiga, akuntansi sangat dipengaruhi oleh
melahirkan aturan-aturan akuntansi. lingkungan (politik, ekonomi, budaya)
Sebagaimana dijelaskan oleh Gambling, oleh dimana ia dikembangkan; dan Keempat,
karena tidak adanya aturan akuntansi, maka akuntansi mempunyai peran sangat penting,
akuntansi Barat tidak membahas mengenai karena apa yang dihasilkannya, bisa menjadi
aturan apa pun yang berkaitan dengan sumber atau dasar legitimasi sebuah
masalah organisasi (perusahaan), yang keputusan penting dan menentukan.
berhubungan dengan masyarakat dan Dengan pertimbangan faktor-faktor di
individu. Aturan semacam itu bisa disebut atas, maka manakala lembaga keuangan
sebagai suatu bahasan dalam teori akuntansi Islam ramai dibicarakan, timbul pertanyaan
sekarang. Di pihak lain persyaratan seperti, bagaimana dengan akuntansi yang
diterapkan oleh lembaga keuangan Islam?

78
Apakah lembaga keuangan Islam boleh sempurna bila dibandingkan dengan akuntansi
memakai akuntansi yang sekarang dikenal, konvensional. Sebab melalui ciri-ciri tersebut
atau harus menerapkan praktik akuntansi tercermin sesuatu yang sarat akan
yang berbeda? Jika demikian, bagaimana pertanggungjawaban, nilai-nilai sosial dan
bentuk akuntansi yang lebih Islami atau jelas. Mengapa harus demikian? Sebab
dapat diterima syariah? Sejauh mana disadari bahwa pada tatanan yang lebih
akuntansi syariah berbeda dengan praktik teknis, yaitu dalam bentuk laporan keuangan,
akuntansi yang sekarang ada? akuntansi syariah masih mencari bentuk. Di
Pada tatanan teknis operasional, dalam tesis ini, bentuk konkrit akuntansi
akuntansi syariah adalah instrumen yang syariah secara utuh belum dapat ditampilkan,
digunakan untuk menyediakan informasi sebab untuk sampai pada tataran praktek dan
akuntansi yang berguna bagi pihak-pihak bentuk laporan keuangan yang utuh
yang bekepentingan dalam pengambilan memerlukan dukungan teori yang lengkap
keputusan ekonomi. Persoalan yang muncul dan kuat.
adalah bagaimana keputusan ekonomi yang Di samping itu, usaha membentuk
sekiranya tidak menyimpang dari syariah model akuntansi syariah bukan suatu
Islam atau dapat diterima oleh Islam. Untuk langkah “tambal sulam” yang dilakukan
itu, dalam pembahasan teori maupun praktek untuk memperbaiki akuntansi konvensional.
ekonomi (termasuk di dalamnya bidang Akan tetapi, upaya ini harus dilakukan
manajemen atau akuntansi, misalnya) dengan pijakan filosofis yang sangat
hendaknya dibahas dari sudut Islam, bukan mendasar. Di balik itu, pemikiran filosofis
sekedar dari sudut agama. Dalam kaitan ini, tidak akan banyak memberikan perubahan,
Qardhawi menyarankan, agar: “kita tidak bila tidak dilanjutkan pada pemikiran teoritis
membahas ekonomi dari sudut agama, akan dan teknis.kesimpulan bahwa untuk
tetapi (membahas) ekonomi dari sudut Islam pengukuran zakat dari harta dan aset yang
Dengan demikian jelas, bahwa upaya dimiliki oleh perseorangan maupun
kita menemukan format teori maupun perusahaan, harus digunakan pendekatan
praktek ekonomi (manajemen dan akuntansi lain.
Islam) harus dilandaskan pada Islam sebagai Akuntansi Syariah sebagai Refleksi
sesuatu yang integral. Kemudian diturunkan Akuntansi Sosial dan Pertanggungjawaban.
sampai pada bagian yang lebih bersifat Wujud akuntansi syariah tercermin dalam
operasional seperti bagaimana pengaturan kiasan atau metafora “amanah”. Metafora
zakat, bagaimana persoalan riba, dan amanah dapat diturunkan menjadi metafora
sebagainya. Hal-hal demikian inilah yang “zakat”, atau dengan kata lain, realitas
merupakan ciri-ciri khas dari pengembangan organisasi akuntansi syariah adalah realitas
bidang/aspek kehidupan yang Islami, sesuai organisasi yang dimetaforakan dengan zakat.
dengan syariah Islam. Metafora ini membawa konsekuensi pada
Sebagai turunan dari uraian di atas, organisasi bisnis, yaitu organisasi bisnis yang
barangkali uraian tentang keputusan ekonomi tidak lagi berorientasi pada laba (profit-
yang dihasilkan oleh akuntansi syariah adalah oriented) atau berorientasi pada pemegang
bercirikan sebagai berikut: menggunakan saham (stakeholders-oriented), tetapi
nilai etika sebagai dasar bangunan akuntansi, berorientasi pada zakat (zakat-oriented).
memberikan arah pada, atau menstimulasi Dengan orientasi zakat, perusahaan berusaha
timbulnya, perilaku etis, bersikap adil untuk mencapai “angka” pembayaran zakat
terhadap semua pihak, menyeimbangkan yang tinggi. Dengan demikian, laba bersih
sifat egoistik dengan altruistik, dan (net profit) tidak lagi menjadi ukuran kinerja
mempunyai kepedulian terhadap lingkungan. (performance) perusahaan, tetapi sebaliknya
Berdasarkan landasan dan ciri-ciri zakat menjadi ukuran kinerja perusahaan.
tersebut di atas, maka diharapkan akuntansi Dilihat dari nilai praktis akuntansi,
syariah akan mempunyai bentuk yang lebih akuntansi syariah dengan metafora amanah

79
dan berorientasikan zakat merupakan metafora diterapkan atau dipakai siapa saja, dan dimana
akuntansi yang sangat fokus pada orientasi saja. Rahmatan lil ‘alamiin adalah sebuah
sosial dan pertanggungjawaban. Sebab konsep yang mengandalkan pada konsep
akuntansi (bisnis) yang bermetaforakan keadilan. Keadilan merupakan isi kandungan
amanah biasanya memiliki nilai praktis yang yang tidak dapat dihilangkan dari keyakinan
bersifat humanis, emansipatoris, transcendental Islam. Sehingga kondisi ideal masyarakat
dan teleologikal. Nilai praktis ini, Islam tidak akan dapat tercapai apabila
menunjukkan sifat amanah bagi para pelaku keadilan tidak ditegakkan. Islam ingin
Nilai praktis akuntansi syariah yang menjinakkan semua perilaku dzalim dari
berorientasi zakat tersebut, menimbulkan masyarakat. Termasuk di dalamnya adalah
konsekuensi ontologis, bahwa akuntan secara perilaku dzalim masyarakat bisnis. Perilaku
kritis harus mampu membebaskan manusia dzalim adalah perilaku-perilaku dalam bentuk
dari ikatan realitas (peradaban) manusia diskriminasi, ketidakadilan, eksploitasi,
beserta jaringan-jaringan kuasanya, untuk tekanan dan perilaku sewanang-wenang yang
kemudian memberikan atau menciptakan dengan dengan perilaku ini dapat merugikan
realitas alternatif dengan seperangkat jaringan orang lain.
– jaringan kuasa Ilahi yang mengikat Pertanyaan mendasar yang muncul
manusia dalam hidup sehari-hari. Dengan adalah kapan suatu keadilan dalam suatu
istilah lain, dapat terbangunnya ontologi masyarakat terwujud? Keadilan masyarakat
tauhid. Dengan cara demikian, realitas merupakan keadilan ideal, dimana
alternatif diharapkan akan dapat masyarakatnya dapat hidup dengan layak
membangkitkan kesadaran diri secara penuh dalam berbagai bidang. Tidaklah mungkin
akan kepatuhan dan ketundukan seseorang untuk mendapatkan masyarakat Islam yang
pada kuasa Ilahi. Melalui kesadaran diri ini, ideal sementara keadilan tidak ditegakkan.
seseorang akan selalu merasa kehadiran Berdasarkan paparan di atas, satu hal
Tuhan dalam dimensi waktu dan tempat di yang tidak dapat dihindari dari keyakinan
mana berada. Islam bahwa manusia merupakan khalifah
Jadi, dengan akuntansi syariah, (wakil) Tuhan, dan manusia harus mengatur
realitas sosial yang dikonstruk mengandung hidup sesuai dengan status mereka.
nilai tauhid dan ketundukan pada jaringan- Pengarahan-pengarahan yang terkandung
jaringan kuasa Ilahi; yang semuanya dalam ajaran-ajaran Islam adalah dalam
dilakukan dengan meta-perspective, yaitu rangka membantu merealisasikan tujuan ini.
perspektif khalifat-ulLah fil ardh, suatu cara Para ulama sangat percaya bahwa
pandang yang sadar akan hakikat diri kesejahteraan umat dan peringanan mereka
manusia dan tanggungjawab kelak di dari beban hidup yang berat merupakan
kemudian hari di hadapan Allah SWT. tujuan dasar syariah. Pandangan ini, jika
Dalam skala mikro, realitas sosial dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi merupakan
diidentikan dengan realitas organisasi, yaitu penekanan pada penciptaan kelayakan ekonomi
realitas yang diciptakan dalam organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dasar dan
bisnis, sehingga terbentuk kondisi seperti penciptaan keadilan sosial-ekonomi.
yang dicitakan dalam ontologi tauhid tadi. Pembicaraan mengenai akuntansi Islam
Bila realitas organisasi yang demikian haruslah dipahami sebagai sebuah alat yang
tercipta, maka sangat mungkin bahwa realitas memiliki orientasi sosial. Mengapa demikian?
tersebut akan menebarkan rahmat, yang tidak Sebab akuntansi Islam tidak hanya sebagai
saja bagi mereka yang secara aktif terlibat alat untuk menterjemahkan fenomena ekonomi
dalam operasi organisasi, tetapi juga kepada dalam bentuk ukuran moneter tetapi juga
masyarakat luas dan lingkungan alam sebagai suatu metode untuk menjelaskan
sekitarnya. bagaimana fenomena ekonomi itu berjalan
Islam adalah agama yang rahmatan dalam masyarakat Islam. Hal ini tidak sama
lil‘alamiin. Artinya ajaran Islam akan dapat dengan perbedaan antara akuntansi deskriptif

80
dengan akuntansi normatif. Akuntansi Oleh karena orientasi sosial akuntansi
deskriptif ini bertujuan untuk menawarkan syariah adalah dibebankan kepada perluasan
akuntansi yang cocok dengan tujuan tertentu. konsep zakat, maka kias (metafora) organisasi
Jika tujuan berbeda, maka pasti norma juga akuntansi harus dirujukkan pada orientasi
berbeda. zakat, bukan lagi pada orientasi laba atau
Secara jelas akuntansi Islam yang stakeholder oriented. Inilah yang lebih lanjut
diterapkan pada lembaga keuangan syariah dikatakan oleh Triyuwono sebagai organisasi
adalah upaya penerapan akuntansi yang bermetaforakan “amanah”. Orientasi zakat
menyangkut masalah ekonomi, masalah politik, mengandung pengertian luas dan
dan juga masalah akuntansi itu sendiri. komprehensif. Sebab zakat bukan sekedar
Dengan kata lain, fungsinya sebagai bagian dinyatakan dalam bentuk angka-angka
dari syariah. Dalam konteks itu harus prosentase, akan tetapi melalui zakat dapat
diterima, bahwa akuntansi syariah memainkan diketahui kinerja perusahaan. Yaitu semakin
peranan untuk menyesuaikan kelompok- tinggi zakat yang dikeluarkan oleh perusahaan
kelompok yang berkepentingan bisnis dalam berarti semakin besar laba yang di dapat
masyarakat. Di sinilah letak posisi sosial dari perusahaan.
akuntansi Islam. Lebih tegas lagi dapat dikatakan,
Akuntansi berorientasi sosial adalah bahwa penggunaan kiasan (metafora) zakat
sebuah akuntansi yang menyajikan atau untuk menciptakan realitas organisasi
mengungkap dampak sosial perusahaan mempunyai beberapa makna. Menurut
terhadap masyarakat. Dengan demikian, Triyuwono ada lima makna realitas
pengungkapan perusahaan tentang dampak organisasi tersebut, yaitu
sosialnya terhadap masyarakat sebagai suatu 1) Ada transformasi dari pencapaian laba
kewajiban. Jika ihwalnya adalah berkaitan bersih (yang maksimal) ke pencapaian
dengan masalah kewajiban sosial, maka cara zakat.
baku untuk pengembangan akuntansi yang 2) Karena yang menjadi tujuan adalah zakat,
dapat diterima oleh seluruh umat –sesuai maka segala bentuk operasi perusahaan
dengan sifat rahmatan lil ‘alamiin ajaran (akuntansi) harus tunduk pada aturan
Islam– adalah dengan cara memperluas main (rules of game) yang ditetapkan
konsep dasar sistem zakat. dalam syariah.
Mengapa harus memperluas konsep 3) Zakat mengandung perpaduan karakter
dasar sistem zakat? Sebab sebagaimana kemanusiaan yang seimbang antara
diuraikan pada bagian sebelumnya, bahwa karakter egoistik dan altruistik/sosial.
zakat sebagai suatu institusi yang memiliki 4) Zakat mengandung nilai emansipatoris.
perspektif sosial harus dikenakan kepada 5) Zakat adalah jembatan penghubung antara
seluruh aktiva perusahaan maupun perorangan. aktivitas manusia yang bersifat duniawi
Walaupun meski harus dilihat lebih dahulu dan ukhrowi.
apakah zakat dikenakan kepada aktiva lancar Apabila dianalisis lebih lanjut,
atau tidak lancar. Mengingat zakat merupakan pemikiran di atas jelas menunjukkan
pengeluaran yang harus dibayarkan setelah orientasi sosial yang jelas dari zakat. Pada
mencapai nishab. Nishab terjadi apabila harta saat zakat ditempatkan sebagai metofora
yang dimiliki seseorang atau perusahaan itu organisasi atau zakat sebagai inti organisasi
bertambah dan bertambah, sehingga yang akuntansi.
bersangkutan akan dikenai pengeluaran zakat Sebagaimana makna pertama: ada
apakah sebanyak 2,5%, 5% atau 10%, transformasi dari pencapaian laba bersih
tergantung pada jenis aktiva yang (yang maksimal) ke pencapaian zakat. Hal
menghasilkan yang dimiliki oleh seseorang ini berarti bahwa pencapaian laba bukan
atau perusahaan. Dengan kata lain, zakat merupakan tujuan akhir perusahaan, tetapi
dalam akuntansi dikenakan pada aktiva hanya sekedar tujuan antara.
lancar.

81
Oleh karena zakat menjadi tujuan merefleksikan zakat sebagai suatu kias
akhir, maka segala bentuk operasi (metafora). Hal ini menunjukkan adanya
perusahaan (akuntansi) harus tunduk pada bentuk transformasi. Transformasi ini tidak
aturan main (rules of game) yang ditetapkan saja akan mempengaruhi perilaku manajemen,
dalam syariah. Sebagai contoh: kapan stockholders, karyawan, dan masyarakat
seseorang atau perusahaan mengeluarkan sekelilingnya, tetapi juga perangkat informasi.
zakat sebagai orientasi sosial perusahaan; Perangkat informasi yang ada dalam
berapa persen zakat yang dikeluarkan oleh perusahaan inilah yang biasanya berbentuk
seseorang atau perusahaan; dan siapa saja akuntansi yang digunakan oleh organisasi
yang harus diberi zakat. Kesemuanya ini yang bersangkutan.
dijalankan mengikuti aturan-aturan main Gambaran di atas harus dijadikan
yang ada dalam syariah Islam. pijakan dalam pengembangan format akuntansi
Penyimpangan terhadap aturan atau hukum syariah, yang berdimensikan
syariah menjadikan tidak sahnya tujuan pertanggungjawaban (accountability). Dimensi
zakat. pertanggungjawaban dalam akuntansi syariah
Zakat mengandung perpaduan karakter adalah memiliki cakupan yang luas. Jadi
kemanusiaan yang seimbang antara karakter pertanggungjawaban ini bukan hanya
egoistik dan altruistik/sosial. Artinya, bahwa pertanggungjawaban atas uang (finansial)
seseorang mengeluarkan zakat berarti ia telah yang digunakan dalam melaksanakan
mementingkan lebih dahulu kepentingan kegiatan, akan tetapi pertanggungjawaban ini
orang lain daripada kepentingan pribadinya. harus mampu meningkatkan tanggungjawab
Karakter egoistik mencerminkan bahwa secara horizontal dan vertikal.
seseorang atau perusahaan tetap Pertanggungjawaban horizontal tertuju pada
diperkenankan untuk mencari laba (namun masyarakat, pemerintah dan kepatuhan pada
tetap dalam bingkai Syariah), dan kemudian peraturan. Sementara pertanggungjawaban
sebagian dari laba (dan kekayaan bersih) vertikal adalah tertuju pada transendensi
yang diperoleh dialokasikan sebagai zakat. aktivitas (finansial, dan sebagainya) kepada
Sedangkan altruistik atau sosial mempunyai Dzat yang memberikan tanggungjawab.
arti bahwa perusahaan juga mempunyai Secara rinci, sehubungan dengan
kepedulian yang sangat tinggi terhadap kepentingan-kepentingan tersebut Hadjisarosa
kesejahteraan manusia dan alam lingkungan mengidentifikasi sebagai berikut:
yang semuanya ini tercermin dalam zakat itu 1) Kelangsungan hidup dan perkembangan
sendiri. perusahaan
Zakat mengandung nilai emansipatoris. 2) Pelanggan
Hal ini berarti, bahwa zakat sebagai lambang 3) Pemilik modal
pembebas manusia dari ketertindasan 4) Karyawan
ekonomi, sosial, dan intelektual, serta 5) Rekanan
pembebasan alam dari penindasan dan 6) Pemerintah
eksploitasi manusia. Akhirnya, zakat adalah 7) Masyarakat, dan
jembatan penghubung antara aktivitas 8) Pelestarian lingkungan.
manusia yang bersifat duniawi dan ukhrowi. Kendatipun telah terdapat delapan
Hal ini berarti, bahwa zakat sebagai kepentingan yang harus diperhatikan dalam
jembatan, memberikan kesadaran ontologis melakukan pertanggungjawaban atas kondisi
bagi diri manusia, karena segala bentuk dan informasi akuntansi, namun delapan hal
kegiatan profan selalu berkait erat dengan tersebut hanyalah baru sebatas pada dimensi
kehidupan manusia dihadapan Allah kelak di horizontal. Timbul pertanyaan, dimanakah
akhirat. letak dimensi vertikalnya? Jawabanya adalah
Dari pemikiran di atas menunjukkan, ada pada dimensi zakat. Zakat sebagai
bahwa semua perangkat organisasi yang manifestasi pertanggungjawaban hamba yang
akan disusun harus benar- benar melakukan perbuatan/aktivitas bisnis yang

82
dapat diaudit kemudian dipertanggung- KESIMPULAN DAN SARAN
jawabkan kesucian modal kepada Dzat Kesimpulan
pemberi modal. Dimensi inilah yang Berdasarkan paparan di atas dapat
merupakan dimensi paling tinggi. disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Pada
Perihal yang berkaitan dengan masalah tataran praktis akuntansi syariah adalah
pertanggungjawaban secara vertikal secara akuntansi yang berorientasi sosial dan
syariah diatur oleh hukum-hukum Allah yang pertanggungjawaban. Sebab akuntansi syariah
terdapat dalam al-Qur’an dan sunnah Rasul. dapat menyajikan atau mengungkap dampak
Persoalan berikutnya adalah bagaimana upaya sosial perusahaan terhadap masyarakat dan
untuk meningkatkan accountability yang sekaligus menyajikan laporan
berkaitan dengan dimensi horizontal. Kiranya pertanggungjawaban yang bersifat humanis,
pandangan Lee Parker dapat dijadikan emansipatoris, transendental dan teologikal.
rujukan atau petunjuk bagi peningkatan Oleh karena itu, konsep dasar akuntansi
accountability, sebagai berikut: syariah adalah bersifat zakat dan amanah
1) Mengintegrasikan antara data keuangan oriented.
dan non keuangan Perkembangan lebih lanjut akuntansi
2) Penilaian terhadap hasil yang bersifat bukan sekedar dianggap sebagai ilmu
keuangan dan non keuangan dengan (science) dan teknologi universal yang bebas
membandingkannya dengan tujuan yang nilai. Akan tetapi, akuntansi adalah produk
ingin dicapai. sejarah yang merefleksikan budaya di tempat
3) Memperluas ruang lingkup tanggung akuntansi dilaksanakan. Dengan kata lain,
jawab mencakup masyarakat/lingkungan akuntansi syariah adalah ilmu dan teknologi
4) Laporan menyangkut tingkat kepatuhan universal yang tumbuh dan berkembang
perusahaan pada peraturan pemerintah sesuai dengan perubahan yang terjadi di
dan standar akuntansi. dalam lingkungannya, baik sosial, ekonomi,
Dalam kerangka inilah, maka para akuntan politik, peraturan perundangan, kultur,
dihadapkan pada kemajuan masa depan, yang persepsi dan nilai (masyarakat) tempat
penuh dengan ketidakpastian, ketidak akuntansi syariah diterapkan.
beresan. Ketika kondisi ini terjadi, maka para Akuntansi syariah adalah akuntansi
akuntan harus menghormati nilai, norma dan yang dikembangkan bukan hanya dengan
etika teologis. Sehingga mereka mampu cara “tambal sulam” terhadap akuntansi
menampilkan dirinya sebagai akuntan yang konvensional, akan tetapi, merupakan
dapat dipercaya, jujur, bertanggungjawab, dan pengembangan filosofis terhadap nilai-nilai
sebagainya. Dengan demikian, akuntansi masa al-Qur’an yang diturunkan ke dalam pemikiran
depan mestinya bukan hanya berorientasi pada teoritis dan teknis akuntansi. Oleh karena itu,
pengambilan keputusan (decision making secara substantif akuntansi syariah bersifat
oriented) akan tetapi harus berorientasi pada humanis, emansipatoris, transendental dan
pertanggungjawaban (accountability oriented). teologikal.
Sesuai dengan kata kunci pembicaraan ini,
yaitu pertanggungjawaban, maka akuntansi Saran
pertanggungjawaban merupakan ciri khas Bahwa dalam pelaksanaan kegiatan
akuntansi syariah. Sebab akuntansi pertang- perusahaan, sebaikanya sedikit dari hasil
gungjawaban adalah akuntansi yang laba/profit perusahaan baiknya selalu
memberikan informasi yang adil dan bernar. digunakan untuk zakat. Pemerintah yang
Dengan demikian akuntansi syariah (Islam) dalam hal ini bertindak sebagai salah satu
yang memiliki unsur pengertian ekonomi, stakeholder harus benar – benar memberikan
politik, dan agama memiliki kemungkinan sangsi kepada perusahaan yang tidak
besar untuk menunjukkan kunci ke arah mengeluarkan atau tidak melakukannya.
akuntansi Pasca Newton. Karena zakat bisa termasuk dalam salah satu
kegiatan CSR perusahaan.

83
DAFTAR PUSTAKA Reflection, Paper to be Presented at
Adnan, M. Akhyar (1996). “(Teknologi) the Fourth CPA Conference. New
Akuntansi Syariah”, Kertas Kerja York City, 26-28 April
Seminar Nasional Hari Teknologi Neimark, M. and Tinker, (1996). The Social
Nasional, Yogyakarta. Construction of Management Control
Baswir, Revrisond. (1996). Akuntansi dan System. New York: Prentice-Hall.
Ideologi, Kertas Kerja pada Parker, Lee D. (1994). Here’s to An
SeminarNasional Harteknas, Accountable Future. Australia:
Yogyakarta 27 Desember. International Accounting Conference,
Cooper, D.J. dan T.M. Hopper, (1987). Critical November 14-16.
Studies in Accounting, Accounting Shahata, Shauqi Ismail. (1987). Financial
Organization and Society. New York: Accounting from the Islamic Point of
Prentice-Hall International, Inc. View, Cairo: Alzahra al-A'lam al-
Gaffikin, M.J.R. (1998). Accounting A'rabi, Hal. 9.
Methodology and The Work of R.J. Triyuwono, Iwan (1996). Organisasi, Akuntansi,
Chambers. New York: Garland dan Spiritualisme Islam, Makalah
Publishing, Inc. Stadium General Mahasiswa Syari'ah
Gambling, Trevor E. (1971). Toward a Banking Institute Yoyakarta, tanggal
General Theory of Accounting. 28 September, (19970 Akuntansi
International Journal of Accounting Syariah: Implementasi Nilai Keadilan
Education and Research, Vol. 7, No. 1 dalam Format Metafora Amanah,
Fall. Kertas Kerja, Disampaikan dalam
Kuliah Umum di Fakultas Syariah
Gilling, D.M. (1996). Accounting and Social
IAIN Walisongo Surakarta, 24 Februari.
Change, International Journal of
Accounting, Education and Research, M.J.R. Gaffikin, (1996), Shari'ate Accounting:
Vol. 1, No.2 Spring. An Ethical Construction of Accounting
Knowledge The Fourth Critical
Hadjisarosa, Poernomosidi, (1997), Makalah
Perspectives on Accounting
Kursus Singkat dan Lokakarya
Symposium, 26-28 April 1996, New
Ekonomi Islam II Sekolah Tinggi Ilmu
York City,
Syari'ah, Yogyakarta, tanggal 18 - 21
Agustus , Hal. 4.
Harahap, Sofyan Syafri, (1997). Akuntansi
Islam, Jakarta: Bumi Aksara, Hayashi,
Toshikabu. (1995). On Islamic
Accounting, Tokyo: Institute of Middle
Eastern Studies, International
University of Japan.
Kuntowidjojo, Paradigma Islam: Interpretasi
untuk Aksi, Bandung: Penerbit Mizan,
Laughlin, R.C., T. et. al. (1989).
Contextual Studies of Accounting and
Auditing: An Introduction, Accounting,
Auditing and Accountability. Journal.
Lodh, Sudhir C. (1996). Critical Studies in
Accounting Research, Rationality and
Habermas: A Methodological

84

Anda mungkin juga menyukai