BAB I, II, III, IV, V, Dan Daftar Pustaka
BAB I, II, III, IV, V, Dan Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak
– anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam,
bisa karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12. Anemia dapat
diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara
fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan penurunan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah dari kadar normal.
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. DEFINISI
Anemia (dalam bahasa Yunani: tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel
darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah
berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan
mereka mengangkut oksigen dari paru – paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen
dalam jumlah yang diperlukan tubuh (kamus bahasa Indonesia). Berikut pengertian
anemia menurut para ahli diantaranya :
A. Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada
banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta,
1999).
B. Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE
sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, kapita
selekta, jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999). Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel
darah merah atau hemoglobin dalam darah.
II. ETIOLOGI
Penyebab anemia yang sering diderita adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit yaitu besi, vitamin B12 dan asam folat. Anemia juga dapat
diakibatkan dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik,
keracunan obat, dan sebagainya.
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
2
6. Pecah pembuluh darah
7. Penyakit Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip disaluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
25. Sferositosis herediter dan elliptositosis herediter
26. Kekurangan G6PD
27. Penyakit sel sabit
28. Penyakit hemoglobin C dan penyakit hemoglobin E
IV. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum – sum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum – sum tulang dapat
3
terjadi akibat kekurangan nutrisi, tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan.
Masalah dapat diakibatkan oleh efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah merah.
Lisis sel darah merah terjadi dalam sistem fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial
terutama dalam hati dan limpa. Proses bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan
masuk dalam aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direpleksikan dengan
meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg / dl atau kurang,kadar 1,5
mg / dl mengakibatkan ikterik pada sklera. Anemia merupakan penyakit kurang darah
yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit).
Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh.
Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang, akibatnya dapat
menghambat kerja organ – organ penting, salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar
sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang
memorinya lemah, lambat menangkap, jika sudah rusaktidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah,
1998).
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
A. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )
B. Kadar Ht menurun ( normal 37% – 41%)
C. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
D. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
E. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik)
4
2. Pasien mengatakan nafsu makan menurun.
3. Pasien mengatakan mual.
4. Pasien mengatakan sering haus.
B. Data Objektif :
1. Pasien tampak lemah, letih, lesu
2. Berat badan menurun, pasien tidak mau makan
3. Pasien tampak mual dan muntah – muntah.
4. Bibir tampak pecah – pecah, kulit pasien tampak kering.
5
BAB III
PENGAMATAN KASUS
Seorang perempuan berusia 24 tahun G1P0A0, usia kehamilan 20 minggu. Datang ke Poli
kebidanan dengan keluhan sering merasa pusing, cepat letih dan pusing dirasakan terutama
setelah beraktivitas, mual, mata berkunang-kunang. Hal ini sudah dirasakan sejak dua hari.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, RR 23x/menit, konjungtiva
pucat. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 9 gr%.
6
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama pasien : Ny.” S “
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 24 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Suku bangsa : Jawa
Bangsa : Indonesia
Alamat : Babakan RT 01 RW 01, Padamara, Purbalingga, Jawa Tengah.
7
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah melakukan rawat inap karena penyakit demam berdarah selama 1
minggu di rumah sakit.
C. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-Tanda Vital
T : 90/60 mmHg
RR : 23x/menit
Suhu tubuh : 37,750C
Nadi : 60-100x/menit
c. Kesadaran : composmentris
8
D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 9 gr%.
III. INTERVENSI
Diagnosa
No Tujuan/KH Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Intoleransi Setelah diberikan Bantu klien untuk Aktivitas yang
aktivitas b.d asuhan keperawatan mengidentifikasi teralau berat dan
kelemahan selama 2x 24 jam aktivitas yang tidak sesuai
umum. diharapkan klien mampu dilakukan. dengan kondisi
meningkatkan Bantu klien untuk klien dapat
aktivitas dengan KH: membuat jadwal memperburuk
Berpartisipasi latihan di waktu toleransi terhadap
dalam aktivitas luang. latihan.
fisik tanpa Monitor respon Memfasilitasi
9
disertai fisik, emosi, sosial, waktu istirahat
peningkatan dan spiritual. klien untuk
tekanan darah, memperbaiki
nadi, dan RR. kondisi klien.
Mampu Mengetahui setiap
melakukan perkembangan
aktivitas sehari- yang muncul
hari secara segera setelah
mandiri. terapi aktivitas.
Tanda-tanda vital
normal.
10
IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Diagnosa
No. Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Intoleransi Membantu klien untuk S :Pasien mengatakan masih
aktivitas b.d mengidentifikasi aktivitas yang lemas ketika berdiri terlalu
kelemahan mampu dilakukan. lama.
umum. Membantu klien untuk
membuat jadwal latihan di O :Pasien tampak lemah dan
waktu luang. dapat melakukan gerakan
Memonitor respon fisik, emosi, namun terbatas.
sosial, dan spiritual.
A : Masalah tidak teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.
2. Keletihan b.d Memonitor pola dan S : Pasien mengatakan badanya
tidur
masih lemah, lemas.
kehamilan. lamanya tidur/istirahat pasien.
Mengkaji adanya faktor yang
O : Pasien masih tampak
menyebabkan kelelahan. lemah, lemas, dan pucat.
Memonitor nutrisi dan sumber
A : Masalah tidak teratasi.
energi yang adekuat.
Membantu aktivitas sehari-hari
P : Lanjutkan intervensi.
sesuai dengan kebutuhan.
11
BAB V
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Pada kasus ditemukan 2 masalah yaitu :
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
2. Keletihan berhubunngan dengan kehamilan.
Setelah dilakukan pelaksanaan selama 1hari, sebagian dapat dilaksanakan dengan baik,
tetapi evaluasi semua tidak dapat tercapai karena keterbatasan waktu pelaksanaan.
II. SARAN
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka dari
itu selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Cara mengatasi
penyakit yaitu dengan cara pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit tersebut, hidup
terasa lebih nyaman dan indah dengan melakukan pencegahan terhadap penyakit dari pada
kita sudah terkena dampaknya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E, dkk. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. (Edisi 3). Jakarta: EGC.
Tucker, Susan Martin, dkk. (1999). Standar Perawatan Pasien, Proses Keperawatan,
Diagnosis dan Evaluasi. (Edisi V, Vol IV). Jakarta: EGC.
Anthony, Catherine Parker. (1976). Structure of Function of the Body. (Fifth edition). USA:
CV. Mosby Company.
13