Anda di halaman 1dari 22

I.

ANATOMI FISIOLOGI SITEM INTEGUMEN

A. Defenisi

Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Integumen berasal dari bahasa yunani yaitu integumentum yang artinya
penutup yang terdiri sebagian besar adalah kulit, rambut, kuku dan kelenjar. Sistem integumen
adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya termasuk
kuku, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan
internal atau lingkungan eksternal).

Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat
tubuh sebanyak 7%. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya
kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada di lingkungan
seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan-
kekuatan mekanik seperti gesekan, getaran dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di
lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang
tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-organ internal dengan
lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.

B. Anatomi sistem integumen

Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat atau korium) dan
lapisan subkutan/hypodermis.

1. Epidermis

Epidermis sering disebut sebagai kulit luar. Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit
manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda : 400-600 untuk kulit tebal (kulit pada telapak
tangan dan kaki) dan 75-15- untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki
rambut). Selain sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan :

a. Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.


Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesis dan
mengeluarkan melanin sebagai respons sebagai rangsangan hormon hipofisis anterior, hormone
perangsang melanosit (melanocyte stimulating hormone, MSH)
Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat dalam produksi pigmen
melanin yang mewarnai kulit dan rambut. Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya.
Melanin diyakini dapat menyerap cahaya ultraviolet dengan demikian akan melindungi
seseorang terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.

b. Sel langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang, yang
merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah dan mempresentasikan antigen kepala sel
Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan penting dalam imunologi kulit. Sel-sel
imun yang disebut sel Langerhans terdapat diseluruh epidermis. Sel Langerhans menjadi partikel
asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan membangkitkan suatu serangan imun. Sel
langerhans mungkin bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displatik dan
neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-saraf simpatis, yang
menyiratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan kemampuan kulit melawan infeksi atau
mencegah kanker kulit. Stres dapat mempengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan
rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuanya
mencegah kanker.

c. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan berhubungan fungsi
dengan sistem neuroendokrin difus.

d. Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai berikut:

1. Stratum Korneum /Lapisan tanduk, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti
dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana eleidin
berubah menjadi keratin yang tersusun tidak teratur sedangkan serabut elastic dan retikulernya
lebih sedikit sel-sel saling melekat erat.

2. Stratum Lucidum tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang
homogeny, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdeiri dari protein
eleidin. Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah sel-sel sudah banyak yang
kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan ini hanya
terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.

3. Stratum Granulosum/ lapisan keratohialin, terdiri atas 2-4 lapis sel polygonal gepeng
yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula lamella
yang mengeluarkan materi pereka antar sel, yang bekerja sebagai penyaring selektif terhadap
masuknya materi asing, serta menyediakan efek pelindung pada kulit.
4. Stratum Spinosum/ stratum malphigi / pickle cell layer, tersusun dari beberapa lapis sel
di atas stratum basale. Sel pada lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/longjing. Pada
sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan sehingga dalamnya terdapat fibril sebagai
intercellular bridge. Sel-sel spinosum saling terikat dengan filament; filament ini memiliki fungsi
untuk mempertahnkan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan
demkian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan
seperti telapak kaki.

5. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada epidermis


(berbatasan dengan dermis), tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris dan
dalam sitoplasma terdapat melanin. Pada lapisan basal ini terdapat sel-sel mitosis.

2. Dermis

Lapisan yang mempunyai ketebalan 4 kali dari lapisan epidermis (kira-kira 0.25-2.55mm
ketebalanya) tersusun dari jaringan penghubung dan penyokong lapisan epidermis dan
mengikatnya pada lapisan dalam hypodermis. Lapisan in terbagi atas :

a. Lapisan papilari,

Merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung yang longgar menghubungkan
lapisan epidermis kelapisan subcutis, banyak terdapat sel mast dan sel makrofag yang diperlukan
untuk menghancurkan mikroorganisme yang menembus lapisan dermis. Di lapisan ini juga
terdapat sejumlah kecil elastin dankolagen. Lapisan nutrisi kelapisan epidermis yang tidak
mempunyai pembuluh darah.

b. Lapisan Retikular

Merupakan lapisan tebal yang terdiri dari jaringan penghubung padat dengan sususan yang tidak
merata, disebut lapisan reticular karena banyak terdapat serat elastin dan kolagen yang sangat
tebal dan saling berangkai satu sama lain menyerupai jarring-jaring. Dengan adanya serat elastin
dan kolagen akan membuat kulit menjadi kuat, utuh kenyal dan meregang dengan baik.
Komponen dari lapisan ini berisi banyak struktur khusus yang melaksankan fungsi kulit. Terdiri
dari :

1. Kelenjar sebaceous/sebasea (kelenjar lemak)

Menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak atau trigliserida bertujuan untuk melumasi
permukaan kulit dkeluarkan melalui folikel rambut yang mengandung banyak lipid. Pada orang
yang jenid kulit berminyak maka sel kelenjar sebaseanya lebih aktif memproduksi minyak, dan
bila lapisan kulitnya tertutup oleh kotoran, debu atau kosmetik menyebabkan sumbatan kelenjar
sehingga terjadi pembengkakan.
Pada gambar dibawah terlihat kelenjar sebasea yang berwarna kuning dan disebelah kananya
terdapat kelenjar keringat.

2. Eccrine sweat glands atau kelenjar keringat

Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 ml air dapat keluar degan cara
menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalan ruangan
mengeksresikan 200 ml keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak
lagi. Selain mengeluarkan panas dan air, keringat juga merupakan sarana untuk mengeksresikan
garam, karbondioksida, dan dua molekul organic hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan
urea. Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin.

a. Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif
pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas. Kelenjar apokrin
bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf dan hormon sehingga sel-sel miopitel yang ada di
sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar
keringat apokrin melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar.

b. Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan kaki.

Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrient organik, dan sampah metabolisme. Kadar pH-nya
berkisar 4.0-6.8. Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan,
mengeeksresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit
perlekatan agen asing dan menhasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil, dengan sifat antibiotik.

3. Pembuluh darah

Dilapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh darah yang member nutrisi penting untuk kulit,
baik vitamin, oksigen, maupun zat-zat penting lainya untuk metabolism sel kulit, selain itu
pembulih darah juga bertugas mengatur suhu tubuh melalui mekanisme proses pelebaran atau
dilatasi pembuluh darah.

Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat dibawah dermis. Arteri membentuk anyaman
yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di jaringan subkutan, tepat di bawah
dermis. Cabang-cabang berjalan ke superficial dan ke dalam. Fungsi vaskularisasi yang ke dalam
ini adalah untuk memelihara jaringan lemak dan folikel rambut. Cabang yang menembus stratum
reticular, memberi cabang ke folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasae.

Pada perbatasan Str Reticullare Str Papilare membentuk anyaman ke 2 yang disebut Rete Sub
Papilare berupa pembuluh darah yang lebih kecil. Arteriole-arteriole dari Rete Sub papillare
berjalan kea rah epidermis dan berubah menjadi anyaman kapiler (capillary beds). Pembuluh
kapiler ini terdapat tepat di bawah epidermis, sekitar atrik folikel rambut, papilla folikel rambut,
sekitar kelenjar keringat dan sebasea. Selain itu di bagian superficial di stratum retikulare
terdapat anyaman pembuluh darah yang disebut pleksus papilaris. Pada keadaan temperatur
udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler vanulae di stratum sub papillare menyempit sehingga
temperature tubuh tidak banyak yang hilang. Bila udara panas kelenjar keringat aktif
memproduksi keringat kapiler dan vanuale dilatasi penguapan keringat.

4. Serat elastin dan kolagen

Semua bagian pada kulit harus diikat menjadi satu, dan pekerjaan ini dilakukan oleh sejenis
protein yang ulet yang dinamakan kolagen. Kolagen merupakan komponen jaringan ikat yang
utama dan dapat ditemukan pada berbagai jenis jaringan serta bagian tubuh yang harus diikat
menajdi satu. Protein in idihasilkan oleh sel-sel dalam jarigan ikat yang dinamakan fibroblast.
Kolagen diproduksi dlam bentuk serabut yang menyusun dirinya dengan berbagai cara untuk
memenuhi berbagai fungsi yang spesifik. Pada kulit serabut kolagen tersusun dengan pola rata
yang saling menyilang.

Kolagen bekerja bersama serabut protein lainya yang dinamakan elastin yang memberikan
elastisitas pada kulit. Kedua tipe serabut ini secara bersama-sama menentukan derajat kelenturan
dan tonus pada kulit. Perbedaan serat Elastin dan kolagen, adalah serat elastin yang membuat
kulit menjadi elastic dan lentur sementara kolagen yang memperkuat jarring-jaring serat tersebut.
Serat elastin dan kolagen itu sendiri akan berkurang produksinya karena penuaan sehingga
kehilangan kekencangan dan elastisitas kulit.

5. Saraf nyeri dan reseptor sentuh

Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan permukaan yang terdiri dari
saraf-saraf motorik dan saraf sensorik. Ujung saraf motorik berguna untuk menggerakan sel-sel
otot yang terdapat pada kulit, sedangkansaraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang
terdapat dari luar atau kulit. Pada kulit ujung-ujung, saraf sensorik ini membentuk bermacam-
macam kegiata untuk menerima rangsangan.

3. Subkutan
Jaringan subkutan atau hypodermis merupakan lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan ini
terutama berupa jaringan adipose yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur
internal seperti otot dan tulan. Banyak mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe dan syaraf
juga terdapat gulungan kelenjar keringat dan dasar dari folikel rambut. Jaringan ini
memungkinkan mobilitasi kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas tubuh. Lemak
atau gajih akan bertumpuk dan tersebar menurut jenis kelamin seseorang, dan secara parsial
menyebabkan perbedaan tubuh laki-laki dengan perempuan. Makan yang berlebihan akan
meningkatkan penimbunan lemak di bawah kulit. Jaringan subkutan dan jumlah lemak yang
tertimbun merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh. Tidak seperti epidermis dan
dermis, batas dermis dengan lapisan ini tidak jelas.

Pada bagian yang banyak bergerak jaringan hypodermis kurang, pada bagian yang melapisi otot
atau tulang mengandung anyaman serabut yang kuat. Pada aera tertentu yang berfungsi sebagai
bantalan (payudara dan tumit) terapat lapisan sel-sel lemak yang tipis. Distribusi lemak pada
lapisan ini banyak berperan dalam pembentukan tubuh terutama pada wanita.

C. Skin Appendages/adnexa/Struktur asesoris kulit

Skin Appendages/adnegxa kulit merupakan struktur tambahan kulit. Derivat kulit berasal dari
epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera, kelompok sebasea, rambut dan folikel rambut serta
kuku. Nama lainnya appendages kulit/adneksa kulit/struktur tambahan kulit.

1. Rambut dan folikel rambut

Rambut terdiri dari batang yang terletak diatas permukaan kulit dan akar rambut yang terletak di
dalam kulit. Folikel rambut merupakan jaringan yang meliputi akar rambut. Rambut terdiri dari
medulla yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang terdiri dari keratin keras.

a. Medula merupakan bagian tengah rambut, terdiri sari sel-sel yang mengalami keratinisasi. Sel-
selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-kadang terdapat udara/cairan. Bagian ini
tak terdapat pada rambut tipis/halus.

b. Kortex merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk runcing, yang
mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.

c. Kutikula merupakan membrane tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng yang mengalami
keratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti genting, terdiri dari 1-3 lapis sel-sel
ang sebagian mengalami keratinisasi.

Folikel rambut terdiri dari komponen demis dan epidermis. Pada dasarnya folikel rambut bagian
dermis terlihat menonjol, disebut papilla yang terdiri dari: jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-
sel saraf. Bagian luar papilla diliputi sel-sel epitel yang disebut germinal matri, dan ujung folikel
rambut tampak membesar. Sel-sel germinal matrik (puncak papilla) berproliferasi membentuk
rambut yang dapat tumbuh terus. Bagian sentral Germinal Matrik (puncak papilla) membentuk
bagian medula rambut dan kortex. Bagia perifer membentuk selubung akar rambut yaitu
selubung akar dalam dan selubung akar luar.

Selubung akar dalam hanya pada bagian bawah folikel, terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan
kutikula, merupakan lapisan dalam, dekat kutikula dari korteks rambut terdiri dari sel-sel pipih.
Lapisan husley, merupakan lapisan tengan dan Lapisan henle, yaitu lapisan luar, terdiri dari 1
lapis sel yang seluruhnya mengalami keratinisasi. Sel-sel selubung akar dalam mempunyai
keratohialin yang bersifat asidofil yang disebut granula trichohyalin, yang dengan H.E. tampak
kemerahan.

Selubung akar luar terletak pada dasar folikel, lanjutan dari Germinal Matrix, hanya terdiri dari 1
lapis sel-sel sesuai stratum basale epidermis. Lebih ke atas, sel-sel terdiri dari beberapa lapis,
sesuai lapisan epidermis. Selubung Karingan Ikat merupakan dermis yang langsung
berhubungan / menyelubungi folikel rambut. Dipisahkan dari selubung akar luar oleh membran
basale. Musculus Erector Pili merupakan otot polos yang melekat pada pertengahan selubung
jaringan ikat, ujung lainya berakhir pada stratum papilare dermis, dengan arah miring ke atas.
Kontraksi otot ini menyebabkan: rambut berdiri tegak, kulit melekuk, dan sekret kelenjar sebasea
keluar. Intervasinya berasal dari serabut saraf simpatis.

Warna rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks. Bila sedikit / kurang tampak
putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-abu (uban). Rambut coklat atau hitam
disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada matrix folikel rambut, yang dapat
mengalami mitosis. Melanosit kemudian akan terdorong ke atas.

2. Kuku

Kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat di bawahnya menjadi dasar
kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas dan diapiy oleh lipatan kulit yang merupakan
dinding kuku. Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak
mengelupas. Badan kuku berwarna bening sehingga kelihatan kemerahan karena ada pembuluh
kapiler darah di dalam dasar kuku.

Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng kuku sebagai
epikondrium atau kutikula. Kuku tumbuh dari akarnya yang terletak di bawah lapisan tipis kulit
yang dinamakan kutikula. Pertumbuhan kuku berlangsung sepanjang hidup dengan pertumbuhan
rata-rata 0,1 mm/hari. Pembaruan total kuku jaringan tangan memerlukan waktu sekitar 170 hari,
sedangkan kaki sekitar 12-18 bulan. Bagian dari kuku, terdiri dari, ujung kuku atas ujung batas,
badan kuku yang merupakan bagian yang besar, dan akar kuku (radik).

D. Warna kulit
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat, kemerahan atau
hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat
menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :

1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah


2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3. Melanin yang berwarna coklat
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5. lapisan stratum corneum yang memiliki warna kekuningan atau keabu-abuan.

Dari semua bahan-bahan pembangunan warna kulit, yang paling menentukan warna
kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan
oleh faktor-faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis
asam amino dan dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang
berwarna coklat, serta untuk proses ini perlu adanya enzim tirosinase dan oksigen.
Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancer pada suhu yang lebih tinggi
atau di bawah sinar ultraviolet. Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen melanin ini
akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan rasa tau bangsa di dunia.
Proses pembentukan pigmen melanin kulit terjadi pada butir-butir melanosom yang
dihaisilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat diantara sel-sel basal keratinosit di
dalam lapisan benih.

E. Fisiologi Sistem integumen


Kulit memliki banyak fungsi, yng berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-
fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi,
pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.

1. Fungsi proteksi

Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai


berikut:
a) Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan
zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan
tersusun rapid an erat seperti batu bata di permukaan kulit.
b) Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit
dan dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari
lingkungan luar tubuh malalui kulit.
c) Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan
rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid`yang
berfungsi membunuh bakteri
1. 2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti
vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida. Permeabilitas
kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat diserap seperti
aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti
kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat
peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,
kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui
celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-
sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.
2. 3. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya, yaitu
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
3. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.
Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan
taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan
Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan
oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya
di daerah yang erotik.
4. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua cara:
pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada saat
suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta memperlebar
pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh.
Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan
mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran
panas oleh tubuh.
5. Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol
dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi prekursor
dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon
yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal ke
dalam pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri,
namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga pemberian
vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula
mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot
di bawah kulit.
II. LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP DERMATITIS KONTAK

1. Defenisi

Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berubah eflo-resensi
polimorfik. (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal) (Adhi Juanda,2005)
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit yang mengalami
peradangan kerena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering,
umumnya berupa pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. (Widhya, 2011)

2. Etiologi
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen), misalnya bahan kimia (contoh:
detergen, asam, basa, oli, semen), fisik (contoh: sinar, suhu), mikroorganisme (bakteri,jamur);
dapat pula dari dalam (endogen), misalnya dermatitis atopik. Sejumlah kondisi kesehatan, alergi,
faktor genetik, fisik, stres, dan iritasi dapat menjadi penyebab eksim. Masing-masing jenis
eksim, biasanya memiliki penyebab berbeda pula. Seringkali, kulit yang pecah-pecah dan
meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi. Jika kulit tangan ada strip merah seperti
goresan, kita mungkin mengalami selulit infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit.
Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang terlihat bentol-bentol, memerah, berisi cairan
dan terasa panas saat disentuh dan. Selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan
tubuhnya tidak bagus. Segera periksa ke dokter jika kita mengalami selulit dan eksim.

A. MANIFESTASI KLINIK
Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama priritus ( sebagai pengganti dolor).
Selain itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan
dan gangguan fungsi kulit (function laisa). Obyektif, biasanya batas kelainan tidak tegas dan
terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul scara serentak atau beturut-turut. Pada permulaan
eritema dan edema. Edema sangat jelas pada klit yang longgar misalya muka (terutama palpebra
dan bibir) dan genetelia eksterna. Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.
Dermatitis madidans (basah) bearti terdapat eksudasi. Disana-sini terdapat sumber
dermatitis, artinya terdapat Vesikel-veikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian
membesar. Kelainan tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika disertai infeksi.Dermatitis sika
(kering) berarti tidak madidans bila gelembung-gelembung mengering maka akan terlihat erosi
atau ekskoriasi dengan krusta. Hal ini berarti dermatitis menjadi kering disebut ematiti sika. Pada
stadium tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila proses menjadi kronis tapak
likenifikasi dan sebagai sekuele telihat hiperpigmentai atau hipopigmentasi.

PATOFISIOLOGI

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dengan dilakukan patch test atau uji tempel dilakukan dengan cara ditempel dengan bahan yang
dicurigai pada bagian intrascapular,kemudian ditutupi dengan bahan impermiabel

PENATALAKSANAAN

a. Sistemik
Pada kasus dermatits ringan diberi antihistamin,atau kombinasi
antihistaminantisrotonin,antibradikinin,anti SRA.pada kasus akut atau berat dapat diberi
kortikosteriod.
b.Topikal
1. Dermatitis akut atau basah harus diobati secara basah (kompres terbuka).dermatitis
kering diobati dengan krim atau salep.
2. Makin berat atau akut penyakitnya,makin rendah presentase obat spesifik
3. Bila dermatitis akut diberi kompres.bila subakut,diberi lasio,pasta:bila kronik diberi
salep.krim diberikan pada daerah berambut ,sedangkan pasta pada daerah yang tidak
berambut.
III. KONSEP DASAR ASKEP

1. Pengkajian

1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama.
Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok.
3. Riwayat Kesehatan.
a) Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan
tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
b) Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
c) Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
d) Riwayat pemakaian obat
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien
tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat

4. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Ringan, sedang, berat.
2) Tanda-tanda vital
 Tekanan darah
 Denyut nadi
 Suhu tubuh
 Pernafasan
3) Berat badan
4) Tinggi badan
5) Kulit
6) Inspeksi
 Radang akut terutama priritus (sebagai pengganti dolor).
 Kemerahan (rubor)
 Gangguan fungsi kulit
 Biasanya batas kelainan tiak tegas da terdapat lesi polimorfi yang dapat
timbul secara serentak atau berturut-turut.
 Terdapat vesikel fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar.
 Terdapat bula atau pustule,

7) Palpasi

 Nyeri tekan
 Edema atau pembengkakan
 Kulit bersisik

8) Keadaan mata

Keadaan Kepala

· Inspeksi

tekstur rambut klien halus dan jarang, kulit kepala nampak kotor.

· Palpasi

Periksa apakah ada pembengkakan/ benjolan nyeri tekan atau adanya massa. Bi

8. Keadaan mata

· Inspeksi

a. Palpebrae : tidak edema, tidak radang

b. Sclera : Tidak ictertus

c. Conjuctiva : Tidak terjadi peradangan

d. Pupil : Isokor

e. Posisi mata

Simetris/tidak : simertis

Gerakan bola mata : Normal

Penutupan kelopak mata Keadaan visus : Normal

Penglihatan : Normal (tidak kabur )

· Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

Tekanan Intra Okuler ( TIO ) tidak ada

A. Keadaan hidung
· inspeksi

- simetris kiri dan kanan

- Tidak ada pembengkakan dan sekresi

- Tidak ada kemerahan pada selaput lendir

· Palpasi

- Tidak ada nyeri tekan

- Tidak ada benjolan/tumor

10. Keadaan telinga

· inspeksi

- telinga bagian luar simetris

- tidak ada serumen/cairan, nanah

11. Mulut

Inspeksi

a. Gigi

- Keadaan gigi : bersih

- Ada karang gigi/karies

- Tidak ada pemakaian gigi palsu

b. Gusi

Tidak ada merah radang pada gusi

c. Lidah

Lidah bersih

d. Bibir

- Tampak pucat

- Kering pecah

- Mulut tidak berbau

- Kemampuan bicara normal


12. Tenggorokan

a. Warna mukosa : Kemerahan

b. Nyeri tekan tidak ada

c. Nyeri menelan tidak ada

13. Leher

· mInspeksi

a. Kelenjar Thyroid : Tidak membesar

b. Tidak ada pembengkakan atau benjolan

c. Tidak ada distensi vena jugularis

· Palpasi

a. Kelenjar Thyroid : Tidak terabah

b. Kaku kuduk/tidak :-

c. Kelenjar limfe : tidak membesar

d. Tidak ada benjolan atau massa

e. Mobilisasi leher normal

14. Thorax dan pernafasan

@ Inspeksi

a. Bentuk dada : Pigion chest

b. Pernafasan : Inspirasi/ekspirasi, Frekuensi pernafasan, irama pernafasan

c. Pengembangan diwaktu bernafas normal

d. Dada simetris

e. Tidak ada retraksi

f. Tidak ada batuk

@ Palpasi

a. Tidak ada nyeri tekan, massa, adanya vocal premitus

b. Untuk mengetahui adanya massa


c. Inadekuat ekspansi dada

@ Perkusi

sonor : Suara perkusi jaringan paru yang normal

@ Askultasi

a. Mendengarkan suara pada dinding thoraks

b. Suara nafas :

* Vesikuler

c. Suara tambahan : -

d. Suara Ucapan

Ø Suara normal

15. Jantung

@ Inspeksi : Ictus Cordis : Denyutan dinding toraks oleh karena kontraksi ventrikel kiri à ditemukan pada
ICS 5 linea medio clavicularis kiri.

@ Palpasi :

Normal

@ Perkusi

Jantung dalam keadaan normal

@ Auskultasi

Tidak ada murmur

16. Pengkajian payudara dan ketiak

· Inspeksi :

Ø Payudara melingkar dan agak simetris dan ukuran sedang

Ø Tidak terdapat udema, tidak terdapat kemerahan atau lesi serta vaskularisasi normal

Ø Areola mamma agak kecoklatan

Ø Tidak adanya penonjolan atau retraksi akibat adanya skar atau lesi.

Ø Tidak ada keluaran, ulkus , pergerakan atau pembengkakan. Posisi kedua puting susu mempunyai arah
yang sama.
Ø ketiak dan klavikula tidak ada pembengkakan atau tanda kemerah-merahan.

· Palpasi

Ø Tidak adanya keluaran serta nyeri tekan.

17. Abdomen

· Inspeksi :

Ø umbilikus tidak menonjol

Ø Tidak ada pembendungan pembuluh darah vena

Ø Tidak ada benjolan

Ø warna kemerahan

· Palpasi :

Ø Tidak ada rasa nyeri

Ø Tidak ada benjolan/ massa

Ø Tidak ada pembesaran pada organ hepar

· Perkusi : Tympani

· Auskultasi : Peristaltik normal

18. Genetalia dan Anus

Ø Genetalia :

· Inspeksi :

Ø Tidak ada prolapsus uteri, benjolan kelenjar bartolini,

Ø sekret vagina jernih

· Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Ø Anus : Keadaan anus normal, tidak ada haemoroid, fissura, fistula.

19. Ekstremitas

Ekstremitas atas

a. Motorik

- Pergerakan kanan/kiri : lemah


- Pergerakan abnormal : seimbang antara kanan dan

kiri.

- Kekuatan otot kiri/kanan : kekuatan otot kanan dan kiri

lemah

- Koordinasi gerak : ada gangguan

b. Refleks

- Biceps kanan/kiri : Normal

- Triceps kana/kiri : Normal

c. Sensori

- Nyeri :+

- Rangsang suhu :+

- Rasa raba :+

Ekstremitas bawah

a. Motorik

- Gaya berjalan : Normal

- Kekuatan kanan/kiri : kekuatan kanan 5/kiri 5

- Tonus otot kanan/kiri : menurun

b. Refleks

- KPR kanan/kiri : -/-

- APR kanan/kiri : -/-

- Bebinski kanan/kiri : +/+

c. Sensori

- Nyeri : +

- Rangsang suhu : +

- Rasa raba : +

20 Status Neurologi
Saraf-saraf cranial

N I (Olfaktorius)

Klien mampu membedakan bau minyak kayu putih dan alcohol.

N II (Optikus)

Klien tidak dapat melihat tulisan atau objek dari jarak yang jauh.

N III,IV,VI (Okulomotorius, Cochlearis, Abdusen)

Mata dapat berkontraksi, pupil isokor, klien mampu menggerakkan bola mata kesegala arah.

N V (Trigeminus)

Fungsi sensorik : Klien mengedipkan matanya bila ada rangsangan.

Fungsi motorik : Klien dapat menahan tarikan pulpen dengan gigitannya.

N VII (Fasialis)

Klien dapat mengerutkan dahinya, tersenyum dan dapat mengangkat alis.

N VIII (Akustikus)

Klien dapat mendengar dan berkomunikasi dengan baik, tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan
tuli persepsi.

N IX (Glosofaringeus)

Klien dapat merasakan rasa manis, pahit, pedas.

N X (Fagus)

Klien tidak ada kesulitan mengunyah, klien tidak ada kesulitan menelan.

N XI (Assessoris)

Klien dapat mengangkat kedua bahu, tidak ada atropi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.

N XII (Hipoglosus)

Gerakan lidah simetris, dapat bergerak kesegala arah, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada
fasikulasi, indra pengecapan normal.

Tanda-tanda perangsangan selaput otak

I. Kaku kuduk : -

II. Kerning sign : -


III. Refleks Brudzinski : -

IV. Refleks Lasegu : -

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Biopsi kulit

b. Uji temple

c. Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus

d. Uji kultur dan sensitivitas

E. Pola Kegiatan Sehari-hari

1. Nutrisi

Yang perlu dikaji adalah bagaimana kebiasaan klien dalam hal pola makan, frekwensi maka/hari,
nafsu makan, makanan pantang, makanan yang disukai banyak minuman dlm sehari serta apakah ada
perubahan Perubahan selama sakit

2. Eliminasi

Pada eliminasi yang perlu dikaji adalah Kebiasaan BAK dan BAB seperti frekuensi,warna dan
konsistensi baik sebelum dan sesudah sakit

3. Aktivitas

Pada penderita penyakit dermatitis kontak biasanya akan mengalami gangguan dalam aktifitas karena
adanya rasa gatal dan apabila mengalami infeksi maka akan mengalami gangguan dalam pemenuhan
aktifitas sehari-hari.

4. Istirahat

klien biasanya mengeluh susah tidur dimalam hari karena gatal serta adanya nyeri. Adanya gangguan pola
tidur akibat gelisah, cemas.

F. Pola Interaksi social

Secara umum klien yang mengalami dermatitis kontak biasanya pola interaksi sosialnya terganggu
biasanya akan merasa malu dengan penyakitnya.

G. Keadaan Psikologis

Biasanya klien mengalami perubahan dalam berinteraksi dengan orang lain dan biasanya klien lebih suka
menyendiri dan sering cemas dengan penyakit yang diderita. Pada keadaaan psikologis ada beberapa hal
yang perlu dikaji seperti bagaimana persepsi klien terhadap penyakit yang diderita sekarang, bagaimana
harapan klien terhadap keadaan kesehatannyaserta bagaimana pola interaksi dengan tenaga kesehatan &
lingkungan.
H. Kegiatan Keagamaan

Biasanya klien beranggapan bahwa penyakit yang dideritanya merupakan cobaan untuknya dan pasti
terdapat hikmah untuknya.yang perlu dikaji pada kegiatan keagamaan seperti klien menganut agama apa
selama sakit klien sering berdoa.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan integritas kulit b/d kekeringan pada kulit
2. Resiko infeksi b/d penurunan imunitas
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus
4. Kurang pengetahuan tentang perawatn kulit dan cara menangani kelainan kulit.

Anda mungkin juga menyukai