“INTEGRAL TENTU”
DOSEN PENGAMPU :
Budi Halomoan Siregar.S.Pd,M.Sc.
DISUSUN OLEH :
NIM : 4182250009
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I LATAR BELAKANG MASALAH …………………………………………………………………………………………………….1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH…………………………………………………………………………………………..1
1.3 TUJUAN………………………………………………………………………………………………………………………..…1
ii
BAB I
LATAR BELAKANG MASALAH
1.1 Latar Belakang Masalah
Kalkulus (Bahasa Latin: calculus, artinya "batu kecil", untuk menghitung)
adalah cabang ilmu matematika yang mencakup limit, turunan, integral, dan deret
takterhingga. Kalkulus adalah ilmu mengenai perubahan, sebagaimana geometri
adalah ilmu mengenai bentuk dan aljabar adalah ilmu mengenai pengerjaan untuk
memecahkan persamaan serta aplikasinya.Kalkulus memiliki aplikasi yang luas dalam
bidang-bidang sains, ekonomi, dan teknik; serta dapat memecahkan berbagai masalah
yang tidak dapat dipecahkan dengan aljabar elementer.
Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus
integral yang saling berhubungan melalui teorema dasar kalkulus.Pelajaran kalkulus
adalah pintu gerbang menuju pelajaran matematika lainnya yang lebih tinggi, yang
khusus mempelajari fungsi dan limit, yang secara umum dinamakan analisis
matematika.Integral adalah kebalikan dari proses diferensiasi. Integral ditemukan
menyusul ditemukannya masalah dalam diferensiasi di mana matematikawan harus
berpikir bagaimana menyelesaikan masalah yang berkebalikan dengan solusi
diferensiasi. Lambang integral adalah . Integral terbagi dua yaitu integral tak tentu dan
integral tertentu.Bedanya adalah integral tertentu memiliki batas atas dan batas
bawah.Integral tertentu biasanya dipakai untuk mencari volume benda putar dan luas.
Menyelesaikan soal integral tentu dengan alternative yang mudah dan cepat
serta dapat mengenali sifat-sifat integral tentu.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui cara mudah dalam penghitungan integral tertentu dan menggenali
sifat-sifat integral tentu.
1
BAB II
ALTERNATIF METODE YANG SUDAH ADA
“Integral adalah bentuk operasi matematika yang menjadi invers (kebalikan) dari
sebuah operasi turunan dan limit dari jumlah atau suatu luas daerah tertentu”.
Berdasarkan pengertian diatas, ada dua hal yang dilakukan dalam integral sehingga
dikategorikan menjadi 2 jenis integral. Yakni: Yang Pertama yaitu: Integral sebagai invers
atau kebalikan dari turunan yang disebut sebagai Integral Tak Tentu. Yang Kedua yaitu:
Integral sebagai limit dari jumlah atau suatu luas daerah tertentu yang disebut Integral Tentu.
Yang akan dibahas lebih mendalam dari makalah ini adalah pada bagian integral tentunya
dimana yang akan dijelaskan dibawah ini.
Luas Daerah
Pada gambar 1, mempunyai daerah D di bidang yang dibatasi grafik fungsi kontinu f,
garis x = a, garis x = b, dan sumbu x, dengan f (x) ≥ 0 pada [a,b], dan a ≤ b secara singkat
ditulis : D = {(x,y) : a ≤ x ≤ b, 0 ≤ y ≤ f (x)}
Luas daerah D dihitung dengan proses limit dengan langkah konstruksi sebagai berikut :
1. Selang tertutup [a,b] dibagi n bagian yang sama panjang, sehingga diperoleh titik
pembagian a = 𝑥0 < 𝑥1 < 𝑥2 < ... < 𝑥𝑖−1< 𝑥𝑖 < ... < 𝑥𝑛 = b
2. Pilihlah 𝑐𝑖 ∈ [𝑥𝑖−1 , 𝑥𝑖 ], i = 1, 2, ... n kemudian buatlah persegi panjang dengan ukuran
alas = ∆𝑥𝑖 = 𝑥𝑖 - 𝑥𝑖−1 , i = 1, 2, ...n dan tinggi = f(𝑐𝑖 ), 𝑐𝑖 ∈ [𝑥𝑖−1 , 𝑥𝑖 ], i = 1, 2, ...n
3. Nilai eksak luas daerah D dicapai bilai n → ∞. Untuk partisi yang setiap selang bagiannya
sama panjang, n → ∞ sama artinya dengan ‖𝑃‖ → 0, sehingga
2
Rumus Penjumlahan Hingga
𝑏−𝑎
Perhatikan bentuk perjumlahan berhingga ∑𝑛𝑖=1 𝑓 (𝑥1 ), 𝑥1 = 𝑎 + 𝑖∆𝑥 = 𝑎 + 𝑖 𝑛
Dalam kasus fungsi f berbentuk suku banyak, jumlah tersebut dapat dinhyatakan
sebagai fungsi dari n. Dasarnya adalah kita dapat menyatakan ∑𝑛𝑖=1 𝑖 𝑘 , k = 0,1,2,...
sebagai fungsi dari n. Untuk k = 0, 1 dan 2.
Integral Tentu
Integral tentu sebagai limit jumlah Riemann dikonstruksi sebagai perumuman dari
konsep luas daerah. Kondisinya tidak perlu fungsi f kontinu dan bernilai tak negatif pada
selang tertutup [a,b].
Jika limit ini tidak ada, fungsi f tidak terintegralkan Reimann pada [a,b].
Integral tentu dari fungsi f pada selang tertp [a,b] , ditulis dengan lambang
𝑏 𝑏
∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 , didefinisikan sebagai ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = lim ∑𝑛𝑖=1 𝑓 ( 𝑐𝑖 ) ∆𝑥𝑖 bila limit ini
‖𝑃‖→0
ada. Dalam bentuk penulisan 𝜀 − 𝛿, limit jumlah Reimann dari fungsi f pada selang
[a,b] untuk ‖𝑃‖ → 0 adalah L, ditulis lim ∑𝑛𝑖=1 𝑓 ( 𝑐𝑖 ) ∆𝑥𝑖 .
‖𝑃‖→0
Jika, ∀ 𝜀 > 0 ∃ 𝛿 > ‖𝑃‖ < 𝛿 → |∑𝑛𝑖=1 𝑓 (𝑐𝑖 )∆𝑥𝑖 − 𝐿| < 𝜀 ∀ 𝑐𝑖 ∈ [𝑥𝑖−1 , 𝑥𝑖 ].
Catatan
3
𝑏
Pada penulisan ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ; 𝑓(𝑥), 𝑎, dan b berturut-turut dinamakan integran ,
limit bawah, dan limit atas dari integran tentunya.
Pada konsep integran tentu, secara implisit diandaikan bahwa a ≤ b. Pembatasan
ini selanjutnya kita hilangkan dengan mendefenisikan
𝑏 𝑏 𝑏
∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 0 dan ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = − ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎 𝑎 > 𝑏
Perubahan x dapat diganti oleh perubahan lain tanpa berpengaruh pada limit
𝑏 𝑏 𝑏
jumlahnya, yaitu ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ∫𝑎 (𝑢)𝑑𝑢 = ∫𝑎 𝑓(𝑡)𝑑𝑡
Integral tentu dapat dihitung dengan limit jumlah Reimann seperti proses
menghitung luas daerah. Bila selang tertutup [a,b] kecuali disejumlah berhingga
titik dan gungsi f terbatas pada [a,b] , maka fungsi f terintegralkan pada [a,b].
1. Jika fungsi f terintegralkan pada [a,b], maka nilai integral tentunya sebagai limit
jumlah Riemann adalah tunggal.
𝑏
2. Integral tentu fungsi konstan f(x) = k : ∫𝑎 𝑘 dx = lim ∑𝑛𝑖=1 𝑘 ∆𝑥𝑖 = 𝑘 (𝑏 − 𝑎).
‖𝑃‖→0
𝑏 𝑐 𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 + ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑎 𝑎 𝑐
𝑏
6. Jika fungsi f terintegralkan pada [a,b] dan f(x) ≥ 0 pada [a,b], maka ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≥
0
7. Jika fungsi f dan g terintegralkan pada [a,b] dan f(x) ≤ g(x) pada [a,b]. Maka
4
𝑏 𝑏
∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ≤ ∫ 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥
𝑎 𝑎
8. Jika fungsi f terintegralkan pada [a,b], maka fungsi ⃒f⃒ juga terintegralkan pada
𝑏 𝑏
[a,b] dan memenuhi ⃒⃒ ∫𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 ⃒ ≤ ∫𝑎 ⃒ 𝑓(𝑥) ⃒ 𝑑𝑥 .
9. Luas daerah D yang dibatasi oleh grafik fungsi kontinu f pada [a,b], garis x = a,
𝑏
garis x = b dan sumbu x adalah L = ∫𝑎 ⃒ 𝑓(𝑥) ⃒ 𝑑𝑥 .
10. Misalkan fungsi f terintegralkan pada selang tertutup [-a, a].
𝑎 𝑎
a. Jika f adalah fungsi genap pada [-a, a], maka ∫−𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 2 ∫0 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
𝑎
b. Jika f adalah fungsi ganjil pada [-a, a], maka ∫−𝑎 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = 0
11. Jika fungsi f kontinu pada [a,b], m = min 𝑓(𝑥) , dan M = max 𝑓(𝑥) ,
𝑎≤𝑥≤𝑏 𝑎≤𝑥≤𝑏
𝑏
maka 𝑚(𝑏 − 𝑎) ≤ ∫𝑎 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 ≤ 𝑀 (𝑏 − 𝑎).
Dari paparan diatas mengenai integral tentu sangat sulit dipahami maka dari itu
agar lebih mudah untuk memahaminya kami memberikan alternative mudah yang
mungkin juga tidak jauh berbeda dari paparan sebelumnya.
5
BAB III
IDE BARU/ IDE KREATIF
Integral Tentu. Integral atau anti diferensial merupakan bentuk operasi balikan dari
diferensial atau turunan. Jika f(x) yaitu turunan dari fungsi F(x), maka integral dari f(x) yaitu
F(x). Pada pembahasan sebelumnya, edutafsi telah menjelaskan konsep dasar mengenai
integral tak tentu yang kesudahannya hanya berupa penyelesaian umum dimana fungsi F(x)
mengandung suatu tetapan yang disebut tetapan integrasi. Selain integral tak tentu, pada
pembahasan integral juga dikenal istilah integral tentu (definite integral). Berbeda dengan
integral tak tentu yang kesudahannya berupa penyelesaian umum, integral tentu mempunyai
hasil yang niscaya alasannya yaitu variabel integrasinya sudah mempunyai batas. Sebelum
membahas pengertian integral tentu, maka ada baiknya untuk mengetahui beberapa istilah di
dalam integral secara umum.
Dalam notasi integral secara umum, terdapat beberapa notasi yang mempunyai arti
tertentu sesuai fungsinya. Notasi tersebut antara lain notasi integral (∫), notasi variabel
integrasi (dx), dan fungsi integran, yaitu fungsi yang akan ditarik integralnya. Jika integral
sebuah fungsi ditulis sebagai ∫ f(x) dx, maka dx menyatakan variabel integrasinya. Hal itu
menawarkan bahwa fungsi integran merupakan fungsi dalam variabel x. Variabel integrasi
tidak harus memakai aksara x, variabel sanggup memakai aksara lainnya contohnya ∫ f(y) dy
atau ∫ f(t) dt. Pada penulisan tersebut yang perlu diperhatikan, variabel integrasi biasanya
diubahsuaikan dengan variabel fungsi integrannya.
Jika integran merupakan fungsi dalam variabel x, maka variabel integrasinya dipakai
dx. Sebaliknya, jikalau integran merupakan fungs dalam variabel t, maka variabel
integrasinya yaitu dt. Variabel integrasi menawarkan bahwa fungsi integran akan ditarik
integralnya terhadap variabel tersebut. Jika variabelnya x, maka integrasi dilakukan terhadap
variabel x. Dalam metode integrasi, variabel tersebut sanggup saja didiberi batas atau tanpa
batas. Nah, menurut ada tidaknya batasan untuk variabel integrasi, maka integral dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu integral tak tentu dan integral tentu. Integral tak tentu merupakan
integral yang tidak mempunyai batas untuk variabel integrasinya. Sedangkan integral tentu
mempunyai batas untuk variabel.
b f(x) dx
∫
a
Integral tentu (definite integral) yaitu bentuk integral yang variabel integrasinya
mempunyai batasan. Batasan tersebut biasanya disebut sebagai batas atas dan batas bawah.
Batas variabel integrasi umumnya ditulis di bab atas dan bawah notasi integral. Secara
umum, notasi integral tentu dari suatu fungsi sanggup ditulis ibarat di atas. Karena variabel
6
integrasinya mempunyai batas, maka hasil integral tentu merupakan suatu bilangan yang
niscaya dan bukan merupakan penyelesaian umum ibarat halnya integral tak tentu. Lalu
bagaiamana cara memilih hasil integral tentu? Untuk menjawaban pertanyaan tersebut, simak
ulasan di bawah ini.
Pada notasi integral tentu terdapat batas atas dan batas bawah untuk variabel
integrasinya. Sesuai dengan namanya, batasan tersebut berfungsi untuk membatasi skor
variabel dari fungsi yang akan diintegrasikan. Prinsipnya yaitu dengan mensubstitusikan
batas atas dan batas bawah pada hasil integrasinya sehingga diperoleh suatu bilangan sebagai
hasil integrasi. Jika dikaitkan dengan kurva dari suatu fungsi, maka integral tentu sanggup
dipandang sebagai luas tempat bi bidang datar, tepatnya luas tempat di bawah kurva y = f(x).
Berdasarkan prinsip tersebut, maka integral tentu sanggup diselesaikan dengan memakai
hukum dasar diberikut ini:
Keterangan :
b = batas atas variabel integrasi
a = batas bawah variabel integrasi
f(x) = fungsi yang akan diintegralkan
dx = variabel integrasi
F(b) = skor integral pada batas atas
F(a) = skor integral pada batas bawah.
Berdasarkan rumus di atas sanggup dilihat bahwa hasil integral tentu dari suatu fungsi
yang mempunyai batas atas b dan batas bawah a, yaitu selisih antara skor integral pada batas
atas dengan skor integral pada batas bawah. Bentuk di atas juga sanggup diubah memakai
notasi kurung siku sebagai diberikut:
b f(x) dx = [F(x)] b
∫
a a
Pada rumus di atas terdapat fungsi F(x) yang menyatakan hasil dari integral f(x).
Untuk memperoleh F(x), prinsipnya sama dengan konsep integral tak tentu namun pada
integral tentu, hanya saja tidak memakai tetapan integrasi (c). Untuk ludang keringh jelasnya
perhatikan hukum dasar integral diberikut ini:
7
F(x) = ∫ xn dx = 1 xn+1
n+1
Berdasarkan rumus dasar tersebut, fungsi F(x) atau hasil integral dari f(x) sanggup
ditentukan dengan cara menambahkan pangkat variabel dari fungsi f(x) dengan 1 dan
membagi koefisien variabel atau pernyataan yang dihasilkan dengan pangkat gres tersebut.
Untuk ludang keringh jelasnya perhatikan teladan diberikut ini.
Contoh :
1. Diberikan fungsi f(x) = x2. Tentukanlah integral dari f(x) untuk batas atas 3 dan batas
bawah 2.
Pembahasan :
Dik : f(x) = x2, a = 2, b = 3
Dit : 2∫3 x2 dx = ... ?
8
⇒ 2∫3 x2 dx = 19/3
Jadi, hasil dari 2∫3 x2 dx yaitu 19/3.
2
2. ∫−2(9𝑥 2 + 6𝑥 + 1)𝑑𝑥
Cara I
2 2
∫−2(9𝑥 2 + 6𝑥 + 1)𝑑𝑥 = ∫−2(9𝑥 2 + 6𝑥 + 1)𝑑𝑥
𝑥3 𝑥2 2
= [9 + 6 + 𝑥] −2
3 2
2
= [3𝑥 3 + 3𝑥 2 + 𝑥] −2
= (24 + 12 + 2 ) – (-24 + 12 – 2)
= 38 – (-14)
= 52
Cara II
2 𝑥3 𝑥2 2
∫−2(9𝑥 2 + 6𝑥 + 1)𝑑𝑥 = [9 3
+ 6 2
+ 𝑥] −2
2
= [3𝑥 3 + 3𝑥 2 + 𝑥] −2
= {3(16) + 3(0) + 4}
= 52
1
3. Nilai ∫0 (3𝑥 2 + 2𝑥)𝑑𝑥 = ...
Cara I
1 𝑥 2+1 𝑥 1+1 1
∫0 (3𝑥 2 + 2𝑥)𝑑𝑥 = [3 . 2+1 + 2. 1+1 ] 0
𝑥3 𝑥2 1
= [3. + 2. 2 ] 0
3
1
= [𝑥 3 + 𝑥 2 ] 0
= [( 13 + 12 ) − ( 03 + 02 )]
= [( 1 + 1 ) − (0 + 0)]
= 2-0
=2
9
Cara II
1
1
∫ (3𝑥 2 + 2𝑥)𝑑𝑥 = [𝑥 3 + 𝑥 2 ]
0 0
= {(13 − 03 ) + (12 − 02 )}
= (𝟏) + (𝟏)
=𝟐
Jika batas atas dan batas bawah dalam suatu integral tentu yaitu sama, maka hasil integral
tentu dari fungsi tersebut akan sama dengan nol alasannya yaitu tidak ada tempat antara
batas-batas tersebut. Sehingga secara matematis, untuk sebarang fungsi yang batas atas dan
batas bawahnya sama, berlaku:
a∫
a f(x) dx = 0
Jika batas atas dan batas bawah dalam integral tentu diubah posisinya (batas atas menjadi
batas bawah dan batas bawah menjadi batas atas) untuk fungsi integran yang sama, maka
akan diperoleh hasil yang sama namun berbeda tanda.
Jika f(x) yaitu fungsi integran dan k merupakan tetapan atau konstanta sebarang, maka
integral dari perkalian f(x) dengan konstanta memenuhi sifat diberikut ini:
Misal didiberikan dua buah fungsi yaitu f(x) dan g(x), maka integral tentu dari penjumlahan
atau pengurangan kedua fungsi tersebut sanggup diselesaikan menurut sifat diberikut ini:
10
BAB IV
KESIMPULAN
Melalui rekayasa ide ini telah dipaparkan cara mudah dalam penghitungan integral
tertentu yang terdapat pada bab ide kreatif dan adapun sifat-sifat integral tentu ialah :
11
DAFTAR PUSTAKA
http://ellafaello.blogspot.com/2017/01/makalah-integral-tentu.html
https://rumusbilangan.com/rumus-integral/#!
12