A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi masih menjadi golongan sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia.
Hal ini berimplikasi terhadap banyaknya penggunaan antibiotik dalam pengelolaannya.
Adanya peresepan antibiotik yang kurang bijak justru berdampak negatif dimana kejadian
resistensi terhadap antibiotik akan meningkat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
telah muncul mikroba yang resisten antara lain Methicillin Resistant Staphylococcus aureus
(MRSA), Extended Spectrum Beta Lactamase (ESBL), resistensi multi obat pada penyakit
tuberkulosis (MDR TB) dan lain-lain. Dampak resistensi terhadap antibiotik adalah
meningkatnya morbiditas, mortalitas dan biaya kesehatan.
Di rumah sakit, penggunaan antibiotik yang tidak rasional mendorong
berkembangnya resistensi dan multipel resisten terhadap bakteri tertentu yang akan
menyebar melalui infeksi silang. Terdapat hubungan antara penggunaan irasional antibiotik
dengan timbulnya resistensi bakteri penyebab infeksi nosokomial. Resistensi tidak dapat
dihilangkan, tetapi dapat diperlambat melalui penggunaan antibiotik yang bijak. Hal
tersebut membutuhkan kebijakan dan program pengendalian antibiotik yang efektif.
Resistansi antibiotika telah menjadi masalah di Indonesia dengan merujuk pada
Pedoman Pengendalian Resistensi Antibiotika (PPRA) yang melibatkan 20 rumah sakit
pendidikan. Permenkes No. 2406/Menkes/PER.XII/2011 tentang Pedoman Umum
Penggunaan Antibiotik dan beberapa hasil penelitian telah dilakukan antara lain
Antimicrobial Resistance in: Indonesia Prevalence and Prevention (AMRIN) menyatakan
bahwa Indonesia memiliki resistensi terhadap mikroba. Akibat dari resistensi antibiotika
yaitu pengobatan pasien menjadi gagal atau tidak sembuh, biaya jadi meningkat karena
LOS (long of stay) lebih lama dan jenis antibiotika beragam serta keberhasilan program
kesehaan masyarakat dapat terganggu.
Badan Eksekutif WHO telah merekomendasikan untuk memasukkan resistensi
antibiotika ke resolusi EB134.R13 pada World Health Assembly 2014 dengan penyusunan
Rencana Aksi Global untuk Resistensi Antibiotika. World Health Day 2011 mengusung
tema Antimicrobial Resistance (AMR). Hal ini kemudian dilanjutkan oleh penandatanganan
“Jaipur Declaration on Antimicrobial Resistance 2011” oleh Menteri-menteri Kesehatan
dari negara-negara anggota WHO Regional Asia Tenggara. Dimana pada Deklarasi Jaipur
tersebut ditekankan pentingnya pemerintah menempatkan prioritas utama untuk
mempertahankan efikasi antibiotik dan menghindari resistensi antimikroba.
Sehubungan dengan adanya resistensi antibiotik diatas, maka dibutuhkan perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan pembinaan sebagai upaya menekan kejadian resistensi antibiotik di
RSU Dadi Keluarga yang dituangkan dalam suatu program Pengendalian Resistensi Antibiotik di
RSU Dadi Keluarga Purwokerto dengan baik dan terarah sehingga rumah sakit dapat meningkatkan
mutu dan efesiensi pelayanannya kepada masyarakat.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menetapkan kebijakan penggunaan antibiotik, pencegahan dan penyebaran bakteri
yang resisten serta pengendalian resistensi bakteri terhadap antibiotik dengan
mengintegrasikan program Komite Medik, Komite Farmasi dan Terapi (KFT),
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (KPPI), Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS), Pelayanan Mikrobiologi Klinik dan
Pelayanan Farmasi Klinik.
2. Tujuan Khusus
a. Menetapkan kebijakan pengendalian penggunaan antibiotik (antibiotic policy)
dan pedoman penggunaan antibiotik (antibiotic guideline) di rumah sakit.
b. Menyebarluaskan dan meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang prinsip-
prinsip pengendalian resistensi antimikroba yang terterkait dengan penggunaan
antibiotik secara bijak (prudent use of antibiotics) dan pengendalian infeksi
secara benar melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan.
c. Mengimplementasikan program pengendalian resistensi antimikroba (PPRA).
d. Menyelenggarakan forum diskusi/kajian pengelolaan penderita penyakit infeksi.
e. Melakukan monitoring dan mengevaluasi program pengendalian resistensi
antimikoba.
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya program PPRA. Adapun kegiatan pokok dan rincian
kegiatan yang dilakukan adalah dengan sekala prioritas sebagai berikut:
1. Menyusun buku pedoman penggunaan antibiotik di rumah sakit yang terdiri dari:
a. Pedoman antibiotik profilaksis
b. Pedoman antibiotik terapi
2. Sosialisasi buku pedoman penggunaan antibiotik profilaksis dan terapi
3. Melakukan pengumpulan data dasar penggunaan antibiotika di RS yang meliput:
a. Peta medan mikroba
b. Data resistensi antibiotik
c. Evaluasi kuantitas dan kualitas penggunaan antibiotik
4. Melakukan implementasi pelaksanaan pedoman penggunaan antibiotik
5. Melakukan pencatatan, pengelolaan data dan menyelenggarakan forum diskusi di
tiap SMF, selanjutnya dipresentasikan di rapat tinjauan manajemen (seminar,
lokakarya, semiloka, workshop)
6. Melakukan pembaharuan secara berkala pedoman penggunaan antibiotik
berdasarkan peta medan mikroba dan data resistensi terbaru.
7. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan
8. Melaksanakan up grading Tim PPRA
E. PELAKSANAAN KEGIATAN
Cara pelaksanaan kegiatan program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit adalah sebagai berikut :
NO KEGIATAN CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN ALAT YANG DIGUNAKAN
1 Penyusunan buku pedoman
penggunaan antibiotik
a. Antibiotik Profilaksis Usulan penggunaan regimen antibiotik Format usulan antibiotik
profilaksis berdasarkan EBM dan guideline Jurnal EBM
terbaru dari masing-masing SMF National Guidelines
Penetapan jenis antibiotik profilaksis melaui Peta Kuman dan resistensi
rapat koordinasi direksi RS, PPRA dan KFT antibiotik
Pembaharuan secara berkala pedoman
penggunaan antibiotik profilaksis berdasarkan
EBM, guideline, peta medan mikroba, data
resistensi terbaru.
b. Antibiotik Terapi Usulan penggunaan regimen antibiotik terapi Format usulan antibiotik
berdasarkan EBM dan guideline terbaru dari Jurnal EBM
masing-masing SMF National Guidelines
Penetapan jenis antibiotik terapi melaui rapat Peta Kuman dan resistensi
koordinasi direksi RS, PPRA dan KFT antibiotik
Pembaharuan secara berkala pedoman
penggunaan antibiotik terapi berdasarkan
EBM, guideline, peta medan mikroba, data
resistensi terbaru.
2 Sosialisasi buku pedoman a. Mendapatkan surat tugas dari Bidang Diklat SAP
penggunaan antibiotik b. Menyampaikan materi tentang PPRA di Proyektor/LCD
profilaksis dan terapi rumah sakit meliputi : Laporan studi kasus
Prinsip Penggunaan antibiotik rasional
Antibiotik profilaksis
Antibiotik terapi
c. Review hasil penyampaian materi dan studi
kasus.
3 Penyusunan Peta medan a. Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data WHO Net
mikroba dan resistensi
menggunakan WHO Net
antibiotik
b. Penyusunan peta kuman dan resistensi
antibiotik
c. Melakukan pembaharuan peta medan
mikroba dan data resistensi secara berkala
tiap 6 bulan dan 1 tahun
4 Implementasi pelaksanaan Dilaksananakan di unit rawat IGD, rawat Peta kuman dan resistensi antibiotik
pedoman penggunaan inap, OK dan HCU/ICU Protokol antibiotik restriktif
antibiotik Setiap dokter yang menggunakan antibiotik
harus mengacu pada buku pedoman antibiotik
RS
Restriksi antibiotik menggunakan sistem
“Lock by Culture”di tingkat farmasi
5 Monitoring dan evaluasi a. Pengumpulan data penggunaan antibiotik Data farmasi
penggunaan antibiotik melalui sampling di catatan medis - Lembar resep dokter
b. Audit kuantitatif antibiotik menggunakan - Laporan pengeluaran obat
metode defined daily dose (DDD) Data catatan medik
c. Audit kualitatif antibiotik menggunakan - Catatan instruksi terapi dokter
metode Gyssens - Catatan pemberian obat
d. Penyusunan laporan hasil audit antibiotik
Melakukan pembaharuan laporan aaudit
antibiotika secara berkala tiap 6 bulan dan 1
tahun
6 Penyelenggaraan forum a. Pelaksanaan dalam bentuk rapat koordinasi SAP
diskusi dan koordinasi dan forum diskusi Ruang pelaksanaan
PPRA b. Koordinasi dengan pejabat struktural dan Notulensi dan rekomendasi
SMF terkait
c. Pelaksanan tiap bulan di hari Senin minggu
ke-2
7 Penanganan KLB Sepsis dan a. Persiapan lapangan Dokumen rekam medik
resistensi antibiotik
b. Memastikan KLB, MRSA dan ESBL Format surveilans
c. Verifikasi Diagnosa Data ESBL dan MRSA
d. Definisi dan penemuan kasus Peta kuman dan resistensi antibiotik
e. Pengolahan data
f. Membuat hipotesa
g. Evaluasi hipotesa
h. Pencegahan dan penanggulangan
a. Komunikasi dan hasil temuan
8 Up Grading PPRA a. Sub Komite PPRA mengusulkan kepada Leflet acara
manajmen rumah sakit Surat perintah Jalan
b. Koordunasi dengan bidang terkait
c. Mengikuti Workshop, seminar& pelatihan
tentang PPI dalam dan luar negri
d. Mengadakan pelatihan dalam bentuk In
House Training PPRA
F. SASARAN PENCAPAIAN
2 Penurunan Insiden Infeksi Mikroba Menurunnya angka insiden seperti ESBL (Extended Spectrum Beta Lactamase),
Multiresisten Antibiotik MDRO (Multi Drug Resistent Organism), MRSA (Methicyllin Resistant
Staphylococcus aureus), yaitu pada pasien yang sudah dinyatakan infeksi dan atau
dicurigai infeksi yang sedang dirawat di semua ruang perawatan, dengan
pemeriksaan kultur mikrobiologi. Sasaran pencapaiannya adalah tidak ditemukan
kuman multiresisten (0%) dalam 12 bulan
3 Peningkatan nilai audit Antibiotik a. Nilai DDD sesuai dengan SOP penggunaan antibiotik 100%
Kuantitatif dan Kualitatif b. Prosentase penggunaan antibiotik yang appropiate 100%
4 Peningkatan Mutu Penanganan Infeksi Terselenggarakannya focus group discussion PPRA setiap 3 bulan
secara Multidisiplin
Semua dokter baik dokter umum maupun spesialis pernah terpapar sosialisasi peta
kuman dan resistensi antibiotik serta pedoman penggunaan antibiotik RS.Sasaran
pencapaian adalah 100% dokter sudah teredukasi PPRA dalam waktu 1 tahun.
B. Meningkatkan kualitas/kompetensi
petugas Tim PPRA
1 Membuat pelatihan berkesinambungan Sasaran yang dicapai adalah >80% petugas medis di RSU Dadi Keluarga Purwokerto
(in house training) tentang PPRA bagi dapat mengikuti kegiatan
dokter, perawat dan apoteker
2 Mengikuti seminar/simposium/work shop Sasaran yang dicapai adalah 30% dari semua anggota Komite PPRA dapat mengikuti
tentang PPRA baik nasional maupun seminar/simposium/work shop dalam 1 tahun
internasional
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
NO KEGIATAN BULAN (TAHUN 2019) KET
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 Penyusunan buku pedoman √
penggunaan antibiotik
2 Sosialisasi buku pedoman penggunaan √ √
antibiotik profilaksis dan terapi
3 Penyusunan Peta medan mikroba dan √ √ √
resistensi antibiotik
4 Implementasi pelaksanaan pedoman √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penggunaan antibiotik
5 Monitoring dan evaluasi penggunaan √ √
antibiotik
6 Penyelenggaraan forum diskusi dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
koordinasi PPRA
7 Penanganan KLB Sepsis dan resistensi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Insidental
antibiotik
8 Up Grading PPRA √ √ √ Koordinasi Diklat
H. PELAPORAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali atau 2 (dua)
kali setahun. Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat sesuai pelaksanaan evaluasi
kegiatan ditujukan kepada Komite Keselamatan Rumah Sakit RSUD Prof Dr Margono
Soekarjo Purwokerto, dengan tembusan ke Direktur dan semua Wakil direktur.
1. Pelaporan
a. Setiap 1 (satu) bulan sekali dibuatkan laporan/notulensi oleh PPRA untuk
didiskusikan dengan Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan
selanjutnya laporan dikirim ke Direktur RSUD Prof Dr Margono Soekarjo
ditembuskan ke Wakil Direktur, Bidang Mutu,Keperawatan,dan Pelayanan
b. Data laporan Monitoring di laporkan setiap 3 bulan sekali .
c. Setiap 1 (satu) tahun semua pelaksanaan program Komite PPRA dibuatkan
Laporan Tahunan yang akan dikirim kepada Direktur.
2. Evaluasi
a. Evaluasi Proses
- Semua kegiatan program berjalan sesuai jadwal
- Formulir terisi sesuai surveilans dan audit PPRA
b. Evaluasi Hasil
- Hasil kegiatan program PPRA tiap bulan akan dilakukan feed back oleh
Direksi dalam hal ini Wadir Pelayanan dan Kerjasama
- Hasil kegiatan pelaksanaan program Sub. Komite PPI dalam satu tahun
akan dilakukan feedback oleh Direktur
I. PENUTUP
Program KPRA tahun 2018 ini berisi tentang rencana kegiatan yang disusun
secara rinci yang akan dilaksanakan dan dipergunakan untuk mencapai tujuan KPRA
RSU Dadi Keluarga Purwokerto. Besar harapan semoga semua program kerja KPRA
bisa dilaksanakan dengan baik sehingga menunjang tercapainya pelayanan kesehatan
yang paripurna di RSU Dadi Keluarga Purwokerto.