TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
a. Resiko
yang bersifat negatif dari suatu tindakan atau kejadian. Resiko harus
Resiko di rumah sakit secara klinis adalah semua isu yang dapat
b. Jatuh
Menurut Tinetti, et al. (1997, dalam Feder, 2000) Jatuh adalah tiba-tiba,
area yang lebih rendah pada suatu objek, dilantai atau di rumput atau
ditanah, selain akibat dari serangan paralis, epilepsi atau kekuatan diluar
batas.
atau kejang. Kejadian jatuh tersebut adalah dari penyebab yang spesifik
yang jenis dan konsekuensinya berbeda dari mereka yang dalam kesadaran
2. Faktor Resiko
Faktor resiko jatuh pada lansia terdiri dari faktor instrinsik (host dan aktivitas)
a. Faktor instrinsik
seseorang dapat jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi
d. Incontinensia urine
a. Kejang
b. Aritmia jantung
d. Pingsan
b. Faktor ekstrinsik
pasien.
kurang terang atau silau, lantai yang basah atau licin, tempat
jatuh.
3. Akibat Jatuh
psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah
patah tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh adalah
fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis, serta kerusakan jaringan
lunak. Dampak psikologis adalah walaupun cedera fisik tidak terjadi, syok
setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak
4. Komplikasi
a. Perlukaan (Injury)
arteri/vena, patah tulang atau fraktur atau misalnya fraktur pelvis, femur,
b. Disabilitas
c. Kematian
5. Pencegahan
faktor situsional :
Faktor situasional yang bersifat serangan akut yang diderita lanjut usia
lanjut usia tidak melakukan aktifitas fisik yang sangat melelahkan atau
menggunakan penilaian skala jatuh dari Morse (Morse Fall Scale) dan
Tabel 2.1
Keterangan :
Tabel 2.2
6 Kelemahan umum 2
Obat-obat beresiko tinggi (diuretik, narkotik,
sedatif, anti psikotik, laksatif, vasodilator,
7 2
antiaritmia, antihipertensi, obat, hipoglikemik,
antidepresan, neuroleptik, NSAID)
8 Riwayat jatuh dalam 12 bulan sebelumnya 2
9 Osteoporosis 1
10 Gangguan pendengaran atau penglihatan 1
11 Usia 70 tahun keatas 1
Total Skor
Keterangan :
koordinasi keseimbangan.
visus dapat menurunkan resiko jatuh sampai 25-39% (Bernedh, 2006). Hal
latihan fisik adalah salah satu bentuk intervensi tunggal yang dapat
bahwa program latihan fisik yang terdiri dari pemanasan diikuti dengan
yang dilakukan 1 jam per minggu selama satu tahun dapat menurunkan
terhadap jatuh. Hal ini menandakan bahwa aktifitas fisik pada lansia perlu
dilakukan karena banyak keuntungan yang dapat dirasakan oleh lansia itu
sendiri.
kakinya dengan baik, tidak mudah goyah dan mengangkat kai dengan
kebutuhan fisik yang diperlukan, kebutuhan psikis dan sosial juga sangat
1. Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk
5. Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
pegangan tangga, dan bila perlu pasang lampu tambahan untuk daerah
tangga.
8. Gunakan lantai yang tidak licin atau memakai alas kaki yang tidak
licin.
menghindari tersandung.
mandi.
11. Pasang stiker cahaya yang akan menyala apabila lampu mendadak
13. Pasang alarm dan alat komunikasi yang tinggal menekan tombol
ketiak) dan walker. Jika hanya satu ekstermitas atas yang digunakan,
dan tidak perlu menunjang berat badan, alat yang paling cocok adalah
Quad Cane
Folding cane
Hemi Walker
caring-for-aging-parents.com
Lanjut usia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia
Pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai
usia lebih dari 60 tahun. Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya
Usia lanjut juga dapat dikatakan dengan usia emas karena tidak semua orang
dapat mencapai usia tersebut, maka jika seseorang telah berusia lanjut akan
preventif, agar dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang
1. Batasan Lansia
Sebenarnya tidak ada batasan yang tegas pada usia berapa penampilan
seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya
seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur
55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri atau
1. Usia dewasa Penuh (middle years) atau maturitas, yaitu usia 25 sampai
60 atau 65 tahun.
2. Lanjut usia (geriatric age), lebih dari 65 atau 75 tahun yang dapat
dibagi menjadi :
kesehatan
Perubahan pada usia lanjut dapat dilihat dari perubahan fisik, psikis, sosial dan
lain-lain. Menua adalah proses alami yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Penuaan akan terjadi pada hampir semua sistem tubuh, namun tidak semua
sistem tubuh mengalami kemunduran fungsi pada waktu yang sama (Nugroho,
2008).
Perubahan fisik meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem
normal 50m2).
jaringan.
6. CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga
1. Penglihatan :
sinar.
skala.
2. Pendengaran
terhadap bunyi suara, antara lain nada-nada yang tinggi, suara yang
umur 65 tahun.
meningkatnya kreatin.
makan berkurang.
4. Peraba
volumenya.
4. Atropi vulva
3. Pituitary, pertumbuhan hormom ada tetapi lebih rendah dan hanya ada
LH.
testosteron.
(stress).
syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam dan pahit.
3. Esofagus melebar
3. Kyphosis.
berkurang).
6. Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
rambut kelabu.
kadang menurun.
menurun.
kesehatan baik.
2. Kegiatan sexsual
yang lebih tua tanpa harus berhubungan badan, masih banyak cara lain
lain yang menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil
k. Perubahan-perubahan mental/psikologis
Perubahan mental, dalam bidang mental atau psikis pada usia lanjut, dapat
berupa sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau
tamak jika memiliki sesuatu. yang perlu dimengerti adalah sikap umum
yang ditemukan pada hampir setiap lanjut usia, yaitu keinginan berumur
(Nugroho, 2008).
2. Kesehatan umum.
3. Tingkat pendidikan.
4. Keturunan (herediter).
5. Lingkungan.
l. Perubahan Psikososial
mempunyai jabatan atau posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan semua
m. Perubahan Spiritual
3. KELUARGA
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang tersusun atas keluarga
(berperan sebagai suami dan ayah) dan beberapa orang yang terkumpul dan
tinggal bersama pada suatu tempat dibawah satu atap dalam kondisi yang
berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu,
lainnya.
melaksanakan fungsinya.
a. Fungsi Keluarga
2. Fungsi psikologis : Identitas keluarga serta rasa aman dan kasih sayang,
masyarakat.
dan tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan yang
meliputi :