Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BANYUANYAR
Jl. Syamsul Arifin Kelurahan Polagan Sampang 69216 Telp. (0323)-322615
Website : pkm-banyuanyar.sampangkab.go.id
Email : puskesmasbanyuanyar@rocketmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PENCARIAN KASUS BARU PENDERITA TB
DENGAN ACTIVE CASE FINDING

I. PENDAHULUAN
TB Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis. Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Paru di
Indonesia menggunakan strategi DOTS (Directly Observed Treatment
Shortcourse) yang direkomendasikan WHO sejak tahun 1995 (Slamet H, 2004).
Penemuan penderita TB Paru dalam strategi DOTS dilakukan secara pasif
(passive case finding). Penjaringan tersangka TB Paru dilaksanakan hanya pada
penderita yang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan terutama Puskesmas
sehingga penderita yang tidak datang masih menjadi sumber penularan yang
potensial. Strategi passive case finding kurang maksimal untuk diterapkan
terutama dalam percepatan penanganan penyakit TB yang telah menjadi bahaya
global (Depkes, 2002). Program pemberantasan TB Paru menjadi sangat penting
untuk dilakukan karena sejak tahun 1999 kasus TB Paru di Indonesia cenderung
meningkat sehingga pelaksanaan DOTS secara passive case finding perlu ditinjau
ulang.

II. LATAR BELAKANG


Puskesmas Banyuanyar merupakan salah satu dari 21 Puskesmas yang ada
di wilayah Kabupaten Sampang terletak di Kecamatan Kota Sampang, Kelurahan
Polagan. Puskesmas Banyuanyar memiliki luas wilayah 8 km2 Ha. Luas wilayah
tersebut terdiri dari 8 desa, dengan jumlah penduduk 66.667 jiwa,
Adapun batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah utara berbatasan dengan desa Panggung Wilker Puskesmas
Kamoning
 Sebelah barat berbatasan dengan Desa Gulbung Kec. Pengarengan
 Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura
 Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tadden Wilker Puskesmas Camplong
Dalam pelaksanaan kegiatannya, Puskesmas berlandaskan pada Tugas Pokok dan
Fungsi Puskesmas yaitu :
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Penemuan penderita TB Paru secara aktif di masyarakat sangat penting
untuk mencegah penularan lebih lanjut tetapi kendala di lapangan adalah jumlah
tenaga kesehatan yang ada sangat terbatas. Pemberdayaan kader masyarakat
dalam bidang kesehatan bukanlah hal baru, namun konsep active case finding
yang melibatkan peran aktif kader, masyarakat khususnya dalam penanggulangan
TB Paru hingga kini belum diaplikasikan di seluruh wilayah Indonesia dan
dikenal secara luas.
Kader masyarakat yang sebelumnya memperoleh pendidikan kesehatan
mengenai TB Paru diharapkan melakukan pengawasan (surveillance) aktif di
lingkungan RT-nya untuk mencari serta menemukan penderita suspect TB Paru.
Selanjutnya kader tersebut memotivasi penderita dan keluarga untuk segera
berobat ke Puskesmas terdekat. Dengan cara ini diharapkan penderita TB Paru
yang tidak berobat dapat diperiksa dan diobati semenjak dini sehingga dapat
mencegah angka penularan dan lebih jauh lagi dapat menurunkan prevalensi
serta mencegah outbreak TB Paru.
Berdasarkan data tersebut diatas maka disusunlah kerangka acuan
kegiatan pencarian kasus baru penderita TB Paru dengan Actife Case Finding
yang disusun berdasarkan RUK/RPK Puskesmas Banyuanyar tahun 2018.
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan tata nilai UPTD Puskesmas
Banyuanyar, yaitu PRIMA : Profesional (memiliki kompetensi dan kemampuan
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik), Ramah (memiliki sikap
yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat dan rekan kerja, Inisatif dan
Inovatif (memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide kreatif
serta memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan), Malu (memiliki
budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya) dan
Akuntabel (memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar
pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan dipertanggung jawabkan)
III. TUJUAN
a. Tujuan umum
Mencari dan menemukan kasus baru dengan pemerikasaan dari sumber
penularan / kontak tracing.
b. Tujuan khusus
1. Dapat meningkatkan cakupan penemuan, pemeriksaan dan pengobatan
penderita TB Paru dalam strategi DOTS.
2. Dapat secara aktif mencari, memotivasi dan melakukan supervisi
terhadap pengawas menelan obat (PMO).
3. Dapat mengurangi angka kesakitan penderita TB Paru.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


NO Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Pencarian kasus baru TB dengan  Dengan melakukan pemeriksaan kontak
Active case finding serumah penderita TB
 Penjaringan pasien yang batuk lebih dari
3 minggu dengan koordinasi BP dan
KIA

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


NO Kegiatan Pokok Pelaksana Lintas Program Lintas sektor Ket
Program Terkait Terkait
1. Pencarian kasus  menyusun 1. Laboratorium 1. Bidan wilayah Sumber

baru TB dengan rencana  Memberikan  Koordinasi pembiay

Active case finding kegiatan jadwal kegiatan kegiatan aan


 koordinasi  Memberikan hasil  Memberikan BOK
dengan LP/LS sputum yang jadwal kegiatan
 membagi tim diperoleh untuk  Memberikan
 menentukan dilakukan Nama dan tempat
tempat & waktu pemeriksaan kegiatan
pelaksaaan 2. Program Kesling  Menyiapkan data-
 menyiapkan  Memberikan data yang
form jadwal kegiatan diperlukan
pemeriksaan  Menyiapkan data
dan POT dahak data yg diperlukan

VI. Sasaran

Penderita TB Paru BTA Positif


VII. JADWAL KEGIATAN
2018
NO KEGIATAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
1 Pencarian kasus x x x x x x x x
baru TB dengan
Active case
finding

VIII. MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORAN
Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan
sesuai dengan jadwal kegiatan, dengan pelaporan hasil – hasil yang dicapai
pada bulan tersebut.
`
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dengan menggunakan register dan format laporan yang telah
ditetapkan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang setelah
kegiatan ini selesai seluruhnya. Evaluasi kegiatan dilakukan sesuai jadwal
monitoring Puskesmas Banyuanyar.

Sampang, Januari 2018

Kepala Puskesmas Banyuanyar

dr.Indah Nur Susanti


NIP. 19720302 200212 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BANYUANYAR
Jl. Syamsul Arifin Kelurahan Polagan Sampang 69216 Telp. (0323)-322615
Website : pkm-banyuanyar.sampangkab.go.id
Email : puskesmasbanyuanyar@rocketmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMERIKSAAN KONTAK SERUMAH PENDERITA TB MANGKIR

I. PENDAHULUAN
TB Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis. Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Paru di
Indonesia menggunakan strategi DOTS (Directly Observed Treatment
Shortcourse) yang direkomendasikan WHO sejak tahun 1995 (Slamet H, 2004).
Tuberculosis merupakan penyakit menular yang menjadi permasalahan di dunia
kesehatan hingga saat ini, dalam situasi di dunia yang memburuk dengan
meningkatnya jumlah kasus TB akibat kelalaian dalam pengambilan OAT,
sehingga ketidakpatuhan untuk berobat secara teratur bagi penderita TB tetap
menjadi hambatan untuk mencapai kesembuhan yang tinggi.

V. LATAR BELAKANG
Puskesmas Banyuanyar merupakan salah satu dari 21 Puskesmas yang ada
di wilayah Kabupaten Sampang terletak di Kecamatan Kota Sampang, Kelurahan
Polagan. Puskesmas Banyuanyar memiliki luas wilayah 8 km2 Ha. Luas wilayah
tersebut terdiri dari 8 desa, dengan jumlah penduduk 66.667 jiwa,
Adapun batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah utara berbatasan dengan desa Panggung Wilker Puskesmas
Kamoning
 Sebelah barat berbatasan dengan Desa Gulbung Kec. Pengarengan
 Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura
 Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tadden Wilker Puskesmas Camplong
Dalam pelaksanaan kegiatannya, Puskesmas berlandaskan pada Tugas Pokok dan
Fungsi Puskesmas yaitu :
c. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
d. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Pemberantasan penyakit TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas
Banyuanyar masih terdapat kesenjangan dan belum tercapainya angka
kesembuhan, minimal 85% dari semua penderita baru BTA positif yang
ditemukan. Dan belum tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap
dengan target dapat mencapai 85% dari perkiraan semua penderita baru BTA
positif. Salah satu kondisi yang harus diperhatikan adalah jika pasien memiliki
riwayat sering mangkir pada pengobatan TB terdahulu, kondisi lain yang
menyebabkan pasien mangkir antara lain adalah pekerjaan pasien, kondisi sosial
ekonomi yang rendah, tempat tinggal yang jauh dari fasilitas kesehatan, sulitnya
transportasi dan permasalahan lain yang diketahui saat dilakukan kunjungan
rumah.
Berdasarkan data tersebut diatas maka disusunlah kerangka acuan
kegiatan pemeriksaan kontak serumah penderita TB Mangkir yang disusun
berdasarkan RUK/RPK Puskesmas Banyuanyar tahun 2018.
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan tata nilai UPTD Puskesmas
Banyuanyar, yaitu PRIMA : Profesional (memiliki kompetensi dan kemampuan
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik), Ramah (memiliki sikap
yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat dan rekan kerja, Inisatif dan
Inovatif (memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide kreatif
serta memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan), Malu (memiliki
budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya) dan
Akuntabel (memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar
pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan dipertanggung jawabkan)

VI. TUJUAN
a. Melakukan upaya untuk meminimalkan terjadinya kasus TB mangkir perlu
adanya koordinasi antar fasiltas kesehatan (pustu, polindes dan puskesmas).
b. Tujuan Khusus
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka melacak
kelalaian pasien dalam tahap pengobatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Mencari dan menemukan kasus baru dengan pemerikasaan dari sumber
penularan / kontak tracing.
c. Tujuan khusus
4. Dapat meningkatkan cakupan penemuan, pemeriksaan dan pengobatan
penderita TB Paru dalam strategi DOTS.
5. Dapat secara aktif mencari, memotivasi dan melakukan supervisi
terhadap pengawas menelan obat (PMO).
6. Dapat mengurangi angka kesakitan penderita TB Paru.

VII.KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


NO Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Pemeriksaan kontak serumah  Memberikan Konseling intensif pada
Penderita TB Mangkir penderita dan keluarga tentang penyakit
TB, Gejala, Penularan serta Efek
samping Obat.
 Melanjutkan pengobatan sesuai
panduan sebelumnya
 Membuat laporan hasil kegiatan dan
dokumentasi

II. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


NO Kegiatan Pokok Pelaksana Lintas Program Lintas sektor Ket
Program Terkait Terkait
1. Pemeriksaan  menyusun 1. Laboratorium 1. Bidan wilayah Sumber

kontak serumah rencana  Memberikan  Koordinasi pembiay

Penderita TB kegiatan jadwal kegiatan kegiatan aan


 koordinasi  Memberikan hasil  Memberikan BOK
Mangkir
dengan LP/LS sputum yang jadwal kegiatan
 membagi tim diperoleh untuk  Memberikan
 menentukan dilakukan Nama dan tempat
tempat & waktu pemeriksaan kegiatan
pelaksaaan 2. Program Kesling  Menyiapkan data-
 menyiapkan  Memberikan data yang
form jadwal kegiatan diperlukan
pemeriksaan  Menyiapkan data-
dan POT dahak data yang
diperlukan

III. Sasaran

Penderita TB Paru BTA Positif


IV. JADWAL KEGIATAN
KEGIAT 2018
NO
AN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
1 Pemeriksa x x x x x x x x x x
an kontak
serumah
Penderita
TB
Mangkir

V. MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORAN
Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan
sesuai dengan jadwal kegiatan, dengan pelaporan hasil – hasil yang dicapai
pada bulan tersebut.
`
VI. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dengan menggunakan register dan format laporan yang telah
ditetapkan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang setelah
kegiatan ini selesai seluruhnya. Evaluasi kegiatan dilakukan sesuai jadwal
monitoring Puskesmas Banyuanyar.

Sampang, Januari 2018

Kepala Puskesmas Banyuanyar

dr.Indah Nur Susanti


NIP. 19720302 200212 2 005
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS BANYUANYAR
Jl. Syamsul Arifin Kelurahan Polagan Sampang 69216 Telp. (0323)-322615
Website : pkm-banyuanyar.sampangkab.go.id
Email : puskesmasbanyuanyar@rocketmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


KUNJUNGAN RUMAH UNTUK KONTAK INVESTIGASI
KELUARGA TB

VIII. PENDAHULUAN
TB Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis. Penanggulangan Tuberkulosis (TB) Paru di
Indonesia menggunakan strategi DOTS (Directly Observed Treatment
Shortcourse) yang direkomendasikan WHO sejak tahun 1995 (Slamet H, 2004).
Penemuan penderita TB Paru dalam strategi DOTS dilakukan secara pasif
(passive case finding). Penjaringan tersangka TB Paru dilaksanakan hanya pada
penderita yang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan terutama Puskesmas
sehingga penderita yang tidak datang masih menjadi sumber penularan yang
potensial. Strategi passive case finding kurang maksimal untuk diterapkan
terutama dalam percepatan penanganan penyakit TB yang telah menjadi bahaya
global (Depkes, 2002). Program pemberantasan TB Paru menjadi sangat penting
untuk dilakukan karena sejak tahun 1999 kasus TB Paru di Indonesia cenderung
meningkat sehingga pelaksanaan DOTS secara passive case finding perlu ditinjau
ulang.

IX. LATAR BELAKANG


Puskesmas Banyuanyar merupakan salah satu dari 21 Puskesmas yang ada
di wilayah Kabupaten Sampang terletak di Kecamatan Kota Sampang, Kelurahan
Polagan. Puskesmas Banyuanyar memiliki luas wilayah 8 km2 Ha. Luas wilayah
tersebut terdiri dari 8 desa, dengan jumlah penduduk 66.667 jiwa,
Adapun batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah utara berbatasan dengan desa Panggung Wilker Puskesmas
Kamoning
 Sebelah barat berbatasan dengan Desa Gulbung Kec. Pengarengan
 Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Madura
 Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tadden Wilker Puskesmas Camplong
Dalam pelaksanaan kegiatannya, Puskesmas berlandaskan pada Tugas Pokok dan
Fungsi Puskesmas yaitu :
e. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
f. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
Penemuan penderita TB Paru secara aktif di masyarakat sangat penting
untuk mencegah penularan lebih lanjut tetapi kendala di lapangan adalah jumlah
tenaga kesehatan yang ada sangat terbatas. Pemberdayaan kader masyarakat
dalam bidang kesehatan bukanlah hal baru, namun konsep active case finding
yang melibatkan peran aktif kader, masyarakat khususnya dalam penanggulangan
TB Paru hingga kini belum diaplikasikan di seluruh wilayah Indonesia dan
dikenal secara luas.
Kader masyarakat yang sebelumnya memperoleh pendidikan kesehatan
mengenai TB Paru diharapkan melakukan pengawasan (surveillance) aktif di
lingkungan RT-nya untuk mencari serta menemukan penderita suspect TB Paru.
Selanjutnya kader tersebut memotivasi penderita dan keluarga untuk segera
berobat ke Puskesmas terdekat. Dengan cara ini diharapkan penderita TB Paru
yang tidak berobat dapat diperiksa dan diobati semenjak dini sehingga dapat
mencegah angka penularan dan lebih jauh lagi dapat menurunkan prevalensi
serta mencegah outbreak TB Paru.
Berdasarkan data tersebut diatas maka disusunlah kerangka acuan
kegiatan pemeriksaan kesehatan anak usia sekolah tahun pertama pendidikan
tahun 2018 yang disusun berdasarkan RUK/RPK Puskesmas Banyuanyar tahun
2018.
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan tata nilai UPTD Puskesmas
Banyuanyar, yaitu PRIMA : Profesional (memiliki kompetensi dan kemampuan
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik), Ramah (memiliki sikap
yang sopan dan santun kepada seluruh masyarakat dan rekan kerja, Inisatif dan
Inovatif (memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide kreatif
serta memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan), Malu (memiliki
budaya malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya) dan
Akuntabel (memberikan pelayanan kesehatan sesuai pedoman dan standar
pelayanan yang ditetapkan, dapat diukur dan dipertanggung jawabkan)
X. TUJUAN
d. Tujuan umum
Mencari dan menemukan kasus baru dengan pemerikasaan dari sumber
penularan / kontak tracing.
e. Tujuan khusus
3. Dapat meningkatkan cakupan penemuan, pemeriksaan dan pengobatan
penderita TB Paru dalam strategi DOTS.
4. Dapat secara aktif mencari, memotivasi dan melakukan supervisi terhadap
pengawas menelan obat (PMO).
5. Dapat mengurangi angka kesakitan penderita TB Paru.

XI. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


NO Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Pencarian kasus baru TB dengan  Dengan melakukan pemeriksaan
Active case finding kontak serumah penderita TB
 Penjaringan pasien yang batuk
lebih dari 3 minggu dengan
koordinasi BP dan KIA

VII.CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


NO Kegiatan Pokok Pelaksana Lintas Program Lintas sektor Ket
Program Terkait Terkait
1. Pencarian kasus  menyusun 2. Laboratorium 2. Bidan wilayah Sumber

baru TB dengan rencana  Memberikan  Koordinasi pembiay

Active case finding kegiatan jadwal kegiatan kegiatan aan


 koordinasi  Memberikan hasil  Memberikan BOK
dengan LP/LS sputum yang jadwal kegiatan
 membagi tim diperoleh untuk  Memberikan
 menentukan dilakukan Nama dan tempat
tempat & waktu pemeriksaan kegiatan
pelaksaaan 3. Program Promkes  Menyiapkan data-
 menyiapkan  Memberikan data yang
form jadwal kegiatan diperlukan
pemeriksaan
dan POT dahak

VIII. Sasaran

Penderita TB Paru BTA Positif


IX. JADWAL KEGIATAN
2018
NO KEGIATAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
1 Pencarian kasus x x x x x x x x
baru TB dengan
Active case
finding

X. MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORAN
Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan
sesuai dengan jadwal kegiatan, dengan pelaporan hasil – hasil yang dicapai
pada bulan tersebut.
`
XI. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dengan menggunakan register dan format laporan yang telah
ditetapkan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang setelah
kegiatan ini selesai seluruhnya. Evaluasi kegiatan dilakukan sesuai jadwal
monitoring Puskesmas Banyuanyar.

Sampang, Januari 2018

Kepala Puskesmas Banyuanyar

dr.Indah Nur Susanti


NIP. 19720302 200212 2 005

Anda mungkin juga menyukai