Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AKHIR M2

PENGEMBANGAN PROFESI GURU

Disusun Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan


Ketercapaian Tugas Akhir M2 PPG dalam Jabatan Angkatan 2 Tahun 2019

Oleh:
Muhammad Darmawan Dewanto, S.Pd
19040318010315

PPG DALAM JABATAN ANGKATAN 2


PROGRAM PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
TUGAS AKHIR M2

PENGEMBANGAN PROFESI GURU

1. Rumuskanlah kompetensi guru secara utuh!


2. Menghadapi abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki oleh
guru dan siswa?
3. Buatlah rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan!
JAWABAN
1. Rumuskanlah kompetensi guru secara utuh?
Pendidikan berdampak pada kemajuan suatu bangsa, artinya semakin
banyak jumlah orang yang menempuh pendidikan tinggi maka akan
memberikan sumbangan pemikiran yang besar kepada bangsanya. Pelaku
peran pendidikan tersebut tidak lain adalah guru. Kompetensi guru merupakan
kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara
tangungjawab dan layak
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20
Tahun 2003 dirumuskan tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
penguasaan materi pembelajaran mata pelajaran secara luas dan mendalam
yang mencakup penguasaan substansi keilmuan yang menaungi materi
kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
Indikator esensial dari kompetensi profesional meliputi (1) memahami materi
ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, (2) memahami struktur, konsep, dan
metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar, (3) memahami hubungan
konsep antar mata pelajaran terkait, dan (4) menerapkan konsep-konsep
keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, kompetensi
profesional guru tidak sebatas hanya menguasai materi, guru juga harus
mampu mengelola program pembelajaran (administrasi guru), mengelola
kelas dalam pembelajaran, mampu mengintegrasikan dan beradaptasi dengan
perkembangan jaman khususnya di era abad 21, serta pengembangan karir
guru itu sendiri melalui karya ilmiah/penelitian.
Kompetensi Pedagogik merupakan pemahaman guru terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksananaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengakulturasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Kompetensi pedagogik meliputi sub kompetensi (1) memahami
karakteristik peserta didik dari aspek fisik, sosial, moral, kultural, emosional
dan intelektual, (2) memahami latar belakang keluarga dan masyarakat peserta
didik dan kebutuhan belajar dalam konteks kebhinekaan budaya, (3)
memahami gaya belajar dan kesulitan belajar peserta didik, (4) memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik, (5) menguasai teori dan prinsip belajar
serta pembelajaran yang mendidik, (6) mengembangkan kurikulum ang
mendorong keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, (7) merancang
pembelajaran yang mendidik, (8) melaksanakan pembelajaran yang mendidik,
(9) mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran, Sukanti (2008).
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Seorang guru harus
memiliki kompetensi ini. Sjarkawi (2006) mengatakan kepribadian
(personality) sebagai sifat yang khas yang dimiliki oleh seseorang dalam hal
ini kepribadian adalah karakter atau identitas. Rubio (2010:42) menjaskan
bahwa seorang guru harus menggunakan kemampuan personalnya
yangberperan penting dalam proses pembelajaran, hasil atau aprestasi, dan
perilaku peserta didik. Kemampuan kompetensi kepribadian guru meliputi
kepedulian, memahami peserta didik secara individu, hubungan murid dan
guru, dan lingkungan kelas.
Sebagai seorang teladan di depan peserta didik, sebelum guru
mengajarkan karakter pada peserta didik, guru harus memiliki kepribadian
yang baik sebagai seorang pendidik untuk memberikan contoh real karakter-
karakter baik yang harus dikembangkan peserta didik. Adanya guru dengan
kepribadian yang baik akan mendukung tercapainya tujuan kurikulum 2013
yaitu membentuk karakter pada peserta didik. Indikator esensial dalam
kompetensi kepribadian meliputi (1) kepribadian yang mantap dan stabil
meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi guru, dan
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma, (2) kepribadian
yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam bertindaksebagai pendidik
dan memiliki etos kerja sebagai guru, (3) kepribadian yang arif adalah
menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemamfaatan peserta didik,
sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak, (4) kepribadian yang berwibawa meliputi perilaku yang berpengaruh
positif terhadap peserta didik ,disegani namun tidak di takuti, (5) berakhlak
mulia yaitu dapat menjadi teladan bertindak sesuai dengan norma religius
(imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong).
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua
peserta didik, dan masyarakat sekitar. Slameto (2003) mengemukakan bahwa
kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi sosial sangat perlu dan harus dimiliki seorang guru karena
berlangsungnya pendidikan dampaknya akan dirasakan tidak hanya oleh
peserta didik itu sendiri tetapi juga oleh masyarakat yang menerima dan
memakai lulusannya.
Pada akhirnya, berdasarkan paparan di atas dalam rangka menghadapi
abad 21 dan untuk mengembangkan kompetensinya dapat dirumuskan bahwa
setidaknya guru harus melakukan tiga komponen, yaitu pengembangan diri,
publikasi ilmiah dan karya inovatif. Lebih lanjut, sebagai upaya menyiapkan
dan menyongsong pendidikan dan generasi abad 21, perlu disipkan secara
serius dari sekarang dengan menanamkan Akhlak (karakter), Kompetensi,
dan Literasi baik guru maupun siswa.
2. Menghadapi abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki
oleh guru dan siswa?
Proyeksi abad 21 menurut saya ada 3 komponen yang harus dimiliki
baik siswa maupun guru. Pertama adalah akhlak (karakter). Karakter ada
dua, moral dan kinerja. Karakter moral misalnya iman, takwa, jujur,
sedangkan karakter kinerja adalah kerja keras, ulet serta tangguh. Tentu kita
tidak ingin terbentuknya karakter abad 21 yang jujur tetapi malas dan
sebaliknya. Kedua adalah kompetensi/keterampilan. Seperti yang telah
banyak dibahas ada 4K (dalam bahasa Indonesia). Kritis (berpikir kritis),
Kreatif, Komunikatif, dan Kolaboratif (Kerjasama).
Yang ketiga adalah Literasi (Keterbukaan wawasan). Literasi yang
diperlukan di era abad 21 ini yang pertama adalah literasi baca. Seperti yang
kita ketahui Indonesia daya bacanya rendah hal ini akan berdampak pada
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi jika kita tidak banyak-
banyak membaca informasi dan keadaan kita akan semakin tertinggal. Lebih
lanjut adalah literasi sains dan teknologi.
Seperti yang kita ketahui Indonesia akan mendapatkan bonus
demografi yang sering kita gaungkan adalah "Indonesia Emas". Keadaan
dimana Indonesia akan memiliki banyak pemuda dibandingkan dengan usia
non produktif. Tentu ini akan menjadi sebuah kebangkitan atau malah
menjadi sebuah kegelapan. Bila para pemudanya dimasa itu produktif, maka
dimungkinkan Indonesia benar-benar akan memiliki generasi emas. Namun
apabila para pemudanya tidak produktif, tentu ini akan menjadi hal yang
patut diantisipasi agar hal demikian tidak terjadi.
Oleh karena itu, sebagai upaya menyiapkan dan menyongsong
pendidikan dan generasi abad 21, perlu disipkan secara serius dari sekarang
dengan menanamkan Akhlak (karakter), Kompetensi, dan Literasi.
3. Buatlah rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan!
Pengembangan guru berkelanjutan setidaknya harus melakukan tiga
komponen, yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif.
Pengembangan diri merupakan upaya-upaya guru dalam rangka meningkatkan
profesionalismenya. Salah satu yang merupakan kegiatan PKB adalah
melakukan pengembangan diri melalui 2 cara yaitu; (1) diklat fungsional dan
2) kegiatan kolektif. Diklat fungsional dapat berupa mengikuti pelatihan-
pelatihan, seminar nasional maupun internasional yang sifatnya membuga
wawasan dan pengetahuan baru. Kegiatan kolektif misalnya mengikuti
pertemuan MGMP, bedah buku dan lain sebagainya yang bersifat diskusi,
sharing bertukar pengalaman dan pengetahuan dengan rekan guru lainnya.
Pengembangan guru berkelanjutan selanjutnya adalah publikasi Ilmiah.
Saat ini kemenristekdikti melalui beberapa universitas tengah mensyaratkan
publikasi ilmiah terindeks Scopus atau diterbitkan pada jurnal nasional
maupun internasional bereputasi kepada mahasiswa sebagai syarat kelulusan.
Arah ini baik, dikarenakan dengan kegiatan publikasi ini setidaknya akan
meningkatkan daya literasi seseorang yang selanjutnya akan memberi hal
positif lain untuk dapat melakukan riset mengembangkan potensi diri. Hal
ini dapat kita rencanakan menjadi program tiap tahun atau semester misalnya
untuk menuliskan PTK atau hasil riset lain dalam bentuk jurnal yang
kemudian dinilaikan.
Karya inovatif bisa merupakan penemuan baru, hasil pengembangan,
atau hasil modifikasi sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan
kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan,
sains/teknologi, dan seni. Karya inovatif ini misalnya bias berupa
pengembangan alat peraga matematia, media pembelajaran yang biasanya
menggunakan power point dikembangkan dengan articulate yang dilengkapi
dengan soal-soal latihan. Tidak hanya berupa produk, karya inovatif dapat juga
berupa model pembelajaran yang dikembangkan, misalnya penerapan model
pembelajaran STEM.
Adapun rancangan pengembangan guru berkelanjutan sebagai berikut.

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Wonosari Evaluasi diri terhadap


Nama Guru : Muhammad TP: kompetensi terkait
Darmawan 2018/2019 (diisi kemudian)
Dewanto, S.Pd
Pedagogik
1. Menguasai karakteristik peserta didik
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
belajar yang mendidik
3. Pengembangan kurikulum
4. Kegiatan belajar yang mendidik
5. Pengembangan potensi peserta didik
6. Komunikasi dengan peserta didik
7. Penilaian dan evaluasi
Kepribadian
8. Bertindak sesuai norma agama, hukum,
sosial, dan kebudayaan nasional
9. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan
teladan
10. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi
dan rasa bangga menjadi seorang guru
Sosial
11.Bersikap inklusif, bertindak objektif serta
tidak diskriminatif
12.Komunikasi dengan sesama guru, tenaga
kependidikan, orang tua, peserta didik, dan
masyarakat
Profesional
13.Penguasaan materi, struktur, konsep dan
pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu
14. Pengembangan keprofesionalan melalui
tindakan yang reflektif
A. Pengembangan Diri
Mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar
nasional maupun internasional yang sifatnya
membuga wawasan dan pengetahuan baru
Mengikuti pertemuan MGMP, bedah buku
dan lain sebagainya yang bersifat diskusi,
sharing bertukar pengalaman dan
pengetahuan dengan rekan guru lainnya
B. Kompetensi menghasilkan Publikasi
Ilmiah
Guru melakukan penelitian PTK dan
publikasi jurnal baik nasional maupun
internasional.
Membuat buku ajar (Modul, diktat, buku)
C. Kompetensi menghasilkan Karya
Inovatif
Membuat alat peraga
Mengembangkan media pembelajaran

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Dra. Susiyanti, M.Pd Muhammad Darmawan


NIP.19640219 199003 2 005 Dewanto, S.Pd
DAFTAR PUSTAKA

Rubio, C. M. (2009). Effective teachers-professional and personal skills. Ensayos,


57, 2171-9098.
Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Melalui Peningkatan Pertimbangan
Moral.Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi.Jakarta : Rineka
Cipta.
Sukanti. 2008. Meningkatkan kompetensi guru melalui pelaksanaan tindakan
kelas. JurnalPendidikan Akutansi Indonesia, Vol. VI, No. 1.
Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003

Anda mungkin juga menyukai