Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TRAFFIC COUNTING

JALAN POROS SANGA SANGA - SAMARINDA

Disusun Oleh:
Kelompok 3 (Tiga)
S1 Teknik Lingkungan

NAMA NIM
1. Ratna Trimulyani 1609045001
2. Nurul Babul Jannah 1609045008
3. Antung Haida 1609045011
4. Azwadina Ramadanty 1609045020
5. Chintya Kosasih 1609045021
6. Nurul Izzah Fitrah 1609045022
7. Ayudia Nur Shadrina 1609045029
8. Shelly Talia Sibarani 1609045032
9. Firmansyah 1609045039
10. M. Richo Baihaqi S. 1609045044

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Jalan raya
merupakan sarana penting yang berpengaruh dalam segala aspek kehidupan. Seringkalinya
kita melihat permasalahan lalu lintas yang ada disekitar kita seperti arus kendaraan pada
jam-jam puncak yang terlalu banyak sehingga terjadi macet. Sehingga kita merasa kurang
nyaman memakai atau melalui jalan tersebut.

Untuk mengatasi kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas tersebut diperlukan suatu
sistem penentuan fase dan pengaturan lalu lintas yang baik dan berpengaruh pada
kelancaran, kenyamanan, dan keselamatan bagi kendaraan yang melewati jalan tersebut.
Sistem penentuan fase dan pengaturan lalu lintas biasanya lebih ditekankan pada lokasi-
lokasi dimana terjadi pertemuan jalan atau persimpangan jalan. Karena pada pertemuan
dua jalan atau lebih ini mengakibatkan adanya titik konflik yang akhirnya terjadi
kemacetan lalu lintas.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini antara lain:


a. Mengetahui kendaraan yang dominan dari hasil pengamatan traffic counting
b. Mengetahui besarnya jumlah volume kendaraan
c. Mengetahui hasil perhitungan Peak Hour Factor dan densitas
d. Mengetahui hasil perhitungan Time Mean Speed dan Space Mean Speed

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Traffic Counting ( TC )

Traffic Counting atau perhitungan lalu lintas merupakan suatu metode perhitungan
kendaraan dalam survei lalu lintas. TC atau Traffic Counting dapat dilakukan dengan dua
acara yaitu Perhitungan Tangan (Manual) dan Perhitungan Mekanik.

Tabel 2.1 Perbedaan Traffic Counting dengan Manual


Perhitungan
Tangan atau Manual Mekanik atau Alat
Lalu Lintas
- Luwes, dapat dipindahkan dari
- Dapat dilakukan pada segala
satu lokasi ke lokasi lain
cuaca
Keuntungan - Sederhana dan cepat
- Tepat bila peralatan
- Dapat mengelompokkan jenis
terpelihara
kendaraan
- Biaya pemasangan mahal
untuk penggunaan yang
singkat
Mahal, untuk periode yang lama - Perlu tenaga ahli
Kerugian
atau di luar jam kerja -Klasifikasi/pengelompokkan
kendaraan tetap manual
- Peralatan mungkin mahal
sekali

2.2 Volume / Flow

Volume adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu titik atau pada suatu ruas jalan
dalam waktu yang lama (minimal 24 jam) tanpa membedakan arah dan lajur. Segmen

3
jalan selama selang waktu tertentu yang dapat diekspresikan dalam tahunan,
harian (LHR), jam-an atau sub jam.

Rate of Flow atau Nilai Arus adalah Volume lalu-lintas yang biasanya kurang dari satu
jam tetapi diekspresikan dalam satu jam.
𝑛 . 3600
𝑞=
𝑡
q = jumlah kendaraan yang lewat tiap jam
n = jumlah kendaraan yang lewat pada waktu t
Untuk mendapatkan nilai arus suatu segmen jalan yang terdiri dari banyak tipe kendaraan
maka semua tipe-tipe kendaraan tersebut harus dikonversi ke dalam satuan mobil
penumpang (smp). Konversi kendaraan ke dalam satuan smp diperlukan angka faktor
ekivalen untuk berbagai jenis kendaraan.

Pengamatan lalu lintas ini diharapkan selama 24 jam perhari yang biasanya untuk
mengetahui terjadinya volume jam puncak atau Peak Hour Volume (PHV) yaitu volume
jam puncak yang tersusun dari volume 15 menitan tersibuk berurutan selama 1 jam.
PHF : Peak Hour Factor yaitu faktor jam puncak yang diperoleh dari:

𝑃𝐻𝑉
𝑃𝐻𝐹 =
4 𝑋 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 15 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

2.3 Spot Speed

Kecepatan setempat (Spot Speed), yaitu kecepatan kendaraan pada suatu saat diukur dari
suatu tempat yang ditentukan. Dalam suatu aliran lalu lintas yang bergerak setiap
kendaraan mempunyai kecepatan yang berbeda sehingga aliran lalu lintas tidak
mempunyai sifat kecepatan yang tunggal akan tetapi dalam bentuk distribusi kecepatan
kendaraan individual. Dari distribusi kecepatan kendaraan secara diskrit, suatu nilai rata–
rata atau tipikal digunakan untuk mengidentifikasikan aliran lalu lintas secara menyeluruh.
Ada dua jenis analisis kecepatan yang dipakai pada studi kecepatan arus lalu-lintas yaitu :

4
a. Time mean speed (TMS), yaitu rata-rata kecepatan dari seluruh kendaraan yang
melewati suatu titik pada jalan selama periode waktu tertentu. Kecepatan terdistribusi
dalam waktu, sedangkan lokasinya tetap.
∑𝑛𝑖=1 𝑉𝑖
𝑉𝑡 =
𝑛

Vt = spot speed
n = jumlah kendaraan

b. Space mean speed (SMS), yaitu rata-rata kecepatan kendaraan yang menempati suatu
segmen atau bagian jalan pada interval waktu tertentu.
𝑛 .𝐿
𝑉𝑠 =
∑𝑛𝑖=1 𝑡𝑖

Vs = spot speed
n = jumlah kendaraan
L = panjang segmen
ti = waktu yang ditempuh kendaraan

Perbedaan analisis dari kedua jenis kecepatan di atas adalah bahwa TMS adalah
pengukuran titik, sementara SMS pengukuran berkenaan dengan panjang jalan atau lajur.

2.4 Kerapatan / Density

Kerapatan adalah jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang jalan atau lajur dalam
kendaraan per km atau kendaraan per km per lajur. Nilai kerapatan dihitung berdasarkan
nilai kecepatan dan arus, karena sulit diukur dilapangan.
𝑞
D=
𝑉𝑠𝑚𝑠

q : volume (smp/jam)
Vsms : space mean speed (km/jam)

5
Ketiga unsur karakteristik dasar lalu lintas merupakan unsur pembentuk aliran lalu lintas
yang akan mendapatkan pola hubungan :
1. Kecepatan dengan Kerapatan
2. Volume dengan Kecepatan
3. Volume dengan Kerapatan

Hubungan antara volume dan kerapatan memperlihatkan bahwa kerapatan akan bertambah
apabila volumenya juga bertambah. Volume maksumum terjadi pada saat kerapatan
mencapai titik Dm (kapasitas jalur jalan sudah tercapai). Setelah mencapai titik ini volume
akan menurun walaupun kerapatan bertambah sampai terjadi kemacetan di titi Dj.

6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Perencanaan Survei

Lokasi survey dilakukan di Jalan Poros Sanga Sanga-Samarinda, Kelurahan Bantuas,


Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, dari depan warung sembako
menuju depan jalan masuk area pertambangan MNC Group. Survey dilakukan mulai pukul
10.50 – 11.50 WITA.

3.2 Pelaksanaan Survei

Tabel 3.1 Hasil Survey Lalu Lintas Kendaraan Bermotor

3.3 Pengolahan Data Survei

3.3.1 Perhitungan Rate of Flow


Arah Samarinda menuju Sanga-sanga
𝑛 . 3600
𝑞=
𝑡
228 𝑥 3600
=
3600

= 228 Kendaraan/Jam

Arah Sanga-sanga menuju Samarinda


𝑛 . 3600
𝑞=
3600

7
314 𝑥 3600
=
3600
= 314 Kendaran/ jam

3.3.2 Menentukan Jam Puncak dan Besar Volume Jam Puncak


Tabel 3.2 Jam Puncak dan Volume Jam Puncak Arah Samarinda menuju Sanga-sanga
Volume Kendaraan Arah Samarinda menuju Sanga-sanga
Waktu Total Kendaraan per 15 Menit
10.50 – 11.05 62
11.05 – 11.20 58
11.20 – 11.35 75
11.35 – 11.50 73
Jam puncak lalu lintas arah Samarinda menuju Sanga – sanga pada pukul 11.05 hingga
11.50 dan Volume puncaknya (PHV1) sebesar 206 kendaraan.

Tabel 3.3 Jam Puncak dan Volume Jam Puncak Arah Sanga-sanga Menuju Samarinda
Volume Kendaraan Arah Samarinda menuju Sanga-sanga
Waktu Total Kendaraan per 15 Menit
10.50 – 11.05 73
11.05 – 11.20 75
11.20 – 11.35 94
11.35 – 11.50 72
Jam puncak lalu lintas arah Sanga-sanga menuju Samarinda pada pukul 10.50 hingga 11.35
dan Volume puncaknya (PHV2) sebesar 242 kendaraan.

3.3.3 Menghitung Peak Hour Factor


PHF Arah Samarinda menuju Sanga-sanga
PHF1 = PHV1
4 x Volume 15 menit ter-sibuk
206
= = 0,687
4 𝑥 75

PHF Arah Sanga-sanga menuju Samarinda


PHF2 = PHV2
4 x Volume 15 menit ter-sibuk

8
242
= = 0,643
4 𝑥 94

3.3.4 Menghitung Time Mean Speed (TMS)


Time mean speed (TMS), yaitu rata-rata kecepatan dari seluruh kendaraan yang melewati
suatu titik pada jalan selama periode waktu tertentu. Kecepatan terdistribusi dalam waktu,
sedangkan lokasinya tetap.
∑𝑛𝑖=1 𝑉𝑖
𝑉𝑡 =
𝑛

Vt = spot speed
n = jumlah kendaraan

Tabel 3.4 Time Mean Speed Arah Samarinda menuju Sanga-Sanga

Klasifikasi Kendaraan Panjang Lintasan (m) Waktu (s) Kecepatan (m/s) Kecepatan (km/jam)
No
1 163 200 11.9 16.7 60
2 98 200 9.1 22.2 80
3 2 200 14.4 13.9 50
4 0 200 0 0 0
5 5 200 14.4 13.9 50
Jumlah 240
Rata-Rata 48

Tabel 3.5 Time Mean Speed Arah Sanga-Sanga menuju Samarinda

Klasifikasi Kendaraan Panjang Lintasan (m) Waktu (s) Kecepatan (m/s) Kecepatan (km/jam)
No
1 180 200 14.4 13.9 50
2 121 200 11.9 16.7 60
3 10 200 11.9 16.7 60
4 0 200 0 0 0
5 3 200 11.9 16.7 60
Jumlah 230
Rata-Rata 46

Keterangan:
-Kuning : Sepeda Motor
-Hijau : Mobil Ringan
-Oren : Truk
-Ungu : Bus
-Biru : Tronton

Menghitung Time Mean Speed


a. TMS arah Samarinda menuju Sanga-Sanga

9
∑𝑛
𝑖=1 𝑉1 240
Vt1 = = = 5 km/jam
𝑛 48

b. TMS arah Sanga-Sanga menuju Samarinda


∑𝑛
𝑖=1 𝑉2 230
Vt2 = = = 5 km/jam
𝑛 46

Menghitung Space Mean Speed


a. SMS arah Samarinda menuju Sanga-Sanga
𝑛 .𝐿 5 × 200
Vs1 = ∑𝑛 = = 20.1 m/s = 72.36 km/jam
𝑖=1 𝑡1 49.8

b. SMS arah Sanga-Sanga menuju Samarinda


𝑛 .𝐿 5 × 200
Vs2 = ∑𝑛 = = 20 m/s = 72 km/jam
𝑖=1 𝑡2 50.1

3.3.5 Menghitung Kerapatan/Density

Kerapatan adalah jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang jalan atau lajur dalam
kendaraan per km atau kendaraan per km per lajur. Nilai kerapatan dihitung berdasarkan
nilai kecepatan dan arus, karena sulit diukur dilapangan.
𝑞
D=
𝑉𝑠𝑚𝑠

q : volume (smp/jam)
Vsms : space mean speed (km/jam)

a. Arah Samarinda menuju Sanga-Sanga


Diketahui nilai Volume (Perhitungan) = 268 kendaraan/jam
Diketahui nilai Kecepatan SMS = 72.36 km/jam
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 268
𝐷𝑎 = = = 3.70 𝐾𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛/𝑘𝑚
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 72.36

b. Arah Sanga-Sanga menuju Samarinda


Diketahui nilai Volume (Perhitungan) = 314 kendaraan/jam
Diketahui nilai Kecepatan SMS = 72 km/jam

10
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 314
𝐷𝑎 = = = 4.36 𝐾𝑒𝑛𝑑𝑎𝑟𝑎𝑎𝑛/𝑘𝑚
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 72

3.4 Pembahasan

Korelasi adalah salah satu analisis dalam statistik yang dipakai untuk mencari hubungan
antara dua variabel yang bersifat kuantitatif. Analisis korelasi merupakan studi
pembahasan mengenai derajat hubungan atau derajat asosiasi antara dua variabel. Dari
hasil pengamatan traffic counting di Jl. Bantuas didominasi oleh kendaraan pribadi yaitu
kendaraan sepeda motor dan mobil ringan. Pada pukul 10.50-11.50 selama pengamatan
berlangsung tampak jika lalu lintas arah Sanga-Sanga menuju Samarinda lebih banyak
dibandingkan dengan arah Samarinda menuju Sanga-Sanga, hal ini dibuktikan dengan
volume yang tinggi pada jalur tersebut. Kepadatan kendaraan bermotor yang melintas di
jalan utama menuju area lahan tambang ini tentu memberikan pengaruh terdapat lalu lintas
kendaraan yang keluar masuk ke dalam area tambang. Dari hasil yang didapat bahwa
semakin tinggi jam maka kendaraan yang melintasi jalanan utama akan meningkat secara
signifikan, sedangkan untuk pembuangan sampah sendiri hanya boleh dilakukan dalam
rentang waktu diantara jam 06.00 – 18.00 WITA yang berarti sampah akan diangkut oleh
truk pengangkut sampah ke TPA diatas jam tersebut yang notabene merupakan jam sibuk
karena banyak kendaraan pribadi yang melintas untuk kembali ke rumah masing-masing.

Hasil lain yang didapat setelah melakukan pengamatan ialah ukuran jalan yang kurang
memadai untuk dilewati oleh kendaraan bermuatan berat. Jalan utama digunakan untuk
semua jenis kendaraan dalam berbagai kalangan karena tidak ada lagi jalan alternatif yang
bisa dipakai khusus untuk keperluan industri yang dapat memudahkan lalu lintas agar tidak
terlalu padat. Oleh karena itu, muncul kekhawatiran bila mobilitas truk pengangkut
sampah akan terganggu dan dapat menyebabkan keterlambatan untuk sampai ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
a. Dari hasil pengamatan traffic counting di Jl. Bantuas didominasi oleh
kendaraan pribadi yaitu kendaraan sepeda motor dan mobil ringan. Dari nilai
kepadatan dan secara visual yang terjadi di Jl. Bantuas tidak tinggi.
b. Pada pukul 10.50-11.50 selama pengamatan berlangsung tampak jika lalu
lintas arah Sanga-Sanga menuju Samarinda lebih banyak dibandingkan
dengan arah Samarinda menuju Sanga-Sanga, hal ini dibuktikan dengan
jumlah volume yang tinggi pada jalur tersebut dan jam puncak terjadi pada jam
11.35-11.50 untuk arah keduanya, yaitu arah Sanga-Sanga menuju Samarinda
dan arah Samarinda menuju Sanga-Sanga.
c. Dari hasil perhitungan Peak Hour Factor yang didapat pada arah Samarinda
menuju Sanga-Sanga didapatkan hasil sebesar 0,687 dan pada arah Sanga-
Sanga menuju Samarinda didapatkan hasil sebesar 0,643. Pada hasil
perhitungan densitas pada arah Samarinda menuju Sanga-Sanga didapatkan
hasil sebesar 3,70 kendaraan/km dan pada arah Sanga-Sanga menuju
Samarinda didapatkan hasil sebesar 4,36 kendaraan/km.
d. Pada hasil perhitungan Time Mean Speed yang didapat pada arah Samarinda
menuju Sanga-Sanga dan sebaliknya didapatkan hasil sebesar 5 km/jam. Pada
hasil perhitungan Space Mean Speed yang didapat pada arah Samarinda
menuju Sanga-Sanga didapatkan hasil sebesar 72,36 km/jam dan pada arah
Sanga-Sanga menuju Samarinda didapatkan hasil sebesar 72 km/jam.

12

Anda mungkin juga menyukai