Anda di halaman 1dari 4

Pemanfaatan Metode Certainty Factor dan

Bayes pada Sistem Pakar Pendeteksi Dini


Penyakit Tuberkulosis

Soetoro
Universitas Dian Nuswantoro Semarang,
Jl. Imam Bonjol No. 205-207 Semarang
Email : toro@ikin.co.id

Abstrak
Tuberkulosis atau sering kita mengenal dengan sebutan TB atau flek paru, merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, penyakit ini
menyerang saluran pernafasan utama manusia yaitu paru-paru. Penyakit ini juga dapat
menyerang organ tubuh lain selain paru, seperti ginjal, tulang belakang, otak, kelenjar, dan usus
manusia apabila terlambat melakukan pengobatan, dalam bidang kesehatan disebut
Tuberculosis Ekstra Paru. Kurangnya perhatian, pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya diagnosa awal penyakit TB ini menjadi latar belakang perlunya dibuat sistem pakar
untuk membantu masyarakat dan tenaga kesehatan sehingga dapat melakukan diagnosa awal
secara cepat dan efektif untuk pengobatan dan pencegahan agar penyakit tidak menjadi kronis.
Sistem Pakar ini akan mendiagnosa penyakit TB dengan memanfaatkan metode Certainty Factor
dan Bayes. Tujuan Penelitian ini adalah menghasilkan Sistem Pakar yang dapat mendiagnosa,
memberikan informasi dan pengetahuan secara cepat, tepat dan efektif kepada masyarakat dan
tenaga kesehatan mengenai penyakit tuberculosis.

Kata Kunci : Sistem Pakar, Certainty Factor, Bayes, Tuberkulosis

1. PENDAHULUAN Mycobacterium tubercolis atau dikenal


Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan dengan penyakit TB merupakan penyakit
Utama yang disebabkan oleh bakteri menular yang banyak menyebabkan
kematian di Indonesia, sayangnya mengandung bakteri Mycobacterium
masyarakat kurang menyadari, kurang tuberculosis, bersin, berbicara dan
pengetahuan atau bahkan tidak tahu kemudian terhirup oleh orang lain, maka
tentang bahaya yang ditimbulkan dari orang tersebut berpotensi tertular
penyakit TB. Menurut data dari penyakit TB. Bakteri penyebab TB
Kementrian dan Kesehatan di Tahun 2018 umumnya mampu bertahan selama satu
terdapat 842 kasus tuberkulosis, hingga dua jam di udara bebas yang
Indonesia menduduki peringkat ketiga lembab tanpa terpapar sinar matahari.
terbesar dunia untuk kasus TB. Namun bakteri akan mampu bertahan
Sementara untuk kasus TB resisten obat lebih lama hingga satu minggu di dalam
dilaporkan sebanyak 4.400 kasus, TB pada dahak dengan suhu 30-37 derajat celcius
anak sebanyak 52.929 kasus dan penyakit dan mampu bertahan hingga berbulan
TB yang juga diderita oleh pengidap HIV bulan pada kondisi yang lembab, gelap
sebanyak 7.729 kasus. Penyakit TB dan cuaca dingin.
menular melalui udara, ketika penderita
TB mengeluarkan dahak yang

2. TINJAUAN PUSTAKA
a. Sistem Pakar
Sistem pakar adalah suatu program menganalisis informasi (biasanya
komputer yang mengandung diberikan oleh pengguna suatu sistem)
pengetahuan dari satu atau lebih pakar mengenai suatu kelas masalah spesifik
manusia mengenai suatu bidang spesifik. serta analisis matematis dari masalah
Jenis program ini pertama kali tersebut. Tergantung dari desainnya,
dikembangkan oleh periset kecerdasan sistem pakar juga mampu
buatan pada dasawarsa 1960-an dan merekomendasikan suatu rangkaian
1970-an dan diterapkan secara komersial tindakan pengguna untuk dapat
selama 1980-an. Bentuk umum sistem menerapkan koreksi. Sistem ini
pakar adalah suatu program yang dibuat memanfaatkan kapabilitas penalaran
berdasarkan suatu set aturan yang untuk mencapai suatu simpulan [ ** ].

b. Komponen Sistem Pakar seorang pakar, yang kemudian dapat


Komponen utama pada struktur sistem dimasukkan kedalam bahasa
pakar (Hu et al, 1987) meliputi: pemrograman khusus untuk
1) Basis Pengetahuan (Knowledge kecerdasan buatan (misalnya
Base) PROLOG atau LISP) atau shell sistem
Menurut Gondran (1986) dalam pakar (misalnya EXSYS, PC-PLUS,
Utami (2002), basis pengetahuan CRYSTAL, dsb.)
merupakan representasi dari
2) Mesin Inferensi (Inference Engine) yang diperlukan, dimana fakta-fakta
Mesin inferensi berperan sebagai tersebut digunakan untuk memenuhi
otak dari sistem pakar. Mesin kondisi dari kaidah-kaidah dalam
inferensi berfungsi untuk memandu sistem. Basis data menyimpan semua
proses penalaran terhadap suatu fakta, baik fakta awal pada saat
kondisi, berdasarkan pada basis sistem mulai beroperasi, maupun
pengetahuan yang tersedia. Di dalam fakta-fakta yang diperoleh pada saat
mesin inferensi terjadi proses untuk proses penarikan kesimpulan sedang
memanipulasi dan mengarahkan dilaksanakan. Basis data digunakan
kaidah, model, dan fakta yang untuk menyimpan data hasil
disimpan dalam basis pengetahuan observasi dan data lain yang
dalam rangka mencapai solusi atau dibutuhkan selama pemrosesan.
kesimpulan.
4) Antarmuka Pemakai (User
Interface)
3) Basis Data (Database) Fasilitas ini digunakan sebagai
Basis data terdiri atas semua fakta perantara komunikasi antara
pemakai dengan sistem.

c. Tuberkulosis

Merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus bersifat mematikan. Penyakit
ini disebabkan oleh berbagai strain mikobakteria, umumnya Mycobacterium tuberculosis
(disingkat "MTb" atau "MTbc")[1]. Tuberkulosis biasanya menyerang paru-paru, namun juga bisa
berdampak pada bagian tubuh lainnya. Tuberkulosis menyebar melalui udara ketika seseorang
dengan infeksi TB aktif batuk, bersin, atau menyebarkan butiran ludah mereka melalui udara[2].
Infeksi TB umumnya bersifat asimtomatik dan laten. Namun hanya satu dari sepuluh kasus infeksi
laten yang berkembang menjadi penyakit aktif. Bila Tuberkulosis tidak diobati maka lebih dari
50% orang yang terinfeksi bisa meninggal.

d. Jenis dan Gejala Tuberkulosis


1) Tuberkulosis Paru
a.
2) Tuberkulosis Ekstra Paru
a.
e. Certainty Factor
f. Bayes
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. KESIMPULAN DAN SARAN
5. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai