Anda di halaman 1dari 7

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO.

2/Mei 2014

PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER


(PLC) PADA MESIN FINGER JOINT

Frans Gullit B Simarmata, Riswan Dinzi


Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail: fransgullit@ymail.com

Abstrak
Pada masa sekarang ini, pengoperasian motor–motor listrik biasanya diaplikasikan dengan beban jenis
sequence, interlock, kombinasi antara keduanya, dan lain – lain. Sistem kontrol yang dipakai umumnya masih
menggunakan sistem kontrol konvensional. Karena itu, diperlukan sistem yang mempergunakan alat kontrol
otomatis yang lebih handal yang mempunyai banyak kelebihan–kelebihan yang lain yang tidak dimiliki sistem
kontrol konvensional. Pemanfaatan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem kontrol yang lebih tepat.
Dengan PLC, kita semakin mudah dalam hal wiring, karena hanya memasukkan kontrol yang sudah dirancang
kedalam program PLC. Dengan PLC juga, semakin mudah melihat titik trouble saat ada kesalahan dalam
pemrograman, karena PLC akan menunjukkan indikator yang mengindikasikan adanya trouble. Perumusan masalah
dalam Paper ini adalah bagaimana cara memprogram Programmable Logic Controller (PLC) pada mesin Finger
Joint. Finger Joint merupakan mesin yang populer di industri perkayuan saat ini. Mesin finger joint adalah mesin
yang berproses membentuk finger – finger di ujung – ujung dari kayu – kayu yang masuk ke dalam mesin tersebut
dan selanjutnya finger kayu yang satu dengan finger kayu yang lainnya di satukan melalui proses jointing menjadi
satu kesatuan yang utuh dan bernilai ekonomis. PLC sepenuhnya mengontrol kerja dari mesin finger joint tersebut.
Pengoperasian program PLC pada mesin finger joint telah berjalan sesuai dengan perencanaan dan perancangan
program yang telah dibuat. Semua sistem beroperasi sesuai dengan instruksi yang disimpan pada PLC, baik pada
mode “auto” maupun pada mode “manual”. Untuk mode “manual”, selain berfungsi secara manual, mode ini bisa
dimanfaatkan ntuk perawatan dan pemeliharaan mesin finger joint. Penggunaan penerapan PLC ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai dasar dan tolak ukur untuk kemajuan teknologi dimasa depan.

Kata Kunci: PLC, Mesin Finger Joint

1. Pendahuluan kontrol sederhana, gambar sistem lebih


sederhana, pemrograman disimpan didalam
Pada masa sekarang ini, pengoperasian memori, dan lebih mudah dalam pencarian titik
motor–motor listrik biasanya diaplikasikan trouble shooting [1].
dengan beban jenis sequence, interlock, Dengan latar belakang inilah yang menjadi
kombinasi antara keduanya dan lain sebagainya. alasan penulis untuk mencoba memahami hal ini
Sistem kontrol yang dipakai umumnya masih dengan memilih judul “ Pemrograman
menggunakan sistem kontrol konvensional. Programmable Logic Controller (PLC) Pada
Ternyata sistem kontrol konvensional ini Mesin Finger Joint”.
memiliki beberapa kelemahan, seperti
diperlukan kerja keras saat dilakukan 2.a Programmable Logic Controller (PLC)
pengkabelan, kesulitan saat dilakukan
penggantian dan perbaikan, dan kesulitan dalam NEMA (The National Electrical
melakukan pelacakan kesalahan. Manufacturers Association) mendefinisikan
PLC dirancang untuk mengendalikan suatu PLC sebagai piranti elektronika digital yang
sistem kontrol otomatis pada mesin-mesin menggunakan memori yang bisa diprogram
industri ataupun aplikasi lainnya. Beberapa sebagai penyimpan internal dari sekumpulan
keuntungan yang menjadi tolak ukur pada PLC instruksi dengan mengimplementasikan fungsi-
dibandingkan dengan sistem kontrol fungsi tertentu, seperti logika, sekuensial,
konvensional, antara lain efisien saat pewaktuan, perhitungan, dan aritmetika, untuk
pengkabelan, wiring relatif sedikit, urutan proses mengendalikan berbagai jenis mesin ataupun
ladder dapat dengan mudah diubah, perangkat
copyright DTE FT USU 61
2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

proses melalui modul I/O digital dan atau mengerjakan semua instruksi terkait ke arah
analog. PLC banyak digunakan pada aplikasi- bawah.
aplikasi industri, misalnya pada pabrik Dengan demikian penting untuk
minuman, pabrik kertas, dan lain sebagainya. menempatkan instruksi-instruksi sesuai urutan
Dengan kata lain, hampir semua aplikasi yang seharusnya, sehingga program bisa bekerja
memerlukan kontrol listrik atau elektronik atau berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.
lainnya [1]. Dan CPU selalu mengerjakan instruksi dari kiri
Ada berbagai macam jenis dan spesifikasi ke kanan sebelum kembali lagi ke titik cabang
PLC, tergantung kebutuhan sipemakai. Salah kemudian mengerjakan pada garis instruksi
satu contoh bentuk fisik dari PLC ini berikutnya dan seterusnya [3].
ditunjukkan seperti Gambar 1 [2]. Personal Computer berfungsi untuk
memasukkan perintah atau program secara
berurutan, yaitu dengan menggambarkan
diagram ladder pada computer. Diagram ladder
di gambar pada file FC1, dan ladder fungsi END
di gambar pada file OB1. Untuk koneksi ke
PLC, komputer harus menggunakan peripheral
port untuk mengkoneksi ke PLC. Namun,
karena di dalam tugas akhir program hanya di
simulasikan di komputer saja, jadi tidak perlu
Gambar 1. Konstruksi PLC Siemens S7
mengkoneksi ke PLC. Skema cara mengkoneksi
Ada terdapat bagian – bagian dari PLC, komputer ke PLC ditunjukkan pada Gambar 3.
yaitu : CPU, Terminal Supply, Terminal
Pentanahan Fungsional, Terminal Keluaran,
Terminal Masukan, Indikator PC, Terminal
pentanahan pengaman, Indikator masukan
(Indikator, Indikator keluaran, Memori PLC,
Peripheral Port, Exspanssion I /O [3].
Dengan menunjukkan hubungan antara satu
rangkaian kontrol dengan ladder diagram untuk
lebih mudah mempresentasikannya. Pada kedua Gambar 3. Skema cara mengkoneksi personal
gambar di bawah ini menunjukkan cara kerja komputer ke PLC
yang sama walaupun dalam bentuk
penggambaran yang berbeda. Yang mana
Kemudian, langkah berikutnya adalah ON
gambar 2(a) merupakan penggambaran start-
kan komputer, lalu pilih program software PLC
stop motor secara diagram kontrol dan gambar
SIEMENS. Setelah program terbuka, klik
2(b) menunjukkan penggambaran start-stop
toolbar “Simulation On/Off” seperti terlihat
motor secara diagram ladder [2].
pada Gambar 4.

2(a)

2(b)
Gambar 2(a). Rangkaian kontrol start–stop
motor
(b). Diagram ladder start- stop
motor
Saat eksekusi program dijalankan, unit
CPU didalam PLC akan men-scan program dari
atas ke bawah, memeriksa semua kondisi dan

copyright DTE FT USU 62


2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

6 (a)

Gambar 4. Tampilan software PLC Siemens


pada PC
Setelah itu, maka pada PC ditampilkan
simulation on/off seperti ditunjukkan pada
Gambar 5. 6(b)
Gambar 6(a). Pemograman diagram ladder
pada file FC1
6(b). Pemrograman diagram ladder
pada file OB1
Kemudian langkah berikutnya adalah
mengklik toolbar download pada file FC1 dan
OB1. Tujuannya adalah untuk mengkoneksi file
ini ke program simulation On/Off. Selanjutnya
program dapat di RUN, dengan mengklik
toolbar monitor On/Off pada file FC1 dan OB1
Gambar 5. Tampilan proses simulation on/off yang ditunjukkan pada Gambar 7(a) dan
Setelah itu, klik RUN-P, lalu pada tab Gambar 7(b) yang mana pada Gambar 7(a)
sebelumnya (Gambar 5), klik download untuk menunjukkan tampilan program RUN pada file
mengkoneksi tanggapan dari RUN-P. Maka, FC1 dan Gambar 7(b) menunjukkan tampilan
setelah proses berhasil, maka disinilah PLC program RUN pada file OB1. Proses Running
dapat diprogram dengan menggambarkan menunjukkan program PLC siap untuk di
diagram ladder pada lembar file FC1 dan OB1 operasikan.
untuk fungsi END. Contoh pemograman
diagram ladder dapat ditunjukkan pada Gambar
6(a) dan Gambar 6(b) yang mana pada Gambar
6(a) adalah file FC1 yang menampilkan diagram
ladder dan Gambar 6(b) adalah file OB1 yang
menampilkan fungsi END.

copyright DTE FT USU 63


2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

kayu – kayu ini adalah sisa – sisa kayu yang


didaur ulang kembali. Mesin ini sangat populer
dan berteknologi tinggi di industri perkayuan
saat ini. Sambungan finger joint seperti
pertemuan jari jemari kita. Banyaknya 'jari' dan
garis sambungan memberikan permukaan
bidang lem yang lebih luas sehingga konstruksi
lebih kuat.
Peralatan yang ada pada mesin finger joint
adalah sebagai berikut:
1. Motor Induksi 3 Fasa
Motor induksi adalah motor listrik arus
bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak
sama dengan putaran medan stator, dengan kata
lain putaran rotor dengan putaran medan pada
stator terdapat selisih putaran yang disebut slip
[4]. Konstruksi motor induksi 3 fasa di
tunjukkan pada Gambar 8.
7(a)

Gambar 8. Konstruksi motor induksi 3 fasa


2. Silinder Pneumatik
Silinder pneumatik adalah katup yang
digunakan untuk menggerakkan beban berat.
Memiliki 2 type, single action dan double
action. Single action dimana pergerakan batang
silinder pneumatik setengahnya dilakukan oleh
pegas, sedangkan double action dua pergerakan
keluar dan kedalam sama – sama dilakukan oleh
pneumatic. Bentuk fisik silinder pneumatik
7(b) ditunjukkan pada Gambar 9.
Gambar 7(a). Tampilan program RUN (monitor
On) pada file FC1.
7(b). Tampilan program RUN (monitor
On) pada file OB1.
Selanjutnya PLC dapat dioperasikan sesuai Gambar 9. Bentuk fisik pada silinder pneumatik
dengan program diagram ladder yang telah 3. Solenoid Valve
diberikan. Solenoid valve pneumatic adalah katup
yang digerakan oleh energi listrik, mempunyai
2.b Finger Joint kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi
untuk menggerakan plunger yang dapat
Finger joint adalah mesin yang berproses digerakan oleh arus AC maupun DC. Solenoid
membentuk finger – finger di ujung – ujung dari
valve pneumatic atau katup (valve) solenoida
kayu – kayu yang masuk ke dalam mesin mempunyai lubang keluaran, lubang masukan,
tersebut dan selanjutnya finger kayu yang satu lubang jebakan udara (exhaust) dan lubang Inlet
dengan finger kayu yang lainnya di satukan Main. Lubang Inlet Main, berfungsi sebagai
melalui proses jointing menjadi satu kesatuan terminal / tempat udara bertekanan masuk atau
yang utuh dan bernilai ekonomis. Pada dasarnya, supply (service unit), lalu lubang keluaran
copyright DTE FT USU 64
2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

(Outlet Port) dan lubang masukan (Inlet Port),


berfungsi sebagai terminal atau tempat tekanan
angin keluar yang dihubungkan ke pneumatic,
sedangkan lubang jebakan udara (exhaust),
berfungsi untuk mengeluarkan udara bertekanan
yang terjebak saat plunger bergerak atau pindah
Gambar 13. Peletakan magnetic sylinder sensor
posisi ketika solenoid valve bekerja. Bentuk
fisik solenoid valve ditunjukkan pada Gambar 8. Cutter
10. Cutter adalah mesin yang bekerja meratakan
ujung kayu – kayu dengan memotong sisi ujung
kayu sebelum dibentuk finger. Bentuk fisik pada
cutter ditunjukkan pada Gambar 14.

Gambar 10. Bentuk fisik pada solenoid valve


5. Limit Switch
Limit switch atau dalam bahasa
Indonesianya bisa juga disebut saklar pembatas,
dalam artian mendeteksi gerakan dari suatu Gambar 14. Bentuk fisik pada cutter
mesin sehingga bisa mengontrolnya atau
memberhentikan gerakan dari mesin tersebut 9. Shaper
sehingga dapat membatasi gerakan mesin dan Shaper adalah mesin yang berfungsi
tidak sampai kebablasan, pemakaiannyapun membentuk finger pada kayu sebagai lanjutan
sangat umum dan banyak dan bentuk fisik limit dari proses cutter pada mesin finger shape joint
switch ditunjukkan pada Gambar 11. 1 dan finger shape joint 2. Bentuk fisik pada
shaper ditunjukkan pada Gambar 15.

Gambar 11. Bentuk fisik pada Limit switch


6. Sensor Photo Electric Switch Gambar 15. Bentuk fisik pada shaper
Sensor ini menggunakan elemen peka
10. Lem
cahaya untuk mendeteksi objek dan terdiri dari
Lem berfungsi untuk merekatkan dan
emitor (sumber cahaya) dan penerima. Proses
melengkatkan finger kayu yang satu dengan
kerja photo electric switch ditunjukkan pada
finger kayu yang lainnya. Pemberian Lem pada
Gambar 12.
finger – finger dari kayu – kayu terletak setelah
shaper 2. Bentuk fisik pada Lem ditunjukkan
pada Gambar 16.

Gambar 12. Proses kerja photo electric switch


7. Magnetic Sylinder Sensor Gambar 16. Bentuk fisik pada Lem
Magnetic Sylinder Sensor digunakan untuk Gambar konstruksi mesin finger joint
mendeteksi posisi piston di dalam silinder ditunjukkan pada Gambar 17.
pneumatik. Sensor ini terpasang langsung ke
body silinder dan beroperasi sesuai dengan
prinsip yang sama seperti sensor proximity.
Sensor tersebut mendeteksi magnet cincin piston
melalui dinding rumah yang terbuat dari
nonmagnetizable bahan (aluminium, kuningan,
stainless steel). Peletakan magnetic sylinder
sensor ditunjukkan pada Gambar 13.

copyright DTE FT USU 65


2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

Gambar 17. Konstruksi mesin finger joint


Keterangan gambar :
A. Mesin Infeed
B. Mesin Finger Shape Joint 1
C. Mesin Infeed 2
D. Mesin Finger Shape Joint 2
E. Mesin Infeed 3
F. Mesin Finger Joint

3. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang diterapkan pada Gambar 19. Diagram blok mesin finger joint
pemrograman PLC pada mesin finger joint Tampilan screen pada mesin finger joint
adalah sebagai berikut: ditunjukkan pada Gambar 19.
1. Tempat Penelitian dilakukan pada PT.
Karya Gunung Pudung Jl. Ujung Labuhan
KM. 15 No. 100 Namorambe Medan 20356.
Waktu yang digunakan untuk melakukan
penelitian ini selama satu bulan dimulai dari
tanggal 14 Agustus 2013 – 14 September
2013.
2. Bahan dan peralatan yang di perlukan
adalah Software PLC Siemens Simatic S7
dan sebuah komputer.
3. Flow chart pemrograman PLC pada mesin
finger joint ditunjukkan pada gambar 18.

Gambar 19. Tampilan screen pada simulasi


mesin finger joint
Setelah melakukan perencanaan dan hasil
running pemrograman PLC, selanjutnya
dilakukan pengujian terhadap program tersebut.
Hal ini berguna untuk mengetahui apakah
program yang telah di rancang telah “running”
atau tidak.
Adapun pengujian yang dilakukan adalah:
1. Analisa simulasi program PLC pada mesin
Gambar 18. Flow chart pemrograman PLC pada finger joint dengan mode “auto”.
mesin finger joint Switch S_ON (M3.1) ditekan, sistem On
(Q13.4). Kemudian switch Auto (M0.0) di
4. Pengujian dan Analisa aktifkan, maka sistem dalam keadaan stand
Untuk dapat melakukan pengujian dan by untuk beroperasi secara otomatis. Pada
analisa pemrograman PLC pada mesin finger kondisi “stand by”, maka equipment yang
joint, maka dirancang terlebih dahulu langsung pada status On adalah Mesin Infeed
pengalamatan input dan output PLC, diagram ( Konveyor 2 (Q0.2); Limiter 1 (Q0.7);
blok mesin finger joint, program ladder yang Limiter 2 (Q1.2) ), Mesin Finger Shape Joint
telah di desain dan direncanakan, serta wiring 1 ( Cutter 1 (Q0.3); Shaper 1 (Q0.4); Silinder
diagram power circuit dan control circuit. Pneumatic Side (Q1.5); Silinder Pneumatic
Diagram blok mesin finger joint Top (Q1.6); Limiter Side 1 (Q2.6); Limit
ditunjukkan pada gambar 19. Switch 1 (M0.5) aktif ), Mesin Infeed 2 (
Konveyor 4 (Q2.7); Limiter 3 (Q3.5); Limiter
4 (Q4.0) ), Mesin Finger Shape Joint 2 (
Cutter 2 (Q3.0); Shaper 2 (Q3.1); Silinder

copyright DTE FT USU 66


2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

Pneumatic Side (Q4.3); Silinder Pneumatic


Top (Q4.4); Limiter Side 2 (Q5.4); Limit
Switch 3 (M1.2) aktif ), Mesin Infeed 3 (
Konveyor 6 (Q6.0); Konveyor 13 (Q6.1);
Limiter 5 (Q7.0); In Jointing Feeding (Q7.6)
), Mesin Finger Joint ( 3 Silinder Pneumatic
Top (Q9.5); Cutter 3 (Q9.1) )
2. Analisa simulasi program PLC pada mesin
finger joint dengan mode “manual”.
Sistem masih dalam status On, Switch Auto
(M0.0) di nonaktifkan (Off), Switch Manual
(M3.3) diaktifkan (On), maka sistem
beroperasi secara manual
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan,
semua sistem beroperasi sesuai dengan instruksi
yang telah disimpan pada PLC, baik pada mode
“auto” maupun pada mode “manual”

5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemrograman dan analisa
program PLC pada mesin finger joint ini yang
telah dilakukan pada tugas akhir ini, dapat
diambil kesimpulan bahwa:
1. Pengoperasian program PLC pada mesin
finger joint telah berjalan sesuai dengan
perencanaan dan perancangan program yang
telah dibuat.
2. Semua sistem beroperasi sesuai dengan
instruksi yang disimpan pada PLC, baik pada
mode “auto” maupun pada mode “manual”.
3. Pada mode “auto”, program PLC bekerja
secara otomatis dan pada mode “manual”,
program bekerja secara manual.

6. Daftar Pustaka
[1] Agfianto Eko Putra, PLC: Konsep,
Pemrograman dan Aplikasi, Edisi
Pertama, Yogyakarta; Penerbit Gavamedia
[2] Anoname, Information And Training
Automation And Drives Simatic S7
Programming 1, Copyright, 2003, Siemens
AG, Nurnberg, Germany.
[3] Frans, (2009) Modul Praktikum
Pemrograman PLC, Skripsi,Medan.
[4] Zuhal, “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
Elektronika Daya”, Edisi ke-5, Penerbit
Gramedia, Jakarta, 1995.

copyright DTE FT USU 67


2014

Anda mungkin juga menyukai