ARTIKEL ILMIAH
Oleh :
ABSTRACT
This research performed in order to test influence of EPS, PER, ROA, DER and
PBV to stock return of LQ45 companies for period 2008 – 2012. Sampling
technique used in the research is purposive sampling with criteria as (1) listed in
LQ45 in 2008 – 2012, (2) have complete data for research purposes This study
used secondary data collected through Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) and Indonesian Stock Exchange, for an observation period of 2010-2012
with 88 sample companies. The result of this research show Price Earning Ratio
(PER) have significant effect to stock return and Earning Per Share (EPS),
Return On Asset (ROA), Debt To Equity (DER), and Price To Book Value (PBV)
don’t have significance effect to stock return.
PENDAHULUAN
Pasar modal mempunyai peran memperoleh keuntungan yang bisa
yang penting dalam kegiatan diperoleh dalam bentuk dividen,
perekonomian khususnya di Earning Per Share, maupun capital
Indonesia. Secara keseluruhan gain. Bagi perusahaan, peran pasar
perkembangan ekonomi dapat dilihat modal adalah tersedianya dana dari
dari perkembangan pasar modal dan investor ke perusahaan, sedangkan
industri sekuritas pada suatu negara. bagi investor diharapkan mendapat
Harga saham yang meningkat return. Return saham merupakan
menggambarkan bahwa nilai tingkat pengembalian yang diterima
perusahaan meningkat atau prestasi investor sebagai penghasilan
manajemen dalam mengelola investasi yang telah dilakukan.
usahanya sangatlah baik (Arista, Apabila seorang investor
2012). Pasar modal dapat menginginkan return yang tinggi
memberikan manfaat dan sebagai maka ia harus bersedia menanggung
sarana investasi bagi investor. Oleh risiko lebih tinggi, demikian pula
karena itu pasar modal menjadi salah sebaliknya bila menginginkan return
satu sumber kemajuan ekonomi. rendah maka risiko yang akan
Pihak investor dapat ditanggung juga rendah. Berdasarkan
menginvestasikan dananya untuk beberapa penelitian sebelumnya,
1
maka dilakukan penelitian pada perusahaan akan memberikan
indeks LQ45 yang merupakan indeks pengembalian yang cukup baik sehingga
dengan menggunakan 45 emiten memberikan sinyal positif terhadap
yang dipilih berdasarkan investor bahwa tata kelola perusahaan
pertimbangan likuiditas dan baik.
kapitalisasi pasar, dengan kriteria– Return Saham
kriteria yang telah ditentukan Return saham merupakan tingkat
(www.idx.co.id 7 Mei 2012). pengembalian yang diterima investor
Sehingga LQ45 dapat sebagai penghasilan investasi yang telah
menggambarkan dan mewakili pasar dilakukan. Konsep utama return terdiri
saham di Indonesia (Darmadji dan dari dua jenis yaitu current income
Fakhruddin, 2011). Di LQ45, (pendapatan lancar) dan capital gain
banyak perusahan yang keluar dan (keuntungan selisih harga) (Ang, 1997).
masuk secara bergantian dikarenakan Return saham dapat dihitung melalui
rumus sebagai berikut:
tingkat liquiditas, kapitalisasi pasar,
Pt – (Pt – 1)
dan saham perusahaan yang
Rt =
berfluktuasi.
Pt – 1
RERANGKA TEORITIS YANG Dimana :
DIPAKAI DAN HIPOTESIS Rt : return saham
Pt : harga penutupan pada tahun t
Teori Signaling (per 31 Desember)
Teori signaling menyatakan bahwa Pt-1 : harga penutupan pada tahun
perusahaan yang berkualitas baik sebelumnya (per 31 Desember)
dengan sengaja akan memberikan sinyal Harga penutupan pada periode t adalah
pada pasar yang berupa informasi, harga sekuritas pada akhir periode
pasar diharapkan dapat membedakan ditambah pendapatan investasi yaitu
perusahaan yang berkualitas baik dan bunga untuk obligasi dan dividen untuk
buruk (Arista, 2012). Teori sinyal saham. Sedangkan harga penutupan
menjelaskan tentang bagaimana para pada tahun sebelumnya adalah harga
investor memiliki informasi yang sama sekuritas tersebut pada saat diperoleh
tentang prospek perusahaan sebagai atau dibeli.
manajer perusahaan ini di sebut Earning Per Share (EPS)
asimetris (Susilowati dan Turyanto, Earning Per Share merupakan
2011). Teori sinyal mengemukakan perbandingan antara laba bersih setelah
bagaimana seharusnya sebuah pajak pada satu tahun buku dengan
perusahaan memberikan sinyal kepada jumlah saham yang
pengguna laporan keuangan. Sinyal ini diterbitkan(Widiatmojo, 1996 dalam
berupa informasi mengenai apa yang Martono, 2009). Earning Per Share
sudah dilakukan oleh manajemen untuk dapat dirumuskan sebagai berikut:
merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal
dapat berupa promosi atau informasi
lain yang menyatakan bahwa Laba bersih setelah bunga
perusahaan tersebut lebih baik daripada dan pajak
perusahaan lain. Sehingga, apabila EPS =
perusahaan sudah melakukan analisis Jumlah saham beredar
kinerja perusahaan dengan baik maka
2
Kenaikan earning per share berarti Sedangkan total shareholders’ equity
perusahaan sedang dalam tahap merupakan total modal sendiri (total
pertumbuhan atau kondisi keuangannya modal saham yang disetor dan laba
sedang mengalami peningkatan dalam yang ditahan) yang dimiliki perusahaan.
penjualan dan laba, atau dengan kata Ang (1997) menyatakan bahwa semakin
lain semakin besar earning per share tinggi nilai DER menunjukkan semakin
menandakan kemampuan perusahaan tinggi resiko yang harus ditanggung
dalam menghasilkan keuntungan bersih perusahaan dengan menggunakan
setiap lembar saham (Arista, 2012). modal sendiri apabila perusahaan
Price Earning Ratio (PER) mengalami kerugian. Debt To Equity
Price Earning Ratio merupakan laba Ratio dapat dihitung melalui rumus
yang dihasilkan perusahaan dari harga sebagai berikut:
saham dengan EPS. PER menurut
Eduardus Tandelilin (2001) Total hutang
menunjukkan hubungan antara harga DER =
pasar saham biasa dan EPS, rasio ini Ekuitas pemegang saham
digunakan untuk melihat seberapa Price To Book Value (PBV)
besar potensi pasar investor dalam Ang (1997) menyatakan bahwa Price To
menilai harga saham terhadap kelipatan Book Value (PBV) merupakan rasio
dari laba. Price Earning Ratio dapat pasar yang digunakan untuk mengukur
dirumuskan sebagai berikut: kinerja harga pasar saham terhadap
Harga saham nilai bukunya. Rasio ini dihitung dengan
PER = membandingkan harga pasar saham
EPS dengan nilai buku per lembar saham
Return On Asset (ROA) (book value per share). Price To Book
Ang (1997) menyatakan bahwa ROA Value dapat dirumuskan sebagai
merupakan rasio antara laba bersih berikut:
sesudah pajak (net income after tax-
Ps
NIAT) terhadap total asset. Semakin
tinggi ROA menunjukkan bahwa kinerja PBV =
perusahaan semakin baik, karena BVS
perusahaan mampu memberikan
tingkat kembalian (return) yang semakin Dimana:
besar (Ang, 1997). Return On Asset
dapat dirumuskan sebagai berikut: Ps : Harga pasar saham
3
H2 : Price Earning Ratio (PER) H4 : Debt To Equity Ratio (DER)
berpengaruh terhadap return berpengaruh terhadap return
saham LQ45 periode 2008 – saham LQ45 periode 2008 –
2012. 2012.
Gambar 1
Kerangka pemikiran
8
KESIMPULAN,
Pengaruh EPS (X1) terhadap KETERBATASAN DAN SARAN.
return saham (Y)
Dari hasil uji t yang telah dilakukan Penelitian ini bertujuan untuk
didapatkan hasil sebesar 0.173 > mengetahui apakah EPS, PER, ROA,
0.05, hal ini dapat diartikan bahwa DER, dan PBV memiliki pengaruh
H0 diterima dan H1 ditolak, dengan yang signifikan terhadap return
kata lain bahwa EPS tidak saham. Berdasarkan kriteria yang
mempunyai pengaruh yang ditentukan, ditemukan 88 sampel
signifikan terhadap return saham. perusahaan. Variabel dalam
penelitian ini adalah return saham,
Pengaruh PER (X2) terhadap
EPS, PER, ROA, DER, dan PBV.
return saham (Y)
Pengujian ini dilakukan dengan
Dari hasil uji t yang telah dilakukan
menggunakan alat uji analisis
didapatkan hasil sebesar 0.012 <
deskriptif, uji asumsi klasik, analisis
0.05, hal ini dapat diartikan bahwa
regresi linear berganda, dan
H0 ditolak dan H1 diterima, dengan
pengujian hipotesis. Peneliti akan
kata lain bahwa PER mempunyai
menarik beberapa kesimpulan guna
pengaruh yang signifikan terhadap
menjawab rumusan masalah yang
return saham.
telah dikemukakan sebelumnya.
Pengaruh ROA (X3) terhadap
Berdasarkan hasil pengujian
return saham (Y)
hipotesis, maka dapat ditarik
Dari hasil uji t yang telah dilakukan
kesimpulan sebagai berikut:
didapatkan hasil sebesar 0.248 >
persamaan atau rumus yang dibuat
0.05, hal ini dapat diartikan bahwa
adalah persamaan yang fit atau sehat
H0 diterima dan H1 ditolak, dengan
dengan menggunakan uji F terbukti
kata lain bahwa ROA tidak
karena nilai probabilitas kurang dari
mempunyai pengaruh yang
0,05 artinya model regresi yang
signifikan terhadap return saham.
dibuat merupakan model yang fit.
Pengaruh DER (X4) terhadap
Earning Per Share (EPS), Return On
return saham (Y)
Asset (ROA), Return On Equity
Dari hasil uji t yang telah dilakukan
(ROE), dan Price Earning Ratio
didapatkan hasil sebesar 0.521 >
(PER) secara parsial berpengaruh
0.05, hal ini dapat diartikan bahwa
signifikan terhadap Return Saham
H0 diterima dan H4 ditolak, dengan
pada perusahaan LQ45dengan
kata lain bahwa DER tidak
menggunakan uji t sebagian terbukti
mempunyai pengaruh yang
karena nilai probabilitas dari EPS,
signifikan terhadap return saham.
ROA, DER, dan PBV lebih besar
Pengaruh PBV (X5) terhadap
dari 0,05 yang berarti bahwa EPS,
return saham (Y)
ROA, DER, dan PBV secara parsial
Dari hasil uji t yang telah dilakukan
tidak berpengaruh terhadap Return
didapatkan hasil sebesar 0. 686 >
Saham. Tetapi nilai probabilitas dari
0.05, hal ini dapat diartikan bahwa
PER lebih kecil dari 0.05 yang
H0 diterima dan H5 ditolak, dengan
berarti bahwa PER berpengaruh
kata lain bahwa PBV tidak
terhadap Return Saham.
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap return saham.
9
Berdasarkan koefisien determinasi Imelda. 2003. “Analisis
hasil perhitungan adalah sebesar Faktor Fundamental dan
7.6%. Hal ini berarti 7.6 % Risiko Sistematik Terhadap
perubahan variabel terikat (Return Harga Saham Properti di
Saham) perusahaan LQ45 yang BEJ”. Jurnal Akuntansi dan
dimasukkan ke dalam model (EPS, Keuangan. Vol. 5 No. 2.
PER, ROA, DER dan PBV),
sedangkan sisanya 92.4% Ang, Robert, 1997, Buku Pintar
dipengaruhi oleh variabel lain yang Pasar Modal Indonesia,
tidak dimasukkan dalam model. Mediasoft, Indonesia.
Adapun keterbatasan yang dihadapi
peneliti adalah Sampel yang Darmadji, Tjiptono dan Hendy M.
digunakan oleh peneliti hanya Fakhruddin. 2011. Pasar
perusahaan LQ45, sehingga tidak Modal Di Indonesia (Edisi
bisa menggeneralisasi seluruh 3). Jakarta: Salemba Empat.
perusahaan go public, nilai Adjusted
R2 yang rendah dari hasil pengujian Desy Arista. 2012. “Analisis Faktor
hanya sebesar 7.6 persen dapat – Faktor Yang
diartikan bahwa variabel independen Mempengaruhi Return
yang digunakan dalam penelitian ini Saham (Kasus pada
kurang dapat menjelaskan variabel Perusahaan Manufaktur
dependen. yang Go Public di BEI
Saran yang dapat diberikan untuk periode tahun 2005 -
penelitian selanjutnya adalah 2009)”. Jurnal Ilmu
Sebaiknya peneliti selanjutnya Manajemen dan Akuntansi
menggunakan variabel lain diluar Terapan. Vol. 3 No. 1.
variable saat ini untuk meneliti faktor
– faktor lain yang lebih mempunyai Eduardus Tandelilian. 2001.
pengaruh seperti volume Anailisis Investasi dan
perdagangan dan NPM dibandingkan Manajemen Portofolio.
dengan variabel independen yang Edisi Pertama. Yogyakarta :
digunakan saat ini. BPFE.
11