Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH EPS, PER, ROA, DER DAN PBV TERHADAP RETURN

SAHAM PERUSAHAAN LQ45 PERIODE 2008 – 2012

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian

Perogram Pendidikan Strata Satu


Jurusan Akuntansi

Oleh :

MAULIDA AYU WINDIARSIH


2010310382

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA


2014
PENGARUH EPS, PER, ROA, DER DAN PBV TERHADAP RETURN
SAHAM PERUSAHAAN LQ45 PERIODE 2008 - 2012

Maulida Ayu Windiarsih


STIE PERBANAS SURABAYA
Email : maulidaayu80@gmail.com
Jl. Nginden Semolo 34-36 Surabaya

ABSTRACT

This research performed in order to test influence of EPS, PER, ROA, DER and
PBV to stock return of LQ45 companies for period 2008 – 2012. Sampling
technique used in the research is purposive sampling with criteria as (1) listed in
LQ45 in 2008 – 2012, (2) have complete data for research purposes This study
used secondary data collected through Indonesian Capital Market Directory
(ICMD) and Indonesian Stock Exchange, for an observation period of 2010-2012
with 88 sample companies. The result of this research show Price Earning Ratio
(PER) have significant effect to stock return and Earning Per Share (EPS),
Return On Asset (ROA), Debt To Equity (DER), and Price To Book Value (PBV)
don’t have significance effect to stock return.

Keywords: EPS, PER, ROA, DER, PBV, and Stock Return

PENDAHULUAN
Pasar modal mempunyai peran memperoleh keuntungan yang bisa
yang penting dalam kegiatan diperoleh dalam bentuk dividen,
perekonomian khususnya di Earning Per Share, maupun capital
Indonesia. Secara keseluruhan gain. Bagi perusahaan, peran pasar
perkembangan ekonomi dapat dilihat modal adalah tersedianya dana dari
dari perkembangan pasar modal dan investor ke perusahaan, sedangkan
industri sekuritas pada suatu negara. bagi investor diharapkan mendapat
Harga saham yang meningkat return. Return saham merupakan
menggambarkan bahwa nilai tingkat pengembalian yang diterima
perusahaan meningkat atau prestasi investor sebagai penghasilan
manajemen dalam mengelola investasi yang telah dilakukan.
usahanya sangatlah baik (Arista, Apabila seorang investor
2012). Pasar modal dapat menginginkan return yang tinggi
memberikan manfaat dan sebagai maka ia harus bersedia menanggung
sarana investasi bagi investor. Oleh risiko lebih tinggi, demikian pula
karena itu pasar modal menjadi salah sebaliknya bila menginginkan return
satu sumber kemajuan ekonomi. rendah maka risiko yang akan
Pihak investor dapat ditanggung juga rendah. Berdasarkan
menginvestasikan dananya untuk beberapa penelitian sebelumnya,
1
maka dilakukan penelitian pada perusahaan akan memberikan
indeks LQ45 yang merupakan indeks pengembalian yang cukup baik sehingga
dengan menggunakan 45 emiten memberikan sinyal positif terhadap
yang dipilih berdasarkan investor bahwa tata kelola perusahaan
pertimbangan likuiditas dan baik.
kapitalisasi pasar, dengan kriteria– Return Saham
kriteria yang telah ditentukan Return saham merupakan tingkat
(www.idx.co.id 7 Mei 2012). pengembalian yang diterima investor
Sehingga LQ45 dapat sebagai penghasilan investasi yang telah
menggambarkan dan mewakili pasar dilakukan. Konsep utama return terdiri
saham di Indonesia (Darmadji dan dari dua jenis yaitu current income
Fakhruddin, 2011). Di LQ45, (pendapatan lancar) dan capital gain
banyak perusahan yang keluar dan (keuntungan selisih harga) (Ang, 1997).
masuk secara bergantian dikarenakan Return saham dapat dihitung melalui
rumus sebagai berikut:
tingkat liquiditas, kapitalisasi pasar,
Pt – (Pt – 1)
dan saham perusahaan yang
Rt =
berfluktuasi.
Pt – 1
RERANGKA TEORITIS YANG Dimana :
DIPAKAI DAN HIPOTESIS Rt : return saham
Pt : harga penutupan pada tahun t
Teori Signaling (per 31 Desember)
Teori signaling menyatakan bahwa Pt-1 : harga penutupan pada tahun
perusahaan yang berkualitas baik sebelumnya (per 31 Desember)
dengan sengaja akan memberikan sinyal Harga penutupan pada periode t adalah
pada pasar yang berupa informasi, harga sekuritas pada akhir periode
pasar diharapkan dapat membedakan ditambah pendapatan investasi yaitu
perusahaan yang berkualitas baik dan bunga untuk obligasi dan dividen untuk
buruk (Arista, 2012). Teori sinyal saham. Sedangkan harga penutupan
menjelaskan tentang bagaimana para pada tahun sebelumnya adalah harga
investor memiliki informasi yang sama sekuritas tersebut pada saat diperoleh
tentang prospek perusahaan sebagai atau dibeli.
manajer perusahaan ini di sebut Earning Per Share (EPS)
asimetris (Susilowati dan Turyanto, Earning Per Share merupakan
2011). Teori sinyal mengemukakan perbandingan antara laba bersih setelah
bagaimana seharusnya sebuah pajak pada satu tahun buku dengan
perusahaan memberikan sinyal kepada jumlah saham yang
pengguna laporan keuangan. Sinyal ini diterbitkan(Widiatmojo, 1996 dalam
berupa informasi mengenai apa yang Martono, 2009). Earning Per Share
sudah dilakukan oleh manajemen untuk dapat dirumuskan sebagai berikut:
merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal
dapat berupa promosi atau informasi
lain yang menyatakan bahwa Laba bersih setelah bunga
perusahaan tersebut lebih baik daripada dan pajak
perusahaan lain. Sehingga, apabila EPS =
perusahaan sudah melakukan analisis Jumlah saham beredar
kinerja perusahaan dengan baik maka
2
Kenaikan earning per share berarti Sedangkan total shareholders’ equity
perusahaan sedang dalam tahap merupakan total modal sendiri (total
pertumbuhan atau kondisi keuangannya modal saham yang disetor dan laba
sedang mengalami peningkatan dalam yang ditahan) yang dimiliki perusahaan.
penjualan dan laba, atau dengan kata Ang (1997) menyatakan bahwa semakin
lain semakin besar earning per share tinggi nilai DER menunjukkan semakin
menandakan kemampuan perusahaan tinggi resiko yang harus ditanggung
dalam menghasilkan keuntungan bersih perusahaan dengan menggunakan
setiap lembar saham (Arista, 2012). modal sendiri apabila perusahaan
Price Earning Ratio (PER) mengalami kerugian. Debt To Equity
Price Earning Ratio merupakan laba Ratio dapat dihitung melalui rumus
yang dihasilkan perusahaan dari harga sebagai berikut:
saham dengan EPS. PER menurut
Eduardus Tandelilin (2001) Total hutang
menunjukkan hubungan antara harga DER =
pasar saham biasa dan EPS, rasio ini Ekuitas pemegang saham
digunakan untuk melihat seberapa Price To Book Value (PBV)
besar potensi pasar investor dalam Ang (1997) menyatakan bahwa Price To
menilai harga saham terhadap kelipatan Book Value (PBV) merupakan rasio
dari laba. Price Earning Ratio dapat pasar yang digunakan untuk mengukur
dirumuskan sebagai berikut: kinerja harga pasar saham terhadap
Harga saham nilai bukunya. Rasio ini dihitung dengan
PER = membandingkan harga pasar saham
EPS dengan nilai buku per lembar saham
Return On Asset (ROA) (book value per share). Price To Book
Ang (1997) menyatakan bahwa ROA Value dapat dirumuskan sebagai
merupakan rasio antara laba bersih berikut:
sesudah pajak (net income after tax-
Ps
NIAT) terhadap total asset. Semakin
tinggi ROA menunjukkan bahwa kinerja PBV =
perusahaan semakin baik, karena BVS
perusahaan mampu memberikan
tingkat kembalian (return) yang semakin Dimana:
besar (Ang, 1997). Return On Asset
dapat dirumuskan sebagai berikut: Ps : Harga pasar saham

BVS : Book Value Per Share


Laba bersih setelahpajak
ROA = x 100% Kerangka pemikiran yang mendasari
Total asset penelitian digambar 1. Berdasarkan
Debt To Equity Ratio (DER) rumusan masalah dan landasan teori
Debt To Equity Ratio (DER) digunakan yang telah dijelaskan, maka hipotesis
untuk mengukur tingkat leverage penelitian ini adalah sebagai berikut :
(pengggunaan hutang) terhadap total H1 : Earning Per Share (EPS)
shareholders’ equity yang dimiliki berpengaruh terhadap return
perusahaan (Ang, 1997). Total debts saham LQ45 periode 2008 –
merupakan total liabilitas (baik hutang 2012.
jangka pendek maupun jangka panjang).

3
H2 : Price Earning Ratio (PER) H4 : Debt To Equity Ratio (DER)
berpengaruh terhadap return berpengaruh terhadap return
saham LQ45 periode 2008 – saham LQ45 periode 2008 –
2012. 2012.

H3 : Return On Asset (ROA) H5 : Price To Book Value (PBV)


berpengaruh terhadap return berpengaruh terhadap return
saham LQ45 periode 2008 – saham LQ45 periode 2008 –
2012. 2012.

Gambar 1
Kerangka pemikiran

METODE PENELITIAN Teknik yang digunakan dalam


penelitian ini adalah menggunakan
Klasifikasi Sampel metode purposive sampling yaitu teknik
Populasi yang digunakan dalam menentukan sampling dengan
penelitian ini adalah perusahaan yang pertimbangan tertentu (Martono,
tergabung dalam Indeks LQ 45 Bursa 2010). Adapun kriteria yang digunakan
Efek Indonesia pada tahun 2008-2012. adalah sebagai berikut :(1) Sampel
Alasan menggunakan perusahaan yang merupakan perusahaan yang tetap
masuk dalam LQ45 adalah untuk terdaftar di Indeks LQ 45 Bursa Efek
mencerminkan saham-saham yang Indonesia selama tahun 2008-2012. (2)
mempunyai likuiditas tinggi dan karena Sampel memiliki data yang lengkap
saham perusahaan tersebut aktif untuk keperluan penelitian. (3) Sampel
diperdagangkan di Bursa Efek tidak melakukan merger atau akuisisi.
Indonesia. Sample atau bagian dari Data Penelitian
populasi yang diharapkan mampu Penelitian ini mengambil sampel
mewakili populasi dalam penelitian ini pada perusahaan yang terdaftar di
adalah sebanyak 45 saham perusahaan. LQ45 yang sudah dikategorikan
4
dengan ciri-ciri khusus yang telah sebelumnya adalah harga sekuritas
tercantum sebelumnya selama tersebut pada saat diperoleh atau
periode 2008-2012. Data yang dibeli.
digunakan dalam penelitian ini
adalah data kuantitatif. Teknik EPS
pengumpulan data untuk keperluan Earning Per Share merupakan
penelitian ini dilakukan dengan perbandingan antara laba bersih setelah
dokumentasi. Dokumentasi yang pajak pada satu tahun buku dengan
dilakukan adalah mengumpulkan jumlah saham yang diterbitkan
semua data sekunder berupa EPS, (Widiatmojo, 1996 dalam Martono,
PER, ROA, DER, PBV, harga saham 2009). Earning Per Share dapat
penutupan, dan harga saham dirumuskan sebagai berikut:
sebelum. Data tersebut dikumpulkan
Laba bersih setelah bunga dan
dari tahun 2008 hingga 2012.
pajak
Variabel Penelitian EPS =
Variabel penelitian yang digunakan Jumlah saham beredar
dalam penelitian ini meliputi variabel
dependen yaitu return saham dan PER
variabel independen terdiri dari EPS, PER menurut Eduardus Tandelilin (2001)
PER, ROA, DER, dan PBV. menunjukkan hubungan antara harga
pasar saham biasa dan EPS, rasio ini
Definisi Operasional Variabel digunakan untuk melihat seberapa
Return Saham besar potensi pasar investor dalam
Return saham adalah tingkat menilai harga saham terhadap kelipatan
keuntungan yang dinikmati oleh dari laba. Price Earning Ratio dapat
pemodal atas suatu investasi yang dirumuskan sebagai berikut:
dilakukan (Ang, 1997). Return
Harga saham
saham dapat dihitung melalui rumus
PER =
sebagai berikut:
EPS
Pt – (Pt – 1)
Rt =
ROA
Pt – 1
Ang (1997) menyatakan bahwa ROA
Dimana : merupakan rasio antara laba bersih
Rt : return saham sesudah pajak (net income after tax-
Pt : harga penutupan pada tahun t NIAT) terhadap total asset. Return On
(per 31 Desember) Asset dapat dirumuskan sebagai
Pt-1 : harga penutupan pada tahun berikut:
sebelumnya (per 31
Laba bersih setelah pajak
Desember)
ROA = x 100%
Harga penutupan pada periode t Total asset
adalah harga sekuritas pada akhir
periode ditambah pendapatan DER
investasi yaitu bunga untuk obligasi Debt To Equity Ratio (DER) digunakan
dan dividen untuk saham. Sedangkan untuk mengukur tingkat leverage
harga penutupan pada tahun
5
(pengggunaan hutang) terhadap total Variabel N Min Max Mean
shareholders’ equity yang dimiliki Return 88 -0.962 2.289 0.125
perusahaan (Ang, 1997). Debt To Equity EPS 88 16.070 4424.386 594.213
Ratio dapat dihitung melalui rumus PER 88 2.675 153.722 22.971
sebagai berikut: ROA 88 0.606 40.354 11.560
Total hutang DER 88 0.158 17.754 3.210
DER = PBV 88 0.142 31.250 3.580
Ekuitas pemegang saham

PBV Return Saham


Ang (1997) menyatakan bahwa Price To Perusahaan LQ45 mempunyai rata –
Book Value (PBV) merupakan rasio rata return saham sebesar 0.125.
pasar (market ratio) yang digunakan Nilai maximum yang diperoleh
untuk mengukur kinerja harga pasar sebesar 2.289 dimiliki oleh Astra
saham terhadap nilai bukunya. Price To Internasional Tbk pada tahun 2009.
Book Value dapat dirumuskan sebagai
Nilai minimum yang diperoleh
berikut:
sebesar -0.962 yang dimiliki oleh
Timah (Persero) Tbk pada tahun
2008.
Ps
PBV = EPS
BVS
Perusahaan LQ45 mempunyai rata –
Dimana: rata EPS sebesar 594.213. Nilai
Ps : Harga pasar saham maximum yang diperoleh sebesar
BVS : Book Value Per Share 4424.386 dimiliki oleh Indo
Tambangraya Megah Tbk pada tahun
Alat Analisis 2011, yang berarti bahwa satu lembar
Untuk menguji pengaruh antara EPS, saham Indo Tambangraya Megah
PER, ROA, DER, dan PBV terhadap Tbk dapat menghasilkan laba sebesar
return saham yang tercatat di LQ45 4424.386. Sedangkan nilai minimum
periode 2008-2012 digunakan analisis yang diperoleh sebesar 16.070 yang
deskriptif, uji asumsi klasik, analisis dimiliki oleh Lippo Karawaci Tbk
regresi linear berganda, dan pengujian pada tahun 2008.
hipotesis. PER
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perusahaan LQ45 mempunyai rata –
rata PER sebesar 22.971. Nilai
Uji Deskriptif maximum yang diperoleh sebesar
Analisis deskripstif digunakan untuk 153.722 dimiliki oleh Astra
memberikan gambaran mengenai Internasional Tbk pada tahun 2010,
variabel-variabel dalam penelitian ini, hal ini menunjukkan bahwa harga
yaitu : variabel return saham, EPS, PER, saham tersebut 153.722 kali lipat
ROA, DER, dan PBV. Berikut merupakan terhadap EPS. Sedangkan nilai
hasil uji deskriptif. minimum yang diperoleh sebesar
Tabel 1 2.675 yang dimiliki oleh Bumi
Hasis Analisis Deskriptif Resources Tbk pada tahun 2008.
6
ROA Multikolonieritas, dan Uji
Heterokedastisitas.
Perusahaan LQ45 mempunyai rata –
Uji Normalitas
rata ROA sebesar 11.560. Nilai
Tabel 2
maximum yang diperoleh sebesar
Hasil Uji Normalitas
40.354 dimiliki oleh Astra Argo
Lestari Tbk pada tahun 2008, Kolmogorov- Asymp.
sedangkan nilai minimum yang N Smirnov Z Sig
diperoleh sebesar 0.606 yang 88 1.000 0.270
dimiliki oleh Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk pada tahun 2008. Berdasarkan tabel diatas
terlihat bahwa nilai signifikan 0.270
DER
yang lebih besar dari 0.05, sehingga
Perusahaan LQ45 mempunyai rata – disimpulkan bahwa asumsi
rata DER sebesar 3.210. Nilai normalitas dipenuhi. Hal ini berarti
maximum yang diperoleh sebesar Ho diterima yang berarti data
17.754 dimiliki oleh Bumi Resources terdistribusi secara normal.
Tbk pada tahun 2012, sedangkan Uji Autokorelasi
nilai minimum yang diperoleh Tabel 3
sebesar 0.158 yang dimiliki oleh PP Hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test
London Sumatra Indonesia Tbk pada
Test Asymp.
tahun 2011.
Value Sig
PBV Unstandardized
-0.09187 0.000
Perusahaan LQ45 mempunyai rata – Residual
rata PBV sebesar 3.580. Nilai
maximum yang diperoleh sebesar Berdasarkan tabel diatas
31.250 dimiliki oleh Bumi Resources menunjukkan bahwa nilai test value
Tbk pada tahun 2012, sedangkan adalah sebesar -0.09187 dengan
nilai minimum yang diperoleh probabilitas 0.000 signifikan pada
sebesar 0.142 yang dimiliki oleh 0.05 yang berarti hipotesis nol
Timah (Persero) Tbk pada tahun ditolak, sehingga dapat disimpulkan
2008. bahwa residual tidak random atau
terjadi autokorelasi antar nilai
Tolerance VIF residual.
EPS 0.583 1.716
PER 0.865 1.156 Uji Multikoloniearitas
ROA 0.301 3.326
DER 0.398 2.510 Tabel 4
PBV 0.681 1.469 Hasil Uji Multikolinearitas

Uji Asumsi Klasik


Berdasarkan tabel diatas dapat
Sebelum melakukan analisis regresi diketahui bahwa nilai tolerance
linier berganda akan dilakukan Uji menunjukkan tidak ada variabel
Asumsi Klasik antara lain: Uji independen yang memiliki nilai
Normalitas, Uji Autokorelasi, Uji tolerance kurang dari 0.10 yang berarti
tidak ada korelasi antar variabel
7
independen yang nilainya lebih dari
95%. Hasil perhitungan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan Uji Koefisien Determinasi (R2)
hal yang sama tidak ada satu variabel
Tabel 6
independen yang memiliki nilai VIF lebih
dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa Hasil Uji R2
tidak ada multikolonieritas antar
Adjusted R
variabel independen dalam model R R Square
Square
regresi.
0.359 0.129 0.076
Uji Heterokedastisitas Berdasarkan tabel 6
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai keofisien
Uji Heterokedastisitas dengan Uji determinasi (R2) sebesar 0.076 atau
Glejser 7.6%. Hal ini menunjukkan bahwa rasio
EPS, PER, ROA, DER, dan PBV hanya
Variabel Sig mempunyai pengaruh terhadap return
EPS 0.679 saham sebesar 7.6%, sedangkan sisanya
PER 0.003 92.4% dipengaruhi oleh model variabel
ROA 0.047 lainnya yang tidak dimasukkan dalam
DER 0.044 model.
PBV 0.534
Uji F
Berdasarkan tabel 5,
menunjukkan bahwa terdapat Tabel 7
variabel independen yang signifikan Hasil Uji F
mempengaruhi variabel dependen
nilai Absolut Ut (AbsUt). Hal ini Model F Sig
terlihat pada variabel PER, ROA dan Regression 2.425 0.042
DER yang probabilitas
signifikansinya dibawah 0.05, Berdasarkan tabel diatas dapat
sehingga dapat disimpulkan model diketahui bahwa nilai probabilitas F
regresi dalam penelitian ini = 0.042 < 0.05. Hal ini menunjukkan
mengandung adanya bahwa model regresi yang dibuat
heterokedastisitas. merupakan model yang fit.
Pengujian Hipotesis Uji t
Analisis Regresi Linear Berganda
Berikut ini hasil rangkuman dari Tabel 8
analisis regresi linear berganda Hasil Uji t
menggunakan SPSS 16, perumusan
Variabel Sig
yang dibuat adalah:
Y = 0.104 + 1.940 EPS + 0.009 PER EPS 0.173
– 0.018 ROA - 0.21 DER + 0.011
PER 0.012
PBV + e
Nilai konstanta a sebesar 0.104 ROA 0.248
memperlihatkan bahwa variabel X DER 0.521
yaitu EPS, PER, ROA, DER, dan
PBV dianggap konstan. PBV 0.686

8
KESIMPULAN,
Pengaruh EPS (X1) terhadap KETERBATASAN DAN SARAN.
return saham (Y)
Dari hasil uji t yang telah dilakukan Penelitian ini bertujuan untuk
didapatkan hasil sebesar 0.173 > mengetahui apakah EPS, PER, ROA,
0.05, hal ini dapat diartikan bahwa DER, dan PBV memiliki pengaruh
H0 diterima dan H1 ditolak, dengan yang signifikan terhadap return
kata lain bahwa EPS tidak saham. Berdasarkan kriteria yang
mempunyai pengaruh yang ditentukan, ditemukan 88 sampel
signifikan terhadap return saham. perusahaan. Variabel dalam
penelitian ini adalah return saham,
Pengaruh PER (X2) terhadap
EPS, PER, ROA, DER, dan PBV.
return saham (Y)
Pengujian ini dilakukan dengan
Dari hasil uji t yang telah dilakukan
menggunakan alat uji analisis
didapatkan hasil sebesar 0.012 <
deskriptif, uji asumsi klasik, analisis
0.05, hal ini dapat diartikan bahwa
regresi linear berganda, dan
H0 ditolak dan H1 diterima, dengan
pengujian hipotesis. Peneliti akan
kata lain bahwa PER mempunyai
menarik beberapa kesimpulan guna
pengaruh yang signifikan terhadap
menjawab rumusan masalah yang
return saham.
telah dikemukakan sebelumnya.
Pengaruh ROA (X3) terhadap
Berdasarkan hasil pengujian
return saham (Y)
hipotesis, maka dapat ditarik
Dari hasil uji t yang telah dilakukan
kesimpulan sebagai berikut:
didapatkan hasil sebesar 0.248 >
persamaan atau rumus yang dibuat
0.05, hal ini dapat diartikan bahwa
adalah persamaan yang fit atau sehat
H0 diterima dan H1 ditolak, dengan
dengan menggunakan uji F terbukti
kata lain bahwa ROA tidak
karena nilai probabilitas kurang dari
mempunyai pengaruh yang
0,05 artinya model regresi yang
signifikan terhadap return saham.
dibuat merupakan model yang fit.
Pengaruh DER (X4) terhadap
Earning Per Share (EPS), Return On
return saham (Y)
Asset (ROA), Return On Equity
Dari hasil uji t yang telah dilakukan
(ROE), dan Price Earning Ratio
didapatkan hasil sebesar 0.521 >
(PER) secara parsial berpengaruh
0.05, hal ini dapat diartikan bahwa
signifikan terhadap Return Saham
H0 diterima dan H4 ditolak, dengan
pada perusahaan LQ45dengan
kata lain bahwa DER tidak
menggunakan uji t sebagian terbukti
mempunyai pengaruh yang
karena nilai probabilitas dari EPS,
signifikan terhadap return saham.
ROA, DER, dan PBV lebih besar
Pengaruh PBV (X5) terhadap
dari 0,05 yang berarti bahwa EPS,
return saham (Y)
ROA, DER, dan PBV secara parsial
Dari hasil uji t yang telah dilakukan
tidak berpengaruh terhadap Return
didapatkan hasil sebesar 0. 686 >
Saham. Tetapi nilai probabilitas dari
0.05, hal ini dapat diartikan bahwa
PER lebih kecil dari 0.05 yang
H0 diterima dan H5 ditolak, dengan
berarti bahwa PER berpengaruh
kata lain bahwa PBV tidak
terhadap Return Saham.
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap return saham.
9
Berdasarkan koefisien determinasi Imelda. 2003. “Analisis
hasil perhitungan adalah sebesar Faktor Fundamental dan
7.6%. Hal ini berarti 7.6 % Risiko Sistematik Terhadap
perubahan variabel terikat (Return Harga Saham Properti di
Saham) perusahaan LQ45 yang BEJ”. Jurnal Akuntansi dan
dimasukkan ke dalam model (EPS, Keuangan. Vol. 5 No. 2.
PER, ROA, DER dan PBV),
sedangkan sisanya 92.4% Ang, Robert, 1997, Buku Pintar
dipengaruhi oleh variabel lain yang Pasar Modal Indonesia,
tidak dimasukkan dalam model. Mediasoft, Indonesia.
Adapun keterbatasan yang dihadapi
peneliti adalah Sampel yang Darmadji, Tjiptono dan Hendy M.
digunakan oleh peneliti hanya Fakhruddin. 2011. Pasar
perusahaan LQ45, sehingga tidak Modal Di Indonesia (Edisi
bisa menggeneralisasi seluruh 3). Jakarta: Salemba Empat.
perusahaan go public, nilai Adjusted
R2 yang rendah dari hasil pengujian Desy Arista. 2012. “Analisis Faktor
hanya sebesar 7.6 persen dapat – Faktor Yang
diartikan bahwa variabel independen Mempengaruhi Return
yang digunakan dalam penelitian ini Saham (Kasus pada
kurang dapat menjelaskan variabel Perusahaan Manufaktur
dependen. yang Go Public di BEI
Saran yang dapat diberikan untuk periode tahun 2005 -
penelitian selanjutnya adalah 2009)”. Jurnal Ilmu
Sebaiknya peneliti selanjutnya Manajemen dan Akuntansi
menggunakan variabel lain diluar Terapan. Vol. 3 No. 1.
variable saat ini untuk meneliti faktor
– faktor lain yang lebih mempunyai Eduardus Tandelilian. 2001.
pengaruh seperti volume Anailisis Investasi dan
perdagangan dan NPM dibandingkan Manajemen Portofolio.
dengan variabel independen yang Edisi Pertama. Yogyakarta :
digunakan saat ini. BPFE.

DAFTAR RUJUKAN Hardiningsih, Pancawati, Suryanto.


L, Chariri, Anis. 2002
Amelia Yulian Lestari. 2011. “Pengaruh Faktor
“Pengaruh Price Earning Fundamental dan Risiko
Ratio (PER), dan Earning Ekonomi Terhadap Return
Per Share (EPS) Terhadap Saham Pada Perusahaan di
Return Saham (Studi Pada Bursa Efek Jakarta (Studi
Perusahaan Indeks LQ45 Kasus Basic Industry &
yang Terdaftar di Bursa Chemical)”. Jurnal Strategi
Efek Indonesia)”. Bisnis. Vol. 8 Th. VI.

Anastasia, Njo, Gunawan, Yanny Imam Ghozali. 2006. Aplikasi


Widiastuty dan Wijiyanti, Analisis Multivariate
10
dengan SPSS: Semarang: Stella. 2009. “Pengaruh Price To
Badan Penerbit Universitas Earning Ratio, Debt To
Diponegoro. Equity Ratio, Return On
Asset dan Price To Book
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio Value Terhadap Harga
dan Analisis Investasi. Edisi Pasar Saham”. Jurnal Bisnis
Ketiga. Yogyakarta : BPFE. dan Akuntansi. Agustus.
Vol. 11 No. 2.
Martono, Nugroho Cahyo. 2009.
“Pengaruh Faktor Sunariyah. 2004. Pengantar
Fundamental Perusahaan Pengetahuan Pasar Modal.
dan Nilai Tukar terhadap Edisi ke Empat. Yogyakarta
Return Saham pada : UPP AMP.
Perusahaan yang Terdaftar
di BEI (Kasus pada Susilowati dan Turyanto. 2011.
Perusahaan Manufaktur “Reaksi Signal Rasio
Periode Tahun 2003 – Profitabilitas dan Rasio
2007)”. Tesis tidak Solvabilitas Terhadap
dipublikasikan, Program Return Saham Perusahaan”.
Pasca Sarjana Magister Dinamika Keuangan dan
Manajemen Universitas Perbankan. Mei.
Diponegoro.
Widayanti dan Haryanto. 2013.
Martono, Nanang. 2010. Metode “Analisis Pengaruh Faktor
Penelitian Kuantitatif: Fundamental dan Volume
Analisis Isi dan Analisis Perdagangan Terhadap
Data Sekunder. Jakarta : Return Saham (Studi Kasus
Rajawali Pers. Pada Perusahaan Real
Estate And Property Yang
Nur Indriantoro dan Bambang Terdaftar Di Bei Periode
Supomo. 2002. Metodologi 2007-2010)”. Diponegoro
Penelitian Bisnis Untuk Journal Of Management.
Manajemen dan Akuntansi, Vol. 2 No. 3.
Yogyakarta : BPFE.
Rasmin. 2007. “Analisis Faktor- Yeye Susilowati. 2003. “Pengaruh
Price earning Ratio (PER)
Faktor yang Mempengaruhi
Harga Saham”. Skripsi tidak Terhadap Faktor
Fundamental Perusahaan
dipublikasikan, Program
Strata 1 STIE Totalwin. (Dividend Payout Ratio,
Earning Per Share, dan
Sekaran, Uma. 2006. Research Risiko) Pada Perusahaan
Publik Di Bursa Efek
Methods For Business
Metodologi Penelitian untuk Jakarta”. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi. Maret.
Bisnis (Edisi 4). Jakarta :
Salemba Empat.

11

Anda mungkin juga menyukai