Anda di halaman 1dari 20

PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI AIR BAKU.

PDAM “TIRTA WIYATA” Kota Magelang akan merencanakan jaringan Pipa


Transmisi dari mata air “Kali Bening” di Payaman. Air tersebut di
transmisikan dengan menggunakan pompa ke Reservoar Aloon-aloon Kota
Magelang. Dari Broncaptering, air dialirkan ke dalam sumur intake dengan
menggunakan pipa GIP sepanjang 100 m, kemudian dari sumur intake di
pompakan ke reservoar Aloon-aloon sepanjang 6100 meter. Agar air
dapat mencapai reservoar dengan elevasi ±385 m dpl maka pompa harus
di rancang dengan benar. Berikut data-data dari survai lapangan.
 Elevasi bronckaptering ± 342 m dpl
 Elevasi sumur intake ± 340 dpl
 Elevasi reservoar Aloon-aloon Kota Magelang ± 385 m dpl
 Panjang pipa air baku 100 m
 Panjang pipa transmisi ±6100 m

Debit rencana 155 l/s,agar air pada tadah isap/intake dapat sampai tadah
tekan/reservor maka perlu direncanakan pompa meliputi:
Head Total Pompa
Jenis Pompa
Diameter Impeler
Nilai Koordinat Titik Kerja Pompa dalam Kondisi Terbuka Penuh
Nilai Koordinat Titik Kerja Pompa apabila Pompa dioperasikan pada niali
Efisiensi tertinggi (BEP)
Nilai Nett Positive Suction Head pada Kondisi BEP
Nilai Daya Penggerak Mula (kW)
Gambar Kurva Sistem

1|tugas pompa 2014


B. PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI AIR BAKU (BRONCAPTERING)
KE RESERVOIR INDUK (SUMURAN):

Air dari Bangunan Penangkap Mata Air (Broncaptering) ke Sumuran


dialirkan melalui pipa, yang disebut sebagai Pipa Jaringan Transmisi Air
Baku.
Kriteria perencanaan jaringan transmisi adalah :
 Kecepatan aliran , V = 0,6 m/dt - 1,5 m/dt

Data-data yang diperoleh setelah survey pengukuran :

 Panjang pipa dari mata air ke sumuran = 100 meter


 Elevasi muka air tanah “Mata Air” = 342 meter dpl
 Elevasi muka tanah di sumuran = 340 meter dpl
 Kapasitas produksi = 155 liter/detik
 Koefisien pipa GIP yang digunakan CHW = 130
 Asumsi kehilangan tekanan tiap Km = 10 Meter

SKETSA BRONCKAPTERING KE SUMURAN / INTAKE

V2
hm
2g
Broncaptering
hf

Z1=+342 m V2
h 2g

Sh = 1,33 m
Sumuran
m

Z2 = + 340 m
100 meter

2|tugas pompa 2014


Dengan menggunakan rumus Hazen Williams :

Q = 0,2785 x C x D2,63 x S0,54

Diperoleh Diameter Pipa :

0 , 38
 Q 
D =  0 , 54 
 0,2785 xCHWxS 
0, 38
 0,155 
D =  0,2785x130 x0,010,54 
 
= 0,324 m dipakai pipa yang tersedia di pasaran yaitu DN :
350 mm

 Tinjauan terhadap kecepatan yang dihasilkan apabila menggunakan


pipa DN 350 mm :
Rumus Kontinuitas Aliran , Q = V x A

¼ x  x D2 x V = 0,155 m3/dt

(4)(0,155)
V = = 1,612 m/dt
(3,14)(0,35) 2

Nilai “V” ini tidak memenuhi kriteria perencanaan, yakni :

0,6 m/dt < 1,612 m/dt > 1,5 m/dt

Sehingga diameter pipa diganti menjadi DN 400 mm, sehingga nilai “v”
menjadi

(4)(0,155)
V = = 1,234 m/dt
(3,14)(0,4) 2

Nilai “V” ini memenuhi kriteria perencanaan, yakni :

0,6 m/dt < 1,234 m/dt < 1,5 m/dt  oke…!

3|tugas pompa 2014


 Tinjauan sisa tekanan ketika masuk sumuran :

Tabel accessories yang digunakan


NO ACCESSORIES JUMLAH NILAI “ K “ TOTAL NILAI “ K “

1 Gate valve  400 mm 1 bh 0 0


Outlet dari brongkaptering
2 1 bh 0,56 0,56
ke pipa
3 Strainer  400 mm 1 bh 1,0 1,0
4 Inlet dari pipa ke intake 1 bh 1,0 1,0
5 Belokan gradual R/D 2 :
45 1 bh 0,16 0,16
90 1 bh 0,27 0,27
 K = 2,99

Perhitungan Headloss :
1. Headloss Mayor (pipa) :
Dengan Rumus Hazen Williams diperoleh :
1,8519
 Q 
hf =  2, 63 
x L
 0,2785xCHWxD 
1,8519
 0,155 
=  2 , 63 
x 100 m = 0,356 m
 0,2785 x130 x(0,40) 
2. Headloss Minor (acsesoris) :
V2 (1,234) 2
Energi Kecepatan : = = 0,078 m
2g (2)(9,81)
V2
Hm =  K . = 2,99 x 0,078 = 0,233 m
2g

Jadi headloss ketika masuk sumuran,


Hl = hf + hm
= 0,356 + 0,233 = 0,589 m
Dengan memperhatikan skema jaringan dari Bronkap ke Sumuran,
diperoleh persamaan :

4|tugas pompa 2014


V2
Z1 - Z2 = Sh + +
hl
2g
(342) - (340) = Sh + 0,078 + 0,589
2 = Sh + 0,667
jadi, Sh = 2 – 0,667
= 1,333 meter
Sisa Head sebesar 1,333 m sudah cukup baik untuk aliran air dari
Bronkaptering sampai ke Sumuran.

5|tugas pompa 2014


SKEMA JARINGAN DARI INTAKE KE RESERVOAR

V2/2g

hld
± 385 m dpl
hmd

RESERVOAR

HP
L = 6100 m
Hd = 42 m

Ht = 3 + 42 = 45 m

L=6m
POMPA PRODUKSI
± 343 m dpl

hs = 3 m

± 340 m dpl

hms

hls

V2/2g
INTAKE

6|tugas pompa 2014


DATA

 Diketahui :
 Panjang pipa transmisi = 6100 m, terdiri dari :
Pipa isap/suction = 6m
Pipa tekan/discharge = 6100 m
 Kapasitas Produksi ( Q max ) = 558 m3/Jam
= 155 L/dt
 Bahan pipa jenis PVC = 130 ( nilai CHW )
 Elevasi Muka Air pada Sumber Air Baku = 340 M dpl
 Kriteria Perencanaan :
Kecepatan aliran = 0,6 m/s – 1,5 m/s
Nilai S = 0,01

PERHITUNGAN DIAMETER PIPA TRANNSMISI


A. Diameter pipa transmisi yang akan digunakan
0 , 38
 Q max 
D =  0,2785 xChwxS0,54 
 

0, 38
 0,155 
=  0,2785 x130 x0,010,54 
 

= 0,323 m = 350 mm

 Dipakai pipa yang ada di pasaran = 350 mm = 0,35 M

B. Tinjauan kecepatan aliran dalam pipa dengan diameter 350 mm :

Q Q 0,155
v = = = = 1,61 m/s.
A (0,785  D 2 ) (0,785  0,352 )

7|tugas pompa 2014


Maka, v = 1,61 m/s tidak memenuhi syarat / kriteria
perencanaan ( 0,6 < 1,61 > 1,5 ) m/s sehingga diameter pipa diganti dengan
DN 400. Tinjauan kecepatan aliran dalam pipa dengan diameter 400 mm
Q Q 0,155
v = = = = 1,234 m/s.
A (0,785  D 2 ) (0,785  0,4 2 )
Maka, v = 1,234 m/s memenuhi syarat / kriteria perencanaan
(0,6 < 1,234 > 1,5 ) m/s

NILAI TOTAL
AKSESORIS JUMLAH
NO “K“ NILAI “ K “

AKSESORIS PADA JARINGAN ISAP / SUCTION


1 Foot Valve  400 mm 1 1,72 1,72
2 Bend 90o 1 0,27 0,27
3 Reducer 1 0,90 0,90
 Ks 2,89
AKSESORIS PADA JARINGAN TEKAN / DISCHARGE
1 Expander 1 0,36 0,36
2 Bend 90o 12 0,27 3,24
3 Bend 450 6 0,16 0,96
Swing check valve  400
3 1 1,00 1,00
mm
4 Gate Valve  400 mm 1 0 0,00
5 Inlet 1 1,00 1,00
 Kd 6,56

C. Perhitungan Headloss

1. Pada jaringan isap / suction


Headloss Minor :

8|tugas pompa 2014


V2 (1,234) 2
Energi Kecepatan : = = 0,063 M
2g (2  9,81)
V2
hms =  Ks x = 2,89 x 0,063 = 0,182 M
2g

Headloss Mayor :
1,8519
 Q 
hfs =  2 , 63 
x L
 0,2785 xChwxD 
1,8519
 0,155 
=  2 , 63 
x 6 = 0,0214 M
 0,2785 x130 x(0,4) 

2. Pada jaringan tekan / discharge :

Headloss Minor :
V2 (1,234) 2
Energi Kecepatan : = = 0,063 M
2g (2  9,81)
V2
hmd =  Kd x = 6,56 x 0,063 = 0,413 M
2g

Headloss Mayor :
1,8519
 Q 
hfd =  2 , 63 
x L
 0,2785 xChwxD 
1,8519
 0,155 
=  2 , 63 
x 6100 = 21,75 M
 0,2785 x130 x(0,4) 

Jadi Total head loss pada jaringan transmisi energinya :

Σ Hl = hls + hld
= ( hms + hfs ) + (hmd + hfd )
= ( 0,182 + 0,0214 ) + ( 0,413 + 21,75 )
= 22,366 M

9|tugas pompa 2014


D. Perhitungan Head Total Pompa

Perhitungan Head Pompa merupakan perhitungan yang terpenting didalam


perencanaan sistem pompa, hal ini disebabkan karena :

Pemilihan head yang terlampau besar dapat mengakibatkan daya yang


dibutuhkan tinggi, sehingga dapat berakibat pada biaya operasional yang
tinggi pula.
Pemilihan Head yang terlampau kecil dapat mengakibatkan kerusakan
pada pompa oleh kavitasi atau pompa tidak dapat digunakan secara
proporsional dalam jangka waktu yang lama, disebabkan adanya
penurunan effisiensi pompa.

TAHAPAN PERHITUNGAN :

 Penentuan Diameter Pipa :


Pemilihan diameter pipa transmisi dapat menggunakan formula Hazen
William, yaitu :
 dengan mengasumsikan batas sloof tertinggi.
 dengan mengetahui debit aliran.
 dengan menentukan pipa yang akan digunakan.

 Perhitungan Head :
Dalam perhitungan head, terlebih dahulu dibuat gambar skema
kondisi di lapangan ( hasil survey jarak dan elevasi ) sebagaimana
gambar LAY OUT SISTEM PIPA TRANSMISI diatas.
Dari skema jaringan dapat diamati :
Jarak antara permukaan air sungai pada Intake sampai ke pusat
pompa disebut head suction ( hs = 3 m ).
Jarak antara pusat pompa ke pipa transmisi tertinggi pada
reservoar disebut head discharge ( hd = 42 m ).
Selisih tinggi antara muka air sungai pada Intake terhadap titik
tertinggi pipa transmisi pada reservoar disebut head total statis

10 | t u g a s p o m p a 2 0 1 4
( ht = hs + hd ).
ht = 3 + 42
ht = 45 m
Head total pompa adalah head total statis ditambah dengan
jumlah head loss seluruh sistem dan kecepatan kinetik pada pipa
sehingga
V2
HP pompa = Ht + Σ Hl +
2g
= 45 + 22,366 + 0,063
= 67,459 M ≈ 68 M

MEMILIH TIPE POMPA

Untuk mengetahui jenis atau tipe pompa, maka terlebih dahulu kita menghitung
head pompa ( HP ), sebagai berikut :

V2
HP pompa = Ht + Σ Hl +
2g
= 45 + 22,366 + 0,063
= 67,459 M ≈ 68 M

Kebutuhan Pompa :

Kapasitas Produksi = 155 L/S


= ( 155 x 3,6 ) m3/jam
= 558 m3/jam
= ( ABSIS )
Head Pompa = 68 M
= ( ORDINAT )

KOORDINAT = ( 558 m3/h , 68 m ).

11 | t u g a s p o m p a 2 0 1 4
TITIK KERJA POMPA PADA
VALVE DIBUKA PENUH
Q= 620 m3/jam, H = 74M, dengan
Efisiensi 77,5 %

Titik Kerja Pompa Terbaik


Efisiensi 75%, H: 68 M,
Q: 558 m3/jam

12 | t u g a s p o m p a 2 0 1 4
PEMILIHAN JENIS DAN DIAMETER IMPELER POMPA

Dengan memilih Perbandingan absis dan koordinat kebutuhan sistem :


( Q = 558 m3/jam ), ( H = 68 m ).
a. Pada Performance Range didapat alternatif atau pilihan yaitu :
 NK 200 – 500
 1.450 Rpm
 50 Hz
 ISO 2548 Class C
b. Kurva tampilan pompa untuk nilai diameter impeler, pada koordinat
( 558 dan 68 ) berpotongan diameter Impeler 505 mm
c. Dengan nilai efisiensi antara 75 %
d. Nilai Koordinat titik kerja pompa pada kondisi katup terbuka penuh (Q :
620 m3/jam ; H : 74 m)
e. efisiensi pada BEP sebesar 77,5 %.

13 | t u g a s p o m p a 2 0 1 4
Perbandingan dan Analisa

a. Nett Positive Suction Head (NPSH) Requirement:


Data Performance Curves untuk Pompa NK 200 – 500 ( 50 Hz ; 1450
RPM) ISO 2548 Class C ; Pada diameter Impeller  505 mm, dengan
kapasitas pompa 550 m3/jam terbaca nilai NPSHr = 3,95 m

Syarat zat cair dapat mengalir (tanpa kavitasi), bila nilai


NPSHav > NPSHr

b. NPSH Available (NPSHAV) :


Dengan mengamati sistem suction pompa yang dirancang,
diperoleh angka :
 hs ( angka sementara ) = 3 meter
 hls (hasil hitungan sebelumnya) = 0,2034 meter

 Nilai NPSHAV = Pa  Pv - hs - hls


Asumsi terhadap suhu zat cair setempat adalah 20 0 C, dengan melihat


Tabel Rapat Jenis & Tekanan Uap Jenuh pada suhu tersebut, diperoleh
angka :
Tekanan Uap Jenuh Air :
PV = 0,02383 kgf / cm2
= 0,02383 x 9,81 x 104)
= 2337,72 N / m2
Kerapatan Air :
γ = 0,9983 kgf / l
= 0,9983 x 9,81 x 103
= 9793,32 N / m3
Dengan melihat Tabel Tekanan Atmosfer, maka nilai tekanan atmosfer
pada ketinggian 300 m DPL adalah :

14 | t u g a s p o m p a 2 0 1 4
Pa = 97.805,70 N / m2.
Dengan demikian, maka perhitungan nilai NPSHAV sebagai berikut:
(97.805,7  2337,72)
= - 3 - 0,2034
9793,32
= 6,544 meter

Angka ini lebih besar dari NPSHr yang bernilai : 6,544 m. Dengan
demikian Sistem Suction Aman Terhadap Kavitasi.

PENGGAMBARAN KURVA SISTEM :

Kurva sistem adalah kurva yang perlu dibuat yang dimulai dari head statis
pompa sampai koordinat kebutuhan pompa.
Agar dapat digambarkan lengkung kurva yang mendekati sempurna (tepat),
dibutuhkan koordinat bantu pada kondisi kapasitas tertentu.Pada kasus ini diambil
kapasitas bantu : Q = 504 m3 / jam dan Q = 594 m3 / jam sebagai absis untuk
selanjutnya dengan perhitungan dapat dihasilkan ordinat head untuk masing-
masing kapasitas dengan perhitungan sbb :

Koordinat titik bantu :


Diketahui :
g = 9,81 m/s2
Chw = 130
D = 0,4 m
∑Ks = 2,89
∑Kd = 6,56
ht = 45 m
Ls = 6m
Ld = 6100 m

Perhitungannya Sbb :

15 | t u g a s p o m p a 2 0 1 4
 Untuk Q = 504 m3/h = ( 504 / 3600 ) = 0,140 m3/s

Q Q (0,140)
v = = = = 1,11 m/s
A (0,785  D 2 ) (0,785  0,40 2 )

V2 (1,11) 2
Energi Kecepatan : = = 0,063 m
2g (2  9,81)

Perhitungan Headloss :

1. Pada jaringan isap / suction

 Headloss Minor :
V2
hms =  Ks x = 2,89 x 0,063 = 0,182 m
2g
 Headloss Mayor :
1,8519
 Q 
hfs =  2 , 63 
x L
 0,2785 xChwxD 
1,8519
 0,140 
=  2 , 63 
x 6 = 0,0177 m
 0,2785 x130 x(0,40) 

2. Pada jaringan tekan / discharge :

Headloss Minor :
V2
hmd =  Kd x = 6,56 x 0,063 = 0,413 m
2g

Headloss Mayor :
1,8519
 Q 
hfd =  2 , 63 
x L
 0,2785 xChwxD 

16 | t u g a s p o m p a 2 0 1 4
1,8519
 0,140 
=  2 , 63 
x 6100 = 18,01 m
 0,2785 x130 x(0,40) 

Jadi, total headloss ketika air masuk ke Reservoar adalah :


 hl = hls + hld
= ( hms + hfs ) + ( hmd + hfd )
= ( 0,182 + 0,0177 ) + ( 0,413 + 18,01 )
= 18,623 m

o Perhitungan Head Total Pompa ( HP ) :


HP = ht + ∑HL + v2/2g
= 45 + 18,623 + 0,063
= 63,686 m
≈ 64 m
Koordinat Q1 = (504 ; 64 )

 Untuk Q3 = 594 m3/h = ( 594 / 3600 ) = 0,165 m3/s


Q Q (0,165)
v = = = = 1,31 m/s
A (0,785  D 2 ) (0,785  0,40 2 )

V2 (1,31) 2
Energi Kecepatan : = = 0,087 m
2g (2  9,81)

Perhitungan Headloss :

1. Pada jaringan isap / suction

Headloss Minor :
V2
hms =  Ks x = 2,89 x 0,087 = 0,251 m
2g

Headloss Mayor :
1,8519
 Q 
hfs =  2 , 63 
x L
 0,2785 xChwxD 

17 | t u g a s p o m p a 2 0 1 4
1,8519
 0,165 
=  2 , 63 
x 6 = 0,024 m
 0,2785 x130 x(0,4) 

2. Pada jaringan tekan / discharge :

Headloss Minor :
V2
hmd =  Kd x = 6,56 x 0,087 = 0,57 m
2g

Headloss Mayor :
1,8519
 Q 
hfd =  2 , 63 
x L
 0,2785 xChwxD 
1,8519
 0,165 
=  2 , 63 
x 6100 = 24,416 m
 0,2785 x130 x(0,40) 

Jadi, total headloss ketika air masuk ke reservoar adalah :


 hl = hls + hld
= ( hms + hfs ) + ( hmd + hfd )
= ( 0,251 + 0,024 ) + ( 0,57 + 24,416 )
= 25,261 m

o Perhitungan Head Total Pompa ( HP ) :


HP = ht + ∑HL + v2/2g
= 45 + 25,261 + 0,087
= 70,348 M
≈ 71 M
Koordinat pompa (594 ; 71)

18 | t u g a s p o m p a 2 0 1 4
Gambar Kurva Pompa dan Kurva Sistem

Ø 505 mm

68

45

ht

504 558 594 Q (M 3 /h)

PENENTUAN POMPA YANG DIPILIH

Dengan meperhatikan pertimbangan efisiensi pompa yang paling tinggi, maka di


dapat nilai kapasitas terpilih yaitu :
 Q = 558 m3/jam
 H = 68 m
 Efisiensi = 75 %

PERHITUNGAN DAYA AIR


Diketahui :
 = 0,9998 kgf /l = 9793,32 N/m 3

Q = 558 m3/jam = 0,155 m 3 /dtk


H = 68 meter
Rumus Dasar :

Pw =  x Q x H
= 9793,32 x 0,155 x 68

19 | t u g a s p o m p a 2 0 1 4
= 103.221,59 Watt
= 103,22 Kw
PERHITUNGAN DAYA POROS POMPA:
Diketahui :
 = 75 %  0,75
Rumus Dasar:
Pw
P =

103221,59
P =
0,75
P = 137.628,79 Watt = 137,628 Kw

PERHITUNGAN DAYA NOMINAL PENGGERAK MULA:


Diketahui :
Efisiensi Transmisi ( t ) = 0,97 ( Coupling )
Faktor Cadangan (  ) = 0,20 ( Motor Induksi )

Rumus Dasar :
(1   )
Pm = P
t
(1  0,20)
= 137.628,79 x
(0,97)
= 170.262,42 Watt  170,26 Kw

20 | t u g a s p o m p a 2 0 1 4

Anda mungkin juga menyukai