Anda di halaman 1dari 21

MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II

105 81 1088 16

BAB I
PENDAHULUAN

Pada setiap bangunan Keairan baik itu sebuah bendungan, embung


ataupun saluran irigasi biasnya akan di lengkapi dengan bangunan pelimpah.
Bangunan Pelimpah adalah bangunan beserta intalasinya untuk mengalirkan air
banjir yang masuk ke dalam waduk agar tidak membahayakan keamanan
bendungan.
Secara umum pelimpah memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung
dimana pelimpah itu akan dibangun. Pada embung dan bendungan fungsi utama
pelimpah adalah sebagai bangunan pelindung bagi tubuh bendungan terhadap
bahaya peluapan dengan membuang kelebihan air banjir ke arah hilirnya.
Sedangkan pada bendung dan saluran irigasi fungsi utama pelimpah adalah
sebagai peninggi muka air dan pengukur debit. Namun, pada kondisi-kondisi yang
diinginkan pelimpah yang ada pada embung dan bendungan dapat juga digunakan
sebagai pengukur debit.
Terdapat berbagai type bangunan pelimpah dan untuk menentukan type
bangunan yang sesuai diperlukan suatu studi yang luas dan mendalan sehingga
diperoleh altematif yang ekonomis. Bangunan pelimpah yang paling umum
dipergunakan pada bendungan urugan yaitu pelimpah terbuka dengan ambang
tetap. Bangunan ini biasanya terdiri dari empat bagian utama yaitu :
1. Saluran pengarah aliran
2. Saluran pengatur aliran
3. Saluran peluncur
4. Peredam energi
Fungsi dari pelimpah dan peredam energi di atas diantaranya adalah
untuk penuntun dan pengarah saluran, pengatur kapasitas aliran (debit), untuk
kelancaran dari saluran pengatur, untuk mereduksi energi yang terdapat dalam
aliran. Secara garis besar dapat dilihat pada gambar dan komposisi dibawah ini :

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

Gambar 1.1 : Skema Sebuah type bangunan pelimpah pada bendungan

Dibawah ini adalah contoh gambar beberapa type bangunan pelimpah :

Gambar 1.1.a : Type Bangunan Pelimpah Frontal

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

Gambar 1.1.b : Type Bangunan Pelimpah Samping

Gambar 1.1.c : Type Bangunan Pelimpah Corong

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

Gambar 1.1.d : Type Bangunan Pelimpah Shypon

Gambar 1.1.e : Type Bangunan Pelimpah Terowongan

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

BAB II
PERENCANAAN BANGUNAN PELIMPAH (SPILLWAY)

Dalam perencanaan bangunan pelimpah, perencanaan yang dilakukan


secara bertahap untuk seluruh bagian dari bangunan itu sendiri yang akan
diuraikan dibawah ini :
A. Saluran Pengarah Aliran
Sesuai dengan fungsinya sebagai penuntun dan pengarah aliran agar
aliran tersebut senantiasa dalam kondisi hidrolis yang baik, maka kecepatan
masuknya aliran air direncanakan tidak melebihi 4 m/dt dan lebar salurannya
makin mengcil ke arah hilir, apabila kecepatan tersebut melebihi 4 m/dtk
aliran akan bersifat heliosiodal dan kapasitas pengalirannya akan menurun.
Disamping itu, aliran heliosiodal tersebut akan mengakibatkan peningkatan
beban hidro dinamis pada bangunan pelimpah.
Kedalaman dasar saluran pengarah aliran biasanya lebih besar dan 1/5
x tinggi rencana limpasan diatas mercu ambang pelimpah. Lihat gambar 1.2 :

Gambar 2.1 : Saluran pengarah aliran dan ambang debit pada


sebuah bangunan pelimpah
Selain didasarkan pada kedua persyaratan tersebut, bentuk dan
dimensi saluran pengarah aliran biasanya disesuaikan dengan kondisi
topografi setempat serta dengan persyaratan aliran hidrolis yang baik.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

B. Saluran Pengatur Aliran


Sesuai dengan fungsinya sebagai pengatur aliran (debit) air yang
melintasi bangunan pelimpah maka bentuk dan sistim kerja saluran pengatur
aliran ini harus diselesaikan dengan ketelitian pengaturan yang disyaratkan
untuk bagian ini, bentuk dan dimensinya diperoleh dari perhitungan-
perhitungan hidrolik yang didasarkan pada rumus - rumus empiris dan untuk
selanjutnya akan diberikan beberapa contoh tipe saluran pengatur aliran.
a. Type Ambang Bebas (Flowing Into Canal Type)
Guna memperoleh lebar ambang (b) lihat gambar 1.3 dapat digunkan
rumus sebagai berikut :

Gambar 2.2 : Saluran pengatur dengan ambang bebas pada


bangunan pelimpah
 Untuk ambang berbentuk persegi empat dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

 Untuk ambang berbentuk trapezium dapat dihitung dengan rumus


sebagai berikut :

Dimana :
Q = Debit Banjir (m3/dtk)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

D = Kedalaman air tertinggi di dalam saluran pengarah


aliran (m)
C = Koefisien Pengaliran masuk ke saluran pengarah
(penampang setengah lingkaran C=1 dan c penampang
persegi empat C = 0,82) pengarah (m)
A = Penampang basah didalam saluran pengarah (m2)
Vo = Kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran pengarah
(m/dtk)
Urutan perhitungan dilakukan sebagai berikut :
1. Tentukan terlebih dahulu besarnya kedalaman air tertinggi didalam
saluran pengarah (D) da kemiringan dinding saluran pengarah (Z =
D cos O)
2. Tentukan lebar ambang (b)
b. Type Bendung Pelimpah (Over Flow Weir Type)
Dimensi saluran pengatur type bending pelimpah dapat diperoleh dari
rumus hidrolika sebagai berikut :
1. Rumus Debit :

Dimana :
Q = Debit (m3/dtk)
C = Koefisien Limpahan
Be = Lebar effektif mercu bending (m)
H = Total tinggi tekanan air diatas mercu bending (m)
2. Koefisien Limpahan (C)
Koefisien limpahan pada bending tersebut biasanya berkisar antara
2,0 s/d 2,1 dan angka ini dipengaruhi oleh berbagai factor.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

Gambar 2.3 : Koefisien Limpahan dari berbagai type bending


(yang dipengaruhioleh kedalaman air dalam saluran pengarah)
3. Lebar Effektif mercu bendung (Be)
Rumus untuk menghitung lebar effektif bending menurut: “Civil
Engineering Departement US Army”

Dimana :
Be = Lebar Effektif bendung (m)
B’ = Lebar Total Pelimpah (m)
n = Jumlah Pilar diatas mercu
Kp = Koefisien Kontraksi pada pilar
Ka = Koefisien Kontraksi pada pangkal bendung
H = Tingi Energi di atas mercu bendung (m)
c. Type Pelimpah Samping (Side Weir Over Flow Type)
Suatu bangunan pelimpah saluran yang saluran peluncurnya berposisi
menyamping terhadap saluran pengaturan aliran di udiknya di sebut
bangunan pelimpah samping (Side Spillway). Persyaratan yang perlu
diperhatikan pada bangunan pelimpah type ini adalah harga debit banjir
yang melintasinya tidak menyebabkan aliran yang menenggelamkan

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

bendung pada saluran pengatur, karena saluran samping agar dibuat


cukup rendah terhdap bendung tersebut.
11 Rumus Debit menurut I.Hinds.

Dimana ;
Qx = Debit pada titik x (m3/dtk)
q = Debit per unit, lebar yang melintasi bendung pengatur
(m3/dtk)
x = jarak antara tepi udik bendung dengan suatu titik pada
mercu bendung
v = kecepatan rata-rata aliran air didalam saluran samping
pada titik tertentu
n = exponent untuk kecepatan aliran air didalam saluran
samping (antara 0,4 s/d 0,8)
y = Perbedaan elevasi antara mercu bendung dengan
permukaan air dalam saluran samping pada bidang Ax
yang melalui titik tersebut.

Gambar 2.4 : Skema aliran air melintasi sebuah bendung


12 Pemilihan kombinasi yang sesuai dengan angka koefisien dan n pada
rumus kecepatan I.Hinds diatas supaya dicari dalam kombinasi
sedemikian rupa sehingga pihak biaya konstruksi saluran samping
ekonomis. Sedangkan dilain oihak agar mempunyai bentuk hidrolis
yang mengguntungkan. Angka “n” yang paling menguntu gkan
tersebut dapat diperoleh dengan beberapa metode.

C. Saluran Peluncur

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

Dengan merencanakan saluran peluncur (Flood Way) harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut :
 Saluran Agar air yang mengalir dari pelimpah.
 Agar Konstruksi saluran peluncur cukup kokoh dan stabil dalam menerima
saluran beban yang timbul.
 Agar biaya konstruksinya diusahakan seekonomis mungkin.
1. Perhitungan Hidrolika untuk saluran primer
a. Perhitungan sisteim coba-coba banding pertama, Rumus
Kekekekalan energy dalam aliran (Rumus Bernoulli) :

Dimana :
Z = elevasi dasar saluran pada suatu bidang vertical
d = kedalaman air pada bidang tersebut (m)
H2 = Tinggi tekanan kecepatan pada bidang tersebut (m)
H2 = kehilangan tinggi tekanan yang terjadi diantara dua buah
bidang vertical yang ditentukan (m)

Gambar 2.5 : Skema penampang memanjang aliran pada saluran


peluncur

b. Perhitungan Sistim Coba banding ke dua


Perhitungan sistim coba banding lainnya adalah dengan
memperhatikan
c. Perhitungan tanpa sistim coba banding
2. Penentuan kemiringan dasar saluran peluncur
Bagian Peluncur dengan tampak atas melengkung mengalir dengan
kecepatan tinggi
3. Bagian yang berbentuk terompet pada ujung hilir saluran primer, saluran
peluncur pada hakikatnya metode perhitungan untuk merencanakan
bagian saluran yang berbentuk terompet ini belum ada, akan tetapi

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

disarankan agar sudut pelebaran O tidak melebihi besarnya sudut yang


diperoleh dari rumus sebagai berikut :

Dimana :
O = Sudut Pelebaran
F = Angka Froude
V = Kecepatan Aliran Air (m/dtk)
d = Kedalaman aliran air (m)
g = gravitas (m/dtk2)
4. Saluran peluncur dengan tampak atas melengkung
Apabila didalam suatu saluran peluncur dengan tampak atas yang
melengkung engalir dengan kecepatan tinggi, maka akan timbul
gelombang benturan hidrolis yang berasal dari dinding lingkaran luar
dan gelombang benturan negative yang berasal dari dinding lingkaran
dalam.

D. Saluran Peredam Energi


Sebelum aliran air yang melintasi bangunan pelimpah dikembalikan
lagi ke dalam sungai, maka aliran dengan kecepatan yang tinggi dalam
kondisi aliran-aliran subkritis. Dengan demikian, kandungan energy dengan
daya penggerus yang sangat kuat tersebut harus diredusit hingga mencapai
tingkat yang normal kembali, sehingga aliran tersebut kembali kedalam
sungai tanpa membahayakan kestabilan alur sungai yang bersangkutan.
Guna meredusit energy yang terdapat didalam aliran tersebut, maka
diujung hilir saluran peluncur biasanya dibuat suatu bangunan yang disebut
peredam energy pencegah gerusan (scour protection stilling basin).
Bangunan pemecah energy terdiri dari beberapa type yang
penggunaannnya disesuaikan dengan kondisi topografi serta sistem kerjanya.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

Agar diperoleh tipe peredam energy yang sesuai, maka perlu


dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
i. Gambar karakteristik hidrolis pada peredam energy yang direncanakan
ii. Hubungan lokasi antara peredam energi dengan tubuh bendungan
iii. Karakteristik hidrolis dan karakteristik konstruksi dari bangunan
pelimpah.
iv. Kondisi-kondisi topografi, geologi dan hidrolis di daerah tempat
kedudukan calon peredam energy
v. Situasi serta tingkat perkembangan ari sungai disebelah hilirnya.
Tipe-tipe kolam olak :
a. Tipe Loncatan (water jump type)\
Peredam energy loncatan biasanya dibuat untuk sungai-sungai
yang dangkal dengan kedalaman yang kecil dibandingkan kedalaman
loncatan hidrolis aliran di ujung udik peredam energy, akan tetapi tipe ini
hanya cocok untuk sungai dengan dasar alur yang kokoh. Demikian pula
biaya pembuatannya cukup rencah tetapi efektifitas kerjanya lebih mudah
daripada tipe-tipe yang lain, dan biasanya menimbulkan olakan-olakan
pada aliran di hilirnya.
Standar kasar sebagai dasar pembuatan peredam tersebut adalah
sebagai berikut :
 Penentuan posisi dan lokasi dari ujung akhir peredam energy loncatan
 Bentuk ujung hilir peredam energy loncatan
 Posisi terjunan pada peredam energy lloncatan
 Intensitas penggerusan yang disebabkan oleh terjunan pada energy
loncatan

Gambar 2.6 : Bentuk Lengkungan peredam pada energy loncatan

b. Tipe USBR

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

Tipe kolam olak yang akan direncanakan di sebelah hilir


bangunan bergantung pada energy air yang masuk, tergantung pada
bilangan froud, dan juga bahan konstruksi kolam olak.
Secara umum kolam olakan masih bisa dibedakan dalam tiga tipe
utama yaitu :
 Kolam Olakan datar
 Kolam olakan miring kehilir
 Kolam olakan miring keudik
Akan tetapi yang paling umum dipergunakan adalah kolam
olakan datar. Kolam olakan datar mempunyai berbagai variasi terpenting
yang terdiri dari 4 tipe dan dibedakan oleh kondisi hidrolis dan kondisi
konstruksinya sebagaimana yang diuraikan dibawah ini :

1) Kolam Olakan Datar type I


Kolam olakan datar tipe 1 adalah suatu kolam olakan dengan
dasar yang datar dan terjadinya peredaman energi yang terkandung
dalam aliran air dengan benturan secara langsung alirn tersebut ke atas
permukaan dasar kolam, lihat gambar 2.7. karena penyempurnaan
redaman terjadi akibat gesekan-gesekan yang terjadi antara molekul-
molukel air di dalam kolam olakan, sehingga air yang meninggalkan
kolam tersebut mengalir memasuki alur sungai dalam kondisi yang
sudah tenang.
Akan tetapi kolam olakan menjadi lebih panjang dan
karenanya type 1 ini hanya sesuai untuk mengalirkan debit yang
relative kecil dengan kapasitas peredaman energy yang kecil pula dan
kolam olakan pun akan berdimensi kecil dan kolam lakan type 1 ini
biasanya dibangun untuk suatu kondisi yang tidak memungkinkan
pembuatan perlengkapan-perlengkapn lainnya pada kolam olakan
tersebut.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

Gambar 2.7:Kolam Olakan Datar type I

2) Kolam Olakan Datar type II


Kolam Olakan datar tipe II, lihat gambar 2.8 dimana terjadinya
peredaman energy yang terkandung didalam aliran adalah akibat
gesekan di antara molekul-molekul air di dalam kolam dan dibantu
oleh perlengkapan-perlengkapan yang di buat berupa gigi pemencar
aliran di pinggir hilirnya.
Kolam olakan type ini cocok di gunakana untuk aliran dengan
tekanan hidrostatis yang tinggi dan debit yang besar (q < 45
m3/dtk/m), tekanan hidrostatis 60 m dan bilangan Froude > 4,5). Gigi
pemencar aliran berfungsi untuk lebih meningkatkan effektifitas
peredaman sedangkan ambang bergerigi berfungsi sebagai penstabil
loncatan hidrolis dalam kolam olakan tersebut. Kolam olakan tipe ini
sangat sesuai untuk bendungan urugan dan penggunaannya cukup
luas.
Akan tetapi, untuk bangunan pelimpah, misalnya dengan V=18
m/dtk maka akan lebih ekonomis apabila dipergunakan kolam olakan
datar III.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

Gambar 2.8 : Kolam Olakan Datar type II

3) Kolam Olakan Datar type III


Pada hakikatnya prinsip kerja dari kolam olakan ini mirip
dengan sistem dari kolam olakan datar tipe II, akan tetapi lebih sesuai
untuk mengalirkan air dengan tekanan hidrostatis yang rendah dan
debit yang akan kecil ( q<18,5 m3/dtk/m, V< 18 m/dtk dan bilangan
Froude > 4,5).
Untuk mengurangi panjang kolam olakan, biasanya dibuatkan
gigi pemencar aliran di tepi udik dasar kolam, gigi penghadang aliran
(gigi benturan) pada kolam olakan lihat gambar 2.9. Kolam olakan ini
biasanya untuk bangunan pelimpah pada bendungan urugan yang
rendah.

Gambar 2.9 : Kolam Olakan Datar type III

4) Kolam Olakan Datar type IV

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

Sistem kerja kolam olakan tipe ini sama dengan sistem kerja
kolam olakan datar tipe III. Akan tetapi penggnaannya paling cocok
adalah untuk aliran dengan tekanan hidrostatis yang rendah dan debit
yang besar per unit lebar, yaitu untuk aliran dalam kondisi super kritis
dengan bilangan Froude antara 2,5 s/d 4,5.
Biasanya kolam olakan tipe ini dipergunakan pada bangunan
pelimpah suatu bendungan urugan yang sangat rendah atau pada
bendung, penyadap bendung konsolidasi, bendung penyangga dan
lain-lain. Lihat gambar 2.10. Berhubung peredam energy untuk aliran
dengan angka Froude antara 2,5 s/d 4,5 umumnya sangat sukar, karena
getaran hidrostatis yang timbul pada aliran tersebut tidak dapat dicegh
secara sempurna, maka apabila keadaannya memungkinkan,
sebaiknya lebar kolam diperbesar, supaya bilangan froudenya berada
di luar angka-angka tersebut.

Gambar 2.10 : Kolam Olakan Datar Type IV.

c. Tipe Bak Pusaran (roller bucket type)


Peredam energi tipe bak pusaran adalah bangunan peredam
energy yang terdapat di dalam aliran air dengan proses pergesekan di
antara molekul-molekul air akibat timbulanya pusaran-pusaran vertical
di dalam suatu kolam.
Prosedur dimana pembutan teknis kolam pusaran adalah sebagai
berikut :

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

1) Didasarkan pada penetapan debit q (m3/detk/m) yang melintasi


kolam pusaran serta didasarkan pada perbedaan elevasi permukaan
air di udik dan di hilir bendungan H (m), maka kecepatan aliran air
diujung hilir saluran peluncur dengan kedalaman D1 (m) dengan
mudah dapat dihitung dan selanjutnya bilangan Froude dari aliran
tersebut dapat dihitung pula :

2) Dengan menggunakan diagram pada gambar 2.11 maka harga


bilangan Froude akan diperoleh harga :

Dengan demikian Rmin dapat dihitung.


3) Dari harga-harga bilangan Froude dan Rmin yang diperkenankan
tersebut dan dengan menggunakan diagram pada Gambar 2.12 maka
akan dapat diketahui perbandingan antara kedalaman air minimum
disebelah hilirnya (Tmin) dan kedalaman kritis aliran air diujung
hilir peluncur (D1). Dengan demikian harga Tmin dapat diketahui.
4) Dengan prosedur yang sama seperti Tmin, tetapi dengan
menggunakan diagram pada gambar 2.13, kedalaman air maximum
disebelah hilir bak pusaran (Tmax) dicari.
5) Dengan sistim coba banding, elevasi embang kolam pusaran dapat
ditentukan sedemikian rupa, sehingga elevasi hilirnya terletak antara
Tmax dan Tmin yang telah dihitung lebih dahulu. Selanjutnya
dengan menggunakan pada gambar 2.14 dan dengan cara
perhitungan diatas, akan dapat diperoleh elevasi permukaan air di
hilir bak terdapat kedalaman minimumnya agar pusaran air tidak
terjadi di luar bak pusaran tersebut.
Kedalaman air minimum tersebut dinamakan Kedalam Perpindahan
Pusaran (sweet out water depth) lihat contoh peredam energy bak
pusarn pada gambar 2.15

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

Gambar 2.11 Radius Minimum Lengkungan Bak Pusaran

Gambar 2.12 : Kedalaman minimum air sungai di hilir bak pusaran

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

Gambar 2.13: Kedalaman maximum air sungai di hilir bak Pusaran

Gambar 2.14: Kedalaman minimum air yang dapat menyebabkan pusaran


terjadi di luar bak pusaran

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

Gambar 2.15: Peredam Energi type Bak pusaran

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MIRNA SAFITRI KONSTRUKSI BENDUNGAN II
105 81 1088 16

DAFTAR PUSTAKA
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/irigasidanbangunanair/bab8
bangunan_ pelimpah_dan_pemecah_energi.pdf (Diakses 29 April 2015)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Anda mungkin juga menyukai