Anda di halaman 1dari 10

Modul VI Askep Dewasa Waham 180

MODUL VI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEWASA DENGAN WAHAM

Berbagai macam masalah kehilangan dapat terjadi pada paska bencana, baik itu
kehilangan harta benda, keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan ini
merupakan stresor yag menyebabkan stres pada mereka yang mengalaminya. Bila stress
ini berkepanjangan dapat memicu masalah gangguan jiwa dan salah satu tandanya adalah
waham.

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini saudara diharapkan mampu :
Mengkaji data yang terkait masalah waham
Menetapkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan waham
Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien dengan waham
Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien dengan waham
Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam menangani masalah waham
Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasien dengan waham

B. PENGKAJIAN
1. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.

2. Tanda dan Gejala waham adalah :


Untuk mendapatkan data waham saudara harus melakukan observasi terhadap
perilaku berikut ini:
a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho..” atau “Saya
punya tambang emas”
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mecederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan.
Contoh: “Saya tahu..seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup
saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya”
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh: “Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian
putih setiap hari”
d. Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Modul VI Askep Dewasa Waham 181

Contoh: “Saya sakit kanker”, setelah pemeriksaan laboratorium tidak


ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan
bahwa ia terserang kanker.
e. Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Ini khan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat saudara gunakan sebagai panduan
untuk mengkaji pasien dengan waham :

Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan


dan menetap?
Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien
cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan
tidak nyata?
Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang
lain atau kekuatan dari luar?
Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan
lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?

Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan semua informasi


yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya.

Untuk mempertahankan hubungan saling percaya yang telah terbina jangan


menyangkal, menolak, atau menerima keyakinan pasien.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnosa keperawatan:

GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM

D. TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Tindakan keperawatan untuk pasien

a. Tujuan
1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
2) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
Modul VI Askep Dewasa Waham 182

3) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar

b. Tindakan
1) Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus
membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang
harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya
adalah:
a). Mengucapkan salam terapeutik
b). Berjabat tangan
c). Menjelaskan tujuan interaksi
d). Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
pasien.
2) Tidak mendukung atau membantah waham pasien
3) Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
4) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
5) Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan
tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien
berhenti membicarakannya
6) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai
dengan realitas.
Latihan 1: Membina hubungan saling percaya dan mengidentifikasi
waham pasien
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI:
“Assalamualaikum dik, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat
dari puskesmas Darul Imarah, saya yang akan merawat adik hari
ini. Nama adik siapa, senangnya dipanggil apa?”

“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang B rasakan


sekarang?”
“Berapa lama B mau kita berbincang-bincang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang, B?”
Modul VI Askep Dewasa Waham 183

KERJA:
“Saya mengerti B merasa bahwa B adalah seorang nabi, tapi
sulit bagi saya untuk mempercayainya karena setahu saya semua
nabi sudah tidak adalagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang
tadi terputus B?”
“B, B ada ditempat yang aman, saya dan keluarga B akan selalu
menemani B”
“Wah..warna baju yang B kenakan hari ini cocok sekali dengan
warna kulit B”
“Apa saja yang B harapkan selama ini, bisa B ceritakan kepada
saya?”
“Bagus sekali, B dapat menceritakan harapan B”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan B setelah berbincang-bincang dengan
saya?”
”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”
“Bagaimana kalau saya datang kembali ke rumah B dua hari
yang akan datang?”
“Jam berapa sebaiknya saya datang kembali?”
“Dimana enaknya kita bercakap-cakap nanti?”
“Bagaimana kalau nanti kita bicarakan tentang hobinya B?”
“Nah selama dua hari tidak bertemu ini coba B ingat-ingat apa
saja hobi atau kegemaran B”.
Berikut ini adalah contoh komunikasi yang didokumentasikan:
Data: Pasien tampak tegang, mengatakan berulang-ulang ia adalah nabi
Adam. Klien mengatakan setiap orang harus menuruti
perkataannya karena ia adalah utusan Allah.

7) Diskusikan dengan pasien kemampuan realistis yang


dimilikinya pada saat yang lalu dan saat ini
8) Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan
yang dimilikinya.
9) Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak
terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
10) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik
dan
emosional pasien
12) Berbicara dalam konteks realitas
Modul VI Askep Dewasa Waham 184

13) Bila pasien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya berikan


pujian yang sesuai
14) Jelaskan pada pasien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis
obat, jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum
obat yang benar)
15) Diskusikan akibat yang terjadi bila pasien berhenti minum obat
tanpa konsultasi

Latihan
ORIENTASI
2: Memberikan tindakan keperawatan kepada pasien waham
“Assalamualaikum B, sesuai dengan janji saya dua hari yang
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
lalu sekarang saya datang lagi”
“Apakah B sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran
B?”
“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi B
tersebut?”
“Berapa lama B mau kita berbincang-bincang tentang hal
tersebut?”

KERJA
“Apa saja hobby B?”
“Wah.., rupanya B pandai menari seudati ya, tidak semua orang
bisa menari seperti itu lho B”
“Bisa B ceritakan kepada saya kapan pertama kali B belajar
menari seudati, siapa yang dulu mengajarkannya kepada B,
dimana?”
“Bisa B peragakan kepada saya bagaimana menari seudati itu?”
“Wah..bagus sekali tarian seudati B”
“Bagaimana kalau sekarang B teruskan kemampuan menari
seudati tersebut…….”
“Coba kita buat jadual untuk kemampuan B ini ya, berapa kali
sehari/seminggu B mau menari seudati?”
“Apa yang B harapkan dari kemampuan menari seudati ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan B selain menari seudati?”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap tentang
hobi dan kemampuan B?”
“Setelah ini coba B lakukan latihan menari seudati sesuai
dengan jadual yang telah kita buat ya?”

“Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi B ya?”


“Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, B
setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus B
minum, setuju?”(jika pasien telah dapat obat)
Modul VI Askep Dewasa Waham 185

Latihan 3:Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar


Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI
“Assalamualaikum B, sesuai dengan janji saya dua hari
yang lalu sekarang saya datang lagi”
“Bagaimana B sudahdicoba latihan menarinya? Bagus sekali”
“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau
sekarang kita membicarakan tentang obat yang B minum?”
“Dimana kita mau berbicara?”
“Berapa lama B mau kita berbicara?”

KERJA
“B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang,
tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam B, yang warnanya oranye
namanya CPZ, yang putih ini namanya THP, dan yang
merah jambu ini namanya HLP semuanya ini harus B
minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7
malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut B terasa kering,
untuk membantu mengatasinya B bisa mengisap-isap
es batu”.
“Bila terasa mata berkunang-kunang, B sebaiknya
istirahat dan jangan beraktivitas dulu”
“Sebelum minum obat ini B dan ibu mengecek dulu label di
kotak obat apakah benar nama B tertulis disitu, berapa dosis
yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca
juga apakah nama obatnya sudah benar”
“B, obat-obat ini harus diminum secara teratur dan
TERMINASI
kemungkinan
“Bagaimana besar harus
perasaan B minum
B setelah dalam waktu yang lama.
kita bercakap-cakap
Sebaiknya B tidak menghentikan sendiri
tentang obat yang B minum?. Apa saja nama obatobatnya?
yang harus
Jam
diminum sebelum
berapa minum obat?” berkonsultasi dengan dokter.

“Mari kita masukkan pada jadual kegiatan B. Jangan lupa


minum obatnya dan melakukan kegiatan yang lain”

“Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi B ya?”

“Nanti saya akan bicara dengan ibu dan bapak B.


Bagaimana pak, bu, bisa kita ketemu dua hari lagi untuk
membicarakan cara merawat B di rumah? Bagaimana kalau
waktunya seperti sekarang ini saja, bapak dan ibu setuju?”
Modul VI Askep Dewasa Waham 186

ORIENTASI
“Assalamualaikum pak, bu, sesuai dengan janji saya dua
hari yang lalu sekarang saya datang lagi”
“Bagaimana pak, bu apakah sekarang B sudah minum obat
secara teratur?. Bagaimana dengan kegiatan yang lain? Sudah
dikerjakan?”
“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana
kalau sekarang kita membicarakan tentang bagaimana
cara merawat B di rumah?”
“Dimana kita mau berbicara?”
“Berapa lama bapak dan ibu mau kita berbicara?”
2. Tindakan keperawatan yang ditujukan untuk keluarga
a. Tujuan KERJA
:
“Pak, bu, dalam menghadapi sikap anak ibu dan bapak yang
1) Keluarga mampu mengidentifikasi
selalu mengaku-ngaku waham pasien
sebagai seorang nabi, bapak dan
2) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untukdan
ibutidak perlu kuatir. Yang harus bapak ibu perhatikan
memenuhi
adalah setiap kali anak bapak dan ibu berkata seperti itu bapak
kebutuhan
dan ibu yang
dapatdipenuhi oleh wahamnya.
menanggapinya dengan:
3) Keluarga mampu mempertahankan bahwa
‘Bapak/Ibu mengerti B merasa programB pengobatan
adalah seorang nabi,
pasien
tapi sulit bagi bapak/ibu untuk mempercayainya karena setahu
secara optimalsemua nabi sudah tidak ada lagi, bisa kita lanjutkan
bapak/ibu
pembicaraan kita tentang kemampuan- kemampuan yang
pernah B miliki?’
b. Tindakan :
“Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan B tentang
1) Diskusikan dengandiinginkan
kebutuhan yang B, misalnya:
keluarga tentang waham “Bapak/Ibu
yang dialamipercaya
pasien B
punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan kepada
2) Diskusikan
bapak/ibu.dengan
B khankeluarga tentang :
punya kemampuan ............ “ (kemampuan
yang pernahdimiliki oleh anak)
a) Cara merawat pasien waham dirumah “Bagaimana kalau dicoba lagi
sekarang?”(Jika anak mau mencoba berikan pujian)
b)“Lalu
Follow up dan
bapak danketeraturan pengobatan
ibu juga harus lebih sering memuji B jika ia
c)melakukan
Lingkunganhal-hal yanguntuk
yang tepat baik ya”.
pasien.
“Hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang
3). Diskusikan
berinteraksidengan
dengankeluarga
B” tentang obat pasien (nama obat,
“Pak, frekuensi,
dosis, bu, B perlu minum
efek obat akibat
samping, ini agar pikirannyaobat)
penghentian jadi
tenang, tidurnya juga tenang”
4). Diskusikan dengan
“Obat ini harus keluarga
diminum kondisi
secara pasien
teratur yanghari
setiap memerlukan
dan jangan
dihentikan sebelum
konsultasi segera berkonsultasi dengan dokter karena akan
dapat menyebabkan B kambuh kembali (Libatkan keluarga
saat memberikan penjelsan tentang obat kepada klien)

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita bercakap-
cakap tentang cara merawat B di rumah?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya
jelaskan tadi dan tolong bantu B untuk minum obat sesuai yang
saya ajarkan tadi”
Modul VI Askep Dewasa Waham 187

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah


perilaku yang ditampilkan oleh anak ibu danbapak,
misalnya: mengaku sebagai seorang nabi terus menerus
dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat
atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain.
Jika hal ini terjadi segera hubungi saya di Puskesmas
Darul Imarah, atau hubungi nomor ini: (0651) 321324

“Baiklah seminggu lagi saya akan datang untuk melihat


perkembangan anak bapak dan ibu serta membicarakan
tentang cara merawat yang lain”
Modul VI Askep Dewasa Waham 188

E. EVALUASI
1. Pasien mampu:
a. mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan
b. berkomunikasi sesuai kenyataan
c. menggunakan obat dengan benar dan patuh
2. Keluarga mampu:
a. Membantu pasien untuk mengungkapkan keyakinannya
sesuai kenyataan
b. Membantu pasien melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan pasien
c. Membantu pasien menggunakan obat dengan benar dan patuh

F. MENDOKUMENTASIKAN ASUHAN KEPERAWATAN

1. Berikut adalah pedoman pengkajian dari diagnosa keperawatan waham. Format


pengkajian lengkap dapat dilihat di modul 7

Latihan
Dokumentasikan pengkajian dan diagnosa keperawatan pasien waham
menggunakan format yang tersedia

Proses pikir
[ ] Sirkumstansial [ ] Tangensial
[ ] Flight of ideas [ ] Blocking
[ ] Kehilangan assosiasi [ ] Pengulangan bicara
Isi pikir
[ ] Obsesi [ ] Fobia
[ ] Depersonalisasi [ ] Ide terkait
[ ] Hipokondria [ ] Pikiran magis

Waham
[ ] Agama [ ] Somatic [ ] Kebesaran [ ] Curiga

[ ] Nihilistik [ ] Sisip pikir [ ] Siar pikir [ ] Kontrol pikir


Modul VI Askep Dewasa Waham 189

2. Dokumentasi disesuaikan dengan kartu rekam medik pasien di puskesmas (lihat modul
pencatatan dan pelaporan)

Anda mungkin juga menyukai