Anda di halaman 1dari 20

Dua Atlet Polo Air Indonesia Jajal Liga Bergengsi di Serbia

VIVA – Nama Polo Air Indonesia kembali harum, setelah dua atlet Tanah Air yang bergabung
dengan salah satu Liga Polo Air bergengsi di Eropa, yaitu Serbia. Mereka adalah Rezza Auditya
Putra dan Ridjkie Mulia yang bergabung dengan klub polo air, VK Belgrade.

Kualitas mumpuni yang dimiliki dua atlet tersebut, menjadi alasan utama kenapa Belgrade
memilihnya, hal tersebut diakui oleh Wakil Ketua Umum PB PRSI, Harlin E. Rahardjo.

Rezza dan Ridjkie sendiri akan mengikuti kompetisi bersama Belgrade selama dua bulan dan akan
menetap pada 24 Januari hingga 26 Maret 2019 mendatang.

"Ini kesempatan emas untuk Ridjkie dan Rezza, karena tidak mudah bisa diterima bermain di Liga
Top Polo Air Serbia. Tim Polo Air Serbia adalah juara Olimpiade, kami berharap dua pemain ini
bisa menimba ilmu dari tik terkuat dunia," kata Harlin, ketika ditemui di Wisma Bakrie 1, Jakarta.

Bagi Rezza, kesempatan ini sekaligus sebagai kesempatan besar menimba ilmu untuk ditularkan
kepada rekannya, demi bisa bersaing di event terdekat Indonesia, yaitu SEA Games 2019.
Perenang Malaysia dan Singapura Ramaikan Ajang IOAC 2018

VIVA – Kejuaraan 2nd Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) dilirik oleh peserta dari
luar negeri. Beberapa negara yang akan mengikuti kejuaraan tersebut adalah Filipina, Malaysia dan
Suriah.

Ada empat cabang olahraga yang dipertandingkan di 2nd IOAC yang akan di gelar pada 1-9
Desember 2018 di Stadion Akuatik, Gelora Bung Karno, Jakarta. Keempat cabang tersebut adalah
renang (1-5 Desember), polo air (1-6 Desember), loncat indah (6-9 Desember 2018), dan renang
artistik (7-9 Desember). Sementara cabang renang master bakal dipertandingkan pada 9 Desember
atau di hari penutupan.

Sekjen Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI), Ali Patiwiri mengatakan,
untuk jumlah peserta tahun ini memang tidak jauh berbeda dengan tahun lalu.

"Perkembangan peserta sampai hari ini cukup banyak, hampir sama dengan tahun lalu. Peserta
renang sekitar 1.000. Kemudian polo air 11 provinsi, renang indah lebih dari 80 atlet dan loncat
indah 100-an," kata Ali di sela-sela Sosialiasi 2nd IOAC 2018 di Kantor Jawa Pos, Jakarta, Selasa,
27 November 2018.
Prestasi Perenang Pelatnas Menurun di Indonesia Terbuka 2018

Jakarta - Prestasi perenang pelatnas menurun di kejuaraan Indonesia Open Aquatik


Championship 2018. Gagarin Nathaniel Yus, salah satunya.

Gagarin menjadi salah satu peserta yang ikut dalam Indonesia Terbuka. Kejuaraan ini juga menjadi
salah satu seleksi awal Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) menuju
pelatnas dan SEA Games 2019.

Gagarin yang turun di nomor 50 meter gaya dada putra hanya mampu berada di urutan kedua dalam
lomba yang berlangsung di Stadion Akuatik, Senayan, Senin (3/12/2018), atau hari ketiga
pelaksanaan kejuaraan.

Gagarin hanya mencatatkan waktu 28,89 detik. Dia kalah bersaing dengan perenang nonpelatnas
Muhammad Fachri yang membukukan 28.57 detik. Sementara peringkat tiga diraih Dennis Tiwa
yang membukukan waktu 29,07 detik.

Saat di Asian Games, dia mampu membukukan 28.37 detik saat turun di Asian Games 2018.
Gagarin mengaku selepas Asian Games dirinya belum maksimal berlatih. Sehingga mempengaruhi
perfomanya ketika lomba.

Dia berdalih kurang latihan karena juga harus memperkuat DKI Jakarta tampil pada kejuaraan di
Jepang, pekan lalu.

"Hasil ini tentu menjadi tantangan. Saya harus latihan lagi untuk melawan kemalasan," kata
Gagarin.

"Berdasarkan rangking saat ini mungkin turun, tapi belum tahun juga ke depannya. Sebab, tahun
depan juga ada trial khusus," tambahnya.

Gagarin tetap optimistis bisa kembali masuk Pelantas menuju SEA Games 2019 Manila. Ia akan
berusaha meningkatkan performanya untuk seleksi berikutnya.
Dimeriahkan Atlet Nasional, Pari Sakti Cup Wadah Bibit Baru Perenang

Jakarta - Kejuaraan renang Pari Sakti Cup resmi dibuka di Stadion Akuatik Senayan hari ini.
Selain perenang kelompok umur, atlet-atlet nasional pun terlibat.Pari Sakti akan berlangsung
selama tiga hari, mulai 8 sampai 10 November di Stadion Akuatik. Event tahunan yang digagas
Radja Nasution ini akan memperlombakan 182 nomor pertandingan untuk memperebutkan 182
medali, 12 trofi untuk perenang terbaik dan sebuah Piala Indonesia-1 untuk klub terbaik.

Total ada 520 atlet putra dan putri dari 43 klub dari seluruh provinsi di Indonesia. Dari jumlah itu,
terdapat perenang nasional seperti I Gede Siman Sudartawadan Gagarin Nathaniel. Pengurus
Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) mendukung penuh keterlibatan atletnya
karena bisa memotivasi atlet-atlet muda.

"Pada prinsipnya PRSI mendukung Pari Sakti dan kami mempersilakan atlet nasional yang merasa
untuk turun mendukung dan ikut berpartisipasi," kata Wakil Ketua Umum PRSI Harlin E. Rahardjo
usai menghadiri acara pembukaan Pari Sakti Cup 2018.

"Lebih dari itu, kejuaraan ini sangat bagus terutama usia dini karena ada atlet cilik kita yang juga
ikut. Di sini kan ada kelompok usia 5 juga dipertandingkan, yang di mana pertandingan lain tak ada.
Jadi ini bagus menjadi wadah mereka untuk membuktikan kemampuan," sambungnya.

Harlin menjelaskan mayoritas perenang nasional yang ikut turun adalah yang berdomisili di Jakarta.
Sebab, atlet nasional lainnya beberapa ada yang sedang latihan di luar kota untuk persiapan
Indonesia Open awal Desember mendatang.

"Tapi poinnya keberadaan atlet nasional memberi semangat kepada yang muda. Karena mereka
merupakan idola perenang muda ini. Itu yang mereka harapkan," katanya.Tak hanya memotivasi
atlet muda, ajang ini juga diharapkan menjadi contoh bagi daerah untuk menyelenggarakan hal yang
sama demi pembibitan atlet daerah.

"Saya harap Pari Sakti bisa digelar setiap bulan terutama di Jakarta apalagi sudah ada stadion
akuatik ini guna membangkitkan gairah renang khususnya akuatik di Indonesia," papar Harlin.
Jendi Pangabean Tambah Emas Indonesia dari Renang

Jakarta - Indonesia memecahkan telor untuk raihan medali emas Asian Para Games 2018 hari ini.
Jendi Pangabean finis terdepan di 100 meter gaya punggung S9 (tunadaksa).

Dalam persaingan di Stadion Akuatik, kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Kamis (11/10), Jendi
akhirnya berhasil memenuhi target yang dibebankan kepadanya. Jendi memetik medali emas
dengan catatan waktu 1 menit dan 7,45 detik.

Sementara perak menjadi milik Luo Qingquan dari China. Dia membukuan waktu 1 menit dan 8,59
detik.

Untuk medali perunggu menjadi milik Kwon Yonghwa dari Korea Selatan. Yonghwa mencatatkan
waktu 1 menit dan 11,12 detik.

Emas itu menjadi emas pertama untuk Jendi di Asian Para Games. Dari dua nomor sebelumnya,
Jendi meraih satu medali. Dia mendapatkan perunggu di nomor 100 meter gaya bebas, sedangkan di
nomor estafet 4x100 gaya ganti putra batal bermain setelah terlambat mendaftar.

Emas itu sekaligus menjadi emas pertama Indonesia hari ini. Jika ditotal emas kontingen Merah
Putih menjadi emas ke-24 Indonesia.
Syuci Tambah Perak dari Renang

Jakarta - Syuci Indriani kembali menambah medali perak untuk Indonesia di Asian Para Games
2018. Dia meraihnya dari nomor 100 meter gaya kupu-kupu S14 (tunagrahita) putri. Dalam
persaingan di Stadion Akuatik, Senayan, Rabu (10/10/2018), Syuci finis di urutan kedua. Dia
mencatatkan waktu 1 menit 11,08 detik.

Sementara, medali emas diraih oleh wakil Hong Kong, Yui Lam Chan, dengan catatan waktu 01
menit 08,56 detik. Adapun, medali perunggu didapatkan oleh perenang Jepang Mami Inoue dengan
catatan waktu 1 menit 11,21 detik.

Ini merupakan medali ketiga bagi Syuci. Sebelumnya, dia merebut medali perunggu di nomor gaya
bebas 200 meter putri.

Medali emas selanjutnya berhasil direbut lagi oleh Syuci di nomor gaya dada 100 meter putri
klasifikasi SB 14. Dia berhasil mengalahkan dua perenang asal Jepang sekaligus, yakni Mai
Deguchi dan Mikika Serizawa. Deguchi meraih medali perak, sedangkan Serizawa mengantongi
perunggu.

"Alhamdulillah saya sangat senang, bersyukur sekali saya bisa meraih medali perak dan ini best
time saya. Alhamdulillah bersyukur banget, ini medali ketiga saya," ujar Syuci.
Renang Tambah Perak dan Perunggu di Hari Keempat Asian Para Games

Jakarta - Dua perenang Indonesia menambah dua medali di hari keempat Asian Para Games 2018.
Guntur dan Zaki Zulkarnain yang mempersembahkannya.

Dalam persaingan 100 meter gaya dada putra kategori SB8 (tuna daksa) di Stadion Akuatik, Selasa
(9/10), Guntur meraih medali perak. Rekan senegaranya, Zaki Zulkarnain mendapatkan perunggu.

Guntur mengantongi perak setelah mencatatkan waktu 1 menit 19,35 detik. Adapun medali
perunggu menjadi milik Zaki dengan catatan waktu 1 menit 19,95 detik.

Pada nomor tersebut, medali emas digondol oleh perenang China, Xu Haijao. Dia membukukan
waktu 1 menit 11,74 detik.

Kans Indonesia mendulang medali dari cabor renang Asian Para Games 2018 masih terbuka. Satu
di antaranya adalah lewat gaya bebas 100 meter kategori S7, yang segera dipertandingkan.
Mulyadi, Atlet Renang Asian Para Games yang Belajar di Sungai

Jakarta - Atlet renang Asian Para Games 2018 asal Kalimantan Timur Mulyadi tak menyangka
hobi renangnya bisa mengantarkan dirinya jadi atlet nasional. Tidak mudah perjuangan yang
dilewatinya, karena dirinya mengaku belajar renang dari sungai. "Saya belajar renang dari sungai,"
kata Mulyadi, Senin (24/9/2018).

Saat masih kecil, Mulyadi sudah akrab dengan kursi roda. Tulang-tulang di kakinya rapuh sehingga
tak bisa menopang tubuh bagian atasnya. Meski demikian, kondisi itu tak membuat Mulyadi lantas
menyerah begitu saja pada kehidupan. Tulang kakinya boleh rapuh, tetapi mentalnya masih tetap
kuat. Ketika pertama kali melihat sungai Banjar dan ekspresi bahagia kawan-kawannya yang
bermain di sana, tekad Mulyadi pun tumbuh. Pemuda yang lahir pada 17 Agustus 1991 itu juga
ingin merasakan kebahagiaan yang sama ketika tubuh bertemu arus sungai yang tenang. Pada saat
itulah dia mulai mengasah bakatnya di olahraga renang.

Salah seorang kawan yang kebetulan adalah atlet renang, melihat bakat Mulyadi. Dia pun mengajak
Mulyadi untuk ikut berlatih di kolam renang. Hari demi hari, Mulyadi jalani dengan sepenuh hati.
Sampai pada suatu hari, sang pelatih melihat bakatnya dalam berenang. Awalnya ia gugup. Tentu
ada perbedaan ketika berenang di sungai dengan di kolam. Lagi pula dia hanya berasal dari
kampung, yang untuk belajar renang tidak menggunakan jasa pelatih atau instruktur. Namun dia
lawan kegugupan itu dengan kerja keras. Ketika berada di kolam, konsentrasi Mulyadi sepenuhnya
tercurah di lintasan air.

Singkat cerita, kejuaraan demi kejuaraan pun Mulyadi jalani. Mulai dari level regional, nasional,
hingga internasional. Pada kejuaraan Asean Para Games 2017 di Malaysia, Mulyadi berhasil raih
medali perunggu. Pada kejuaraan Asian Para Games di Jakarta nanti, ia ingin meraih prestasi yang
lebih baik lagi. Mulyadi sangat ingin berlaga di panggung Paralimpiade 2020. Untuk itu dia akan
tampil habis-habisan di Asian Para Games 2018.Bangun pukul tiga dinihari, lalu mulai berlatih di
kolam renang pada pukul empat pagi sudah jadi rutinitas sehari-hari."Lelah, capek, ya pasti, cuma
kami jalani karena kami ingin memberikan yang terbaik untuk bangsa ini. Dukungan suporter jelas
berpengaruh sekali untuk memberikan semangat kepada kami. Pokoknya ada nilai lebih untuk
kami," ujar Mulyadi.
Jepang Juara Umum Renang, Indonesia Tanpa Medali

Jakarta - Jepang berhasil menjadi juara umum renang Asian Games 2018. Indonesia menyudahi
tanpa medali. Renang telah menyelesaikan persaingan di Asian Games, Jumat (24/8). Jepang keluar
sebagai juara umum dengan koleksi 19 emas, 20 perak, dan 13 perunggu.

Jepang juga mengantarkan atlet putri, Rikako Ikee, sebagai peraih medali emas paling banyak dari
renang. Rikako mengoleksi enam medali emas dan dua perunggu.

China berada di urutan kedua. Negara Tirai Bambu itu mendapatkan 19 emas, 17 perak, dan 14
perunggu. Di urutan ketiga bercokol Singapura. Dia mendapatkan dua emas, satu perak, dan tiga
perunggu. Dua emas Singapura dipersembahkan oleh Joseph Isaac Schooling dari nomor 50 meter
dan 100 meter gaya kupu-kupu.

Sementara itu, Indonesia gagal meraih satu pun medali. Catatan terbaik perenang Indonesia bisa
memecahkan rekor nasional di Stadion Akuatik, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan. Sebanyak
sepuluh rekornas dari sembilan nomor yang diikuti. Aflah Fadlan Prawira memecahkan tiga rekor
nasional. Dia membuat rekor nasional di nomor 1500 meter gaya bebas putra setelah membukukan
waktu 15 menit 24,59 detik. Dia memecahkan rekornya sendiri yang diciptakan di SEA Games
2017 Malaysia, 15 menit 28,69 detik. Fadlan juga mencatatkan rekor nasional di nomor 400 meter
gaya bebas putra dengan catatan waktu 3 menit 53,1 detik dan nomor 800 meter gaya bebas putra
dengan waktu 8 meniit 3,87 detik.

Di nomor 4x100 meter gaya ganti putra (Siman Sudartawa, Gagarin Nathaniel Yus, Glenn Victor,
dan Triady Fauzi Sidiq) mengantongi rekor nasional dengan waktu 3 menit 38,18 detik.
Sebelumnya, saat tampil di kualifikasi, mereka juga memecahkan rekor nasional dengan waktu 3
menit 40 detik. Siman, yang tampil di nomor 50 meter gaya punggung putra dengan waktu 25,1
detik. A.T. Vanessae Evato mengukir rekornas di nomor 100 meter gaya dada putri dengan waktu 1
menit 9,78 detik. Di nomor 4x100 meter gaya ganti estafet campuran yang diperkuat Siman,
Vanessae, Glenn, dan Patricia Yosita juga mencatatkan rekornas 3 menit 55,37 detik.

Rekornas juga diraih pada 4x100 m gaya ganti estafet putri yang diperkuat Nurul Fajar, Vanessae,
Adinda Larasati dan Patricia dengan waktu 4 menit 11,63 detik. Rekornas juga diraih Nurul pada
100 meter gaya punggung putri dengan waktu 1 menit 3,41 detik.
Meski Gagal Raih Medali, Tim Renang Putri Pecahkan Rekor Nasional

Jakarta - Tim renang putri Indonesia memang gagal meraih medali di perlombaan kemarin. Tapi,
keempat perenang tuan rumah mencatat rekor baru di level nasional. Pada final nomor 4x100 gaya
ganti estafet putri Asian Games 2018 di Stadion Akuatik GBK, Kamis (24/8/2018), Tim Garuda
menurunkan Nurul Fajar, A.T. Vanessae Evato, Adinda Larasati, dan Patricia Yosita. Meski
demikian, misi meraih medali urung terpenuhi.

Pasalnya, Nurul Fajar dkk. cuma finis posisi keenam, sebelum naik ke urutan keempat, karena
China dan Korea Selatan didiskualifikasi. Catatan waktunya adalah empat menit 11,63 detik.
Medali emas milik Jepang dengan waktu tiga menit 54,73 detik, menggungguli Hong Kong (perak)
dan Singapura (perunggu). Meski demikian, catatan waktu Indonesia itu sudah cukup memecahkan
rekor nasional yang dibuat di SEA Games 2017 Malaysia dengan waktu empat menit 12,44 detik.

"Senang, terharu, bangga juga sama tim karena walau tak dapat medali tapi masuk posisi empat dan
target rekor nasional. Jujur kali ini saya sangat tegang, biasanya kalau estafet tidak setegang ini,"
ungkap Patricia usai pertandingan dalam rilis kepada detikSport. Ada satu lagi rekor nasional
dipecahkan saat Nurul Fajar mencatatkan waktu satu menit 3,41 detik di nomor 100 meter gaya
punggung putri. Ini mengalahkan rekornya sendiri saat bertanding di Singapura Juni lalu dengan 1
menit 3,48 detik. Total selama Asian Games ini adalah tujuh rekor nasional dipecahkan.

Sementara itu wakil Indonesia lainnya di final adalah Ricky Anggawijaya yang turun di nomor 200
meter gaya punggung putra. Ricky duduk di peringkat tujuh dengan raihan waktu dua menit 04,60
detik. Emas diraih perenang Cina, Jiayu Xi, dengan catatan waktu satu menit 53,99 detik. Jumat
(25/8) ini adalah hari terakhir pertandingan cabor renang yang mana babak penyisihan dimulai
pukul 09.00 WIB dan ada 12 perenang Indonesia diturunkan. A.A Istri Kania dan Patricia Yosita
pada nomor 50 meter gaya bebas putri. Gagarin Nathaniel Yus dan Indra Gunawan berjuang di
nomor 50 meter gaya dada putra. Pada nomor 400 meter gaya bebas putri akan ada Adinda Larasati
dan Sagita Putri.

Aflah Fadlan Prawira akan mewakili di nomor 1500 meter gaya bebas putra. Di nomor 200 meter
gaya ganti perorangan putri ada Ressa Kania dan Azzahra Permatahani. Yang terakhir adalah di
4x100 meter gaya ganti estafet putra yang menurunkan Siman Sudartawa, Gagarin Nathaniel Yus,
Glenn Victor dan Triady Fauzi Sidiq.
Tolak Atlet Israel, Malaysia Dicoret Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia
Para Renang

LONDON, Kompas.com - Malaysia dicoret sebagai tuan rumah kejuaraan Para renang Dunia 2019
setelah bersikeras dengan keputusan untuk menolak keikutsertaan atlet-atlet Israel. Kejuaraan nyang
merupakan ajang kualifikasi buat Paralimpik 2020 di Tokyo ini sebenarnya direncanakan akan
berlangsung di Kuching, Serawak antara 29 Juli-4 Agustus 2019. Komisi Paralimpik Internasional
(IPC) sebagai penyelenggara ajang menyebut mereka akan tetap menyelenggarakan acara tersebut
pada tanggal yang sama, namun belum menentukan negara pengganti. "Semua kejuaraan tingkat
dunia harus terbuka buat para atlet yang berhak dan semua negara untuk berpartispasi tanpa
diskriminasi," demikian dikatakan Presiden IPC, Andrew Parsons dalam pernaytaan tertulis. "Jika
tuan rumah menolak partisipasi atlet dari negara tertentu karena alasan politis, kami tak memiliki
pilihan selain mencari tuan rumah yang baru."

Pihak Malaysia tetap bersikukuh dengan keputusan penolakan atlet Israel. "Jika menjadi ruan rumah
ajang olahraga lebih penting daripada keberpihakan kepada Palestina, maka artinya Malaysia telah
kehilangan arah moralnya." "Kami hanya ingin mengingatkan IPC bahwa bahkan lembaga seperti
Amnesty International dan Human Rights Watch telah menyebut bahwa pemerintahan (Benjamin)
Netanyahu telah melakukan tindak kejahatan perang," kata Menteri Pemuda dan Olahraga
Malaysia, Syed Saddiq Syed Abdul Rahman. "Malaysia bersikukuh dengan keputusan berbasis
kepada kemanusiaan serta keberpihakan pada hak bangsa Palestina. Tidak ada kompromi,"
lanjutnya, Malaysia memang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Pekan lalu mereka
menyebut mereka tetap akan menolak kedatangan warga Israel dalam acara apa pun di Malaysia.

Pemerintah Israel mengecam keputusan tersebut sebagai hal yang memalukan dan didasari oleh
sikap PM Mahathir Mohamad yang anti-semit. Mahathir memang selama bertahun-tahun telah
dituduh bersikap "anti-semit" atas ketidaksukaannya terhadap orang Yahudi. Kejuaraan Para
Renang Dunia tersebut diperkirakan akan diikuti 600 atlet renang dari 60 negara. Malaysia ditunjuk
sebagai tuan rumah pada 2017, namun menurut IPC saat itu pihak Malaysia menjamin tidak akan
ada diskrimnasi terhadap para calon peserta. "Namun kemudian ada perubahan kepemimpinan di
Malaysia dan pemerintah sekarang mempunyai kebijakan yang berbeda." Parsons menyebut negara
yang berminat menjadi tuan rumah harus mengajukan proposalnya sebelum 11 Februari mendatang.
Tinggal Benahi Kolam Renang, Jateng Siap Jadi Tuan Rumah ASG 2019

SEMARANG, KOMPAS.com - Tinggal membenahi kolam renang menjadi berstandar


internasional, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) siap menjadi tuan rumah ASEAN School Games
(ASG) ke-11.

Laman antaranews.com hari ini menulis, perhelatan itu akan berlangsung tahun ini. Ada 10 cabang
olahraga yang dipertandingkan yakni renang, tenis lapangan, atletik, tenis meja, bola voli, pencak
silat, badminton, sepak takraw, bola basket, dan squash. "Semua sudah kami siapkan.

Akan ada cabang olahraga yang menggunakan area Stadion Jatidiri," kata Kepala Dinas Pemuda,
Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jateng Urip Sihabuddin.

Catatan menunjukkan, ASG 2019 diikuti 2.000 pelajar ASEAN. Kegiatan berlangsung pada Juli
2019.
Mantan Ratu Renang Dunia Putuskan Pensiun di Usia 23 Tahun

KOMPAS.com - Keputusan mengejutkan diambil perenang Amerika Serikat, Missy Franklin. Baru
berusia 23 tahun, Franklin memtuskan pensiun dari olahraga yang membesarkan namanya. Cedera
bahu berkepanjangan membuat mantan ratu renang dunia itu mengakhiri kariernya. Franklin
mengakui sangat berat mengambil keputusan itu.

"Butuh waktu lama untuk mengucapkan kata-kata 'Saya pensiun', tetapi sekarang saya siap untuk
tidak merasakan sakit setiap hari," kata Missy Franklin dikutip BolaSport.com dari TMZ. Saat ini,
Franklin mangaku sudah siap untuk menjalani babak baru dalam hidupnya.

"Saya siap menjadi seorang istri. Saya siap untuk terus tumbuh setiap hari untuk menjadi orang
terbaik dan teladan yang saya bisa. Saya siap untuk sisa hidup saya," ujar Franklin lagi. Baca juga:
Pelaku Perdagangan Manusia pada Olimpiade London 2012 Dihukum Berat Keputusan pensiun
Franklin tentu akan menjadi pukulan berat bagi olahraga renang di Amerika Serikat.

Bagaimana tidak, Missy Franklin merupakan peraih medali emas terbanyak dalam satu
penyelenggaraan Olimpiade musim panas di semua cabang olahraga. Dalam debutnya pada
Olimpiade London 2012, Franklin yang ketika itu masih berusia 17 tahun berhasil mendapatkan
empat keping medali emas.

Dikutip dari BolaSport.com, Franklin saat itu meraih medali emas di nomor 100 meter gaya
punggung, 200 meter gaya punggung, 4x200 meter gaya bebas, dan 4x100 meter medley. Bahkan,
Missy Franklin juga mendapatkan medali perunggu di nomor 4x100 meter gaya bebas.
Atlet Nasional Masih Mendominasi di Kolam Renang GBK

JAKARTA, Kompas.com -Hari pertama gelaran 2nd Indonesia Open Aquatic Championship 2018,
menggelar delapan nomor final di GBK Aquatic Stadium, Sabtu (01/12/2018) mulai Pukul 16.00
WIB. Salah satu perenang andalan Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, yang tampil untuk klub
MNA Jakarta melesat menjuarai nomor 100 Meter Gaya Punggung Putra dengan catatan waktu
56.68 detik, berhak atas emas. Perak dikantongi Ricky Anggawijaya yang membela ESC (57.62),
dan Farrel Armandio dari klub Kraken AQ mendapat perunggu (57.65). Nurul Fajar dari klub
Petrokimia meraih emas pada nomor 100 meter gaya punggung putri (01.03.96). Posisi dua atau
perak diraih perenang Belibis, Azzahra Permatahani, (01.06.35). Sementara Dewi Novita yang
membela Elang Laut mendapat perunggu (01.06.70). Aflah Fadlan Prawira dari klub Aquarius
Bandung menjadi penguasa di nomor 400 Meter Gaya Bebas Putra (03.55.41), menyusul di tempat
kedua atau perak diraih Joe Aditya dari Pari Sakti (04.01.01), sementara perunggu diraih Agus
Nuarta dari klub TB Denpasar (04.03.73). Nomor 400 Meter Gaya Bebas Putri dikuasai perenang
TCS, Sagita Putri, berhak mendapat emas (04.26.53). Perak diraih perenang ESC, Raina Saumi,
(04.27.08) dan perenang Aquarius, Prada Hanan, berhak atas perunggu (04.30.72).

Persaingan sengit juga tersaji di nomor 200 Meter Gaya Dada Putra. Alhasil perenang ESC, Dwiki
Raharjo, menjadi yang terbaik mendapat emas setelah mencatatkan waktu dua menit 19 detik.23.
Perenang Bali Pari, Pande Made Iron berhak atas perunggu (02.19.76). Perak dikantongi Gerdi
Zulfitranto dari klub MNA Jakarta (02.22.52). Untuk 200 Meter Gaya Dada sektor Putri, emas
dikuasai AT Vanessae Evato dari klub Belibis (02.33.01). Wakil Belibis lainnya, Azzahra
Permatahani, berhak atas perak (02.33.55). Sementara Ressa Kania dari klub MNA Surabaya harus
puas dengan perunggu (02.36.82). 50 Meter Gaya Bebas Putra juga berjalan seru. Perenang ESC,
Triadi Fauzi berhasil menjadi yang tercepat dan mengantongi emas (23.29). Perenang MNA
Surabaya, Glenn Victor membuntuti di posisi dua (23.40). Sementara perunggu diraih Danandra
Indra dari klub MNA dengan waktu 24.05 detik. Perenang MNA Jakarta, AA Istri Kania menjadi
yang tercepat untuk nomor 50 Meter Gaya Bebas Putri (26.62), disusul Adinda Larasati dari klub
HIU duduk di posisi dua untuk mendapat perak (26.82). Sementara perenang MNA Surabaya,
Patrisia Yosita terpaksa mendapat perunggu (27.12). Esok hari, Minggu (02/12/2018), 2nd
Indonesia Open Aquatic Championship, akan memainkan sembilan nomor cabang renang, yakni
1500 Gaya Bebas Putri, 800 Gaya Bebas Putra, 50 Meter Gaya Punggung Putra dan Putri, 100
Meter Gaya Bebas Putrai dan Putri, 200 Meter Gaya Ganti Perorangan Putra dan Putri, serta 4x100
Meter Estafet Putri yang akan start mulai Pukul 08.00 WIB.
Nyaris Gagal, Guntur-Zaki Sukses Borong Medali Para-renang

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia berhasil mendominasi perebutan medali pada pertandingan


para-renang nomor 100 meter gaya dada putra SB8 Asian Para Games 2018.

Dua atlet para-renang Indonesia, Guntur dan Zaki Zulkarnain, meraih medali perak dan perunggu
dalam perlombaan para-renang yang digelar di Stadion Akuatik, Senayan, Jakarta, Selasa
(9/10/2018) malam. Guntur menyabet medali perak dengan catatan waktu 1 menit 19,35 detik,
sedangkan Zaki meraih perunggu setelah finis dalam 1 menit 19,95 detik.

Sebelum Jadi Asian Para Games Guntur sebenarnya nyaris gagal meraih medali. Dia hampir kalah
dari Zaki yang akhirnya finis di urutan ketiga. Guntur dan Zaki diuntungkan setelah perenang
China, Guanglong Yang, didiskualifikasi di babak final. Dengan demikian, kedua perenang
Indonesia itu bisa finis di urutan kedua dan ketiga.

Medali emas dari nomor pertandingan ini menjadi milik atlet China, Xu Haijao, yang mencatatkan
waktu 1 menit 11,74 detik. Indonesia masih berpeluang menambah raihan medali dari cabor para-
renang. Salah satunya adalah dengan penampilan Syuci Indriani di babak final nomor 100 meter
gaya punggung putri S14.
Program Yuk! Renang 2019 kembali digalakkan

Jakarta (ANTARA) – Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) berencana
untuk menggalakkan kembali program Yuk! Renang yang pernah dirancang pada 2018. "Program
Yuk! Renang itu sebetulnya program kerja kami tahun lalu, tapi belum berjalan secara efektif," kata
Wakil Ketua Umum PB PRSI Harlin E Rahardjo saat dihubungi Antara di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, program tersebut tidak dapat dijalankan secara efektif pada tahun lalu karena PRSI
fokus terhadap persiapan serta penyelenggaraan Asian Games 2018. "Karena kami fokus untuk
Asian Games, makanya program itu tidak bisa berjalan penuh seperti yang sudah direncanakan.
Jadi, kami akan jalankan kembali program itu tahun ini," ujar Harlin.

Sementara itu, dia menuturkan program Yuk! Renang merupakan bentuk sosialisasi yang bertujuan
mengajak seluruh masyarakat untuk menyukai sekaligus menekuni olah raga renang. "Negara
Indonesia adalah negara maritim. Jadi, seharusnya banyak masyarakat yang suka atau bisa renang.
Melalui program itu, kami ingin mengajak lebih banyak lagi masyarakat untuk berolahraga renang,"
tutur Harlin.

Aktivitas renang, dia mengungkapkan, selain sebagai salah satu jenis olah raga yang menyehatkan
bagi tubuh, juga sekaligus berfungsi sebagai salah satu bentuk pertahanan diri.
"Artinya, kalau bisa berenang, maka tidak akan mudah tenggelam, bisa bertahan. Jadi, renang bisa
juga disebut sebagai surviving skill. Diharapkan banyak orang Indonesia yang bisa renang," ungkap
Harlin. Lebih lanjut, dia menambahkan dalam pelaksanaan program Yuk! Renang, PRSI turut
bekerja sama dengan beberapa pihak, antara lain Kementerian Pariwisata dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Indonesia Targetkan Peningkatan Prestasi Renang Di SEA Games 2019

Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) menargetkan
prestasi yang lebih baik bagi tim Indonesia dalam perhelatan SEA Games 2019 yang akan
diselenggarakan di Filipina. "Pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, tim kita
(Indonesia) hanya dapat empat medali emas. Tahun ini, kami targetkan bisa lebih," kata Wakil
Ketua Umum PB PRSI Harlin E Rahardjo saat dihubungi Antara di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, dalam kejuaraan SEA Games tahun ini, pihaknya menargetkan sekitar lima atau enam
medali emas yang dapat diraih oleh tim Merah Putih dari cabang olahraga renang.

"Jadi, kalau di SEA Games terakhir itu cuma dapat empat emas, di SEA Games tahun ini harus bisa
dapat lima atau enam medali emas, yang pasti prestasinya harus meningkat, lebih baik lagi," ujar
Harlin.

Berkaitan dengan peningkatan prestasi tersebut, dia menuturkan, pihaknya pun sudah mulai
melakukan berbagai persiapan, salah satunya, yaitu melaksanakan seleksi atlet ketat, sehingga
hanya atlet-atlet yang lolos seleksi yang dapat berlaga di SEA Games. "Sampai sekarang, seleksi itu
masih kami lakukan, sambil latihan juga. Kemudian nanti, kira-kira akhir April 2019 akan ada
kejuaraan nasional (kejurnas) renang. Disitu kami akan sekalian lakukan seleksi atlet," tutur Harlin.

Selain dari segi atlet, katanya, ia juga akan melakukan sertifikasi terhadap seluruh pelatih, sehingga
sesuai dengan standar FINA atau federasi renang internasional dan dapat melatih para atlet dengan
lebih baik. "Selain atlet, tentu saja dari segi pelatih juga harus ditingkatkan kemampuannya.
Rencananya, kami akan lakukan sertifikasi untuk semua pelatih. Jadi selain atlet-atlet terbaik, kita
juga punya pelatih-pelatih handal," ungkap Harlin.
Target 6 Emas Renang di SEA Games 2019 Realistis

Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia
(PB PRSI) Anindya Bakrie menargetkan 6 medali emas pada ajang SEA Games 2019 Filipina.
Hal itu itu dinilai masih realistis meski persaingan juga tidak mudah. ”Meski ada kebijakan dari
Kempora bahwa sebaiknya untuk SEA Games 2019 ini cabang olahraga lebih memprioritaskan
atlet muda usia, kita PRSI tetap berupaya keras menurunkan kekuatan terbaik. Kami juga
banyak memiliki perenang berusia muda,” kata Anindya Bakrie usai Rapat Kerja Nasional
(Rakernas) PRSI di Hotel Century Senayan Jakarta, Senin, (25/2).

Rakernas yang berlangsung sejak Minggu, (24/2) itu diikuti oleh seluruh Pengprov PRSI yang
membahas program kerja untuk 2019. Setiap Pengprov diwajibkan menyampaikan program
kerja yang kemudian disinkronkan dengan program PB PRSI. ”Ini penting supaya ada
kesesuaian antara daerah dan pusat karena ujung tombak pembinaan atlet berprestasi itu ada di
daerah. Dalam masa kepempinan saya di PRSI yang sudah dua tahun lebih, sudah banyak
kemajuan dilakukan oleh daerah," klaim Anindya. Untuk Rakernas kali ini juga sengaja
mengusung tema “Sukseskan PON 2020 serta ukir prestasi pada SEA Games 2019 untuk
menuju Olimpiade 2020″. Tahun 2019 menjadi sangat krusial karena selain persiapan daerah
menuju PON 2020 di Papua juga PB PRSI berupaya keras meloloskan atlet renang sebanyak
mungkin ke Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang. Anindya juga menuturkan sejumlah pencapaian
yang telah diraih sepanjang tahun 2018 walaupun belum sesuai harapan seperti hasil di Asian
Games ke-18. Terkait hasil yang belum sesuai harapan di Asian Games 2018 itu, ia mengatakan
ini menjadi tantangan bagi PB PRSI. "Saya menilai ketidakberhasilan menggapai medali di
Asian Games 2018 itu tak bisa dikatakan PRSI gagal. Kita akui aquatik belum bisa nyumbang
medali namun ada secercah harapan karena lahir 22 rekornas," jelas Anindya Bakrie.

Memang untuk mengembalikan masa jaya renang Indonesia seperti pada era 1970 -an hingga
1990-an, menurut Anindya tak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak faktor ikut
mempengaruhi diantaranya ketersediaan dana, fasilitas dan suasana.
Sementara Menpora Imam Nahrawi yang sempat hadir pada pembukaan Rakernas berpesan
untuk terus memasyarakatkan olahraga renang. Kempora dan cabor renang punya komitmen
bersama serta banyak rencana besar ke depan untuk memajukan renang Indonesia dan perlu
dikawal. "Rakernas ini bisa jadi bahan evaluasi agar setiap rencana kerja bisa terlaksana dengan
baik, terukur dan tentu ada target yang ingin dicapai bersama,” papar Imam
Buka Rakernas Persatuan Renang Seluruh Indonesia, Menpora: Kita
Punya Banyak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pemua dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi


menghadiri sekaligus membuka rapat kerja nasional Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) di
Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Senin (25/2/2019).

Dalam pembukaanya, Menpora berharap olahraga renang Indonesia dapat terus berprestasi di level
nasional maupun internasional. Ia pun menyakini olahraga renang memiliki masa depan yang cerah.

"Pagi ini betul-betul menyenangkan sekaligus pertanda masa depan renang cerah dan
membanggakan Indonesia. Kita punya banyak rencana besar ke depan untuk memajukan olahraga
renang dan ini perlu kita kawal bersama,” kata Menpora."Kami ucapkan selamat atas Rakernas

PRSI. Ini menandakan PRSI betul-betul dinamis. Saya harap kedepan target prestasi dan
pengembangan bisa tercapai. Kemudian, kami juga berterima kasih kepada Pengprov serta
masyarakat yang telah membiasakan anaknya untuk berenang sekaligus pembudayaan renang jadi
konsentrasi kita bersama,” sambungnya.

Lebih lanjut, Menpora juga merasa sangat optimis bahwa masa depan renang akan
menggembirakan karena menurutnya banyak atlet muda yang bermunculan.Selain
itu, Menpora juga sangat mengapresiasi dukungan masyarakat kepada perenang Indonesia.

“Kami optimis masa depan renang betul-betul menggembirakan. Kita tak kekurangan stok atlet.
Pemerintah terus mendukung seperti Asian Games 2018 kemarin. Setiap ke (venue) akuatik saya
selalu berdoa agar atlet kita bisa menjadi yang terbaik, saya sering duduk di tribun penonton untuk
melihat langsung dan animo publik sangat gembira. Menang atau kalah tetap mendukung, artinya
sportifitas dan dukungan publik sangat luar biasa,” jelas Menpora.

“Saya bangga atas perjuangan para atlet. Ini tentu melegakan saya dan olahraga menjadi tempat
membanggakan bangsa Indonesia. Terima kasih pengurus PRSI, maksimalkan dan semoga target
Olimpiade dan SEA Games nantinya tercapai,” pungkasnya.
Renang Siap Kirim Atlet Muda ke SEA Games 2019

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imbauan pemerintah agar di SEA Games 2019 cabang


olahraga memberi kesempatan kepada atlet muda disambut baik Ketua Umum Pengurus Besar
Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) Anindya Novyan Bakrie. PRSI akan memberikan
kesempatan kepada perenang mudanya pada SEA Games 2019 yang akan digelar di Filipina.

"Saya optimistis meski nanti yang kami kirim perenang muda. Mereka bisa bersaing untuk
mengharumkan nama bangsa," ujar Anindya di sela-sela acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PB
PRSI, Senin (25/2).Di SEA Games Filipina, akuatik melombakan tiga cabang olahraga yakni
renang, polo air putra, dan loncat indah. "Alhamdulillah kami baru saja menutup Rakernas 2019
yang mengambil tema Sukseskan PON 2020 serta ukir prestasi pada SEA Games 2019 untuk
menuju Olimpiade 2020," kata Anindya. "Kami sadar untuk membangun suatu olahraga aquatik itu
tidak hanya bisa dari medali ke medali, even ke event. Tapi, juga harus berpikir jauh ke depan."

Selain itu, poin selanjutnya dari rakernas ini adalah mengkaji seberapa besar dukungan dari
pemerintah daerah kepada Pengprov PRSI. "Ketiga PRSI berupaya untuk memperbanyak pelatihan
kepada wasit dan pelatih, di daerah maupun di pusat," ucap Anindya.

PRSI bakal melanjutkan program dengan lebih mempopulerkan olahraga renang di Indonesia. Salah
satu programnya yaitu Yuk Renang Yuk. "Sebenarnya tahun 2018 telah kami lakukan, tapi karena
ada event besar (Asian Games) jadi kami sedikit lebih fokus kepada persiapan atlet. Tahun ini, akan
kami gelorakan lagi, kami melakukan kerja sama dengan Kemendikbud dan Kementerian
Pariwisata," kata Anindya. Sementara itu Menpora RI Imam Nahrawi pada pembukaan rakernas
berpesan pada PRSI untuk terus memasyarakatkan olahraga renang. “Saya merasa kita punya
komitmen bersama serta banyak rencana besar ke depan untuk memajukan renang Indonesia dan ini
perlu dikawal. Rakernas ini bisa jadi bahan evaluasi agar setiap rencana kerja bisa terlaksana
dengan baik, terukur, dan tentu ada target yang ingin dicapai bersama.

Anda mungkin juga menyukai