BAB I
PENDAHULUAN
mungkin jarang terjadi. Namun ketika peristiwa tersebut terjadi, implikasi biaya
pribadi. Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga negara
Sosial Nasional (SJSN) menjadi suatu bukti yang kuat bahwa pemerintah
seluruh masyarakat.
usaha milik negara (BUMN) yaitu PT. Askes, Jamsostek, Taspen dan Asabri.
2
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
Tahun 2009).
sistem SJSN yang diselengarakan oleh BPJS. Dimana dalam BPJS rumah sakit
dinilai sebagai indicator baik apa buruknya kualitas pelayanan di Rumah Sakit.
2014 yang secara bertahap menuju ke Uviversal Health Coverage. Hal itu
pasien peserta JKN baik di Rumah Sakit Negeri ataupun Rumah Sakit Swasta
pada tanggal 1 Januari 2014 tanpa disertai dengan kesiapan pelaksanaan secara
matang, warga miskin dan rentan miskin menjadi peserta JKN dan
Pada system layanan kesehatan juga terlihat tidak begitu baik, protes
para dokter akhir-akhir ini sudah menjadi bukti. Buruknya sosialisasi berdampak
masyarakat.
Pandangan pasien terhadap pelayanan BPJS masih kurang baik, hal ini di
mengeluhkan pelayanan rumah sakit. Keluhan tersebut antara lain terkait dengan
4
pelayanan administrasi, perawat, dokter, sarana dan prasarana, uang muka, obat,
judul faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien peserta jamkesmas pada
ruang rawat inap di rumah sakit Elim Rantepao kabupaten Toraja Utara
dengan hasil tidak ada hubungan antara dimensi informasi dengan kepuasan
khawatir ditolak berobat secara halus oleh pihak rumah sakit. Penolakan tersebut
disertai alasan seperti tempat tidur penuh, tidak punya peralatan kesehatan,
dokter atau obat yang memadai untuk tidak menerima pengobatan pasien
tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pelayanan rumah sakit bagi pasien
Kalimantan Barat ”.
5
Kalimantan Barat.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedarso Provinsi Kalimantan Barat.
Masalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah tentang Kualitas
Kesehatan.
Kualitas Pelayanan BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.
Umum Daerah (RSUD) dr. Soedarso Provinsi Kalimantan Barat terhadap peserta
BPJS Kesehatan serta dapat dijadikan literatur bagi para peneliti yang akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pelayanan
diberikan kepada orang lain dalam bentuk jasa. Menurut Gronnroos (dalam
aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi
sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-
hal yang lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang
jasa harus memiliki keterampilan dan keahlian dalam bidang tertentu agar
perilaku adalah seluruh tabiat dan sifat seseorang yang tercermin dalam
seperti:
2. Faktor Genetik, sifat-sifat dibawa sejak lahir dan diwarisi dari orang tua.
lingkungan keluarga.
orang atau kelompok orang lain yang dilayani, maka pelaku yang bertugas
(2) Cara penyampaian sesuatu yang berkaitan dengan apa yang seharusnya
(1997:30) adalah:
kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tatacara
setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/ atau pelayanan
a. Kepentingan umum
10
b. Kepastian hukum
c. Kesamaan hak
e. Keprofesionalan
f. Partisipatif
h. Keterbukaan
i. Akuntabilitas
pelanggan secara memuaskan. Dalam hal ini agar masyarakat merasa puas,
dilayani, apakah dalam bentuk pelayanan sosial, jasa ekonomi, jasa hukum,
11
jasa administrasi dan lain-lain yang berkaitan dengan kebutuhan dan selera
pelanggan.
pelayanan adalah:
masyarakat ramai.
menyebut mereka.
c. Jenis barang dan jasa, seperti ada jenis barang yang ukup dipajang
memberikan pelayanan.
adalah:
3. Pelayanan yang jujur dan terus terang atau terbuka yaitu apabila ada
diberitahukan.
4. Pelayanan yang adil atau perlakuan yang sama yaitu pelayanan yang
organisasi.
2. Tujuan atau ruang lingkup kegiatan: pencegahan penyakit,
Rumah sakit sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan harus
rumah sakit.
berkesinambungan.
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah dapat diterima
masyarakat.
3. Mudah dicapai
Syarat pokok yang ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah
4. Mudah dijangkau
5. Bermutu
15
memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara
ditetapkan.
dengan pelayanan yang diberikan pada pasien umum. Hal ini dapat dilihat
penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau
penerima pelayanan.
yang memadai.
16
pelayanan.
2. Assurance (keyakinan)
3. Tangibles (berwujud)
17
Tangibles adalah jasa yang berkaitan dengan fasilitas fisik, peralatan dan
4. Emphaty (empati)
pelanggan.
sebagai berikut :
1) Kesederhanaan
mudah dilaksanakan.
2) Kejelasan
3) Kepastian Waktu
4) Akurasi
5) Keamanan
kepastian hukum.
6) Tanggung Jawab
10) Kenyamanan
nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi
tidak mudah dan dituntut profesionalisme petugas, sikap dan perilaku serta
meninjau beberapa penelitian yang relevan sebelumnya dengan skripsi dan bahasa
yang kurang lebih sama. Hal ini bertujuan agar penelitian ini sah dan menjaga
juga sebagai rujukan dan sebagai bahan referensi dalam menulis. Berikut ini
beberapa penelitian yang dilakukan oleh Amienk dan Ratih Widianti dengan
judul, rumusan masalah, tujuan penelitian dan hasil penelitian yang digunakan
Keperawatan Polewali.
non medis. Namun, pada dasarnya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum
daerah kabupaten Polman terhadap pasien askes adalah mengenai sumber daya
Sedangkan pelayanan medis medis secara umum, berupa pasien rawat jalan dan
rawat inap sudah memenuhi standarisasi pelayanan yang efektif. Sarana dan
informasi, sarana dan prasarana, pasien rawat jalan, pasien rawat inap, serta
tingkat mutu layanan rumah sakit cukup baik. Dengan demikian kesimpulannya
adalah pengguna jasa layanan Asuransi Kesehatan merasa puas dengan pelayanan
Ratih Widianti, 2011. Tingkat kepuasan peserta Askes sosial PT. Askes (Persero)
tampilan pelayanan.
(sedang);
tinggi (sedang);
6. Mengetahui gap antara harapan dan pelayanan yang diterima oleh peserta
kepada “Kualitas Pelayanan Asuransi Kesehatan di RSUD dr. Soedarso Provinsi Kalimantan
Petugas Askes di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedarso Provinsi
Adapun yang menjadi kerangka pemikiran dalam penelitian ini agar lebih
sehingga arah pemikiran dalam penulisan skripsi ini lebih dapat dilihat dari bagan
Gambar 2.1.
Permasalahan
1. Kurang maksimalnya pelayanan petugas Kesehatan terhadap
peserta BPJS KEsehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.
Soedarso Provinsi Kalimantan Barat.
2. Sikap diskriminasi petugas kesehatan terhadap pasien peserta
BPJS Kesehatan.
3. Tidak tersedianya obat-obatan yang ditanggung Askes di
Instalasii Farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.
Soedarso Provinsi Kalimantan Barat.
Teori
Determinan kualitas jasa layanan menurut Kotler (2003:116):
1. Keandalan (reliability)
2. Jaminan/kepastian (assurance)
3. Fasilitas fisik dan peralatan (tangibles)
4. Kepedulian terhadap keluhan pelanggan (empati)
5. Daya tanggap (responsiveness)
Tujuan
Mengetahui Kualitas Pelayanan Petugas kesehatan di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedarso Provinsi Kalimantan
Barat kepada pasien peserta BPJS Kesehatan.
28
kepada peserta askes di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedarso
pelayanan kepada peserta askes di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.
Barat?
29
BAB III
METODE PENELITIAN
kualitatif. Penentuan jenis penelitian ini berangkat pada pendapat Bodgan dan
mengungkapkan data dan fakta secara apa adanya dari kenyataan yang ada
b. Melakukan Pre Survey (pra penelitian) yang bertujuan untuk mendapatkan data
c. Membuat rencana atau desain penelitian atau yang disebut juga dengan
d. Melaksanakan penelitian.
Adapun lokasi penelitian ini adalah di Rumah Sakit Umum (RSUD) dr.
2. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedarso Provinsi Kalimantan Barat
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Waktu Penelitian
Jenis
No Kegiatan
2015
Outline
2. Penyusunan
Proposal dan
Konsultasi
3. Seminar
4. Penelitian
Lapangan
5. Ujian Skripsi dan
Perbaikan
Barat.
b. Petugas kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedarso Provinsi
Kalimantan Barat.
pemegang kartu BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr.
yang menjadi instrumen kunci penelitian adalah peneliti itu sendiri dan instrumen
a. Pedoman Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data yang berisikan daftar dari sejumlah pertanyaan
b. Panduan Observasi
33
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Chek List yaitu dimana peneliti
mencatat hasil observasi peneliti menggunakan panca indra peneliti dan alat
tulis.
c. Alat Dokumentasi
suatu gejala atau peristiwa yang terjadi dan dokumen resmi sebagai penunjang
a. Wawancara
(Sugiyono, 2009:75).
b. Observasi Lapangan
dari objek yang diteliti untuk memperoleh data sesuai dengan masalah yang
diteliti.
34
c. Dokumentasi
keputusan.
dilakukan dengan cara membaca, meneliti, dan mempelajari seluruh data yang
diperoleh baik dari hasil wawancara maupun studi dokumen. Data-data tersebut
interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian
sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai penuh. Aktivitas dalam analisis data
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan akan peneliti tulis dalam bentuk uraian atau
laporan yang terinci atau mencari benang merah dari data-data yang telah
35
b. Display data
data dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data, maka
c. Verifikasi
dan verifikasi.Sejak awal peneliti berusaha untuk mencari makna data yang
sementara, kabur, diragukan dan akan berubah pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Akan tetapi dengan bertambahnya data dan didukung oleh bukti-
yang kredibel.
a. Trianggulasi
yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu”, Moleong (2007:330). Denzin dalam Moloeng (2007:330). Jadi
konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan
dilakukan.
langsung dengan permasalahan ini baik dari pemegang kartu Askes maupun