Dosen pengampu:Ns. Sang Ayu Made Adyani, M.Kep, Sp. Kep. Kom
Nama kelompok :
C. DEFINISI
Menurut Departemen Kesehatan (2002) home care adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat
tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan
kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, individu dan keluarga,
direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan, oleh pemberi pelayanan, yang diorganisir
untuk memberi pelayanani rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja
atau kontrak (Warola, 1980).
Home care nursing adalah pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas kepada
pasien di rumah yang diberikan secala intermiten atau part time (Rice, 2006).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa home care nursing adalah pelayanan asuhan keperawatan
profesionalyang komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga sesuai
kebutuhannya dengan kontrak pertemuan yang intermiten / waktu berselang di rumah.
3. Trancultural Nursing
Teori ini menekankan betapa pentingnya pemahaman budaya pasien dan
keluarga ketika melakukan pelayanan keperawatan. Terkadang perawat dihadapkan
pada dilema antara tetap fokus menggunakan pendekatan konvensional dan
mengabaikan atau menolak konsep budaya pasien tentang penyakit. Perawat sering
memaksakan konsep konvensional dan mengabaikan paradigma budaya pasien.
Dengan teori ini, perawat diharapkan senantiasa mampu berpikir luas dalam mengatasi
permasalahan kesehatan pasien, baik dengan pendekatan konvensional maupun
modern.
Leininger beranggapan pentingnya memperhatikan keanekaragaman budaya
dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan. Dalam menangani pasien jangan
pernah melakukan dikotomi antara metode konvensional dan tradisional, tetapi
hendaknya menggunakan secara bijaksana karena pasien adalah manusia yang unik
sehingga penanganan harus dilakukan secara holistik guna mencegah terjadinya
cultural shock.
Cultural shock akan dialami oleh klien ketika perawat tidak mampu beradaptasi
dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini menyebabkan munculnya rasa
ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan dapat menyebabkan disorientasi.
Aplikasi teori tradisional nursing dalam pelayanan home care nursing pada
pasien harus memperhatikan aspek budaya yang diyakini pasien, seperti :
a. Filosofi dan keyakinan pasien
b. Pandangan hidup pasien
c. Pendidikan
d. Pekerjaan
e. Kekerabatan
f. Teknologi
g. Regulasi
6. Human Caring
Perawat merupakan profesi yang dalam melakukan pelayanan senantiasa
mengedepankan kepedulian, moralitas, dan kasih sayang. Selain itu, intelektualitas juga
bagian yang harus dikedepankan. Perawat dalam memberikan pelayanan hendaknya
mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dengan selalu memberikan perlindungan,
membantu penyembuhan dan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dalam
membantu pasien menghadapi penyakitnya. Perawat membantu pasien dalam mencari
makna sakit, nyeri dan menuntun pasien dalam meningkatkan pengetahuan, mengontrol
diri, serta melakukan penyembuhan terhadap diri sendiri.
Konsep dari Watson ini menekankan bahwa penyakit terjadi akibat disharmoni
antara fisik dan pikiran serta jiwa. Untuk itu ditekankan bahwa penanganan pasien
secara holistik menjadi hal yang sangat penting dalam home care (Suardana, 2013).
Keterampilan yang harus dimiliki oleh perawat home care dalam memberikan
pelayanan home care nursing, yaitu:
1. Ketampilan pengkajian dan evaluasi
Saat di rumah pasien, perawat bekerja sendiri. Untuk itu, penguasaan terhadap
kenampuan pengkajian menjadi sangat penting Perawat harus mampu melakukan
kajian yang holistik dan mendalam tentang pasin, keluarga, dan lingkungan rumah
pasien, termasuk support sistem yang ada disekitar lingkungan pasien. Kemampuan
untuk menilai perkembangan pasien baik jangka pendek, menengah maupun
panjang sangat penting karena dengan kemampuan tersebut, perawat akan tahu jika
terjadi perkembangan/ perubahan yang tidak sesuai.
Kemampuan mengkaji dan mengevaluasi menjadi dasar dalam melakukan
perubahan terhadap rencana tindakan yang akan dilakukan, baik menyangkut jenis
tindakan, frekuensi, tindakan maupun kebutuhan terhahap konsultasi dan referai
yang tepat (Suardana, 2013b).
2. Keterampilan komunikasi yang efektif
Jika pasisi dokter dan agency, maka perawat merupakan orang terdepan yang
berhadapan dengan pasien dan keluarganya, yang sekaligus menjadi chanel dan
media komunikasi antara profesi kesehatan dengan pasien. Perawat mampu
melakukan komunikasi dengan multidisiplin saat dilakukan confrence dengan
multidisiplin. yang baik akan mampu menjaga hubungan antara perawat dengan
pasien dan perawat dengan multidisiplin lainnya, yang memiliki berbagai macam
latar belakang Intinya, komunikasi merupakan dasar dari estetika home care.
3. Pengambilan keputusan
Perawat home care harus mampu mengatur dirinya sendiri, mampu mengenal
keluarga dan pasien dengan lebih baik. Mampu mengatur kapan seharusnya
melakukan pengkajian, melakukan tindakan, mengatur kunjungan dan melakukan
koordinasi dengan disiplin lain. Secara umum, sebagian besar tindakan diatur oleh
perawat, karena perawat adalah manajer dari home care.
7. Penanganan kegawat daruratan
Situasi kegawat daruratan bisa terjadi kapan saja pada pasien, baik dalam bentuk
kedaruratan napas, kardiovaskuler, neuro, mapun psikiatri. oleh karena iu, seorang
perawat home care harus memiliki kemampuan pemberian bantuan hidup dasar
(Suardana, 2013).
Standar praktik merupakan salah satu perangiat yang dipcrlukan oleh setiap
tenaga profesional. Standar praktik keperawatan mengidentifkasi harapan minimal bagi
para perawat profesional dalam memberikan asuhan keperawatan yang aman efektif
dan etis (Sumijatun, Suliswati, Payapo, Maruhawa, & Sumartini, 2006).
Standar praktik pelayanan kesehatan rumah yang dikembangkan oleh American
Nurse Association (1986) dalam Sumiatun (2006), meperlihatkan hubungan proses
keperwatan dengan standar praktik seperti terlihat pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1.Hubungan antara proses keperawatan dan standar praktik ANA. (Diadabtasi dari
American Nurse Association Standard Of Heulth Nursing Pructice, 1986).
Proses
Standar Deskripsi
Keperawatan
Pengkajian Organisasi Seluruh pelayanan ksehatan rumah
direncanakan, diorganisasi langsung oleh
perawat professional yang mempunyai
pengalaman di kesehatan komunitas dan
kepengurusan organisasi pelayanan kesehatan
rumah.
Teori Perawat menerapkan konsep teori sebagai
dasar pengambilan keputusan.
Pengumpulan Secara berkelanjutan, perawat mengumpulkan
data dan merekam data secara menyeluruh, akurat,
dan sistematis.
Diagnosis Perawat menggunakan data pengkajian
kesehatan untuk menentukan diagnosis
keperawatan.
Perencanaan Perencanaan Perawat mengembangkan rencana keperawatan
menetapkan tujuan, rencana keperawatan
dibuat berdasarkan diagnosis keperawatan dan
meliputi pengobatan yang diperoleh klien,
pencegahan dan tindakan keperawatan
rehabilitasi.
Implementasi Intervensi Perawat dipandu oleh rencana keperawatan
untuk memberikan kenyamanan, pemulihan,
perbaikan, pendidikan kesehatan, mencegah
komplikasi, kecacatan akibat efek penyakit dan
rehabilitasi.
Evaluasi Evaluasi Secara berkelanjutan perawat mengevaluasi
respon klien dan keluarga untuk menentukan
kemajuan pencapaian tujuan dan memperbaiki
data dasar, diagnosis dan rencana keperawatan.
Keperawatan Perawat bertanggung jawab terhadap
berkelanjutan kenyamanan klien dan tidak adanya gangguan
dalam keperawatan berkelanjutan oleh karena
itu gunakan discharge. Rencana pulang,
penataan kasus dan koordinasi dengan sumber
daya di masyarakat.
Kerja sama Perawat memulai kerja sama dan memelihara
antar disipilin hubungan dengan semua pelaksana pelayanan
kesehatan sehingga mereka (tim) secara
bersama-sama berusaha untuk menentukan
tujuan yang efektif.
Pengembangan Perawat diasumsikan bertanggung jawab untuk
professional pengembangan professional dan berkonstribusi
pada pengembangan professional.
Riset Perawat berpartisipasi dalam kegiatan
penelitian yang memberikan konstribusi
terhadap pengembangan professional.
Etika Perawat menggunakan kode etik yang dibentuk
oleh ANA sebagai petunjuk untuk
pengembalian keputusan etika dalam praktik.
I. JENIS PELAYANAN HOME CARE
Menurut Rice (2006), jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan
dirumah meliputi kasus-kasus yang umum pascaperawatan dirumah sakit dan kasus-kasus
khusus yang dijumpai dikomunitas.
Kasus umum yang merupakan pascaperawatan dirumah sakit adalah, klien dengan
penyakit gagal jantung, klien dengan gangguan oksigenasi, klien dengan perlukaan kroni,
klien dengan diabetes, klien dengan gangguan fungsi perkemihan, klien dengan kondisi
pemulihan kesehatan atau rehabilitasi, klien dengan terapi cairan infus dirumah, kline
dengan gangguan fungsi persyarafan, serta klien dengan HIV/AIDS. Sedangkan kasus
dengan kondisi khususmeliputi klien dengn post partum, klien dengan gangguan mental,
klien dengan kondisi usia lanjut, klien dengan kondisi terminal dank lien dengan penyakit
obtruktif paru kronis.