Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
2017
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG
MENGALAMI POST SECTIO CAESAREA
DENGAN NYERI AKUT DI RUANG
FLAMBOYAN RSUD UNGARAN
DI SUSUN OLEH :
2017
i
ii
Motto :
Jadilah seperti karang di laut yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang
bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanya sekali. Ingat
hanya pada ALLAH apapun dan dimanapun kita berada Kepada Dia-Lah tempat
meminta dan memohon. Berbesar hatilah untuk selalu bersabar dan menolong
sesama .”
iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami
post- sectio caesarea nyeri akut di ruang Flamboyan RSUD Ungaran.
vii
7. Pihak RSUD Ungaran yang telah memberikan lahan untuk melakukan
penelitian pada kasus post sectio caesarea dengan nyeri akut di ruang
Flamboyan.
8. Adikku yang selalu memberikan semangat, do’a dan dukungan.
9. Teman-teman Mahasiwa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
10. Kepada teman-teman kost bu purbo tercinta yang selalu memberikan
semangat, do’a dan dukungan.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ix
2.2.1 Definisi ........................................................ 9
2.2.2 Etiologi ........................................................ 9
2.2.3 Patofisiologi ................................................. 10
2.2.4 Pathway........................................................ 13
2.2.5 Penatalaksanaan ........................................... 14
2.2.6 Mekanisme Klinis ........................................ 17
2.2.7 Pemeriksaan Penunjang ............................... 17
2.2.8 Komplikasi ................................................... 18
2.3 Asuhan Keperawatan ............................................ 19
2.3.1 Pengkajian ..................................................... 19
2.3.2 Diagnosa Keperawatan ................................. 22
2.2.3 Perencanaan .................................................. 23
2.2.4 Implementasi................................................. 27
2.2.5 Evaluasi ......................................................... 28
2.4 Konsep Nyeri ........................................................ 28
2.4.1 Definisi ........................................................ 28
2.4.2 Klasifikasi .................................................... 28
2.4.3 Komponen Pengkajian ................................. 29
2.5 Konsep Relaksasi Autogenik ................................ 29
2.5.1 Definisi ......................................................... 29
2.5.2 Mekanisme ................................................... 30
2.5.3 Prosedur Tindakan ........................................ 30
x
3.6 Uji Keabsahan Data ...................................... 37
3.7 Analisa Data .................................................. 39
BAB IV HASIL
4.1 Hasil .............................................................. 42
4.1.1 Gambaran Lokasi ................................ 42
4.1.2 Pengkajian .......................................... 43
4.1.3 Analisa Data ........................................ 48
4.1.4 Perioritas Diagnosa ............................. 50
4.1.5 Intervensi ............................................. 50
4.1.6 Implementasi ....................................... 53
4.1.7 Evaluasi ............................................... 61
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan ................................................... 66
5.1.1 Pengkajian ............................................ 67
5.1.2 Diagnosa............................................... 69
5.1.3 Intervensi .............................................. 69
5.1.4 Implementasi ........................................ 71
5.1.5 Evaluasi ................................................ 75
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
melahirkan bayi dengan sempurna. Ada dua cara persalinan yaitu persalinan
lewat vagina yang lebih dikenal dengan persalinan alami dan persalinan
caesar atau sectio caesarea yaitu tindakan operasi untuk mengeluarkan bayi
dengan melalui insisi pada dinding perut dan didnding rahim dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. Dalam
istilah bahasa asing post berarti setelah dan post sectio caesarea adalah
pada tahun 2000 jumlah ibu bersalin dengan sectio caesarea 47,22%,
tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2002, sebesar 47,13%, tahun 2003
sebesar 46,87%, tahun 2004 sebesar 53,2%, tahun 2005 sebesar 51,59%,
dan tahun 2006 sebesar 53,68% dan tahun 2007 belum terdapat data yang
untuk menyelamatkan ibu dan janin. Ada bebeapa indikasi dilakukan tindakan
sectio caesarea adalah gawat janin, pinggul sempit, persalinan tidak maju,
1
2
plasenta previa, prolapsus tali pusat letak lintang (Norwitz E & Schorge J,
negara adalah sekitar 5-15 % per 1000 kelahiran di dunia. Rumah Sakit
pemerintah kira – kira 11 % sementara Rumah Sakit swasta lebih dari 30%
tahun 2007 – 2008 yaitu 110.000 per kelahiran di seluruh Asia (Kounteya,
meningkat pula angka kejadian ibu hamil dengan riwayat pernah melahirkan
Inggris, frekuensi sectio caesarea ulangan pada ibu yang pernah sectio
caesarea sebelumnya sekitar 28% dari kelahiran yang ada. Selain itu, di
Australia selatan sekitar 56,6% sectio caesarea elektif dan 13,9% sectio
pada persalinan sebelumnya pada tahun 2004 sekitar 8,90%. Kehamilan dan
epidemiologik baik di rumah sakit rujukan dan di luar rumah sakit didapatkan
berbagai macam masalah kesehatan ibu hamil yang tercakup ke dalam dua
3
caesarea ke dalam kelompok faktor risiko I atau ibu dengan risiko tinggi
yang memadai dan ibu dengan kehamilan bekas sectio caesarea menjalani
dilakukan secara alami, yaitu sekitar 4-6 minggu. Faktor masih banyaknya
ketidaknyamanan berupa rasa nyeri dan sakit karena luka operatif dapat
2013) .
beda dari satu orang ke orang lainnya. Rasa nyeri ini dapat timbul akibat
trauma fisik yang disengaja atau tidak disengaja. Salah satu trauma fisik
yang disengaja yaitu luka operasi sectio cesarea. Sectio cesarea itu sendiri
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat dinding rahim
fisik dari ketegangan dan stress. Teknik relaksasi bertujuan agar individu
dapat mengontrol diri ketika terjadi 30 rasa ketegangan dan stres yang
membuat individu merasa dalam kondisi yang tidak nyaman (Potter &
Pada keadaan pasien post sectio caesarea sangat penting adanya peran
masa nifas perawatan yang dibutuhkan oleh klien antara lain: pemenuhan
payudara, teknik menyusui yang benar, perawatan luka jahit agar tidak terjadi
Keperawatan Pada Pasien Post Sectio Caesarea Dengan Nyeri Akut Di Ruang
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada pasien
post sectio caesarea dengan nyeri akut di ruang Flamboyan RSUD Ungaran.
1.4 Tujuan
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini, antara lain sebagai berikut :
Ungaran.
1.5 Manfaat
1.5. 1 Teoritis
1.5.2 Praktis
1) Rumah sakit
akut.
7
3) Institusi pendidikan
post sectio caesarea dengan nyeri akut di masa akan datang dan
4) Penulis selanjutnya
TINJAUAN PUSTAKA
rasa ketakutan dan kekhawatiran pada ibu yang baru melahirkan, dan
hal ini akan berdampak kepada ibu yang berada dalam masa nifas
8
9
2.2.1 Definisi
janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding
perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
Dalam istilah bahasa asing post berarti setelah dan post – sectio
diruang Operasi.
2.2.2 Etiologi
2.2.3 Patofisiologi
previa dll, untuk ibu. Sedangkan untuk janin adalah gawat janin .
11
mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan
menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu di berikan
nyaman.
tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar.
Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif
akibat sekret yang berlebihan karena kerja otot nafas silia yang
2.2.4 Pathway
Penurunan progesterone
dan esterogen
kontraksi uterus
Inovasi
Kurang O2
Kelemahan
2.2.5 Penatalaksanaan
1) Penatalaksaan Medis
a. Analgesisa
preparat narkotik.
c. Laboratorium
2) Penatalaksanaan Keperawatan
a. Tanda-tanda vital
c. Ambulasi
d. Perawatan luka
e. Perawatan payudara
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu
2. Panggul sempit .
7. Distosia serviks.
9. Malpresentasi janin
1) Letak lintang.
2) Letak bokong.
5) Gemeli.
2. Pemantauan EKG
3. Elektrolit
4. Hemoglobin /hematokrit
5. Golongan darah
18
6. Urinalisis
2.2.8 Komplikasi
1. Infeksi puerperal
2. Perdarahan
dkk , 2012).
19
2.3.1 Pengkajian
atas data subjektif dari seseorang atau kelompok, dan data objektif
(data objektif) .
a. Identitas Pasien
c. Data psikologis
d. Pemeriksaan penunjang
a) Keadaan umum
b) Kesadaran
c) Berat badan
d) Tinngi badan
f. Pemeriksaan fisik
a) Tanda-tanda vital
b) head to toe
c) Dada
Jantung
Palpasi : Seperti tak ada nyeri tekan, tak teraba ictus cordis
Paru
Auskultasi : Vesikuler
e) Abdomen
b. Fundus uterus.
c. Kandung Kemih.
d. Kontraksi.
f) Genetalia
b. Perinium : Utuh/episiotomi/ruptur
Tanda REEDA :
i) Eliminasi
yang bertahan.
pergerakan.
23
2015).
Intervesi :
relaksasi autogenik ).
dengan tepat
bertahan
Kriteria hasil :
Intervesi :
bernafas.
pergerakan
Kriteria hasil :
Intervesi :
Kriteria hasil :
Intervesi :
c) pemberian antibiotik.
Kriteria hasil :
Intervesi :
perawatan diri.
2.3.4 Implementasi
(Asmadi, 2008).
28
2.3.5 Evaluasi
hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat
2.4.1 Definisi
Rasa nyeri ini dapat timbul akibat trauma fisik yang disengaja
2.4.2 Klasifikasi
a. Nyeri Akut
b. Nyeri Kronis
(Andarmoyo, 2013).
2.5.1 Definisi
2.5.2 Mekanisme
rangsang nyeri dari spinal cord ke otak dan metode pokok untuk
30
METODE PENELITIAN
berbagai sumber informasi. Studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat,
Ungaran.
32
33
3.3 Partisipan
3.5.1 Wawancara
detail.
1) Observasi
1. Tanda-tanda vital
3. Pemeriksaan payudara
2) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
b) Palpasi
palpasi :
c) Perkusi
(2) Pekak : Suara perkusi jaringan padat yang terdapat jika ada
daerah hepar .
bergema.
37
d) Auskultasi
yaitu :
teori diatas.
untuk melihat kebenaran data yang telah dikumpulkan dan agar hasil-
2012). Dalam penelitian ini uji keabsahan data yang dimaksud kan untuk
data yang sudah benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama
ini setelah dicek kembali pada sumber data asli atau sumber lain
yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti
sumber data utama yaitu klien, perawat expert dan referensi buku
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi
dan dibandingkan teori yang ada sebagai bahan urutan untuk memberikan
1) Pengumpulan Data
abdomen.
2) Mereduksi Data
3) Penyajian Data
table, dan teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan
4) Kesimpulan
ada atau berupa gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum
HASIL
4.1 Hasil
RSUD Ungaran pada tanggal 22 Mei 2017 – 04 Juni 2017. Rumah Sakit
Umum Daerah Ungaran berlokasi : Jl. Diponegoro No. 125 Ungaran Kab
Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran, maka Rumah Sakit Umum
Maret 2010 RSUD Ungaran telah lulus akreditasi penuh tingkat lanjut.
42
43
4.1.2 Pengkajian
1. Identitas Pasien
3. Riwayat Kesehatan
9. Abdomen
Inspeksi Terdapat luka sayat Terdapat luka sayat
horizontal, panjang luka 12 horizontal, panjang luka 14
cm cm
Auskultasi Bising usus 9x/menit Bising usus 9x/menit
Perkusi Kuadran 1 redup, kuadran Kuadran 1 redup, kuadran
2,3,4 tympani 2,3,4 tympani
46
5. Pemeriksaan Penunjang
RR : 24x/menit
Pasien 2
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan 3x24 Manajemen Nyeri (1400):
(00132) b.d Agen jam nyeri pada pasien dapat 1. Kaji skala nyeri
Cidera Fisik berkurang dengan Kriteria hasil : 2. Beri terapi musik untuk
1. Pasien mampu mengetahui mengurangi nyeri
penyebab nyeri 3. Ajarkan penggunaan
2. Pasien mampu menggunakan teknik non farmakologi
teknik non farmakologi untuk (terapi relaksasi autogenik)
mengurangi nyeri Monitor tanda-tanda vital
3. Pasien melaporkan nyeri (6680) :
berkurang dengan menggunakan 4. Monitor tekanan darah,
manajemen nyeri dan skala nyeri nadi, suhu, dan status
menjadi skala 1-2 pernafasan dengan tepat
4. Tanda-tanda vital dibatas Pemberian Analgesik
normal (2210) :
5. Ekspresi wajah tenang 5. Kalaborasi dengan
dokter dalam pemberian
terapi analgesik
(1460)
4. Ajarkan teknik relaksasi
otot progresif
duduk
Pasien 2
Implementasi Implementasi Implementasi
Nyeri 08. -Memonitor 08 -Memonitor 08 -Memonitor TTV
Akut b.d 00 TTV pasien .1 TTV pasien .4 pasien
Agen 08. S : 0 S: 0 S:
Cidera 10 Pasien 11 Pasien 08 Pasien
Fisik 08. mengatakan .4 mengatakan .5 mengatakan
35 bersedia 5 bersedia untuk 0 bersedia untuk
untuk diukur 12 diukur tekanan 12 diukur tekanan
tekanan .1 darah, suhu, .0 darah, suhu,
darah, suhu, 5 respirasi dan 0 respirasi dan nadi
respirasi dan 12 nadi 12 O:
nadi .2 O: .3 TD: 120/80
O: 5 TD: 120/80 0 mmHg
TD: 120/80 mmHg N: 84x/menit
mmHg N: 90x/menit S: 370C
N: S: 37,50C RR: 20x/menit
88x/menit RR: -Memberikan
S: 37,10C 20x/menit terapi musik
RR: -Meberikan untuk mengurangi
22x/menit terapi obat nyeri
-Mengkaji analgesik S:
skala nyeri Inj. Ketorolac Pasien
S: 30mg mengatakan
Pasien Oral Asam bersedia untuk
mengatakan mepenamat diberikan terapi
kencang- 500mg musik pasien
kancang Vitamin masih merasakan
P: Pasien Solvitron 90 nyeri
mengatakan mg O:
nyeri karena Oral Tramadol Pasien tampak
post SC 400mg lebih rileks
Q: Nyeri Oral -Meberikan terapi
seperti Paracetamol obat analgesik
tertusuk- 500mg Inj. Ketorolac
tertusuk -Mengulang 30mg
R: Nyeri teknik Oral Asam
bagian luka rileksasi mepenamat
post SC autogenik 500mg
dibawah S: Vitamin Solvitron
pusat Pasien 90mg
S: Skala mengatakan Oral Tramadol
nyeri 6 sudah 400mg
T: Nyeri mencoba saat Oral Paracetamol
terus- nyeri datang, 500mg
menerus sekarang nyeri - Mengkaji skala
O: berkurang nyeri
1. Ekspresi menjadi skala S:
wajah 4 P: Pasien
mringis O: mengatakan nyeri
kesakitan 1. Pasien karena post SC
2. Pasien tampak lebih Q: Nyeri seperti
memegangi rileks tertusuk-tertusuk
perut 2. Pasien lebih R: Nyeri bagian
3. Luka post tenang luka post SC
SC - Mengkaji dibawah pusat
diabdomen skala nyeri S: Skala nyeri 3
bentuk S: T: Nyeri hilang
58
tampak sendiri
berbaring O:
ditempat 1. Pasien
tidur tampak sudah
5. Post SC dapat aktifitas
hari ke 1 mandiri
- 2. Pasien
Memberikan tampak rileks
terapi
ambulasi
(tukar posisi)
S:
Pasien
mengatakan
masih takut
latihan
miring-
miring dan
masih takut
untuk
banyak gerak
Pasien
bersedia
diberiakan
teknik
ambulasi
(tukar posisi)
O:
1. Pasien
posisi
miring,
SIM,semi
fowler,dan
fowler
2. Pasien
sudah
tampak
nyaman
posisi fowler
atau posisi
duduk
3. Pasien
tampak
sudah mulai
berani
miring-
miring
Risiko 08. -Mengkaji 11 -Pemberian 09 -Mengkaji tnda
Infeksi 30 tanda dan .4 antibiotik .0 dan gejala infeksi
b.d gejala infeksi 5 Inj. Ceftriaxon 0 S:
Prosedur S: 12 1000mg 09 Pasien
Invasif Pasien .4 Oral .1 mengatakan tidak
mengatakan 5 Amoxcilin 0 nyaman dengan
panas pada 500mg 12 balutan lukanya
luka post SC -Mengkaji .0 O:
O: tanda dan 0 1. Luka tidak
1. Terdapat gejala infeksi terdapat tanda-
luka insisi S: tanda infeksi
60
4.1.7 Evaluasi
musik analgesic
4. Ulangi
pemberian teknik
rilesasi autogenik
5. Kalaborasi
dalam pemberian
analgesic
Hambatan S: S: - -
Mobilitas Pasien 1. Pasien bersedia
Fisik b.d mengatakan nyeri, diberiakan
Keenganan lemas relaksasi otot
Memulai O: progresif
Pergerakan 1. Pasien 2. Pasien berlatih
terpasang kateter berjalan
urine 3. Pasien
2. Mandi dan mengatakan sudah
aktivitas banyak mampu melakukan
dibantu aktifitas mandiri
3. Pasien tampak O:
berbaring 1. Pasien dapat
ditempat tidur melakukan
Berlatih miring- aktifitas mandiri
miring 2. Pasien aktif
4. berlatih belajar beraktifitas
duduk A: Masalah
A: teratasi
Masalah teratasi P: Pertahankan
sebagian Intervensi
P:
Lanjutkan
Intervensi
1. Mengkaji ulang
kemampuan klien
2. Ajarkan teknik
otot progresif
Risiko S: S: S: S:
Infeksi b.d Pasien Pasien mengatakan Pasien Pasien
Prosedur mengatakan dulu gatal-gatal mengatakan mengatakan
Invasif pernah melakukan disekitar luka sudah tidak sudah baikan
SC, di abdomen jahitan, luka hari nyaman dengan tidak merasa
masih ada luka ke 2 lukanya dang gatal-gatal
jahitan O: gata-gatal O:
dan luka post 1. S: 37.30C disekitar luka 1. Tidak
operasi terasa 2. Disekitar luka berkurang terdapat luka
panas tidak terdapat O: 1. Luka tidak infeksi
O: tanda-tanda infeksi terdapat tanda- 2. Panjang luka
1. Luka post SC 3. Panjang luka 12 tanda infeksi 12 cm tertutup
di abdomen cm, tertutup kassa 2. Pamjang luka kassa kembali
bentuk horizontal A: 12 cm setelah
panjang 12cm Masalah teratasi 3. Setelah dilakukan
2. Tertutup kassa sebagian dilakukan perwatan luka
3. Lekosit 16,1 P: perawatan luka A:
10^3/uL Lanjutkan kemudian luka Masalah
4. S: 370C Intervensi di tutup kembali teratasi
5. Luka hari ke 1 1. Kaji tanda dan 4. Luka sebagian P:
masih ditutup gejala infeksi belum kering Pertahankan
kassa belum 2. Beri antibiotik A: Intervensi
dilakukan 3. Lakukan Masalah teratasi Luka operasi
63
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan
intervensi
1. Kaji skala nyeri
2. Monitor TTV
3. Beri terapi
musik
4. Ulangi
pemberian teknik
rilesasi autogenik
5. Kalaborasi
dalam pemberian
analgesik
Hambatan S: S: -
Mobilitas 1. Pasien Pasien mengatakan
Fisik b.d mengatakan sudah bisa duduk
Keenganan lemas, pasien sendiri, dapat ke
Memulai sudah latihan kamar mandi
Pergerakan miring-miring dan sendiri
pasien takut untuk O:
banyak bergerak 1. Pasien tampak
2. Pasien bersedia sudah bisa
diberikan teknik beraktifitas
ambulasi ( tukar mandiri
posisi ) 2. Pasien tampak
O: melakukan banyak
1. Pasien gerak
terpasang kateter A:
urine Masalah teratasi
2. Mandi dan P:
aktifitas lainnya Intervensi
dibantu orang lain dihentikan
3. Berlatih
miring-miring
4. Pasien tampak
berbaring
ditempat tidur
5. Post SC hari ke
1
6. Berlatih belajar
duduk
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan
intervensi
1. Mengkaji ulang
kemampuan klien
2. Ajarkan teknik
otot progresif
Risiko S: S: S:
Infeksi b.d Pasien Pasien masih Pasien
65
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan pada
pasien postpartum dengan post sectio caesarea pada Ny.D dan Ny.P. Asuhan
5.1.1 Pengkajian
objektif) .
66
67
data, keluhan utama pasien adalah nyeri pada luka post operasi. Pasien
26 mei 2017 pukul 09.00 WIB. Selesai operasi pasien dibawa ke ruang
dan infus RL. Kemudian hari sabtu dipindah di ruang nifas Flamboyan.
Kemudian dikaji pada hari sabtu pukul 09.00 hari pertama post SC.
pasien adalah nyeri pada luka post operasi. Pada tanggal 1 juni 2017
tanggal 2 juni 2017 07.00 WIB, dikaji pada tanggal 02 juni 2017 pukul
08.00 WIB, terpasang urine kateter dan infus RL. Hari pertama post
panjang 14cm.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa rasa nyeri ini dapat timbul
akibat trauma fisik yang disengaja atau tidak disengaja, salah satu
trauma fisik yang disengaja yaitu luka operasi sectio cesarea. Sectio
2015).
waktu).
(Nurhayati, 2015). Hal ini sesuai dengan kondisi pada kedua pasien
dan Kosasih (2015), nyeri pada klien harus segera ditangani karena
70
apabila nyeri yang tidak segera diatasi secara adekuat mempunyai efek
(Dermawan, 2012).
dibuat perbandingan pada pasien 1 dan pasien 2 yaitu nyeri akut b.d
jam nyeri teratasi dengan kriteria hasil a). Klien dapat mengetahui
manajemen nyeri dan skala nyeri menjadi skala 1-2. d). Tanda-tanda
yang pertama kaji skala nyeri dengan pola PQRST bertujuan untuk
nyeri bersifat objektif tidak ada dua individu yang mengalami nyeri
yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang menghasilkan respon
atau perasaan yang identik pada seorang individu (Potter dan Perry,
darah, nadi, suhu dan respirasi pasien. Beri terapi musik untuk
kondisi yang tidak nyaman (Potter & Perry, 2005 dalam Nurhayati,
agen cidera fisik pada hari ke1 tanggal 27 Mei 2017 pukul 09.00
370C, RR: 24x/menit. Pukul 09.05 mengkaji skala nyeri pasien dengan
tekanan darah, suhu, respirasi dan nadi dengan respon obyektif TD:
nyeri karena luka post SC, Q: Nyeri seperti tertusuk-tusuk tapi sudah
sedikit lebih rileks dan pasien tampak tenang. Pada pukul 11.35
diukur tekanan darah, suhu, respirasi dan nadi dengan respon obyektif
bersedia untuk diberikan terapi musik untuk lebih rileks dengan respon
obyektif pasien tampak rileks dan pasien tampak lebih tenang. Pukul
tekanan darah, suhu, respirasi dan nadi dengan respon obyektif TD:
sudah lebih baik, R: Nyeri diabdomen bawah luka bekas post SC, S:
agen cidera fisik pada hari ke1 tanggal 02 Juni 2017 pukul 08.00
untuk diukur tekanan darah, suhu, respirasi dan nadi dengan respon
luka post SC, diabdomen bentuk horizontal panjang 14cm. Pada pukul
suhu, respirasi dan nadi dengan respon obyektif TD: 120/80 mmHg,
obyektif pasien tampak lebih rileks dan pasien lebih tenang. Pada
hilang timbul dengan respon obyektif ekspresi wajah rileks dan pasien
darah, suhu, respirasi dan nadi dan dengan respon obyektif TD: 120/80
pasien masih merasakan nyeri dan respon obyektif pasien tampak lebih
nyeri sebelum dan sesudah tindakan relaksasi autogenik pada ibu post
nyeri pada luka operasi. Hal ini sesuai dengan kondisi pada kedua
menghilangkan nyeri.
nyeri dari spinal cord ke otak dan metode pokok untuk proses ini
bagian dari teori gate control ini, sehingga terjadi penurunan nyeri
5.5.1 Evaluasi
skala nyeri, monitor TTV, beri terapi musik ulangi pemberian teknik
nyeri, monitor TTV, beri terapi musik, ulangi pemberian teknik rilesasi
luka bekas post SC, S: Skala nyeri 2, T: Nyeri hilang timbul, respon
analgesik.
pasien tampak udah baik, pasien sudah tenang dan jauh lebih rileks,
menjadi skala 3. Hal ini sesuai dengan jurnal bahwa dalam penelitian
nyeri teratasi dan pada pasien 2 nyeri teratasi sebagian karena pada
6.1 Kesimpulan
diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik pada
6.1.1 Pengkajian
utama pasien yaitu pasien mengalami nyeri pada luka post operasi.
yaitu pasien mengalami nyeri pada luka post operasi. Hari pertama
82
83
dan pasien 2 yaitu kaji skala nyeri, beri terapi musik untuk mengurangi
analgesik.
bawah luka bekas post SC, S: Skala nyeri 2, T: Nyeri hilang timbul,
respon Obyektif pasien tampak udah baik, pasien sudah tenang dan
Intervensi.
dari skala 5 menjadi skala 2 dan pada pasien 2 masalah nyeri akut
85
6.2 Saran
sectio caesarea penulis akan memberikan usulan dan masukan yang positif
yang baik dan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan yang lain
dasarnya.
Afriani, dkk . 2013. Kasus Persalinan Dengan Bekas Sectio Caesarea Menurut
Keadaan Waktu Masuk di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr.
M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas . http://jurnal.fk.unand.ac.id.
h 116-117.
Aspiani, Reny Yuli. 2017 .Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi
Nanda, NIC Dan NOC . Jakarta : CV. Trans Info Media.
Bulechek, GM., et al. 2015. Nursing Interventions Classification (NIC). 6th
Indonesian edn. Elsevier Singapore Pte Ltd .
Dermawan, D. 2012. Proses Keperawatan Peneraapan Dan Kerangka Kerja.
Yogyakarta: Gosyeng Publishing.
Dharma, Kelana Kusuma. 2013. Metode Penelitian Keperawatan. Jakarta : CV.
Trans Info Media.
Dwi, 2013. Pengaruh Relaksasi Autogenik Terhadap Skala Nyeri Ibu Post
OperasI Sectio Caesaria di RSUD Banyumas. ( Online), (http://
keperawatan.Unsoed.ac.id/content/pengaruh!teknik!relaksasi!autogenik!ter
hadap!skala!nyeri!nyeri!pada!ibu!post!operasi!sectio.
Herdman, Heather T. 2015. Diagnosis keperawatan Definisi dan Klasifikasi Edisi
10. Jakarta : EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2014. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis
Data . Jakarta: Salemba Medika.
Jitowiyono, Sugeng & Weni Kristiyanasari. 2012. Asuhan Keperawatan Post
Operasi .Yogyakarta : Nuha Medika.
Kirana, Yuke. 2015. Hubungan Tingkat Kecemasan Post Partum di Rumah Sakit
Yudistira Cimahi. Vol III No.1.
Moorhead et al. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi 5.
Singapore: Elsevier.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan . Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Dan
Penyakit dalam . Yogyakarta : Nuha Medika.
Nurarif, Amin & Hardhi . 2015 . Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC. Edk Revisi Jilid 3 . Yogjakarta :
Mediaction Jogja.
Nurhayati, dkk . 2015 .Relaksasi Autogenik Terhadap Penurunan Skala Nyeri
pada Ibu Post Operasi Sectio Caesarea.Jurnal Skolastik Keperawatan.
Vol. 1, No.2, h 53.
Nursalam. 2013. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta : Salemba
Medika.
Pootter, P.A., Perry, A.G., 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, danPraktik. 4thed. Volume 2. Jakarta: EGC.
Solehati, T dan Kokasih, C. E. 2015. Konsep Dan Aplikasi Relasasi Dalam
Keperawatan Maternitas. Jakarta: PT. Retika Aditama.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Widiatie, Wiwiek. 2015. Penurunan Intensitas Nyeri Pada Ibu Post sectio
Caesarea Dirumah sakit UNIPDU Medika Jombang . JURNAL EDU
HEALTH, VOL. 5 No. 2, h 95-96.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
Pendahuluan: Sectio saecarea merupakan metode melahirkan janin melalui insisi
pada dinding abdomen (laparotomi) dan dinding uterus (histeretomi). Salah satu
komplikasi sectio caesaria adalah nyeri pada daerah insisi. Strategi penatalaksanaan
nyeri metode untuk mengatasi nyeri secara non-farmakologis adalah terapi relaksasi
autogenik. Tujuan: Tujuan dari penelitian adalah mengidentifikasi pengaruh
relaksasi autogenik terhadap penurunan skala nyeri pada Ibu post operasi Sectio
Caesarea di Ruang Perawatan V/VI RS. TK.II Dustira Cimahi. Metode: Desain
penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan One Group Pretest
Posttest Design dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 75 ibu post sectio
caesarea dalam waktu 1 bulan dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan
Non Probability Sampling berupa tehnik Purposive Sampling. Hasil: Skala nyeri post
operasi SC sebelum dilakukan intervensi 64% responden mengalami nyeri luka post
operasi dengan rentang skala 4-6 (nyeri sedang). Sedangkan skala nyeri post
operasi SC setelah dilakukan intervensi 73,3% responden mengalami nyeri dengan
rentang skala 4-6 (nyeri sedang).Terdapat pengaruh yang signifikan antara relaksasi
autogenik dengan penurunan skala nyeri. Hasil uji t menunjukkan 0,0001 artinya ada
perbedaan skala nyeri antara sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi autogenik
dengan nilai mean = 1,080 yaitu terjadi kecenderungan penurunan skala nyeri
sesudah perlakuan dengan rata-rata penurunan skala nyerinya 1,080.
ABSTRACT
Introduction: Sectio Caesarea is defined as the delivery method of a fetus through
surgical incisions which made in the abdominal wall (laparotomy) and the uterine wall
(hysterotomy). One of the complications of sectio caesarea is pain in the incision area. A
non-pharmacological pain management strategies to overcome pain is autogenic
relaxation therapy. Objective: The aim of the research was to evaluate the effect of
autogenic relaxation to decrease pain scale on postoperative mother undergoing Sectio
Caesarea (SC) in the V/VI ward Tk.II Dustira Cimahi Hospital. Method: Research design
used was experimental research with One Group Pretest Posttest Design involving 75
post sectio caesarea mother within 1 month. Sampling technique used was Non
Probability Sampling namely Purposive Sampling techniques. Result: Postoperative pain
scale before the intervention 64% of respondents experienced a post-operative incision
pain with range scale of 4-6 (moderate pain), while postoperative pain scale after the
intervention 73.3% of respondents experienced pain with range scale of 4-6 (moderate JURNAL
pain). There is a significant effect of autogenic relaxation with decreased pain scale. T-test
results showed 0.0001 means that there are differences between the pain scale before
and after autogenic relaxation with a mean = 1,080 ie the pain scale tendentiously
SKOLASTIK
decreased after treatment with an average reduction in pain scale is 1,080. KEPERAWATAN
Vol. 1, No.2 Juli - Desember
2015
Keywords: Sectio caesarea, Autogenic Relaxation, Pain
ISSN: 2443 - 0935 E-ISSN:
2443 - 1699
Relaksasi autogenik terhadap penurunan skala nyeri pada ibu post operasi sectio saecarea
dengan obat- obatan merupakan cara yang bowel syndrome (IBS). Menurut Gunter, Eye
paling efektif untuk mengontrol nyeri. (2006) dalam Shinozaki et all (2009) autogenic
Pengendalian nyeri non farmakologis menjadi training sudah sejak lama digunakan sebagai
lebih murah, mudah, efektif dan tanpa efek teknik relaksasi dan telah digunakan untuk
yang merugikan (Potter & Perry, 2005). Salah mengurangi kecemasan, nyeri kronis, dan sakit
satu metode untuk mengatasi nyeri secara non- kepala. Sejauh peneliti ketahui bahwa,
farmakologis adalah terapi relaksasi autogenik pengaruh teknik relaksasi autogenik terhadap
(Asmadi, 2008). Relaksasi merupakan suatu nyeri pada pasien post operasi sectio caesarea
keadaan dimana seseorang merasakan bebas belum pernah diteliti.
mental dan fisik dari ketegangan dan stress.
Teknik relaksasi bertujuan agar individu dapat Seers and Carroll’s (1998) dalam Dunford and
mengontrol diri ketika terjadi 30 rasa Thompson (2010) dalam penelitiannya
ketegangan dan stres yang membuat individu mengenai Systematic Review Of Relaxation In
merasa dalam kondisi yang tidak nyaman Acute Pain, mengidentifikasi ada tiga penelitian
(Potter & Perry, 2005). yang melaporkan bahwa penggunaan relaksasi
Dixhoorna and Whiteb (2004) dalam dapat menurunkan sensasi nyeri dan distress
penelitiannya yang berjudul Relaxation Therapy akibat nyeri termasuk nyeri akibat prosedur
For Rehabilitation And Prevention In Ischaemic pembedahan. Penelitian Kwekkeboom dan
Heart Disease : A Systematic Review And Meta- Gretarsdottir (2006) dalam Dunford and
Analysis menjelaskan bahwa intervensi relaksasi Thompson (2010) mengenai Systematic Review
dapat meningkatkan penyembuhan pada Of The Efficacy Of Relaxation Techniques In
iskemik jantung dan merupakan tindakan Both Acute And Chronic Pain, menjelaskan
preventif sekunder. Menurut Aryanti (2007) bahwa relaksasi autogenik berfungsi untuk
dalam Pratiwi (2012), relaksasi autogenik menurunkan nyeri pada pasien post operasi.
merupakan relaksasi yang bersumber dari diri Hasil studi pendahuluan di Ruang Perawatan
sendiri dengan menggunakan kata-kata atau V/VI RS. Dustira pada tanggal 3 April 2014
kalimat pendek yang bisa membuat pikiran didapatkan data angka kejadian Sectio caesaria
menjadi tenang. Widyastuti (2004) (SC) cukup tinggi yaitu sebanyak 126 orang per
menambahkan bahwa relaksasi autogenik triwulan pertama di tahun 2014. Hasil
membantu individu untuk dapat mengendalikan wawancara kepada 10 orang pasien yang
beberapa fungsi tubuh seperti tekanan darah, menjalani post operasi SC, didapatkan data
frekuensi jantung dan aliran darah. Luthe (1969) bahwa walaupun mereka mendapatkan
dalam Kang et al (2009) mendefinisikan suntikan obat anti nyeri tetapi tetap saja sensasi
relaksasi autogenic sebagai teknik atau usaha nyeri masih mereka rasakan, terutama setelah
yang disengaja diarahkan pada kehidupan efek anestesi hilang dan belum mendapatkan
individu baik psikologis maupun somatik suntikan obat anti nyeri.
menyebabkan perubahan dalam kesadaran
melalui auto sugesti sehingga tercapailah Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik
keadaan rileks. untuk melakukan penelitian tentang pengaruh
relaksasi autogenik terhadap penurunan skala
Penelitian Shinozaki et al (2009) terhadap nyeri pada pasien post operasi Sectio Caesarea
pengaruh autogenic training pada peningkatan di Ruang Perawatan V/VI RS.TK.II Dustira
keadaan umum pasien dengan irritable bowel Cimahi.
syndrome (IBS) melaporkan bahwa teknik
relaksasi autogenik efektif dalam peningkatan
emosi dan kesehatan pasien dengan irritable
Total 75 100.0
Tabel 5. Distribusi Frekuensi skala nyeri ibu Tabel 6. Korelasi relaksasi autogenik terhadap
post operasi Sectio Caesarea setelah skala nyeri post operasi Sectio Caesarea di
dilakukan intervensi relaksasi autogenik RP. V/VI RS. Dustira Cimahi bulan Mei 2015.
Total 75 100.0
Tabel 7. Pengaruh relaksasi autogenik terhadap skala nyeri post operasi Sectio Caesarea di RP. V/VI
RS. Dustira Cimahi bulan Mei 2015.
Berdasarkan data diatas terlihat nilai ini masih termasuk dalam usia produktif bagi
mean perbedaan antara sebelum dan sesudah seseorang. Penduduk usia produktif adalah
relaksasi autogenic adalah 1,080 dengan penduduk yang berumur 15 - 64 tahun. Wanita
standar deviasi 0,359. Hasil uji statistik Usia Subur adalah semua wanita yang telah
didapatkan nilai P = 0,000 dimana nilai tersebut memasuki usia antara 15-49 tahun tanpa
< 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95% maka
dapat disimpulkan ada perbedaan yang
signifikan rata-rata antara sebelum dan sesudah
dilakukan relaksasi autogenik.
PEMBAHASAN
6,03 dengan standar deviasi 1.219 dan setelah respon ibu terhadap bayi kurang, sehingga ASI
dilakukan relaksasi autogenik didapatkan rata- sebagai makanan terbaik bagi bayi dan
rata 4,95 dengan standar deviasi 1.240, dari mempunyai banyak manfaat bagi bayi maupun
hasil tersebut terdapat perbedaan skala nyeri ibunya tidak dapat diberikan secara optimal
sebelum dan sesudah tindakan relaksasi (Purwandari, 2009).
autogenic pada ibu post operasi sectio
caesarea yaitu perbedaannya sebesar 1,080.
Penanganan yang sering digunakan
Hal ini dapat disebabkan karena responden untuk menurunkan nyeri post sectio caesarea
dalam penelitian ini merasa nyaman setelah berupa penanganan farmakologi. Pengendalian
dilakukan relaksasi autogenik sehingga nyeri secara farmakologi efektif untuk nyeri
sedang dan berat. Namun demikian pemberian
menurunkan skala nyeri pada luka operasi.
Pasien post SC yang dilakukan relaksasi farmakologi tidak bertujuan untuk
autogenik mengalami penurunan tingkat nyeri meningkatkan kemampuan klien sendiri untuk
tetapi tidak menghilangkan nyeri tersebut mengontrol nyerinya (Van Kooten, 1999 dalam
karena luka dari operasi SC tersebut merupakan Anggorowati dkk., 2007),. Sehingga dibutuhkan
luka yang dibuat mulai dari lapisan perut sampai kombinasi farmakologi untuk mengontrol nyeri
ke lapisan uterus yang penyembuhannya dengan non farmakologi agar sensasi nyeri
bertahap sehingga masih merasakan nyeri. dapat berkurang serta masa pemulihan tidak
Persalinan dengan cara sectio caesarea dapat memanjang (Bobak, 2004).
memungkinkan terjadinya komplikasi lebih Pengendalian nyeri non-farmakologi
tinggi daripada melahirkan secara pervaginam menjadi lebih murah, simpel, efektif, tanpa efek
atau persalinan normal. Komplikasi yang bisa yang merugikan, dan ibu dapat mengendalikan
timbul pada ibu post sectio caesarea seperti sendiri keluhan nyerinya (Potter, 2005).
nyeri pada daerah insisi, potensi terjadinya Manajemen nonfarmakologi yang sering
thrombosis, potensi terjadinya penurunan diberikan antara lain yaitu dengan meditasi,
kemampuan fungsional, penurunan elastisitas latihan autogenic, latihan relaksasi progresif,
otot, perut dan otot dasar panggul, perdarahan, guide imagery, nafas ritmik, operant
luka kandung kemih, infeksi, bengkak pada conditioning, biofeedback, membina hubungan
ekstremitas bawah, dan gangguan laktasi. Pada terapeutik, sentuhan terapeutik, stimulus
proses operasi digunakan anestesi agar pasien kutaneus, hipnosis, musik, accupresure,
tidak nyeri pada saat dibedah. Namun setelah aromatherapi (Sulistyo, 2013).
operasi selesai dan pasien mulai sadar akan
merasakan nyeri di daerah sayatan yang Rasa ketidaknyamanan jika tidak diatasi
membuat sangat terganggu (Whalley, 2008). akan mempengaruhi fungsi mental dan fisik
Nyeri yang dikeluhkan pasien post operasi SC individu sehingga mendesak untuk segera
yang berlokasi pada daerah insisi, disebabkan mengambil tindakan/terapi secara farmakologis
oleh robeknya jaringan pada dinding perut dan atau non farmakologis. Dalam lingkup
dinding uterus. Ibu post operasi SC akan keperawatan dikembangkan terapi non
merasakan nyeri dan dampak dari nyeri farmakologis sebagai tindakan mandiri perawat
mengakibatkan mobilisasi ibu menjadi terbatas, seperti terapi holostik. Kesehatan holistik
Activity of Daily Living (ADL) terganggu, merupakan suatu kelangsungan kondisi
bonding attachment (ikatan kasih sayang) dan kesejahteraan yang melibatkan upaya merawat
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) tidak terpenuhi diri sendiri secara fisik, mengekspresikan emosi
karena adanya peningkatan tingkat nyeri dengan benar dan efektif, menggunakan pikiran
apabila ibu bergerak. Hal ini mengakibatkan dengan konstruktif, secara kreatif terlibat
dengan orang lain dan upaya memiliki tingkat terhadap pelayanan yang diberikan oleh
kesadaran yang lebih tinggi (Association for perawat (tenaga kesehatan) hal ini sejalan
Holistic Health,1981 dalam Perry & Potter, dengan hasil systematic review yang dilakukan
2006). oleh Sherwood, McNeill, Starck & Disnard
(2003) mengenai “Changing acute pain
Terapi holistic untuk mengatasi nyeri management outcomes in surgical patients”
dapat menggunakan Sentuhan Terapeutik, didapatkan kesimpulan bahwa dengan adanya
Akupresur dan Relaksasi. Teknik relaksasi kesadaran dan perhatian terhadap nyeri yang
memberikan individu kontrol diri ketika terjadi dirasakan oleh pasien post operasi serta
rasa nyeri serta dapat digunakan pada saat dilakukannya intervensi untuk
seseorang sehat ataupun sakit. (Perry & Potter, mengurangi keluhan nyeri akan menigkatkan
2006). Teknik relaksasi merupakan intervensi kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan
keperawatan secara mandiri untuk menurunkan walaupun nyeri yang dialaminya dikategorikan
intensitas nyeri, meningkatkan ventilasi paru nyeri sedang sampai berat dan harus
dan meningkatkan oksigenasi darah. Relaksasi beraktivitas saat mengalami sensai nyeri
otot skeletal dipercaya dapat menurunkan nyeri tersebut.
dengan merilekskan tegangan otot yang
menunjang nyeri, ada banyak bukti yang KESIMPULAN
menunjukkan
bahwa relaksasi efektif dalam meredakan nyeri Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
(Smeltzer, 2002). Relaksasi secara umum disimpulkan bahwa karakteristik usia
sebagai metode yang paling efektif terutama responden sebagian besar (62,7%) berusia 26-
pada pasien yang mengalami nyeri (National 45 tahun dengan Paritas responden melahirkan
Safety Council, 2003) anak kedua dengan persentase 38,7% dan
sebanyak 77,3% responden tidak mempunyai
Pengaruh relaksasi autogenik terhadap riwayat operasi SC sebelumnya. Skala nyeri post
skala nyeri ibu post operasi SC. operasi SC sebelum dilakukan intervensi
Hasil penelitian pada tabel menunjukan
relaksasi autogenik sebanyak 64% responden
adanya pengaruh dari relaksasi autogenic
mengalami nyeri luka post operasi dengan
teradap skala nyeri ibu post operasi SC dengan
rentang skala 4-6 (nyeri sedang). Sedangkan
nilai mean perbedaan antara sebelum dan
skala nyeri post operasi SC setelah dilakukan
sesudah relaksasi autogenik adalah 1,080
relaksasi autogenik menunjukkan 73,3%
dengan standar deviasi 0,359 (Pvalue < 0,05).
responden mengalami nyeri dengan rentang
Nyeri yang disebabkan oleh tindakan operasi
skala 4-6 (nyeri sedang). Terdapat pengaruh
termasuk nyeri nociceptive dimana proses
yang signifikan antara relaksasi autogenik
terjadinya nyeri meliputi tahapan transduksi,
dengan penurunan skala nyeri yaitu dengan t
transmisi, persepsi dan modulasi (Briggs, 2010).
hitung 26,077. Hasil uji t menunjukkan 0,0001
Pada tahap mudulasilah dilakukan mekanisme
artinya ada perbedaan skala nyeri antara
memblok rangsang nyeri dari spinal cord ke
sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi
otak dan metode pokok untuk proses ini
autogenik dengan nilai mean = 1,080 yaitu
menggunakan teori gate control dimana
terjadi kecenderungan penurunan skala nyeri
relaksasi autogenic menjadi bagian dari teori
sesudah perlakuan dengan rata-rata penurunan
gate control ini (Melzack & Wall, 2008).
skala nyerinya 1,080.
Keberhasilan penatalaksaan terhadap nyeri post
operasi dapat meningkatkan kepuasan pasien
Anonim. (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Isselbacher, J. K. (1999). Prinsip-prinsip ilmu
Bina Pustaka penyakit dalam (harrison’s principles
of internal medicine), (ed. 13 vol.1).
Jakarta : EGC.
Aryanti, N.P. (2007). Terapi modalitas
keperawatan. Jakarta : Balai Penerbit
Jitowiyono, S & Kristiyanasari, W. (2010).
FKUI. Asuhan Keperawatan Post Operasi
dengan Pendekatan, NIC, NOC. Nuha
Berman, A., Snyder, S., Kozier, B., & Erb,
Medica Yogyakarta.
Glenora. (2009). Buku ajar praktik
keperawatan klinis (ed. 5). Jakarta :
Jovany, M. (2012). Faktor-faktor yang
EGC. Mempengaruhi Keputusan Ibu
Dilakukan Seksio Sesarea yang
Bird, J. (2006). Autogenic therapy. International
Kedua. Depok : FIK UI.
therapist Issue.
Kasdu, D. (2003). Operasi Caesar Masalah
Bobak, M. I, et al. (2005). Buku ajar dan solusinya. Jakarta :
keperawatan maternitas (ed. 4). Puspaswara.
Jakarta : EGC.
Kemenkes. (2011). Data penduduk Sasaran
Briggs E. (2010). Understanding the experience Program Pembangunan Kesehatan
and physiology of pain. Nursing 2011- 2014. Jakarta
Melzack, R & Wall, P.D. (2008). The
Standard. 25, 3, 35-39. Date of
Challenge of Pain. Second edition.
acceptance: January 18 2010 Penguin Books, London.
Chamberlain, Steer, Zander. (2012) ABC Asuhan
persalinan. Alih bahasa Eka anisa Potter, P.A & Perry, A.G. (2005). Buku Ajar
Mardela. Jakarta : EGC Fundamental Keperawatan;Konsep,
Proses dan Praktik, Vol.2 Alih Bahasa.
Cunningham, G. F, et.al. (2006). Obstetri Editor Monica Ester Dkk. Jakarta : EGC
william, (ed. 21). Jakarta : EGC.
Potter, P.A & Perry, A.G. (2006). Buku ajar
Gloth, F., Scheve, A. A., Stober, C. V., Chow, S., fundamental keperawatan konsep,
Prosser, J. (2001). The functional pain proses, dan praktik (ed.4, vol 1).
scale: reliability, validity and Jakarta : EGC.
responsiveness in an elderly population.
Journal of the American Medical Pratiwi, R. (2012). Penurunan intensitas nyeri
Directors Association, 2 (3), 110-114. akibat luka post sectio caesarea setelah
dilakukan latihan teknik relaksasi
Grace, V. J. (2007). Journal Dexa Medika
pernapasan menggunakan aroma terapi
dalam Fenomena Sosial Operasi
Sectio Caesarea di Salah Satu lavender di rumah sakit al islam
Rumah Sakit Swasta Besar surabaya bandung. Skripsi, FIK Unpad
Periode 1 Jan - 31 Des 2005