SKIN LOTION
campuran dari dua fase yang tidak bercampur, yang distabilkan dengan sistem
emulsi dan jika ditempatkan pada suhu ruang berbentuk cairan yang dapat
bahan-bahan yang larut dalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam
untuk memelihara kesehatan kulit dan tetap menjaga kesehatan. Lotion terdiri
dari sebuah emulsi berbentuk o/w (minyak dalam air) atau oil in water.
Emulsi adalah suatu campuran (koloid) dari dua cairan atau lebih yang tidak
berat jenis yang berbeda. Cairan yang terdispersi disebut fase internal atau
uncontinous phase sedangkan cairan yang mendispersi (pendispersi) disebut
Hand and body lotion umumnya berbentuk emulsi minyak dalam air
(o/w), dimana minyak merupakan fase terdispersi (internal) dan air merupakan fase pendispersi
(eksternal). Tipe skin lotion umumnya terdiri dari 10-15 %
fase minyak, 5-10 % humektan, dan 75-85 % fase air. Karakteristik dasarnya
1996). Fungsi utama skin lotion untuk perawatan kulit adalah sebagai
pelembut (emollient). Hasil akhir yang diperoleh tergantung dari daya campur
bahan baku dengan bahan lainnya untuk mendapatkan kelembaban,
sebagai pelembut adalah mineral oil, ester isopropil, alkohol alifatik, turunan
lanolin, alkohol dan trigliserida serta asam lemak. Sedangkan bahan pelembab
pembentukan emulsi pada produk skin lotion sangat penting. Pada kebanyakan
emulsi kosmetika, 2 fase secara terpisah dipanaskan pada suhu yang sama,
kemudian fase yang satu dituangkan ke fase yang lainnya dan dipanaskan
1956). Sedangkan menurut Barnett (1972), bahan penyusun skin lotion terdiri
penting untuk ditambahkan tetapi harus stabil pada suhu, pencahayaan dan
pewangi.
lotion hampir sama dengan pembuatan krim, triethanolamin stearat dan oleat
adalah emulsifier yang umum digunakan. Selain itu asam stearat juga dapat
Menurut Mitsui (1997), asam stearat dapat diproduksi dengan dua cara
yaitu : (1) dengan mengekstraksi cairan asam (asam oleat) dari asam lemak
yang berasal dari lemak sapi; (2) dengan proses destilasi asam lemak yang
berasal dari minyak kacang kedelai atau minyak biji kapas. Asam stearat yang
pada skin lotion. Emulsi yang dihasilkan oleh komponen ini sangat stabil pada
sangat tebal dan berat. Selain sebagai emulsifier, gliseril monostearat juga
rendah sebagai bahan pengental dan penstabil. Konsentrasi yang berlebih dari
berbentuk flakes seperti lilin yang larut dalam pelarut organik dengan titik
emulsi dari ‘pengeringan’, zat ini penting untuk produk-produk pelembab dan pasta gigi (Schmitt, 1996).
Ditambahkan oleh Wilkinson dan Moore (1982)
menarik uap air dari udara sampai beberapa derajat. Sedangkan menurut
kelembaban antara produk dengan udara, di atas kulit dan zat ini paling luas
digunakan dalam hand and body lotion dan cream dibanding produk
dengan tipe emulsi minyak dalam air untuk mengurangi kekeringan ketika
Humektan yang digunakan dalam pembuatan skin lotion saat ini ada
yang bersifat alami, misalnya sorbitol dan ada juga yang berupa zat-zat kimia
yang merupakan salah satu bentuk dari alkohol, misal polietilen glikol.
sekeliling lebih rendah, karena zat humektan tadi akan menyerap air dari kulit
manusia sehingga kulit akan berubah menjadi kering dan kondisi ini
rendah, berbaur yang baik dengan unsur lain, harus aman, tidak berwarna dan
tidak berbau, serta tawar (Takeo, 1997).
dalam pembuatan skin lotion. Menurut de Navarre (1945), dalam produksi oil
gliserin akan menghasilkan skin lotion dengan karakteristik skin lotion yang
skin lotion dengan konsistensi menyerupai gel. Komposisi yang digunakan pada formula berkisar 3-10 %.
Penggunaan gliserin yang terlalu besar dapat
digunakan sejak lama dalam pembuatan skin lotion. Gliserin diperoleh dari
hasil samping industri sabun atau asam lemak dari tanaman dan hewan.
Gliserin tidak berwarna dan tidak berbau ketika mengalami dehidrasi. Gliserin
berfungsi sebagai penarik air, penahan dan penyimpan air dan penyuplai
sumber air pada celah lapisan cornified di permukaan kulit (Barnett, 1972). Emolien (pelunak, zat yang
mampu melunakan kulit) didefinisikan
sebagai sebuah media, bila digunakan pada lapisan kulit yang keras dan kering
1996). Menurut Burton dalam Barnett (1972) emolien terdiri dari dua
kelompok, yaitu dapat larut dalam air dan dapat larut dalam minyak.
Dalam skin lotion, emolien yang digunakan memiliki titik cair yang
lebih tinggi dari suhu kulit. Fenomena ini dapat menjelaskan timbulnya rasa
nyaman, kering, dan tidak berminyak bila skin lotion/krim dioleskan pada
kulit. Oleh karena itu dalam membuat formula skin lotion harus diperhatikan
fungsi utama dari pengunaan skin lotion yang melembutkan tangan, mudah
dan cepat menyerap pada permukaan kulit, tidak meninggalkan lapisan tipis,
pada beberapa jenis. Cetil alkohol adalah emolien yang juga berfungsi sebagai
bahan pengental. Cetil alkohol yang umum digunakan berkisar antara 1-3 %
pada formulasi, emulsi yang terbentuk akan semakin tebal dan padat, dan
disaponifikasi oleh minyak. Selain itu cetil alkohol juga dapat diproduksi
dengan cara destilasi fraksional lemak sapi yang telah direduksi. Cetil alkohol
hidroksil dan digunakan sebagai penstabil emulsi pada produk emulsi seperti
Cetil alkohol (C15H33OH) yaitu lilin yang berwarna, tidak larut dalam
terbentuk warna jernih. Pada umumnya larut dalam kloroform, eter dan
alkohol panas tetapi tidak larut dalam air (Tono, 1996). Cetil alkohol terbukti
paling efektif sebagai pelembut karena bersifat hidrofobik, yaitu memproduksi film penghambat yang
menghindari hidrasi dari kulit kering (Balsam et al.,
1972).
(Tono, 1996). Trietanolamin sering disingkat TEA, suatu zat berbentuk cairan
Alpha hydroxy acids dapat mengatasi kulit kering dengan dua cara.
menggantinya dengan sel kulit baru. Kedua, penggunaan alpha hydroxy acids
lapisan stratum corneum bagian dasar, mengatasi semen yang mengikat kulit
struktur stratum corneum sehingga akan membuat kulit lebih fleksibel, lebih
Minyak yang umumnya digunakan yaitu almond, olive, sesame, minyak kapas
pada suhu yang tepat pada saat proses pembuatan, yaitu antara 35-45°C agar
tidak merusak bahan aktif yang terdapat dalam pengawet tersebut yang dapat
internal dan eksternal pada kulit. Air merupakan komponen yang paling besar persentasenya dalam
pembuatan skin lotion. Air merupakan substansi yang paling reaktif diantara
bahan pelarut dan bahan baku yang tidak berbahaya dibandingkan bahan baku
lainnya, tetapi air mempunyai sifat korosi. Air murni juga mengandung
beberapa zat pencemar, untuk itu air yang digunakan untuk produk kosmetika
emulsi, air juga memainkan peranan penting sebagai emolien yang efektif dan
sebagai fase pendispersi dalam tipe air dalam minyak dan satu-satunya
pada penambahan air yang sebanyak elektrolit yang dapat larut yang secara
dan membentuk lapisan yang terpisah. Emulsi yang baik mempunyai sifat
tidak berubah menjadi lapisan-lapisan, tidak berubah warna dan tidak berubah
dan proses pembentukan emulsi pada skin lotion merupakan faktor kritis
dan jumlah pengemulsi dan stabilizer. Temperatur yang tepat pada saat proses
yang stabil.
bahan pengental digunakan untuk mengatur kekentalan produk sehingga sesuai dengan tujuan
penggunaan kosmetika tersebut dan mempertahankan
pengikat fasa minyak dan fasa air yang terkait dengan hidrofil lipofil balance
yaitu keseimbangan antara komponen yang larut air dan larut minyak (tidak
larut air). Bahan pengental yang digunakan dalam skin lotion atau foundation
bertujuan untuk mencegah terpisahnya partikel dari emulsi. Umumnya water
sebagai polimer natural, semi sintetis polimer, dan polimer sintetis (Mitsui,
1997). Menurut Schmitt (1996), pengental-pengental polimer seperti gumgum alami, derivatif selulose
dan karbomer lebih sering digunakan dalam
dioleat juga dapat digunakan pada pembuatan skin lotion. Keuntungan dari
terhadap hidrolisis pada suhu tinggi atau pada pH yang sangat ekstrim. Efek
samping bahan pengental dengan berat molekul tinggi adalah bahan-bahan ini
yang lain memilih yang putih. Pemakaian cetil alkohol pada formulasi
menambahkan warna putih pada emulsi. Warna ini juga dapat dihasilkan oleh
pemakaian asam stearat, semakin besar pemakaian asam stearat maka warna
pewangi haruslah dilakukan pada suhu yang tepat pada proses pembuatan skin lotion. Pada proses
pembuatan skin lotion pewangi dipanaskan pada suhu
35°C dan ditambahkan pada suhu kamar agar tidak merusak emulsi yang telah