Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PRODUK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Manajemen Operasional


Dosen Pengampu Bapak Khaeruman,ST,M.M

Oleh Kelompok : 4
Kelas : 4-G -MA
1. Ade Saputri 11011700317
2. Messi Apriani 11011700229
3. Nur Halimah 11011700315
4 .Rama 11011700
5. Ninda Nur K 11011700
6. Fitria Nurfadilah 11011700802

UNIVERSITAS BINA BANGSA


BANTEN
2019
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Shalawat serta salam
kami panjatkan kepada Nabi MUHAMMAD SAW berserta para keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya yang Insya Allah masih setia hingga akhir zaman.

Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi kewajiban tugas yang telah
diberikan kepada kami. Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca di bidang
Manajemen Operasional, kuhususnya dalam materi tentang Perencanaan dan
Perancangan Produk. Makalah ini saya akui masih banyak terdapat kekurangan
karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya
harapkan kepada para pembaca dan terutama kepada Bapak Khaeruman, selaku
dosen kami untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………...……….2

DAFTAR ISI……………………………………………….………………….….3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………….4

1.2 Perumusan Masalah…………………………………………………….4

1.3 Tujuan penulisan………………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAAN

2.1 Pengertian Perencanaan Produk……………………………………….....5

2.2 Proses Perencanaan Produk……………………………………………....8

2.3 Perancangan Produk……………………………………………………..12

BAB III STUDI KASUS

3.1 Strategi Pengenalan Dan Pengembangan Produk Baru………………….15

3.2 Transformasi dari Invention menuju Innovation…………………………15

3.3 Studi Kasus Coca Cola…………………………………………………...16


BAB VI PENUTUP
4.1Kesimpulan……………………………………………………………….18

4.2 Saran..……………………………………………………………………18

Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam bidang manufaktur. Desain
produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk, sehingga
dapat meningkatkan keuntungan. Akan tetapi, desain produk yang gagal mengakibatkan
produk tidak terjual. Hal ini, akan menimbulkan kerugian tidak hanya dibidang desain saja,
bidang yang lain pun akan terkena pengaruhnya.
Desain produk yang baik, harus memenuhi 3 (tiga) aspek penting yang sering disebut
segitiga aspek produk, yaitu kualitas yang baik, biaya rendah, dan jadwal yang tepat.
Selanjutnya segitiga aspek produk di atas dikembangkan menjadi suatu persyaratan
dalam desain, yaitu desain harus dapat dirakit, didaur ulang, diproduksi, diperiksa hasilnya,
bebas korosi, biaya rendah, serta waktu yang tepat. Untuk itu dalam mendesain suatu
produk, harus memperhatikan secara detail tentang fungsi-fungsi dari produk yang
didesain. Guna mengetahui secara rinci tentang fungsi produk, dapat dilakukan dengan
beberapa metode pendekatan, mulai dari metode yang sederhana hingga metode yang
advance

1.2. Perumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan strategi perencanaan produk ?


2. Apakah yang dimaksud dengan peperancangan produk ?
3. Bagaimanakah tahap – tahap dalam perencanaan produk ?

1.3. Tujuan Penulisan


Pada penulisan makalah ini, tentunya mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan pengembangan produk
2. Untuk mengetahui proses perencanaan pengembangan produk

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perencanaan Produk

Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai
produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan
apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau
perbaikan, distribusi, perubahan harga dan promosi.
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk
yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan
merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur,attau bagian desain saja,
melainkan merupakan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi yang ada di
perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan kepada permintaan atau
persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer adalah metode yang cukup baik, karena
dengan berbasis keinginan customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima
oleh customer menjadi lebih kecil.
Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha
pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan
menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan langsung.

Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk
menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk

Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi
pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.

2. Biaya Produk

5
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut
biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang
dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.

3. Waktu Pengembangan Produk

Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam


berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan
pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian
ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.

4. Biaya Pengembangan

Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.

5. Kapabilitas Pengembangan.

Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan


untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan
datang.

Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada
merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan
ini didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan
suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk,
dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.

Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap – tiap elemen suatu produk
mempunyai fungsi – fungsi sendiri. Diantara fungsi – fungsi satu dengan yang lain
terkadang ada saling terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi
komponen lainnya.

Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :

 Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.


 Pengelompokan fungsi produk.

Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input


menjadi sekumpulan output.Proses Pengembangan produk adalah langkah-langkah atau

6
kegiatan-kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun , merancang, dan
mengkomersialkan suatu produk.

Pengembangan produk adalah kegiatan interdisiplin yang membutuhkan kontribusi


hamper semua bagian di perusahaan, namun ada 3 bagian yang memegang peranan
penting, yaitu:

1. Marketing
Fungsi marketing menjadi jembatan antaraperusahaan dan pelanggan. Marketin
mengidentifikasi peluang sebuah produk, segmentasi pasar, dan identifikasi kebutuhan
pelanggan. Marketing juga menentukan target harga, memimpin peluncuran dan promosi
produk.
2. Design
Fungsi desain memainkan peranan utama dalam menentukan bentuk fisik produk.
Fungsi ini termasuk engineering design(mechanical, electrical, software, dll) dan ndustrial
design(aesthetics, ergonomics, user interface, dll)
3. Manufacturing
Fungsi manufactur bertanggungjawab untuk mendesain dan mengoperasikan system
produksi untuk memproduksi produk. Temasuk dalam fungsi ini adalah purchasing,
distribution, dan instalasi.

Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu proyek pengembangan produk


secara formal disetujui, sumber daya yang penting dipakai dan sebelum tim pengembang
yang lebih besar dibentuk. Perencanaan produk merupakan suatu kejadian yang
mempertimbangkan portofolio suatu proyek, sehingga suatu organisasi dapat mengikuti
dan menetukan bagian apa dari proyek yang akan diikuti selama periode tertentu. Kegiatan
perencanaan produk menjamin bahwa proyek pengembangan produk mendukung strategi
bisnis perusahaan yang lebih luas dan menentukan:

a. Proyek-proyek pengembangan produk apa yang akan dilakukan.


b. Kombinasi pengembangan produk (produk baru, produk platform, atau produk
turunan).
c. Keterkaitan antar proyek dalam suatu portofolio.
d. Waktu dan urutan proyek.

7
Setiap proyek terpilih dilengkapi dengan tim pengembang produk. Tim ini harus
mengetahui misi proyek sebelum dimulai pengembangan. Misi setiap proyek seharusnya
memuat:

a. Segmen pasar yang dapat dipertimbangkan untuk merancang dan mengembangkan produk.

b. Teknologi yang digunakan.

c. Target proyek secara finansial.

d. Anggaran dan deadline proyek.

2.2 Proses Perencanaan Produk


Rencana produk mengidentifikasi portofolio produk-produk yang dikembangkan dan
waktu pengenalan ke pasar. Proses perencanaan mempertimbangkan peluang-peluang
pengembangan produk, yang diidentifikasi oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian
pemasaran, penelitian, pelanggan, tim pengembangan produk dan analisis keunggulan para
pesaing.

Rencana produk perlu diperbarui secara berkala agar dapat mengakomodasi perubahan
dan perkembangan yang ada. Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan
pernyataan misi proyek perlu 5 (lima) tahapan proses:

1. Mengidentifikasi peluang

Peluang-peluang melibatkan beberapa dari 4 (empat) tipe proyek pengembangan


produk, yaitu:

a. Produk baru.

b. Turunan dari produk yang sudah ada.

c. Perbaikan produk yang sudah ada.

d. Produk yang pada dasarnya baru.

Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara:

a. Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada.

8
b. Analisa keunggulan dan kelemahan produk pesaing.

c. Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis.

d. Pertimbangan implikasi terhaadap adanya kecenderungan dalam gaya idup, demografi dan
teknologi untuk kategori yang produk ada dan peluang-peluang kategori produk baru.

2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek

Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan


peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah ada adalah:

a. Strategi bersaing

Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk yang
mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan untuk memilih
peluang. Pada umumnya perusahaan melakukan diskusi pada tingkat manajemen
merupakan sebuah kompetensi strategi dan membantu dalam bersaing. Beberapa strategi
yang mungkin untuk diterapkan:

a) Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi.

b) Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya.

c) Fokus pelanggan.

d) Produk tiruan.

b. Segmentasi pasar

Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen memungkinkan perusahaan untuk


mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk perusahaan sekarang
berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Pemetaan produk-produk pesaing dan milik
sendiri dalam segmen-segmen akan membantu perusahaan dalam memperkirakan peluang
produk yang menyebabkan kelemahan lini produknya dan dan yang memanfaatkan
kelemahan dari penawaran pesaing.

c. Perkembangan teknologi

Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaanyang utama


adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang baru dalam lini produk.
9
d. Perencanaan platform produk

Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan produk.
Platform yang efektif dapat memungkinkan variasi turunan produk untuk dirancang lebih
cepat dan mudah, yang setiap produk memberikan ciri-ciri dan fungsi-fungsi yang
diinginkan oleh pasar utama.

Keputusan mengenai platform produk sangat berkaitan dengan usaha pengembangan


produk dari perusahaan dan untuk memutuskan mengenai teknologi mana yang akan
digunakan untuk produk baru.

Satu teknik untuk mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan perencanaan


produk adalah peta jalur teknologi. Peta jalur teknologi merupakan cara untuk
menunjukkan ketersediaan yang diharapkan dan masa depan penggunaan berbagai
teknologi yang relevan untuk produk yang dipertimbangkan.

e. Evaluasi peluang produk baru secara fundamental

Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang produk baru secara fundamental adalah:

a) Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata).

b) Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun).

c) Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatannya).

d) Pengetahuan perusahaan mengenai pasar.

e) Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi.

f) Kesesuaian dengan produk perusahaan lain.

g) Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.

f. Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan

Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio sesuai dengan


dimensi-dimensi yang berguna, sehingga manajer akan mempertimbangkan implikasi dari
keputusan perencanaan. Pendekatan pemetaan yang dikemukakan Cooper et al (1998)
melibatkan dimensi seperti resiko teknis, pengembalian finansial, daya tarik pasar dan
sebagainya.

3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu

a. Pengelolaan sumber daya


10
Perencanaan agregat akan membantu perusahaan dalam penggunaan sumber daya
secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk diselesaikan
berdasarkan sumber daya yang dianggarkan.

b. Penentuan waktu proyek

Penentuan waktu dan urutan proyek harus mempertimbangkan faktor-faktor:

a) Penentuan waktu pengenalan produk.

b) Kesiapan teknologi.

c) Kesiapan pasar.

d) Persaingan dalam penawaran produk.

4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan

Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi sebelum sumber daya penting
digunakan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang yang disebut tim inti. Pada poin
ini pernyataan kesempatan yang lebih sesegera mungkin ditulis kembali sebagai suatu
pernyataan visi produk.

Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi produk kadang sangatlah umum. Untuk
memberikan petunjuk yang jelas bagi organisasi pengembangan produk, biasanya tim
memformulasikan suatu definisi yang lebih detail dari pasar target dan asumsi-asumsi yang
mendasari operasional tim pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan
terdapat dalam suatu pernyataan misi.

a. Pernyataan misi

Pernyataan misi mencakup:

a) Uraian produk ringkas, mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan namun
menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik.

b) Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya dan kualitas.

c) Pasar target untuk produk, mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang perlu
dipertimbangkan dalam suatu pengembangan.

d) Asumsi dan batasan, untuk mengarahkan usaha pengembangan.

e) Stakeholder, untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan ditujukan untuk


mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari produk. Daftar stakeholder dimulai dari
11
pengguna akhir dan pelanggan eksternal yang membuat keputusan-keputusan tentang
produk. Daftar stakeholder menyediakan suatu bayangan bagi tim untuk
mempertimbangakn kebutuhan setiap konsumen.

b. Asumsi dan batasan

Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis dari produk lebih
terarah. Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam menyatakan asumsi dan batasan:

a) Manufaktur, mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan batasan operasional


manufaktur.

b) Pelayanan. Pelayanan pelanggan dan pendapatan pelayanan sangat menentukan


keberhasilan perusahaan, sehingga perusahaan perlu menyatakan sasaran strategis untuk
tingkat-tingkat kualitas pelayanan.

c) Lingkungan. Sasarannya adalah bahwa seluruh komponen akan dimanufaktur kembali atau
didaur ulang atau keduanya Sehingga seharusnya tidak ada komponen yang dibuang
pelanggan.

c. Penentuan staf dan kegiatan perencanaan proyek pendahuluan lain.

5. Merefleksikan hasil dengan proses

Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya menanyakan
beberapa pertanyaan untuk memperlirakan kualitas hasil dan proses.

Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu reality
check harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal ini
merupakan waktu untuk perbaikan.

2.3 Perancangan Produk


Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk
yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Untuk membuat
sebuah produk biasanya kita akan melewati tahap-tahap sebagai berikut:

1. Market Research dan Feasibility Study Market Research

12
dilakukan untuk mengetahui selera pasar pada umumnya. Dari market research ini
bisa didapatkan produk seperti apa yang konsumen butuhkan atau inginkan.
2. Brainstorming
Brainstorming, atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah pendapat,
adalah proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar dari masalah yang
didiskusikan. Dari proses berdiskusi ini akan didapatkan garis besar barang yang akan
dibuat, cara kerja, komponen yang akan dipakai, dan lain sebagainya. Misalnya kita ingin
membuat mesin penghisap debu, akan terbayang untuk membuatnya dibutuhkan motor,
chasing/wadah, filter/saringan, hose/pipa, mulut pipa dan sebagainya.
3. Menentukan Tujuan dan Batasan Produk
Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang produk
tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Konsumen tentu saja
menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam produk tersebut sepadan dengan biaya
yang dikeluarkannya (reasonable price). Tentu saja market research diperlukan untuk
mengetahui selera pasar. Dari menentukan tujuan dan batasan ini kita memperoleh
spesifikasi komponen-komponen dan material apa saja yang akan dipakai.

4. Menggambar Produk
Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-
komponen yang sudah ditentukan dalam tahap-2 di atas, kita akan mendapatkan ilustrasi
produk jadi. Produk bisa digambar dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya gambar 3
dimensi lebih mudah dimengerti oleh sebagian besar orang. Merancang produk dalam 3
dimensi bisa dilakukan dengan menggunakan software SolidWorks, Inventor, Catia dll.
5. Review Produk
Produk review dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada
rancangan yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat
gambar produk biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya membayangkannya
saja. Pada tahap ini kembali dilakukan brainstorming untuk mendapatkan hasil yang
optimal dan meminimalisir masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti. Pada
tahap ini pula biasanya produk yang sedang dirancang perlu dibenahi disana-sini.
6. Membuat Prototype/Sample
Sample barang yang akan diproduksi masal bisa dibuat dengan berbagai cara. Untuk
produk-produk dari resin bisa dimodelkan dengan mesin rapid prototyping, desain body
13
mobil yang stylish bisa dimodelkan dengan tanah liat khusus, kardus pembungkus produk
bisa dibuat dengan tangan. Untuk produk-produk yang sudah umum tidak perlu sampai
membuat sample barangnya (produk-produk dari besi), namun memerlukan ketelitian
dalam menggambar dan tidak boleh ada kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal:
barang reject.
7. Uji Coba
Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini benar-
benar handal atau tidak. Ada yang mengujinya berdasarkan waktu, ditekan, dijatuhkan, dan
lain-lain. Produsen telepon seluler seperti nokia memiliki mesin khusus untuk menguji
ponsel-ponsel buatan mereka supaya tahan terhadap bantingan. Jika ditemukan hal-hal
yang tidak memuaskan tentu saja produk tersebut perlu didesain ulang (kembali ke tahap
3). Hal-hal yang memuaskan tentu saja harus dilihat dari sudut pandang konsumen, bukan
produsen. Begitulah produsen-produsen besar saat ini mengkaji terus menerus produk
mereka agar nama produk yang mereka buat tetap terjaga.
8. Poduksi Masal
Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai
menerima barang yang rusak.
9. Garansi
Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang membuat
produk tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang
tersebut. Banyak konsumen yang lebih memilih membayar agak lebih mahal untuk
mendapatkan garansi dan ketenangan dalam pemakaian produk.

14
BAB III
STUDI KASUS

3.1Strategi Pengenalan Dan Pengembangan Produk Baru

Hampir tidak ada perusahaan yang dapat luput dari pengaruh kemajuan teknologi dan
munculnya produk-produk baru. Cepat atau lambat, hampir semua produk yang ada
sekarang akan hilang dari pasar dan digantikan dengan produk-produk lain sehingga
pertumbuhan dan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang akan tergantung dari
kebijaksanaan produk yang didefinisikannya. Dalam kondisi saat ini, dimana
perkembangan pasar sangat dinamis dan penuh persaingan, perusahaan akan sulit
mempertahankan eksistensinya jika hanya bertahan pada produknya yang sekarang. Oleh
karena itu, pengembangan produk baru merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan.
Pengembangan tersebut meliputi pembuatan produk yang baru atau penyempurnaan dari
produk yang sudah ada.

Proses pengembangan produk baru juga disertai dengan berbagai resiko kegagalan. Untuk
memperkecil resiko kegagalan, produk baru perlu dibuat berdasarkan konsep produk yang
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen serta dapat menciptakan kepuasan bagi
konsumen. Dalam tulisan ini akan dijelaskan konsep-konsep dan tahapan yang diperlukan
dalam pengembangan produk jasa baru pada operator telekomunikasi masa kini. Konsep -
konsep yang dijelaskan disini bukan hanya bisa diterapkan bagi operator telekomunikasi
saja, tapi juga dapat berlaku bagi perusahaan secara umum.

3.2 Transformasi dari Invention menuju Innovation

Pengembangan produk atau jasa akan melalui suatu tahap yang dikenal dengan
Invention. Inventionadalah proses menemukan suatu teknologi dari tidak ada menjadi ada.
Sedangkan Innovation adalah proses pembaharuan dari invention. Innovation melibatkan
peluang yang ada di pasar dengan penemuan teknologi dan pengetahuan tentang teknologi
baru. Sebagai contoh, temuan teknologibluetooth, yang memungkinkan pertukaran data

15
melalui koneksi wireless dengan daerah jangkauan sekitar 150 meter, saat ini telah
diintegrasikan
dalam media telepon selular (handphone), sehingga para pengguna handphone dapat lebih
mudah saling bertukar data.

3.3 Studi Kasus Coca Cola

Contoh adalah inovasi pada perusahaan minuman ringan Coca-cola dimana inovasi adalah
salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin besar dan
dikenal luas. Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola
terus berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta
perlengkapan penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas
tersendiri. Pada tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam
kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta
menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut "Fanta Oranggo",
setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Dengan inovasi, Coca-
Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan
pasar di Indonesia. Pada proses inovasi ini, khususnya pada tahap inisiasi perlu
dipertimbangkan bahwa inovasi yang dihasilkan dapat diterima oleh perusahaan maupun
masyarakat. Jelas bahwa inovasi sangat diperlukan dalam pengembangan produk baru
untuk memunculkan ide dan kreatifitas munculnya produk atau jasa baru yang dapat
dimanfaatkan oleh para konsumennya.

Contoh lain Studi kasus

Perancangan Produk Sepatu Wanita Dewasa (Studi Kasus Home Industri Surabaya)

Abstrak

Produk sepatu yang dihasilkan oleh home industri di Surabaya dewasa ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat dan digunakan dalam berbagai kegiatan. Perancangan
yang paling ergonomis dari suatu produk menjadi bagian yang sangat penting baik ditinjau
dari segi Kenyamanan maupun dari segi pandangan konsumen. Faktor kekuatan,

16
Kenyamanan dan gaya menjadi suatu yang harus dipertimbangkan dalam perancangan
suatu produk sepatu agar mampuh bersaing.. Untuk mendapatkan hasil penelitihan,
dipergunakan data kontur kaki dan anthropometrinya dan data –data tersebut kemudian
dilakukan pengujian dengan menggunakan uji keseragaman data, uji kecukupan data dan
penghitungan percentilnya. Dari hasil perincian pengukuran dapat diperoleh model model
prototype sepatu formil wanita sebanyak 8 buah potongan, antara lain: bagian depan
sepatu, lidah sepatu, bagian atas depan, bagian samping sepatu, karet pengikat, bagian
belakang sepatu, potongan sponan dan kulit pengikat.

17
BAB VI
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai
produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan
apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau
perbaikan, distribusi, perubahan harga dan promosi.
Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk
menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk

2. Biaya Produk

3. Waktu Pengembangan Produk

4. Biaya Pengembangan

5. Kapabilitas Pengembangan.

Rencana produk perlu diperbarui secara berkala agar dapat mengakomodasi perubahan
dan perkembangan yang ada. Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan
pernyataan misi proyek perlu 5 (lima) tahapan proses:

1. Mengidentifikasi peluang
2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek
3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu
4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan
5. Merefleksikan hasil dengan proses

4.2 SARAN
Tentunya semua produk akan menjalani siklus daur produk. Pengembangan produk
sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan oleh setiap perusahaan pada produk –
produknya. Untuk menghindari kejenuhan konsumen kepada produknya, sehingga produk
tersebut tidak mengalami tahap decline, yang akan berakibat pada kelangsungan hidup
suatu perusahaan

18
DAFTAR PUSTAKA
http://harnyezo58.blogspot.com/2015/07/makalah-perencanaan-dan-perancangan.html
Kotler, Philip., Keller, Kavin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran Ed. Ke-13 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
. www.prodiindustrri.blogspot.com/perencanaan_pengembangan_industri.html
www.wordpresss.com/120310/perencanaan _produk.html

19

Anda mungkin juga menyukai