BAB I
PENDAHULUAN
9,3% dan meningkat seiring betambahnya usia, pada kelompok usia 53-64
tahun sebesar15,5%.
4. Penyebab hiperkolesterolemia adalah asupan makanan tidak sehat, seperti
mengonsumsi tinggi lemak, konsumsi buah dan sayur rendah, obesitas,
aktivitas fisik rendah, hipertensi, stres, merokok dan penggunaan alkohol.
1.3 Hipotesis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hiperkolestrolemia primer
Hiperkolesterolemia sekunder
Usia
Jenis Kelamin
Secara teori faktor jenis kelamin mempengaruhi kadar kolesterol
darah. Pada masa kanak-kanak, wanita memiliki nilai kolesterol yang lebih
tinggi dibandingkan pria. Pria menunjukkan penurunan kolesterol yang
signifikan selama masa remaja, dikarenakan adanya pengaruh hormon
testosterone yang mengalami peningkatan pada masa itu. Laki-laki dewasa
di atas 20 tahun umumnya memiliki kadar kolesterol lebih tinggi
dibandingkan wanita. Setelah wanita mencapai menopause, mereka
memiliki kadar kolesterol lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini disebabkan
berkurangnya aktifitas hormon estrogen setelah wanita mengalami
menopause.9
IMT < 25 kg/m2. Sebagai tambahan, prevalensi dari serum trigliserida yang
tinggi dan HDL-C yang rendah meningkatkan risiko morbiditas sebanyak
1.5 sampai 3 kali lipat lebih tinggi. Obesitas juga dianggap merupakan
faktor risiko potensial terhadap kejadian penyakit jantung coroner di
Jepang. Beberapa penelitian Jepang menjelaskan bahwa obesitas
merupakan faktor risiko independen infark myokard pada laki laki muda
usia paruh baya.12,13
Aktivitas Fisik
Merokok
2.4 Diagnosis
200-499 Tinggi
≥500 Sangat Tinggi
2.5 Tatalaksana
Terapi Nutrisi Medis
Aktivitas Fisik
Menghindari Rokok
Obat-obatan
Usia Definisi
IMT
Diagnosis
Merokok
Tatalaksana
Usia
Jenis Kelamin
IMT
Merokok
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.3. Populasi
3.3.1. Populasi Target
Semua pasien dewasa yang berobat di Puskesmas Kecamatan Palmerah.
(1,25 + 0,51)2
𝑛1 = 𝑛2 =
(0,23)2
𝑛1 = 𝑛2 = 35,2
Berdasarkan perhitungan rumus diatas, didapatkan nilai n1=n2=35. Hal ini
berarti setiap kelompok perlakuan memiliki anggota 35 sampel.
3.6. Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel independen atau tidak terikat dan
variabel dependen atau terikat.
kadang-kadang atau
pernah merokok
sebelumnya.
Tidak Merokok:
Apabila responden
tidak pernah
merokok
6 Aktivitas Kategori Kuesioner Berat : Skor total Nominal
Fisik aktivitas fisik EMT responden ≥
berdasarkan 3000 MET
standar IPAQ menit/minggu dan ≥
(2005) 7 hari/minggu
beraktivitas
Ringan : Tidak
melakukan aktivitas
fisik atau tidak
memenuhi kriteria
aktivitas fisik tinggi
dan sedang
3.10. Data
3.10.1. Pengolahan Data
Terhadap data-data yang sudah dikumpulkan dilakukan pengolahan data
berupa proses editing, verifikasi, koding, dan tabulasi.
BAB IV
4.2 Pembahasan
Pada usia yang semakin tua kadar kolesterol totalnya relatif lebih
tinggi dari pada kadar kolesterol total pada usia muda, hal ini karena makin
tua usia seseorang maka aktivitas reseptor kolesterol juga makin berkurang.
Sel reseptor ini berfungsi sebagai hemostasis pengatur peredaran kolesterol
dalam darah dan banyak terdapat dalam hati, kelenjar gonad, dan kelenjar
adrenal. Apabila sel reseptor ini terganggu maka kolesterol akan meningkat
dalam sirkulasi darah. Jumlah lemak yang ada pada usia tua cenderang lebih
banyak daripada usia muda.17
Pada teori dikatakan bahwa ketika melakukan aktivitas fisik, tubuh akan
melakukan pembetukan energi yang berupa adenosin triphosphate (ATP)
dari makanan yang dikonsumsi. Sehingga makanan yang dikonsumsi tidak
banyak dibentuk menjadi kolesterol, akibatnya kadar kolesterol total
didalam tubuh menurun.19
peningkatan pada kadar kolesterol total. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Trivedi et al (2013) bahwa kadar kolesterol total lebih tinggi pada
perokok dibandingkan dengan non perokok. Peningkatan kadar kolesterol
total yang tidak signifikan ditemukan pada perokok ringan, sedangkan
peningkatan yang signifikan ditemukan pada perokok sedang dan berat.
Nikotin yang merupakan komponen utama dari rokok dapat meningkatkan
sekresi dari katakolamin sehingga meningkatkan lipolisis. Hal ini
menyebabkan meningkatnya kadar trigliserid, kolesterol dan VLDL, serta
menurunkan kadar HDL. Merokok juga dapat menyebabkan peningkatan
oksidasi LDL kolesterol yang akan menyebabkan atherosklerosis.20,21
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
21. Veena H, Carlappa KB, Sathisha, TG. Sequels of Smoking on Blood Lipid
Levels in a Rural Population of South India. Research and Reviews: Journal
of Medical and Health Sciences. 2014. 3(2). P 23-25