Anda di halaman 1dari 24

ANALISA PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN SYSTEM SOLAR

TRACKING BERBASIS ARDUINO

Proposal

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata-2 (S2)
Pada Jurusan Teknik Elektro Fakutlas Teknik Universitas Andalas

Oleh:

AEJELINA EL GAZALY
1720952004

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kebutuhan masyarakat Indonesia akan energi listrik saat ini semakin tinggi. Hal ini
seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan juga kemajuan teknologi. Sehingga
perusahaan listrik negara (PLN) gencar mensosialisasikan program hemat listrik dari pukul
17.00 hingga 22.00. Alasan PLN melakukan ini adalah untuk efisiensi energi terutama dalam
menghadapi beban puncak pada jam tersebut.
Menurut Energy Information Administrasion (EIA) memperkirakan pemakaian energi
hingga tahun 2025 masih didominasi bahan bakar fosil yakni minyak bumi, gas alam dan
batu bara. Meskipun cadangan batu bara masih cukup tinggi, tetapi penggunaan bahan bakar
batu bara yang merupakan sumber penghasil emisi karbon dioksida secara global
menyebabkan efek global warming. Selanjutnya penggunaan bahan bakar gas memang relatif
murah dan ramah lingkungan namun cadangan gas bumi terbatas. Jika yang digunakan energi
air yang kerap menjadi kendala yaitu ketika musim kemarau tiba maka sumber air yang
digunakan sebagai pembangkit seringkali menyurut dan jauh berkurang sehingga tidak dapat
beroperasi secara optimal [1].
Upaya mencari sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil masih tetap
ramai dibicarakan. Dengan demikian perlu ditemukan alternatif lain untuk mendukung atau
mempertahankan kebutuhan dan gaya hidup yang menggunakan energi yang dapat
diperbaharui. Terdapat beberapa sumber energi alam yang tersedia sebagai energi alternatif
yang bersih, tidak berpolusi, aman dan dengan persediaan yang tidak terbatas diantaranya
adalah energi surya [2].
Salah satu upaya teknologi untuk memanfaatkan energi cahaya matahari adalah dengan
menggunakan solar cell. Solar cell adalah alat yang dapat mengubah energi sinar matahari
menjadi energi listrik. Solar cell akan menghasilkan energi listrik sesuai besar intensitas
cahaya yang diterimanya dari pancaran cahaya matahari. Namun dalam aplikasinya
kebanyakan sel surya diletakkan secara statis dimana posisi panel surya hanya mengarah pada
satu arah tertentu saja sehingga penyerapan intensitas sinar matahari tidak dapat dilakukan
secara optimal dan berakibat daya yang dihasilkan juga tidak maksimum. Untuk
memanfaatkan energi cahaya matahari dengan maksimal maka solar cell harus mengikuti arah
sinar matahari. Semakin besar intensitas cahaya matahari yang ditangkap oleh solar cell,
semakin besar daya listrik yang dihasilkan. Oleh karena tracker pada panel surya akan
bergerak mengikuti arah lintas matahari dari timur ke barat yang dikontrol menggunakan
mikrokontroller Arduino Uno. Oleh sebab itu peneliti memberi judul penelitian ini “Analisa
Panel Surya Dengan Menggunakan System Solar Tracking Berbasis Arduino”. Peneliti
mengharapkan dimana sistem ini nantinya dapat digunakan pada semua wilayah atau area
tanpa harus mengubah setting pada system solar tracker untuk disesuaikan dengan lintasan
gerak matahari pada area atau wilayah tersebut. Selain itu sistem ini diharapkan mampu
membantu pemerintah maupun masyarakat dalam upaya mengatasi masalah energi terutama
dalam pencarian dan pengoptimalan energi alternatif.

1.2 Rumusan masalah


Sebuah penelitian didahului oleh masalah yang akan dibahas agar terciptanya sebuah
penelitian yang baik. Perumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Apakah dengan menggunakan sistem tracker ini bisa menyerap energi matahari
semaksimal mungkin ?
2. Bagaimana pergerakan sistem tracker pada prototype panel surya ini jika keadaan
cuaca yang kurang baik ?

1.3 Tujuan
Tujuan pada penelitian ini dilakukan berdasarkan perumusan masalah agar memperoleh
hasil sesuai dengan yang diharapkan, diantaranya :
1. Penggunaan sistem tracker pada panel surya ini diharapkan agar peningkatan
penyerapan energi cahaya yang dihasilkan meningkat dari pada penggunaan panel
surya pada posisi tetap.
2. Pergerakan hasil sistem tracker panel surya ini diharapkan mampu membantu
pemerintah maupun masyarakat dalam mengatasi masalah energi terutama pada
kehidupan sehari-hari.

1.4 Manfaat
Penggunaan sistem penggerak diharapkan dapat meningkatkan daya maksimum yang
dihasilkan oleh panel surya dibandingkan dengan daya maksimum yang diperoleh tanpa
penggerak. Selain itu penggunaan actuator sebagai penggerak dengan system tiga posisi
diharapkan menggunakan daya yang lebih kecil dari hasil daya panel walaupun dalam
keadaan cuaca yang tidak baik agar konsep penggerak 3 posisi ini dapat dikembangkan dan
diaplikasikan dengan luas.
1.5 Batasan Masalah
Agar terciptanya sebuah penelitian yang spesifik, fokus dan lebih terperinci, maka
penelitian ini dibatasi dalam beberapa hal sebagai berikut :
1. Hanya membahas mengenai sistem solar tracker pada panel surya dengan
menggunakan aktuator dan motor DC.
2. Membahas perbandingan pengambilan data energi yang dihasilkan antara
menggunakan tracker dan posisi tetap yang dilakukan selama 3 hari berturut-turut
pada keadaan cuaca yang berbeda.
3. Analisa penggunaan sistem tracker dalam meningkatkan penyerapan energi sehari-
hari.
4. Sistem tracker ini menggunakan arduino dan beberapa komponen lainnya.

1.6 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II DASAR TEORI
Berisi mengenai pembahasan teori-teori yang akan digunakan dalam
melakukan penelitian untuk menunjang pembuatan tesis ini, yang
meliputi sistem dan karakteristik panel surya, konversi energi yang
dihasilkan, dan sistem komponen yang digunakan dalam penggerak
matahari.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai sumber data beserta metode yang
akan digunakan dalam meneliti, dan teknis analisis data.
BAB IV ANALISIS
Bab ini akan membahan analisis data yang telah dihasilkan berdasarkan
tujuan dan rumusan masalah sebelumnya sehingga mendapatkan hasil
dari data sesuai dengan yang diharapkan pada tesis ini.

BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran tentang hasil penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Motor DC
Penelitian ini berfokus pada analisa penggerak panel surya dan dalam hal ini
penggeraknya menggunakan motor DC. Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja
menggunakan sumber tegangan DC. Motor DC memerlukaan suplai tegangan searah pada
kumparan medan untuk diubah menjadi energy mekanik. Motor DC memiliki bentuk seperti
gambar 2.1

Gambar 2.1 Konstruksi Motor DC

Sebuah motor listrik mengubah energy listrik menjadi energy mekanik. Kebanyakna
motor listrik beroperasi melalui interaksi medan magnet dan konduktor pembawa arus untuk
menghasilkan kekuatan, meskipun motor elektrostatis menggunakan gaya
elektromagnostastik.
Pada motor DC kumparan medan disebut stator. Jika terjadi putaran pada kumparan
jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL) yang berubah-ubah
setiap setengah putaran,sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Gambar gelombang
tegangan GGL yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Gelombang Tegangan GGL

2.1.1 Komponen Utama Motor DC


Motor DC memiliki bagian tertentu yang tidak sama dengan motor lainnya. Bagian
motor DC dapat dilihat pada gambar berikut 2.3

Gambar 2.3 bagian Bagian Motor DC

2.2 Sel surya


Sel Surya atau Solar Call adalah salah satu energi terbarukan dan akan terus
berkembang. Keutamaan sel surya adalah dengan merubah energi matahari menjadi listrik.
Alat dari sel surya ini terdiri dari lembaran-lembaran silikon yang mempu merubah energi
matahari menjadi energi listrik. Sel surya di susun sedemikian rupa agar didapatkan output
yang diinginkan. Dari kumpulan sel surya ini dapat dikonversi cahaya matahari menjadi listrik
searah dan dengan menambahkan baterai dengan solar panel, maka daya hasil konversi
cahaya matahari menjadi listrik dapat di simpan sebagai cadangan energi listrik. Energi
dengan pemanfaatan sel surya ini secara terus dan berkelanjutan dikembangkan baik itu dari
segi teknologi yang ada saat ini untuk mendapatkan energi listrik yang lebih efisien, hal
tersebut dikarenakan sel surya sangat ramah lingkungan tanpa perlu membakar bahan bakar
sperti fosil, minyak bumi, batu bara, atau nuklir dan dari segi penggunaan bahan bakar
tersebut pembangkit konvensional dalam jangka panjang akan menipis bahkan bisa jadi akan
punah. Pemanfaatan energi surya bebas polusi sehingga dampak negatif terhadap
lingkungan kecil sekali [9]. Disamping hal tersebut, matahari hampir ada diseluruh penjuru
dunia dan matahari bersinar tanpa merusak lingkungan dan juga polusi udara.
Sel surya merupakan komponen vital yang umumnya terbuat dari bahan
semikonduktor. Prinsip kerja dari sel surya, bahan yang membentuk sel surya terdiri dari dua
buah bahan semikonduktor yang tidak stabil yang satu bersifat lebih negatif dan satu lagi
bersifat lebih positif, dan apabila dua bahan tersebut dipertemukan maka bagian yang
dipertemukan tersebut akan saling menstabilkan dan ketika energi photon yang dihasilkan dari
sinar matahari dalam jumlah yang besar mampu menembus permukaan dari sel surya yang
terletak pada pertemuan dua buah bahan semikonduktor bersifat N-Type dan P-Type maka
akan terjadi alirkan arus listrik. Sel surya terdiri dari persambungan bahan semikonduktor
bertipe p dan n (p-n junction semiconductor) yang jika terkena sinar matahari maka akan
terjadi aliran elektron, aliran elektron inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik [10].
Komponen Sel surya terdiri dari photovoltaic atau biasa di singkat PV yang mana fungsinya
menghasilkan energi listrik dari intensitas cahaya. Saat intensitas cahaya berkurang (berawan,
mendung atau pun hujan) arus listrik yang di hasilkan juga berkurang, dan memperluas panel
surya berarti menambah konversi tenaga surya [11]. Untuk Ilustrasi prisip kerja sel surya
perhatikan gambar 2.4 berikut.

Gambar 2.4. Ilustasri Prinsip Kerja Sel Surya

2.1.1. Rangkaian Eqivalen Sel Surya


Rangkaian eqivalen sel surya sangat diperlukan untuk mengetahui parameter panel
surya dan sebagai pemodelan matematis dalam rangkaian. Rangkaian eqivalen dari sel surya
terdiri dari sebuah photocurrent (Iph), sebuah dioda, hambatan seri (Rs) dan hambatan
paralel (Rsh), seperti gambar 2.5.

Gambar 2.5. Rangkaian Eqivalen sel surya

Dimana:
Iph = Arus sel PV (A) k = Konstanta boltzman
Vout = Tegangan sel PV(V) (1,3806 x 10 -23 J.K-1 )
Ir = Arus yang dihasilkan sel PV (A) T = Temperatur sel PV (K)
Id = Arus satrurasi reverse (A) T1 = Temperatur referensi sel PV
Ish = Arus hubung singkat (A) ( 298o K)
n = Faktor ideal dioda (bernilai 1 Rs = Hambatan seri (Ω)
untuk dioda ideal) Rsh = Hambatan paralel(Ω)
q = Pengisian elektron KO = Koefisien temperatur arus
(1,602x10-19C) (%/oK)
2.1.2. Karakteristik Sel surya

Gambar 2.6. Karakteristik I-V dipengaruhi suhu .


Pada Gambar 2.6 diatas merupakan Karakteristik keluaran I-V dengan temperature yang
berbeda dan radiasi matahari konstan (1000 W / m2) . kurva I-V. Voltase (V) adalah sumbu
horizontal. Arus (I) adalah sumbu vertikal. Kebanyakan kurva I-V diberikan dalam Standar
Test Conditions (STC) 1000 watt per meter persegi radiasi (atau disebut satu matahari
puncak/one peak sun hour) Sebagai informasi STC mewakili kondisi optimal dalam
lingkungan laboratorium.
Selanjtunya kurva Kurva I-V tergantung oleh perubahan irridation dari matahari.

Gambar 2.7. Kurva I-V tergantung Tingkat Irradiation .

Pada gambar 2.7 di atas memperlihatkan bagaimana karakteristik kurva arus tegangan
tergantung pada perubahan irradition dari matahari. Bila irradation dari matahari menurun
dari 1000W/m2 ke 250 W/m2, arus hubung singkat dari modul surya tersebut akan menurun
dari sekitar ± 4A menjadi sekitar 1A saja. Perubahan akibat temperatur dari irradation
matahari sangat penting digunakan sebagai acuan dalam memilih inverter yang di lengkapi
sistem kontrol yang handal.

Gambar 2.8. Karakteristik tipe sel surya I-V-P .

Karakteristik khas I (V) dari panel surya ditunjukkan pada Gambar 2.8. Sel surya
beroperasi berdasarkan intensitas pencahayaan yang berpengaruh pada tegangan dan arus.
Daya yang tersedia dari sel surya tidak selalu sepenuhnya diekstraksi . Total Daya output dari
sel surya adalah sama dengan tegangan (V) operasi dikalikan arus (I) operasi. Kurva ini
menunjukkan bahwa pada saat arus dan tegangan berada pada titik kerja maksimal (Maximum
Power Point) maka akan menghasilkan daya keluaran maksimum.

2.1.3. Faktor Pengoperasian Maximum Sel Surya


Kapasitas dari photovoltaic tergantung pada besar atau kecilnya kapasitas beban yang
ingin di suplai. Banyak faktor yang mempengaruhi efisiensi dari modul surya, salah satunya
gangguan hewan. ketika PV di letakkan diatas bangunan maka kotoran hewan dan jejak siput
akan mempengaruhi output panal surya. Ketika adanya kotoran hewan, kurva I-V sebelum
dibersihkan hasilnya menunjukkan output PV kehilangan daya rata-rata 7% [15]. Dan untuk
mendapatkan hasil kinerja yang maksimal pada sel surya dapat dipengaruhi oleh beberapa
unsur. Unsur–unsur tersebut dapat berpengaruh signifikan atau pun berpengaruh kecil. Faktor-
faktor pengoperasian sel surya agar di dapatkan nilai yang maksimum sangat tergantung pada
[16]:

1. Ambient air temperature


2. Saat temperatur sel tetap normal (pada 25 0 C), sel surya dapat beroperasi secara baik dan
maksimum, ketika terjadi kenaikan temperatur lebih tinggi dari temperatur normal pada sel
maka akan terjadi penurunan nilai tegangan(Voc).
3. Radiasi matahari
Radiasi matahari di bumi memiliki ketergantungan terhadap ketergantungan keadaan
spektrum ke bumi. Insolation solar matahari akan banyak berpengaruh pada arus (I) sedikit
pada tegangan.
4. Kecepatan angin bertiup
Untuk dapat membantu mendinginkan permukaan temperatur kaca-kaca larik sel surya
dapat ditinjau dari kecepatan tiupan angin dilokasi larik sel sel surya.
5. Keadaan atmosfir bumi
Memperoleh hasil maximum arus listrik dari deretan sel surya ketika keadaan atmosfir
bumi berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap, uap air udara (Rh), kabut dan
polusi sangat di tentukan.
6. Orientasi panel atau larik sel surya
Agar mendapatkan energi matahari yang maxsimum untuk panel atau deretan sel surya,
dibutuhkan orientasi dari rangkaian sel surya (larik) ke arah matahari secara optimum
sangat dipentingkan. Selain itu arah orientasi, sudut orientasi (tilt angle) dari panel atau
deretan sel surya juga sangat mempengaruhi hasil energi maksimum.
7. Posisi letak sel surya terhadap matahari
Energi surya maksimum sebesar ± 1000 W/m 2 atau 1kW/m bisa didapatkan dengan cara
mempertahankan sinar matahari jatuh ke sebuah permukaan panel sel surya secara tegak
lurus. Jika tidak dapat energi surya maksimum, maka ekstra luasan bidang panel sel surya
dibutuhkan dan diletakkan secara mendatar juga akan memperoleh hasil energi maksimum.

2.1.4. Bahan Perkembangan Sel Surya


Dalam perkembangannya sel surya terjadi beberapa peningkatan dari tahun ke tahun.
Hal itu kerana sel surya merupakan salah satu energi alternatif pada saat ini. Perkembangan
tersebut terlihat pada pembuatan bahan- bahan yang digunakan sel surya dengan jenis– jenis
yang berbeda-beda serta efisiensi yang berbeda pula. Artinya untuk mengaplikasian
pemanfaatan sel surya tersebut dapat di sesuaiakan dengan kebutuhan dan juga tentunya
kesesuaian faktor ekonomis. Beberapa perkembangan sel surya secara individu (chip) :

1. Mono-crystalline (Si)
Terbuat dari bahan silikon kristal tunggal yang di peroleh dari peleburan silikon. Meskipun
memiliki efisiensi mencapai 15% dalam menghasilkan daya listrik tetapi saat kondisi
berawan keefisienan jenis ini turun secara drastis [17].
2. Poly-crystalline/Multi-cristalline (Si)
Jika dibandingkan secara ekonomis jenis sel surya polikristal memiliki harga yang lebih
murah jika dibandingkan dengan monokristal. Ketika keadaan cuaca mendung jenis
polikristal masih dapat menghasilkan energi listrik [17].
3. Gallium Arsenide (GaAs)
Sel surya III-V semikunduktor yang sangat efisien sekitar 25 %.

2.2. Komponen Pendukung PLTS


2.2.1. Inverter
Pada prisipinya kerjany Inverter merupakan suatu perangkat elektrik yang digunakan
untuk mengubah arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter
mengkonversi DC dari perangkat seperti baterei, panel surya menjadi AC.

2.3.2 Kapasitas Kebutuhan Inverter


Inverter yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi antara besar suplaian daya dari
sumber panel surya khususnya voltase yang memadai. Inverter terbagi atas dua jenis yaitu Off
Grid Inverter, merupakan inverter yang bekerja dengan menggunakan sumber listrik backup
battery yang dihasilkan dari solar panel sistem dan menggantikan saat jaringan listrik dari
PLN padam. Untuk Grid Tie Inverter merupakan peralatan yang bekerja secara langsung dari
sistem solar panel tanpa melalui sumber backup (dapat digunakan secara bersama dengan
PLN), sehingga mengurangi beban tagihan listrik. Sistem ini bekerja secara sinkron dan
otomatis berbagi beban antara sistem solar panel dan PLN. Dan grid tie inverter lebih efisien
karena tanpa menggunakan backup battery akan tetapi pada malam hari solar panel tidak
bekerja sehingga suplay penggunaan listrik murni berasal dari PLN.

2.3. Arduino
Pada saat sekarang ini Arduino telah banyak digunakan di seluruh dunia khususnya
untuk dunia teknik. Arduino merupakan pengendali mikro single-board yang bersifat open-
source, diturunkan dari Wiring platform, yang dirancang untuk memudahkan penggunaan
elektronik dalam berbagai bidang. Pada Hardware mikrokontroler, Arduino diprogram
menggunakan bahasa wiring-based berbasiskan syntax dan library .
Bahasa C yang disederhanakan merupakan bahasa yang digunakan dalam Arduino.
Berbagai macam kelebihan dari Arduino sebagai berikut:
1. Pada Papan Arduino (perangkat keras) dijual relatif murah jika dibandingkan dengan
platform mikrokontroler pro lainnya.
2. Arduino tidak hanya cocok untuk Windows, namun juga cocok bekerja di Linux.
3. Untuk seorang pemula pemrograman Arduino lebih mudah digunakan.
4. Dalam mempermadah pengembangan aplikasinya, mikrokontroler Arduino juga
menggunakan Integerated Development Environment (IDE) berbasis processing, dll.

2.4.1 Arduino Uno


Arduino Uno merupakan board berbasis mikrokontroler berdasarkan pada ATmega328 .
Board mempunyai 14 digital input / output pin (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai output
PWM), 6 input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack listrik tombol reset. Pin-
pin ini berisi semua yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler, hanya terhubung ke
komputer dengan kabel USB atau sumber tegangan bisa didapat dari adaptor AC-DC atau
baterai untuk menggunakannya.
Board Arduino Uno memiliki fitur-fitur baru sebagai berikut : 1,0 pinout: tambah SDA
dan SCL pin yang dekat ke pin aref dan dua pin baru lainnya ditempatkan dekat ke pin
RESET, dengan IO REF yang memungkinkan sebagai buffer untuk beradaptasi dengan
tegangan yang disediakan dari board sistem. Pengembangannya, sistem akan lebih kompatibel
dengan Prosesor yang menggunakan AVR, yang beroperasi dengan 5V dan dengan Arduino
Karena yang beroperasi dengan 3.3V. Yang kedua adalah pin tidak terhubung, yang
disediakan untuk tujuan pengembangannya.

Gambar 2.9. Board Arduino Uno dan Pin Arduino


Gambar 2.10. Kabel USB Board Arduino Uno

Untuk dapat menghubungkan arduino dengan PC Komputer sebagai pengontrol


program arduino, diperlukan kabel penghubung arduino dengan komputer tersebut. Kabel
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.13, kabel tersebut berfungsi sebagai pengirim program
yang dibuat pada komputer dan nantinya akan dikirim ke arduino dan bisa juga sebagai daya
untuk menghidupkan arduino tersebut.

4.4.2 Soket USB


Soket USB adalah soket kabel USB yang disambungkan kekomputer atau laptop. Yang
berfungsi untuk mengirimkan program ke arduino dan juga sebagai port komunikasi serial.

2.4.3 Memory
Pada mikrokontroler ATmega328 merupakan Arduino Uno (arduino board) yang
digunakan. ATmega328 ini mempunyai spesifikasi 32 KB dengan 0,5 KB digunakan untuk
loading file. Memiliki 2 KB dari SRAM dan 1 KB dari EEPROM [19].

2.4.4 Input/Output Digital dan Input Analog


Untuk menghubungkan arduino dengan komponen atau rangkaian digital digunakan pin
pin (Input/output digital atau digital pin). Fungsi dari Input analog atau analog pin adalah pin
pin yang menerima sinyal dari komponen atau rangkaian analog, contohnya seperti ,
potensiometer, sensor suhu, sensor cahaya, dll. Masing-masing dari 14 pin digital pada Uno
dapat digunakan sebagai input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(),
dan digitalRead(). Mereka beroperasi di 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima
maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-up internal dari 20-50 KΩ. Selain itu, beberapa
pin memiliki fungsi khusus :
1. Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX) data
TTL serial. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dari chip ATmega8U2 USB-to-Serial
TTL.
2. Eksternal Interupsi: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interupsi pada
nilai yang rendah, tepi naik atau jatuh, atau perubahan nilai. Lihat attachInterrupt ()
fungsi untuk rincian.
3. PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan 8-bit output PWM dengan analogWrite ()
fungsi.
4. SPI: 10 (SS), 11 (mosi), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung komunikasi SPI
menggunakan perpustakaan SPI.
5. LED: 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin adalah nilai TINGGI,
LED menyala, ketika pin adalah RENDAH, itu off.
Uno memiliki 6 input analog, diberi label A0 melalui A5, masing-masing
menyediakan 10 bit resolusi yaitu 1024 nilai yang berbeda. Secara default sistem mengukur
dari tanah sampai 5 volt.

1. TWI: A4 atau SDA pin dan A5 atau SCL pin. Mendukung komunikasi TWI
2. Aref. Referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan analogReference ().
3. Reset.
Lihat juga pemetaan antara pin Arduino dan ATmega328 port. Pemetaan untuk
ATmega8, 168 dan 328 adalah identik [19].

2.4.5 Komunikasi
Uno Arduino memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan komputer,
Arduino lain, atau mikrokontroler lain. ATmega328 ini menyediakan UART TTL (5V)
komunikasi serial, yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan 1 (TX). Sebuah ATmega16U2
pada saluran board ini komunikasi serial melalui USB dan muncul sebagai com port virtual
untuk perangkat lunak pada komputer. Firmware Arduino menggunakan USB driver standar
COM, dan tidak ada driver eksternal yang dibutuhkan. Namun, pada Windows, file. Inf
diperlukan. Perangkat lunak Arduino termasuk monitor serial yang memungkinkan data
sederhana yang akan dikirim ke board Arduino. RX dan TX LED di board akan berkedip
ketika data sedang dikirim melalui chip USB-to-serial dan koneksi USB ke komputer.
ATmega328 ini juga mendukung komunikasi I2C (TWI) dan SPI. Fungsi ini digunakan untuk
melakukan komunikasi inteface pada sistem.

2.4.6 Programming
Uno Arduino dapat diprogram dengan perangkat lunak Arduino. Pilih Arduino Uno dari
Tool lalu sesuaikan dengan mikrokontroler yang digunakan. Para ATmega328 pada Uno
Arduino memiliki bootloader yang memungkinkan Anda untuk meng-upload program baru
untuk itu tanpa menggunakan programmer hardware eksternal. Ini berkomunikasi
menggunakan protokol dari bahas C. Sistem dapat menggunakan perangkat lunak FLIP Atmel
(Windows) atau programmer DFU (Mac OS X dan Linux) untuk memuat firmware baru. Atau
Anda dapat menggunakan header ISP dengan programmer eksternal.
2.4.7 Catu Daya
Uno Arduino dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya eksternal.
Sumber listrik dipilih secara otomatis. Eksternal (nonUSB) daya dapat datang baik dari AC-
DC adaptor atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan dengan cara menghubungkannya
plug pusat-positif 2.1mm ke dalam board colokan listrik. Lead dari baterai dapat dimasukkan
ke dalam header pin Gnd dan Vin dari konektor Power.
Board dapat beroperasi pada pasokan daya dari 6 - 20 volt. Jika diberikan dengan
kurang dari 7V, bagaimanapun, pin 5V dapat menyuplai kurang dari 5 volt dan board mungkin
tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12V, regulator tegangan bisa panas dan merusak
board. Rentang yang dianjurkan adalah 7 - 12 volt. Pin-pin catu daya adalah pin yang
memberikan tegangan untuk komponen atau rangkaian yang dihubungkan dengan arduino.
Pada bagian catu daya ini pin Vin dan Reset. Vin digunakan untuk memberikan tegangan
langsung kepada arduino tanpa melalui tegangan pada USB atau adaptor, sedangkan Reset
adalah pin untuk memberikan sinyal reset melalui tombol atau rangkaian eksternal.
Pin catu daya adalah sebagai berikut :
1. VIN. Tegangan input ke board Arduino ketika menggunakan sumber daya eksternal
(sebagai lawan dari 5 volt dari koneksi USB atau sumber daya lainnya diatur). Anda dapat
menyediakan tegangan melalui pin ini, atau, jika memasok tegangan melalui colokan
listrik, mengaksesnya melalui pin ini.
2. 5V. Catu daya diatur digunakan untuk daya mikrokontroler dan komponen lainnya di
board. Hal ini dapat terjadi baik dari VIN melalui regulator onboard, atau diberikan oleh
USB .
3. 3,3 volt pasokan yang dihasilkan oleh regulator on-board. Menarik arus maksimum adalah
50 mA.
4. GND

2.4.8 Baterai / Adaptor


Soket baterai atau adaptor digunakan untuk menyuplai arduino dengan tegangan dari
baterai/adaptor 9V pada saat arduino sedang tidak disambungkan kekomputer. Jika arduino
sedang disambungkan kekomputer dengan USB, Arduino mendapatkan suplai tegangan dari
USB, Jika tidak perlu memasang baterai/adaptor pada saat memprogram arduino.

2.4. Sensor Arus


Sensor ACS712 adalah sensor yang mampu mendeteksi nilai arus pada sebuah
rangkaian listrik yang telah deberi beban. Sensor ini mempunyai input 3 pin Vcc. A0 dan Gnd
dan dirangkai secara seri. Sensor ACS712 mampu membaca arus positif dan negatif dengan
kisaran -30A sampai 30A dengan diberi suplai tegangan sebesar 5V pada pin Vcc. Sensor ini
memiliki nilai tengah (nol Ampere) yang terbaca sebesar 507 saat tidak ada beban.
Prinsip kerja dari sensor ACS712 adalah dengan memanfaatkan Hall Effect, yaitu
dimana Sensor ACS712 terdiri dari sebuah lapisan silikon yang berfungsi untuk mengalirkan
arus listrik. Apabila sensor dihubungkan pada rangakaian, maka arus akan terbaca pada fungsi
besaran tegangan berbentuk gelombang sinusoidal. Pada saat sensor menghasilkan sebuah
tegangan yang proporsional dengan kekuatan medan magnet, perubahan kekuatan medan
magnet akan dideteksi oleh sebuah inductor yang berfungsi sebagai sensornya. Kelemahan
dari sebuah detektor yang menggunakan induktor adalah kekuatan medan magnet yang statis
(kekuatan medan magnetnya tidak berubah) tidak dapat dideteksi, oleh sebab itu untuk
mengukur besaran arus DC diperlukan “hall effect sensor”.

Gambar 2.11. Skematik Rangkaian Aplikasi Sensor ACS712 [20]


Tabel 2.1. Keterangan Gambar Sensor Arus ACS712
No. Nama Keterangan
1 dan 2 IP+ Masukan arus
3 dan 4 IP- Keluaran arus
5 GND Ground
6 N.C. Terminal untuk kapasitor eksternal, untuk
menentukan bandwidth
7 VOUT Keluaran tegangan analog
8 VCC Power Supply 5V

2.5. Sensor Tegangan


Pada dasarnya fungsi dari sensor tegangan yaitu untuk pemebacaan nilai tegangan suatu
rangkaian. Apabila dihubungkan pada Arduino maka memanfaatkan pin analog untuk
membaca nilai tegangannya. Artinya range tegangan dapat dibaca diantara 0 sampai 5 V
langsung menggunakan pin analog, dan apabaila range tegangan yang dibaca pada sensor
tegangan mencapai lebih dari 5V maka harus meodisfikasi rangkaian tambahan yaitu pembagi
tegangan karena pin dari arduino bekerja pada max 5 v. Data yang akan diterima arduino
berbentuk nilai ADC. Gambar rangkaian sensor tegangan ZMPT101B dengan Rating
Tegangan 25 V seperti Gambar 2.

Gambar 2.12. Rangkian Eqivalen Sensor Tegangan

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian


Metodologi penelitian merujuk pada permasalahan utama dalam penelitian ini yaitu
meningkatkan konversi energy panel surya dengan menggunakan penggerak dan tetap.
Penggerakan panel surya dilakukan tiga posisi agar penggerak tidak melebihi selisih konversi
energy yang dihasilkan penel surya penggerak dan diam.
Dalam memeperoleh hasil penelitian, penilus melakukan lagkah-langkah kegitatan sebagai
berikut :
1. Melakukan studi literatur mengenai referensi untuk menunjang Tesis, baik itu jurnal
internasional, terindeks nasional, makalah penelitian, buku acuan dan bahan-bahan di
internet. Daftar literatur tersebut dapat dilihat pada daftar kepustakaan.
2. Merumuskan masalah peningkatan daya antara panel surya tetap dengan mengguanakan
actuator.
3. Merumuskan landasan teori dan perencanaan pengambilan data.
4. Pembuatan alat yang akan digunakan dalam pengambilan data perbandingan koncersi
daya panel tetap
5. Pengambilan data menggunakan alat
6. Analisa perbanfingan
7. Menyimpulkan hasil penelitian
8. Membuat laporan berupa tesis.

3.2 Blok Diagram


Blok diagram penelitian merupakan alur dalam melakukan sebuah penelitian. Dimulai dari
latar belakang permasalahan yang dapat dijadikan alasan dalam melakukan penelitian untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Diagram blok diagram penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 3.1 berikut :
Mulai

Study Literatur

Perumusan masalah

Data yang di ambil


adalah beban JTE Pembuatan Alat
Unand pada tiga
cuaca berbeda yaitu
saat :
Pengambilan data
Cerah

Hujan
Analisa data
Berawan

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Blok Diagram Penelitian

3.3 Studi Literatur


Hal pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan yang
bertujuan untuk memperdalam materi dan pengetahuan tentang energi terbarukan terutama
konversi energi panel surya. Dalam penelitian ini akan lebih dibahas mengenai optimasi dan
efisiensi energi yang dihasilkan oleh panel surya dengan menggunakan system penggerak tiga
posisi, menggunakan arduino serta beberapa perangkat yang lainnya. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi dan solusi agar mengenai deficit energi.

3.4 Pengambilan Data


3.4.1 Peralatan pengambilan Data
Dalam melakukan pengambilan data terdapat beberapa alat utama yang digunakan untuk
mendukung hasil penelitian yang didapatkan. Peralatan tersebut antara lain :
3.1.1.1. Panel surya ICA Solar (Max. Power 260W)
Modul Surya merupakan alat yang digunakan untuk menkonversi radiasi matahari
secara langsung menjadi energi listrik. Modul surya yang digunakan dalam penelitian ini
merk ICA solar dengan Maximum power (Pmax) sebesar 256W. Bentuk fisik bisa dilihat pada
gambar 3.2.

Gambar 3.2. Modul Surya

Pada penelitian ini digunakan 8 panel surya ICA Solar Polycrystalline dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Tabel 3.1. Spesifikasi Panel Surya ICA Solar Polycrystalline
Characteristics Specification
Maximum Power (Pmax) 260Wp
Maximum Power Voltage 30.9V
Maximum Power Current 8.42A
Open-Circuit Voltage (Voc) 36.7V
Short-Circuit Current (Isc) 8.89A
Normal Operating Cell Temp (NOCT) 45± 2ºC
Maximum System Voltage (VDC) 1000V
Maximum Series Fuse Rating (A) 15A
Weight (kg) 19kg
Dimension of Module (mm) 1640* 99* 35 mm
Standard Test Condition Temp=25 ºC
AM=1.5 IRRADIANCE=1000W/m2

3.1.1.2. Arduino UNO R3


Dalam penelitian ini Arduino yang digunakan adalah Arduino UNO R3. Bentuk dan
spesifikasi arduino dapat dilihat pada gambar 3.3 dan tabel 3.2.
Gambar 3.3. Bentuk fisik Arduino UNO R3

Selanjutnya untuk melihat tampilan bentuk fisik dari alat Arduino UNO R3 dapat
dilihat pada gambar dibawah :

Tabel 3.2. Spesifikasi umum Arduino UNO R3

Microcontroller ATmega328P
Operating Voltage 5V
Input Voltage
7-12V
(recommended)
Input Voltage (limit) 6-20V
Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM output)
PWM Digital I/O Pins 6
Analog Input Pins 6
DC Current per I/O Pin 20 mA
DC Current for 3.3V Pin 50 mA
32 KB (ATmega328P)
Flash Memory
of which 0.5 KB used by bootloader
SRAM 2 KB (ATmega328P)
EEPROM 1 KB (ATmega328P)
Clock Speed 16 MHz
Length 68.6 mm
Length 68.6 mm

3.1.1.3. Sensor Arus DC dan Tegangan DC


Untuk mengakusisi data output keluaran dari panel surya secara real time maka
dibutuhkan komponen seperti sensor arus DC dan tegangan DC agar data bisa terbaca secara
kontinue dan sesuai delay yang kita inginkan.
a. Arus 30A DC Hall Current Sensor Acs712 Module for Arduino Aa32
Teknologi sensor arus hampir sama dengan teknologi sensor tegangan yaitu
dengan menggunakan trafo arus yang dikenal dengan Current Trafo (CT) dan dengan
menggunakan teknologi efek hall. Sensor ini tergolong komponen yang memiliki tingkat
stabilitas yang baik. Dalam proses induksi, arus listrik yang melalui kawat sisi primer
akan menghasilkan sebuah medan magnet pada inti ferrite CT sensor. Kawat pada sisi
sekunder yang mengelilingi inti tersebut menghasilkan arus listrik kecil yang
proporsional. Selanjutnya CT sensor dengan penambahan sebuah resistor kecil (Burden
Resistor) akan menghasilkan keluaran berupa tegangan yang dapat diukur oleh Arduino.
Modul Sensor ACS712-30A dapat dapat dihubungkan ke Arduino. Tagangan output
maksimal 5V. Apabila tidak ada arus deteksi yang lewat, tegangan outputnya adalah VCC / 2.
Selanjutnya untuk melihat tampilan bentuk fisik dari alat Sensor Acs712 dapat dilihat pada
gambar dibawah :

Gambar 3.4. Bentuk Fisik Sensor Acs712

b. Sensor Tegangan DC (DC Voltage Sensor)


Sensor tegangan digunakan untuk mengambil data besaran tegangan terhadap ujung
terminal yang terhubung dengan beban. Pada aplikasinya sensor tegangan berupa suatu alat
yang dikenal dengan AC to AC Power Adapter merupakan penurun tegangan rendah dari
tegangan AC yang biasanya kita kenal di 220 Volt. Untuk menghindari bekerja langsung
pada tegangan tinggi yang bisa membahayakan, sehingga AC to AC Power Adapter akan
membantu menurunkan tegangan menjadi sebesar 9-12 AC Volt. Keberadaan AC to AC
Power Adapter sangat jarang terdapat dipasaran dikarenakan lebih cendrung AC to DC
Adapter, hal tersebut dikarenakan hampir semua peralatan elektronik berdaya rendah
menggunakan tegangan DC sebagai sumbernya. Sehingga untuk membuat AC to AC
Power Adapter lebih mudah dibuat dari trafo biasa yang sering kita gunakan ketika
membuat DC Power Supply.
Tabel 3.3. Spesifikasi Sensor Tegangan DC (DC Voltage Sensor)

Characteristics Specification
Model Sensor Tegangan DC
Tegangan input 0-25v DC
Tegangan deteksi 0.02445-25v DC
Pemasangan input tegangan yg Terminal VCC ke positif
akan dideteksi Terminal GND ke negatif
Pemasangan pin ke Arduino S (signal) ke Pin AD
+ (positif) ke +5/3.3v
- (negatif) ke -GND
Selanjutnya untuk melihat tampilan bentuk fisik dari alat ZMPT10IB dapat dilihat
pada gambar dibawah :

Gambar 3.5. Bentuk Fisik Sensor Tegangan DC (DC Voltage Sensor)

Anda mungkin juga menyukai