Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk

menyelesaikan makalah ini.

Pembuatan makalah Tugas Mata Kuliah Dasar Ilmu Tanaman dengan

pembahasan mengenai totipotensi sel dan kultur jaringan serta potensinya dalam

bidang pertanian, pada tahun akademik 2011/2012 merupakan hasil diskusi

kelompok dengan mencari dan menelaah berbagai sumber informasi dan materi

mengenai totipotensi sel dan kultur jaringan serta survei terhadap potensinya

dalam bidang pertanian. Pembuatan makalah ini merupakan pemenuhan Tugas

Dasar Ilmu Tanaman yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan. Makalah ini

disusun dengan tujuan agar kita dapat mengetahui materi tentang totipotensi sel

dan kultur jaringan serta potensinya dalam bidang pertanian.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan

tugas pembuatan makalah dan membimbing kami sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas ini dengan baik serta teman-teman satu kelompok yang telah

berpartisipai dalam pembuatan makalah ini.

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I(PENDAHULUAN)......................................................................................4

BAB II(TINJAUAN PUSTAKA)............................................................................6

BAB III(METODE PENULISAN)..........................................................................9

BAB IV(HASIL DAN PEMBAHASAN)..............................................................10

BAB V(KESIMPULAN).....................................................................................188

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

2
DAFTAR GAMBAR

(Gambar 2.1) di atas menunjukkan bahwa sel-sel floem dari akar wortel memiliki kemampuan

untuk membentuk satu tumbuhan utuh. Hal ini menunjukkan bahwa sel-sel tersebut memiliki

sifat totipoten............................................................................................................6

(Gambar 2.2) adalah gambar plantlet(tanaman kecil) di dalam botol kultur

jaringan.................................................................................................................8

(Gambar 4.1) Laminar air flo cabinet. Alat ini dapat menghindarkan

kontaminasi pada alat dan bahan yang telah steril.............................................11

(Gambar 4.2) Salah satu cara kultur jaringan.....................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang dari pembuatan tugas.


Tugas penyusunan makalah Dasar Ilmu Tanaman dengan materi

totipotensi sel dan kultur jaringan dilatarbelakangi oleh tugas yang diamanatkan

oleh dosen mata kuliah Dasar Ilmu Tanaman. Selain itu, penyusunan makalah ini

juga merupakan pedoman dan landasan kelompok dalam presentasi di dalam

kelas.
Latar belakang lainnya dari penyusunan makalah ini karena kami melihat

bahwa semakin berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),

diiringi juga dengan perkembangan zaman yang cepat, dan petumbuhan penduduk

yang semakin meingkat membuat kebutuhan di bidang pertanian menjadi semakin

mendesak. Hal ini yang membuat kami membahas tentang masalah totipotensi dan

kultur jaringan dalam teknologi pertanian. Diharapkan dengan adanya

perkembangan teknologi pertanian mengenai totipotensi sel dan kultur jaringan

dapat membantu memperbanyak tanaman dalam waktu yang singkat.

1.2. Tujuan
Tugas penyusunan makalah DIT dengan materi totipotensi sel dan kultur

jaringan serta potensinya dalam bidang pertanian ini bertujuan untuk memenuhi

tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah DIT. Makalah ini membantu

mahasiswa dalam belajar di dalam kelas, melakukan presentasi di dalam kelas,

melakukan diskusi di dalam kelas, serta menunjang pengetahuan dan referensi

mahasiswa mengenai totipotensi sel dan kultur jaringan terutama mengenai

potensinya dalam bidang pertanian.

4
1.3. Manfaat yang diharapkan
Diharapkan, dengan penyusunan makalah ini mahasiswa dapat

mempelajari, menambah wawasan, dan mengetahui lebih dalam mengenai

totipotensi sel dan kultur jaringan terutama potensinya dalam bidang pertanian,

memberikan pemahaman mengenai materi yang diberikan oleh dosen di dalam

kelas sehingga mahasiswa dapat mempelajari masalah totipotensi sel dan kultur

jaringan. Selain itu, penyusunan makalah akan memberikan manfaat kesiapan

pada kelompok maupun individu di dalam kelas untuk berdiskusi dan

mengeluarkan pendapat mengenai materi totipotensi sel dan kultur jaringan serta

dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam diskusi di kelas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

TOTIPOTENSI

Totipotensi yaitu kemampuan setiap sel tumbuhan untuk menjadi individu

yang sempurna. Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberlandt tahun 1898.

Dia adalah seorang ahli fisiologi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C.

Steward menguji ulang teori tersebut dengan menggunakan objek empulur wortel.

Dengan mengambil satu sel empulur wortel, F.C. Steward bisa menumbuhkannya

menjadi satu individu wortel. Teori dasar dari kultur in vitro ini mempercayai

5
bahwa setiap bagian tanaman dapat berkebang biak, karena seluruh bagian

tanaman terdiri atas jaringan - jaringan hidup.

Gambar 1.1

(Gambar 2.1) di atas menunjukkan bahwa sel-sel floem dari akar wortel memiliki kemampuan untuk
membentuk satu tumbuhan utuh. Hal ini menunjukkan bahwa sel-sel tersebut memiliki sifat
totipoten.

Totipotensi dalam biologi sel menunjukkan kemampuan suatu sel untuk

dapat memperbanyak diri dalam keseluruhan (total) kemungkinan perkembangan

yang dimungkinkan. Kata sifat totipoten lebih banyak dipakai. Sel punca (sel

induk), termasuk zigot, memiliki kemampuan ini. Pada tumbuhan, sel

meristem yang berada pada titik tumbuh juga memiliki kemampuan ini.

Kemampuan totipotensi dapat diubah dengan mengganti lingkungan

hidup/tumbuh sel. Modifikasi osmotik, nutrisi, hormon, atau sumber energi yang

dipaparkan pada sel dapat mengubah sifat ini menjadi pluripoten ("banyak

potensi"), multipoten ("berbagai potensi"), atau unipoten ("tunggal potensi"). Sel

yang pluripoten memiliki kemampuan berubah yang masih banyak, multipoten

hanya beberapa, dan unipoten adalah bentuk sel yang telah terspesifikasi.

6
KULTUR JARINGAN
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari

tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi

aseptik, sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh

menjadi tanaman lengkap kembali. Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip

perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik perbanyakan

tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi

aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu

teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin),

berarti "di dalam kaca" karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur

dengan medium dan kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah

Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat

berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan

hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan

memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.

7
Plant Tissue Culture Lab - Atlanta Botanical Garden.JPG
(Gambar 2.2) adalah gambar plantlet(tanaman kecil) di dalam botol kultur jaringan.

BAB III

METODE PENULISAN

8
Metode pembutan makalah yang kami lakukan dalam mencari dan

memperoleh data mengenai totipotensi sel dan kuktur jaringan ini adalah dengan

menggunakan metode kepustakaan dan diskusi kelompok.

Cara-cara yang digunakan untuk membuat makalah ini adalah:

 Studi pustaka, dalam metode ini, kami membaca buku-buku dan berbagai

sumber lain dari internet yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.
 Diskusi kelompok, kami melakukan diskusi kelompok dalam memecahkan

persoalan-persoalan dan pembahasan mengenai totipotensi sel dan kultur

jaringan yang berhubungan dengan potensinya dalam bidang pertanian.

BAB IV

PEMBAHASAN

TOTIPOTENSI

9
Pelaksanaan Totipetensi memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung

kehidupan jaringan yang dibiakkan. Yang paling esensial adalah wadah dan media

tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan

mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh

menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk hidup dan

memperbanyak dirinya. Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan

media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar. Nutrisi

dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media

cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung

kebutuhan.

KULTUR JARINGAN

1. Syarat Kultur Jaringan Tumbuhan

Agar berhasil dengan baik ketika akan melakukan kultur jaringan, terdapat

beberapa syarat yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berkut.

a) Pemilihan eksplan Kultur jaringan

Eksplan adalah bagian dari tanaman yang digunakan dalam kulturisasi.

Eksplan ini menjadi bahan dasar bagi pembentukan kalus (bentuk awal calon

tunas yang kemudian mengalami proses pelengkapan bagian tanaman, seperti

daun, batang, dan akar). Sebagian eksplan sebaiknya dipilih pucuk muda tanaman

dewasa yang diketahui asal-usul dan varietasnya, tidak terinfeksi penyakit, dan

jenisnya unggul.

b) Penggunaan media Kultur jaringan yang cocok

Media yang cocok memengaruhi pertumbuhan eksplan yang telah ditanam

untuk menjadi plantlet (tanaman kecil). Media yang baik, harus memenuhi syarat

10
nutrisi yang diperlukan eksplan untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu,

di dalam media kultur jaringan ditambahkan berbagai macam mineral, vitamin,

sumber karbohidrat, dan zat pengatur tumbuh (hormon)

(Gambar 4.1) Laminar air flo cabinet. Alat ini dapat menghindarkan kontaminasi pada alat
dan bahan yang telah steril.

c) Keadaan Kultur jaringan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik.

Semua tahapan yang dilakukan dalam kultur jaringan harus dilakukan

secara aseptik. Hal ini guna menghindari kontaminasi oleh jamur maupun bakteri.

Oleh karena itu, sterilisasi eksplan ke dalam medium dilakukan di dalam laminar

air flow cabinet (Gambar 2.15) untuk mencegah kontaminasi. Penyimpanan kultur

juga harus di dalam ruangan dengan suhu, pencahayaan, dan pengaturan udara

yang baik.

2. Tahapan – Tahapan Kultur Jaringan

11
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur

jaringan adalah:

 Pembuatan media

 Inisiasi

Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan

dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur

jaringan adalah tunas.

 Sterilisasi

Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan

di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga

steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol

yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang

melakukan kultur jaringan juga harus steril.

12
 Multiplikasi

Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam

eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari

adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung

reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di

tempat yang steril dengan suhu kamar.

 Pengakaran

Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya

pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan

mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat

pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi

oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan

gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan

bakteri).

 Aklimatisasi

Aklimitasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic

ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan

memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar

dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan

terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi

13
dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan

pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit

generatif.

3. Cara Kultur Jaringan

Kultur jaringan dapat dilakukan melalui beberapa teknik. Hendaryono dan


Wijayani mengungkapkan bahwa teknik kultur jaringan yang telah dikenal di
antaranya sebagai berikut.

1. Meristem culture, yakni kultur jaringan menggunakan bagian tanaman dari


jaringan muda atau meristem.

2. Pollen atau Anther culture, yakni teknik kultur jaringan dengan


menggunakan bagian tanaman berupa serbuk sari atau benangsari.

3. Chloroplast culture, yakni teknik kultur jaringan menggunakan kloroplas


untuk keperluan memperbaiki sifat tanaman melalui pembuatan varietas
baru.

4. Somatic cross atau persilangan protoplasma, yakni persilangan dua macam


protoplasma menjadi satu, kemudian dibudidayakan sehingga dihasilkan
tanaman yang mempunyai sifat baru.

14
(Gambar 4.2) salah satu cara kultur jaringan.

4. Media Yang Digunakan

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur

jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman

yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam

mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti

agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga

bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur

jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi

atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara

memanaskannya dengan autoklaf.

15
5. Keuntungan Dalam Melakukan Kultur Jaringan

 Dapat membuat individu yang mirip aslinya.

 Dapat menghasilkan individu dalam jumlah yang besar dalam waktu yg


relatif singkat.

 Dapat digunakan untuk seleksi individu unggul.

 Pelestarian individu yang memiliki sifat tertentu.

 Pengadaan bibit tidak tergantung musim.

 Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama dan deraan


lingkungan lainnya.

 Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif
lebih cepat.

 Bibit yang dihasilkan bebas dari penyakit (menggunakan organ tertentu).

 Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah.

 Koleksi plasma nutfah.

 Memperbaiki genetika tanaman.

 Pengadaan bibit tidak tergantung musim.

 Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyakdengan waktu yang relatif


lebih cepat (darisatu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat
dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit).

 Bibit yang dihasilkan seragam.

16
Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai

mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa

tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan,

antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.

Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan

pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut

dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek

dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas

dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat

menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat.

Selain itu, dengan adanya pertumbuhan tanaman yang lebih cepat maka lahan-

lahan yang kosong dapat cepat terisi.

6. Aplikasi Teknik Kultur Jaringan dalam Bidang Agronomi

 Perbanyakan vegetatif secara cepat (Micropropagation).

 Membersihkan bahan tanaman/bibit dari virus

 Membantu program pemuliaan tanaman (Kultur Haploid, Embryo Rescue,

Seleksi In Vitro,Variasi Somaklonal, Fusiprotoplas, Transformasi Gen

/Rekayasa Genetika Tanaman dll).

 Produksi metabolit sekunder.

17
BAB V

KESIMPULAN

Totipotensi merupakan suatu teori yang mengemukakan bahwa setiap sel

tumbuhan memiliki kemampuan untuk menjadi individu yang sempurna. Dalam

hal ini sel-sel dapat mempertahankan potensi zigot untuk membentuk semua

bagian organisme yang matang (totipotensi). Teori tersebut telah mengilhami

lahirnya rekayasa genetika. Salah satu aplikasi dari teknik rekayasa genetika yang

dikembangkan secara ekstensif di bidang pertanian adalah teknik kultur jaringan.

Kultur jaringan memiliki beberapa tahap dalam pengerjaannya, yaitu pembuatan

media, inisiasi, sterilisasi, multiplikasi, pengakaran,dan aklimatisasi. Kultur

jaringan memiliki beberapa manfaat, seperti dapat membuat individu yang mirip

aslinya, dapat digunakan untuk seleksi individu unggul, dan memperbaiki

genetika tanaman.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://curhat-coret.blogspot.com/2009/09/resume-totipotensi-dan-kultur-

jaringan.html (13/11/2011, 11:25)

images.fitrilife.multiply.multiplycontent.com (13/11/2011, 11:30)

http://id.wikipedia.org/wiki/Totipotensi (13/11/2011, 12:50)

http://id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan (13/11/2011, 12:56)

www.membuatblog.web.id/2010/02/teknik-kultur-jaringan.html (13/11/2011,

13:00

obstetriginekologi.com › Arsip) (13/11/2011, 13:10)

http://www.dephut.go.id/INFORMASI/setjen/PUSSTAN/info_5_1_0604/isi_11.ht

m (13/11/2011, 13:15)

19

Anda mungkin juga menyukai