Totipotensi & Kuljar
Totipotensi & Kuljar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
pembahasan mengenai totipotensi sel dan kultur jaringan serta potensinya dalam
kelompok dengan mencari dan menelaah berbagai sumber informasi dan materi
mengenai totipotensi sel dan kultur jaringan serta survei terhadap potensinya
Dasar Ilmu Tanaman yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan. Makalah ini
disusun dengan tujuan agar kita dapat mengetahui materi tentang totipotensi sel
menyelesaikan tugas ini dengan baik serta teman-teman satu kelompok yang telah
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I(PENDAHULUAN)......................................................................................4
BAB V(KESIMPULAN).....................................................................................188
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
2
DAFTAR GAMBAR
(Gambar 2.1) di atas menunjukkan bahwa sel-sel floem dari akar wortel memiliki kemampuan
untuk membentuk satu tumbuhan utuh. Hal ini menunjukkan bahwa sel-sel tersebut memiliki
sifat totipoten............................................................................................................6
jaringan.................................................................................................................8
(Gambar 4.1) Laminar air flo cabinet. Alat ini dapat menghindarkan
3
BAB I
PENDAHULUAN
totipotensi sel dan kultur jaringan dilatarbelakangi oleh tugas yang diamanatkan
oleh dosen mata kuliah Dasar Ilmu Tanaman. Selain itu, penyusunan makalah ini
kelas.
Latar belakang lainnya dari penyusunan makalah ini karena kami melihat
diiringi juga dengan perkembangan zaman yang cepat, dan petumbuhan penduduk
mendesak. Hal ini yang membuat kami membahas tentang masalah totipotensi dan
1.2. Tujuan
Tugas penyusunan makalah DIT dengan materi totipotensi sel dan kultur
jaringan serta potensinya dalam bidang pertanian ini bertujuan untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah DIT. Makalah ini membantu
4
1.3. Manfaat yang diharapkan
Diharapkan, dengan penyusunan makalah ini mahasiswa dapat
totipotensi sel dan kultur jaringan terutama potensinya dalam bidang pertanian,
kelas sehingga mahasiswa dapat mempelajari masalah totipotensi sel dan kultur
mengeluarkan pendapat mengenai materi totipotensi sel dan kultur jaringan serta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TOTIPOTENSI
yang sempurna. Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G. Heberlandt tahun 1898.
Dia adalah seorang ahli fisiologi yang berasal dari Jerman. Pada tahun 1969, F.C.
Steward menguji ulang teori tersebut dengan menggunakan objek empulur wortel.
Dengan mengambil satu sel empulur wortel, F.C. Steward bisa menumbuhkannya
menjadi satu individu wortel. Teori dasar dari kultur in vitro ini mempercayai
5
bahwa setiap bagian tanaman dapat berkebang biak, karena seluruh bagian
Gambar 1.1
(Gambar 2.1) di atas menunjukkan bahwa sel-sel floem dari akar wortel memiliki kemampuan untuk
membentuk satu tumbuhan utuh. Hal ini menunjukkan bahwa sel-sel tersebut memiliki sifat
totipoten.
yang dimungkinkan. Kata sifat totipoten lebih banyak dipakai. Sel punca (sel
meristem yang berada pada titik tumbuh juga memiliki kemampuan ini.
hidup/tumbuh sel. Modifikasi osmotik, nutrisi, hormon, atau sumber energi yang
dipaparkan pada sel dapat mengubah sifat ini menjadi pluripoten ("banyak
hanya beberapa, dan unipoten adalah bentuk sel yang telah terspesifikasi.
6
KULTUR JARINGAN
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari
tanaman seperti sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi
aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Karena itu
teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin),
berarti "di dalam kaca" karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur
dengan medium dan kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah
hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan
7
Plant Tissue Culture Lab - Atlanta Botanical Garden.JPG
(Gambar 2.2) adalah gambar plantlet(tanaman kecil) di dalam botol kultur jaringan.
BAB III
METODE PENULISAN
8
Metode pembutan makalah yang kami lakukan dalam mencari dan
memperoleh data mengenai totipotensi sel dan kuktur jaringan ini adalah dengan
Studi pustaka, dalam metode ini, kami membaca buku-buku dan berbagai
sumber lain dari internet yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.
Diskusi kelompok, kami melakukan diskusi kelompok dalam memecahkan
BAB IV
PEMBAHASAN
TOTIPOTENSI
9
Pelaksanaan Totipetensi memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung
kehidupan jaringan yang dibiakkan. Yang paling esensial adalah wadah dan media
tumbuh yang steril. Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan
memperbanyak dirinya. Ada dua penggolongan media tumbuh: media padat dan
media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar. Nutrisi
dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media
cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung
kebutuhan.
KULTUR JARINGAN
Agar berhasil dengan baik ketika akan melakukan kultur jaringan, terdapat
Eksplan ini menjadi bahan dasar bagi pembentukan kalus (bentuk awal calon
daun, batang, dan akar). Sebagian eksplan sebaiknya dipilih pucuk muda tanaman
dewasa yang diketahui asal-usul dan varietasnya, tidak terinfeksi penyakit, dan
jenisnya unggul.
untuk menjadi plantlet (tanaman kecil). Media yang baik, harus memenuhi syarat
10
nutrisi yang diperlukan eksplan untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu,
(Gambar 4.1) Laminar air flo cabinet. Alat ini dapat menghindarkan kontaminasi pada alat
dan bahan yang telah steril.
c) Keadaan Kultur jaringan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik.
secara aseptik. Hal ini guna menghindari kontaminasi oleh jamur maupun bakteri.
Oleh karena itu, sterilisasi eksplan ke dalam medium dilakukan di dalam laminar
air flow cabinet (Gambar 2.15) untuk mencegah kontaminasi. Penyimpanan kultur
juga harus di dalam ruangan dengan suhu, pencahayaan, dan pengaturan udara
yang baik.
11
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur
jaringan adalah:
Pembuatan media
Inisiasi
Sterilisasi
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan
di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga
yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang
12
Multiplikasi
eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari
reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di
Pengakaran
pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan
mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat
gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan
bakteri).
Aklimatisasi
memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar
dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan
terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi
13
dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan
pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit
generatif.
14
(Gambar 4.2) salah satu cara kultur jaringan.
yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam
mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti
agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga
bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur
jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi
atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara
15
5. Keuntungan Dalam Melakukan Kultur Jaringan
Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif
lebih cepat.
16
Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai
mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa
pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut
dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek
dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas
dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat
Selain itu, dengan adanya pertumbuhan tanaman yang lebih cepat maka lahan-
17
BAB V
KESIMPULAN
hal ini sel-sel dapat mempertahankan potensi zigot untuk membentuk semua
lahirnya rekayasa genetika. Salah satu aplikasi dari teknik rekayasa genetika yang
jaringan memiliki beberapa manfaat, seperti dapat membuat individu yang mirip
genetika tanaman.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://curhat-coret.blogspot.com/2009/09/resume-totipotensi-dan-kultur-
www.membuatblog.web.id/2010/02/teknik-kultur-jaringan.html (13/11/2011,
13:00
http://www.dephut.go.id/INFORMASI/setjen/PUSSTAN/info_5_1_0604/isi_11.ht
m (13/11/2011, 13:15)
19