Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN PENYAKIT PADA KOMPLIKASI KEHAMILAN


PREKLAMSIA DAN EKLAMSIA
Pembimbing lahan : Ibu Yeni Nurul Fajriyah, S.Kep. Ns

Disusun Oleh :
Kelompok 12A

Hardyantining Astuti (1401100016)


Gigih Eko Santoso (1401100031)
Setyaningtyas (1401100038)
Zakiya Isnaini Fitri (1401100059)

POLTEKKES KEMENKES MALANG


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
JUNI 2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN

 Mata Ajaran : Keperawatan Maternitas II


 Topik Penyuluhan : Komplikasi Kehamilan
 Pokok Bahasan : Pencegahan Penyakit pada Komplikasi Kehamilan
Preklamsia dan Eklamsia
 Sasaran : Warga Ibu Hamil di lingkungan kerja Puskesmas Bumiaji
 Tempat : Desa Bumiaji, Kota Batu
 Hari/Tanggal : Menyesuaikan
 Waktu : Pkl.10.00 –10.30 WIB

A. LATAR BELAKANG
Sebelum dilaksanakan penyuluhan pada Warga Ibu Hamil di lingkungan kerja Puskesmas
Bumiaji, Desa Bumiaji, Kota Batu. Alasan kelompok mengangkat tema ini karena mengingat
banyaknya komplikasi kehamilan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi .

B. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti penyuluhan pencegahan penyakit pada komplikasi kehamilan
preklamsia dan eklamsia diharapkan peserta dapat memahami dan mampu mencegah
terjadihnya gangguan kehamilan terutama pada trimester ke III.

C. TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan peserta mampu :
1. Peserta dapat memahami apa itu Komplikasi Kehamilan.
2. Peserta dapat menjelaskan tentang apa itu preeklamsia dan eklamsia beserta klasifikasinya.
3. Peserta dapat menyebutkan faktor penyebab terjadinya preeklamsia dan eklamsi.
4. Peserta mampu mengidentifikasi tanda dan gejala-gejala awal dari Preeklamsia dan
eklamsi.
5. Peserta dapat menjelaskan pencegahan awal yang bisa dilakukan sampai penanganan dari
preeklamsia dan eklamsi.

D. SASARAN
Warga Ibu Hamil di lingkungan kerja Puskesmas Bumiaji, Desa Bumiaji, Kota Batu
E. MATERI ( TERLAMPIR)
1. Pengertian Komplikasi Kehamilan.
2. Pengertian dan klasifikasi Preeklamsia dan Eklamsia.
3. Penyebab terjadinya Preeklamsia dan Eklamsia.
4. Tanda dan gejala Preeklamsia dan Eklamsia.
5. Proses terjadinya Preeklamsia dan Eklamsia.
6. Akibat lanjut / komplikasi yang terjadi bila tidak ditangani.
7. Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap Preeklamsia dan Eklamsia.

F. METODE
Penyuluhan dilakukan dengan cara
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi

G. MEDIA
Media yang digunakan dalam penyuluhan antara lain.
1. Lembar balik
2. Leaflet
H. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience


1. 5 Menit Pembukaan
1. Sambutan dari Kepala Desa 1. Memperhatikan
pembimbing lahan.
2. mengucapkan salam pembuka 2. Menjawab salam
3. Memperkenalkan diri 3. Memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan 4. Memperhatikan
5. Menyebutkan materi yang akan 5. Memperhatikan
diberikan
6. Membagikan leaflet 6. Menerima dan membaca
2. 15 Menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan apa itu Komplikasi 1. Memperhatikan
Kehamilan.
2. Menjelaskan tentang Pengertian dan 2. Memperhatikan
klasifikasi Preeklamsia dan
Eklamsia.
3. Manyebutkan penyebab terjadinya 3. Memperhatikan
Preeklamsia dan Eklamsia.
4. Menyebutkan tanda dan gejala 4. Memperhatikan
Preeklamsia dan Eklamsia.
5. Menjelaskan proses terjadinya 5. Memperhatikan
Preeklamsia dan Eklamsia.
6. Menyebutkan akibat lanjut / 6. Memperhatikan
komplikasi yang terjadi bila tidak
ditangani.
7. Menjelaskan upaya pencegahan dan 7. Memperhatikan
penanggulangan terhadap
Preeklamsia dan Eklamsia.
8. Memberikan kesempatan pada 8. Bertanya dan
audience untuk bertanya dan mendengarkan jawaban
memberikan jawaban atas
pertanyaan
3. 5 Menit Evaluasi :
1. Meminta audience menjelaskan apa 1. Menjelaskan apa itu
itu Komplikasi Kehamilan. Komplikasi Kehamilan.
2. Meminta audience menyebutkan 2. Menyebutkan pengertian
pengertian dan klasifikasi dan klasifikasi
Preeklamsia dan Eklamsia. Preeklamsia dan
Eklamsia.
3. Meminta audience menyebutkan 3. Menyebutkan tentang
penyebab terjadinya Preeklamsia penyebab terjadinya
dan Eklamsia. Preeklamsia dan
Eklamsia.
4. Meminta audience menyebutkan 4. Menjelaskan tentang
proses terjadinya Preeklamsia dan proses terjadinya
Eklamsia. Preeklamsia dan
Eklamsia.
5. Meminta audience menyebutkan 5. Menyebutkan Akibat
Akibat lanjut / komplikasi yang lanjut / komplikasi yang
terjadi bila tidak ditangani. terjadi bila tidak
ditangani.
6. Meminta audience menyebutkan 6. Menyebutkan upaya
upaya pencegahan dan pencegahan dan
penanggulangan terhadap penanggulangan
Preeklamsia dan Eklamsia. terhadap Preeklamsia
dan Eklamsia.
4. 5 Menit Terminasi
1. Mengucapkan terimakasih atas 1. Memperhatikan
perhatian yang diberikan
2. Mengucapkan salam penutup 2. Membalas salam

I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi stuktur
Alat – alat penyuluhan berupa lembar balik dan leaflet tentang Pencegahan Penyakit
pada Komplikasi Kehamilan Preeklamsia dan Eklamsia tersedia sebelum dilakukan
penyuluhan dan peserta hadir mengikuti penyuluhan
2. Evaluasi proses
Waktu penyuluhan dimulai pukul 10.00 – 10.30 WIB, klien mendengarkan dan
menyampaikan pertanyaan tentang Preeklamsia dan Eklamsia.
3. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan kesehatan, peserta dapat mencapai kriteria
tujuan khusus dari penyuluhan ini.
1) Warga Ibu Hamil bisa menjelaskan pengertian Komplikasi Kehamilan.
2) Warga Ibu Hamil bisa menyebutkan pengertian dan klasifikasi Preeklamsia dan
Eklamsia.
3) Warga Ibu Hamil bisa menyebutkan penyebab terjadinya Preeklamsia dan
Eklamsia.
4) Warga Ibu Hamil bisa menyebutkan tanda dan gejala Preeklamsia dan Eklamsia.
5) Warga Ibu Hamil bisa menyebutkan proses terjadinya Preeklamsia dan Eklamsia.
6) Warga Ibu Hamil bisa menyebutkan akibat lanjut / komplikasi yang terjadi bila
tidak ditangani.
7) Warga Ibu Hamil bisa menyebutkan upaya pencegahan dan penanggulangan
terhadap Preeklamsia dan Eklamsia.

J. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
KELOMPOK 12A DIII KEPERAWATAN
Pembawa Acara :
Setyaningtyas
Gigih Eko Santoso
Penyuluh :
Hardyantining Astuti
Zakiya Isnaini Fitri
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Komplikasi Kehamilan


Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 1999).
B. Apa itu Pre Eklampsia dan Eklamsia
Pre-eklamsi atau keracunan kehamilan sering juga disebut toksemia adalah penyakit
dengan tanda-tanda hipertensi, edema, proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit
ini umumnya terjadi pada triwulan ke-3 kehamilan, tetapi terjadi sebelumnya. (Saifudin,
2005 hal. 282 ).
Eklampsia adalah kondisi lanjutan dari Pre Eklamsia yang tidak teratasi dengan baik,
disertai kejang dan atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurolig.
C. Penyebab Terjadinya Pre Eklamsia dan Eklamsia
Ibu hamil mana pun dapat mengalami preeklamsia. Tapi, umumnya ada beberapa ibu
hamil yang lebih berisiko, yaitu :

1) Paritas : Primigravida atau ibu yang hamil untuk pertama kali.


2) Ibu dengan kehamilan bayi kembar.
3) Penyakit yang diderita : Ibu yang menderita diabetes, ginjal, hipertensi.
4) Umur : Hamil pertama di bawah usia 20 tahun atau pada 35 tahun.
5) Riwayat Kesehatan : Ibu yang pernah mengalami Pre Eklampsia pada kehamilan
sebelumnya akan ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya.
D. Bagaimana proses terjadinya Pre Eklampsia
Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan
air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus,
lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah
merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah akan
naik sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat
dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan
air yang berlebihan dalam ruangan interstitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena
retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi
perubahan pada glomerulus (Sinopsis Obstetri, Jilid I, Halaman 199).
E. Penggolongan Pre-eklamsia
Menurut Prof. Dr. Ruslam Muchtar dalam bukunya, Sinopsis Obstetri, Pre-eklamsi
dapat dibagi menjadi 2 golongan.
1. Pre-eklamsia Ringan
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau
lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.
b. Edema umum, kaki, jari tangan dan muka, atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih
perminggu.
c. Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih perliter, kwalitatif 1+ atau 2+ pada urin
kateter atau midstream untuk pemeriksaan laboratorium.
2. Pre-eklamsia Berat
a. Tekanan darah 160/110 mmhg atau lebih.
b. Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
c. Oliguria jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.
d. Adanya gangguan cerebral, gangguan usus dan rasa nyeri epigastriuma.
e. Adanya edema paru dan syanosis.

Eklamsi dapat dibagi menjadi 4 tingkat :


1) Tingkat awal atau aura
Bertahan 30 detik. Mata penderita terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan tangan
bergetar.
2) Tingkat kejang klonik
Bertahan kurang 30 detik, seluruh otot kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan
kaki bengkok kedalam. Pernapasan berhenti, muka sianotik, lidah dapat tergigit.
3) Tingkat kejang tonik
Kejang antara 1-2 menit, spasmus tonik menghilang. Semua otot berkontraksi dan
berulang-ulang dalam tempo cepat. Kejang berhenti dan penderita menarik nafas secara
mendengkur.
4) Tingkat Koma
F. Gejala dan Akibat Pre Eklampsia Pada Ibu dan Janin
Adanya Pre Eklampsia bisa diketahui dengan pasti, setelah pada pemeriksaan
didapatkan :
1. Hipertensi :
Temuan tekanan darah yang tinggi atau peningkatan tekanan darah dari
biasanya. Sebagai patokan digunakan batasan tekanan darah lebih dari 130/90 mmHg.
2. Bengkak :
Bengkak dapat mudah dikenal di daerah kaki dan tungkai. Pada kondisi yang lebih berat
didapatkan bengkak di seluruh tubuh. Pembengkakan ini terjadi akibat pembuluh kapiler
bocor, sehingga air yang merupakan bagian dari sel merembes keluar dan masuk ke dalam
jaringan tubuh dan tertimbun di bagian tersebut.
3. Protein dalam urin :
Ada kadar protein tinggi dalam urin karena gangguan pada ginjal. Gejala Pre Eklampsia
ringan menunjukkan angka kadar protein urin lebih tinggi dari 500 mg per 24 jam. Yang
parah dapat mencapai angka 5 gram dalam 24 jam. Produksi urin pun kurang dari 400 ml
per 24 jam.
4. Kenaikan berat badan :Kenaikan berat badan lebih dari 1,36 kg setiap minggu selama
trimester kedua, dan lebih dari 0,45 setiap minggu pada trimester ketiga. Berat badan yang
meningkat secara drastis akibat dari penimbunan cairan dalam tubuh.
5. Nyeri perut.
6. Sakit kepala yang berat beserta mual muntah
7. Perubahan pada refleks.
8. Penurunan produksi kencing atau bahkan tidak kencing sama sekali.
9. Ada darah di air kencing.

Terjadinya Eklamsia pada umumnya kejang yang didahului oleh semakin


memburuknya Pre Eklampsia dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala dibagian frontal,
gangguan penglihatan, mual, nyeri epigastrium dan hiperrefleksia.

G. Kerusakan akibat Pre Eklampsia


1. Otak : Dapat terjadi pembengkakan di otak sehingga timbul kejang dengan penurunan
kesadaran yang biasa disebut eklampsia. Dapat juga terjadi pecahnya pembuluh darah di
otak akibat hipertensi.
2. Paru-paru : Bengkak yang terjadi di paru-paru menyebabkan sesak napas hebat dan bisa
berakibat fatal.
3. Jantung : Ada payah jantung.
4. Ginjal : Ditemukan adanya gagal ginjal.
5. Mata : Bisa terjadi kebutaan akibat penekanan saraf mata yang disebabkan bengkak maupun
lepasnya selaput retina mata. Kebanyakan bersifat sementara. Kendati demikian,
pemulihannya memakan waktu cukup lama.
6. Sistem darah : Terjadi pecahnya sel darah merah dengan penurunan kadar zat pembekuan
darah.
7. Akibat pada janin :
Janin yang dikandung ibu hamil pengidap Pre Eklampsia akan hidup dalam rahim dengan
nutrisi dan oksigen di bawah normal. Kondisi ini bisa terjadi karena pembuluh darah yang
menyalurkan darah ke plasenta menyempit.
Karena buruknya nutrisi, pertumbuhan janin akan terhambat sehingga terjadi
 Bayi dengan berat lahir yang rendah.
 Janin dilahirkan kurang bulan (prematur),
 Biru saat dilahirkan (asfiksia)

H. Komplikasi Eklampsia
 Solusio plasenta
 Hipofibrinogenemia
 Hemolisis
 Perdarahan otak (penyebab utama kematian maternal
 Kelainan mata
 Edem paru
 Nekrosis hati

I. Pencegahan
1. Diet yang tepat dan sesuai.
Karena penyebab pastinya belum diketahui, maka pencegahan utama yang baik
adalah meminta ibu hamil untuk mengurangi konsumsi garam, meski dianggap tidak
efektif menurunkan risiko Pre Eklamsia. Makanan berorientasi pada 4 sehat 5
sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein dengan tambahan 1 butir telur tiap hari
2. Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya dan
disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring kearah punggung
janin sehingga aliran darah yang menuju plasenta tidak mengalami gangguan.
3. Pengawasan antenatal
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ke
tempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian :
- Uji kemungkinan Pre Eklampsia
 Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
 Pemeriksaan TFU
 Pemeriksaan kenaikan BB atau odema
 Pemeriksaan protein dalam urine
 Kalau mungkin dilakukanyya fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran
darah umum, dan pemeriksaan retina mata
- Penilaian kondisi janin dalam rahim
 Pemantauan TFU
 Pemeriksaan janin, gerakan janin dalam rahiim, DJJ dan pemantauan
air ketuban
 Usulkan untuk melakukan pemerikaan USG

4. Nutrisi yang cukup


Sebuah penelitian di tahun 2006, lebih dari 70 persen wanita yang mengkonsumsi
multivitamin dan menjaga berat tubuh sebelum hamil terbukti risiko terkena Pre Eklamsianya
lebih rendah. Suplemen nutrisi ditengarai mampu menurunkan risiko terkena Pre Eklamsia.
5. Perbanyak minum
Sangat dianjurkan ibu hamil untuk minum dalam jumlah yang banyak tiap hari.
Minuman yang baik adalah air putih, karna air akan mendorong garam ke luar tubuh.

J. Penanggulangan
Satu-satunya cara yang pling tepat untuk menangulangi Pre Eklampsia pada akhir
kehamilan adalah dengan mempercepat persalinan, tapi pada Pre Eklamsia di awal kehamilan,
yang bisa dilakukan adalah antara lain :
1. Bed rest
Menunggu waktu kelahiran bayi dengan istirahat total agar tekanan darah turun dan
meningkatkan aliran darah menuju plasenta, agar bayi dapat bertahan.
2. Pengobatan yang sesuai
Obat yang biasa direkomendasikan yaitu pemakaian obat penurun tekanan darah. Pada
preklamsia parah, obat corticosteroid dapat memperbaiki fungsi hati dan sel darah. Obat ini
juga dapat membantu paru-paru bayi tumbuh bila harus terjadi kelahiran prematur.
3. Melahirkan
Ini adalah cara terakhir mengatasi Pre Eklamsia. Pada Pre Eklamsia akut/parah, yang
akan menganjurkan kelahiran prematur untuk mencegah kemungkinan terburuk. Kelahiran ini
juga diperlukan kondisi minimal, seperti kesiapan tubuh ibu dan kondisi janin.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC. Jakarta

Saifudin, Abdul Bari dkk 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai