Makna Akuntansi Sosial Dan Sustainabilitas Sekaa S PDF
Makna Akuntansi Sosial Dan Sustainabilitas Sekaa S PDF
2
Politeknik Negeri Banjarmasin, Jl. Brigjen H. Hasan Basry, Kota Banjarmasin
Surel: musmini@yahoo.co.id; sirajudin@akuntansipoliban.ac.id
http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2016.08.7014
Kehadiran akuntansi sosial menjadi negara. Organisasi sosial ini ada yang ber-
menarik saat para peneliti berdiskusi ten- badan hukum dan tidak, namun masyara-
tang reframing social accounting (Bebbington kat sudah melakoni serta memaklumi ke-
dan Larrinaga 2014, Gray et al. 2014, dan beradaannya. Keberadaan organisasi sosial
Thomson 2014). Ternyata, akuntansi sosial ini menjadi penting sebagai sarana untuk
dapat dilihat dan dipahami dari berbagai mencapai tujuan tertentu dalam berma-
sudut pandang. Begitu pula organisasi nir- syarakat yang tidak dapat dicapai jika diker-
laba, akuntansi sosial sering diartikan se jakan secara individual.
bagai pertanggungjawaban (Ives, et al. 2004) Organisasi nirlaba lebih berfokus pada
yang mempunyai makna berbeda daripada pemenuhan kebutuhan anggotanya atau
pemahaman makna dalam perusahaan bis- masyarakat dari perspektif sosial, tanpa ber-
nis. Salah satu organisasi nirlaba tersebut tujuan untuk mencari laba, seperti orientasi
adalah perkumpulan sosial di masyarakat pada perusahaan bisnis. Dana yang dibu-
yang berfungsi sebagai sarana partisipasi tuhkan oleh organisasi nirlaba untuk akti-
mereka dalam pembangun an bangsa dan vitas operasional diperoleh dari sumbang
1. Makalah ini pernah diseminarkan pada Temu MAMI 2. Pendapat para anggotanya melalui melalui rapat
4, April 2016, Jakarta. dengan mengutamakan keterbukaan, kesepakatan,
dan tujuan kebaikan. Jadi tidak berdasarkan pada
pendapat pengurus semata.
156
157 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2016, Hlm. 156-170
an para anggota dan pihak lain yang tidak organisasi nirlaba tetap memerlukan alat
mengharapkan imbalan (Ives et al. 2004). komunikasi dalam aktivitas organisasinya
Bidang akuntansi lebih sering dikaitkan untuk menjembatani pihak manajemen
dengan bisnis yang berorientasi pada keun- dengan anggota ataupun pihak lain yang
tungan, atau perusahaan privat, pasar berkepen tingan (Suputra 2011). Akuntansi
perdagangan saham, dan lain-lain yang sebagai alat komunikasi dapat berfungsi
menekankan profitabilitas, efektifitas, dan sebagai sarana pertanggungjawaban sosial
efisiensi. Pada perkembangan selanjutnya, organisasi terhadap sumber daya yang digu-
akuntansi mengarah pada akuntansi sosial nakan oleh organisasi tersebut. Pengukuran
dengan adanya teori stakeholders yang tidak dalam aspek akuntansi sangat terkait de
hanya berorientasi pada profit saja tetapi ngan nilai. Namun dalam organisasi sosial
juga sosial dan lingkungan. Organisasi, mungkin mempunyai makna yang berbeda
baik itu perusahaan bisnis maupun organ- jika dibandingkan dengan entitas bisnis.
isasi nirlaba, melakukan operasionalnya Menurut Sukoharsono (2010) akuntansi
berdasarkan pada 3P, yaitu: profit, people, hadir dengan mendisiplinkan masyarakat,
dan planet (Elkington 1997). Laporan pada tidak hanya menghitung bagaimana bisnis
semua stakeholders yang terkena dampak atau organisasi berpenghasilan, namun juga
dari aktivitas perusahaan disebut dengan tri- mampu mendisiplinkan tiap-tiap individu
ple bottom line reporting (TBL). Triple bottom untuk peduli pada masalah sosial dan ling-
line reporting didefinisikan sebagai pelaporan kungannya. Adanya kepedulian pada ma-
yang menyediakan informasi tentang kinerja salah sosial dan lingkungan tersebut men-
ekonomi, lingkungan, dan sosial dari entitas jadi ranah atau lingkup bidang yang dihuni
atau organisasi. Implementasi triple bottom oleh akuntansi sosial.
line reporting ditujukan untuk menaksir Sekaa suka duka adalah salah satu or-
seberapa sustainable operasi sebuah orga ganisasi sosial tidak berbadan hukum yang
nisasi atau komunitas. Menurut Jackson et
berada di desa pakraman3. Organisasi ini ter-
al. (2011) pelaporan TBL adalah cara untuk
diri atas beragam kegiatan untuk membantu
menunjukkan bahwa perusahaan melaku-
setiap anggota saat mereka mempunyai ke-
kan aktivitasnya dengan baik, mendorong
giatan adat dan keagamaan (agama Hindu),
peningkatan transparansi, serta dapat me
baik itu yang berkaitan dengan keadaan su-
ngurangi ketidaktahuan stakeholders ter-
ka (contohnya: upacara pernikahan, potong
hadap informasi yang tersembunyi. Intinya,
gigi) maupun kedukaan (upacara kematian
perusahaan mempunyai tanggungja wab
anggota keluarga). Sekaa suka duka, seperti
sosial pada sumber daya yang digunakan
juga organisasi lain, mempunyai kekayaan,
dan tidak terolah. Dimensi sosial mencakup
modal, serta awig-awig yang mengikat se-
dampak perusahaan terhadap karyawan dan
luruh anggota. Oleh karena itu, sekaa suka
sistem sosial dalam komunitasnya. Dimensi
lingkungan melihat pengaruh kualitatif dan duka tidak terlepas dari pertanggungjawab
kuantitatif yang diperoleh dari sumber daya an yang merupakan akuntansi sosial, seperti
lokal, nasional, dan internasional. Terakhir, yang dikemukakan oleh Ives et al (2004).
dimensi ekonomi mencakup kinerja keuang Pertanggungjawaban dalam akuntansi so
an, arus modal, dan keterlibatan ekonomi sial sangat berkaitan dengan sustainabilitas
mereka dalam masyarakat. suatu organisasi. Akuntansi mempunyai
Organisasi nirlaba memiliki karakteris- peranan penting dalam mencapai sustain-
tik tidak bertujuan mencari laba. Hasil yang abilitas, seperti pendapat Gray dan Beb-
diperoleh dari aktivitas operasionalnya digu- bington (1998) dalam tulisannya mengenai
nakan untuk meningkatkan kesejahteraan akuntansi dan jiwa sustainabilitas. Perkem-
dalam bentuk pemberian insentif. Kegiatan bangan sustainabilitas cende rung mem-
organisasi nirlaba menunjukkan nuansa fokuskan akuntansi pada bagaimana meng
sosial karena dana yang terkumpul dari organisir dan mengatur aktivitas manusia
anggota ataupun donatur tidak akan mem- yang menjodohkan kebutuhan fisik dan
peroleh pembagian laba. Namun demikian, psikologi (Bebbington et al. 2014).
3. Desa pakraman adalah kesatuan masyarakat hu- ikatan khayangan tiga atau khayangan desa yang
kum adat di Propinsi Bali, yang mempunyai satu ke- mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan
satuan tradisi dan tata karma pergaulan hidup ma- sendiri serta hak mengurus rumah tangga sendiri.
syarakat umat Hindu secara turun-temurun dalam
Musmini, Sirajudin, Makna Akuntansi Sosial dan Sustainabilitas... 158
ngan batas-batas yang jelas, anggota (krama) dengan adanya pertemanan di antara be-
dengan persyaratan tertentu, khayangan ti- berapa orang dalam sebuah desa pakraman.
ga (tempat suci) atau pura lain yang mempu- Pada perkembangannya saat ini perteman-
nyai fungsi sama, otonomi baik keluar mau- an pendirinya dilanjutkan oleh masing-
pun ke dalam, dan kepengurusan memakai masing keturunannya, selain anggota baru
pemerintah adat. Masing-masing komponen yang bergabung. Sekaa suka duka Ekacita
desa pakraman dihubungkan berdasarkan Dharmajati mulai berdiri tahun 1967 de
pada peraturan (awig-awig) yang dirumus- ngan jumlah anggota hingga saat ini (tahun
kan bersama melalui paruman (rapat) krama 2016) sebanyak 180 orang. Anggota sekaa
desa pakraman, yang dilakukan oleh dewan suka duka ini adalah laki-laki yang telah
desa (Pitana 1994). Keberadaan desa pa menikah dan menjadi warga Desa Pakraman
kraman yang bersifat otonom tetap berada Dencarik. Adapun Desa Dencarik berada
di bawah dan mengikuti pemerintah formal, di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng,
yaitu Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bali. Jenis keanggotaan pada sekaa ini ada
Bali. Desa pakraman terdiri dari beberapa dua, yaitu keturunan anggota sekaa sebe-
banjar adat. Selain itu, desa ini juga terdapat lumnya dan baru (bukan keturunan ang-
organisasi-organisasi sosial kemasyarakat gota sekaa), dengan membayar uang masuk
an, yang merupakan organisasi nirlaba dan (saat ini Rp3.000.000,00). Sifat keanggotaan
mempunyai kepentingan tertentu. Misalnya: sekaa suka duka Ekacita Dharmajati dipi-
sekaa teruna, sekaa subak, sekaa subak lah menjadi dua jenis yaitu pengayah dan
abian, sekaa suka duka, sekaa banjar, dan pengampel. Pengayah adalah anggota sekaa
lainnya sesuai dengan tujuan yang ingin di- yang tinggal di Desa Pakraman Dencarik.
capai oleh kelompok masyarakat tersebut. Sedangkan pengampel adalah anggota sekaa
Sekaa suka duka dibentuk berdasar- yang berkedudukan di dura desa (di luar De-
kan pada persamaan kepentingan di antara sa Pakraman Dencarik).
anggota masyarakat desa pakraman. Jika Akuntansi sosial pada sekaa. Akun-
dilihat dari sejarahnya, sekaa terbentuk tansi sosial menurut Jahan (2010) dapat
karena pertemanan dan kebersamaan di memberikan informasi kualitatif dan kuanti-
antara beberapa masyarakat desa. Selain tatif untuk mengetahui kinerja dan persepsi
itu, mereka merasa saling membutuhkan masyarakat terhadap perusahaan. Saat ini
dan mempunyai kepedulian satu dengan pelaporan akuntansi sosial masih bersi-
yang lain untuk saling membantu di saat fat sukarela dan tidak ada standar untuk
kegiatan keagamaan. Awal dari pertemanan mengukur, melaporkan, dan mengevaluasi
tersebut memunculkan kesadaran untuk kinerja sosial perusahaan. Sehingga penulis
bekerja sama membentuk sebuah kelompok merasa bahwa perlu dibuat model kompre-
sosial. Tujuan terbentuknya sekaa suka du- hensif terhadap akuntansi sosial untuk me-
ka adalah untuk membantu para anggota di nyeragamkan pelaporan.
saat mereka mempunyai kegiatan adat dan Argumen yang menjadi dasar akuntan-
keagamaan, baik yang bersifat suka atau- si sosial adalah bahwa organisasi mempu
pun duka. Oleh karena itu, sekaa suka duka nyai kewajiban untuk memberikan informasi
ini sangat terkait dengan ritual keagamaan, yang berkaitan dengan interaksi sosial dan
adat istiadat, dan budaya pada agama Hindu lingkungan pada kelompok yang lebih luas
di Bali. Upacara agama Hindu di Bali biasa daripada sekedar pemangku kepentingan
dilakukan secara gotong royong. Kegiatan keuangan. Akuntansi berkaitan dengan dis-
keagamaan salah satu anggota sekaa akan lokasi sosial dan degradasi lingkungan yang
dibantu oleh anggota lainnya, dari persiapan muncul dari kapitalisme lanjut. Idealnya,
sampai pelaksanaan. Namun, penekanan informasi dibuat sebagai instrumen untuk
dalam praktiknya lebih tergambar pada saat memberi informasi kepada masyarakat demi
anggota sekaa mengalami duka atau peris- terciptanya demokrasi partisipatif. Namun,
tiwa kematian keluarga. Misalnya, jika salah penekanan ini tidak bersinergi dengan ke-
satu anggota keluarganya meninggal, maka pentingan publik dan sustainabilitas ling-
anggota sekaa lainnya dari sekaa tersebut kungan. Akuntansi sosial dapat berperan
berkewajiban membantu. Bentuk kewajiban sebagai agen perubahan dengan cara eman-
tersebut berkaitan dengan pelaksanaan upa- sipasi sehingga memengaruhi kesadaran
cara kematian menurut Hindu. budaya masyarakat sipil. Akuntansi sosial
Sekaa suka duka Ekacita Dharmajati dapat membawa masyarakat sipil berpikir
(selanjutnya akan disebut sekaa) diawali tentang cara akuntansi dapat berkontribusi
161 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2016, Hlm. 156-170
yang berkaitan dengan kedukaan salah satu bantuan dari anggota sekaa lainnya sangat
anggota sekaa. Kehadiran tanggungjawab berarti. Kesadaran tersebut ada karena ma-
tersebut semata karena keberadaan mere sing-masing anggota sekaa merasakan ada
ka (pengayah) yang hidup di lingkungan nya kebutuhan terhadap komitmen saling
Dencarik. membantu yang telah disepakati bersama
Anggota sekaa, baik pengayah maupun dalam organisasi sekaa tersebut. Berdasar-
pengampel, memaknai tanggungjawab seba kan adanya kesadaran dan kebutuhan yang
gai bagian dari kewajiban moral yang harus dimiliki masing-masing anggota sekaa, me-
dilaksanakan. Kewajiban moral setiap ang- nimbulkan rasa kebersamaan yang kental
gota sekaa, mereka artikan sebagai hukum pada organisasi tersebut. Pernyataan ini di-
sosial bagi para anggota sekaa. Makna per- ungkapkan oleh salah satu anggota sekaa,
tanggungjawaban sosial sebagai kewajiban yaitu:
moral atau hukum sosial masyarakat terse-
“Pada dasarnya setiap anggota
but diungkapkan dalam penyataan berikut:
sekaa sama-sama merasa mem-
“Semua yang dilakukan hanya punyai kebutuhan untuk ikut
berdasarkan beban moral saja, ngayah, alasannya karena saat
kalau tinggal di luar atau meran- mereka mempunyai kematian, ada
tau ke luar, dia dibijaksanai dan yang membantu. Selain tenaga
dimaklumi, tetapi kalau ting- dan dana bantuan, anggota sekaa
gal di desa, jika dia tidak datang juga dapat meminjam alat-alat
membantu, maka saat dia mem- untuk digunakan saat mempu-
punyai kegiatan, anggota yang ti- nyai kematian, misalnya pinjam
dak didatangi tersebut juga tidak asagan [tempat duduk bale-bale],
datang. Seperti arisan, ada yang ceng-ceng [alat music untuk upa-
ditaruh, ada yang diambil, gitu cara kematian], alat masak, dan
aja, hukum alam saja.” banyak lagi alat-alat yang dimil-
iki oleh sekaa bisa dipinjam ang-
Tanggungjawab sosial pada sekaa, di-
gotanya secara gratis. Karena itu
maknai sebagai kewajiban yang apabila ti-
anggota tersebut merasa sa ngat
dak bisa ditunaikan berdampak pada sanksi
terbantu dari masalah tenaga,
(sosial) antar anggota. Pernyataan di atas
dana, dan alat-alat. Jadi mereka
diperkuat lagi dengan adanya curahan peng
merasa mempunyai kebutuhan
alaman dari pengurus sekaa ketika mempu-
untuk ikut dalam sekaa”
nyai keluarga yang meninggal. Berikut ini
adalah penjelasan dari salah satu anggota
“Saat ada kedukaan, bantuan
sekaa:
diberikan pada yang berduka
“Walaupun pengurus diberikan 800.000 ribu, sisa sumbang
fasilitas [kebolehan tidak ngayah], an yang dipungut [sebesar Rp.
tetapi kadang-kadang kalau pen- 5.000 tiap anggota] dimasukkan
gurus itu tidak pernah datang kas. Kegiatan metebengan [ber-
ke tempat orang [anggota sekaa] gadang], ngae taring [membuat
yang punya kematian, saat dia tenda], masak, negen [memikul]
[pengurus] punya kematian, ang- angklung, negen wadah tergan-
gota sekaa [yang tidak didatangi tung permintaan halangan. Sekaa
ketika ada kematian] itu juga ti- banyak mempunyai alat dan ba-
dak datang” rang merasa puas karena saat
anggota memerlukan ayahan dan
Pengalaman serta pemaknaan pertang-
meminjam barang selalu tersedia,
gungjawaban sekaa di atas menjadi dasar
sehingga anggota merasa puas.
atau pandangan bahwa setiap anggota
Jadi, berapapun anggota yang pu-
sekaa mempunyai kesadaran untuk saling
nya kegiatan, supaya kita tidak
membantu tanpa ada yang memaksa. Ke-
kekurangan alat.”
matian seseorang seringkali datang secara
mendadak karena siapapun tidak mampu Pernyataan tersebut dapat diartikan,
meramalkannya. Sehingga, persiapan un- bahwa jika semua anggota yang didasari
tuk melakukan upacara kematian juga ti- oleh kesadaran sendiri, maka akan tercipta
dak dapat diprediksi. Pada kondisi tersebut, kebersamaan yang dimiliki oleh sekaa. Ke
163 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2016, Hlm. 156-170
4. Salah satu Kitab Ajaran Agama Hindu 6. Atman adalah jiwa atau roh yang bersemayam
5. Brahman adalah salah satu sebutan untuk Ida dalam semua mahluk
Sanghyang Widhi Wasa (Tuhan)
Musmini, Sirajudin, Makna Akuntansi Sosial dan Sustainabilitas... 164
dianggap kurang baik bagi pengelolaan hal yang memunculkan perbedaan pendapat
sekaa, kondisi seperti ini merupakan bibit dalam organisasi sekaa lebih dapat diterima
konflik yang perlu untuk diselesaikan de karena masing-masing anggota menghor
ngan keterbukaan. Selanjutnya, para ang- mati ikatan yang dimiliki oleh orang tua.
gota sekaa saling memberikan saran melalui Pernyataan tersebut juga didukung oleh ku-
sebuah diskusi untuk mencapai sebuah tipan berikut ini:
kese
pakatan terhadap masalah yang ada.
“Alasan lain terus hidup, karena
Hasil diskusi dan kesepakatan selalu diarah-
dasarnya adalah turun temu-
kan kepada tujuan untuk kebaikan bersama.
run, semula bapaknya, selanjut-
Berikut ini adalah kutipan yang menunjuk-
nya saat anaknya laki-laki ada 3
kan adanya keterbukaan, kesepakatan, dan
semuanya bisa menjadi anggota
tujuan untuk kebaikan bersama.
sekaa. Semua kegiatan dilakukan
“Walaupun saling sodok8, tetapi tidak terlalu dihitung, kurang le
tidak bias, untuk kebaikan ber- bih pekerjaan yang diambil dipa-
sama. Semua anggota bersifat ter- hami oleh semua anggota sekaa,
buka, jika ada masalah langsung sarag-sorog9, tidak kaku, tidak
dibicarakan, sehingga jika ada perhitungan. Semua jerih payah,
yang tidak baik, langsung diberi dengan berbagai bentuk dihargai
pemberitahuan. Intinya tidak ada oleh sekaa.”
saling tekan, semua mencari jalan
Sustainabilitas sekaa yang dimaknai
keluar untuk kebaikan bersama”
sebagai rasa hormat dan bakti kepada orang
Pengalaman sekaa dalam menyele- tua merupakan implementasi dari ajaran
saikan konflik telah menciptakan sustain- Hindu. Implemetasi ajaran agama Hindu ini
abilitas organisasi itu sendiri. Sejak berdiri disebut Guru susrusa dan sangat melekat
dari tahun 1967 sampai saat ini, organisasi pada internal anggota sekaa. Guru susrusa
Sekaa Suka Duka Ekacita Dharmajati ber- merupakan bagian dari Panca Niyamabrata
jalan sesuai dengan awig-awig yang telah (lima macam pengendalian diri) dalam aga-
disepakati walaupun dalam perkembangan- ma Hindu. Guru susrusa mempunyai arti
nya juga mengalami banyak masalah atau- mendengarkan atau memperhatikan ajaran-
pun konflik. Keterbukaan, kesepakatan, ajaran atau nasehat-nasehat guru10. Para
dan tujuan kebaikan yang mendukung sus- anggota sekaa menjalankan ajaran ini den-
tainabilitas organisasi sekaa tidak terlepas gan tindakan hormat dan bakti kepada wari-
dari kemauan setiap anggota untuk mene san orang tua (sebagai guru rupaka) yang
rima kesepakatan demi kebaikan organisasi. telah meninggalkan tradisi perkum pulan
Kemauan tersebut sangat berkaitan dengan untuk saling membantu dalam kegiatan ke-
pemaknaan mereka terhadap sustainabili- agamaan. Guru susrusa menjadi spirit aja-
tas organisasi sekaa yang didasari oleh rasa ran agama Hindu yang melekat pada setiap
hormat kepada leluhur (orang tua). anggota sekaa sehingga menciptakan sus-
Pendirian sekaa pada awalnya didasari tainabilitas organisas. Sustainabilitas yang
oleh pertemanan di antara beberapa orang dimaknai sebagai wujud dan hormat kepada
yang kemudian berkeinginan saling mem- guru, terutama kepada Guru Rupaka.
bantu satu sama lain saat mengadakan Pemahaman setiap anggota sekaa ten-
upacara keagamaan. Pada perkembangan tang makna akuntansi sosial dan sustain-
berikutnya, organisasi ini dilanjutkan oleh abilitas dilandasi pada pengalaman, telah
keturunan masing-masing anggota pendiri menyatu dengan adat dan budaya, dan ti-
yang lebih mengutamakan membantu ang- dak terlepas dari keyakinan pada nilai-nilai
gotanya yang mengalami kedukaan (kema- dalam ajaran agama Hindu. Keyakinan pada
tian). Pemaknaan sustainabilitas yang meru- ajaran agama berkaitan erat dengan keya-
pakan rasa hormat dan bakti kepada orang kinan manusia terhadap Tuhan. Keyakinan
tua juga didukung oleh penyataan:”Karena pada Tuhan pada aktivitas berorganisasi
turun temurun, lebih menerima”. Jadi, hal- dapat mewujudkan kelanggengan organisasi
8. Anggota sekaa saling mengeluarkan pendapat yang 10. Guru yang dimaksud terdiri dari Guru Rupaka
berbeda bahkan bertentangan (orang tua), Guru Pengajian (orang yang mengajar
9. Saling membantu sesuai kelebihan yang dimiliki dan mendidik kita), Guru wisesa (pemerintah), dan
masing-masing anggota sekaa Guru swadhyaya (Ida Sang Hyang Widi atau Tuhan
Yang Maha Esa)
167 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2016, Hlm. 156-170
nirlaba seperti sekaa suka duka Ekacita sustainabilitas menjadi tanda terjadinya
Dharmajati. metamorphosis perkembangan akuntansi
Hasil penelitan ini sejalan dengan sosial sebagai sebuah transformasi simbiotik
pendapat beberapa peneliti (Bebbington dan (Gray et al. 2014).
Larrinaga 2014, Gray et al. 2014, dan Thom- Pelaporan sustainabilitas pada fase se-
son 2014) tentang perkembangan penelitian lanjutnya serasa hanya terjebak pada tata-
akuntansi sosial dan sustainabilitas di masa ran materialisme (walau sudah memasukan
yang akan datang. Penelitian akuntansi so indikator etika) dan mengajak para peneliti
sial dan sustainabilitas dapat ditransformasi untuk menghasilkan konsep yang “beyond
untuk menjawab kompleksitas perubahan materiality” bagi akuntansi sustainabilitas
sosial dan ketidakpastian (Gray et al. 2014). (Sukoharsono 2010). Fenomena “beyond
Penelitian akuntansi sosial dan sustain- materiality” ini mencoba membuka kesadar
abilitas berkembang karena dampak ak- an adanya kerangkeng akuntansi (termasuk
tivitas manusia pada aktivitas organisasi. pelaporan sustainabilitas) yang hanya ber-
Pendekat an ilmu sustainabilitas bertujuan kutat pada angka moneter dan sejumlah ta-
untuk menginvestigasi bagaimana disi plin bel jurnal transaksi ekonomi dengan merela-
ilmu dapat membangun pengetahuan dan sikannya pada aspek spiritualitas dan meta-
meningkatkan perkembangan sustainabili- fisika (Sukoharsono 2010). Masuknya aspek
tas (Bebbington dan Larrinaga 2014). Pada spiritualitas atau holy spirit sebagai sebuah
akhirnya penulis merasa perlu membangun kesadaran. Kesadaran spiritualitas inilah
keberhasilan penelitian akuntansi sosial dan yang menurut Sukoharsono (2010) menjadi
merefleksikan dampak praktiknya. Peneli urgent demi terjaganya kelestarian lingkun-
tian-penelitian akuntansi sosial selanjut- gan dan kepedulian sosial dan mempertegas
nya mengarah pada melahirkan pendidikan adanya relasi yang erat antara akuntansi
akuntansi sosial dan lingkungan beserta ri- sustainabilitas bagi organisasi dengan un-
setnya (Thomson 2014). sur spiritualitas11.
Sukoharsono (2010) memetakan per Usaha menghadirkan kesadaran spiri-
kembangan semua riset tentang akuntansi tualitas dalam kegiatan sekaa suka duka
sosial dan lingkungan sejak era Howard Ekacita Dharmajati terlihat sejak perkum
Bowen di tahun 1953 hingga era millennium pulan ini dibentuk hingga generasi kekinian
di tahun 2008 menjadi 10 fase. Pada fase yang ada sekarang. Spiritualitas ajaran Hin-
awal, Bowen menginspirasi lahirnya tang- du seperti Tat Twam Asi dan Guru susrusa
gung jawab sosial bagi pelaku bisnis untuk menjadi modal non materi anggota sekaa
menyelaraskan tujuan mereka dengan nilai- yang dijaga kelestariannya dan menjadi
nilai masyarakat. Nilai-nilai masyarakat kunci keberadaan akuntansi sosial dan sus-
menjadi isu inti yang terus mengisi dan digali tainabilitas yang “beyond materiality”. Pene-
dalam perkembangan akuntansi sosial, dan litian ini menunjukkan bahwa implementasi
tidak jarang membawa teropong tersebut akuntansi sosial dan sustainabilitas dengan
kepada dampak atas kegiatan bisnis yang basis spiritualitas sudah embedded pada
terus berkembang dengan massif dan men- institusi masyarakat yang masih memegang
global. Perhatian pentingnya dampak sosial prinsip-prinsip tradisional. Prinsip-prinsip
tersebut terus bergulir dan mengarah pada tradisional tersebut pada situs ini terlihat
pemahaman yang komprehensif terhadap dari kentalnya ajaran spiritualisme Hindu
akuntansi sosial sehingga memunculkan yang membaur menjadi budaya tradisional
ide-ide tentang pengukuran atas tanggung kegiatan sehari-hari mereka.
jawab tersebut, semisal balance scorecard
hingga pelaporan sustainabilitas yang diini- SIMPULAN
siasi Global Reporting Initiative (hasil kola Akuntansi pada organisasi nirlaba lebih
borasi antara LSM Coalition for Environmen- diartikan sebagai sebuah pertanggungjawab
tally Responsible Economies dan the United an kepada stakeholders. Perkembangan
Nations Environment Programmes (UNEP) akuntansi tersebut mengarah ke akuntansi
(Sukoharsono 2010). Kelahiran pelaporan sosial didasari oleh triple bottom line (Elking-
ton 1997) yang menekankan pertanggung- dari pertemanan di antara orang tua anggota
jawaban stakeholders pada tiga aspek (profit, sekaa. Rasa hormat dan bakti pada orang
people, and planet). Pada organisasi nirlaba, tua tindakan keseharian anggota sekaa
people yang dimaksud termasuk juga pengu- yang merupakan implementasi dari ajaran
rus dan anggotanya. agama Hindu dianut oleh anggota sekaa,
Akuntansi hadir untuk mendisiplinkan yaitu ajaran Guru susrusa. Guru susrusa
individu untuk peduli pada masalah sosial adalah bagian dari pengendalian diri dalam
dan lingkungan, termasuk masalah spiritual bentuk mendengarkan dan memperhatikan
transendental (Sukoharsono 2010). Selain ajaran atau nasehat guru. Salah satu guru
itu, akuntansi juga merupakan jiwa sustain- yang harus dihormati adalah Guru rupaka
abilitas dalam organisasi, karena mempu (orang tua), yang kemudian menjadi dasar
nyai peranan penting dalam sustainabilitas. terciptanya sustainabilitas pada organisasi
Permasalahan dalam organisasi dapat diata- sekaa. Jadi, setiap anggota sekaa mengha-
si dari dimensi spiritualitas dan transenden- dapi permasalahan pada organisasi dengan
tal, sehingga menjadi aman dan sustainable sikap lebih menerima karena mempunyai
(Gray dan Bebbington 1998). rasa hormat dan bakti kepada orang tua.
Berdasarkan pembahasan di atas, pe Sustainabilitas dimaknai sebagai suatu si-
nulis mengambil kesimpulan tentang makna kap yang lebih mengutamakan fleksibilitas
akuntansi sosial dan sustainabilitas sekaa kebijakan organisasi sesuai dengan lebih
dari sudut pandang para anggota. Mereka bertoleransi pada kemauan anggotanya. Pe-
memaknai akuntansi pertanggungjawaban maknaan sustainabilitas oleh sekaa sejalan
sosial sebagai tanggungjawab moral. Tang- dengan pendapat Suyudi (2012) yang men-
gungjawab moral didasari oleh adanya ke- gatakan bahwa kinerja ekonomi, sosial, dan
sadaran untuk saling membantu, terutama lingkungan tidak dapat dicapai tanpa ada
saat mempunyai kedukaan (kematian). Ke nya kinerja spiritual.
sadaran yang dimiliki muncul karena mereka Kelanggengan organisasi nirlaba be-
merasa mempunyai kebutuhan untuk ikut rakar dari bagaimana cara anggota dalam
dalam organisasi sekaa demi tujuan kebaik memaknai akuntansi sosial dan sustain-
an bersama. Sehingga saat anggota sekaa abilitas organisasinya. Akuntansi sosial dan
tersebut mendapatkan musibah, ada ang- sustainabilitas dengan kesadaran yang di-
gota sekaa lainnya yang datang membantu. landasi oleh spiritualitas dapat menjadi ba-
Tindakan sekaa tersebut tidak terlepas gian pertanggungjawaban manusia kepada
dari salah satu ajaran agama Hindu yang Tuhan. Spiritualitas berbaur dengan budaya
mereka anut, yaitu Tat Twam Asi. Tat Twam dan diimplementasikan pada kehidupan
Asi adalah ajaran kesusilaan yang mempu sehari-hari.
nyai arti “aku adalah kamu” atau kita semua
sama, menyatu dalam rasa atau manunggal. DAFTAR RUJUKAN
Jika salah satu anggota sekaa mengalami ke- Bebbington, J. dan C. Larrinaga. 2014. “Ac-
susahan (peristiwa kematian), maka anggota counting and Sustainable Develop-
sekaa lainnya juga akan merasakan. Mereka ment: An Exploration”. Accounting, Or-
tergerak bersama-sama untuk membantu ganizations and Society, Vol. 39, hlm
anggota sekaa yang mempunyai kesusah 395-413.
an. Tindakan saling membantu menunjuk- Bebbington, J., J. Unerman, dan B. O’Dwyer.
kan organisasi sekaa lebih mengutamakan 2014. Sustainability Accounting and Ac-
sosial dibandingkan pertanggungjawaban countability. Routledge.
keuangan. Sehingga makna akuntansi sosi Creswell, J. W. 2007. Qualitative Inquiry and
al bagi mereka berkaitan dengan nilai saling Research Design: Choosing among Five
menghormati, membantu, dan bekerjasama Approaches. Sage Publications. London
di antara anggota sekaa. Creswell, J. W. 2010. Research Design:
Sustainabilitas pada organisasi sekaa Qualitative, Quantitative, and Mix Meth-
dimaknai sebagai kemauan menerima pe ods Approaches. Achmad Fawaid (pen-
mecahan masalah yang dihadapi organisasi erjemah). Research Design: Pendeka-
melalui keterbukaan, kesepakatan, dan tan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
tujuan untuk kebaikan. Kemauan untuk Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
menerima solusi konflik dalam organisasi Dey, C. 2007. “Social Accounting at Traid-
sekaa didasari oleh rasa hormat dan bakti craft plc: A Struggle for the Meaning of
kepada orang tua, karena sekaa terbentuk Fair Trade”. Accounting, Auditing dan
169 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2016, Hlm. 156-170
Suyudi, M. 2012. ”Konsep Quardrangle Bot- Triyuwono, I. 2013. (Makrifat) Metode Pene-
tom Line (QBL) dalam Praktik Sustain- litian Kualitatif (dan Kuantitatif) untuk
ability Reporting Dimensi ”Spiritual Pengembangan Disiplin Akuntasi. Sim-
Performance”. Jurnal Akuntansi Multi posium Nasional Akuntansi 16. 25 – 27
paradigma, Vol. 3, No. 1, hlm 1-14. September. Manado.
Thomson, I. 2014. “Responsible Social Ac- Weerawardena, J., R.E. McDonald, dan G.S.
counting Communities, Symbolic, Mort. 2010. “Sustainability of Nonprofit
Activism and Reframing of Social Ac- Organizations: An Empirical Investiga-
counting. A commentary on New Ac- tion”. Journal of World Business, Vol.
counts: Toward a Reframing of Social 45, hlm 346-356.
Accounting”. Accounting Forum, Vol. Wirajaya, A. 2014. Studi Etnografi tentang
38, hlm 274-277. Akuntabilitas Organisasi Sekaa Desa
Thomson, I., S. Grubnic, dan G. Georgako- Adat Kuta Bali. Disertasi Tidak Terpub-
poulos. 2014. “Exploring Accounting likasi. Program Pasca Sarjana Universi-
Sustainability Hybridisation in UK Pu tas Brawijaya. Malang.
blic Sector”. Accounting, Organizations
and Society, Vol. 39, hlm 453-476.