Anda di halaman 1dari 15

MAKNA AKUNTANSI SOSIAL DAN SUSTAINABILITAS SEKAA SUKA DUKA1

Lucy Sri Musmini1)


Sirajudin2)

Universitas Pendidikan Ganesha, Jl. Udayana No. 11 Singaraja Bali


1)

2
Politeknik Negeri Banjarmasin, Jl. Brigjen H. Hasan Basry, Kota Banjarmasin
Surel: musmini@yahoo.co.id; sirajudin@akuntansipoliban.ac.id

http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2016.08.7014

Abstrak: Makna Akuntansi Sosial dan Sustainablitas Sekaa Suka


Duka. Penelitian bertujuan memahami makna akuntansi sosial dan
sustainabilitas di Sekaa Suka Duka Ekacita Dharmajati Desa Pakra-
man Dencarik dengan pendekatan fenomenologi transendental. Temuan
mengungkap keberadaan nilai saling menghormati pada organisasi
sekaa suka duka yang mewujud pada saling membantu dan bekerja
sama. Walaupun terdapat penggunaan uang dalam operasional organ-
isasi, namun ada penghargaan dan sanksi yang lebih mengikat di setiap
tindakan sosial bagi para anggotanya. Sustainabilitas organisasi sekaa
dimaknai oleh sekaa yang mengutamakan fleksibilitas kebijakan dengan
lebih bertoleransi kepada paras2 anggotanya.
Jurnal Akuntansi Multiparadigma
JAMAL Abstract: The Meaning of Social and Sustainability Accounting of
Volume 7
Nomor 2
Seeka Suka Duka. This research aims to understand the meaning of so-
Halaman 156-323 cial accounting and sustainability in Sekaa Suka Duka Ekacita Dharmajati
Malang, Agustus 2016 Desa Pakraman Dencarik with transendental phenomenology approach.
ISSN 2086-7603
e-ISSN 2089-5879
The findings reveal that there is a value of mutual respect, mutual trust,
and cooperation among members of sekaa. Although money is utilized in
Tanggal Masuk: the operations of the organization, there are rewards and sanctions that
20 Juni 2016 are more binding in all social actions of it members. Sustainability orga-
Tanggal Revisi: nization sekaa is interpreted by sekaa who prioritizes flexibility policies
29 Juni 2016 which is more tolerant to the paras of its members.
Tanggal Diterima:
28 Juli 2016
Kata kunci: akuntansi sosial, sustainabilitas, sekaa, organisasi.

Kehadiran akuntansi sosial menjadi negara. Organisasi sosial ini ada yang ber-
menarik saat para peneliti berdiskusi ten- badan hukum dan tidak, namun masyara-
tang reframing social accounting (Bebbington kat sudah melakoni serta memaklumi ke-
dan Larrinaga 2014, Gray et al. 2014, dan beradaannya. Keberadaan organisasi sosial
Thomson 2014). Ternyata, akuntansi sosial ini menjadi penting sebagai sarana untuk
dapat dilihat dan dipahami dari berbagai mencapai tujuan tertentu dalam berma-
sudut pandang. Begitu pula organisasi nir- syarakat yang tidak dapat dicapai jika diker-
laba, akuntansi sosial sering diartikan se­ jakan secara individual.
bagai pertanggungjawaban (Ives, et al. 2004) Organisasi nirlaba lebih berfokus pada
yang mempunyai makna berbeda daripada pemenuhan kebutuhan anggotanya atau
pemahaman makna dalam perusahaan bis- masyarakat dari perspektif sosial, tanpa ber-
nis. Salah satu organisasi nirlaba tersebut tujuan untuk mencari laba, seperti orientasi
adalah perkumpulan sosial di masyarakat pada perusahaan bisnis. Dana yang dibu-
yang berfungsi sebagai sarana partisipasi tuhkan oleh organisasi nirlaba untuk akti-
mereka dalam pembangun­ an bangsa dan vitas operasional diperoleh dari sumbang­

1. Makalah ini pernah diseminarkan pada Temu MAMI 2. Pendapat para anggotanya melalui melalui rapat
4, April 2016, Jakarta. dengan mengutamakan keterbukaan, kesepakatan,
dan tujuan kebaikan. Jadi tidak berdasarkan pada
pendapat pengurus semata.

156
157 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2016, Hlm. 156-170

an para anggota dan pihak lain yang tidak organisasi nirlaba tetap memerlukan alat
mengharapkan imbalan (Ives et al. 2004). komunikasi dalam aktivitas organisasinya
Bidang akuntansi lebih sering dikaitkan untuk menjembatani pihak manajemen
dengan bisnis yang berorientasi pada keun- dengan anggota ataupun pihak lain yang
tungan, atau perusahaan privat, pasar berkepen­ tingan (Suputra 2011). Akuntansi
perdagangan saham, dan lain-lain yang sebagai alat komunikasi dapat berfungsi
menekankan profitabilitas, efektifitas, dan sebagai sarana pertanggungjawaban sosial
efisiensi. Pada perkembangan selanjutnya, organisasi terhadap sumber daya yang digu-
akuntansi meng­arah pada akuntansi so­sial nakan oleh organisasi tersebut. Pengukuran
dengan adanya teori stakeholders yang tidak dalam aspek akuntansi sangat terkait de­
hanya berorientasi pada profit saja tetapi ngan nilai. Namun dalam organisasi sosial
juga sosial dan lingkungan. Organisasi, mungkin mempunyai makna yang berbeda
baik itu perusahaan bisnis maupun organ- jika dibandingkan dengan entitas bisnis.
isasi nirlaba, melakukan operasionalnya Menurut Sukoharsono (2010) akuntansi
berdasarkan pada 3P, yaitu: profit, people, hadir dengan mendisiplinkan masyarakat,
dan planet (Elkington 1997). Laporan pada tidak hanya menghitung bagaimana bisnis
semua stakeholders yang terkena dampak atau organisasi berpenghasilan, namun juga
dari aktivitas perusahaan disebut dengan tri- mampu mendisiplinkan tiap-tiap individu
ple bottom line reporting (TBL). Triple bottom untuk peduli pada masalah sosial dan ling-
line reporting didefinisikan sebagai pelaporan kungannya. Adanya kepedulian pada ma-
yang menyediakan informasi tentang kinerja salah sosial dan lingkungan tersebut men-
ekonomi, lingkungan, dan sosial dari entitas jadi ranah atau lingkup bidang yang dihuni
atau organisasi. Implementasi triple bottom oleh akuntansi sosial.
line reporting ditujukan untuk menaksir Sekaa suka duka adalah salah satu or-
seberapa sustainable operasi sebuah orga­ ganisasi sosial tidak berbadan hukum yang
nisasi atau komunitas. Menurut Jackson et
berada di desa pakraman3. Organisasi ini ter-
al. (2011) pelaporan TBL adalah cara untuk
diri atas beragam kegiatan untuk membantu
menunjukkan bahwa perusahaan melaku-
setiap anggota saat mereka mempunyai ke-
kan aktivitasnya dengan baik, mendorong
giatan adat dan keagamaan (agama Hindu),
peningkatan transparansi, serta dapat me­
baik itu yang berkaitan dengan keadaan su-
ngurangi ketidaktahuan stakeholders ter-
ka (contohnya: upacara pernikahan, potong
hadap informasi yang tersembunyi. Intinya,
gigi) maupun kedukaan (upacara kematian
perusahaan mempunyai tanggungja­ wab
anggota keluarga). Sekaa suka duka, seperti
sosial pada sumber daya yang digunakan
juga organisasi lain, mempunyai kekayaan,
dan tidak terolah. Dimensi sosial mencakup
modal, serta awig-awig yang mengikat se-
dampak perusahaan terhadap karyawan dan
luruh anggota. Oleh karena itu, sekaa suka
sistem sosial dalam komunitasnya. Dimensi
lingkungan melihat pengaruh kualitatif dan duka tidak terlepas dari pertanggungjawab­
kuantitatif yang diperoleh dari sumber daya an yang merupakan akuntansi sosial, se­perti
lokal, nasional, dan internasional. Terakhir, yang dikemukakan oleh Ives et al (2004).
dimensi ekonomi mencakup kinerja keuang­ Pertanggungjawaban dalam akuntansi so­
an, arus modal, dan keterlibatan ekonomi sial sa­ngat berkaitan dengan sustainabilitas
mereka dalam masyarakat. suatu organisasi. Akuntansi mempunyai
Organisasi nirlaba memiliki karakteris- peranan penting dalam mencapai sustain-
tik tidak bertujuan mencari laba. Hasil yang abilitas, seperti pendapat Gray dan Beb-
diperoleh dari aktivitas operasionalnya digu- bington (1998) dalam tulisannya mengenai
nakan untuk meningkatkan kesejahteraan akuntansi dan jiwa sustainabilitas. Perkem-
dalam bentuk pemberian insentif. Kegiatan bangan sustainabilitas cende­ rung mem-
organisasi nirlaba menunjukkan nuansa fokuskan akuntansi pada bagaimana meng­
sosial karena dana yang terkumpul dari organisir dan mengatur aktivitas manusia
anggota ataupun donatur tidak akan mem- yang menjodohkan kebutuhan fisik dan
peroleh pembagian laba. Namun demikian, psikologi (Bebbington et al. 2014).

3. Desa pakraman adalah kesatuan masyarakat hu- ikatan khayangan tiga atau khayangan desa yang
kum adat di Propinsi Bali, yang mempunyai satu ke- mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan
satuan tradisi dan tata karma pergaulan hidup ma- sendiri serta hak mengurus rumah tangga sendiri.
syarakat umat Hindu secara turun-temurun dalam
Musmini, Sirajudin, Makna Akuntansi Sosial dan Sustainabilitas... 158

Organisasi nirlaba bertujuan untuk maupun sebuah fenomena (Creswell 2007).


menciptakan nilai sosial (social value) dan Moustakas (1994) memosisikan fenome­
kesejahteraan ekonomi (economic wealth) nologi sebagai sebuah usaha menunjukkan
(Felicio et al. 2013). Selain keuangan, per- diri dengan tujuan membuat sesuatu men-
tanggungjawaban sosial sangat penting jadi lebih jelas dan terang. Istilah fenome­
dilakukan pada sekaa suka duka. Sekaa nologi memiliki arti khusus seba­gai bidang
suka duka Ekacita Dharmajati merupakan ilmu yang mempelajari fenome­na-fenomena
sebuah kelompok mayarakat kecil yang me- (gejala) dalam kehidupan sehari-hari dengan
miliki kesamaan nilai, perilaku, keyakinan, menggali dan mengungkap sesuatu yang
dan bahasa dalam melakukan aktivitas. nampak dengan menyertakan kesadaran
Motivasi penelitian ini adalah untuk mene- manusia sebagai bagian utama (Niswatin
laah kemampuan sekaa suka duka dalam 2014).
bertahan cukup lama yang dapat dikatakan Fenomenologi secara istilah dapat
sustainable, dengan berbagai permasalah­ dipahami sebagai aliran yang membicarakan
an yang dihadapi. Di sisi lain, sekaa suka gejala atau fenomena atau segala sesuatu
duka adalah organisasi nirlaba dengan pe­ yang tampak dan yang menampakkan diri.
ngelolaan keuangan relatif sedikit. Intinya, Fenomenologi memandang komunikasi se-
tulisan ini menelusuri dan mengungkap- bagai sebuah proses membagi pengalaman
kan pemahaman tentang makna akuntansi pribadi informan melalui alur dialog atau
sosial dan sustainabilitas pada sekaa suka percakapan dan kebermaknaannya. Tujuan
duka. Bagian kedua tulisan ini mengurai- penelitian fenomenologi adalah menemukan
kan pendekatan fenomenologi transendental dan mengungkap kesadaran dan pemaham­
yang digunakan untuk memahami makna an yang mendalam tentang bagaimana ma-
dari topik penelitian. Bagian ketiga meng­ nusia mengalami sesuatu.
uraikan hasil penelitian tentang akuntansi Fenomenologi pada awalnya meru-
sosial pada sekaa. Bagian keempat meng­ pakan kajian filsafat dan sosiologi. Lang­
drige (2007) menyebut fenomenologi sebagai
uraikan dan mendiskusikan hasil penelitian
studi tentang pengalaman manusia dan
tentang sustainabilitas pada sekaa. Tera­­
cara manusia mempersepsikan sesuatu
khir, penulis menyampaikan beberapa sim-
atau objek sebagaimana dalam kesadaran-
pulan sementara penelitian.
nya. Fenomenologi kemudian berkembang
sebagai semacam metode riset yang diterap-
METODE
kan dalam berbagai ilmu sosial, termasuk
Penelitian ini termasuk penelitian kua­
akuntansi sebagai salah satu varian dalam
litatif, yang bertujuan memahami fenomena
penelitian kualitatif dengan menggunakan
subjek penelitian dengan menggali makna
payung paradigma interpretif.
para individu atau kelompok atas masalah Penelitian ini menggunakan pendekat­
sosial atau kemanusiaan (Creswell 2010:4). an fenomenologi transendental Husserl
Penelitian kualitatif seringkali menghasilkan yang sarat karakteristik intensionality (ke­
gabungan antara representasi dan presenta- terarahan) sebagai wujud dari kesadaran
si esensial temuan penting dari sistesis ana­ transendental. Pendekatan ini berfokus
listik data. Penelitian kualitatif yang dilaku- pada konsep, peristiwa, atau pengalaman
kan dalam penelitian ini meliputi: melaku- hidup manusia. Fenomenologi transeden-
kan dokumentasi hasil observasi budaya, tal Husserl memahami kesadaran alamiah
wawasan dan pemahaman baru mengenai se­
bagai satu-satunya sumber keterarahan
kompleksitas individu dan sosial, evaluasi yang dipengaruhi oleh pengalaman sub-
efektifitas program atau kebijakan, memberi jek dan masing-masing kesadaran alamiah
sentuhan seni pada makna manusia, dan inilah yang akan menggambarkan sebuah
atau kritik tatanan sosial dan keadilan so­ fenomena (Niswatin 2014).
sial (Saldaña 2011). Fenomenologi transendental Huserl
Penelitian kualitatif di beberapa riset berfokus pada studi kesadaran yang ber-
yang menggunakan pendekatan fenome- pusat pada “Aku”. Manusia satu dan lain-
nologi bertujuan untuk menghadirkan kesa­ nya adalah “Aku” yang berbeda. Perbedaan
daran dan pemahaman mendalam tentang apa yang dialami masing-masing “Aku”, yang
bagaimana manusia mengalami sesuatu membentuk persepsi, ingatan, ekspek­ tasi,
(Saldaña 2011). Pendekatan fenomenologi dan fantasi berbeda (Huserl 2006). “Aku”
ini memberikan perhatian yang lebih pada adalah pusat dari lingkungan (the zero point)
deskripsi tentang objek sebuah konsep menurut Hussel (2006: 6).
159 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2016, Hlm. 156-170

“Each I find it self of a system of HASIL DAN PEMBAHASAN


coordinates, as a middle point, so Organisasi yang tidak berorientasi
to speak a zero-point in reference to mencari laba (NPO) adalah secara hukum di-
which the I consider, arranges, and larang menyalurkan laba kepada pemegang
cognizes all things of the world, the saham atau manajer. Keberadaan organisasi
already known or the unknown. nirlaba mempunyai berbagai macam tujuan
But each I apprehends this middle antara lain kesehatan dan keselamatan
point as something relative.” masyarakat, pendidikan, amal, persediaan
Pengalaman “Aku” berada pada ruang makanan, pakaian, dan tempat perlindung­
dan waktu tertentu. Pengalaman yang mem- an, tenaga kerja, olah raga, politik, keyakin­
bentuk intuisi “Aku” merupakan asumsi an, pembelaan, sukarelawan, kelompok per-
metode penelitian yang menekankan pada saudaraan, bisnis pendukung, dan hak asasi
pemahaman pentingnya intensi (niat). Inten- manusia. Bagi organisasi nirlaba, sustaina­
si sangat penting untuk tujuan memahami bilitas berarti cara bertahan agar organisasi
apa yang dialami “Aku” saat melakukan pe- selalu dapat melayani anggotanya. Intinya,
maknaan atas suatu hal tertentu (Kamayan- sustainabilitas pada organisasi nirlaba be-
ti 2016:151). Pemaknaan sesuatu oleh ’’Aku” rarti mampu menjalankan komitmen kepada
berkembang sesuai dengan apa yang dialami klien, pendukung dan komunitasnya. Komit-
masing-masing “Aku” (tentu berbeda-beda) men merupakan alasan bagi pemangku ke-
membentuk pengalaman setiap “Aku”. pentingan untuk memberikan keparcayaan-
Ciri pendekatan transendental ini nya pada organisasi nirlaba (Weerawardena
adalah mempelajari bentuk-bentuk pengala- et al. 2010 dan Mort 2010). Berbagai jenis
man para informan yang mengalaminya se- organisasi nirlaba telah berkembang selama
cara langsung dengan menyertakan ekstensi ini. Salah satu organisasi yang telah lama
atau proses pemahaman (memperhatikan berkembang di daerah Bali adalah sekaa
makna dan hal-hal yang bersifat subyek- suka duka.
tif di balik apa yang terlihat). Makna yang Kegiatan sekaa suka duka selain
diperoleh pada penelitian ini dapat sangat berkaitan dengan ritual keagamaan juga
beragam atau tidak tunggal, yang dapat mencakup adat istiadat. Pelaksanaan (dari
memperkaya ilmu pengetahuan (Triyuwono persiapan sampai pelaksanaan) upacara
2013). agama dalam agama Hindu di Bali biasanya
Berdasarkan paparan di atas, pene- dilakukan dengan cara gotong royong. Kegi­
litian ini mengekplorasi makna akuntansi atan seorang anggota sekaa akan dibantu
sosial pada organisasi sekaa suka duka oleh anggota sekaa suka duka lainnya, se-
melalui proses pengalian kesadaran para in- lain juga oleh keluarga yang melaksanakan
forman terkait pengalamannya dalam men- upacara tersebut. Sekaa suka duka meru-
jalankan kegiatan sosial mereka selama ini.
pakan organisasi nirlaba. Organisasi nir-
Koleksi dan analisis data pada fenomenologi
laba tentu mempunyai karakteristik yang
dilakukan melalui proses yang simultan
menye­rupai organisasi sosial lainnya. Sekaa
yang disebut epoche atau bracketing. Epo­
suka duka mempunyai awig-awig (aturan
che yaitu pengurungan makna yang harus
adat pada sistem sosial budaya Bali) seba­
disertai dengan pemahaman bahwa pemak-
gai pedoman mereka menjalankan kegiatan
naan tersebut muncul pada ruang dan wak-
tu tertentu, yang merupakan pengalaman organi­sasinya. Selain itu awig-awig juga ter-
“Aku”nya informan (Kamayanti 2016:154). dapat aturan keuangan organisasi tersebut.
Hasilnya dibuatkan manuskripsnya dan Sekaa suka duka adalah organisasi so-
dipilih hasil wawancara yang mengan­ dung sial yang berada di desa pakraman dengan
makna nilai-nilai yang melekat dalam ke­ kegiatan membantu anggotanya saat mereka
giatan sekaa suka duka. Selanjutnya peneliti melakukan upacara agama baik saat suka
menjabarkan makna-makna atas nilai yang maupun duka. Kelembagaan desa di Bali
ada sebagai temuan atas spirit atau sema­ dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dinas
ngat keberlangsungan organisasi Sekaa dan adat atau pakraman. Desa dinas meru-
Suka Duka Ekacita Dharmajati di Desa Pa­ pakan kesatuan masyarakat hukum yang
kraman Dencarik. Proses pembahasan dan memiliki batas-batas wilayah dan berwenang
analisis fenomenologi dari penelitian ini ha- untuk mengatur serta mengurus kepenting­
rus dikaitkan satu sama lain, sehingga men- an masyarakat setempat. Adapun ciri-ciri
jadi satu kesatuan untuk memperoleh suatu desa pakraman yang merupakan organisasi
makna. sosial di antaranya: mempunyai wilayah de­
Musmini, Sirajudin, Makna Akuntansi Sosial dan Sustainabilitas... 160

ngan batas-batas yang jelas, anggota (krama) dengan adanya pertemanan di antara be-
dengan persyaratan tertentu, khayangan ti- berapa orang dalam sebuah desa pakraman.
ga (tempat suci) atau pura lain yang mempu- Pada perkembangannya saat ini perteman-
nyai fungsi sama, otonomi baik keluar mau- an pendirinya dilanjutkan oleh masing-
pun ke dalam, dan kepengurusan memakai masing keturunannya, selain anggota baru
pemerintah adat. Masing-masing komponen yang bergabung. Sekaa suka duka Ekacita
desa pakraman dihubungkan berdasarkan Dharmajati mulai berdiri tahun 1967 de­
pada peraturan (awig-awig) yang dirumus- ngan jumlah anggota hingga saat ini (tahun
kan bersama melalui paruman (rapat) krama 2016) sebanyak 180 orang. Anggota sekaa
desa pakraman, yang dilakukan oleh dewan suka duka ini adalah laki-laki yang telah
desa (Pitana 1994). Keberadaan desa pa­ menikah dan menjadi warga Desa Pakraman
kraman yang bersifat otonom tetap berada Dencarik. Adapun Desa Dencarik berada
di bawah dan mengikuti pemerintah formal, di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng,
yaitu Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Bali. Jenis keanggo­taan pada sekaa ini ada
Bali. Desa pakraman terdiri dari beberapa dua, yaitu keturunan anggota sekaa sebe-
banjar adat. Selain itu, desa ini juga terdapat lumnya dan baru (bukan keturunan ang-
organisasi-organisasi sosial kemasyarakat­ gota sekaa), dengan membayar uang masuk
an, yang merupakan organisasi nirlaba dan (saat ini Rp3.000.000,00). Sifat keanggotaan
mempunyai kepentingan tertentu. Misalnya: sekaa suka duka Ekacita Dharmajati dipi-
sekaa teruna, sekaa subak, sekaa subak lah menjadi dua jenis yaitu pengayah dan
abian, sekaa suka duka, sekaa banjar, dan pengampel. Pengayah adalah anggota sekaa
lainnya sesuai dengan tujuan yang ingin di- yang tinggal di Desa Pakraman Dencarik.
capai oleh kelompok masyarakat tersebut. Sedangkan pengampel adalah anggota sekaa
Sekaa suka duka dibentuk berdasar- yang berkedudukan di dura desa (di luar De-
kan pada persamaan kepentingan di antara sa Pakraman Dencarik).
anggota masyarakat desa pakraman. Jika Akuntansi sosial pada sekaa. Akun-
dilihat dari sejarahnya, sekaa terbentuk tansi sosial menurut Jahan (2010) dapat
karena pertemanan dan kebersamaan di memberikan informasi kualitatif dan kuanti-
antara beberapa masyarakat desa. Selain tatif untuk mengetahui kinerja dan persepsi
itu, mereka merasa saling membutuhkan masyarakat terhadap perusahaan. Saat ini
dan mempunyai kepedulian satu dengan pelaporan akuntansi sosial masih bersi-
yang lain untuk saling membantu di saat fat sukarela dan tidak ada standar untuk
kegiatan keagamaan. Awal dari pertemanan mengukur, melaporkan, dan mengevaluasi
tersebut memunculkan kesadaran untuk kinerja sosial perusahaan. Sehingga penulis
bekerja sama membentuk sebuah kelompok merasa bahwa perlu dibuat model kompre-
so­sial. Tujuan terbentuknya sekaa suka du- hensif terhadap akuntansi sosial untuk me-
ka adalah untuk membantu para anggota di nyeragamkan pelaporan.
saat mereka mempunyai kegiatan adat dan Argumen yang menjadi dasar akuntan-
keagamaan, baik yang bersifat suka atau- si sosial adalah bahwa organisasi mempu­
pun duka. Oleh karena itu, sekaa suka duka nyai kewajiban untuk memberikan informasi
ini sangat terkait dengan ritual keagamaan, yang berkaitan dengan interaksi sosial dan
adat istiadat, dan budaya pada agama Hindu lingkungan pada kelompok yang lebih luas
di Bali. Upacara agama Hindu di Bali biasa daripada sekedar pemangku kepentingan
dilakukan secara gotong royong. Kegiatan keuangan. Akuntansi berkaitan dengan dis-
keagamaan salah satu anggota sekaa akan lokasi sosial dan degradasi lingkungan yang
dibantu oleh anggota lainnya, dari persiapan muncul dari kapitalisme lanjut. Idealnya,
sampai pelaksanaan. Namun, penekanan informasi dibuat sebagai instrumen untuk
dalam praktiknya lebih tergambar pada saat memberi informasi kepada masyarakat demi
anggota sekaa mengalami duka atau peris- terciptanya demokrasi partisipatif. Namun,
tiwa kematian keluarga. Misalnya, jika salah penekanan ini tidak bersinergi dengan ke-
satu anggota keluarganya meninggal, maka pentingan publik dan sustainabilitas ling-
anggota sekaa lainnya dari sekaa tersebut kungan. Akuntansi sosial dapat berperan
berkewajiban membantu. Bentuk kewajiban sebagai agen perubahan dengan cara eman-
tersebut berkaitan dengan pelaksanaan upa- sipasi sehingga memengaruhi kesadaran
cara kematian menurut Hindu. budaya masyarakat sipil. Akuntansi sosial
Sekaa suka duka Ekacita Dharmajati dapat membawa masyarakat sipil berpikir
(selanjutnya akan disebut sekaa) diawali tentang cara akuntansi dapat berkontribusi
161 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2016, Hlm. 156-170

dalam menyegarkan ruang publik di luar gungjawaban organisasi) dipandang sebagai


pengaruh langsung pandangan ekonomi sebuah mekanisme. Hal ini menyebabkan
(Spence 2009). akuntansi dapat digunakan untuk melaku-
Pandangan lain mengatakan bahwa kan perubah­an organisasi berkaitan dengan
akuntansi sosial dapat membentuk legiti- praktik yang tidak etis dan berkelanjutan.
masi pada komunitas lokal dan berperan Akuntansi sosial, seperti yang diung-
penting dalam proses komunitas (Killian dan kapkan Elkington (1997), merupakan tang-
O’Regan 2016). Killian dan O’Regan (2016) gungjawab organisasi berdasarkan pada
memandang bahwa proses akuntansi sosial triple bottom line (profit, people dan planet).
adalah sebuah naratif yang mengandung Pada prinsip people, perusahaan harus
kekuatan simbolik dalam mengarah pada mempunyai kepedulian terhadap masyara-
legitimasi serta kekuatan bagi perusahaan. kat yang terkait dengan organisasi, terma-
Selain itu, kekuatan simbolik pada akuntan- suk juga karyawan. Pada organisasi nirlaba
si sosial juga mengarah pada restrukturisasi sekaa suka duka, manusia yang terkait de­
hubungan sosial masyarakat, identitas diri, ngan organisasi adalah pengurus dan ang-
dan pola akuntabilitas. Temuan penelitian gota. Semua pengurus dan anggota sekaa
mereka adalah kontribusi akuntansi sosial bertindak sebagai stakeholders.
pada legitimasi perusahaan bukanlah pe- Pemaknaan akuntansi sosial pada
nyebaran ekonomi komprehensif yang dapat sekaa suka duka dilihat dari pertanggung-
melanggengkan legitimasi, namun diperoleh jawaban anggota terhadap kegiatan organi­
melalui partisipasi kelompok masyarakat. sasi. Berdasarkan hasil penelitian di lapang­
Selain itu, mereka berargumen bahwa dam- an, pemaknaan akuntansi sosial oleh para
pak pertisipasi masyarakat dalam proses anggota sekaa merupakan tanggungjawab
akuntansi sosial dapat digunakan untuk moral. Pada kenyataannya semua anggota
membentuk legitimasi perusahan. Proses sekaa telah memahami dan menyadari tang-
legitimasi, dari sudut pandang Bourdieu, gungjawab yang harus dilakukan. Tang-
tergantung pada “diam bersama”. Akuntansi gungjawab moral sudah menjadi hukum
sosial berfungsi memperlembut praktik un- sosial dalam organisasi sekaa.
tuk memberikan kontribusi keheningan dan Kegiatan utama organisasi sekaa
mempereratnya. Dampak terstuktur dari adalah membantu anggotanya, terutama
proses legitimasi pada masyarakat adalah saat ada salah satu keluarganya mening-
munculnya tanggungjawab untuk menye- gal. Dasar tindakan tersebut telah disadari
diakan konten bagi laporan sosial. Hal ini oleh masing-masing anggota sekaa. Hal ini
disebabkan karena laporan sosial merupa­ di­sampaikan oleh salah satu anggota sekaa:
kan interaksi positif antara masyarakat de­
“Tanggungjawab sosial pada sekaa
ngan perusahaan.
ada dua sistem, kalau orang [ang-
Akuntansi dalam organisasi sosial lebih
gota sekaa] yang langsung tinggal
dipandang sebagai bagian dari pertanggung-
di desa, [disebut] ngayah, kalau
jawaban kepada stakeholders. Akuntansi
[anggota sekaa yang] tidak tinggal
pada organisasi nirlaba telah banyak mem-
di desa [disebut] ngampel. Ngam-
berikan kontribusi yang berkaitan dengan
pel itu tanggungjawabnya sama
pertanggungjawaban kegiatan masyarakat.
dengan ngayah tetapi lebih ban-
Momin (2013) meneliti persepsi pengungkap­
yak secara materi karena sudah
an sosial korporat (Corporate Social Disclou-
diketahui oleh masyarakat umum
sure) pada organisasi non pemerintah (NGO)
orang tersebut tinggal di [luar
di Bangladesh dari perspektif non manage-
desa], misalnya Denpasar, atau
rial. Temuan penelitian menyarankan bahwa
sebagai satpam, atau bekerja di
korporasi perlu ikut dalam pembangunan
kapal pesiar”.
sosial dan meningkatkan kinerja sosialnya
sebagai pertanggungjawaban bagi masyara- Sekaa membedakan perlakuan kepada
kat. Penelitian akuntansi pada organisasi anggotanya berdasarkan domisili. Anggota
sosial juga berkembang di Indonesia de­ngan sekaa yang tinggal di Dencarik disebut peng­
topik seperti organisasi non pemerintah (Fi- ayah yang mempunyai tanggungjawab lebih
kri et al. 2010) gereja (Randa et al. 2011; dibandingkan dengan pengampel (anggota
Patty dan Irianto 2013), subak (Suputra Sekaa yang berdomisili di luar Dencarik).
2011), dan desa adat (Wirajaya 2014). Dalam Pengayah seakan mempunyai tanggungja­
akuntansi sosial, CSR (akuntansi pertang- wab untuk membantu kegiatan keagamaan
Musmini, Sirajudin, Makna Akuntansi Sosial dan Sustainabilitas... 162

yang berkaitan dengan kedukaan salah satu bantuan dari anggota sekaa lainnya sangat
anggota sekaa. Kehadiran tanggungjawab berarti. Kesadaran tersebut ada karena ma-
tersebut semata karena keberadaan mere­ sing-masing anggota sekaa merasakan ada­
ka (pengayah) yang hidup di lingkungan nya kebutuhan terhadap komitmen saling
Dencarik. membantu yang telah disepakati bersama
Anggota sekaa, baik pengayah maupun dalam organisasi sekaa tersebut. Berdasar-
pengampel, memaknai tanggungjawab seba­ kan adanya kesadaran dan kebutuhan yang
gai bagian dari kewajiban moral yang harus dimiliki masing-masing anggota sekaa, me-
dilaksanakan. Kewajiban moral setiap ang- nimbulkan rasa kebersamaan yang kental
gota sekaa, mereka artikan sebagai hukum pada organisasi tersebut. Pernyataan ini di-
sosial bagi para anggota sekaa. Makna per- ungkapkan oleh salah satu anggota sekaa,
tanggungjawaban sosial sebagai kewajiban yaitu:
moral atau hukum sosial masyarakat terse-
“Pada dasarnya setiap anggota
but diungkapkan dalam penyataan berikut:
sekaa sama-sama merasa mem-
“Semua yang dilakukan hanya punyai kebutuhan untuk ikut
berdasarkan beban moral saja, ngayah, alasannya karena saat
kalau tinggal di luar atau meran- mereka mempunyai kematian, ada
tau ke luar, dia dibijaksanai dan yang membantu. Selain tenaga
dimaklumi, tetapi kalau ting- dan dana bantuan, anggota sekaa
gal di desa, jika dia tidak datang juga dapat meminjam alat-alat
membantu, maka saat dia mem- untuk digunakan saat mempu-
punyai kegiatan, anggota yang ti- nyai kematian, misalnya pinjam
dak didatangi tersebut juga tidak asagan [tempat duduk bale-bale],
datang. Seperti arisan, ada yang ceng-ceng [alat music untuk upa-
ditaruh, ada yang diambil, gitu cara kematian], alat masak, dan
aja, hukum alam saja.” banyak lagi alat-alat yang dimil-
iki oleh sekaa bisa dipinjam ang-
Tanggungjawab sosial pada sekaa, di-
gotanya secara gratis. Karena itu
maknai sebagai kewajiban yang apabila ti-
anggota tersebut merasa sa­ ngat
dak bisa ditunaikan berdampak pada sanksi
terbantu dari masalah tenaga,
(sosial) antar anggota. Pernyataan di atas
dana, dan alat-alat. Jadi mereka
diperkuat lagi dengan adanya curahan peng­
merasa mempunyai kebutuhan
alaman dari pengurus sekaa ketika mempu-
untuk ikut dalam sekaa”
nyai keluarga yang meninggal. Berikut ini
adalah penjelasan dari salah satu anggota
“Saat ada kedukaan, bantuan
sekaa:
diberikan pada yang berduka
“Walaupun pengurus diberikan 800.000 ribu, sisa sumbang­
fasilitas [kebolehan tidak ngayah], an yang dipungut [sebesar Rp.
tetapi kadang-kadang kalau pen- 5.000 tiap anggota] dimasukkan
gurus itu tidak pernah datang kas. Kegiatan metebengan [ber-
ke tempat orang [anggota sekaa] gadang], ngae taring [membuat
yang punya kematian, saat dia tenda], masak, negen [memikul]
[pengurus] punya kematian, ang- angklung, negen wadah tergan-
gota sekaa [yang tidak didatangi tung permintaan halangan. Sekaa
ketika ada kematian] itu juga ti- banyak mempunyai alat dan ba-
dak datang” rang merasa puas karena saat
anggota memerlukan ayahan dan
Pengalaman serta pemaknaan pertang-
meminjam barang selalu tersedia,
gungjawaban sekaa di atas menjadi dasar
sehingga anggota merasa puas.
atau pandangan bahwa setiap anggota
Jadi, berapapun anggota yang pu-
sekaa mempunyai kesadaran untuk saling
nya kegiatan, supaya kita tidak
membantu tanpa ada yang memaksa. Ke-
kekurangan alat.”
matian seseorang seringkali datang secara
mendadak karena siapapun tidak mampu Pernyataan tersebut dapat diartikan,
meramalkannya. Sehingga, persiapan un- bahwa jika semua anggota yang didasari
tuk melakukan upacara kematian juga ti- oleh kesadaran sendiri, maka akan tercipta
dak dapat diprediksi. Pada kondisi tersebut, kebersamaan yang dimiliki oleh sekaa. Ke­
163 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2016, Hlm. 156-170

sadaran, kebutuhan, dan kebersamaan sustainabilitas sosial dapat dianalisis dan


dalam pertanggungjawaban sosial organ- ditafsirkan melalui teori yang lebih bernu-
isasi sekaa tidak terlepas dari ajaran agama ansa sehingga dapat digunakan pada ber­
Hindu yang melekat pada kehidupan sehari- bagai konteks organisasi termasuk aspek
hari mereka, yaitu Tat Twam Asi. non laporan dari akuntabilitas sosial. Selain
Tat Twam Asi mempunyai arti sederha- itu, peran akuntansi pada sustainabilitas
na sebagai “aku adalah kamu”. Filsafat ini sosial juga dapat digunakan sebagai bahan
mengajarkan bahwa kita dan semua makh- pertimbangan pada tingkat strategi, taktik,
luk adalah sama. Sehingga apa yang orang dan ope­rasional. Teori akuntansi bernuansa
lain rasakan juga dapat dirasakan oleh kita. dapat membantu memberikan jawaban jus-
Filsafat Tat Twam Asi terdapat dan menyatu tifikasi yang baik, dan pertanyaan penelitian
dalam praktik-praktik yang ada pada sekaa di bidang akuntansi pada sustainabilitas
contohnya: jika salah satu anggota sekaa sosial.
mengalami kedukaan karena kematian ang- Bebbington dan Larrinaga (2014)
gota keluarganya, angota sekaa yang lain memperkenalkan ilmu sustainabilitas yang
dapat merasakan kedukaan tersebut. Ada menggambarkan bahwa akuntansi pen­ ting
penyatuan (manunggal) rasa atau empati diperhatikan pada perkembangan sustaina­
atas kedukaan yang dialami salah satu ang- bilitas. Sustainabilitas berperan sebagai
gota sekaa. Filsafat Tat Twam Asi tersebut prinsip organisasi pada berbagai konteks ke-
mendasari munculnya kemanunggalan rasa bijakan dan melampaui berbagai skala. Ma-
kesadaran dan kebersamaan dari anggota salah sustainabilitas sangat terkait dengan
sekaa lainnya untuk membantu meringan­ berbagai disiplin ilmu yang berbeda-beda.
kan kedukaan yang dialami itu. Interaksi di antara ilmu yang membentuk
Kemanunggalan rasa tersebut bisa dite- sustainabilitas sangat kompleks, sehingga
lusuri, di dalam Upanisad4, dimana terdapat harus mengintegrasikan ilmu tradisional
dan program penelitian multi disiplin, inter-
kalimat “Brahman Atman Aikyam” yang be-
disiplin, dan trans-disiplin. Perpaduan ber-
rarti Brahman5 dan Atman6 adalah tunggal.
bagai hal tersebut dapat menggambarkan
Semua mahluk sesungguhya tunggal karena
hubungan antara ilmu sustainabilitas de­
semua mempunyai atman yang menunggal
ngan akuntansi.
dengan Brahman. Keyakinan ini memun-
Sustainabilitas terus berkembang dan
culkan kesadaran bahwa mereka (para ang-
bisa disoroti dalam dua perspektif analisis
gota sekaa, termasuk kita) sebenarnya sa-
yaitu sudut pandang kritis dan manajemen.
ma dengan orang lain. Berdasarkan ajaran
Perspektif kritis mempunyai konsep dan
Tat Twam Asi, organisasi sekaa suka duka
menghubungkan sustainabilitas de­ ngan
Ekacita Darma Jati memaknai akuntansi so- akuntansi secara bebas yang berorientasi
sial dengan lebih menekankan pertanggung- untuk mendukung kepentingan perusahaan.
jawaban anggota sekaa dari dimensi sosial Sedangkan perspektif manajemen lebih ber-
daripada aspek keuangan. tujuan untuk mendukung kepentingan bis-
Sustainabilitas pada sekaa. Isu sus- nis melalui pendekatan yang lebih pragmatis.
tainabilitas pada masyarakat mencoba me- Kedua pendekatan tersebut menunjukkan
mahami bagaimana teknologi akuntansi bahwa pengukuran sustainabilitas adalah
dapat menghadapi tantangan perkembangan adanya tantangan ketidakpastian hasil dan
sustainabilitas. Menurut O’ Dwyer dan Uner- outcome (Pasetti et al. 2014). Temuan Pas-
man (2016), perkembangan penelitian akun- etti et al. (2014) menunjukkan bahwa akun-
tansi tentang sustainabilitas sosial tidak tansi sustainabi­litas hampir tidak mungkin
terlepas dari peran jurnal Accounting Orga- diimplementasikan dengan alat lain tanpa
nization Society (AOS) yang telah me­ngasuh indikator kinerja lingkungan dan sosial ser-
ranah ini selama beberapa dekade. Namun ta penilaian siklus hidup lingkungan. Jika
penelitian akuntansi tentang sustainabilitas dilihat dari aspek sosial, temuan ini mengin-
sosial lebih banyak menekankan pada mo- dikasikan bahwa alat-alat sosial, berfokus
tif pelaporan. O’ Dwyer dan Unerman (2016) pada isu kesehatan dan kese­lamatan (health
berpendapat bahwa peran akuntansi pada and safety).

4. Salah satu Kitab Ajaran Agama Hindu 6. Atman adalah jiwa atau roh yang bersemayam
5. Brahman adalah salah satu sebutan untuk Ida dalam semua mahluk
Sang­hyang Widhi Wasa (Tuhan)
Musmini, Sirajudin, Makna Akuntansi Sosial dan Sustainabilitas... 164

Salah satu alasan memberikan per- mempunyai efek terhadap sustainabilitas


hatian pada kesehatan dan keselamatan bisnis, dalam arti setiap permasalahan yang
adalah karena berhubungan dengan pengu- muncul dalam bisnis dapat diatasi dengan
rangan resiko dan tidak berkaitan dengan baik (termasuk dalam dimensi transendental
biaya. Selain isu kesehatan dan keselamatan dan spiritualitas), sehingga bisnis tersebut
dalam aspek sosial, sustainabilitas juga bisa menjadi aman. Sustainabilitas pada organ­
menjalar ke ranah budaya. Dari perspektif sasi nirlaba menurut Weerawardena et al.

ini, sustainabilitas merupakan bagian dari (2010:347) adalah:
budaya karena berdasarkan eco efficiency
“For a NPO7, sustainability primari­
dan manajemen lingkungan.
ly means being able to survive so
Farneti dan Guthrie (2009) meneliti
that it can continue to serve its
pelaporan sustainabilitas pada organisasi
constituency. At its core, nonprofit
sektor publik di Australia dengan temuan
sustainability means that the or-
laporan yang dibuat bersifat informal dan
ganization will be able to fulfill its
bertujuan pada stakeholders internal. Lapo-
commitments to its clients, its pa-
ran tahunan tersebut adalah satu-satunya
trons, and the community in which
media untuk pengungkapan dan adopsi
it operates. These stakeholder
yang dilakukan oleh individu kunci pada or-
groups depen on the nonprofit to
ganisasi. Thomson et al. (2014) menyatakan
service a need and to deliver on
bahwa praktik sustainabilitas organisasi
the promise of its mission. Sustain-
sektor publik berpotensi untuk ditransfor-
ability in this context means stake-
masi dengan menggunakan peran akun-
holders can place their trust in that
tansi. Temuan penelitiannya adalah sebuah
commitment”
framework untuk menganalisis peran peme­
rintah dan mediasi accounting-sustainability Pada organisasi nirlaba, arti penting
hybrids pada organisasi sektor publik. sustainabilitas adalah mampu bertahan
Sustainabilitas pada organisasi nirlaba hidup untuk terus melayani unsur pokok
mempunyai konsep yang sama dengan pe- entitas sehingga dapat memenuhi komit-
rusahaan bisnis. Sustainabilitas merupakan men kepada pelanggan, pelindung atau pe-
dampak perusahaan yang berjangka sangat nyokongnya, dan masyarakat lokal. Artinya,
panjang. Jackson et al. (2011) menyatakan stakeholder organisasi nirlaba dapat me-
bahwa kinerja sustainabilitas yang diukur letakkan kepercayaannya pada komitmen
dengan triple bottom line seharusnya ber- yang telah dibuat.
dasarkan pada dampak perusahaan ter- Penelitian yang dilakukan oleh Weera­
hadap masyarakat secara keseluruhan un- wardena et al. (2010) mengungkapkan
tuk saat ini dan masa mendatang. Hal ini bahwa kebutuhan pembangunan sustain-
diutarakan oleh mereka dalam kutipan beri- abilitas organisasi telah berdampak pada
kut ini: fokus strategi organisasi nirlaba. Peningkat­
an lingkungan yang kompetitif telah me-
“A company whose mission is to be
maksa organisasi nirlaba mengadopsi sus-
sustainable does not merely make
tainabilitas organisasi pada tingkat strategi
the statement; it takes appropri-
dan pengelolaan operasional. Lebih lanjut
ate actions nedded to move toward
dikatakan, sustainabilitas merupakan pusat
this goal and preserves those ac-
masalah dalam mengelola organisasi nir-
tions to continue on this part. It is
laba serta perlunya sustainabilitas sebagai
vital to seek input from different
elemen utama dalam konseptualisasi dan
internal and eksternal person to
pengukuran sosial. Intinya, organisasi nir-
gather ideas on how the company
laba yang semula mengutamakan dimensi
can make use of nature’s resources
sosial, pada lingkungan yang semakin kom-
without exploiting those resources”
petitif disarankan juga melirik dimensi yang
(Jackson et al. 2011:56)
berorientasi pada profit untuk mendukung
Lebih lanjut, Gray dan Bebbington sustainabilitas organisasi tersebut. Hal ini
(1998) menyatakan bahwa “sustainability sesuai dengan pendapat Gray dan Bebbing-
was safe with business”. Bisnis yang aman ton (1998) dalam kutipan sebagai berikut:

7. NPO adalah singkatan non profit organization


165 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2016, Hlm. 156-170

“Rationality depends upon social sangkep, setiap satu tahun sekali,


context, account are only rational walaupun sangkep dilakukan se-
in that context. Accounts of “envi- tiap bulan sekali [1 bulan dalam
ronment” and “sustainability” can adat di bali adalah 35 hari].”
be expressed “rationality” in con-
Pernyataan konflik lainnya juga terkait
ventional accounting thinking only
dengan uang adalah kecurigaan pada pe­
when a comparable (?) social con-
ngurus (bendahara) yang bertugas memba-
text is provided.”
wa uang. Hal tersebut terungkap oleh salah
Jadi, sustainabilitas pada organisasi satu anggota sekaa dalam pendapatnya
sekaa merupakan realitas keseharian ma- berikut:
syarakat yang dapat dibandingkan de­ ngan
“Kadang-kadang membeli barang
konteks sosial yang ada. Pada organisasi
menjadi masalah, bagaimana
sekaa, realitas tentang sustainabilitas
senangnya menjadi bendahara,
dimaknai dengan cara berbeda dengan
banyak sekali membawa uang,
pendapat Weerawardena et al. (2010). Ber-
caranya batasi uang yang dibawa
dasarkan penelitian Gray dan Bebbington
bendahara dengan membelikan
(1998), sifat-sifat sustainabilitas dari sudut
uang kas tersebut barang-ba-
pandang perusahaan di antaranya menye-
rang untuk kegiatan sekaa, seng,
butkan bahwa: (1) memerlukan keseimbang­
buat bangunan sekaa, dll. Atau
an kebutuhan ekonomi dengan proteksi
ada juga uang kas wajib dipin-
lingkungan; (2) berarti berbicara tentang
jam oleh anggota, dengan alasan
masalah sosial dan lingkungan; (3) mengan­
mencari bunga, sehingga dan-
dung perubahan fundamental pada sikap
anya berkembang, misalnya uang
dan nilai; dan (4) terdiri dari semua bagian
[Rp.] 100.000 dalam satu tahun
dari masyarakat dalam diskusi dan imple-
dibayar [Rp.] 110.000, tiap bulan
mentasi. Makna sustainabilitas pada organ-
dibayar [Rp.] 11.000, dibayar se-
isasi sekaa lebih mirip dengan penelitian
lama 10 kali, karena satu bulan
Gray dan Bebbington (1998).
dihitung 35 hari [bulan Bali].”
Seperti juga pada organisasi lainnya,
organisasi sekaa juga tidak terlepas dari Pernyataan tersebut mengungkap bah-
konflik dalam organisasi. Namun setiap wa ada anggota sekaa yang tidak menyukai
permasalahan yang dapat memunculkan jika pengurus mengantongi uang kas terlalu
konflik, yang akhirnya mengancam sus- banyak. Hal ini menimbulkan kecurigaan
tainabilitas organisasi dapat diatasi dengan (kekhawatiran) ini dengan membatasi jum-
baik. Pernyataan berikut ini menunjukkan lah uang kas yang ada di bendahara. Ada­
berbagai konflik yang pernah terjadi dan nya pembatasan uang tunai sebenarnya
penyelesaiannya. bisa dimaknai sebagai salah satu bentuk
pengendalian internal versi sekaa. Or-
“Dulu pengampel itu terlalu
ganisasi manapun biasanya mempunyai
ringan, setiap kematian anggota
sistem atau prosedur yang bertujuan men-
sekaa membayar 2.000 [rupiah],
jaga sumber daya yang ada baik berupa
sedangkan yang ngampel tidak
materi maupun non-materi. Keberadaan
dikenai. Jika dikumpulkan dalam
pengendalian internal merupakan suatu
satu tahun pengayah menjadi le­
cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan
bih banyak beban pengeluaran-
mengukur sumber daya suatu organisasi.
nya, karena ada banyak kema-
Pada kasus yang lebih khusus, pengenda­
tian, sedangkan pengampel hanya
lian interen berperan mengendalikan konflik
bayar [Rp.] 20.000 per tahun.
dalam rangka pencegahan dan pendeteksian
Saat ini telah berubah, pengampel
kemungkinan penggelapan (fraud).
tetap kena [Rp.] 50.000 per tahun,
Beberapa konflik yang pernah terjadi
dan setiap ada kematian, pengam-
pada sekaa selalu mendapatkan penyelesai­
pel dan pengayah tetap menyum-
an yang dapat memuaskan bagi semua ang-
bang [Rp.] 5.000. Pengampel boleh
gotanya. Kepuasan tersebut terlihat pada
membayar dalam satu tahun. Jadi
proses penyelesaian konflik yang diawali
dihitung dalam satu tahun ada
dengan adanya keterbukaan. Jika terdapat
berapa kematian dikalikan den-
perbedaan pendapat terhadap sesuatu yang
gan [Rp.] 5000, trus dibayar saat
Musmini, Sirajudin, Makna Akuntansi Sosial dan Sustainabilitas... 166

dianggap kurang baik bagi pengelolaan hal yang memunculkan perbedaan pendapat
sekaa, kondisi seperti ini merupakan bibit dalam organisasi sekaa lebih dapat diterima
konflik yang perlu untuk diselesaikan de­ karena masing-masing anggota menghor­
ngan keterbukaan. Selanjutnya, para ang- mati ikatan yang dimiliki oleh orang tua.
gota sekaa saling memberikan saran melalui Pernyataan tersebut juga didukung oleh ku-
sebuah diskusi untuk mencapai sebuah tipan berikut ini:
kese­
pakatan terhadap masalah yang ada.
“Alasan lain terus hidup, karena
Hasil diskusi dan kesepakatan selalu diarah-
dasarnya adalah turun temu-
kan kepada tujuan untuk kebaikan bersama.
run, semula bapaknya, selanjut-
Berikut ini adalah kutipan yang menunjuk-
nya saat anaknya laki-laki ada 3
kan adanya keterbukaan, kesepakatan, dan
semuanya bisa menjadi anggota
tujuan untuk kebaikan bersama.
sekaa. Semua kegiatan dilakukan
“Walaupun saling sodok8, tetapi tidak terlalu dihitung, kurang le­
tidak bias, untuk kebaikan ber- bih pekerjaan yang diambil dipa-
sama. Semua anggota bersifat ter- hami oleh semua anggota sekaa,
buka, jika ada masalah langsung sarag-sorog9, tidak kaku, tidak
dibicarakan, sehingga jika ada perhitungan. Semua jerih payah,
yang tidak baik, langsung diberi dengan berbagai bentuk dihargai
pemberitahuan. Intinya tidak ada oleh sekaa.”
saling tekan, semua mencari jalan
Sustainabilitas sekaa yang dimaknai
keluar untuk kebaikan bersama”
sebagai rasa hormat dan bakti kepada orang
Pengalaman sekaa dalam menyele- tua merupakan implementasi dari ajaran
saikan konflik telah menciptakan sustain- Hindu. Implemetasi ajaran agama Hindu ini
abilitas organisasi itu sendiri. Sejak berdiri disebut Guru susrusa dan sangat melekat
dari tahun 1967 sampai saat ini, organisasi pada internal anggota sekaa. Guru susrusa
Sekaa Suka Duka Ekacita Dharmajati ber- merupakan bagian dari Panca Niyamabrata
jalan sesuai dengan awig-awig yang telah (lima macam pengendalian diri) dalam aga-
dise­pakati walaupun dalam perkembangan- ma Hindu. Guru susrusa mempunyai arti
nya juga mengalami banyak masalah atau- mendengarkan atau memperhatikan ajaran-
pun konflik. Keterbukaan, kesepakatan, ajaran atau nasehat-nasehat guru10. Para
dan tujuan kebaikan yang mendukung sus- anggota sekaa menjalankan ajaran ini den-
tainabilitas organisasi sekaa tidak terlepas gan tindakan hormat dan bakti kepada wari-
dari kemauan setiap anggota untuk mene­ san orang tua (sebagai guru rupaka) yang
rima kesepakatan demi kebaikan organisasi. telah meninggalkan tradisi perkum­ pulan
Kemauan tersebut sangat berkaitan dengan untuk saling membantu dalam kegiatan ke-
pemaknaan mereka terhadap sustainabili- agamaan. Guru susrusa menjadi spirit aja-
tas organisasi sekaa yang didasari oleh rasa ran agama Hindu yang melekat pada setiap
hormat kepada leluhur (orang tua). anggota sekaa sehingga menciptakan sus-
Pendirian sekaa pada awalnya didasari tainabilitas organisas. Sustainabilitas yang
oleh pertemanan di antara beberapa orang dimaknai sebagai wujud dan hormat kepada
yang kemudian berkeinginan saling mem- guru, terutama kepada Guru Rupaka.
bantu satu sama lain saat mengadakan Pemahaman setiap anggota sekaa ten-
upacara keagamaan. Pada perkembangan tang makna akuntansi sosial dan sustain-
berikutnya, organisasi ini dilanjutkan oleh abilitas dilandasi pada pengalaman, telah
keturunan masing-masing anggota pendiri menyatu dengan adat dan budaya, dan ti-
yang lebih mengutamakan membantu ang- dak terlepas dari keyakinan pada nilai-nilai
gotanya yang mengalami kedukaan (kema- dalam ajaran agama Hindu. Keyakinan pada
tian). Pemaknaan sustainabilitas yang meru- ajaran agama berkaitan erat dengan keya-
pakan rasa hormat dan bakti kepada orang kinan manusia terhadap Tuhan. Keyakinan
tua juga didukung oleh penyataan:”Karena pada Tuhan pada aktivitas berorganisasi
turun temurun, lebih menerima”. Jadi, hal- dapat mewujudkan kelanggengan organisasi

8. Anggota sekaa saling mengeluarkan pendapat yang 10. Guru yang dimaksud terdiri dari Guru Rupaka
berbeda bahkan bertentangan (orang tua), Guru Pengajian (orang yang mengajar
9. Saling membantu sesuai kelebihan yang dimiliki dan mendidik kita), Guru wisesa (pemerintah), dan
masing-masing anggota sekaa Guru swadhyaya (Ida Sang Hyang Widi atau Tuhan
Yang Maha Esa)
167 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2016, Hlm. 156-170

nirlaba seperti sekaa suka duka Ekacita sustainabilitas menjadi tanda terjadinya
Dharmajati. metamorphosis perkembangan akuntansi
Hasil penelitan ini sejalan dengan sosial sebagai sebuah transformasi simbiotik
pendapat beberapa peneliti (Bebbington dan (Gray et al. 2014).
Larrinaga 2014, Gray et al. 2014, dan Thom- Pelaporan sustainabilitas pada fase se-
son 2014) tentang perkembangan penelitian lanjutnya serasa hanya terjebak pada tata-
akuntansi sosial dan sustainabilitas di masa ran materialisme (walau sudah memasukan
yang akan datang. Penelitian akuntansi so­ indikator etika) dan mengajak para peneliti
sial dan sustainabilitas dapat ditransformasi untuk menghasilkan konsep yang “beyond
untuk menjawab kompleksitas perubahan materiality” bagi akuntansi sustainabilitas
sosial dan ketidakpastian (Gray et al. 2014). (Sukoharsono 2010). Fenomena “beyond
Penelitian akuntansi sosial dan sustain- materiality” ini mencoba membuka kesadar­
abilitas berkembang karena dampak ak- an adanya kerangkeng akuntansi (termasuk
tivitas manusia pada aktivitas organisasi. pelaporan sustainabilitas) yang hanya ber-
Pendekat­ an ilmu sustainabilitas bertujuan kutat pada angka moneter dan sejumlah ta-
untuk menginvestigasi bagaimana disi­ plin bel jurnal transaksi ekonomi dengan merela-
ilmu dapat membangun pengetahuan dan sikannya pada aspek spiritualitas dan meta-
meningkatkan perkembangan sustainabili- fisika (Sukoharsono 2010). Masuknya aspek
tas (Bebbington dan Larrinaga 2014). Pada spiritualitas atau holy spirit sebagai sebuah
akhirnya penulis merasa perlu membangun kesadaran. Kesadaran spiritualitas inilah
keberhasilan penelitian akuntansi sosial dan yang menurut Sukoharsono (2010) menjadi
merefleksikan dampak praktiknya. Peneli­ urgent demi terjaganya kelesta­rian lingkun-
tian-penelitian akuntansi sosial selanjut- gan dan kepedulian sosial dan mempertegas
nya mengarah pada melahirkan pendidikan adanya relasi yang erat antara akuntansi
akuntansi sosial dan lingkungan beserta ri- sustainabilitas bagi organisasi dengan un-
setnya (Thomson 2014). sur spiritualitas11.
Sukoharsono (2010) memetakan per­ Usaha menghadirkan kesadaran spiri-
kembangan semua riset tentang akuntansi tualitas dalam kegiatan sekaa suka duka
sosial dan lingkungan sejak era Howard Ekacita Dharmajati terlihat sejak perkum­
Bowen di tahun 1953 hingga era millennium pulan ini dibentuk hingga generasi kekinian
di tahun 2008 menjadi 10 fase. Pada fase yang ada sekarang. Spiritualitas ajaran Hin-
awal, Bowen menginspirasi lahirnya tang- du seperti Tat Twam Asi dan Guru susrusa
gung jawab sosial bagi pelaku bisnis untuk menjadi modal non materi anggota sekaa
menyelaraskan tujuan mereka dengan nilai- yang dijaga kelestariannya dan menjadi
nilai masyarakat. Nilai-nilai masyarakat kunci keberadaan akuntansi sosial dan sus-
menjadi isu inti yang terus mengisi dan digali tainabilitas yang “beyond materiality”. Pene-
dalam perkembangan akuntansi sosial, dan litian ini menunjukkan bahwa implementasi
tidak jarang membawa teropong tersebut akuntansi sosial dan sustainabilitas dengan
kepada dampak atas kegiatan bisnis yang basis spiritualitas sudah embedded pada
terus berkembang dengan massif dan men- institusi masyarakat yang masih memegang
global. Perhatian pentingnya dampak sosial prinsip-prinsip tradisional. Prinsip-prinsip
tersebut terus bergulir dan mengarah pada tradisional tersebut pada situs ini terlihat
pemahaman yang komprehensif terhadap dari kentalnya ajaran spiritualisme Hindu
akuntansi sosial sehingga memunculkan yang membaur menjadi budaya tradisional
ide-ide tentang pengukuran atas tanggung kegiatan sehari-hari mereka.
jawab tersebut, semisal balance scorecard
hingga pelaporan sustainabilitas yang diini- SIMPULAN
siasi Global Reporting Initiative (hasil kola­ Akuntansi pada organisasi nirlaba lebih
borasi antara LSM Coalition for Environmen- diartikan sebagai sebuah pertanggungjawab­
tally Responsible Economies dan the United an kepada stakeholders. Perkembangan
Nations Environment Programmes (UNEP) akuntansi tersebut mengarah ke akuntansi
(Sukoharsono 2010). Kelahiran pelaporan sosial didasari oleh triple bottom line (Elking-

11. Spiritualitas dimaknai Sukoharsono (2010) berelasi


dengan holy spirit dengan bentuk berbasis religiusi-
tas dan universalitas.
Musmini, Sirajudin, Makna Akuntansi Sosial dan Sustainabilitas... 168

ton 1997) yang menekankan pertanggung- dari pertemanan di antara orang tua anggota
jawaban stakeholders pada tiga aspek (profit, sekaa. Rasa hormat dan bakti pada orang
people, and planet). Pada organisasi nirlaba, tua tindakan keseharian anggota sekaa
people yang dimaksud termasuk juga pengu- yang merupakan implementasi dari ajaran
rus dan anggotanya. agama Hindu dianut oleh anggota sekaa,
Akuntansi hadir untuk mendisiplinkan yaitu ajaran Guru susrusa. Guru susrusa
individu untuk peduli pada masalah sosial adalah bagian dari pengendalian diri dalam
dan lingkungan, termasuk masalah spiritual bentuk mendengarkan dan memperhatikan
transendental (Sukoharsono 2010). Selain ajaran atau nasehat guru. Salah satu guru
itu, akuntansi juga merupakan jiwa sustain- yang harus dihormati adalah Guru rupaka
abilitas dalam organisasi, karena mempu­ (orang tua), yang kemudian menjadi dasar
nyai peranan penting dalam sustainabilitas. terciptanya sustainabilitas pada organisasi
Permasalahan dalam organisasi dapat diata- sekaa. Jadi, setiap anggota sekaa mengha-
si dari dimensi spiritualitas dan transenden- dapi permasalahan pada organisasi dengan
tal, sehingga menjadi aman dan sustainable sikap lebih menerima karena mempunyai
(Gray dan Bebbington 1998). rasa hormat dan bakti kepada orang tua.
Berdasarkan pembahasan di atas, pe­ Sustainabilitas dimaknai sebagai suatu si-
nulis mengambil kesimpulan tentang makna kap yang lebih mengutamakan fleksibilitas
akuntansi sosial dan sustainabilitas sekaa kebijakan organisasi sesuai dengan lebih
dari sudut pandang para anggota. Mereka bertoleransi pada kemauan anggotanya. Pe-
memaknai akuntansi pertanggungjawaban maknaan sustainabilitas oleh sekaa sejalan
sosial sebagai tanggungjawab moral. Tang- dengan pendapat Suyudi (2012) yang men-
gungjawab moral didasari oleh adanya ke- gatakan bahwa kinerja ekonomi, sosial, dan
sadaran untuk saling membantu, terutama lingkungan tidak dapat dicapai tanpa ada­
saat mempunyai kedukaan (kematian). Ke­ nya kinerja spiritual.
sadaran yang dimiliki muncul karena mereka Kelanggengan organisasi nirlaba be-
merasa mempunyai kebutuhan untuk ikut rakar dari bagaimana cara anggota dalam
dalam organisasi sekaa demi tujuan kebaik­ memaknai akuntansi sosial dan sustain-
an bersama. Sehingga saat anggota sekaa abilitas organisasinya. Akuntansi sosial dan
tersebut mendapatkan musibah, ada ang- sustainabilitas dengan kesadaran yang di-
gota sekaa lainnya yang datang membantu. landasi oleh spiritualitas dapat menjadi ba-
Tindakan sekaa tersebut tidak terlepas gian pertanggungjawaban manusia kepada
dari salah satu ajaran agama Hindu yang Tuhan. Spiritualitas berbaur dengan budaya
mereka anut, yaitu Tat Twam Asi. Tat Twam dan diimplementasikan pada kehidupan
Asi adalah ajaran kesusilaan yang mempu­ sehari-hari.
nyai arti “aku adalah kamu” atau kita semua
sama, menyatu dalam rasa atau manunggal. DAFTAR RUJUKAN
Jika salah satu anggota sekaa mengalami ke- Bebbington, J. dan C. Larrinaga. 2014. “Ac-
susahan (peristiwa kematian), maka anggota counting and Sustainable Develop-
sekaa lainnya juga akan merasakan. Mereka ment: An Exploration”. Accounting, Or-
tergerak bersama-sama untuk membantu ganizations and Society, Vol. 39, hlm
anggota sekaa yang mempunyai kesusah­ 395-413.
an. Tindakan saling membantu menunjuk- Bebbington, J., J. Unerman, dan B. O’Dwyer.
kan organisasi sekaa lebih mengutama­kan 2014. Sustainability Accounting and Ac-
sosial dibandingkan pertanggungjawaban countability. Routledge.
keuangan. Sehingga makna akuntansi so­si­ Creswell, J. W. 2007. Qualitative Inquiry and
al bagi mereka berkaitan dengan nilai saling Research Design: Choosing among Five
menghormati, membantu, dan bekerjasama Approaches. Sage Publications. London
di antara anggota sekaa. Creswell, J. W. 2010. Research Design:
Sustainabilitas pada organisasi sekaa Quali­tative, Quantitative, and Mix Meth-
dimaknai sebagai kemauan menerima pe­ ods Approaches. Achmad Fawaid (pen-
mecahan masalah yang dihadapi organisasi erjemah). Research Design: Pendeka-
melalui keterbukaan, kesepakatan, dan tan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
tujuan untuk kebaikan. Kemauan untuk Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
menerima solusi konflik dalam organisasi Dey, C. 2007. “Social Accounting at Traid-
sekaa didasari oleh rasa hormat dan bakti craft plc: A Struggle for the Meaning of
kepada orang tua, karena sekaa terbentuk Fair Trade”. Accounting, Auditing dan
169 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 7, Nomor 2, Agustus 2016, Hlm. 156-170

Accountability Journal, Vol. 20, No. 3, rate Legitimacy”. Accounting, Organiza-


hlm 423-445. tions and Society, Vol. 50, hlm 1-12.
Elkington, J. 1997. Cannibals with Forks: Langdridge, D. 2007. Phenomenological Psy-
The Triple Bottom Line in 21st Century chology: Theory, Research and Methods.
Business. Capstone, Oxford. Prentice Hall.
Farneti, F. dan J. Guthrie. 2009. “Sustain- Momin, M. A. 2013. “Social and Environ-
ability Reporting by Australian Public mental NGO’s Perceptions of Corporat
Sector Organization: Why They Report”. Social Disclosures: The Case of Bangla-
Accounting Forum, Vol. 33, hlm. 89-98. desh”. Accounting Forum, Vol. 37, hlm
Felicio, J. A., H.M. Goncalves, dan V. Gon- 150-161.
calves. C. 2013. “Social Value and Or- Niswatin. 2014. Iman Sebagai Konsep Dasar
ganization Performance in Non-Profit Penilaian Kinerja Bank Syariah: Studi
Social Organizations: Social Entrepre- Fenomenologi Islam. Disertasi Tidak
neurship, Leadership, and Socioeco- Terpublikasi. Universitas Brawijaya.
nomic Contex Effects” Journal of Busi- Malang.
ness Research, Vol. 66, hlm 2139-2146. Pasetti, E., L. Cinquini, A. Marelli, dan A. Te-
Fikri, A., M. Sudarma, E.G. Sukoharsono, nucci. 2014. “Sustainability Account-
B. Purnomosidhi, B., dan I. Triyuwo- ing in Action: Lights and Shadow in the
no. 2010. Studi Fenomenologi Akun­ Italian Context”. The British Accounting
tabilitas Non Govermental Organiza- Review, Vol. 46, hlm 295-308.
tion. Simposium Akuntansi XIII. 12 – 15 O’Dwyer, B. dan J. Unerman. 2016. “Fos-
Oktober. Purwokerto tering Rigour in Accounting for Social
Gray, B. dan J. Bebbington. 1998. Account- Sustainability”. Accounting, Organiza-
ing and the Soul of Sustainability: Hy- tions and Society, Vol. 49, hlm 32-40.
perreality, Transnational Corporations, Patty, A.C. dan G. Irianto. 2013. “Akuntabili-
and the United Nations. The Center for tas Perpuluhan Gereja”. Jurnal Akun-
Social and Environmental Accounting tansi Multi Paradigma, Vol. 4, No. 2,
Research. University of Dundee, Scot- hlm 177-187.
land, UK. Pitana, I.G. 1994. Dinamika Masyarakat dan
Gray, R., A. Brennan, dan J. Malpas. 2014. Kebudayaan Bali. Penerbit Balipost.
“New Accounts: Toward a Reframing of Denpasar.
Social Accounting”. Accounting Forum, Randa, F., I. Triyuwono, U. Ludigdo, dan
Vol. 38, hlm 258-273. E.G. Sukoharsono. 2011. ”Studi Etno-
Huserl, E. 2006. The Basic Problem of Phe- grafi: Akuntabilitas Spiritual pada Or-
nomenology: From Lectures, Winter ganisasi Gereja Katolik yang Terinkul-
Semester, 1910-1911. Springer. The turasi Budaya Lokal”. Jurnal Akuntansi
Netherland. http://doi.org/10.1017/ Multiparadigma, Vol. 2, No. 1. hlm 35-
CBO9781107415324.004. 51.
Ives, M., L. Johnson, J.R. Razek, dan G. Ho- Saldaña, J. 2011. Ethnotheatre: Research
sch. 2004. Introduction to Govermental from page to stage (Edisi 3): Left Coast
and Non-For-Profit Accounting (Edisi 6). Press. New York.
Prentice Hall. Pearson. Spence, C. 2009. “Social Accounting’s Eman-
Jackson, A., K. Boswell, dan D. Davis. 2011. cipatory Potential: A Gramscian Cri-
“Sustainability and Triple Bottom Line tique”. Critical Perspectives on Account-
Reporting – What is it all about”? Inter- ing, Vol. 20, hlm 201-227.
national Journal of Business, Humani- Sukoharsono, E., G. 2010. Metamorfosis
ties and Technology, Vol. 1, No. 3, hlm Akuntansi Sosial dan Lingkungan:
55 – 59. Mengkonstruksi Akuntansi Sustain-
Jahan, N.F. 2010. “Social Accounting dan abilitas Berdimensi Spiritualitas. Pida-
Social Responsibility Reporting: An to Pengukuhan Guru Besar. Universitas
Overview”. Vishwakarma Business Re- Brawijaya.
view, Juli, hlm 70-78. Suputra, D.I.D.G. 2011. Refleksi Nilai-Nilai
Kamayanti, A. 2016. Metodologi Penelitian Akuntansi dalam Organisasi Subak di
Kualitatif Akuntansi. Yayasan Rumah Bali. Disertasi Tidak Terpublikasi. Pro-
Paneleh. Jakarta. gram Pasca Sarjana Universitas Brawi-
Killian, S. dan P. O’Regan. 2016. “Social Ac- jaya. Malang.
counting and the Co-creation of Corpo-
Musmini, Sirajudin, Makna Akuntansi Sosial dan Sustainabilitas... 170

Suyudi, M. 2012. ”Konsep Quardrangle Bot- Triyuwono, I. 2013. (Makrifat) Metode Pene-
tom Line (QBL) dalam Praktik Sustain- litian Kualitatif (dan Kuantitatif) untuk
ability Reporting Dimensi ”Spiritual Pengembangan Disiplin Akuntasi. Sim-
Performance”. Jurnal Akuntansi Multi­ posium Nasional Akuntansi 16. 25 – 27
paradigma, Vol. 3, No. 1, hlm 1-14. September. Manado.
Thomson, I. 2014. “Responsible Social Ac- Weerawardena, J., R.E. McDonald, dan G.S.
counting Communities, Symbolic, Mort. 2010. “Sustainability of Nonprofit
Activism and Reframing of Social Ac- Organizations: An Empirical Investiga-
counting. A commentary on New Ac- tion”. Journal of World Business, Vol.
counts: Toward a Reframing of Social 45, hlm 346-356.
Accounting”. Accounting Forum, Vol. Wirajaya, A. 2014. Studi Etnografi tentang
38, hlm 274-277. Akuntabilitas Organisasi Sekaa Desa
Thomson, I., S. Grubnic, dan G. Georgako- Adat Kuta Bali. Disertasi Tidak Terpub-
poulos. 2014. “Exploring Accounting likasi. Program Pasca Sarjana Universi-
Sustainability Hybridisation in UK Pu­ tas Brawijaya. Malang.
blic Sector”. Accounting, Organizations
and Society, Vol. 39, hlm 453-476.

Anda mungkin juga menyukai