Anda di halaman 1dari 6

PENCEGAHAN PRIMORDIAL, PRIMER, DAN TERSIER PADA

KANKER DARAH (LEUKIMIA)


OLEH:
ANNISA DESTIANI
101611133150
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI 2019

Leukimia atau yang bisa disebut dengan kanker darah merupakan penyakit yang
terjadi pada sumsum tulang. Penyakit ini ditandai adanya perbanyakan secara tak
normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk di sumsum tulang dan
jaringan limfoid, yang pada umumnya penyakit ini terjadi pada leukosit. Pada
pasien leukima yang belum mendapatkan terapi akan banyak ditemukan sel darah
putih dimana mempu mencapai 50.000 sel per tetes. Penyakit leukemia ini terdiri
dari 4 tipe, yaitu; Accute Myeotic Leukimia, Accute Lymphotic Leukima, Chronic
Myeotic Leukimia, Chronic Lymphotic Leukima.

Penyebab pasti dari kejadian leukemia ini masih belum bsa diketahui, namun
factor predisposisi sudah bias diketahui, sehingga dapat digunakan sebagai acuan
dalam memberikan upaya pencegahan terhadap penyakit leukemia. Berikut
merupakan upaya pencegahan tersebut:

1. Pencegahan Primordial
a. Adanya Peraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
Salah satu fator predisposisi penyakit leukemia adalah terekspos pada
benzene atau dosis besar radiasi pengion. Benzene merupakan bahan
senyawa organic volatile atau yang dapat berubah menjadi gas atau uap.
Benzene terbuat dari sumber batu bara, minyak bumi, serta terdapat dalam
gasoline. Selain itu, benzene juga terdapat dalam kandungan rokok. Asap
tembakau yang memiliki kandungan benzene tersebut sangat erat kaitannya
dengan kejadian leukemia terutama leukemia myeloid akut pada orang
dewasa.
Kawasan tanpa rokok merupakan salah satu upaya perlindungan untuk
masyarakat terhadap risiko ancaman akibat dari lingkungan yang terkena
asap rokok. Penetapan kawasan tanpa rokok ini perlu diselenggarakan di
tempat; Fasilitas pelayanan kesehatan, Tempat proses belajar mengajar,
Tempat anak bermain, Tempat ibadah, Angkutan umum, Tempat kerja,
Serta tempat umum lain yang ditetapkan untuk melindungi masyarakat yang
ada dari asap rokok. Peraturan perundangan terkait kawasan tanpa rokok ini
diantaranya:
1. Instruksi Menteri Kesehatan Nomor 84/Menkes/Inst/II/2002 tentang
Kawasan Tanpa Rokok di Tempat Kerja dan Sarana Kesehatan.
2. Instruksi Menteri Pedidikan dan Kebudayaan RI Nomor 4/U/1997
tentang Lingkungan Sekolah Bebas Rokok.
3. Instruksi Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
161/Menkes/Inst/III/1990 tentang Lingkungan Kerja Bebas Asap
Rokok.
4. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2008 tentang Kawasan
Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok
5. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 8 Tahun 2016
tentang Kawasan Tanpa Rokok
6. Serta peraturan daerah lain yang mengatur terkait kawasan tanpa rokok.

Sasaran kegiatan kawasan tanpa rokok ini adalah orang-orang


(khususnya perokok) yang berada pada tempat-tempat yang ditetapkan
menjadi kawasan tanpa rokok untuk tidak melakukan aktivitas merokok di
tempat-tempat tersebut. Adanya aturan ini meminimalisi terjadinya masalah
kesehatan akibat rokok salah satunya adalah leukemia.

b. Adanya Aturan Pemeriksaan Kesehatan Pra Nikah


Salah satu predisforcing factor kejadian leukemia adalah adanya riwayat
keluarga yang memiliki penyakit leukemia. Selain itu, adanya down
syndrome dan kelainan kelainan darah seperti polycythemia vera (penyakit
dengan gambaran terdapat begitu banyak sel darah merah di sumsum tulang
dan darah, menyebabkan darah mengental) lebih cenderung mengalami
leukemia. Hal ini sesuai dengan penelitian berjudul Risk Factor and
Primary Prevention of Acute Leukima yang menyatakan bahwa terdapat
hubungn genetic pada kejadian leukemia ini. Oleh karena itu, adanya aturan
mengenai cek kesehatan pra nikah sangat diperlukan untuk mendeteksi lebih
dini terkait penyakit leukemia ini. Salah satu peraturan ini ada di Jawa
Timur yaitu Instruksi Walikota Surabaya Nomor 1 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan dan Penyuluhan Kesehatan
Reproduksi Calon Pengantin.
Sasaran kegiatan ini adalah orang-orang yang akan melaksanakan
pernikahan (calon pengantin), sebelum melaksanakan pernikahan dilakukan
tes kesehatan terlebih dahulu.
c. Mengembangkan inisiatif kebijakan untuk mengurangi paparan terkait
bahan kimia terutama pada peerja dengan aparan benzene. Hal ini bisa
dilakukan dengan memberikan aturan terkait batas paparan benzene yang
diperbolehkan serta memberikan peraturan terkait alat pelindung diri apa
saja yang harus digunakan oleh pekerja. Sasaran kegatan ini adalah
manajemen perusahaan dan pekerja itu sendiri.

2. Pencegahan Primer
Terdapat 2 macam dalam pencegahan primer, yaitu health promotion dan
specific protection.
a. Health Promotion
Upaya pencegahan health promotion yang dapat dilakukan pada penyakit
leukemia adalah:
1. Memberikan sosialisasi/upaya promosi kesehatan kepada pengguna
rokok akan bahaya yang ditimbulkan akibat asap rokok yang
mengandung benzene, bisa berupa sosialisasi maupun penggunaan
media poster. Sasaran kegiatan disini adalah masyarakat secara umum
baik perokok aktif maupun perokok pasif.
2. Memberikan sosialisasi kepada pekerja radiologi dan pasien dalam
pentingnya menggunakan APD disaat bekerja untuk mengurangi
paparan radiasi. Selain pada pekerja radiologi, juga pada pekerja lain
yang terpapar benzene untuk menghindari paparan zat kimia tersebut
secara langsung. Sasaran kegiatan ini adalah pekerja radiologi serta
pekerja lain yang bekerja dengan paparan benzene.
3. Pemeriksaan Pra Nikah
Memberikan pengetahuan terkait pemeriksaan pra nikah dapat
digunakan untuk memastikan kesehatan dari kedua calon mempelah.
Apabila diketemukan dari calon mempelai yang memiliki riwayat
keluarga dengan down syndrome atau kelainan gen lainnya, maka dapat
dilakukan konsultasi secara rutin sehingga penyakit bisa secara dini
dapat diketahui. Sasaran dari kegiatan ini adalah calon pengantin.
4. Menyertakan pesan-pesan terkait kesehatan lingkungan khususnya yang
dapat menyebabkan penyakit leukemia pada tahap prakonsepsi,
prenatal, serta pada kesehatan preventif pada anak.
b. Spesific Protection
1. Pengendalian Terhadap Pemaparan Sinar Radioaktif
Pencegahan ini ditujukan kepada petugas radiologi dan pasien yang
penatalaksanaan medisnya menggunakan radiasi. Untuk petugas
radiologi dapat dilakukan dengan menggunakan baju khusus anti
radiasi, mengurangi paparan terhadap radiasi, dan pergantian atau
rotasi kerja. Untuk pasien dapat dilakukan dengan
memberikanpelayanan diagnostik radiologi serendah mungkin sesuai
kebutuhan
klinik. Sasaran dari kegiatan ini adalah pekerja radiologi dan juga pasien
yang akan mendapatkan perawatan dengan radioaktif.
2. Pemakaian APD pada Pekerja dengan Paparan Benzena
Pada pekerja dengan aparan benzene diwajibkan untuk menggunakan
alat pelindung diri berupa baju khusus yan digunakan agar tidak secara
langsung terpapar oleh zat tersebut. Sasaran dari kegiatan ini adalah
bagian manajemen, pekerja, dan orang-orang yang berada pada
perusahaan tersebut yang mendapatkan paparan benzene.

3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier merupakan pencegahan yang dilakukan dilakukan untuk
membatasi kelemahan rehabilitasi. Tujuan pencegahan tersier ini adalah untuk
menurunkan kelemahan dan kecacatan, memperkecil penderitaan, untuk
melakukan penyesuaian diri terhadap keadaannya. Pada pencegahan tersier
disini dapat dilakukan perbaikan dalam bidang psikologgi, social dan spiritual
dan juga dukungan moral dari orang-orang terdekat untuk mengembalikan
semangat dari penderita. Sasaran kegiatan ini adalah penderita leukemia.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar C. Widyaningsih, M. A. 2017 Acute Myeloid Leukimia. Fakultas


Kedokteran Universitas Udayana.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/ae97d96d7b3a36c
778ca436020f67ca5.pdf

Ilhan, G, Karakus S, Andie N. 2006. Risk Factors and Primary Prevention of Acute
Leukimia. Asian Pasific Journal of Cancer Prevention. Vol. 7. 516-517.

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok.


Jakarta. Kementrian Kesehatan RI.
http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-
kesehatan/pedoman-ktr.pdf.

Todd. P. Metayer C. Wiemels J L. dkk. 2016. Childhood Leukimia and Primary


Prevention. Curr Probl Pediatr Adolesc Health Care. Vok 46 No. 3. Hal,
320-352.
https://www.researchgate.net/publication/309544202_Childhood_Leukemi
a_and_Primary_Prevention

Anda mungkin juga menyukai