ITS Master 23412 Paper 1085853 PDF
ITS Master 23412 Paper 1085853 PDF
ISBN No.
Agus Dwi Santoso, ST 1*, Sutopo Purwono Fitri,ST, M.Eng, PhD 2*,
Dr. Ir. A.A. MASROERI, M.Eng 3*
Abstrak
Isu semakin habisnya energi fosil sebagai bahan bahan bakar untuk penggerak kapal sudah lama
dirisaukan pengguna energi ini. Sehingga beberapa tahun yang lalu sudah mulai dikembangkan
energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar yang bersumber dari fosil. Kapal sebagai sarana
transportasi yang menggunakan tenaga penggerak berupa mesin diesel yang banyak menggunakan
bahan bakar energi dari fosil juga menghasilkan emisi atau gas buang yang dapat mencemari
lingkungan.
Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut diatas adalah dengan mengembangkan sebuah kapal
yang ramah lingkungan (eco ship) dengan sistem – sistem tenaga penggerak yang efisien dan rendah
kandungan emisi gas buangnya. Salah satu alternatif sistem tenaga penggerak yang banyak diteliti
dewasa ini adalah tenaga penggerak Hybrid. Pada makalah ini akan dikembangkan sistem propulsi
hybrid menggunakan kombinasi paralel antara baterai lithium dan diesel elektrik. Sistem hybrid ini
akan dikembangkan pada kapal ferry dengan rute pelayaran tetap (liner ferry) pada area
penyeberangan Merak – Bakauheni. Konfigurasi model dan kinerja dari model sistem propulsi hybrid
akan dianalisa dan dievaluasi dengan model matematis dan disimulasikan menggunakan bantuan
perangkat lunak Matlab.
2. Sistem Propulsi Hybrid Pada Kapal mesin pada sistem akan bekerja pada beban
2.1 System Propulsi Hybrid tetap. Saat beban itu sesuai dengan kebutuhan
Menurut Grimmelius, memperhatikan tentang propeler maka tenaga dari mesin akan digunakan
kelangsungan bahan bakar fosil yang digunakan untuk menggerakkan propeler. Namun saat kapal
pada sistem tenaga penggerak kapal melakukan manuver dengan kecepatan rendah
menyebabkan mendorong pemerintah untuk maka mesin tetap berjalan namun tenaga yang
menegakkan peraturan yang lebih ketat tentang ada akan disimpan dalam suatu baterai yang
emisi. Peraturan yang lebih ketat ini memaksa nantinya apabila dibutuhkan, baterai ini akan
pemilik kapal, dan dengan demikian pula dijadikan sebagai sumber tenaga penggerak.
desainer kapal, untuk mengevaluasi kembali Kondisi inilah yang akan memberikan konsumsi
desain dari propulsi kapal dan sistem powering. bahan bakar yang optimal
Dalam industri mobil masalah ini ditangani
2.2 Konfigurasi System Hybrid
dengan cara yang berbeda oleh produsen mobil
Baterai dipilih dalam sistem hybrid sebagai
yang berbeda, tapi salah satu kemungkinan yang
media penyimpanan energi karena baterai
telah terealisasi adalah aplikasi sistem penggerak
memiliki karakteristik dapat diandalkan dan,
hibrida, misalnya Toyota Prius [Grimmelius,
biaya rendah yang dapat menyimpan sejumlah
2011].
besar energi dibandingkan dengan media
Metode penelitian mengenai teknologi Hybrid penyimpanan lainnya [Baker, 2008]. Kerapatan
yang menggabungkan penggerak utama (diesel daya baterai (kW/kg) relatif tinggi dan efisiensi
engine) dan penyimpanan energi (baterai) telah energi listrik tetap tinggi pada arus debit praktis.
berhasil digunakan dalam kendaraan dalam Baterai telah digunakan dalam industri otomotif
industri otomotif [Mohamed et al, 2009]. Dan dalam pengembangan aplikasi mobil hybrid dan
telah terbukti untuk berkontribusi terhadap memiliki peran signifikan dalam efisiensi
pengurangan emisi CO2 [Alvarez et al, 2010; keseluruhan dari power train. Keberhasilan
Fontaras et al, 2008]. Konsep energi yang sistem ini tergantung pada pengembangan
tersimpan di kapal telah ada sejak perang dunia teknologi baterai yang sesuai [Mohamed et al,
kedua, di mana kapal selam menggunakan 2009].
sumber tenaga listrik untuk sistem penggerak di
Menurut Grimmelius, marine diesel engine
bawah air, di mana operasi mesin diesel saat itu
biasanya beroperasi paling efisien pada 70 - 85%
tidak memungkinkan. Biasanya, optimalisasi
beban nominal. Ini adalah alasan sebuah Margin
mesin diesel laut bertujuan untuk mengurangi
Engine (EM) dipilih yang membedakan antara
konsumsi bahan bakar untuk satu titik operasi,
Continous Service Rating (CSR) dan Maximum
sementara pemilihan komponen seperti
Continous Rating (MCR) dari mesin ketika
turbocharger dibuat untuk berbagai kondisi
matching dengan baling-baling dalam desain
operasional, sehingga dapat mempengaruhi
kapal dagang. Metode ini bekerja sangat baik
efisiensi keseluruhan [Kyrtatos, 1993].
untuk kapal kargo yang beroperasi pada
Selain itu, metode teknologi hibrid banyak kecepatan desain untuk sebagian besar waktu
digunakan untuk menggabungkan beberapa jenis operasinya. Setiap mode menetapkan persyaratan
pembangkit listrik, seperti pembangkit energi yang berbeda untuk sistem tenaga kapal tetapi
angin, surya, dan diesel [Weldermariam, 2010], daya terpasang total selama desain khusus yang
pembangkit energi angin dan surya [Hernandez, kompleks biasanya ditentukan oleh modus
2007], pembangkit energi angin dan diesel operasional dengan kebutuhan daya tertinggi.
[Tittel, 2007]. Dalam teknik hibrid ini, pada Hal ini menyebabkan beban bagian operasi
umumnya baterai digunakan sebagai penyimpan sering dari mesin ketika kapal yang beroperasi di
energi sementara, dan sebuah pengendali modus lain dari daya dengan mode yang tinggi
digunakan untuk mengoptimalkan pemakaian [Grimmelius, 2011]. Hal ini sesuai dengan mode
energi dari masing-masing sumber dan baterai, operasi pada kapal ferry dengan rute pelayaran
disesuaikan dengan beban dan ketersedian energi liner, dimana membutuhkan kecepatan yang
dari sumber energi yang digunakan [Soetedjo A, relatif konstan sesuai dengan desain kapal.
2011]
Berikut contoh konfigurasi rancangan kamar
Kelebihan sistem hybrid ini adalah dalam hal mesin dari kapal Tug boat yang menjadi
efisiensi bahan bakar. Dalam suatu sistem hybrid penelitian dari Klien Woud. Dimana
yang ideal, sistem akan secara otomatis menunjukkan Tug boat yang mempunyai 2
menentukan sumber tenaga yang paling efisien propeller yang digerakkan langsung oleh 2 diesel
untuk beban yang ada. Saat kapal yang memiliki engine. Sedangkan konsumsi beban elektrikal di
penumpang banyak maka sumber tenaga yang supply 2 generator yang dirangkai secara pararel.
ada dapat bekerja secara bersama yaitu Dengan konfigurasi seperti ini kurang efektif,
generator, baterai ataupun sumber tenaga yang dimana kebutuhan akan bahan bakar menjadi
lain. Pada saat fungsi hybrid dijalankan, maka besar. Sehingga berdampak pada laju emisi yang
Seminar Nasional Pascasarjana XII – ITS, Surabaya 12 Juli 2012
ISBN No.
besar sehingga dapat mengakibatkan pencemaran Model konfigurasi sistem hybrid propulsion
lingkungan. lainnya menurut Dedes, dimana kapal dengan
menggunakan single propeller.
Gambar 1. Energy Flow Diagram (EFD) [Klein et al, 2002] Gambar 3. Model konfigurasi sistem propulsi hybrid dengan
efisiensi baterai 0,85 – 0,92 [Dedes et al, 2011]
Oleh karena itu, dalam penelitian ini diusulkan
suatu model konfigurasi hybrid dari sistem
propulsi di kapal ferry.
Menurut Grimmelius, berdasarkan mode
operasi dari Tug boat maka dibuat suatu model
konfigurasi sebagai berikut:
Gambar 2. Energy Flow Diagram (EFD) Hybrid 2.3 Pemodelan Dengan Matlab
[Grimmelius, 2011]
Kombinasi antara diesel engine dengan baterai
pada sistem propulsi hybrid dilakukan pada kapal
Selain gambar diatas masih banyak opsi lainnya dengan tipe operasional yang bervariasi yaitu
yang tersedia, dimana dapat memberikan lebih kapal tug boat dan bulk carrier. Oleh karena itu
banyak fleksibilitas dalam cara baling-baling penulisan ini dengan topik Pengembangan sistem
didorong dibandingkan dengan sistem propulsi hybrid (baterai lithium – diesel elektrik)
konvensional seperti ditunjukkan pada Gambar untuk kapal Ferry Liner Merak - Bakauheni
1. dengan metode melakukan model konfigurasi
Fleksibilitas ini dapat menjadi alasan untuk sistem propulsi hybrid yang optimal
menerapkan teknologi hibrida, tetapi dalam hal menggunakan bantuan perangkat lunak Matlab.
ini sistem yang dikontrol dengan baik juga Sehingga didapatkan hasil suatu desain model
dapat mengurangi konsumsi bahan bakar secara konfigurasi sistem propulsi hybrid pada kapal
keseluruhan, yang tentu saja membuatnya jauh Ferry Liner yang optimal.
lebih menarik. Sistem manajemen energi harus Pemodelan pada makalah ini menggunakan
dapat memutuskan hasil pilihan mengemudi matlab. Dengan memodelkan diesel engine yang
efisiensi yang terbaik dan secara otomatis menghasilkan tegangan AC kemudian diubah
beralih ke mode tersebut. Tentu saja ini terbaik menjadi tegangan DC oleh konverter selanjutnya
yang bisa dilakukan pada saat mendatang, atau digunakan untuk menggerakkan motor DC yang
bahkan bila dilengkapi profil lengkap berlayar. dirangkai sedemikian rupa untuk menggerakkan
Namun, karena ini adalah sangat sulit untuk propeler. Pada kondisi tertentu secara bersamaan
(prediksi masa depan), sistem umpan balik output diesel engine melakukan pengisian pada
tradisional kontrol harus diterapkan. Beberapa baterai. Yang selanjutnya pada awal kapal
pilihan yang tersedia untuk kontrol umpan balik, bergerak energi dari baterai ini digunakan untuk
yang merupakan strategi manajemen energi menggerakkan motor DC.
terbaik dan bagaimana kita mengujinya
[Grimmelius, 2011].
Seminar Nasional Pascasarjana XII – ITS, Surabaya 12 Juli 2012
ISBN No.
5. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa: dengan mengidentifikasi
grafik tersebut tampak bahwa baterai akan
digunakan energinya ketika kecepatan kapal
rendah, yaitu saat kapal meninggalkan
pelabuhan. Selanjutnya saat kapal melaju maka
tenaga dari diesel engine digunakan untuk
menggerakkan propeler. Saat itu pula secara
bersamaan output dari generator akan mengisi
baterai. Energi ini akan disimpan didalam baterai
untuk nantinya digunakan saat kapal mendekati
pelabuhan atau kapal dalam kondisi kecepatan
rendah.
6. Penghargaan
Ucapan terima kasih diucapkan kepada Bapak
Sutopo Purwono Fitri, ST, M.Eng, PhD., Dr.Ir.
A.A. Masroeri, M.Eng, yang telah membimbing
penulis dalam melakukan penelitian ini.
7. Pustaka
Dedes, Eleftherios K., Hudson, Dominic A.,
Turnock, Stephen R., (2011). Assessing the
potensial of hybrid energy technology to
reduce exhaust emissions from global
shipping. Elsevier. International Journal of
Energy Policy 40, 204-218.
ImarE., (2006). Kapal – kapal yang sangat
ramah lingkungan (the super eco-ship).
Buletin Marine Engineering.
Grimmelius, H., De Vos P., Krijgsman, M., Van
Deursen, E., (2011). Control of Hybrid Ship
Drive System. Compit. Netherland.
Alvarez, R., Schlienger, P., Weilenmann, M.,
(2010). Effect of hybrid sytem battery
performance on determining hybrid electric
vehicles in real-world conditions. Energy
Policy doi:10.1016.
Kyrtatos, N., (1993). Marine Diesel Engines
Design and Operation aspects. Symetria,
Athens.
Baker, J., (2008). New technology and possible
advances in energy storage. Energy Policy
36, 4368–4373.
Klein Woud, H., Stapersma, D., (2002). Design
of Propulsion and Electric Power
Generation Systems. IMarEST publications,
London.