Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hospitalisasi pada anak merupakan proses karena suatu alasan yang
berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit
menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah. Selama
proses tersebut, anak dapat mengalami berbagai kejadian yang menunjukkan
pengalaman yang sangat trauma dan penuh dengan stress. Hospitalisasi
merupakan salah satu penyebab stress baik pada anak maupun keluarganya,
terutama disebabkan oleh perpisahan dengan keluarga, kehilangan kendali,
perlukaan tubuh dan rasa nyeri (Nursalam, 2003).
Pada anak yang menjalani hospitalisasi perasaan yang sering muncul
yaitu cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah (Wong, 2001; Supartini,
2004). Perasaan tersebut dapat timbul karena menghadapi sesuatu yang baru
dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidaknyaman dan merasakan
sesuatu yang menyakitkan (Supartini, 2004). Perasaan cemas yang terjadi pada
anak dapat menyebabkan orangtua menjadi cemas juga. Kecemasan yang
terjadi pada anak ini dapat memperlambat proses penyembuhan, menurunkan
semangat untuk sembuh dan tidak kooperatifnya anak terhadap tindakan
perawatan (Supartini, 2004).
Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan
anak secara optimal. Bermain merupakan cara alamiah bagi anak untuk
mengungkapkan konflik dari dirinya. Bermain tidak sekedar mengisi waktu,
tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta
kasih, dan lain sebagainya. Anak memerlukan berbagai variasi permainan
untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Bermain dapat mengungkapkan bahasa dan keinginan dalam
mengungkapkan konflik dari anak yang tidak disasarinya serta dialami dengan
kesenangan yang diekspresikan melalui psikososio yang berhubungan dengan
lingkungan tanpa memperhitungkan hasil akhirnya.

B. Tujuan Terapi Bermain


1. Tujuan Umum
Mengurangi kecemasan pada anak selama hospitalisasi.
2. Tujuan Khusus
a. Memfasilitasi anak untuk mengekspresikan perasaannya
b. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan anak
c. Menciptakan atau meningkatkan hubungan yang sehat.
d. Meningkatkan kreatifitas bermain.
e. Meningkatkan perilaku yang baik
C. Manfaat Terapi Bermain
1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan
menghilangkan kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.
2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat
bermain.

BAB II

TERAPI BERMAIN
A. Pengertian Bermain
Dunia anak adalah dunia bermain. Melalui kegiatan bermain, anak
belajar berbagai hal. Bermain merupakan bagian yang amat penting dalam
tumbuh kembang anak untuk menjadi manusia seutuhnya. Bermain bagi anak
adalah salah satu hak anak yang paling hakiki. Melalui kegiatan bermain ini,
anak bisa mencapai perkembangan fisik, intelektual, emosi, dan social
(Prasetyono, 2007)
Bagi anak-anak bermain adalah pekerjaan mereka. Bermain membantu
anak memahami ketegangan dan tekanan, mengembangkan kapasitas mereka,
dan menguatkan pertahanan mereka, sehingga bermain tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan anak baik sehat maupun sakit (Potter Perry, 2005)
B. Fungsi Bermain :
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan Sensori Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar(warna,bentuk kegunaan)
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri kelemahan dan tingkah laku
terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Interaksi dengan orang lain bertingkah laku sesuai harapan teman
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan
kejujuran.
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak misalnya : marah, takut, benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi nak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain
Ada lima faktor yang mempengaruhi aktivitas bermain pada anak (Supartini,
2004). Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tahap Perkembangan Anak
Aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak yaitu sesuai dengan
tahapan pertumbuhan dan perkembangannya. Tentunya permainan anak
usia bayi tidak lagi efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
usia prasekolah, demikian juga sebaliknya, karena pada dasarnya
permainan adalah alat stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Status Kesehatan Anak
Aktivitas bermain memerlukan energi. Namun bukan berarti anak
tidak perlu bermain pada saat sedang sakit. Pada saat kondisi anak sedang
menurun atau anak sedang terkena sakit, bahkan dirawat di rumah sakit,
orang tua dan perawat harus jeli memilihkan permainan yang dapat
dilakukan anak sesuai dengan prinsip bermain pada anak yang sedang
dirawat di rumah sakit.
3. Jenis Kelamin Anak
Dalam melakukan aktivitas bermain tidak membedakan jenis
kelamin laki-laki atau perempuan, semua alat permainan dapat digunakan
oleh anak laki-laki atau anak perempuan untuk mengembangkan daya
pikir, imajinasi, kreativitas, dan kemampuan sosial anak.

4. Lingkungan yang Mendukung


Fasilitas bermain lebih diutamakan yang dapat menstimulasi
imajinasi dan kreativitas anak.
5. Alat dan Jenis Permainan yang Cocok
Alat dan jenis permainan dipilih yang sesuai dengan tahapan
tumbuh kembang anak. Label yang tertera pada mainan harus dibaca
terlebih dahulu sebelum membelinya, apakah mainan tersebut aman dan
sesuai dengan usia anak.
D. Klasifikasi Bermain
Sifat bermain pada anak yang kita tahu ada dua yaitu bersifat aktif
dan bersifat pasif. Sifat demikian akan memberikan jenis permainan yang
berbeda, dikatakan bermain aktif jika anak berperan aktif dalam permainan,
selalu memberikan rangsangan dan melaksanakannya, sedangkan bermain
pasif adalah anak memberikan respon secara pasif terhadap permainan dan
orang atau lingkungan yang memberikan respon secara aktif. Melihat sifat
tersebut, kita dapat mengenal macam-macamdari permainan.
Ada beberapa jenis permainan, ditinjau dari isi permainan dan
karakter sosialnya. Berdasarkan isi permainan ada Social affective play,
sense pleasure play, skill play, games, unoccupied behavior dan dramatic
play. Ditinjau dari karakter permainan, terdapat jenis social onlooker play,
solitary play dan parallel play (Aziz, 2005).
E. Tahapan Perkembangan Bermain
Tahapan perkembangan bermain terdiri dari tahap eksplorasi, tahap
permainan, tahap bermain dan tahap melamun (Hurlock, 1999).
1. Tahap Eksplorasi
Hingga bayi berusia sekitar 3 bulan, permainan mereka terutama
terdiri atas melihat orang dan benda serta melakukan usaha acak untuk
menggapai benda yang diacungkan dihadapannya.
2. Tahap Permainan
Bermain barang mainan dimulai pada tahun pertama dan
mencapai puncaknya pada usia antara 5 dan 6 tahun. Anak semula hanya
mengeksplorasi mainannya. Usia antara 2 dan 3 tahun, mereka
membayangkan bahwa mainannya mempunyai sifat hidup dapat
bergerak, berbicara dan merasakan, dengan semakin berkembangnya
kecerdasan anak, mereka tidak lagi menganggap benda mati
3. Tahap Bermain
Tahapan usia masuk sekolah, jenis permainan mereka sangat
beragam, semula mereka meneruskan bermain dengan barang mainan,
terutama bila sendirian, selain itu mereka merasa tertarik dengan
permainan, olah raga, hobi dan bentuk permainan matang lainnya.
4. Tahap Melamun
Mendekati masa puber, mereka mulai kehilangan minat dalam
permainan yang sebelumnya disenangi dan banyak menghabiskan
waktunya dengan melamun.
F. Permainan Untuk Anak Usia Prasekolah
Usia anak prasekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain, karena
setiap waktunya diisi dengan kegiatan bermain. Kegiatan bermain yang
dimaksud disini adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan
batin untuk memperoleh kesenangan. Terdapat beberapa macam permainan
anak usia prasekolah menurut Yusuf (2002:172) yaitu sebagai berikut:
1. Permainan fungsi (permainan gerak) seperti meloncat-loncat, naik turun
tangga, berlari-larian, bermain tali, dan bermain bola.
2. Permainan fiksi, seperti menjadikan kursi seperti kuda, main sekolah-
sekolahan, dagang-dagangan, perang-perangan, dokter-dokteran, robot-
robotan, tembak-tembakan dan masak-masakan.
3. Permainan reseptif atau apresiatif, seperti mendengarkan cerita atau
dongeng, melihat gambar, membaca buku cerita, melihat orang melukis,
menceritakan kisahnya.
4. Permainan membentuk (konstruksi), seperti membuat kue dari tanah
liat, membuat gunung pasir, membuat kapal-kapalan dari kertas,
membuat gerobak dari kulit jeruk, membentuk bangunan rumah-
rumahan dari potongan kayu-kayu, puzzle.
5. Permainan prestasi seperti sepak bola, bola voli, tenis meja dan bola
basket.
Pengertian Tumbuh Kembang

Tumbuh kembang adalah


Suatu proses bertahap, dinamis, dan berselimutan pada bayi. Tumbuh
kembang ini perlu dilakukan pemantauan secara teratur dan berkala sehingga
potensinya bisa dimaksimalkan. (campbell : 2000)

Tumbuh kembang anak adalah


Adalah suatu proses yang sifatnya kontinu, yang dimulai dimulai sejak di
dalam kandungan hingga dewasa. Di dalam proses perkembangan anak terdapat
masa-masa kritis, dimana pada masa tersebut di perlukan suatu stimulus yang
berfungsi agar potensi si anak berkembang. Perkembangan anak akan optimal jika
terdapat interaksi sosial yang sesuai dengan kebutuhan anak di berbagai tahap
perkembangan (adriana : 2013)

SAP TERAPI BERMAIN

Bidang studi : Keperawatan Anak

Pokok bahasan : Terapi bermain pada anak usia pra sekolah (1-3 tahun)

Hari / tanggal : Mei 2019

Waktu : 20-30 menit

Tempat : Ruang keperawatan anak (Asoka)

Materi : Terlampir
A. Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan terapi bermain anak dapat melakukan permainan
sesuai dengan tumbuh kembang anak
B. Tujuan instruksional khusus

Setelah mengikuti permainan ini selama 1x tatap muka, anak mampu:


1. Mengembangkan kreativitas dan daya fikirnya
2. Gerakan motorik kasar pada anak lebih terasah/terlatih
3. Mengekspresikan perasaannya selama menjalani perawatan
4. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
5. Beradaptasi dengan lingkungan
C. Sasaran
- Anak usia Pra Sekolah ( 3-6 tahun )
- Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain

D. Metode
Bermain bersama
E. Media
Robot-Robotan
F. Kegiatan permainan

NO KEGIATAN TERAPI WAKTU KEGIATAN PESERTA


1 Persiapan : 5 menit
1. Kontrak waktu
2. Menyiapkan ruangan.
3. Menyiapkan alat-alat.
4. Menyiapkan anak dan keluarga
2 Pembukaan : 5 menit 1. Menjawab salam
1. Membuka proses terapi 2. Keluarga
bermain dengan mengucapkan
mendengarkan
salam,memperkenalkan diri pada 3. Memperhatikan
keluarga
2. Menjelaskan pada keluarga
tentang tujuan dan manfaat
bermain, menjelaskan cara
permainan
3 Pelaksanaan : 10 menit 1. Berpindah posisi
1. Mengatur posisi duduk terapis 2. Mengambil mainan
dengan pasien anak dan orang tua yang disukainya
2. Mengajak dan memotivasi klien 3. Bermain bersama
(anak) untuk bermain bersama
3. Menanyakan kepada anak mainan
mana yang disukai
4. Mengajak anak bermain bersama
5. Apabila anak tidak mau aktif,
melibatkan orang tua atau
pendamping anak untuk
membantu anak bermain bersama
6. Mengungkapkan reinforcement
positif
4 Evaluasi : 2 menit Mengungkapkan
1. Terapis menanyakan perasaan
perasaan senang
klien setelah mengikuti Play
therapy
2. Memberi pujian atas
keberhasilan anak bermain
3. Tindak Lanjut
4. Memberi salam penutup
5 Penutup : 3 menit Ibu menjawab salam dan
1. Memberikan / membagikan
mengucapkan terima
permainan pada anak-anak di
kasih
dalam ruangan
2. Mengucapkan salam dan terima
kasih

G. Denah bermain

Keterangan :

: Pasien

: Ibu/Keluarga Pasien

: Perawat
: Tempat tidur pasien

H. Evaluasi
1. Kegiatan terapi bermain berjalan dengan baik
2. Orang tua dan anak nampak senang dengan kegiatan terapi bermain
3. Anak mampu bermain bersama
4. Anak mampu bermain dengan bermacam mainan, mampu memainkan
mainan dengan baik
MATERI PEMBAHASAN

A. Definisi
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional, dan sosial.

B. Fungsi bermain bagi anak :


1. Perkembangan sensori motorik,
2. Perkembangan intelektual / kognitif,
3. Mengembangkan kreativitas anak,
4. Merupakan media sosialisasi anak,
5. Media kesadaran diri,
6. Perkembangan moral,
7. Sebagai alat komunikasi, dan
8. Terapi.
C. Tujuan bermain :
1. Mengembangkan kreativitas dan daya fikirnya
2. Gerakan motorik kasar pada anak lebih terasah/terlatih
3. Mengekspresikan perasaannya selama menjalani perawatan
4. Mengekspresikan rasa senangnya terhadap permainan
5. Beradaptasi dengan lingkungan
Pada terapi bermain ini, mengambil topik khusus dengan permainan untuk
menstimulasi pergerakan motorik anak

Judul / jenis permainan : Memainkan Robot-Robotan

Jumlah anak : 1 orang

Usia anak : Pra Sekolah ( 3-6 tahun )

Tanggal pelaksanaan : 2 April 2019

Lama / waktu bermain : 20 – 30 menit

Alat-alat yang diperlukan :


1. Robot-Robotan
2. Jam / pengukur waktu
Tempat : Ruang Asoka (Anak)

UPTD PUSKESMAS BONE-BONE

Tujuan umum

Untuk meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak

Tujuan khusus pada permainan ini :

1. Meningkatkan hubungan perawat – klien,


2. Meningkatkan kreativitas pada anak,
3. Sosialisasi dengan teman sebaya / orang lain,
4. Membina tingkah laku positif,
5. Menimbulkan rasa kerjasama,
6. Sebagai alat komunikasi antara perawat – klien.

Prinsip bermain yang dilakukan, adalah :


1. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat, dan sederhana.
2. Mempertimbangkan keamanan.
3. Kelompok umur / usia klien sama.
4. Melibatkan orang tua.
5. Tidak bertentangan dengan pengobatan.
Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi :
1. Anak lelah,
2. Anak bosan,
3. Anak merasa takut dengan lingkungan,
4. Saat bermain anak mendapat program pengobatan,
5. Kecemasan pada orang tua.

Antisipasi untuk meminimalkan hambatan :


1. Membatasi waktu bermain.
2. Permainan bervariasi / tidak monoton.
3. Jadwal bermain disesuaikan  tidak pada waktu terapi.
4. Terlebih dahulu memberikan penjelasan pada anak dan orang tua.
5. Melibatkan perawat / petugas ruangan dan orang tua.
6. Konsultasi dengan pembimbing

Diketahui oleh CI lahan Bone-Bone................2019


Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai