Pneumonia Pada Anak
Pneumonia Pada Anak
Pneumonia berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran
bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam
pada anak usia 2 bulan sampai anak usia kurang dari 5 tahun. Pada
kelompok usia ini dikenal juga pneumonia sangat berat dengan gejala batuk,
kesukaran bernapas disertai gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum.
Sementara untuk anak di bawah 2 bulan, pneumonia berat ditandai dengan
frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih atau (juga
disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah.
Perbedaan yang mendasar antara pneumonia dan TBC terletak pada jenis
mikroorganisme yang menginfeksi. Pneumonia yang ada di masyarakat
umumnya, disebabkan oleh bakteri, virus, atau mikoplasma (bentuk peralihan
antara bakteri dan virus), bakteri yang umum adalah streptococcus
Pnemoniae, Staphylococcus Aureus, Klebsiella sp, Pseudomonas sp.
Sedangkan yang disebabkan virus, misalnya virus influensa. Pada TBC, jenis
mikroorganisme yang menginfeksinya adalah mikrobakterium tuberculosis.
Balita rentanterken penyakit pneumonia, umumnya dikerenakan lemahnya
atau belum sempurnanya sistem kekebalan tubuh mereka. Oleh sebab itu,
mikroorganisme atau kuman lebih mudah menembus pertahanan tubuh.
Bakteri pneumokok ini dapat masuk melalui infeksi pada daerah mulut dan
tenggorokan, menembus jaringan mukosa lalu masuk ke pembuluh darah,
mengikuti aliran darah sapai ke paru-paru dan selaput otak. “Akibatnya,
timbul peradanganpada paru dan dan daerah selaput otak.
Gejala khususnya adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak
berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen
memperlihatkan kepadatan pada bagian paru. Kepadatan terjadi karena paru
dipenuhi sel radang dan cairan yang sebenarnya merupakan reaksi tubuh
untuk mematikan kuman. Tapi akibatnya fungsi paru terganggu, penderita
mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang untuk oksigen.
Untuk pneumonia oleh virus sampai saat ini belum ada panduan khusus,
meski bebrapa obat antivirus telah digunakan. Kebanyakan pasien juga bisa
diobati di rumah. Biasanya dokter yang menangani pneumonia akan
memilihkan obat sesuai pertimbangan masing-masing, setelah suhu pasien
kembali normal, dokter akan menginstruksikan pengobatan lanjutan untuk
mencegah kekambuhan dikarenakan serangan berikutnya bisa lebih berat
dibanding yang pertama. Selain antibotka, pasien juga akan mendapat
pengobatan tambahan berupa pengaturan pola makan dan oksigen untuk
meningkatkan jumlah oksigen dalam darah.
Pada beberapa kasus, pneumonia yang sudah mengalami komplikasi tersebut
bisa meninggalka efek samping. Anak dapat mengalami berbagai efek samping
seperti gangguan kecerdasan, gangguan perkembangan motorik, gangguan
pendengaran dan keterlambatan berbicara. Walaupun demikian, anak dengan
pneumonia juga bisa sembuh total dan hidup dengan normal.
Pencegahan
Penanggulangan penyakit pneumonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA
(Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Program ini
mengupayakan agar istilah pneumonia lebih dikenal masyarakat, sehingga
mumudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang
penanggulannya Program P2ISPA mengklasifikasi penderita ke dalam 2
kelompok usia. Yaitu, usai di bawah 2 bulan (Pneumonia Berat atau Bukan
Pneumonia) dan usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun.
Adapun mengenai waktu ideal pemberian vaksin IPD, adalah sebanyak 4 kali,
yakni pada saat bayi berusia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan diulang lagi pada
usai 12 bulan. Vaksin itu aman dan dapat diberikan bersamaan dengan
vaksin lain seperti Hib, MMR maupun Hepatitis B.
Selain imunisasi, pencegahan pneumonia dengan menjaga keseimbangan
nutrisi anak dan mengupayakan agar anak memiliki daya tahan tubuh yang
baik, antara lain dengan cara istirahat yang cukup juga olahraga.
Pneumonia Mikoplasma
Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila dibandingkan
dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu, pneumonia yang diduga
disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering juga disebut
pneumonia yang tidak tipikal (Atypical Pneumonia). Mikoplasma tidak bisa
diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski mamiliki karakteristik
keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan
tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala usia. Tetapi paling sering pada
anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga
pada yang tidak diobati.
Gejala yang paling sering adalah batuk berat, namun dengan sedikit lendir.
Demam dan menggigil hanya muncul di awal, dan pada beberapa pasien bisa
mual dan muntah. Rasa lemah baru hilang dalam waktu lama.
Selain kesulitan dalam bernapas, batuk rejan merupakan salah satu gejala
umum pada anak ketika ia terkena pnemonia. Pneunomia dapat diobati secara
efektif dengan antibiotik. Namun dalam kasus pneumonia yang lebih lanjut,
pengobatan bisa dilakukan melalui metode sinar-X. Pneumonia dapat dicegah
dengan beberapa cara, seperti:
1. Memberikan ASI ekslusif selama enam bulan pertama, hal tersebut
merupakan langkah penting untuk memastikan bayi anda mendapatkan
gizi yang cukup serta membangun kekebalan alami terhadap bakteri
maupun virus.
2. Memberikan vaksin yang disarankan oleh dokter dalam satu tahun
pertama kelahiran.
3. Menjaga kebersihan lingkungan.
4. Membiasakan anak untuk hidup sehat seperti tidak jajan sembarangan
dan mencuci tangan sebelum makan.