Fisiologi-Abdul Majid PDF
Fisiologi-Abdul Majid PDF
ABDUL MAJID
Bagian Fisiologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
I. PENDAHULUAN
CBF
Break Through
Autoregulation Nekrosis Vaskuler
AUTOREGULASI
Yang dimaksud autoregulasi adalah penyesuaian fisiologis organ tubuh
terhadap kebutuhan dan pasokan darah dengan mengadakan perubahan pada
resistensi terhadap aliran darah dengan berbagai tingkatan perubahan
kontriksi / dilatasi pembuluh darah.
Dengan pengetahuan autoregulasi dalam menurunkan TD secara mendadak
dimaksudkan untuk melindungi organ vital dengan tidak terjadi iskemi.
Autoregulasi otak telah cukup luas diteliti dan diterangkan.
Bila TD turun, terjadi vasodilatasi, jika TD naik timbul vasokonstriksi. Pada
individu normotensi, aliran darah otak masih tetap pada fluktuasi Mean
Arterial Pressure ( MAP ) 60 – 70 mmHg. Bila MAP turun dibawah batas
autoregulasi, maka otak akan mengeluarkan oksigen lebih banyak dari darah
untuk kompensasi dari aliran darah yang berkurang. Bila mekanisme ini
gagal, maka dapat terjadi iskemi otak dengan manifestasi klinik seperti mual,
menguap, pingsan dan sinkope.
Autoregulasi otak ini kemungkinan disebabkan oleh mekanisme miogenic
yang disebabkan oleh stretch receptors pada otot polos arteriol otak,
walaupun oleh Kontos dkk. Mengganggap bahwa hipoksia mempunyai
peranan dalam perubahan metabolisme di otak.
Pada cerebrovaskuler yang normal penurunan TD yang cepat sampai batas
hipertensi, masih dapat ditolelir.
Gbr. I : Auto regulasi Pada orang Gbr. II : Auto regulasi pada orang
normotensi. Aliran darah otak hipertensi aliran darah otak pada TH
dipertahankan pada MAP antara 60 – krinis dipertahankan pada MAP tinggi
120 – 140 mmHg. yaitu 120 – 160 – 180 mmHg. Kurva
bergeser ke kanan.
TD = CO >< SVR
SV HR PVR RVR
Dari berbagai sediaan obat antu hipertensi parenteral yang tersedia, Sodium
nitroprusside merupakan drug of choice pada kebanyakan hipertensi emergensi.
Karena pemakaian obat ini haruslah dengan cara tetesan intravena dan harus
dengan monitoring ketat, penderita harus dirawat di ICU karena dapat menimbulkan
hipotensi berat.
Alternatif obat lain yang cukup efektif adalah Labetalol, Diazoxide yang dapat
memberikan bolus intravena.
Phentolamine, Nitroglycerine Hidralazine diindikasikanpada kondisi tertentu.
Nicardipine suatu calsium channel antagonist merupakan obat baru yang diperukan
secara intravena, telah diteliti untuk kasus hipertensi emergensi (dalam jumlah kecil)
dan tampaknya memberikan harapan yang baik.
Prognose (10,18)
Sebelum ditemukannya obat anti hipertensi yang efektif survival penderita hanyalah
20% dalam 1 tahun.Kematian sebabkan oleh uremia (19%), payah jantung kongestif
(13%), cerebro vascular accident (20%),payah jantung kongestif disertai uremia
(48%), infrak Mio Card (1%), diseksi aorta (1%).
Prognose menjadi lebih baik berkat ditemukannya obat yang efektif dan
penaggulangan penderita gagal ginjal dengan analysis dan transplanta ginjal.
Whitworth melaporkan dari penelitiannya sejak tahun 1980, survival dalam 1 tahun
berkisar 94% dan survival 5 tahun sebesar 75%.Tidak dijumpai hasil perbedaan
diantara retionopati KWIII dan IV.Serum creatine merupakan prognostik marker
yang paling baik dan dalam studinya didapatkan bahwa 85% dari penderita dengan
creatinite <300 umol/l memberikan hasil yang baik dibandingkan dengan penderita
yang mempunyai fungsi ginjal yang jelek yaitu 9 %
Kesimpulan
Hipertensi urgensi perlu dibedakan dengan hipertensi emergensi agar dapat memilih
pengobatan yang memadai bagi penderita.
Hipertensi emergensi disertai dengan kerusakan organ sasaran, sedangkan
hipertensi urgensi tanpa kerusakan organ sasaran /kerusakan minimal. Pada
kebanyakan penderita krisis hipertensi , TD diastolik > 120 – mmHg.
Dalam memberikan terapi perlu diperhatikan beberapa faktor :
Apakah penderita dengan hipertensi emergensi atau urgensi.
Mekanisme kerja dan efek hemodinamik obat.
Cepatnya TD diturunkan, TD yang diinginkan dan lama kerja, dari obat.
Autoguralsi dan perfusi dari vital oragan(otak, jantung, dan ginjal) bila TD
diturunkan.
Faktor klinis lain : obat lain yan gdiberikan , status volum dll.
Effek sqamping obat
Besarnya penurunan TD umumnya kira-kira 25% dari MAP ataupun tidak lebih
rendah dari 170-180/100mmHg.
Pemakaian oabat parenteral untuk hipertensi emergensi lebih aman karena TD dapat
diatur sesuai dengan keinginan, sedangkan dengan obat oral kemungkinan
penurunan TD melebihi diingini sehingga dapat terjadi hipoperfusi organ.
Drug of choice untuk hipertensi emergensi adalah Sodium Nitroprusside.
Nifedipine, Clinidine, merupakan oral anti hipertensi yang terpilih untuk hipertensi
urgensi.
KEPUSTAKAAN
Anavekar S.N. : Johns C.I; 1974 : Management of Acute Hipertensive Crissis with
Clonidine (catapres ), Med. J. Aust. 1 :829-831.
Anwar C.H. ; Fadillah. A ; Nasution M. Y ; Lubis H.R; 1991 : Efek akut obat anti
hipertensi (Nifedipine, Klonodin Metoprolol ) pada penderita hipertensi sedang
dan berat ; naskah lengkap KOPARDI VIII, Yogyakarta, 279-83.
Calhoun D.A, Oparil . S ; 1990 : Treatmenet of Hypertensive Crisis, New Engl J Med,
323 : 1177-83.
Gonzale D.G, Ram C.SV.S., 1988 : New Approaches for the treatment of
Hypertensive Urgencies and Emergencies, Cheast, I, 193-5.
Houston MC ; 1989 : Pathoplysiology Clinical Aspects and tereatment Dis, 32, 99-
148.
Kaplan N.M, 1986 : Clinical Hypertention, 4th Edition, William & Elkins, Baltimore,
2273-89.