Anda di halaman 1dari 15

REVISI PROPOSAL

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PUZZLE DALAM


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP
MATERI KUBUS

OLEH

NAMA : SUCI NINGSIH

NIM : 1501030312

KELAS : VI.A

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2018
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap
anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang
sempurna dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas
social mereka.1Jadi dapat dinyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk
membentuk kemampuan siswa yang sempurna.Untuk membantu proses
pendidikan agar optimal mencapai tujuan pendidikan, diperlukan alat pendukung
sebagai alat bantu pendidikan.2
Dalam pendidikan terdapat proses pembelajaran, Faktor – faktor yang
mempengaruhi proses pembelajaran, setidaknya ada dua faktor yaitu factor
internal dan faktor ekternal. 1) faktor internal, yang mencakup didalamnya sikap,
pandangan hidup, motivasi, perasaan senang dan tidak senang terdahap; 2)
faktor eksternal, yang tercakup didalamnya adalah rangsangan dari luar,
lingkungan, dorong orang, pandanngan orang lain, dan sebagainya. Dalam hal
ini, media pembelajaran dapat dikategori sebagai faktor eksternal yang ikut
mempengaruhi proses pembelajaran dikelas, baik pada diri pengajar maupun
pembelajar. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa pengetahuan
seseorang diperoleh dari pengalaman pendengaran 11%, dari pengalaman
penglihatan 83%. Sedangkan kemampuan daya ingat yaitu berupa pengalaman
yang diperoleh dari apa yang didengar 20%, dari pengalaman apa yang dilihat
50%3. Media pembelajaran adalah alat, metode dan teknik yang digunakan
dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan iteraksi antara pengajar dan
pembelajran dalam proses pembelajaran dikelas.4
Anak SMP pada dasarnya memiliki karekteristik seperti, ingin tahu
dengan selalu bertanya dan menyelidiki sumber belajar atau media yang ada
1
Binti Maunah, ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : TERAS , 2009), Hal. 1
2
Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, (Jakarta : PRENAMEDIA GROUP,
2014), Hal. 243
3
Hujair AH Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, ( Yogyakarta : KAUKABA
DIPANTARA, 2015) Hal. 28
4
‘ibid, Hal. 4
disekitarnya. Disinilah guru harus kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan serta tidak membuat siswa rumit dalam penerapannya,
pembelajaran yang menarik membuat siswa senang dalam belajar yang akan
berdampak pada hasil belajar sehingga guru memerlukan media untuk membantu
dalam proses pembelajaran. Khususnya pada mata pelajaran matematika yang
memerlukan penguasaaan konsep dalam materinya.5Matematika adalah ilmu
deduktif yang tidak menerima generelisasi yang didasarkan kepada pengamatan
atau observasi (induktif) tetapi generalisasi itu harus didasarkan kepada
pembuktian secara deduktif (Russefendi, 1995:35).6
Hasil penelitian Diah Nuriza Siatan menyatakan bahwa hasil belajar siswa
dengan menggunakan media pembelajaran puzzle lebih tinggi. Atas dasar
pemikiran diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
Penerapan Media Pembelajaran Puzzle dalam meningkatkan hasil belajar
Matematika Siswa materi Bangun Kubus yang difokuskan pada siswa SMP
Kelas VIII.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil belajar matematika siswa pada materi kubus sebelum
diterapkan model pembelajaran puzzle?
2. Bagaimana hasil belajar matematika siswa pada materi kubus setelah
diterapkan model pembelajaran puzzle?
3. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar setelah diterapkan model
pembelajaran puzzle?

5
Diah Nurizah Siatan “ Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Media
Puzzle Dalam Materi Bangun Ruang terhadap hasil belajar Matematika Siswa SD’ Skripsi Fakultas
UIN Syarif Hidayarullah, 2014) Hal.4
6
Irzani dan Alkusaeri, Pengembangan Program Pembelajaran Matematika( Mataram :
Yazidopress, 2013), Hal. 4
C. Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar matematika siswa pada materi
bangun ruang sebelum diterapkan model pembelajaran puzzle
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar matematika siswa pada materi
bangun ruang setelah diterapkan model pembelajaran puzzle
3. Untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil belajar setelah
diterapkan model pembelajaran puzzle
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Guru
Meningkatkan pengetahuan guru mengenai kreativitasdalam
melakasanakan pembelajaran dengan penggunaan media.
b. Bagi Peneliti
Dapat memberikan gambaran dalam masalah pemanfaatan media
pembelajran. Selain itu dapat mengispirasi penelitian lain dalam
melakukan penelitian lanjutan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Meningkatkan kualitas pembelajran sehingga dapat meningkatkan
aktivitas dan prestasi belajar matematika siswa dengan media
pemblejaran yang tepat.
2) Dapat mengoptimalkan media dalam pembelajaran serta menambah
wawasan dalam menentukan strategi, metode, dan media yang sesuai
dengan materi pembelajran matematika
b. Bagi Siswa
1) Dengan menggunakan media kubus bongkar pasang dapat
mempermudah dalam memahami materi kubus sehingga hasil belajar
siswa menjadi lebih baik.
2) Meningkatkan proses pembelajaran yang aktif pada siswa dengan
menggunakan media dalam proses pembelajaran matematika.
3) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
sehingga hasil belajaranya meningkatkan
E. Kajian Teoritis
1. Kajian Studi Terdahulu
Sebagai bahan penguat penelitian tentang penggunaan media dalam
pembelajaran, peneliti mengutip beberapa penelitian yang relevan, yaitu:
a. Penelitian Diah Nuriza Siatan “Pengaruh Pembelajaran Metematika
Dengan Menggunakan Media Puzzle Dalam Materi Bangun Ruang
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Di SD”. Dalam penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan media
puzzle terhadap hasil belajar siswa SD. Adapun penelitian tersebut
memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
yaitu melihat pengaruh media puzzle terhadap hasil belajar siswa.
Namun perbedaan terdapat pada subjek penelitian yaitu pada
penelitian tersebut mengambil sampel siswa SD, sedangkan penelitian
mengambil sampel SMP Kelas VIII.
b. Peneliti Shinta Wulandari Irawan, “Peningkatan Kemampuan
Menghitung Luas Permukaan Dan Volume Bangun Ruang Melalui
Media Bangun Ruang Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Puhgogor 01
Bendosari, Sukoharjo Tahun Ajaran 2009/2010”. Dalam penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa erdasarkan hasil penelitian di atas
maka dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan media bangun
ruang mampu meningkatkan kemampuan menghitung luas permukaan
dan volume bangun ruang siswa kelas V SD Negeri Puhgogor 01
tahun ajaran 2009/1010. Adapun penelitian tersebut memiliki
kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu melihat
pengaruh media terhadap hasil belajar siswa. Namun perbedaan
terdapat pada subjek penelitian yaitu pada penelitian tersebut
mengambil sampel siswa SD, sedangkan penelitian mengambil sampel
SMP Kelas VIII.
2. Kajian Teori
a. Media pembelajaran
Media adalah pelantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan
kepada penerima pesan. Gearlach & Ely (1971) dalam pupuh
Fathurrohman dan M.Sobry Sutikno (2007) mengatakan bahawa media
jika dipahami secara garis besar adalah manusia materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
penegtahuan, keterampilan atau sikap. Atwi suparman (1997)
mendefenisikan, media sebagai alat yang digunakan untuk menyalurkan
pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan.7
Dalam proses pembelajaran, hadirnya media sangat diperlukan,
sebab mempunyai peranan besar yang berpengaruh terhadapt pencapaian
tujuan pembelajarn. Dalam hal – hal tertentu media dapat mewakili
kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pembelajaran.
Ada beberapa fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran,
diantarannya :8
1) Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses
pembelajaran
2) Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata – kata tertulis atau lisan)
3) Mengatasi ketebatasan ruang
4) Pemebalajaran lebih komunikatif dan produktif
5) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan
6) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar

7
M.Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Lombok : Holistica,2013),hal.105
8
Ibid hal 106
7) Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu
8) Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam, serta
9) Meningkatkan kadar kreatifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Puzzle
Puzzle adalah suatu jenis alat permainan yang bisa membantu
membangun koordinasi mata, tangan dan untuk belajar tentang konsep
pemasangan dalam bentuk yang terdiri dari dua atua tiga permainan
bongkar pasang.Sedangkan media puzzle adalah alat permainan edukatif
yang menyerupai benda model tiruan yang dapat merangsang kemampuan
motorik halus siswa dan dimainkan dengan cara membongkar pasang
kepingan puzzle berdasarkan pasangannya.9

Adapun manfaat dari media puzzle ini yaitu:

1) Melatih motorik halus, logika, konsentrasi, ketelitian, dan


kesabaran siswa
2) Melatih perkembangan koognitif terhadap suatu objek
3) Melatih koordinasi mata dan tangan untuk mencocokan
kepingan puzzle.
4) Memecahkan masalah dan menyenangkan anak dalam belajar

c. Hasil Belajar
Hasil belajar dapat diartikan sebagi tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran

9
Diah Nurizah Siatan “ Pengaruh Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Media
Puzzle Dalam Materi Bangun Ruang terhadap hasil belajar Matematika Siswa SD’(Skripsi Fakultas
UIN Syarif Hidayarullah, 2014) Hal. 14
tertentu.Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.10
3. Hipotesa
hipotesis penelitian ini adalah ada peningkatan hasil belajar siswa setelah
diterapkan media pembelajaran puzzle pada materi bangun ruang.
4. Kerangka Berfikir
Mata pelajaran Matematika dianggap oleh sebagian siswa sebagai mata
pelajaran yang membosankan. Di samping itu juga tidak sedikit siswa yang
beranggapan bahwa pelajaran Matematika adalah mata pelajaran yang cara
belajarnya monoton sehingga menimbulkan rasa bosan ketika belajar
pelajaran tersebut. Dengan demikian dalam pembelajaran perlu memanfaatkan
media.
Penggunaan media pembelajaran Puzzle dapat membantu siswa dalam
proses penerimaan informasi atau materi di kelas dan di harapkan dapat
mencapai hasil belajar yang maksimal. Media bongkar pasang menjadi salah
satu alternatif yang dapat diterapkan dalam meningkatkan hasil belajar siswa
tersebut.

10
Ahmad Susanto, Teori Balajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar(JAKARTA : Kencana
Prenadamedia Group, 2014), hal 5.
Siswa belajar secara monoton dan
Kondisi awal Kelas menimbulkan rasa bosan sehingga
prestasi belajar siswa rendah

Guru mengajar menggunakan


media Puzzel Tindakan perbaikan yang
dilakukan

Kondisi akhir yang diharapkan


siswa belajar secara aktif dalam Peningkatan presentasi
belajar siswa dalam proses
proses belajar mengajar
pembelajaran matematika
5. Metode Penelitian
1. Jenis dan pendekatan penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini berupa
eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan
sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang
mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat
akibat suatu perlakuan.11
Adapun pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif.Pendekatan kuantitatif adalah suatu pendekatan
penelitian yang secara primer menggunakan paradigma post positivist dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti pemikiran tentang sebab akibat,
reduksi kepada variabel, hipotesis dan pertanyaan spesifik, menggunakan
pengukuran dan observasi serta pengujian teori), menggunakan strategi
penelitian eksperimen dan survey yang memerlukan data statistik.12 Dalam
pengujian hipotesis menggunakan jenis pendekatan kuantitatif karena ingin
mengetahui Penerapan Media Pembelajaran Kubus Bongkar Pasang (Puzzle)
dalam meningkatkan hasil belajar Matematika Siswa materi kubus
2. Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi penelitian ini
adalah seluruh siswa SMPN 11 Mataram kelas VIII tahun pelajaran
2017/2018 dengan jumlah siswa sebanyak 114 siswa dimana jumlah siswa
dapat dilihat pada tabel 3.1.

11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2006), hal. 9.
12
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers,
2014), hal. 28.
Tabel 3.1 Rincian Jumalah Siswa/i Kelas VIII SMPN 11 Mataram Tahun
Pelajaran 2017/2018
No Kelas Jumlah siswa
1 VIII-A 23
2 VIII-B 22
3 VIII-C 23
4 VIII-D 22
5 VIII-E 24
6 Jumlah 114
(Sumber: Dokumentasi Data Arsip Guru diSMPN 11 Mataram Mataram).13

Teknik pengambilan sampel dari penelitian ini menggunakan teknik cluster


random sampling (sampling berkelompok) dan yang terpilih menjadi kelas
Eksperimen adalah kelas VIII D sedangkan yang menjadi kelas Kontrol adalah
kelas VIII B
3. Teknik pengumpulan data / prosedur penelitian
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang harus ada dalam
penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh data.Untuk
mendapatkan hasil penelitian yang valid, peneliti menggunakan beberapa
macam metode pengumpulan data. Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Metode Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena,
berupa gejala-gejala tingkah laku, benda-benda hidup, ataupun benda mati
untuk mencapai tujuan tertentu.

13
Hasil dokumentasi dari guru Matematika SMPN 11 Mataram, di ambil hari selasa tanggal 1
Mei 2018, pukul 10.00 WITA.
b. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.14Data
hasil belajar siswa dikumpulkan dengan memberikan tes yang berkaitan
dengan materi bangun ruang sisi datar guna mengukur kemampuan siswa
yang meliputi tes setelah diberikan perlakuan (post-tes).Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis.Tes tertulis yaitu tes
yang menuntun siswa untuk memberikan jawaban secara tertulis.Jumlah
butir soal dalam tes berjumlah 5 soal dan setiap butir soal memiliki bobot
nilai.
4. Teknik Analisis Data
a. Uji Normalitas
Normalitas sebaran data menjadi suatu asumsi yang menjadi
syarat untuk menentukan jenis statistika apa yang akan dipakai dalam
penganalisaan selanjutnya. Asumsi normalitas senantiasa disertakan
dalam penelitian pendidikaan karena erat kaitannya dengan sifat dari
subyek/obyek penelitian.Meskipun demikian, apabila sebaran data suatu
penelitian ternyata diketahui tidak normal, hal itu bukan berarti harus
berhenti penelitian itu sebab masih ada fasilitas statistic nonparametric
apabila data tidak berdistribusi normal.
Tes normalitas dengan rumus chi squere. Rumusnya adalah:
𝑘
2
(𝑂𝑖 − 𝐸𝑖)2
𝜒 = ∑
𝐸𝑖
𝑖=1

dengan Oi = frekuensi Observasi


Ei = frekuensi Ekpektasi (Harapan)

14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 193.
Kriteria Pengujian Normalitas:
Jika 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti hipotesis nihil (𝐻𝑂 ) ditolak, artinya data

berdistribusi tidak normal.Jika 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti hipotesis nihil

(𝐻𝑂 ) diterima, artinya data yang diperoleh berdistribusi normal.15


b. Uji Homogenitas
Homogenitas yang digunakan adalah uji homogenitas menggunakan uji F
untuk varian sampel, data test sebelum dan sesudah diberi perlakuan yang
persamaannya sebagai berikut:
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Yang memiliki distribusi Snedecor F dengan derajat kebebasan (𝑛1 −


1, 𝑛2 − 1) dengan asumsi hipotesis nol benar (data homogen).Derajat
kebebasan 𝑛1 − 1 disebut derajat kebebasan pembilang, dan derajat
kebebasan 𝑛2 − 1 disebut derajat kebebasan penyebut.

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Data dikatakan homogen apabila 𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 ≤ 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍

Dan dikatakan tidak homogen apabila 𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 > 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 16

c. Langkah Pengujian Hipotesis


Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui efektivitas belajar
tuntas dalam meningkatkan hasil belajar matematika. Data tes akhir
dianalisi dengan rumus sebagai berikut:
a. Apabila didapatkan varians yang tidak homogen dan jumlah
sampel kelas eksperimen tidak sama dengan kelas kontrolmaka

15
Alfira Mulya astuti, Statistika Penelitian (Mataram : Insan Madani Publishing, 2016) hal. 61.

16
Ibidhal. 63.
menggunakan rumus separated varians. Harga t sebagai pengganti
t-tabel dihitung dari selisih harga t-tabel dengan dk (n1 -1) dan dk
(n2-1) dibagi dua. Dan kemudian ditambahkan dengan harga t yang
terkecil. Rumus separated varians adalah:

𝑥̅ 1 − 𝑥̅ 2
𝑡=
𝑆12 𝑆22
√ +
𝑛1 𝑛2

Keterangan:
𝑥̅ 1 = Nilai rata-rata sampel kelas eksperimen
𝑥̅ 2 = Nilai rata-rata sampel kelas kontrol
𝑆1 = Standar deviasi sampel kelas eksperimen
𝑆2 = Standar deviasi sampel kelas kontrol
𝑛1 = Jumlah anggota sampel kelas eksperimen
𝑛2 = Jumlah anggota sampel kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka Ho diterima.
b. Apabila didapatkan varians homogen dan jumlah sampel kelas
eksperimen tidak sama dengan kelas kontrol maka menggunakan
rumus pooled varians. Derajat kebebasannya (dk) =n1 + n2 -2.
Rumus pooled varians adalah:
𝑥̅ 1 − 𝑥̅ 2
𝑡=
2 2
√(𝑛1 −1)𝑠1 +(𝑛1 −2)𝑠2 ( 1 + 1
)
𝑛 + 𝑛 −2
1 2 𝑛 1 𝑛2

Keterangan:
𝑥̅ 1 = Nilai rata-rata sampel kelas eksperimen
𝑥̅ 2 = Nilai rata-rata sampel kelas kontrol
𝑆1 = Standar deviasi sampel kelas eksperimen
𝑆2 = Standar deviasi sampel kelas kontrol
𝑛1 = Jumlah anggota sampel kelas eksperimen
𝑛2 = Jumlah anggota sampel kelas control
c. Apabila varians homogen dan jumlah sampel kelas eksperimen
sama dengan jumlah sampel kelas kontrol, maka dapat digunakan
rumus t-tes, baik untuk separated maupun pooled varians. Untuk
menentukan t– table digunakan dk, yang besarnya, dk =n1 + n2-2.
d. Apabila varians tidak homogen dan jumlah sampel kelas
eksperimen sama dengan jumlah sampel kelas kontrol, maka dapat
digunakan rumus t-test, baik untuk separated maupun pooled
varians, dengan dk = n1-1 atau dk =n2-1.
e. Pengambilan keputusan:
Jika thitung≤ ttabelmaka Ho diterima dan Haditolak.
Jika thitung ˃ ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.17

17
Muhammad Rizal Aidi,”Evektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Matematika Adobe
Flash Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Mts Qomarul Huda Bagu Tahun Pelajaran 2016/2017,
(Skripsi Fakultas Universitas Islam Negeri Mataram, 2017) hal.25

Anda mungkin juga menyukai