Dokumen - Tips - Bisnis Pariwisata Pertumbuhan Pariwisata Ekonomi Nasional PDF
Dokumen - Tips - Bisnis Pariwisata Pertumbuhan Pariwisata Ekonomi Nasional PDF
com
Ekonomi Nasional
Oleh
Kelompok IV :
1. Andrea Ferdian Colognesi (0906205109)
2. Luh Putu Fiadevi Wulandari (1006205021)
3. Ni Putu Vivin Wisnayanti (1006205023)
4. Putu Yesy Fransiska Dewi (1006205024)
5. Rai Gita Pratiwi (1006205025)
6. Luh Putu Eka Oktaviantari (1006205031)
7. Ni Nym Ayu Suri Tri Cahyaning Dewi (1006205040)
8. A. A. Ayu Raras Indraswari (1006205148)
9. I Gede Made Dharma Tatwa Dyatmika (1006205164)
Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana
2012
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
[1]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
pemerintahan Soeharto ialah terjadinya krisis moneter yang melanda negara ini,
yang disebabkan banyaknya hutang luar negeri. Selain itu KKN pun merajalela,
kemudian timbulah perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan,
antar kelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam. Hal ini yang
menyebabkan runtuhnya orde baru.
Setelah orde baru sampai saat ini Indonesia masih berusaha untuk
memperbaiki kondisi ekonominya dan hal itu membawa dampak yang positif ,
hal ini dapat diketahui selama tiga tahun dari 2005, 2006, dan 2007 perekonomian
Indonesia tumbuh cukup signifikan yang pertumbuhan diatas 6%. Bahkan pada
pertengahan bulan oktober 2006 , Indonesia melunasi seluruh sisa utang pada
IMF sebesar 3,2 miliar dolar AS. Pada tahun 2010 perkembangan perekonomian
Indonesia bisa di bilang cukup baik walaupun sempat terjadi penurunan
sebelumnya, bahkan deputi gubernur Bank Indonesia Hartadi A. Sarwono
memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2011 akan tumbuh pada kisaran
6,3-6,5%.
[2]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
[3]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
Chile, Papua New Guinea, dan Thailand sebesar 0,93. Sementara di Indonesia
indeks penyerapan tenaga kerja dari sector pariwisata sebesar 0,74, masih lebih
rendah jika dibandingkan Negara Afrika Selatan yang mencapai 0,84.
Dalam dua kasus di atas, pariwisata memegang peranan penting dalam
Dampak ekonomi dari segi positif ini ada yang langsung dan ada juga yang
tidak langsung. Dampak positif langsungnya antara lain membuka lapangan
pekerjaan yang baru untuk komunitas lokal, yang sesuai dengan
kemampuan dan skill dari masyarakat sekitar sehingga masyarakat lokal bisa
mendapatkan peningkatan taraf hidup yang layak. Namun, selain untuk
masyarakat lokal, dampak ekonomi juga akan berpengaruh bagi pemerintah
daerah yang akan mendapatkan pendapatan dari pajak. Pajak yang
didapatkan oleh pemerintah biasanya dalam bentuk pajak hiburan dan
sebagainya. Sedangkan dampak ekonomi yang tidak langsung adalah
kemajuan pemikiran akan pengembangan suatu obyek wisata, terutama
dengan adanya emansipasi wanita sehingga wanita pun bisa bekerja.
Dengan begitu dapat lebih mengembangkan perekonomian lokal melalui
pemberdayaan masyarakat dari semua kalangan, tidak terkecuali kaum
wanita.
Segi Negatif
Dari segi negatifnya, dampak terhadap ekonomi lokal sebenarnya tidak serta
merta berjalan lancer, banyak faktor yang menyebabkan tidak semua
masyarakat lokal menerima dampak dari perkembangan perekonomian,
[4]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
yang diterima oleh daerah tidak dijajah oleh para investor luar.
Berdasarkan data dari sumber yang kami dapatkan, Pengembangan suatu
obyek wisata yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan pendapatan
ekonomi yang baik juga untuk komunitas setempat (Joseph D. Fritgen, 1996).
Menurut Prof.Ir Kusudianto Hadinoto bahwa suatu tempat wisata yang
direncanakan dengan baik, tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi yang
memperbaiki taraf , kualitas dan pola hidup komunitas setempat, tetapi juga
peningkatan dan pemeliharaan lingkungan yang lebih baik. Menurut Mill dalam
bukunya yang berjudul “The Tourism, International Business” (2000, p.168 -169),
menyatakan bahwa : “pariwisata dapat memberikan keuntungan bagi wisatawan
maupun komunitas tuan rumah dan dapat menaikkan taraf hidup melalui
keuntungan secara ekonomi yang dibawa ke kawasan tersebut.
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
di level 6,5 persen dan pertumbuhan pariwisata dunia yang hanya berkisar 4,5
persen.
“Untuk kontribusi terhadap devisa, sektor pariwisata ada di peringkat lima
setelah minyak dan gas bumi, minyak kelapa sawit, batubara, dan karet olahan,”
kata Mari Pangestu, di Jakarta, (5/1).
Mari Pangestu menjelaskan bahwa visi pariwisata, fokusnya adalah
menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya
saing, dan berkelanjutan. Upaya yang perlu dilakukan agar sejalan dengan visi
tersebut adalah peningkatan daya saing produk wisata, pengembangan daya
tarik, promosi terpadu dan berkesinambungan, serta pengembangan institusi dan
sumber daya manusia.
“Untuk pariwisata ada tiga hal utama. Destinasi yang sudah ada akan
dikembangkan, mengembangkan destinasi baru, dan wisata minat khusus. Untuk
wisata minat khusus yang akan dikembangkan adalah MICE ( Meeting Incentives
Convention and Exhibition), wisata bahari dan alam, wisata olahraga, serta wisata
belanja dan kuliner,” katanya.
Untuk pengembangan destinasi pariwisata, tambahnya, akan difokuskan
pada pengembangan 15 Destination Management Organization (DMO), desa wisata,
pusat rekreasi masyarakat, pasar wisata, zona kreatif, daya tarik wisata serta
melakukan kerjasama dan kemitraan.
Berdasarkan draft Renstra hingga 2014, pada 2014 Indonesia akan memiliki 15
destinasi wisata yang telah menerapkan tata kelola destinasi yang berkualitas
(Destination Management Organization). Untuk pariwisata berbasis pedesaan,
ditargetkan tahun 2014 akan ada 822 desa, naik dibandingkan 2011 yang hanya
sejumlah 674 desa.
Untuk sektor ekonomi kreatif, visi yang diusulkan adalah meningkatkan
kualitas hidup, toleransi, dan penciptaan nilai tambah. Langkah-langkah yang
akan dilakukan agar sejalan dengan visi tersebut adalah peningkatan daya saing
dan penciptaan nilai tambah, pengembangan institusi, apresiasi dan penegakan
hukum, promosi terpadu dan berkesinambungan, pengembangan SDM dan
bahan baku, serta pengembangan teknologi dan akses pembiayaan.
[6]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
yaitu :
a. Pariwisata adalah Industri Ekspor Fana
Segala transaksi yang terjadi di industri pariwisata berupa pengalaman yang
dapat diceritakan kepada orang lain, tetapi tidak dapat dibawa pulang sebagai
cinderamata.
b. Butuhnya Barang dan Jasa Tambahan oleh Wisatawan
Saat seorang wisatawan mengunjungi suatu destinasi, ia selalu membutuhkan
barang dan jasa tambahan, seperti transportasi dan kebutuhan air bersih.
c. Pariwisata adalah Produk Fragmented But Intergreted
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
[8]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
[9]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
[10]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
[12]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
[13]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
untuk daya tarik alamiah dan budaya hanya diperlukan penataan dan
pengkemasan. Karena Jarak dan waktu tempuh menuju destinasi “accesable”
akhirnya akan mendorong pemerintah untuk membangun jalan raya yang layak
untuk angkutan wisata, sementara fasilitas pendukung pariwisata “ Amenities”
Salah satu cara melihat sumbangan sektor pariwisata terhadap PDRB dapat
dilihat dengan dua cara, yaitu:
Dari sisi permintaan (demand side) yang berkaitan dengan pengeluaran
wisatawan. Gabungan dari sisi penawaran (supply side) dan sisi permintaan
(demand side). Dari sisi penawaran sebagian sektor pariwisata bisa dilihat dalam
PDRB yang mencakup restoran/rumah makan dan jasa hiburan. Sedangkan sisi
permintaan adalah semua pengeluaran wisatawan baik wisman maupun wisnus,
di luar pengeluaran yang telah ada dalam sisi penawaran, yang merupakan
output dari usaha-usaha yang melayani para wisatawan. Dengan mengalikan
rasio nilai tambah dari usaha-usaha tersebut dengan outputnya maka diperoleh
[14]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
[15]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
konstan (1993) juga mengalami penurunan yang cukup besar, yaitu 17,58 persen.
Padahal lima tahun terakhir sebelum tahun 1998 terjadi peningkatan di atas 5
persen. Apabila dilihat menurut sektor penurunan terbesar terjadi pada sektor
bangunan/konstruksi, yaitu sebesar 38,29 persen.
Sedangkan PDRB DKI Jakarta menurut harga berlaku pada tahun 1998
mencapai Rp 123.316,20 milyar dimana 3,72 persennya diciptakan oleh
permintaan barang dan jasa dari wisman dan 2,33 persen diciptakan oleh wisnus.
Angka ini masih lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai tambah yang
diciptakan oleh wisatawan pada tahun 1997. PDRB harga berlaku pada tahun 1997
mencapai Rp 91.375,10 milyar di mana 5,58 persen diciptakan oleh wisman dan
1,69 persen oleh wisnus. Dari hasil estimasi memang menunjukkan bahwa
sumbangan wisman terhadap nilai tambah yang diciptakan oleh wisman lebih
besar jika dibandingkan dengan wisnus.
Secara keseluruhan gambaran sumbangan nilai tambah sektor pariwisata
yang diciptakan oleh wisman dan wisnus terhadap PDRB DKI Jakarta seperti
berikut: Dari tahun 1993 sampai dengan 1998, sumbangan terbesar sektor
pariwisata terhadap PDRB DKI Jakarta terjadi pada tahun 1997, yaitu 7,26 persen
terhadap total PDRB. Sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 1995 yang
hanya mencapai 5,44 persen. Namun apabila di lihat pada tahun 1997 dan 1998 di
mana krisis ekonomi melanda Indonesia, justru pariwisata memberikan
sumbangan yang lebih besar jika dibandingkan dengan tahun-tahun tidak
terjadinya krisis. Ini menunjukkan bahwa pariwisata bisa merupakan sektor yang
bisa diharapkan menjadi sektor andalan dalam menciptakan nilai tambah dimasa
krisis. Bahkan sesuai dengan GBHN bahwa sektor pariwisata khususnya
pemasukan devisa dari wisman dapat menjadi sektor andalan penerimaan devisa
setelah menurunnya ekspor Indonesia akhir-akhir ini. Berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah untuk terus bisa meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara ke Indonesia yang pada gilirannya akan meningkatkan
pendapatan masyarakat dan meningkatkan mobilitas masyarakat Indonesia yang
pada akhirnya akan meningkatkan jumlah kunjungan wisnus.
Jumlah kunjungan wisnus maupun PDRB menurut harga yang berlaku
menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangkan jumlah
wismannya terlihat adanya tren yang menurun sejak tahun 1997. Hal ini berkaitan
[16]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di ibukota mulai dari bulan Mei 1998 di
mana pemberitaan terjadinya kerusuhan di luar negeri sudah tidak bisa
dibendung lagi yang mengakibatkan ditundanya atau dibatalkannya rencana
perjalanan wisman untuk berkunjung ke Indonesia pada umumnya dan Jakarta
pada khususnya.
Sumbangan Sektor Pariwisata dari Sisi Permintaan Dan Penawaran
Selama kurun waktu tujuh tahun (1992 - 1998) sumbangan sektor pariwisata
berdasarkan metode gabungan antara sisi permintaan dan penawaran mengalami
fluktuasi naik turun. Sumbangan terbesar terjadi pada tahun 1997 yang mencapai
10,95 persen dan paling rendah terjadi pada tahun 1993 sebesar 8,80 persen.
Namun bila dilihat menurut jenis kegiatan sumbangan paling banyak selama
kurun waktu tujuh tahun adalah rumah makan/restoran.
Pada tahun 1997 di mana krisis ekonomi mulai melanda Indonesia, justru
sektor pariwisata memberikan sumbangan terbesar terhadap PDRB selama kurun
waktu 7 tahun (1992 - 1998). Tahun berikutnya, 1998, krisis ekonomi semakin
terasa dampaknya oleh masyarakat dan dunia usaha pada umumnya, termasuk
usaha pariwisata. Sehingga sumbangan sektor pariwisata terhadap PDRB pada
tahun tersebut mengalami penurunan sebesar 14,43 persen, yaitu dari 10,95 persen
pada tahun 1997 menjadi 9,37 persen pada tahun 1998. Namun jika dilihat
perkembangan PDRB pada tahun yang sama terjadi penurunan sebesar 17,58
persen. Ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata masih bisa diharapkan sebagai
salah satu pendorong roda ekonomi di DKI Jakarta dengan meningkatkan
sumbangan sektor ini terhadap PDRB.
Jika dilihat nilai tambah yang diciptakan sektor pariwisata pada tahun 1998
sebesar Rp 11.574,07 milyar memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli
Daerah (PAD) pada sektor ini sebesar Rp 238,50 milyar atau 2,06 persen yang
berasal dari pajak pembangunan I (PB I), pajak hiburan dan retribusi. Pada tahun
1998 terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di mana
PAD yang diperoleh pada tahun tersebut sebesar Rp 319,81 milyar atau sebesar
3,20 persen dari nilai tambah sektor pariwisata.
Seperti halnya nilai tambah pariwisata, PAD pariwisata terbesar selama kurun
waktu 6 tahun (1993-1998) terjadi pada tahun 1998. Namun apabila dilihat
sumbangan PAD pariwisata terbesar terhadap perolehan total PAD di DKI Jakarta
justru terjadi pada tahun 1997 yaitu sebesar 27,01 persen. Sedangkan pada tahun
1998 hanya mencapai 21,17 persen. Di sini juga menunjukkan bahwa sektor
pariwisata masih bisa menjadi salah satu pemasukan utama PAD.
[17]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
perekonomian yang terjadi di Pulau Bali. Jangan sampai terjadi kebocoran yang cukup
besar sehingga menjadi tidak ada gunanya keberadaan pariwisata di Pulau Bali.
Berdasarkan fakta yang didapatkan, Pembangunan di Propinsi Bali didasarkan pada
bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian dalam arti luas guna melanjutkan
usaha-usaha memantapkan swasembada pangan, pengembangan sektor pariwisata dengan
karakter kebudayaan Bali yang dijiwai oleh agama Hindu, serta sektor industri kecil dan
kerajinan yang berkaitan dengan sektor pertanian dan sektor pariwisata (Anonim, 1999;
Anonim, 2001.
Dari pernyataan diatas, diketahui bahwa keadaan perekonomian Bali sangat
bergantung pada sektor pariwisata salah satunya. Tentu juga dengan didukung oleh
perkembangan sektor industri kecil yang memainkan peran dalam sektor
pariwisatanya juga. Hal itu juga ditandai dengan pertumbuhan ekonomi Bali yang
selalu lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional. Pada perencanaan lima tahun
yang dikeluarkan oleh pemerintah, Bali mengalami kenaikan-kenaikan yang cukup
signifikan. Penjabarannya dapat dilihat dibawah ini :
Pelita I perekonomian Bali tumbuh 7,32%;
Pelita II sebesar 8,55%;
Pelita III sebesar 14,01%,
[18]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
keekonomian lokal di Pulau Bali sangat terjaga dan tidak terlalu banyak kebocoran
yang terjadi sehingga masyarakat lokal dapat terberdayakan.
[19]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional
5/17/2018 BisnisPariwisata-Pertumbuhan Pariwisata&EkonomiNasional-slidepdf.com
Daftar Pustaka
Website :
http://pisoftskill.blogspot.com/2011/03/perekonomian-indonesia.html
http://architecturetourism.files.wordpress.com/2009/06/multiplier-effect-
pariwisata1.jpg. Diunduh Maret 2012
http://kppo.bappenas.go.id/preview/282
http://travel.kompas.com/read/2012/01/06/08213046/Pertumbuhan.Pariwisata.
Selalu.di.Atas.Pertumbuhan.Ekonomi
http://student.eepis-
its.edu/~wongthathu/COOL/MANAJ.%20PROYEK%20SI/Day%201/Contoh
%20Tugas/Tugas%20ManPro%201/Lampiran/rupe18.htm
[20]
http://slidepdf.com/reader/full/bisnis-pariwisata-pertumbuhan-pariwisata-ekonomi-nasional