Anda di halaman 1dari 16

P T.

Ke re t a A p i I n d o n e s i a
Ilustrasi
Ilustrasi GCG
ETIKA BISNIS dalam

Pelanggaran Etika Profesi Akuntan perspektif.

Kasus PT. Kereta Api Indonesia Prinsip Manfaat


Menurut tata Manfaat dan
kelola BUMN. tanggung
Kelompok 2 jawab.
Ogi Hermansyah C1C015028
Maulana Muharam Suda’i C1C015094
Firdausi Nuzula Ghifari C1C016072 Pengertian Ilustrasi
Dalam arti Ilustrasi GCG
Elza Ryandhita Amelia D. C1C017048 sempit dan dalam
Asih Lestari C1C017049 arti luas. perspektif.

Yeyafa Dwi Jamperriyanto C1C017052


Belladita Tri Agustin C1C017084
Prinsip Manfaat
Menurut tata Manfaat dan
kelola BUMN. tanggung
jawab.
ETIKA BISNIS

Latar Belakang
PT. Kereta Api Indonesia
PT Kereta Api Indonesia (Persero) (disingkat KAI atau PT KAI)
merupakan Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang menyediakan
jasa angkutan kereta api yang meliputi angkutan penumpang dan
barang. Misi PT KAI yaitu menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan
bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model
organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi
stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama :
Keselamatan, Ketepatan waktu, Pelayanan dan Kenyamanan.

Kasus PT. Kereta Api Indonesia


Namun PT Kereta Api Indonesia tercatat melakukan kecurangan pada penyajian
laporan keuangan mereka yang dilakukan oleh Akuntan mereka setelah di Audit oleh
BPK dan KAP yang mana berarti akuntan mereka telah melanggar etika profesi
akuntan.
ETIKA BISNIS

Pembahasan Kasus
PT. Kereta Api Indonesia

Garis besar Kejanggalan yang


kronologi terjadinya ditemukan dalam
kasus di PT. KAI pelaporan PT. KAI
ETIKA BISNIS

Garis besar kronologi


terjadinya kasus di PT. KAI

Pada tahun 2005, PT KAI terdeteksi adanya kecurangan pada penyajian laporan keuangan yaitu berupa mencatat laba sebesar Rp
6,9 Miliar padahal seharusnya menderita kerugian sebesar Rp 63 Miliar. Sebelum tahun 2003, pemeriksaan laporan keuangan
diaudit oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), namun sejak tahun 2004 diaudit oleh BPK serta Kantor Akuntan Publik S.Manan.
Hasil audit tahun 2005 tidak disetujui oleh Komisaris PT KAI karena terdapat banyak kejanggalan. Beberapa kejanggalan tersebut
adalah sebagai berikut.
ETIKA BISNIS

Kejanggalan dalam
pelaporan

1. PT KAI mengakui PPN sebesar Rp 95,2 Miliar yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak pada akhir tahun 2003
sebagai piutang pelanggan, padahal seharusnya diakui sebagai beban perusahaan.

2. Adanya penurunan nilai persediaan pada tahun 2005 yang belum dibebankan sebagai kerugian yaitu sebesar Rp 6 Miliar.

3. PT KAI mencatat bantuan pemerintah sebesar Rp 674,5 Miliar dan penyertaan modal negara sebesar Rp 70 Miliar oleh
manajemen PT KAI sebagai bagian dari hutang untuk penghematan pajak.

4. Untuk meningkatkan laba, manajemen PT KAI tahun 1998 sampai 2003 tidak mencadangkan kerugian terhadap
kemungkinan tidak tertagihnya kewajiban pajak yang seharusnya telah dibebankan kepada pelanggan pada saat jasa
angkutannya diberikan.
ETIKA BISNIS

Faktor terjadinya
pelanggaran

Komisaris PT KAI baru mengatahui kejanggalan tersebut setelah diaudit oleh KAP S.Manan. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa
KAP telah melakukan kesalahan audit. Kasus ini berawal dari kesalahan pembukuan yang tidak sesuai dengan standar Adanya
kesalahan yang tidak sesuai dengan standar akuntansi namun auditor masih menyatakan wajar tanpa pengecualian. Seorang
akuntan professional harus menerapkan prinsip akuntansi berterima umum sebagai implementasi dari etika profesi.

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kasus PT. KAI adalah karena rumitnya laporan keuangan PT. KAI. Hal ini karena
terdapat ratusan stasiun, puluhan depo dan gudang yang seluruhnya memiliki laporan keuangan yang terpisah, sehingga yang
berpotensi menyebabkan masalah maupun perbedaan pendapat di kemudian hari. Hal ini ditambah lagi dengan kenyataan
bahwa baru sebagian kecil proses akuntansi dilaksanakan dengan komputer. Sebenarnya sistem akuntansi PT. KAI cukup modern
untuk penyusunan laporan keuangan dan informasi manajemen, namun karena kedua hal tersebut diatas maka sistem akuntansi
tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik.
Auditor Internal tidak berperan
aktif dalam proses audit, yang
berperan hanya Auditor
Eksternal. Orang-orang yang
Komite Audit tidak ikut dalam proses penunjukan
auditor sehingga tidak terlibat dalam proses audit.
terlibat
Selain beberapa hal teknis tersebut diatas, beberapa hal
yang diidentifikasi turut berperan dalam masalah pada
Manajemen (termasuk auditor
internal) tidak melaporkan laporan keuangan PT. Kereta Api adalah :
kepada Komite Audit dan Komite
Audit juga tidak menanyakannya.

Adanya ketidakyakinan manajemen akan laporan


keuangan yang telah disusun, sehingga ketika
Komite Audit mempertanyakannya manajemen
merasa tidak yakin.
Pelanggaran Etis oleh Manajemen.
Pelanggaran etis yang dilakukan oleh manajemen sebagai berikut.

Kedua
Pertama Ketiga

Manajemen memanipulasi Manajemen telah merugikan berbagai Terjadinya egoisme etis yang
laporan keuangan yang berarti pihak dengan adanya penyesatan tentunya tidak patut untuk
telah bersikap tidak jujur. informasi. Investor dan karyawan dilakukan. Manajemen
Manajemen melakukan memiliki hak untuk mengetahui menyalahgunakan kekuasaannya
beberapa manipulasi seperti infofrmasi yang sebenarnya mengenai dengan memanipulasi data laporan
data mengenai pendapatan, kinerja perusahaan. Selain itu, keuangan perusahaan. Hal ini
utang dan cadangan kerugian informasi keuangan yang salah bisa dilakukan dengan maksud
piutang. berujung pada kesalahan dalam mengutamakan kinerja dirinya
mengambil keputusan. sendiri agar terlihat telah mengelola
perusahaan dengaan baik.

PELANGGARAN PELANGGARAN
PELANGGARAN
Pelanggaran Kode Etik oleh Akuntan Manajemen
Pelanggaran etis yang dilakukan oleh Akuntan Manajemen sebagai berikut.

Kompetensi
Fraud Creative Accounting
Akuntan manajemen PT.KAI tidak
Manajemen PT.KAI dengan memiliki kompetensi karena tidak Akuntan manajemen telah
sengaja melakukan kecurangan menggunakan keahlian dan melakukan penyimpangan yang
dengan membuat laporan kemampuan serta pengetahuan yang melanggar aturan perundang -
keuangan yang tidak sesuai data dimilikinya dengan selayaknya, selain undangan. Manajemen perusahaan
yang ada. itu perusahaan tidak membuat PT.KAI melakukan berbagai
laporan keuangan sesuai aturan dan manipulasi laporan keuangan.
standar yang berlaku,bahkan laporan
yang dibuat dimanipulasi.
PELANGGARAN PELANGGARAN
PELANGGARAN
ETIKA BISNIS

Prinsip Prinsip yang dilanggar


oleh Akuntan Internal (Bag. 1)

Akuntan internal PT. KAI belum sepenuhnya menerapkan


prisip etika akuntan. Prinsip-prinsip etika akuntan yang
dilanggar antara lain :

Integritas Objektifitas

Kompetensi dan
Perilaku
Kehati-hatian
Profesional
Profesional
ETIKA BISNIS

Prinsip Prinsip yang dilanggar


oleh Akuntan Internal (Bag. 2)

Akuntan internal PT. KAI belum sepenuhnya menerapkan


prisip etika akuntan. Prinsip-prinsip etika akuntan yang
dilanggar antara lain :

Tanggung Jawab Kepentingan


Profesi Publik

Standar Teknis
ETIKA BISNIS

Pelanggaran Kode Etik


oleh KAP S.Manan

Pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh KAP S.Manan yaitu Kompetensi
dan kehati-hatian profesional. KAP S.Manan tidak memiliki kompetensi yang
mumpuni dalam mengaudit PT KAI. Hal tersebut dibuktikan dengan
ketidakmampuan KAP mendeteksi adanya kesalahan dalam laporan PT KAI.
KAP S.Manan justru mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian.
Pelanggaran terhadap Hukum yang Berlaku
Berikut pelanggaran secara hukumyang dilakukan oleh PT. KAI

Pasal 90 UU No. 8 Tahun 1995 Pasal 107 UU No. 8 Tahun 1995 Pasal 5 huruf N UU No. 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal, dalam Setiap Pihak yang dengan sengaja tentang Pasar Modal
kegiatan perdagangan efek, setiap bertujuan menipu atau
pihak dilarang secara langsung merugikan Pihak lain atau
maupun tidak langsung menyesatkan Bapepam ....
ETIKA BISNIS

Perbaikan untuk
mengatasi kasus PT. KAI

Perlu adanya tata kelola Perlu adanya laporan


Dalam penyajian
manajemen yang baik konsolidasi dari seluruh
laporan keuangan harus
dengan menerapkan daerah operasional PT
sesuai dengan SAK.
GCG KAI.

Pencegahan supaya tidak terjadi kasus yang serupa: Selektif Karyawan Komunikasi
Dalam perekrutan karyawan di masa Menjaga hubungan kerja yang
depan, perlu adanya seleksi keahlian yang baik dan profesional.
disertai integritas, moral, dan etika yang
baik.
Sebuah Penutup
Kasus yang terjadi di PT Kereta Api Indonesia adalah salah satu kasus yang terjadi
apabila seseorang yang melakukan profesinya tidak sesuai dengan kode etik dan
peraturan hukum yang berlaku sehingga menimbulkan pelanggaran yang berakibat pada
menurunnya kepercayaan masyarakat dan pemangku kepentingan oleh karena itu setiap
profesi dituntut untuk selalu menjunjung tinggi etika profesi yang ada sehingga dapat
bekerja sesuai etika dan peraturan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai