KESEHATAN
1. Pendahuluan
XVIII/3
(1) Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan;
(2) Pengembangan tenaga kesehatan;
(3) Pengendalian, pengadaan, dan pengawasan obat, makanan
dan bahan berbahaya bagi kesehatan;
(4) Perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan lingkungan;
(5) Peningkatan dan pemantapan manajemen dan hukum.
a. Pelayanan Kesehatan
XVII/4
TABEL XVIII - 1
XVIII/6
TABEL XVIII - 2
PERKEMBANGAN JUMLAH PUSKESMAS,
1983/84 - 1985/86 *)
Repelita IV
Nomor Fa s i l i t a s Kesehatan 1983/84 1984185 1985//8
6
*) Angka kumulatif
XVIII/7
2) Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA)
XVIII/9
dilakukan juga melalui Rumah Sakit dengan berbagai tingkatan/
kelas (RS kelas D, yang memiliki 25-100 tempat tidur; RS kelas
C, yang memiliki 100-400 tempat tidur dan 4 dokter keahlian da-
sar (ahli penyakit dalam, ahli bedah, ahli kandungan/kebidanan,
dan ahli kesehatan anak); RS kelas B, yakni RS yang memiliki
400-1.000 tempat tidur, dengan dokter semua bidang keahlian,
serta RS kelas A, yakni RS yang memiliki lebih dari 1.000 tem-
pat tidur, dengan dokter sub-spesialis).
XVIII/10
TABEL XVIII - 3
XVIII/1
1
Jenis Usaha Satuan 1983/841) Repelita IV
23) 13)
1. Pembangunan Rumah Sakit Umum gedung 34
34) 14)
2. Pembangunan Rumah Sakit Khusus gedung 9
1) Angka kumulatip
2) Angka tahunan
3) Th. 1984/85 mulai dibangun RSUP Pendidikan Medan dan Ujung Pandang
Th. 1985/86 mulai dibangun RSUP Pendidikan Manado
4) Th. 1984/85 RS Jiwa Lampung dan Mataram, dan RS Kusta Ujung Pandang
Th. 1985/86 RS Jantung Harapan Kita, Jakarta.
TABEL XVIII - 4
Repelita IV
A. Rumah Sakit Umum (RSU) 666 81.109 679 83.255 688 84.271
1. RSU Vertikal 13 7.800 151) 7.978 162) 8.030
2. RSU Prop/Kab/Kodya 295 33.270 302 34.428 302 34.993
3. ABU ABRI 115 11.481 115 11.644 115 11.539
4. RSU Departemen lain 76 8.854 78 8.911 80 8.762
5. RSU Swasta 167 19.704 169 20.294 175 20.947
B. Rumah Sakit Khusus (RK) 607 23.789 642 25.246 679 25.956
1. RSK Vertikal 40 7.447 433)
7.679 4
44 ) 8.354
2. RSK Prop/Kab/Kodya 44 3.763 43 4.221 43 3.886
3. RSK ABRI 25 517 24 501 24 457
4. RSK Departemen lain 10 176 10 177 10 167
5. RSK Swasta 488 11.886 522 12.668 558 13.092
*) Angka kumulatip
1) Termasuk tambahan 2 RSUP Pendidikan Medan dan Ujung Pandang (mulai dibangun)
2) Termasuk tambahan 1 RSUP Pendidikan Manado (mulai dibangun)
3) Termasuk tambahan 2 RSJ Lampung dan Mataram (NTB), dan 1 RS Kusta Ujung Pandang
4) Termasuk tambahan 1 RS Jantung Harapan Kita, Jakarta:
XVIII/12
ini nampak sekali dari kenyataan bahwa dari keseluruhan 1.367
RS yang telah ada, sebanyak 733 atau hampir 54% diantaranya
adalah RS Swasta (175 RSU dan 558 RSK) (label XVIII-4).
XVIII/13
Dalam tahun 1984/85, telah dibangun 3 RS Khusus (Tabel
XVIII-4), 2 diantaranya adalah RS Jiwa di Lampung dan Mataram
(NTB). Dalam tahun tersebut upaya keterpaduan kesehatan jiwa
telah pula dilaksanakan di 72 RSU dan 103 Puskesmas. Dalam ta-
hun 1985/86 kegiatan diutamakan untuk meningkatkan mutu pela-
yanan kesehatan jiwa dalam bentuk pencarian kasus penyakit ji-
wa, latihan tenaga, dan melanjutkan upaya keterpaduan.
7) Laboratorium Kesehatan
XVIII/14
ruhan dan/atau dengan upaya bidang pembangunan lainnya. Dalam
tahun 1985/86, pemberantasan penyakit menular pada dasarnya me-
rupakan kelanjutan dan peningkatan upaya dalam tahun-tahun
sebelumnya.
1) Penyakit Malaria
2) Penyakit Diare/Kholera
XVIII/15
XVIII/28
Peningkatan peralatan yang ada di Puskesmas dilakukan seca-
ra bertahap melalui kegiatan Pengembangan Program Pemberantasan
Penyakit Diare Kecamatan (P4D). Dalam tahun 1984/85, kegiatan
P4D dilaksanakan di 482 kecamatan, dan dalam tahun 1985/86,
upaya P4D ditingkatkan sehingga menjangkau lebih dari 1.000
kecamatan, yang berarti suatu peningkatan sekitar 110% terha-
dap tahun 1984/85. Dalam jumlah tersebut belum termasuk upaya
penyebarluasan oralit dan pengetahuan tentang campuran larutan
gula dan garam melalui desa-desa Usaha Perbaikan Gizi Keluarga
(UPGK) dan Pos-Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU). Sementara itu,
dalam tahun 1984/85 telah dilakukan pengobatan terhadap sekitar
28.000 penderita/tersangka penderita kholera dan 2,4 juta pen-
derita diare. Sedangkan dalam tahun 1985/86, tersangka penderi-
ta kholera dan diare yang telah mendapat pengobatan masing -
masing adalah sekitar 42.000 dan 2,7 juta orang.
XVIII/17
ka panjang bagi 9.163 orang. Dalam tahun 1985/86, pemeriksaan
dahak dilakukan terhadap 279.645 orang penduduk, serta pengobatan
jangka pendek terhadap 22.500 orang dan pengobatan jangka panjang
terhadap 6.341 orang. Jumlah penderita yang mendapat pengobatan
tersebut belum termasuk mereka yang mendapat pengobatan di Balai
Pengobatan Penyakit Paru (BP4) dan Rumah Sakit.
6) Imunisasi
XVIII/18
Dalam tahun 1985/86, cakupan berbagai kegiatan imunisasi
tersebut telah ditingkatkan. Vaksinasi BCG telah dilakukan ter-
hadap 3,2 juta anak; vaksinasi TFT terhadap 4,8 juta ibu hamil
dan anak; vaksinasi DPT terhadap 3,2 juta anak; vaksinasi DT
terhadap 2,4 juta anak; vaksinasi polio pada hampir 2 juta
anak; serta, vaksinasi campak pada sekitar 1,2 juta anak (Tabel
XVIII-5). Peningkatan cakupan vaksinasi yang menyolok sejak ta-
hun 1984/85 ialah karena antara lain di tingkat desa dilaksa-
nakan keterpaduan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) itu de-
ngan program-program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK),
Keluarga Berencana (KB) dan Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA)
pada satu tempat (pos), dalam hal ini Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu). Selain itu telah digalakkan upaya motivasi oleh or-
ganisasi-organisasi kemasyarakatan di desa, terutama PKK di
samping organisasi-organisasi keagamaan.
7) Penyakit Kusta
XVIII/19
digigit oleh hewan tersangka rabies, sedangkan untuk tahun
1985/86 telah ditingkatkan pengumpulan dan pemeriksaan menjadi
terhadap 1.473 sediaan tersangka rabies, dan pengobatan terha-
dap 15.727 orang.
XVIII/20
tap diprioritaskan pada pemberantasan Syphilis dan Gonorhoe
(GO) di kota-kota besar dan daerah pelabuhan. Dalam tahun
1984/85, telah dilaksanakan pemeriksaan terhadap sekitar
183.382 sediaan darah, dan pemeriksaan GO pada 63.479 orang,
serta pengobatan penderita penyakit kelamin sebanyak 40.954
orang. Sedangkan dalam tahun 1985/86, pemeriksaan dilakukan
terhadap 163.100 sediaan darah, dan pemeriksaan GO pada 61.450
orang serta pengobatan 87.800 penderita.
XVIII/21
kesehatan, melainkan juga terhadap penyakit menular yang mempu-
nyai potensi untuk menimbulkan masalah kesehatan masyarakat di
kemudian hari. Di samping itu, pengamatan bukan Baja dilakukan
terhadap penyakit tertentu, tetapi juga terhadap vektor/penular
penyakitnya. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui penelitian
lapangan dan pembentukan satuan-satuan pengamatan epidemiologi
("surveillance") untuk mengendalikan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Dalam tahun 1984/85, telah dilaksanakan penelitian atas terja-
dinya 3.478 KLB, penelitian penyakit-penyakit tertentu di 413
RS, pengambilan sampel sebanyak 10.196 sampel, dan penyebaran
Bulletin Epidemiologi sebanyak 47.442 eksemplar.
c. Perbaikan Gizi
XVIII/22
kegiatan imunisasi, KB, dan Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) di
Pos-Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).
XVIII/23
zat yodium dalam makanan melalui yodisasi garam. Dalam tahun
1984/85 kira-kira 1,3 juta penduduk di daerah gondok endemik
telah memperoleh suntikan lipiodol. Upaya ini untuk jangka pan -
jang ditunjang dengan penggalakan konsumsi garam beryodium yang
produksi dan pemasarannya terus ditingkatkan. Dalam tahun 1985/
86, jumlah cakupan suntikan lipiodol mencapai sekitar 1,4 juta
penduduk.
XVIII/24
dibutuhkan oleh daerah .
XVIII/25
Pemeriksaan sediaan kesehatan lingkungan sejak Repelita III
dilaksanakan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL), dan
diarahkan pada pemeriksaan sediaan kesehatan lingkungan seperti
badan air, air minum, kolam renang, limbah industri atau rumah-
tangga, dan gas buangan industri atau rumah tangga. Pemeriksa-
an tersebut dilakukan baik secara biologi, kimiawi maupun radi-
oaktif untuk keperluan diagnose dan therapi. Pemeriksaan contoh
(sample) air secara biologi dan kimiawi yang telah dilakukan
pada tahun 1984/85 ditingkatkan lagi pada tahun 1985/86.
XVIII/26
nunjang upaya penurunan angka kematian bayi dan balita.
Selain itu, beberapa bahan baku obat yang cukup penting te-
lah berhasil diproduksi di dalam negeri, antara lain parare-
tamol, etambutol, salisilamida, kanamisina, trimetoprim, asam
asetilsalisilat, dan berbagai bahan baku obat yang berasal dari
alam. Demikian pula kapsul kosong untuk obat jadi telah dapat
XVIII/27
TABEL XVIII - 6
Repelita IV
Nomor Unit Kefarmasian 1983/841) 1984/852) 1985//862)
1) Angka kumulatif
2) Angka tahunan
XVIII/28
diproduksi di dalam negeri dengan kapasitas sekitar 3,0 milyar
kapsul per tahun.
XVIII/29
disional, telah dilaksanakan pendaftaran, penyebarluasan infor-
masi dan penyuluhan, serta penelitian khasiat obat tradisional.
Obat tradisional yang terdaftar sampai dengan tahun 1985/86
meningkat jumlahnya bila dibandingkan dengan keadaan pada tahun
1983/84. Dalam tahun 1984/85, telah terdaftar lebih dari 1.800
obat tradisional dari 120 perusahaan, dan dalam tahun 1985/86,
terdaftar sejumlah 2.400 macam obat tradisional dari sekitar
300 perusahaan.
XVIII/30
panduan di bidang produksi, distribusi, dan penggunaan obat,
makanan dan perbekalan farmasi lainnya seperti Formulir Kosme-
tika Indonesia, Pemanfaatan Tanaman Obat Indonesia, Obat Kelom-
pok Fitoterapi, Sediaan Galenik, dan Cara Pembuatan Simplisia.
XVIII/31
TABEL XVIII - 7
Repelita IV
Nomor Jenis Tenaga 1983/84 1) 1984/852) 1985//862)
2. Perawat)
)Perawat Kesehatan 44.651 3.619 3.861
3. Bidan )
1) Angka kumulatif
2) Angka tahunan
XVIII/32
dan pengelola latihan.
XVIII/33
dan Pengolahan Data Pelaporan Terpadu Upaya Kesehatan Puskes-
mas, sampai tahun 1985/86 telah dilaksanakan pembinaan pengelo-
laan data dan informasi di 5.500 Puskesmas dan 12.000 Puskesmas
Pembantu.
XVIII/34
masyarakat, dan masalah-masalah kesehatan yang penting. Di
samping itu, hasil survai tersebut diharapkan pula dapat digu -
nakan sebagai bahan penyusunan rancangan Repelita V, Bidang
Kesehatan.
1. Generasi Muda
XVIII/35
Merah Remaja.
m. Peranan Wanita
XVIII/36
B. KESEJAHTERAAN SOSIAL
1. Pendahuluan
XVIII/37
(1) Segenap upaya program dan kegiatan pembangunan di bi-
dang kesejahteraan sosial diusahakan pelaksanaannya se-
cara bersama dan sebagai tanggung jawab bersama antara
Pemerintah dan masyarakat. Untuk itu partisipasi sosial
masyarakat yang meliputi semua golongan dan lapisan
termasuk para pengusaha serta lembaga-lembaga atau or-
ganisasi yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial
telah lebih diintensifkan lagi.
3. Pelaksanaan Kegiatan
XVIII/38
rasi muda dan kaum wanita, sehingga partisipasi sosial masyara -
kat lebih meluas dan melembaga dalam usaha-usaha pembangunan
pada umumnya dan terutama pembangunan di bidang kesejahteraan
sosial.
XVIII/39
TABEL XVIII - 8
Repelita IV
Daerah Tingkat I/
No. Propinsi 1983/84 1984/85 1985/86
_
1. DKI Jakarta 300 750
2. Jawa Barat 450 1.665 1.755
3. Jawa Tengah 510 1.815 2.445
4. D . I . Yogyakarta 360 555 555
5. Jawa Timur 510 1.665 1.815
6. Daerah Istimewa Aceh 180 960 1.005
7. Sumatera Utara 300 480 600
8. Sumatera Barat 270 600 645
9. Riau 180 495 540
10. Jambi 150 390 435
11. Sumatera Selatan 180 435 480
12. Lampung 330 420 450
13. Kalimantan Barat 150 570 645
14. Kalimantan Tengah 150 360 390
15. Kalimantan Selatan 150 465 510
16. Kalimantan Timur 150 255 360
17. Sulawesi Utara 150 780 825
18. Sulawesi Tengah 150 495 525
19. Sulawesi Selatan 240 915 975
20. Sulawesi Tenggara 150 240 375
21. Maluku 150 240 450
22. Bali 150 825 960
23. Nusa Tenggara Barat 450 930 1.050
24. Nusa Tenggara Timur 300 795 975
25. I r i a n Jaya 450 180 375
26. Bengkulu 270 480 510
27 Timor Timur 120 240 525
XVIII/4
0
masyarakat yang memungkinkan dapat menerima dan mendukung nilai-
nilai pembaharuan seirama dengan kebutuhan pembangunan.
Penyuluhan sosial ini dilaksanakan terhadap kelompok-kelompok /
kesatuan-kesatuan masyarakat tertentu yang menjadi sasaran
garapan program ini.
XVIII/41
TABEL XVIII - 9
Repelita IV
Daerah Tingkat I/
No. Propinsi 1983/84 1984/85 1985/86
XVIII/42
hanyalah merupakan salah satu cara dan sarana pembinaan kese-
jahteraan sosial yang strategis.
XVIII/43
TABEL XVIII - 10
Repelita IV
Daerah Tingkat I/
No. Propinsi 1983/84 1984/85 1985/86
5. J a m b i 115 - 75
-
6. Sumatera Selatan 50 55
7. Bengkulu 100 100 75
8. Jawa Barat - _ -
XVIII/44
lawan, Pejuang dan Perintis Kemerdekaan sebanyak 137 keluarga.
XVIII/45
orsos, latihan pengurus orsos sebanyak 1.730 orang dan latihan
pembina orsos 60 orang. Dalam tahun 1985/86 hasil-hasil yang
dicapai adalah penyempurnaan/penataan organisasi sosial 1.870
orsos, pemberian bantuan usaha pengembangan kepada 3.159 orsos,
latihan pengurus orsos sebanyak 1.000 orang dan latihan pembina
orsos sebanyak 289 orang.
XVIII/46
TABEL XVIII - 1 1
XVIII/47
dalam masyarakat, dengan tidak mengecualikan keluarga-keluarga
yang mampu. Kegiatan ini dilaksanakan dengan bimbingan sosial
atau konsultasi baik secara perorangan maupun kelompok.
XVIII/48
TABEL XVIII - 12
Repelita IV
Daerah Tingkat I/
No. Propinsi 1983/84 1984/85 1985/86
XVIII/4
9
meningkat menjadi 30.000 orang. Dalam tahun 1985/86, jumlahnya
agak menurun, yaitu menjadi 25.900 orang karena penyantunan
yang dilakukan lebih ditekankan pada peningkatan mutu antara
lain dengan memperpanjang waktu latihan (Tabel XVIII-13).
Disamping itu telah pula diberikan bantuan kepada Lembaga-
lembaga Sosial Swasta yang bergerak dalam bidang rehabilitasi
para cacat.
XVIII/50
TABEL %VIII - 13
Repelita IV
Daerah Tingkat I/
No. Propinsi 1983/84 1984/85 1985/86
XVIII/5
1
(4) Penyantunan dan Pengentasan Anak Nakal dan Korban Nar-
kotika.
XVIII/52
produktif keluarga dan kelompok;
XVIII/53
da sebagai perangkat bantuan penanggulangan korban bencana alam
yang selalu slap bergerak sesuai dengan kebutuhan, yang
berkedudukan di Kecamatan/Kabupaten.
XVIII/54
ningkat menjadi 59.909 Karang Taruna yang tersebar pada hampir
semua desa di tanah air (Tabel XVIII - 14, dengan perincian
menurut Daerah Tingkat I).
XVIII/55
TABEL XVIII - 14
Repelita IV
Daerah Tingkat I/
No. Propinsi 1983/84 1984/85 1985/86
XVIII/5
6
20.054
Jumlah 59.909
12.654
*) Angka
Kumulatif
usaha untuk meningkatkan, mengembangkan dan memantapkan kemam-
puan para wanita bina swadaya yang dinilai memiliki potensi
untuk mengembangkan usaha mereka guna memperbaiki tingkat hi-
dup keluarganya. Jumlah wanita yang telah berhasil dibina dalam
rangka ini adalah berturut-turut sebanyak 480 wanita dalam
tahun 1984/85 dan 870 wanita dalam tahun 1985/86.
XVIII/57
f. Program Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
XVIII/58
efisien.
C. PERANAN WANITA
1. Pendahuluan
XVIII/59
wanita dalam pembangunan nasional dalam Repelita IV terdiri
dari antara lain :
XVIII/6O
naan sepuluh program PKK yang dilaksanakan di propinsi Jawa Ti -
mur, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat; Modifikasi dan sikap
wanita suku Bugis terhadap pakaian adat baju Bodo di Sulawesi
Selatan; dan, Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua
dengan indeks prestasi mahasiswa.
XVIII/61
si Selatan.
c) Bidang Kesehatan
e) Bidang Pendidikan
XVIII/62
tihan penunjang mata pencaharian sebanyak 63.750 eksemplar un-
tuk 27 propinsi; serta pelaksanaan Kejar Usaha di 16 propinsi
bagi 2.820 kelompok dengan 28.200 peserta.
f) Bidang Agama
XVIII/63
f