Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat
serta karunia-Nya semata, sehingga tugas Asuhan Keperawatan ini dapat terselesaikan
dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Keperawatan Dasar 1.
Praktek Klinik Keperawatan Dasar 1 salah satu mata kuliah wajib di Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso.
Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak akan dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin megucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M. Kes sebagai Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso;
2. Bapak sebagai Kepala Ruangan Melati
3. Semua pihak yang telah membantu pengerjaan makalah ini.
Semoga sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan dari
Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah ini.

situbondo, 7 mei 2019


DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1.1.Latar Belakang Masalah ............................................................................
1.2.Rumusan Masalah ......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................
2.1 kebutuhan imobilitas dan mobilitas ...........................................................
2.2. faktor faktor yang mempengaruhi mobilitas ............................................
2.3. perubahan sistem tubuh akibat imobilitas ................................................
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................
3.1.Biodata .......................................................................................................
3.2.Riwayat Kesehatan.....................................................................................
3.3. Pola Fungsi Kesehatan ..............................................................................
3.4. Pemeriksaan Fisik .....................................................................................
3.5. Pemeriksaan Diagnostik............................................................................
3.6. Laboratorium.............................................................................................
3.7. Terapi ........................................................................................................
BAB IV PENUTUP ........................................................................................
4.1. Kesimpulan ...............................................................................................
4.2. Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur,


mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian
(Barbara Kozier, 1995).
Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau keterbatasan fisik
dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan berjalan, hal ini salah
satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi berkurang seperti saat
duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).
Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan
mobilisasi secara aktif.
Mobilisasim secara pasif yaitu: mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan
tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan. Mobilisasi
aktif yaitu: dimana pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri tanpa
bantuan dari orang lain (Priharjo, 1997).
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya
penyembuhan pasien. Secara psikologis mobilisasi akan memberikan kepercayaan pada
pasien bahwa dia mulai merasa sembuh. Perubahan gerakan dan posisi ini harus
diterangkan pada pasien atau keluarga yang menunggui. Pasien dan keluarga akan dapat
mengetahui manfaat mobilisasi, sehingga akan berpartisipasi dalam pelaksanaan mobilisa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apadefinisi dari kebutuhan aktivitas?
2. Sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan aktivitas?
3. Apa saja kebutuhan mobilitas dan imobilitas?
4. Apa saja kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi?
5. Bagaimana cara mengatur posisi tempat tidur pasien?
6. Bagaimana cara memindahkan pasien?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan Mobilitas Dan Imobilitas

A. Mobilitas
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,
mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya.

Jenis Mobilitas
1. Mobilitas Penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan
bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari.
Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunter dan sensorik untuk dapat
mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
2. Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas
dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan
sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang
dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapt mengalami mobilitas sebagian pada
ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik. Mobilitas sebagian ini
dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a) Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada
sistem muskuloskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.
b) Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang
reversibel, contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang
belakang, poliomielitis karena terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik.

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas


Mobilitas seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan diantaranya :
1. Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya
hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.

2. Proses Penyakit/Cedera
Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat memengaruhi fungsi
sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami
keterbatasan pergerakan dalam ekstrimitas bagian bawah.
3. Kebudayaan
Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan. Sebagai contoh, orang
yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat;
sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya
tertentu dilarang untuk beraktivitas.
4. Tingkat Energi
Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas
dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.
5. Usia dan Status Perkembangan
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini
dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan perkembangan usia.

B. Imobilitas
Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan di mana seseorang tidak dapat bergerak
secara bebas karena kondisi yang menganggu pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami
trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya.
 Jenis Imobilitas
1. Imobilitas fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan
mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan, seperti pada pasien dengan
hemiplegia yang tidak mampu mempertahankan tekanan di daerah paralisis sehingga tidak
dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mengurangi tekanan.
2. Imobilitas intelektual, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya
pikir, seperti pada pasien yang mengalami kerusakan otak akibat suatu penyakit.
3. Imobilitas emosional, keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara emosional
karena adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri. Sebagai contoh, keadaan
stress berat dapat disebabkan karena bedah amputasi ketika seseorang mengalami kehilangan
bagian anggota tubuh atau kehilangan sesuatu yang paling dicintai.
4. Imobilitas sosial, keadaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan interaksi
sosial karena keadaan penyakitnya sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan
sosial.

2.3 Perubahan Sistem Tubuh Akibat Imobilitas


1. Perubahan Metabolisme
2. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
3. Gangguan Pengubahan Zat Gizi
4. Gangguan Fungsi Gastrointestinal
5. Perubahan Sistem Pernapasan
6. Perubahan Kardiovaskuler
7. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
8. Perubahan Sistem Integumen
9. Perubahan Eliminasi
10. Perubahan Perilaku
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur,
mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian
(Barbara Kozier, 1995). Sebaliknya keadaan imobilisasi adalah suatu pembatasan gerak atau
keterbatasan fisik dari anggota badan dan tubuh itu sendiri dalam berputar, duduk dan
berjalan, hal ini salah satunya disebabkan oleh berada pada posisi tetap dengan gravitasi
berkurang seperti saat duduk atau berbaring (Susan J. Garrison, 2004).
B. Saran
Dalam mempelajari materi ini, harusnya mahasiswa dan pembaca pada umumnya dapat
mencari berbagai referensi agar isi tidak bersimpang siur materi agar sesuai dengan yang
seharunsnya dan BPKM.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Wilkinson, Judith. M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dasar Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien, Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai