NIM : 1162020047
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Siswa SMPN 1 Rengasdengklok belum sepenuhnya dapat membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar. Membaca Al-Qur’an yang sesuai dengan kaidah Tajwid. Ketika
membaca Al-Qur’an masih terbata-bata. Membaca Al-Qur’an tidak Tartil. Belum
menguasai kaidah-kaidah dalam pembacaan Al-Qur’anul Karim. Kesulitan membedakan
hijaiyah disebabkan persamaan ciri dan bentuk. Kesulitan memahami perubahan bentuk
huruf hijaiyah yang bersambung. Belum hafal harakat. Kesulitan membedakan harakat
Panjang dan pendek. Kesulitan pengucapan makhraj yang benar. (Abu Hazim Muhsin,
2016)
Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang Allah turunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Disampaikan melalui perantara Malaikat Jibril. Sebagai pedoman hidup
bagi umat manusia. Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar. Bagi orang yang
membacanya akan mendapatkan balasan pahala ibadah. Setiap satu huruf yang dibaca akan
dibalas dengan 10 kebaikan. Wajib hukumnya bagi setiap muslim dapat membaca Al-
Qur’an dengan baik dan benar.
B. Identifikasi Masalah
Namun dalam perkembangannya, banyak siswa yang kurang lagi memperdulikan
dalam mempelajari membaca Al-Qur’an secara baik dan benar. setidaknya hal itu
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantanya, kurangnya kemampuan siswa dalam
membaca Al-Qur’an, Tidak adanya kemauan dalam diri pribadi untuk mau belajar
membaca Al-Qur’an, Tidak adanya dorongan dari pihak keluarga agar anaknya mau belajar
membaca Al-Qur’an, Pergaulan siswa yang bermain atau berkumpul dengan orang-orang
yang kurang dalam membaca Al-Qur’an, Kondisi lingkungan yang kurang mendukung
(tidak adanya kebiasaan membaca Al-Qur’an), dan Para orangtua yang lebih
mementingkan urusan-urusan duniawi seperti les, kursus, privat dan lain sebagainya yang
dimana hal tersebut lebih bersifat kepentingan duniawi.
Menurut Sudirman A.M (2003:39), bahwa faktor yang mempengaruhi kemampuan
peserta didik secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis. (Muhibbin Syah,
2007). dan faktor eksternal meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
(Slameto, 2010)
Sementara menurut Subhi As-Salih (2009: 145) menerangkan bahwa faktor-faktor
penyebab kurangnya kemampuan siswa dalam membaca dan menulis Al-Qur’an secara
umum adalah faktor lingkungan sosial, dan faktor media elektronik. Faktor yang paling
signifikan adalah keberadaan guru agama dan materi cara baca Al-Qur’an (tajwid), jika hal
ini tidak teratasi, generasi remaja seperti pelajar dan mahasiswa akan buta baca tulis Al-
Qur’an yang baik dan benar.
C. Pembatasan Masalah
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan
individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Seperti yang dikemukan oleh
Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia
sebagai sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain.
Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang
individu.
Sama halnya pergaulan siswa yang bergaul dengan orang-orang yang belum bisa
membaca Al-Qur’an, mereka akan membuat siswa tersebut terbawa tidak bisa membaca
Al-Qur’an juga. Pergaulan yang tak terawasi oleh orangtua membuat siswa justru malah
terlalu asyik dengan dunianya, sehingga tidak adanya waktu untuk belajar membaca Al-
Qur’an. Hal tersebut membuat kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an menjadi
berkurang. Pergaulan yang baik akan membawa hasil yang baik juga. Namun berbeda
dengan pergaulan yang buruk, bukan hanya akan buruk untuk dirinya, namun juga bisa
membuat orang lain terbawa-bawa. (Asep Mubarok, 2017)
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggunaan metode tutor sebaya (peer tutoring) dalam pembelajaran Al-
Qur’an dikelas VIII SMPN 1 Rengasdengklok ?
2. Bagaimana kemampuan membaca Al-Qur’an peserta didik kelas VIII SMPN 1
Rengasdengklok ?
3. Apakah penggunaan metode tutor sebaya (peer tutoring) dapat meningkatkan
kemampuan membaca Al-Qur’an pada peserta didik kelas VIII SMPN 1
Rengasdengklok ?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Tutor Sebaya (Peer Tutoring)
1. Definisi Metode Tutor Sebaya
Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oelh guru
sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas. (Arikunto,
2006). Sejalan dengan hal tersebut, suherman (2003:1) menyatakan bahwa tutor sebaya
adalah kelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan
kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang
dipelajarinya. Dedi Supriyadi (1985:36) mengemukakan bahwa tutor sebaya adalah
seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa
yang mengalami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari siswa yang memiliki
kemampuan lebih daripada yang lainnya.
Metode tutor sebaya adalah bimbingan atau bantuan yang diberikan kepada orang
lain dengan umur yang sebaya. Belajar bersama dalam kelompok dengan tutor sebaya
merupakan salah satu ciri pembelajaran berbasis kompetensi, melalui kegiatan
berinteraksi dan komunikasi, siswa menjadi aktif belajar, mereka menjadi efektif.
Kerjasama dalam kelompok dengan tutor sebaya dapat dikaitkan dengan nilai sehingga
kerjasama makin intensif dan siswa dapat mencapai kompetensinya.
Dipandang dari tingkat partisipasi aktif siswa, keuntungan belajar secara
berkelompok dengan tutor sebaya mempunyai tingkat partisipasi aktif siswa lebih tinggi.
(Ratno Harsanto, 2007). Menurut Thomson proses belajar tidak harus berasal dari guru
ke siswa, melainkan dapat juga siswa saling mengajar sesama siswa lainnya.
Bahkan Anita Lie (2004:7-30) menyatakan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya
(tutor sebaya) ternyata lebih efektif dari pada pengajaran oleh guru. Hal ini disebabkan
latar belakang, pengalaman semata) para siswa mirip satu dengan lainnya dibanding
dengan skemata guru.
Pembelajaran hendaknya bekerja sama dalam kebaikan sebagaimana yang
termaktub dalam Q.S. al-Maidah ayat 2 yang berbunyi:
… Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran….(QS. al-Maidah: 2)
Jadi metode tutor sebaya adalah cara pembelajaran yang dilakukan dengan
memanfaatkan kemampuan teman sebaya untuk saling tukar pikiran untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.