Dilakukan
ASPEK YANG DINILAI Tgl : Tgl : Tgl : Ket
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Persiapan alat
Alat-alat steril dalam bak instrumen :
2 pinset anatomi
1 pinset sirurgis
Gunting jaringan
Klem arteri
Kapas lidi secukupnya
Kassa steril secukupnya
Deppers secukupnya
2 cucing
Alat-alat yang tidak steril :
Gunting plester
Plester
Kapas alkohol
Spuit 10 cc k/p
Obat luka betadin/ zalf/ sufratule
Nacl 0,9%
Bengkok 2 buah
Kassa pembalut secukupnya
Perlak dan alasnya
Sarung tangan on steril
Sarung tangan steril
Korentang dan tempatnya
Sketsel
LANGKAH-LANGKAH:
5. Mencuci tangan
6. Pakai sarung tangan on steril
7. Pasang perlak dan alasnya di bawah luka klien
8. Letakkan bengkok di samping pengalas
9. Melepas plester dengan kapas alkohol
10. Balutan utama dibuka dengan pinset anatomis/
handscoen on steril jika perban sangat lengket bantu
dengan menyiramkan NaCl 0,9% secukupnya. Jika
yang terangkat kasa bagian luar, maka biarkan kassa
bagian dalam (akan diangkat dengan menggunakan
alat steril)
11. Buang perban lama pada bengkok
12. Observasi karakteristik luka : tanda-tanda infeksi,
warna, ukuran dan adakah cairan yang keluar
13. Lepaskan sarung tangan on steril
14. Buka bak instrumen steril
15. Tuangan cairan NaCl 0,9% ke dalam cucing
16. Buka dan keluarkan isi sufratule ke dalam set steril
(jika menggunakan sufratule), tuangkan larutan
antibiotik ke dalam cucing yang lain (jika
menggunakan betadine)
17. Buka bungkus spuit dan letakkan spuit di dalam bak
instrumen
18. Pasang sarung tangan steril
19. Luka dibersihkan dengan cairan naCl 0,9% dengan
menggunakan kassa atau deppers dari arah dalam
keluar (sirkuler)
20. Jika luka terlaku kotor maka laukan irigasi luka
dengan cara menyemprotkan cairan NaCl 0,9%
menggunakan deppers, laukan hingga luka bersih
Dilakukan
ASPEK YANG DINILAI Tgl : Tgl : Tgl : Ket
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 2 3 4 5 6 7 8
21. Observasi keadaan luka jika ada jaringan nekrosis
lakukan nekrotomi dengan menggunakan gunting
jaringan
22. Luka dibersihkan kembali dengan cairan NaCl 0,9%
dengan menggunakan kassa atau deppers dari arah
dalam kelaur (sirkuler)
23. Dengan pinset steril ambil kassa steril yang telah
dibasahi cairan NaCl 0,9% kemudian peras dengan
pinset bentangkan dan letakkan secukupnya di atas
luka, diulang beberapa kali (15-20 menit) sampai luka
bersih
24. Gunting sufratule sesuai ukuran yang dibutuhkan dan
letakkan pada area luka, (jika menggunakan betadina
oleskank larutan antibiotik pada luka dengan tekhnik
sekali usap dan 1 arah usapan.
25. Balut luka dengan kassa dan usahakan serat kasa
jangan menempel pada luka
26. Pasang plester mengelilingi kassa
27. Rapikan alat dan kl ien
28. Lepaskan sarung tangan
29. Cuci tangan
30. Dokumentasikan
Sikap :
31. Melakukan tindakan dengan sistematis
32. Komunikatif dengan klien
33. Percaya diri
Hasil :
1. Luka menjadi bersih
2. Pasien tak kesakitan dan merasa nyaman
3. Balutan rapi
Keterangan :
Ya : 1 (Dilakukan dengan benar)
Tdk : 0 (Tidak dilakukan/ dilakukan dengan tidak atau kurang benar)
Kriteria Penilaian :
Baik Sekali : 100
Baik : 81 – 99
Kurang/ TL : < 80
Sikap :
39. Melakukan tindakan dengan sistematis
40. Komunikatif dengan klien
41. Percaya diri
Hasil :
1. Letakkan jarum tepat,
2. Sterilitas tetap terjaga
3. Tetesan lancar
4. Tidak terjadi haematom
Keterangan :
Ya : 1 (Dilakukan dengan benar)
Tdk : 0 (Tidak dilakukan/ dilakukan dengan tidak atau kurang benar)
Kriteria Penilaian :
Baik Sekali : 100
Baik : 81 – 99
Kurang/ TL : < 80
.
MELEPASKAN INFUSE
Dilakukan
ASPEK YANG DINILAI Tgl : Tgl : Tgl : Ket
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Persiapan alat
Sarung tangan bersih
Bengkok
Gunting
Kapas alkohol
Kantong sampah medis
Pelaksanaan :
5. Mencuci tangan
6. Gunakan sarung tanan bersih
7. Lepaskan semua plester yang melekat di sekitar area
penusukan funse
8. Minta klien untuk menarik nafas dalam lalu tarik
secara perlahan kateter venvlon yang melekat di k
lien
9. Tekan area penusukan dengan kapas alkohol dan
beri plester
10. Masukkan selang dan cairan infuse yang sudah
terpakai di dalam kantong sampah khusus sampah
medis
11. Rapikan alat dan klien
12. Lepas sarung tangan
13. Cuci tangan
14. Mendokumentasikan prosedur
Sikap :
15. Melakukan tindakan dengan sistematis
16. Komunikatif dengan klien
17. Percaya diri
Keterangan :
Ya : 1 (Dilakukan dengan benar)
Tdk : 0 (Tidak dilakukan/ dilakukan dengan tidak atau kurang benar)
Kriteria Penilaian :
Baik Sekali : 100
Baik : 81 – 99
Kurang/ TL : < 80
Kriteria Penilaian :
Baik Sekali : 100
Jumlah tindakan yang dilakukan (Ya)
Baik : 81 – 99 nilai = × 100 = ⋯
27
Kurang/ TL : < 80
Tanggal : Tanggal : Tanggal :
Nilai Nilai Nilai
Pembimbing Pembimbing Pembimbing
Keterangan :
Ya : 1 (Dilakukan dengan benar)
Tdk : 0 (Tidak dilakukan/ dilakukan dengan tidak atau kurang benar)
Kriteria Penilaian :
Baik Sekali : 100
Jumlah tindakan yang dilakukan (Ya)
Baik : 81 – 99 nilai = 26
× 100 = ⋯
Kurang/ TL : < 80
Keterangan :
Ya : 1 (Dilakukan dengan benar)
Tdk : 0 (Tidak dilakukan/ dilakukan dengan tidak atau kurang benar)
Kriteria Penilaian :
Baik Sekali : 100
Jumlah tindakan yang dilakukan (Ya)
Baik : 81 – 99 nilai = 26
× 100 = ⋯
Kurang/ TL : < 80
Keterangan :
Ya : 1 (Dilakukan dengan benar)
Tdk : 0 (Tidak dilakukan/ dilakukan dengan tidak atau kurang benar)
Kriteria Penilaian :
Baik Sekali : 100
Jumlah tindakan yang dilakukan (Ya)
Baik : 81 – 99 nilai = × 100 = ⋯
26
Kurang/ TL : < 80
Dilakukan
ASPEK YANG DINILAI Tgl : Tgl : Tgl : Ket
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Persiapan alat
Tensi meter
Termometer
Stetoskop
Jam tangan
Botol 3 buah
Kertas tissue
Cermin kepala k/p
Lampu senter
Opthalmoskop k/p
Otoskopo k/p
Tenoneter k/p
Meteran k/p
Reflek hamer
Garpu tala k/p
Speculum hidung k/p
Snellen Cart k/p
Spatel lidah
Kaca laring k/p
Sarung tangan k/p
Bengkok
Timbangan badan
Pena/ alat tulis
Persiapan pasien dan lingkungan :
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan dan
atur posisi klien senyaman mungkin
3. Jaga privacy klien
4. Cuci tangan dan pakai sarung tangan bersih
Menilai tingkat kesadaran
5. Kaji tingkat kesadaran subjektif
6. Kaji tingkat kesadaran berdasarkan nilai GCS
Menilai penampilan umum
7. Identifikasi status penampilan kesehatan : sakit ringan,
sedang, atau berat
8. Identifikasi warna kulit
9. Ukur TB (dalam cm) dan bentuk tubuh (tinggi atau pendek)
10. Ukur BB (dalam kg) & bentuk badan (kurus, gemuk/ sedang)
11. Identifikasi ekspresi wajah : adakah tanda stress, senang, dll
12. Identifikasi gaya berjalan dan keseimbangan
13. Identifikasi cara bicara
14. Identifikasi cara berpakaian dan berhias
15. Identifikasi kebersihan secara umum
16. Identifikasi adanya bau badan dan mulut
Mengukur tanda-tanda vital
(lihat prosedur pengukuran tanda-tanda vital)
Pemeriksaan kulit
17. Inspeksi : warna, lokasi lesi (jika ada), bentuk (linear,
berkumpul, dermatomal), tipe (makula, papula, pustula, bula
atau tumor)
18. Palpasi : kelembaban, suhu, tekstur, turgor klit (kecepatan
kulit untuk kembali ke keadaan semula), mobilitas
(kemudahan lipatan kulit untuk dapat digerakkan, biasanya
menurun pada klien dengan edema)
Pemeriksaan kuku
19. Inspeksi : warna, bentuk, adanya lesi
20. Palpasi I: bentuk
Pemeriksaan kepala dan rambut
21. Inspeksi : bentuk, simetris, adanya benjolan, lesi,r ambut
(warna, distribusi, tekstur, adanya ketombe & kutu, kuantitas)
22. Palpasi : benjolan nodul, deformitas (faktur), rambut (tekstur)
Pemeriksaan mata
23. Inspeksi : simetris, alis mata, kelopak mata (lingkara hitam di
mata, oedem), warna kongjutniva dan sklera
24. Pupil (ukuran, bentuk , simetrisitas, reflek pupil, reaksi dekat)
25. Pemeriksaan ketajaman penglihatan. Minta klien untuk
membaca koran atau majalah. Jika klien biasa memakai alat
bantu seperti kacamata/ lensa, maka biarkan klien memakai
alat bantu tersebut.
Dilakukan
ASPEK YANG DINILAI Tgl : Tgl : Tgl : Ket
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 2 3 4 5 6 7 8
26. Pemeriksaan lapang pandang. Minta klien berdiri atau duduk
60 c, berhadapan dengan perawat sejajar dengan mata klien.
Minta klien menutup salah satu mata, sejajar dengan salah
satu mata perawat yang juga ditutup. Perawat menggerakkan
tangan ke arah superior, inferior, temporal dan nasal. Klien
mengikuti arah gerakan.
Pemeriksaan mulut
27. Inspkesi : warna mukosa, warna bibir, gigi (kelengkapan,
karies, karang gigi, infeksi), gusi (warna, lesi, perdarahan,
tonus), tonsil (warna, pembengkakan)
28. Palpasi : bibir dan lidah (nodul dan massa)
Pemeriksaan hidung dan sinus
29. Inspeksi : bentuk mukosa, sekret, defiasi tulang, polip,
pembengkakan.
30. Palpasi : sinus (maksilaris, frontalis, etmoidalis, spenoid)
Pemeriksaan telinga
31. Inspeksi : daun telinga (simetris, warna, ukuran, adanya
inflamasi, lesi, bengkak) liang telinga (serumen, sekret)
32. Palpasi daun telinga (tekstur, adanya lesi)
33. Pemeriksaan kekuatan pendengaran. Minta klien untuk
menutup mata. Jarak antara klien dengan perawat 15-60 cm,
perawat melafalkan suku kata dengan suara keras, lembut
dan berbisik. Mitna klien untuk mengulangi ucapan perawat.
Jika diduga terdapat penurunan kekuatan pendengaran,
lakukan tes weber dan tes rinne.
34. Tes weber : pegang garpu tala dan hentakkan di tulang
telapak tangan lalu letakkan garpu tala di tengah atas kepala
klien atau di dahi. Minta klien mendengarkan & merasakan
getaran suara & catat di area telinga mana terdengara (bisa
1 sisi/ 2 sisi telinga)
35. Tes rinne : pegang garpu tala dan hentakkan di tulang
telapak tangan lalu letakkan garpu tala di prosesus
mastoideus sampai klien tidak lagi mendengar suaranya.
Lalu pindahkan dengan cepat garpu penala tersebut dekat
dengan liang telinga. Pastikan apakah klien dapat
mendengarnya.
Pemeriksaan leher
36. Inspeksi : pembengkakan, pembesaran vena, lesi
37. Palpasi : posisi trakea, pembesaran KGB
Pemeriksaan payudara
38. Inspeksi : simetris, lesi, puting, areola, sekret
39. Palpasi : massa, pembesaran KGB
Pemeriksaan thorax
40. Inspeksi : warna kulit dada (apakahs ama dengan warna kulit
lainnya), bentuk dada, pernafasan (jenis, irama, kedalaman),
kesimetrisan dada saat istrirahat dan saat menarik nafas,
ekspansi dada, ada tidaknya pernafasan cuping hidung,
konfigurasi dinding dada, ada tidaknya massa atau benjolan,
ada tidaknya hematom dan luka
41. Palpasi : temperatur, pengembangan paru, vocal fremitus,
adanya nyeri tekan, adanya massa.
42. Perkusi : seluruh lapangan paru
43. Auskultasi : suara nafas normal dan abnormal
Pemeriksaan jantung
44. Inspeksi : ada tidaknya pulsasi dan ictus cordis
45. Palpasi : teraba tidaknya ictus cordis
46. Perkusi : menentukan batas jantung
47. Auskultasi : irama jantung, suara jantung
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
48. Inspeksi : simetris, bentuk/ kontru, adanya pelebaran
pembuluh darah, bentuk umbikilis
Auskultasi
49. Auskultasi : bising usus selama 1 menit (menggunakan
stetoscope diafragma) dan bunyi pembuluh darah aorta,
arteri renalis kanan-kiri, arteri iliaka kanan-kiri (gunakan
stetoscopebell) amati adanya bunyi friction rub
Palpasi
50. Palpasi semua kuadran (kaji adanya hepatomegali dan
splenomegali, nyeri tekan)
51. Palpasi hepar : letakkan tangan kiri di bawah thorax posterior
kanan pada ICS11-12 (Area pinggang). Letakkan tangan kanan
pada abdomen kuadran kanan atas atau dibawah batas
bawah hepar kemudian tekan ke dalam dan keatas
Dilakukan
ASPEK YANG DINILAI Tgl : Tgl : Tgl : Ket
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 2 3 4 5 6 7 8
sepanjang batas lengkung tulang rusku. Normalnya hepar
tidak teraba.
Catatan : bila pada palpasi kita dapat meraba pembesaran
hepar, maka deskripsikan berapa lebar jari tangan di bawah
lengkung iga kanan, bagaimana keadaan tepi hati,
bagaimana konsistennya, adanya nyeri tekan.
52. Palpasi Limpa :
a. Pembesaran limpa diukur dengan menggunakan raris
schuffner, dimulai dari regio iliakan kanan (titik schuffer
8), melewati umbiliku menuju ke lengkung iga kiri (titik
schufner 1)
b. Instruksikan klien untuk inspirasi dalam melalui mulut
(agar diafragma akan turun dan limpa bergerak ke arah
ujung-ujung jari pemeriksa).
c. Setelah tepi bawah limpa teraba, maka dilakukan
deskripsi
1. Berapa jauh dari lengkung iga kiri pada garis
schufner (s1 s.d s8)
2. Bagaimana konsistensinya?
Catatan : limpa normal tidak teraba
Perkusi
53. Perkusi seluruh kuadran (adanya nyeri ketok)
54. Perkusi hepar (untuk mengukur batas bawah dan atas hati).
a. Dari arah iliaka sejajar dengan mid klavikula (suara yang
pertama kali didengar adalah timpani) dan dari arah
dada ICS 4-5 sejajar midklavikula (suara yang pertama
kali terdengar adalah resonan karena terdapat paru).
Beri tanda titik ketika terdengar dullness (suara hepar
normal adalah dullness, ukuran normal 6-12 cm)
55. Perkusi limpa : sepanjang bagian bawah kiri dada anterior
sampai ditemukan suara dullness. Normal akan di dengar
suara dullness antara ICS 6-10.
Pemeriksaan genetalia
56. Inspeksi :
a. Pria : kebersihan, testis, nodul, lesi, cairan yang keluar,
peradangan
b. Wanita : kebersihan klitoris, labia minor dan mayor,
nodul, lesi, cairan yang keluar.
57. Palpasi : massa
Pemeriksaan anus
58. Inspeksi : kulit, pembesaran pemb. Darah, polip, sekret
59. Palpasi : massa spingter ani
Pemeriksaan ekstremitas
60. Inspeksi : pergerakan sendi, lesi, massa, tonus otot, warna
kulit
61. Palpasi : temperatur oedem
62. inspeksi : merapikan alat
63. cuci tangan
64. dokumentasi
Sikap :
65. melakukan tindakan dengan sistematis
66. komunikatif dengan klien
67. percaya diri
Hasil :
1. pasien berada pada posisi aman dan nyaman
2. alat-alat dalam keadaan siap pakai
Keterangan :
Ya : 1 (Dilakukan dengan benar)
Tdk : 0 (Tidak dilakukan/ dilakukan dengan tidak atau kurang benar)
Kriteria Penilaian :
Baik Sekali : 100
Jumlah tindakan yang dilakukan (Ya)
Baik : 81 – 99 nilai = × 100 = ⋯
67
Kurang/ TL : < 80
Pelaksanaan :
4. N Olfaktorius (pembau) :
Anjurkan klien menutup mata dan uji satu-persatu
lubang hidugn klien dan anjurkan nklien untuk
mengidentifikasi perbedaan bau yang diberikan
5. N Optikus (penglihatan) :
Menggunakan snellen card pada jarak 5-6 meter dan
bila perlu periksa luas pandang klien dengan
menjalankan sebuah benda yang bersinar dari
samping belakang dan depan (kiri kanan) dan dari
atas ke bawah
6. N Oculomotorius :
Tatap mata klien dan anjurkan klien untuk
menggerakkan mata dari dalam keluar. Dengan
lampu senter uji reaksi pupil dengan memberikan
rangsangan sinar.
7. N Troklearis (gerakan bola mata) :
Anjurkan klien melihat ke bawah dan kesamping (kiri
dan kanan) dengan menggerakkan tangan
pemeriksa)
8. N Trigeminus (sensai kulit wajah) :
a. Cabang dari optalmikus :
Anjurkan klien melihat keatas, dengan
menggunakan kapas halus sentuhkan pada
kornea (perhatikan reflek berkedip klien). Untuk
sensasi kulit wajah gunakan kapas dan usapkan
pada dahi
b. Cabang dari maksilaris :
Gunakan kapas sentuhkan pada wajah klien
c. Cabang mandibularis :
Anjurkan klien untuk menggerakkan/
mengatupkan rahangnya dan menggerakkan
giginya
9. N Abdusen (gerakan bola mata ke samping) :
Anjurkan klien melirik kesamping kanan/ kiri dengan
bantuan tangan perawat.
10. N Facialis
Anjurkan klien untuk tersenyum, mengangkat alis,
mengerutkan dahi. Lihat kesimetrisan. Dan dengan
menggunakan garam, gula uji rasa 2/3 lidah depan
klien, dengan cara anjurkan klien menutup mata dan
tempatkan bahan tadi pada ujung dan sisi lidah,
minta klien mengidentifikasi rasa tersebut
11. N Auditorius :
Gunakan garpu tala untuk menguji pendengaran
klien. Untuk menguji keseimbangan anjurkan klien
untuk berdiri (bila mampu) dan menutup mata
beberapa detik, perhatikan keseimbangan klien.
12. N Glosapaingeal (menelan, gerakan lidah, lidah rasa
Dilakukan
ASPEK YANG DINILAI Tgl : Tgl : Tgl : Ket
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 2 3 4 5 6 7 8
depan) :
Anjurkan klien berkata ‘AH’ untuk melihat reflek,
anjurkan klien untuk menggerakkan lidah dari sisi ke
sisi, atas ke bawah secara berulang. Untuk uji rasa
sama seperti di atas. Gunakan spatel lidah untuk
mengetahui adanya reflek GAG
13. N Vagus (sensasi faring, laring, menelan dan gerakan
pita suara) :
Perhatikan dengan pemeriksaan nervus IX perhatikan
adanya perubahan suara, lihat pergerakan palatum
dan faringeal
14. N Accesorius (gerakan kepal dan bahu)
Anjurkan klien untuk menggeleng dan menoleh kekiri
kanan, anjurkan klien mengangkat salah satu
bahunya keatas dan di beri tekanan pada bahu
tersebut untuk mengetahui kekuatannya
15. N Hypoglosal (tonjulan lidah)
Anjurkan klien untuk menjulurkan dan menonjolkan
lidah pada garis tengah, kemudian dari sisi kiri
Sikap
16. Melakukan tindakan dengan sistematis
17. Komunikatif dengan klien
18. Percaya diri
Hasil :
1. Pasien merasa nyaman
2. Pemeriksaan 12 nervus terpenuhi
Keterangan :
Ya : 1 (Dilakukan dengan benar)
Tdk : 0 (Tidak dilakukan/ dilakukan dengan tidak atau kurang benar)
Kriteria Penilaian :
Baik Sekali : 100
Jumlah tindakan yang dilakukan (Ya)
Baik : 81 – 99 nilai = 18
× 100 = ⋯
Kurang/ TL : < 80
Refleks Patologis :
9. Refleks Babinski : Melakukan penggoresan pada telapak
kaki dengan menggunakan benda tumpul dari belakang
menyusuri bagian lateral dan menyebarang kemedial
menuju ke ibu jari kaki. Perhatikan reaksi yang terjadi pada
ibu jari.
10. Refleks Chaddock : Melakukan penggoresan dengan
menggunakan benda tumpul pada tepi kaki mulai dari
Maleolus Lateralis menuju ke kelingking, dan perhatikan
reaksi yang terjadi pada ibu jari kaki
11. Refleks Schaffer : Melakukan penekanan pada tendon
Achiles dan perhatikan reaksi yang terjadi pada ibu jari kaki
12. Refleks Oppenheim : Melakukan penekanan dengan
gerakan cepat mulai dari bawah patella sepanjang daerah
tibialis anterior media menuju kaki. Perhatikan reaksi yang
terjadi pada ibu jari kaki.
13. Refleks Gordon : Melakukan penekanan pada daerah
Musculus Gustrocnemius, dan perhaikan reaksi yang terjadi
pada ibu jari kaki
14. Refleks Bing : Melakukan penggoresan secara berulang-
ulang pada bagian lateral/ sisi luar kaki, dan perhatikan
reaksi yang terjadi pada ibu jari kaki
15. Refleks Gonda : tariklah jari-jari kaki dengan agak cepat
dan hati-hati mulai dari kelingking (kecuali ibu jari kaki) dan
perhatikan reaksi yang terjadi pada ibu jari kaki
Sikap
16. Melakukan tindakan dengan sistematis
17. Komunikatif dengan klien
18. Percaya diri
Keterangan :
Ya : 1 (Dilakukan dengan benar)
Tdk : 0 (Tidak dilakukan/ dilakukan dengan tidak atau kurang benar)
Kriteria Penilaian :
Baik Sekali : 100
Jumlah tindakan yang dilakukan (Ya)
Baik : 81 – 99 nilai = × 100 = ⋯
18
Kurang/ TL : < 80