Makalah Fix
Makalah Fix
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat
serta karunia-Nya semata, sehingga tugas Asuhan Keperawatan ini dapat terselesaikan
dengan baik. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas Praktek Klinik Keperawatan Dasar 1.
Praktek Klinik Keperawatan Dasar 1 salah satu mata kuliah wajib di Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso.
Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak akan dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin megucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M. Kes sebagai Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso;
2. Bapak Muhlis kurniawan, S.STtee sebagai Kepala Ruangan Melati
3. Semua pihak yang telah membantu pengerjaan makalah ini.
Semoga sumbangsih yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan imbalan dari
Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah ini.
1
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 3
1.1.Latar Belakang Masalah ............................................................................ 3
1.2.Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3. Tujuan Masalah..........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 5
2.1 kebutuhan imobilitas dan mobilitas ........................................................... 5
2.2. faktor faktor yang mempengaruhi mobilitas ............................................ 7
2.3. perubahan sistem tubuh akibat imobilitas ................................................ 9
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................ 10
3.1.Biodata ....................................................................................................... 10
3.2.Riwayat Kesehatan..................................................................................... 11
3.3. Pola Fungsi Kesehatan .............................................................................. 12
3.4. Pemeriksaan Fisik ..................................................................................... 14
3.5. Pemeriksaan Diagnostik............................................................................ 17
3.6. Laboratorium............................................................................................. 17
3.7. Terapi ........................................................................................................ 17
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 26
4.1. Kesimpulan ............................................................................................... 26
4.2. Saran ......................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) dini menurut Carpenito tahun 2000 adalah suatu
upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita
untuk mempertahankan fungsi fisiologis.
Kebutuhan aktivitas atau pergerakan dan istirahat tidur merupakan suatu kesatuan
yang saling berhubungan dan saling mempegaruhi. Salah satu tanda kesehatan adalah
adanya kemampuan seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan
musculoskeletal.
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak di mana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apadefinisi dari kebutuhan aktivitas?
2. Sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan aktivitas?
3. Apa saja kebutuhan mobilitas dan imobilitas?
4. Apa saja kebutuhan mekanika tubuh dan ambulasi?
5. Bagaimana cara mengatur posisi tempat tidur pasien?
6. Bagaimana cara memindahkan pasien?
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mobilitas
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,
mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya.
Jenis Mobilitas
1. Mobilitas Penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan
bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari.
Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunter dan sensorik untuk
dapat mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
2. Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan
jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf
motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera
atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapt mengalami
mobilitas sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan
sensorik. Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a) Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma
reversibel pada sistem muskuloskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan
tulang.
b) Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak
dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem
saraf yang reversibel, contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi
karena cedera tulang belakang, poliomielitis karena terganggunya sistem saraf
motorik dan sensorik.
5
B. Aktifitas
Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan
kegiatan dengan bebas (kosier,1989).
Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) adalah kemampuan seseorang untuk berjalan bangkit
berdiri dan kembali ke tempat tidur, kursi, kloset duduk, dan sebagianya disamping
kemampuan mengerakkan ekstermitas atas. (Hincliff, 1999).
Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi) dini menurut Carpenito tahun 2000 adalah suatu upaya
mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk
mempertahankan fungsi fisiologis.
Kebutuhan aktivitas atau pergerakan dan istirahat tidur merupakan suatu kesatuan yang saling
berhubungan dan saling mempegaruhi. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan
seseorang tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan musculoskeletal.
Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak di mana manusia memerlukan untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Sistem Tubuh Yang Berperan dalam Kebutuhan Aktivitas
1. Tulang
Tulang merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi, yaitu fungsi mekanis untuk
membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai tempat penyimpanan
mineral khususnya kalsium dan fosfor yang bisa dilepaskan setup saat susuai kebutuhan,
fungsi tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah, dan fungsi pelindung organ-organ
dalam.
Terdapa tiga jenis tulang, yaitu tulang pipih seperti tulang kepala dan pelvis, tulang kuboid
seperti tulang vertebrata dan tulang tarsalia, dan tulang panjang seperti tulang femur dan
tibia. Tulang panjang umumnya berbentuk lebar pada kedua ujung dan menyempit di tengah.
Bagian ujung tulang panjang dilapisi kartilago dan secara anatomis terdiri dari epifisis,
metafisis, dan diafisis. Epifisis dan metafisis terdapat pada kedua ujung tulang dan terpisah
dan lebih elastic pada masa anak-anak serta akan menyatu pada masa dewasa.
2. Otot dan Tendon
Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak sesuai dengan
keinginan. Otot memiliki origo dan insersi tulang, serta dihubungkan dengan tulang melalui
tendon yang bersangkutan, sehingga diperlukan penyambungan atau jahitan agar dapat
berfungsi kembali.
3. Ligamen
6
Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang. Ligament bersifat
elastic sehingga membantu fleksibilitas sendi dan mendukung sendi. Ligamen pada lutut
merupakan struktur penjaga stabilitas, oleh karena itu jika terputus akan mengakibatkan
ketidakstabilan.
4. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otak dan modula spinalis) dan sistem saraf tepi
(percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap saraf memiliki somatic dan otonom. Bagian
somatic memiliki fungsi sensorik dan motorik. Terjadinya kerusakan pada sistem saraf pusat
seperti pada fraktur tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan secara umum, sedangkan
kerusakan saraf tepi dapat mengakibatkan terganggunya daerah yang diinervisi, dan
kerusakan pada saraf radial akan mengakibatkan drop hand atau gangguan sensorik pada
daerah radial tangan.
5. Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi membuat segmentasi
dari rangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar segmen dan berbagai derajat
pertumbuhan tulang. Terdapat beberapa jenis sendi, misalnya sendi synovial yang merupakan
sendi kedua ujung tulang berhadapan dilapisi oleh kartilago artikuler, ruang sendinya tertutup
kapsul sendi dan berisi cairan synovial. Selain itu, terdapat pula sendi bahu, sendi panggul,
lutut, dan jenis sendi lain sepertii sindesmosis, sinkondrosis dan simpisis.
Perubahan gaya hidup dapat memengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya
hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari.
2. Proses Penyakit/Cedera
Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat memengaruhi fungsi
sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan mengalami
keterbatasan pergerakan dalam ekstrimitas bagian bawah.
7
3. Kebudayaan
Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan. Sebagai contoh, orang
yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan mobilitas yang kuat;
sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilitas (sakit) karena adat dan budaya
tertentu dilarang untuk beraktivitas.
4. Tingkat Energi
Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas
dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup.
Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini
dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan perkembangan usia.
B. Imobilitas
Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan di mana seseorang tidak dapat bergerak
secara bebas karena kondisi yang menganggu pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami
trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya.
Jenis Imobilitas
1. Imobilitas fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan
mencegah terjadinya gangguan komplikasi pergerakan, seperti pada pasien dengan
hemiplegia yang tidak mampu mempertahankan tekanan di daerah paralisis sehingga tidak
dapat mengubah posisi tubuhnya untuk mengurangi tekanan.
8
4. Imobilitas sosial, keadaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan interaksi
sosial karena keadaan penyakitnya sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan
sosial.
1. Perubahan Metabolisme
2. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
3. Gangguan Pengubahan Zat Gizi
4. Gangguan Fungsi Gastrointestinal
5. Perubahan Sistem Pernapasan
6. Perubahan Kardiovaskuler
7. Perubahan Sistem Muskuloskeletal
8. Perubahan Sistem Integumen
9. Perubahan Eliminasi
10. Perubahan Perilaku
9
U N I V E R S I T A S B O N D O W O S O
FORMAT PENGKAJIAN
Ruangan : Melati
PENANGGUNG JAWAB
I. BIODATA
Nama : Tn. u
Nama Klien : Tn. s
Umur :38
Umur : 50thn
Pendidikan :perguruan tinggi
Jenis Kelamin : Laki -laki
Pekerjaan .PNS
Pendidikan : SMA
Alamat :Klatakan kendit
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan klien
Agama : Islam.
Suami/ Istri/Orangtua/: Saudara
10
II. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama :
a. Saat MRS
Benjolan pada scrotum kiri
b. Saat Pengkajian
Klien kesulitan beraktifitas dan bergerak karena terdapat bekas luka operasi.
5. Genogram
11
III. POLA FUNGSI KESEHATAN :
a. Pola Persepsi dan Tata Laksana Kesehatan
Keluarga klien mengatakan jika klien merasakan sakit klien langsung
memeriksakan kesehatannya ke puskesmas
b. Pola Nutrisi
Macam Sebelum Sakit Saat sakit
Makan
Minum
c. Pola Eliminasi
Kebiasaan BAB
12
Konsistensi Khas Khas
Keluhan
Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Kebiasaan BAK
Mobilitas Rutin 0 2
Berdiri-berjalan 0 2
Mandi 0 2
13
Berpakaian 0 2
Berhias 0 2
Toileting 0 2
Makan-minum 0 2
Keterangan :
0 : mandiri
1 : dengan alat bantu
2 : dibantu oleh orang lain
3 : dibantu oleh orang lain dan alat
4 : tergantung secara total
e. Pola Istirahat-Tidur
Keterangan Sebelum Sakit Saat Sakit
14
2 Nadi 78 x/menit 65 x/menit
3 RR 20 x/menit 18 x/menit
TB : 170 cm
BB saat ini : 68 Kg
BB ideal : Kg
2. Kepala
Rambut : Warna hitam , tidak berketombe , tidak ada lesi
Wajah : Simetris , tidak ada lesi , merintih kesakitan
Mata : Simetris , sklera putih , konjungtiva anemis
Hidung : Tidak ada polip , todak ada lesi , tidak ada benjolan
Mulut : Mukosa bibir kering
Gigi : Tidak terdapat gigi palsu , gigi sedikit berwarna kuning
Telinga : Simetris , pendengaran baik , tidak ada lesi
3. Leher
I : Tidak ada distensi vena suqularis
P : Tidak ada massa , tidak ada nyeri tekan
4. Payudara dan Ketiak
I : Tidak ada benjolan
P : Tidak teraba massa , tidak ada nyeri tekan
5. Dada
Paru-Paru
I : Bentuk dada normal chest
P : Tidak ada nyeri tekan , ictus kordis teraba pada ics IV . V
P : Sonor
A : Vesikuler
Jantung
I : Simetris , tidak ada benjolan
P : Ictus Cordis teraba
P : Pekak
A : S1 , S2 tunggal
6. Abdomen
I : Tidak ada benjolan
A : Bising usus 6 x/menit
15
P : Tidak ada nyeri tekan
P : Tympani
7. Ekstremitas
Atas
I : Tidak ada lesi , terpasang infus
P : Tidak teraba massa
Gerakan Sendi : fleksi ekstensi
Kekuatan Otot : 5
Bawah
I : Tidak ada lesi
P : Tidak teraba massa/benjolan , tidak ada nyeri tekan
Gerakan Sendi : fleksi ekstensi
Kekuatan Otot : 5
8. Tulang belakang / Punggung-Pinggang
I : Tidak ada luka , tidak teraba ulkus
P : Tidak ada massa
9. Anus – Genetalia
Terdapat benjolan di daerah skrotum sebelah kiri , terdapat bekas jaitan operasi , ada
nyeri tekan daerah skrotum sebelah kiri
10. Pemeriksaan Neurokogis
Kesadaran : Composmentis
Meningeal Sign : Tidak terdapat kaku kuduk
Refleks
Fisiologis : Bisep , trisep , radialis , patela , achiles , lutut , abdominal
Patologis : Babinski , chadok , openhim , qordon , schaffer , gonda
Pemeriksaan saraf kranial ( I-XII)
16
N. Facialis : Pasien dapat merasakan mual karena garpu tala
N. Auditorius : Pasien dapat mendengarkan apa yang diucapkan
N. Glosofaringeal : Pasien dapat berkata “Ah” dan refleks muntah
N. Vagus : Pasien dapat menelan dengan baik
N. Hipoglosus : Pasien dapat menjulurkan lidahnya
N. Aksesorius : Menyuruh pasien untuk menggerakkan bahu dan
lakukan tahanan sambil pasien melawan tahanan
V. Pemeriksaan Diagnostik
PT 14 Detik 11-18
VII. Terapi
Oral
17
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDAASARKAN URUTAN PRIORITAS
18
ANALISA DATA
tempat tidur
Penurunan kekuatan otot
Sulit untuk bergerak dan
berjalan dan masih ↓
19
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
20
penggunaan alat
bantu jalan
karena
menempatkan hal
yang baru pada
pasien
21
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
A.Masalah belum
teratasi
5)bergerak dengan
mudah terganggu
22
P.rencana tindakan
1,2,3 di teruskan
23
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
3)memberitahupasien TTV
13:00 untuk menahan dari posisi
TD:120/80mmhg
tidur tengkurap
N:80X/menit
RR:23X/menit
S:36,5C
A.masalah sebagian
teratasi
Berjalan tidak
terganggu (5)
Bergerak dengan
mudah tidak
terganggu (5)
P. rencana tindakan
24
di hentikan pasien
pulang
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kebutuhan aktivitas atau pergerakan dan istirahat tidur merupakan suatu kesatuan
yang saling berhubungan dan saling mempegaruhi. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya
musculoskeletal. Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak di mana manusia
memerlukn untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Manusia mempunyai kebutuhan untuk
bergerak agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan melindungi diri dari kecelakaan.
Mekanika tubuh adalah usaha koordinasi dari muskuskeletal dan sistem saraf untuk
mempertahankan keseimbangan yang tepat. Mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh
secara efisien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi secara aman dalam
4.2 Saran
Mempelajari tentang kebutuhan aktivitas akan membuat kita menjadi lebih tau
pengertiannya secara mendalam. Kita akan tau bagaimna seharusnya seorang perawat
memberi pelayanan kesehatan dengan baik bagi kesembuhan kliennya. Kita juga akan tahu
bagaimana dampak positif dan negatifnya dari pelayanan yang kita berikan ini terhadap diri
kita, semoga dengan pembuatan makalah ini dapat bermanfaat yang akan menjadi informasi
26
DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
27