Dalam novel ini pembaca disuguhkan cerita tentang konflik batin antara suami dan istri yang sudah bosan
menjalani kehidupan rumah tangganya karena istri sudah berubah tidak sesegar dulu lagi, sehingga suami
merasa jenuh dalam keadaan tersebut, akhirnya suami pun berselingkuh dengan perempuan lain.
Padahal istri sudah berupaya untuk tetap merawat kebugarannya dengan melakukan senam dan fitness.
Pada akhir cerita ini suami ditinggalkan oleh istri dan selingkuhannya.
“sudah saatnya saya bertindak tegas. Tidak seperti dirinya yang hanya dapat bergumam, saya akan
menentukan dan memilih kebahagiaan saya sendiri (hal.12)
“sudah saatnya saya bertindak tegas. Saya berhak menentukan dan memilih kebahagiaan saya sendiri
(hal.12) “Saya hanya main-main, Ma… saya cinta kamu. Beri kesempatan saya untuk memperbaiki
kesalahan saya.”
Awalnya memang urusan kelamin, ketika pada suatu hari ia terbangun dan terperanjat di sisi seonggok
daging, sebangkol lemak, gulungan kerut merut hingga suara kaleng rombeng. Saya sudah terbiasa
mendengar keluhan suami-suami tentang istri-istri mereka. Saya juga tahu, mereka senang, sayang
sampai cinta pada saya, awal mulanya pasti urusan fisik, urusan mata, urusan syahwat, mana mungkin
bertemu langsung sayang, pasti senang dulu, dan senang itu bukan urusan perasaan tapi pemandangan
bukan? Sebenarnya, saya tidak terlalu nyaman mendengar keluhanya itu. Saya toh sorang perempuan
yang suatu saat akan menjadi istri, yang berlemak, berkerut-merut dan cerewet seperti kaleng rombeng,
yang suatu saat nanti mungkin akan dicampakan dan dilupakan seperti istrinya sekarang. Tapi sekarang
ya sekarang, nanti ya nanti. Saya cantik, ia mapan. Saya butuh uang, ia butuh kesenangan. Serasi, bukan?
Namun begitu, saya sering menasehatinya supaya tidak teralalu kejam begitu pada istri. Sekali-sekali, tak
ada salahnya member istri sentuhan dan kepuasan. Bukannya sok pahlawan. Bukannya saya sok
bermoral. Bukannya saya membela perempuan. Tapi saya memang tak ada beban. Target saya hanya
kawin urat, bukan kawin surat. Tapi ia kerap menjawab, “kalau saya saja jengah bertemu, apalagi kelamin
saya?” Hal 6
a. Latar tempat
Tempat tidur. Latar tempat ini diceritakan pada awal cerita. Hal tersebut terlihat dari pernyataan
dibawah ini: ”Ketika pada suatu hari saya terbangun dan terperanjat di sisi seonggok daging tak segar
dipenuhi gajih yang tak akan mudah hilang “. (hal. 3).
Dijalan, dikantor, dirumah Seperti pada kutipan di bawah ini:” Sebentar kemudian saya akan
terjebak kemacetan, bertemu klien yang menyebalkan, dan karyawan yang tak berhenti minta tanda
tangan, rutinitas yang membosankan. Anehnya, sejak hari itu, saya lebih memilih lekas-lekas berada
ditengah-tengah kemacetan dan segudang rutinitas yang membosankan itu ketimbang lebih lama di
rumah”. (hal.5).
b. Latar Suasana
Kecewa “Ketika pada suatu hari saya terbangun dan terperanjat di sisi seonggok daging tak
segar dipenuhi gajih yang tak akan mudah hilang dengan latihan senam maupun fitness (hal.3)
Sedih ”Mungkin saya sudah terlalu merendahkan diri saya sendiri dengan
membiarkannya menginjak-injak harga diri saya selama pernikahan kami.” (hal.12)
.Senang “Saya butuh uang, ia butuh kesenangan. Serasi, bukan.” (hal. 6).
Gelisah“Saya heran. kehamilan saya sepertinya tidak juga membuatnya bahagia .”(hal.12)
Sudut pandang:
Sudut pandang dalam novel ini terdiri dari empat orang dengan sudut pandangnya masing-masing
( Suami,Sahabat suami , Wanita simpanan dan Istri).
Sudut pandang orang ketiga, (Sahabat suami dan Pacar sang suami /selingkuhan)
Tema:
Djenar menyajikan sebuah dunia yang dipenuhi karakter manusia yang terluka, oleh norma
masyarakat, dan pengkhianatan.
Hati-hatilah dalam bermain dengan kelamin! kalau tidak ingin mengatakan jangan main-main
dengan kelamin!
suatu pelajaran hidup bahwa jika kita mencintai seseorang jangan melihat dari fisik, karena
keindahan fisik akan berubah.
Sebagai seorang istri haruslah pintar-pintar merawat diri agar suami betahdirumah dan tidak
selingkuh
Unsur Ekstrinsik Di dalam novel selain memiliki unsur intrinsik juga memiliki unsur ekstrinsik
seperti unsur ekstrinsik dalam analisis novel ”Jangan main-main (dengan kelaminmu)” di bawah ini:
1. Nilai Sosial Nilai sosial merupakan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, dan
nilai social berhubungan dengan cara seseorang berintrinsik dan bersosialisasi., seperti yang ada dalam
kutipan di bawah ini:” Peselingkuhan di masyarakat umum merupakan hal yang sangat sensitive dan
merupakan norma sosial yang dilarang namun bila diamati diam-diam kita sudah terbiasa oleh wacana
perselingkuhan.
2. Nilai Agama
Perselingkuhan menurut Islam merupakan perbuatan yang sangat tercela berikut dijelaskan oleh
ayat-ayat Al-Quran
“Dan janganlah kamu mendekati zina,sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji
(fahisyah) dan suatu jalan yang buruk.” (Al-Isra’: 32).
Allah S.W.T berfirman, “Perempuan yang jahat untuk lelaki yang jahat dan lelaki yang jahat untuk
perempuan yang jahat, perempuan yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk perempuan
yang baik.” (an-Nur':26).