Anda di halaman 1dari 3

NAMA : TUTUT RAMADHAN

NIM : 030437809

MATA KULIAH : PENGANTAR EKONOMI MAKRO

TUGAS :1

Jelaskan dan berikan contohnya,

1. Excess supply dan excess demand.

Excess supply adalah kelebihan jumlah penawaran akibat kenaikan harga. Kondisi ini terjadi jika
pemerintah menetapkan harga minimum, tujuannya adalah melindungi produsen dari kerugian.

Excess demand adalah kelebihan jumlah permintaan akibat penurunan harga. Hal ini terjadi
manakala pemerintah menetapkan kebijakan harga maksimum. Kebijakan ini bertujuan untuk
melindungi konsumen berdaya beli rendah.

Contoh

Penjelasan grafik:

Harga pasar terjadi pada harga Rp 500,00 dengan jumlah 50 unit dan membentuk keseimbangan
pasar.

Ketika kebijakan harga maksimum diberlakukan, harga turun menjadi Rp 400,00 sehingga
menyebabkan naiknya permintaan menjadi 60 unit. Di sisi lain mengakibatkan turunnya jumlah
penawaran menjadi 20 unit. Sehingga jumlah permintaan lebih besar daripada penawaran sebesar
60-20 unit = 40 unit (Excess demand).
Ketika kebijakan harga minimum diberlakukan, harga naik menjadi Rp 600,00 sehingga
menyebabkan turunnya permintaan menjadi 30 unit. Hal ini meningkatkan jumlah penawaran
menjadi 60 unit. Maka terjadilah kelebihan penawaran atas permintaan sebesar 60-30 unit = 30
unit (Excess supply).

2. Kurva biaya marjinal dan kurva produk marjinal.

Biaya Marginal adalah marginal cost yaitu peningkatan atau penurunan total biaya suatu
perusahaan akibat penambahan atau pengurangan satu unit keluaran; penentuan biaya marginal
sangat penting dalam menentukan jumlah; biasanya, biaya marginal menurun sejalan dengan
meningkatnya volume produksi sesuai dengan skala ekonomi, termasuk faktor potongan harga /
diskon biaya material, tenaga kerja / pekerja terlatih, dan penggunaan mesin yang lebih efisien.
Bila produk marjinal naik maka biaya marjinal mengalami penurunan, dan bila produk marjinal
turun maka biaya marjinal mengalami kenaikan pada penambahan dari penggunaan tenaga kerja.
Kurva biaya marjinal berbentuk U sedangkan kurva produk marjinal berbentuk U terbalik. Kurva
biaya marjinal mencapai titik minimum pada saat kurva produk marjinal mencapai maksimum.

Contoh .

Contoh yang berikut dapat memberikan penerangan mengapa sifat perpotongan yang baru
dijelaskan ini harus wujud. Misalkan pada waktu produksi sebesar 10, nilai AVC adalah Rp 100.
Dengan pemisalan ini maka TVC adalah 10 x RP 100 = Rp 1000. Misalkan untuk menambah 1
unit produksi lagi biaya marjinalnya adalah Rp 56. Dengan demikian TVC adalah Rp 1000 + Rp
56 = Rp 1056 dan oleh karenanya AVC adalah Rp 1056/11 = Rp 96. Sekarang kita isalkan pula
bahwa biaya marjinal adalah Rp 155. Maka sekarang TVC adalah Rp 1000 + Rp 155 = Rp 1155,
dan oleh sebab itu AVC adalah Rp 1155/11 = Rp 105. Contoh ini pada hakikatnya menunjukan
bahwa:

 Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC di bawah kurva
AVC maka kurva AVC sedang menurun).
 Apabila MC > AVC, maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau kurva MC di
atas AVC maka kurva AVC sedang menaik).

Anda mungkin juga menyukai