Anda di halaman 1dari 11

Jawaban

1. Diketahui
2π hc 2 1
F (λ ) =
λ 5
exp(hc / λ k BT ) − 1
a. Untuk menemukan nilai maksimum F (λ ) , diambil derivatif F (λ ) ke λ kemudian
nilanya sama dengan 0. Misalnya
hc 1 xkT
x= atau =
λ kT λ hc
Sehingga

 xkT  2π hc
52
x5
F (λ ) =   = K
 hc  exp( x ) − 1 exp( x) − 1
Dengan
2π k 5T 5
K=
h4c 3
Maka
dF dF dx 5 x 4 (e x − 1) − x 5e x hc
0= = =K .− 2
d λ dx d λ (e − 1)
x 2
λ kT
5 x 4 (e x − 1) − x5e x = 0

5 − x = 5e − x
Hasilnya adalah
x = 0 atau x = 4,965
Nilai yang digunakan adalah nilai yang tidak nol.
hc
x= = 4,965
λ kT
atau
hc 6, 6 ×10−34 × 3 ×108
λT = = = 2,9 ×10−3 mK
4,965k 4,965 × 1,38 × 10−23

b. Total daya radiasi adalah

1

2π hc 2 1
D=∫ dλ
0
λ 5
exp(hc / λ k BT ) − 1

Dengan substitusi
hc 1
λ=
kT x
maka
hc dx
dλ = − , λ =0→ x=∞, λ =∞→x=0
kT x 2
sehingga
0 5
 kTx  1 hc dx
D = ∫ 2π hc   x .−
2

 hc  e − 1 kT x
2
x =∞

2π k 4T 4 x3dx
=
h 3c 2 ∫ ex −1
x=0

2π k 4T 4 π 4
= = σT 4
h3c 2 15
dengan
2π k 4
σ= .
15h3c 2
Berarti
n=4

c. Rapat energi internal radiasi benda hitam diberikan oleh


u = kT 4
sehingga energi internal diberikan oleh
U = uV = kVT 4
Kapasitas panas radiasi pada volume tetap dirumuskan sebagai
 ∂U 
CV =   = 4kVT .
3

 ∂T V
Tekanan radiasi benda hitam diberikan oleh
p = 13 u = 13 kT 4
Kapasitas panas pada tekanan tetap dirumuskan sebagai
2
 ∂U 
CP =   .
 ∂T  P
Ketika tekanan p tetap maka suhu T juga tetap sehingga dT = 0. Jadi
 ∂U 
CP =   →∞.
 ∂T  P

d. Hukum pertama termodinamika dirumuskan sebagai


dQ = dU + pdV

dQ = d (kVT 4 ) + 13 kT 4 dV = k (T 4 dV + 4VT 3dT ) + 13 kT 4 dV


= 43 kT 4 dV + 4kVT 3dT
 dV dT 
= 43 kVT 4  +3 
 V T 
Syarat keadaan adiabatik adalah
dQ = 0
sehingga
dV dT
+3 = 0.
V T
Jika diintegralkan diperoleh
ln V + 3ln T = konstan
atau
VT 3 = konstan.
Dengan menggunakan persamaan
p = 13 kT 4
maka
pV 4 / 3 = konstan.
Jika p, V dan T digabungkan maka diperoleh
pV
= konstan
T
sehingga
m = 1.

3
e. Gambar siklus Carnot adalah sebagai berikut.

Pada siklus di atas, keadaan isotermal baik ekspansi maupun kompresi diberikan oleh
persamaan p = konstan, sebab
p = 13 kT 4 .
Sedangkan untuk keadaan adibatik baik ekspansi maupun kompresi diberikan oleh
konstan
p= .
V 4/3

f. Dari keadaan 1 ke 2 (isotermal, dT = 0), panas yang diterima oleh sistem adalah
V2 V2

Q1→2 = ∫ dQ = ∫ 4
3 kT14 dV = 34 kT14 ∫ dV = 34 kT14 (V2 − V1 ) .
V1 V1

Nilai Q1→2 < 0 karena V2 > V1 .


Dari keadaan 2 ke 3 (adiabatik) maka panas yang diterima oleh sistem adalah
Q2→3 = 0 .
Dari keadaan 3 ke 4 (isotermal, dT = 0), panas yang diterima oleh sistem adalah
Q3→4 = 43 kT34 (V4 − V3 ) .

Nilai Q3→4 < 0 karena V4 < V3 .

4
Dari keadaan 4 ke 1 (adiabatik) maka panas yang diterima oleh sistem adalah
Q4→1 = 0 .
Pada keadaan adibatik berlaku
V2T13 = V3T33 (adiabatik 2 – 3)
dan
V1T13 = V4T33 (adiabatik 4 – 1)
Jika dikurangi diperoleh
(V2 − V1 )T13 = (V3 − V4 )T33 = −(V4 − V3 )T33
Efisiensi mesin Carnot dirumuskan sebagai
Q1→2 + Q3→4 Q 4
kT 3 (V − V ) T T
η= = 1 + 3→4 = 1 + 34 33 4 3 3 = 1 − 3 .
Q1→2 Q1→2 3 kT1 (V2 − V1 ) T1 T1

g. Persamaan untuk entropi S adalah


dQ 43 kT 4 dV + 4kVT 3dT 4 3
dS = = = 3 kT dV + 4kVT 2 dT
T T
= d ( 3 kVT )
4 3

Jadi
S = 43 kVT 3 + C
Jika diasumsikan bahwa untuk T = 0 tidak ada entropi (S = 0), maka C = 0. Jadi rapat
entropi dirumuskan sebagai
S 4 3
s= = 3 kT .
V

5
2. Diketahui
F = − NkT ln[2 cosh( µ B H / 2kT )]
a. Dari persamaan
dF = − SdT − MdH
maka magnetisasi M dirumuskan sebagai
 ∂F 
M = − 
 ∂H T
µ B 2sinh( µ B H / 2kT )
= NkT
2kT 2 cosh( µ B H / 2kT )
= 12 N µ B tanh( µ B H / 2kT )

b. Nilai maksimum M diperoleh ketika


tanh( µB H / 2kT ) → 1
Jadi
M max = 12 N µB .

c. Pada kasus suhu tinggi, (T tinggi sehingga µ B H / kT << 1 maka

exp( µ B H / 2kT ) − exp(− µ B H / 2kT )


M = 12 N µ B
exp( µ B H / 2kT ) + exp(− µ B H / 2kT )
1 + µ B H / 2kT − (1 − µ B H / 2kT )
≈ 12 N µ B
1 + µ B H / 2kT + (1 − µ B H / 2kT )
2 µ B H / 2kT
= 12 N µ B
2
N µB 2
= H
4kT
Dengan menggunakan relasi
M = χH
Maka susceptibilitas magnetic pada suhu tinggi diberikan oleh
N µB2
χ= .
4kT

6
d. Dari persamaan
dF = − SdT − MdH
maka
 ∂F 
S = − 
 ∂T  H
 µ H 2sinh( µ B H / kT ) 
= Nk ln 2 cosh( µ B H / kT ) + T . − B 2 
 2kT 2 cosh( µ B H / kT ) 
 µ H 
= Nk ln(2 cosh( µ B H / kT )) − B tanh( µ B H / kT ) 
 2kT 

e. Untuk limit H → 0 maka


cosh(µ B H / kT ) → 1
dan
tanh(µ B H / kT ) → µ B H / kT .
Jadi
 1  µB H  
2

S ≈ Nk ln(2) −   
 2  kT   .
≈ Nk ln(2)
Dari sini diperoleh jumlah derajat kebebasan sebesar 2, yaitu spin dapat memiliki
keadaan ke atas atau ke bawah.

f. Ada dua energi, yaitu


E1 = − s µ B H = − 12 µ B H ketika spin searah dengan H
dan
E2 = + s µ B H = 12 µ B H ketika spin berlawanan arah dengan H.
Momen magnetik rata-rata dirumuskan sebagai

7
µ1e− E / kT + µ2e − E
1 2 / kT
µ =
e− E1 / kT + e− E2 / kT
1
µ exp( 12 µ B H / kT ) + (− 12 µ B ) exp(− 12 µ B H / kT )
=2 B
exp( 12 µ B H / kT ) + exp(− 12 µ B H / kT )
µ B 2sinh( 12 µ B H / kT )
=
2 2 cosh( 12 µ B H / kT )
= 12 µ B tanh( 12 µ B H / kT )

g. Magnetisasi total N spin dirumuskan sebagai


M =N µ
= 12 N µ B tanh( 12 µ B H / kT )
Hasil ini sama seperti pada (a).

8
3. Persamaan keadaan Dieterici
nRT  na 
p= exp  − 
V − nb  RTV 
dengan p = tekanan, V = volume, T = suhu mutlak, n = jumlah mol, R = tetapan gas
universal serta a dan b = tetapan positif.
a. Keadaan kritis dipenuhi ketika tekanan P, volume V dan suhu T gas tersebut
memenuhi tiga persamaan:
Persamaan keadaan, (∂p / ∂V )T = 0 dan (∂ 2 p / ∂V 2 )T = 0 .

 −
na na
na − RTV 
(∂p / ∂V )T = nRT  −(V − nb) −2 e RTV + (V − nb) −1 2
e 
 RTV 
 na 1 
= p − 
 RTV
2
V − nb 

 na 1 
2
1 2na 
(∂ p / ∂V )T = p 
2 2
−  + − .
 RTV
2
V − nb  (V − nb) 2 RTV 3 

Dari persamaan (∂p / ∂V )T = 0 diperoleh

na 1
=
RTcVc 2
Vc − nb

Dari persamaan (∂ 2 p / ∂V 2 )T = 0 diperoleh

1 2na
=
(Vc − nb) 2
RTcVc 3
Dari dua persamaan terakhir di atas dengan substitusi diperoleh volume kritis
Vc = 2nb .

Nilai suhu kritis Tc diperoleh dari persamaan di atas yaitu

na (Vc − nb)
Tc =
RVc 2
a
=
4 Rb
Sedangkan tekanan kritis diperoleh dari persamaan keadaan

9
nRTc  na 
pc = exp  − 
Vc − nb  RTcVc  .
a
= 2 2
4b e

b. Digunakan lambang tekanan tereduksi p = p / pc , volume tereduksi V = V / Vc dan

suhu tereduksi T = T / Tc .
Persamaan keadaan menjadi
ap nR(a / 4 Rb)T  na 
= exp  − 
2 2
4b e 2nbV − nb  R(a / 4 Rb)T .2nbV 
yang jika disederhanakan menjadi
e2T  2 
p= exp  − 
2V − 1  TV 

c. Titik inversi pada efek Joule-Thomson diperoleh ketika


 ∂T 
  =0
 ∂p h
atau
T (∂V / ∂T ) p − V = 0

Berlaku juga
T (∂V / ∂T ) p − V = 0

Persamaan di atas dapat ditulis sebagai


(∂V / ∂T ) p = V / T

Dari persamaan keadaan tereduksi


 2 
(2V − 1) p = e2T exp  − 
 TV 
jika diturunkan ke T pada p konstan, hasilnya adalah

 2   2 
2(∂V / ∂T ) p p = e 2 exp  −  1 + T  2
(V + T (∂V / ∂T ) p )  
 TV   (TV ) 
10
2 pV  2  4 
= e 2 exp  −  1 +
T  TV   TV 
Jika persamaan terakhir di atas dibagi dengan persamaan keadaan tereduksi untuk
mengeliminasi p , akhirnya diperoleh
4
V= .
8−T
Jika hasil ini dimasukkan ke dalam persamaan keadaan tereduksi diperoleh
5 4
p = (8 − T ) exp  −  .
2 T 

11

Anda mungkin juga menyukai