Erni Yulianti
Dosen Teknik Sipil – Sumberdaya Air FTSP ITN Malang
ABSTRAKSI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan sumberdaya yang sangat berguna dan bermanfaat bagi
manusia. Bukan hanya manusia saja mahluk hidup di dunia yang sangat
membutuhkan air sebagai elemen yang sangat penting, tanpa air mahluk
hidup tidak akan dapat bertahan hidup. Dari kebutuhan pokok ataupun yang
tidak, manusia pasti berhubungan dengan air. Dapat dibayangkan apabila
1
Spectra Nomor 17 Volume IX Januari 2011: 1-11
manusia tidak berhubungan dengan air selama sehari, pasti banyak hal dan
faktor yang sangat terganggu. Seiring dengan perkembangan penduduk,
maka kebutuhan air bersih sangat diperlukan sebagai hal terpenting,
terutama dari segi kesehatan karena air bersih sudah sulit dijumpai. Maju
atau tidaknya suatu masyarakat di suatu kota atau wilayah dapat dilihat dari
ketesediaan air bersih yang tersedia kapan saja diperlukan.
Penyediaan dan pengembangan air bersih merupakan kegiatan yang
menyentuh langsung pada salah satu kebutuhan dasar masyarakat,
disamping kebutuhan sandang dan papan, yang dipergunakan sebagai
sumber air minum, mandi, cuci, dan aktifitas lainnya. Ketersediaan air bersih
merupakan suatu keharusan yang apabila terabaikan akan menimbulkan
efek yang sangat besar terhadap kesinambungan hidup manusia.
Pada Millenium Summit di New York (September 2000) yang dihadiri
oleh 189 Negara Anggota PBB, termasuk Indonesia, menyepakati 8
(delapan) tujuan yang kemudian disebut dengan Millenium Development
Goals (MDGs). MDGs berisi 8 tujuan, 18 target dan 48 indikator, dimana
salah satu targetnya adalah mereduksi hingga separuh pada tahun 2018
proporsi dari masyarakat yang tidak memiliki akses untuk mendapatkan air
minum (bersih) dan sanitasi. Sebagai dasar dalam perencanaan tersebut,
pemerintah telah membagi kriteria kota berdasarkan jumlah penduduk
menjadi 5 (lima) kategori.
Tabel 1.
Kebutuhan Air Bersih Setiap Jiwa Berdasarkan Jumlah Penduduk
Identifikasi masalah
Studi Kelayakan ini dilakukan di Kabupaten Trenggalek yang berawal
dari Kecamatan Kampak dengan mengambil kebutuhan air baku dari
2
Studi Kelayakan Air Baku Erni Yulianti
3
Spectra Nomor 17 Volume IX Januari 2011: 1-11
TINJAUAN PUSTAKA
Kebutuhan Air Baku
Kebutuhan air yang dimaksud adalah kebutuhan air yang digunakan
untuk menunjang segala kegiatan manusia, meliputi air bersih domestik
(keperluan rumah tangga) dan non domestik (keperluan untuk tempat
ibadah, tempat sosial, serta tempat-tempat komersial atau tempat umum
lainnya), serta air irigasi, baik pertanian maupun perikanan.
Penduduk yang akan dilayani adalah mereka yang memungkinkan
untuk dijangkau jaringan air baku, yaitu mereka yang bertempat tinggal di
kawasan perkotaan dan atau di dekatnya, kawasan industri, dan kawasan
pariwisata/agroindustri. Kebutuhan air ditentukan berdasar jumlah penduduk
yang dilayani, pemakaian air/kapita/orang, serta pelayanan terhadap sarana
dan prasarana daerah (non domestik) yang ada.
Proyeksi kebutuhan air dilakukan hingga beberapa tahun ke depan
sesuai dengan proyeksi jumlah penduduk dan pertambahan jumlah sarana
dan prasarana Kabupaten Trenggalek hingga akhir tahun 2018. Nilai
kehilangan air yang terjadi selama proses pengolahan dan selama
pendistribusian air ke konsumen juga perlu dipertimbangkan dalam
penentuan kebutuhan air baku di suatu daerah perencanaan.
4
Studi Kelayakan Air Baku Erni Yulianti
5
Spectra Nomor 17 Volume IX Januari 2011: 1-11
Tabel 2.
Metode Pengolahan Fisik & Penerapannya dalam Pengolahan Air
METODE PENERAPAN
Saringan kasar dipergunakan untuk melindungi instalasi penyadapan
dan pompa transmisi dari sampah-sampah besar yang mengambang.
Penyaringan
Saringan jenis ini digunakan pada bangunan penyadap, terutama di
sungai-sungai.
Umumnya dibuat dalam bentuk suatu drum yang ditutup saringan mikro
yang ditunjang dengan saringan kasar sebagai penguat. Dipergunakan
Saringan Mikro
untuk menyaring pencemar-pencemar halus seperti ganggang, lanau,
dsb.
Dilaksanakan dengan cara menyemprotkan air melalui penyebar
Aerasi
suntikan atau memakai alat aerator mekanis lainnya. Dipergunakan
(perpindahan
untuk menambah atau membuang gas-gas yang kurang atau sangat
gas)
jenuh dalam suatu kandungan air.
Kolam atau bak tempat pencampuran dan pengadukan bahan-bahan
Pencampuran
kimia yang mungkin diperlukan dalam proses pengolahan.
Instalasi pengadukan ini digunakan untuk membantu dan mempercepat
Flokulasi
proses penggumpalan partikel-pertikel kecil.
Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-pertikel kasar
Pengendapan didalam air seperti pasir, dengan memanfaatkan gaya gravitasi dan
(sedimentasi) bahan-bahan kimia yang tentu saja membutuhkan waktu penahanan
paling sedikit 1-10 jam didalam kolam sedimentasi.
Instalasi ini memakai saringan pasir cepat ataupun lambat.
Filtrasi Tujuan proses filtrasi adalah untuk meyaring bahan-bahan padat sissa
yang masih ada didalam air setelah melewati proses pengendapan.
Sumber: Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum, Wahyono Hadi, 2005.
Tabel 3.
Metode Pengolahan Kimiawi & Penerapannya dalam Pengolahan Air
METODE PENERAPAN
Menambahkan bahan-bahan kimia untuk mempercepat proses
terbentuknya endapan dalam bak flokulasi, terutama jika dalam air
Koagulasi
tersebut banyak mengandung bahan-bahan padat terapung dalam air
yang berukuran sangat halus atau bersifat koloid.
Proses penambahan bahan-bahan kimia untuk membunuh bakteri
pathogen yang mungkin ada dalam air secara alamiah.
Disinfeksi
Bahan disinfeksi yang umum digunakan pada instalasi pengolahan air
adalah klorin.
Penggunaan bahan karbon aktif untuk menghilangkan senyawa-
senyawa organic yang tidak dapat dihilangkan dengan cara pengolahan
Adsorpsi konvensional biasa.
Senyawa-senyawa organic ini biasanya bertanggung jawab atas
terjadinya rasa, bau dan warna air yang tidak inginkan.
Dilakukan untuk mengoksidasi berbagai senyawa anorganik yang
Oksidasi
biasanya terdapat dalam air untuk menghilangkan rasa dan bau.
Sumber: Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum, Wahyono Hadi, 2005.
6
Studi Kelayakan Air Baku Erni Yulianti
7
Spectra Nomor 17 Volume IX Januari 2011: 1-11
8
Studi Kelayakan Air Baku Erni Yulianti
Tabel 5.
Kebutuhan Air Total di 4 Kecamatan Kabupaten Trenggalek
Kebu-
Kebu- Kebu-
Juml. tuhan air Kehi- Kebu-
tuhan air tuhan air
pendd. harian langan tuhan
No. Kecamatan rata-rata jam maks.
th 2018 maks. air air total
(Qr) (Qjm)
(jiwa) (Qhm) (lt/dt) (lt/dt)
(lt/dt) (lt/dt)
(lt/dt)
9
Spectra Nomor 17 Volume IX Januari 2011: 1-11
KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa kajian dan analisis yang telah dilakukan
mengenai kelayakan sumber air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di
Kabupaten Trenggalek pada khususnya, maka dapat diberikan beberapa
kesimpulan, yaitu:
1. Peningkatan jumlah penduduk pada setiap daerah, baik di kota
maupun di desa, akan mengakibatkan kebutuhan air baku dan air
minum juga meningkat. Salah satunya adalah Kabupaten
Trenggalek, dimana empat wilayah kecamatan yang dekat dengan
sumber air Nguncar dapat memenuhi kebutuhan air baku dan air
minum yang diperlukan oleh masyarakat di sekitarnya untuk
kebutuhan sehari-hari.
2. Melalui hasil tes laboratorium mengenai kualitas dan kuantitas air
yang berasal dari sumber air Nguncar, maka dapat diketahui bahwa
air tersebut memenuhi syarat dan layak untuk dikonsumsi dan
segera disalurkan untuk kebutuhan masyarakat sekitarnya agar
tidak kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air minum / air bersih.
3. Perlu dilakukan pencarian sumber-sumber air yang lain yang
berada di dekat daerah tersebut, sehingga berpotensi dan bisa
dikembangkan lagi untuk memenuhi kebutuhan non domestik bagi
masyarakat di sekitarnya, sehingga usaha perikanan dan
peternakan di daerah tersebut bisa ditingkatkan.
10
Studi Kelayakan Air Baku Erni Yulianti
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Kabupaten Trenggalek Dalam Angka. Trenggalek : Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Trenggalek
_______. 2007. Kecamatan Kampak Dalam Angka. Trenggalek : Badan Pusat
Statistik Periode Tahun 2004-2014
_______. 2008. Laporan Fakta dan Analisa. Trenggalek : Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Trenggalek
_______. 2004. Laporan Daftar Inventarisasi Potensi Sumber Air di Kabupaten
Trenggalek. Trenggalek: Dinas Pengairan Kabupaten Trenggalek
Alaerts G, Santika, Sri. 1987. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional.
Slamet dan Masduqi. 2002. Satuan Operasi Untuk Pengolahan Air. Teknik
Lingkungan FTSP. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
11