Anda di halaman 1dari 13

HANYA MENGINGATKAN

TULIS DENGAN KERTAS A4

MENGGUNAKAN TINTA BIRU

DITULIS 2 CM DARI PINGGIR

DIBAWAH INI ADA GAMBAR PADA DASAR TEORI BISA DI PRINT


AJA NTAR DITEMPEL

COVER EKA YANG BUAT

KALAU BISA HARI SENIN UDAH SELESAI


ISI LAPORAN

A. Dasar Teori

1. Definisi Protein
Kata protein berasal dari kata yunani ‘protos atau proteos’ yang berarti pertama
atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau
manusia.Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang
terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukkan dan
pertumbuhan tubuh.
Struktur Protein :
H R O

N C C

H H OH
GUGUS AMINO GUGUS KARBONIL

2. Klasifikasi Protein
a. Berdasarkan kelarutannya :
(1) Protein fibrosa : tidak larut dalam pelarut biasa namun larut dalam asam dan
basa.
(2) Protein globular : larut dalam air, larutan asam, basa, bahkan garam.
b. Berdasarkan komplekan strukturnya :
(1) Protein sederhana : hidrolisisnya menghasilkan asam amino.
contoh : albumin, globular.
(2) Protein konjugasi : memilik gugus bukan protein yaitu gugus prostetik.
contoh : neuro protein, kromoprotein.

3. Sifat-sifat Protein
a. Kelarutan
Kelarutan protein dalam berbagai pelarut berbeda.
b. Sifat koloid
Di dalam pelarut air, protein akan membentuk koloid. Di samping itu, protein
memiliki gugus hidrofilik seperti -NH2, -COOH, -OH, sehingga koloid hidrofil.
Karena molekulnya cukup besar, maka protein tidak dapat berdifusi melalui
membran.
c. Sifat asam basa
Sifat asam basa protein ditentukan oleh gugus asam basa pada gugus R–nya.
Adanya gugus asam basa menyebabkan protein bersifat sebagai suatu amfotir.
d. Denaturasi dan koagulasi
Pada proses denaturasi protein mengalami perubahan sifat fisik dan kereaktifan
biologisnya disebabkan pemanasan.
e. Penguraian protein dan mikroba
Mikroba mengeluarkan enzim-enzim proteolik yang menghidrolisiskan protein,
menjadikan asam-asam amino. Perubahan selanjutnya bergantung pada jenis
mikroba pembentuk dan dalam hal ini dapat terjadi deaminasi, oksidasi, atau
reduksi.

4. Identifikasi Protein
a. Uji Biuret
Uji ini digunakan untuk menguji adanya ikatan peptida. Larutan Biuret
terdiri atas NaCl dan PbSO4. Larutan protein jika ditambah pereaksi Biuret
OH OH

+ NaOH + CuSO4 Na2SO4 + H 2O +


H 2C H 2C H 2C

HC NH 2 HC NH 2 HC NH 2

COOH C C
O O O
O

Cu

maka akan terbentuk warna merah muda sampai violet. Reaksi yang terjadi :

b. Uji Ninhidrin
Merupakan uji asam amino dengan radikal fenil. Larutan HNO3 pekat jika
ditambahkan dengan protein terjadi endapan putih dan dapat berubah kuning
bila di panaskan. Reaksi yang terjadi adalah nitrasi pada inti Benzena yang
terdapat pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang
mengandung tiroksin, fenilalanin, dan triptofan.
O
OH R O O
H O
N C C N RCHO CO2 3 H2O H+
OH H H OH
GUGUS AM INO GU GUS KARBONIL O
O
NINHIDRIN VIOLET ANION

c. Uji Hopkin-Cole
Larutan protein yang mengandung triptofan dapat bereaksi membentuk
senyawa berwarna. Pereaksi hopkins-cole dibuat dari asam oksalat dengan
COOH CHO
Mg

COOH
serbuk COOH

asam oksalat asam glioksilat

d. Uji Molisch
Uji ini dipakai untuk mengetahui ada tidaknya radikal prostetik
karbohidrat pada protein majemuk seperti glikoprotein. Larutan ini bila
ditambah  naphtol dalam alkohol dan asam sulfat pekat akan terbentuk warna
ungu.
Larutan KH yang sudah dibubuhi sedikit alfa naftol, ditambah H2SO4
terbentuk warna diantara 2 lapisan Protein yang mengandung gugus KH
hewani memberi tes molisch positif.
CHO
H H
H OH
C C
H OH
H2SO4
PEKAT C C O
H OH
H O C
CH2 OH
RIBOSA FULFURAL H

e. Uji presipitasi (pengendapan)


Protein larutan protein encer dapat diendapan dengan penambahan untuk
mengendapkan larutan protein diantaranya adalah larutan garam-garam logam
berat dan alkohol reagensia, zat putih telur (protein) jika dalam larutan berupa
koloid.

f. Uji Sulfida
Jika protein yang mengandung gugus amino unsur S ditambahkan NaOH
dan dipanaskan, maka H2SO4 dapat diuraikan dan dalam larutan alkalis
membentuk Na2S. Jika ditambah Pb Acetat, maka akan terbentuk PbS yang
mengendap sebagai koloid. Jika hasil positif maka larutan mula-mula berwarna
kuning, kemudian coklat dan akhirnya hitam serta mengendap.

H COOH H 3C COOH
HS C H
C 2+
Pb C
H2 Pb2S
H2N
COKLAT HITAM HN 2

5. Pemurnian Protein
Pemurnian protein merupakan tahap yang harus dilakukan untuk mempelajari
sifat dan fungsi protein. Sejumlah besar protein, lebih dari 1000 macam telah berhasik
diisolasi dalam bentuk yang murni. Kini protein dapat dipisahkan Pemurnian protein
merupakan tahap yang harus dilakukan untuk mempelajari sifat dan fungsi protein.
Sejumlah besar protein, lebih dari 1000 macam telah berhasik diisolasi dalam bentuk
yang murni. Kini protein dapat dipisahkan dari protein lain atau dari molekul lain
berdasarkan ukuran kelarutan, muatan, dan afinitas ikatan protein-protein dapat
dipisahkan dari molekul-molekul dengan BM lebih besar dari 15.000 terdalam kantong
dianalisis, sedangkan molekul-molekul dengan ukuran lebih kecil akan melewati pori-
pori selaput semi permeabel tersebut keluar dari kantung dianalisis. Pemisahan protein
berdasarkan ukurannya dapat pula dilakukan dengan “Kromatografi Filtrasi Gas”.
Contoh : dialirkan dari atas kolam yang berisi butir-butir gel yang terdiri dari
karbohidrat yang berpolimer tinggi. Butir-butir tersebut biasanya mempunyai diameter
0.1 mm. Dipasaran, bulir-bulir itu ada yang disebut sebagai “sephadex”.

6. Pengendapan Protein
a. Pengendapan oleh garam
Apabila kadalam larutan protein ditambahkan larutan garam-garam
anorganik dengan konsentrasi tinggi, maka kelarutan protein akan berkurang
sehingga membentuk endapan. Proses ini terjadi karena adanya kompetisi antara
molekul protein dengan ion anorganik dalam mengikat air (hidrasi).
b. Pengendapan oleh logam berat
Pengendapan terjadi saat larutan protein lebih bersifat alkalis daripada titik
isoelektriknya, sehingga menjadi bermuatan negative. Penambahan ion logam berat
bermuatan positif menyebabkan terjadinya reaksi penetralan sehingga protein
mengendap.

H
C S S HC H
2H2 C S
H S C
H
H
Reducing CYSTONE
CYSTEIN agent
c. Pengendapan oleh alkohol pekat
Prinsipnya sama dengan pengendapan protein oleh garam. Untuk
mengendapkan digunakan alkohol dan ammoniumsulfat karena protein mempunyai
gugus: -NH2, -NH, -OH, -CO yang mengikat air.
Penambahan Alkohol Akan Merusak Ikatan Hidrogen

H O
C C
H C
H2
O

7. Denaturasi Protein
Denaturasi adalah rusaknya sifat fisik dan fisiologik protein, dapat disebabkan
karena pemanasan dan penambahan asam kuat. Pada proses denaturasi, protein
mengalami perubahan sifat fisik dan keelektifan biologisnya yang disebabkan oleh
pemanasan, penyinaran. Denaturasi akan merusak ikatan sekunder, ikatan tersier, dan
ikatan kuarterner.
B. Alat Dan Bahan Yang Digunakan Pada Saat Praktikum
a. Alat
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Penangas air
 Lampu spiritus
 Korek api
 Tripot
 Kasa asbes
 Rak tabung reaksi
 Gelas ukur besar
 Gelas ukur kecil
 Penjepit
 Label
 Nampan

b. Bahan
 Putih telur
 Susu sapi
 Susu kedelai
 Aquadest
 Alcohol 96%
 Air murni
 Asam cuka encer
 Reagen Millon
 Asam Nitrat (HNO3)
C. Cara Kerja
1. Koagulasi
a) Alkohol
TABUNG Putih Telur Susu Kedelai Susu Sapi Aquadest

1 5 mL
2 5 mL
3 5 mL
4 5 mL

Alcohol 96% 6mL 6mL 6mL 6mL

b) Asam cuka encer


TABUNG Putih Telur Susu Kedelai Susu Sapi Aquadest

1 5 mL
2 5 mL
3 5 mL
4 5 mL

Air murni 3mL 3mL 3mL 3mL


Panaskan
Asam cuka
encer 1mL 1mL 1mL 1mL
Panaskan

2. Reaksi Millon

TABUNG Putih Telur Susu Kedelai Susu Sapi Aquadest

1 3 mL
2 3 mL
3 3 mL
4 3 mL

REAGEN
MILLON 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes
Panaskan
3. Reaksi Xantoprotein

TABUNG Putih Telur Susu Kedelai Susu Sapi Aquadest

1 2 mL
2 2 mL
3 2 mL
4 2 mL

HNO3 1mL 1mL 1mL 1mL


Panaskan

D. Hasil dan Pembahasan


1. Koagulasi
Hasil :
a) Alkohol
TABUNG Putih Telur Susu Kedelai Susu Sapi Aquadest

1 5 mL
2 5 mL
3 5 mL
4 5 mL

Alcohol 96% 6mL 6mL 6mL 6mL


HASIL
Adanya + + + -
koagulasi
Catatan : Tulis tanda + atau – untuk hasil pengamatan adanya koagulasi

b) Asam cuka encer


TABUNG Putih Telur Susu Kedelai Susu Sapi Aquadest

1 5 mL
2 5 mL
3 5 mL
4 5 mL

Air murni 3mL 3mL 3mL 3mL


Panaskan
HASIL
1. Adanya + + + -
koagulasi
2. koagulasi
larut - + + -
dalam air
Asam cuka
encer 2mL 2mL 2mL 2mL
Panaskan
3. Pengaruh
terhadap encer encer encer -
koagulasi
Catatan : 1. Tulis tanda + atau – untuk hasil pengamatan
adanya koagulasi, 2. Tulis tanda + atau – untuk hasil pengamatan
larut dalam air, 3. Tuliskan pengaruh asam cuka encer terhadap koagulasi

Pembahasan :
Koagulasi dengan alcohol. Alcohol yang dimaksudkan merupakan etanol 96%.
penambahan dengan menggunakan etanol yang ditambahkan pada albumin telur akan
menimbulkan endapan. Penambahan tersebut menimbulkan endapan. Terbentuknya endapan
tersebut di sebut denaturasi. Denturasi merupakan sebuah proses di mana protein atau asam
nukleat kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan
eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi, sebuah
misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform), atau panas. Percobaan ini berkaitan
dengan proses denaturasi protein. Protein akan terdenaturasi salah satunya jika direaksikan
dengan alkohol serta pH yang asam. Hal ini disebabkan karena menjadi suatu yang tidak menentu
merupakan suatu proses yang disebut denaturasi. Protein dapat diendapkan dengan penambahan
alkohol. Pelarut organic akan mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga
kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap
air.
Pada uji pengendapan oleh alkohol, hanya tabung-tabung yang mengandung asam (ber-
pH rendah) yang menunjukkan pengendapan protein. Pada protein, ujung C asam amino yang
terbuka dapat bereaksi dengan alkohol dalam suasana asam membentuk senyawa protein ester.
Pembentukan ester ini ditunjukkan oleh adanya endapan yang terbentuk.
Protein akan mengalami koagulasi apabila dipanaskan pada suhu 50oC atau lebih.
Koagulasi ini hanya terjadi bila larutan protein berada titik isolistriknya. Pada pH iso-elektrik (pH
larutan tertentu biasanya berkisar 4–4,5 di mana protein mempunyai muatan positif dan negatif
sama, sehingga saling menetralkan) kelarutan protein sangat menurun atau mengendap, dalam hal
ini pH isolistrik albumin adalah 4,55-4,90. Pada temperatur diatas 60oC kelarutan protein akan
berkurang (koagulasi) karena pada temperatur yang tinggi energi kinetik molekul protein
meningkat sehingga terjadi getaran yang cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur sekunder,
tertier dan kuartener yang menyebabkan koagulasi. Pada uji koagulasi, penambahan asam asetat
bertujuan agar larutan albumin mencapai pH isolistriknya sehingga bisa terkoagulasi.
Pada uji koagulasi, panas digunakan untuk mengacaukan ikatan hydrogen dan interaksi
hidrofobik non polar pada protein sehingga protein albumin terdenaturasi dan terkoagulasi
sehingga kemampuan mengikat airnya menurun.Hal tersebut dapat terjadi karena suhu tinggi
dapat meningkatkan energi kinetik dan menyebabkan molekul penyusun protein bergerak atau
bergetar sangat cepats ehingga mengacaukan ikatan molekul tersebut. Hal ini terjadi karena
energi panas akan mengakibatkan terputusnya interaksi non-kovalen yang ada pada struktur alami
protein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang berupa ikatan peptida. Pada percobaan
kali ini kita menggunakan putih telur, susu kedelai, susu sapi dan aquadest sebagai bahan
percobaan.
Pengujian koagulasi pertama dilakukan dengan cara mencampurkan 6 mL alcohol
96% ke dalam tabung reaksi berisi 5mL sampel. Pengujian koagulasi kedua dengan
menggunakan tabung reaksi yang berbeda dilakukan dengan cara mencampurkan 3mL air
murni ke dalam tabung reaksi berisi 5mL sampel. Campuran yang kemudian dipanaskan
bertujuan untuk mempercepat reaksi antara reagen dengan sampel. Setelah dipanaskan, campuran
air murni dan sampel ditambahkan 2mL asam cuka. Kemudian campuran ini dipanaskan kembali.
Hasil yang diperoleh dari percobaan pertama menunjukkan bahwa sampel yang
mengandung asam amino yaitu pada sampel putih telur, susu sapi, dan susu kedelai
karena menimbulkan koagulasi. Sedangkan sampel yang tidak mengandung asam amino
yaitu pada aquadest karena tidak menimbulkan koagulasi. Melainkan sifat larutannya
tetap cair (tidak menggumpal). Hasil yang diperoleh dari percobaan kedua menunjukkan
bahwa sampel yang mengandung asam amino yaitu pada sampel putih telur, susu sapi,
dan susu kedelai karena menimbulkan koagulasi dan jika ditambahkan asam cuka sampel
akan menjadi encer. Sedangkan sampel yang tidak mengandung asam amino yaitu pada
aquadest karena tidak menimbulkan koagulasi. Melainkan sifat larutannya tetap cair
(tidak menggumpal) dan jika ditambahkan asam cuka sifat larutannya tetap encer(tidak
terjadi perubahan).
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa uji positif diberikan pada putih telur,
susu kedelai, dan susu sapi yang ditandai dengan terbentuknya koagulasi. Sedangkan uji
negatif diberikan pada aquadest.

2. Reaksi Millon
Hasil :

TABUNG Putih Telur Susu Kedelai Susu Sapi Aquadest

1 3 mL
2 3 mL
3 3 mL
4 3 mL

REAGEN
MILLON 5 tetes 5 tetes 5 tetes 5 tetes
Panaskan
HASIL
1. Warna
larutan merah merah merah tidak berwarna
2. Hasil
koagulasi + + + -
3. Ikatan yang
terbentuk + + + -
Catatan : 1. Tulis warna larutan, 2. Tulis tanda + atau – untuk hasil pengamatan
Adanya koagulasi, 3. Tuliskan tanda + atau – untuk hasil pengamatan adanya
ikatan gugus fenol
Pembahasan :
Uji millon digunakan untuk dapat mengetahui ada tidaknya gugus fenol dalam
suatu protein. Pengujian ini memberikan hasil positif terhadap protein yang mengandung
asam amino yang memiliki gugus fenol, misalnya tirosin. Reagen Millon terdiri dari
merkuri dan ion merkuro dalam asam nitrat dan asam nitrit. Sampel protein yang
mengandung asam amino ketika direaksikan dengan reagen Million akan membentuk
garam merkuri dari tirosi yang ternitrasi. Garam yang terbentuk ini akan memberikan
warna yang spesifik yaitu warna merah. Warna yang terbentuk tersebut mengindikasikan
bahwa sampel yang digunakan mengandung asam amino. Pada percobaan kali ini kita
menggunakan putih telur, susu kedelai, susu sapi dan aquadest sebagai bahan percobaan.
Pengujian Millon dilakukan dengan cara mencampurkan 5 tetes reagen Millon ke
dalam tabung reaksi berisi 3 mL sampel. Campuran yang kemudian dipanaskan bertujuan
untuk mempercepat reaksi antara reagen dengan sampel sehingga terbentuknya garam
merkuri lebih cepat. Penambahan reagen tidak boleh terlalu banyak karena warna yang
terbentuk pada saat pemanasan akan menghilang.
Hasil yang diperoleh dari percobaan menunjukkan bahwa sampel yang
mengandung asam amino yaitu pada sampel putih telur, susu sapi, dan susu kedelai
karena membentuk warna merah. Sedangkan sampel yang tidak mengandung asam amino
yaitu pada aquadest karena tidak membentuk warna merah. Melainkan warna larutannya
tetap bening (tidak berwarna).
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa uji positif diberikan pada putih telur,
susu kedelai, dan susu sapi yang ditandai dengan terbentuknya endapan kuning.
Sedangkan uji negatif diberikan pada aquadest.

3. Reaksi Xantoprotein
Hasil :

TABUNG Putih Telur Susu Kedelai Susu Sapi Aquadest

1 2 mL
2 2 mL
3 2 mL
4 2 mL

HNO3 1mL 1mL 1mL 1mL


Panaskan
HASIL
Warna
koagulan kuning kuning kuning tidak berwarna
Catatan : Tulis warna koagulan

Pembahasan :
Uji xantoprotein digunakan untuk dapat mengetahui ada tidaknya cincin benzen
(fenil) dalam suatu protein. Gugus fenil merupakan gugus benzen yang berikatan dengan
OH-. Pengujian ini memberikan hasil positif terhadap asam amino yang mengandung
cincin benzena, seperti fenilalanin, tirosin, dan triptofan. Tujuan dari penambahan HNO3
adalah untuk mereaksikan sampel agar terjadi perubahan warna. Sampel protein yang
mengandung asam amino ketika direaksikan dengan HNO3 akan membentuk endapan
berwarna putih. Endapan ini terjadi karena adanya reaksi nitrasi pada inti benzen yang
terdapat pada molekul protein. Endapan ini juga menunjukkan bahwa didalam sampel
larutan protein yang telah diuji mengandung fenilalanin, tirosin, dan triptofan. Jika
dipanaskan, warna putih tersebut akan berubah menjadi kuning. Reaksi yang terjadi ialah
nitrasi atau reaksi substitusi atom H pada benzena yang terdapat pada molekul protein
oleh gugus nitro. Pada percobaan kali ini kita menggunakan putih telur, susu kedelai,
susu sapi dan aquadest sebagai bahan percobaan.
Pengujian Xantoprotein dilakukan dengan cara mencampurkan 1mL HNO3 ke
dalam tabung reaksi berisi 2 mL sampel. Campuran yang kemudian dipanaskan bertujuan
untuk mempercepat reaksi antara reagen dengan sampel.
Hasil yang diperoleh dari percobaan menunjukkan bahwa sampel yang
mengandung asam amino yaitu pada sampel putih telur, susu sapi, dan susu kedelai
karena membentuk warna kuning. Sedangkan sampel yang tidak mengandung asam
amino yaitu pada aquadest karena tidak membentuk warna kuning. Melainkan warna
larutannya tetap bening (tidak berwarna).
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa uji positif diberikan pada putih telur,
susu kedelai, dan susu sapi yang ditandai dengan terbentuknya endapan kuning.
Sedangkan uji negatif diberikan pada aquadest.
E. Daftar Pustaka

Arsyad, M.N. 2001. Kamus Kimia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Gilvery, et al. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional Edisi 3. Surabaya: Airlangga
University Press
Harper, et al. 1980. Biokimia (Review Of Physilogical Chemistry) Edisi 17. Jakarta: EGC
Kuswati, dkk. 2001. Sains Kimia. Jakarta: Bumi Aksara
Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga
Mayers, P.A. 1992. Biokimia Harper. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Mulyono. 2001. Kamus Kimia. Bandung: Grasindo
Page, D.S. 1981. Prinsip-Prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga
Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia
Pudjaatmaka, H.A. 1992. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Sumardjo, D. 1998. Kimia Kedokteran Undip, edisi ke 3. Semarang: Universitas
Diponegoro
Suwandi, M. 1989. Kimia Organik: Karbohidrat, Lipid, Protein. Jakarta: FKUI
Winarno, F.G. 1982. Analisa Bahan Pangan. Jakarta: UI Press
Wirahadikusumah, Muhammad. 1997. Biokimia: Protein, Enzim, dan Asam. Bandung:
Penerbit ITB

Anda mungkin juga menyukai