BAB I
PENDAHULUAN
Untuk menunjang data yang kami dapatkan dilapangan, kami juga mencari
referensidari beberapa buku yang berhubungan dengan proses pembuatan semen
yang dilakukan olehPTSemenIndonesia (Persero)Tbk.
BAB II
PROFIL PT. SEMEN INDONESIA (Persero), Tbk.
kurang lebih 6 tahun lamanya, pada bulan Mei 2006 seluruh saham CEMEX SA de
CV dibeli oleh PT. RAJAWALI Corporation seharga US$ 337 juta.
Walaupun terjadi berbagai perubahan didalam perusahaan ini, namun sejak Juni
1998 hingga saat ini tidak ada perubahan disektor permodalannya. Menurut informasi
terakhir, pemegang saham PT. SG Tbk. Adalah Pemerintah Indonesia menguasi 51%
kemudian sisanya dikuasi oleh PT. RAJAWALI Corporation. Ltd sebesar 24,9% dan
masyarakatluas sebesar 24,1%.
Direktur Utama
Direktur Direktur Produksi& Direktur Enginiring & Direktur Komersial Direktur SDM & Direktur Keuangan
Pengembangan Usaha Litbang Proyek Hukum
& Strategi Bisnis
Dewan
Inovasi
EVP
Operasional
Departemen Departemen Departemen Departemen Departemen Internal Departemen Departemen Departemen Departemen Departemen Departemen
Produksi Produksi Produksi Produksi Teknik & Audit Komunikasi Penjualan Distribusi & Pengadaan Akutansi & SDM
Bahan Baku Terak I Terak II Semen Jaminan & Sarana Transportasi Keuangan
Mutu Umum
Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Dewan Direksi yang ada Di PT. Semen
Indonesia:
a. Direktur Utama
Bertugas memimpin dan bertanggung jawab secara mutlak terhadap seluruh
operasional pabrik, termasuk didalamnya adalah penandatanganan Memorandum Of
Understanding. Direktur Utama membawahi langsung Direktur Pengembangan Usaha &
Strategi Bisnis, Direktur Produksi& Litbang, Direktur Engineering & Proyek, Direktur
Komersial, Direktur SDM & Hukum, Direktur Keuangan, Tim Office of The CEO,
Internal Audit Grup, Sekretaris Perusahaan, Departemen CSR, Dewan Inovasi
b. Direktur Pengembangan Usaha & Strategi Bisnis
Bertugas dan bertanggung jawab dalam pengembangan usaha dan strategi baru
dengan mengembangkan perusahaan, pengembangan energi, dan perluasan bahan baku
sehingga dapat menghasilkan produk-produk yang lebih baik.Direktur pengembangan
usaha & strategi bisnis membawahi tiga departemen, yaitu Departemen Capex,
Departemen Perluasan Bahan Baku, Departemen Pengembangan Perusahaan.
c. Direktur Produksi& Litbang
Bertugas mengawasi kegiatan proses produksi serta bertanggung jawab pada
pelaksanaan kegiatan produksi mulai dari pengadaan bahan baku sampai dihasilkan
produk semen serta menghasilkan inovasi atau penemuan baru untuk peningkatan
efisiensi pabrik. Direktur Produksi& Litbang membawahi Departemen Litbang Energi,
Material & Lingkungan, Departemen Litbang Aplikasi Produk, Depertemen Litbang
Teknologi & Produk, Departemen Teknik & Produktivitas serta Departemen SVP
Produksi yang membawahi lima departemen yaitu Departemen Produksi Bahan Baku,
Departemen Produksi Terak I, Departemen Produksi Terak II, Departemen Produksi
Semen, Departemen Teknik & Jaminan Mutu.
d. Direktur Enjiniring & Proyek
Bertugas merancang bangunan pabrik sesuai kebutuhan. Direktur Enjiniring &
Proyek membawahi Departemen Rancang Bangun, Departemen Layanan Proyek,
Departemen Engineering Knowledge & Inovasi, dan Manajemen Proyek.
e. Direktur Komersial
Bertugas mengatur pemasaran produk semen. Direktur Komersial membawahi
Departemen Pemasaran, Departemen Pengadaan Strategis, Departemen Distribusi
Jurusan Teknik Industri FTI UII
8
Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk
Management
Responsibility
Customers
Customers
Resource Measurement,
Satis
Management Analysis,and
facti
Improvement on
Environmental
Policy
Continual
Planning
Improvement
Management Implementation
Review and Operation
Checking
OH & S Policy
Continual
Planning
Improvement
Management Implementation
Review and Operation
Checking and
Corrective Action
yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidrolis, bersama bahan tambahan yang biasanya digunakan adalah
gypsum.
Adapun semen portland yang diproduksi PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk. ada
tiga jenis yaitu:
1. Ordinary Portland Cement (OPC)
Merupakan semen yang dipakai untuk semua konstruksi, yang tidak memerlukan
persyaratan atau sifat-sifat khusus, seperti ketahanan sulfat, panas hidrasi, dan
sebagainya. Semen tipe ini mempunyai kandungan C2S lebih kecil daripada
kandungan C3S , dengan kandungan C3S antara 55%-56% sedangkan kandungan SO3
1,3%-1,4%. Semen tipe ini mempunyai sifat antara moderat heat cement dan high
early strength cement.
2. Pozzolan Portland Cement (PPC)
Semen Portland pozzolan merupakan suatu bahan pengikat hidrolis yang dibuat
dengan menggiling bersama-sama terak semen Portland dan bahan yang mempunyai
sifat pozzolan, biasanya digunakan trass. Semen ini tahan terhadap asam ataupun
garam, cocok untuk bangunan–bangunan dekat laut. Menurut ASTM bahan pozzolan
yang ditambahkan antara 15%-40%. Semen tipe ini mempunyai kandungan C2S lebih
besar daripada C3S, sedangkan kandungan SO3 antara 1,2%-1,3%. Semen tipe ini
mempunyai kuat tekan awal agak rendah akan tetapi kuat tekan selanjutnya lebih
stabil.
3. Special Blended Cement (SBC)
Special Blended Cement adalah semen khusus yang diciptakan untuk pembangunan
mega proyek jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) dan cocok digunakan untuk
bangunan di lingkungan air laut. Dikemas dalam bentuk curah.
4. Lembaga Penunjang
Koperasi Warga Semen Indonesia
Bergerak dalam bidang pertokoan barang-barang konsumsi, bahan bangunan,
distributor semen, percetakan, serta penjahitan.
Semen Indonesia Foundation
Mengelola pendidikan meliputi : Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, SMP, SMU,
STM, Lembaga Bimbingan Belajar serta pelayanan jasa psikologik, kesehatan, dan
social.
PT Cipta Nirmala
Bergerak dalam bidang layanan kesehatan untuk umum (Rumah Sakit) dan farmasi.
Dana Pensiun Semen Indonesia
Mengelola dan mengembangkan dana yang terkumpul untuk program pensiun para
pegawai.
Yayasan Wisma Semen Indonesia
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat Fisis:
Fase : Padat
Warna : Putih Kekuningan
Jurusan Teknik Industri FTI UII
19
Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk
Selain sebagai bahan koreksi, pasir besi juga digunakan sebagai penghantar panas
dalam pembentukan clinker dalam klin.
Sejak tahun 1998 sebagai pengganti pesir Besi digunakan Copper slage. Bahan ini
berasal dari limbah sisa pemurnian tembaga yang dihasilkan pabrik PT.
SMELTEHING Co,Gresik. Kandungan Fe2O3nya sekitar 52-64%. Bentuk fisiknya
berupa granular dan berwarna merah kehitaman.
2. Pasir Silika (SiO2)
Pasir Silika berupa pasir bewarna putih/kekuningan, banyak ditemukan
disepanjang pantai pulau jawa.
Mempunyai kandungan SiO2 yang tinggi 90-95%. Ini dipakai terus sebagai bahan
tambahan pada pembuatan semen apabila kadar SiO2nya masih rendah.
Pengujian kualitasnya didasarkan kadar SiO2dan kadar air (H2O).
3. Limestone High Grade (CaCO3)
Jika dalam proses pembuatan semen diindikasikan kadar CaOnya kurang maka dapat
digunakan Limestone High Grade atau (kadar CaO > 90%) sebagai bahan koreksi.
3.2.3 Bahan Tambahan Pembuatan Semen
1. Gypsum
Gypsum merupakan bahan alam sebagai mineral calsium sulfat berbentuk hydrous
(CaSO4.2H2O) yang disebut gypsum alam. Sedangkan gypsum sintetis
(purified&granular) juga banyak diperoleh dari limbah pabrik Petrokimia Gresik,
PLTU dan lainnya.
Gypsum berperan sebagai bahan retarder untuk memperlambat waktu pengikatan
semen.
Oksidanya dikenal sebagai SO3.
Pengujian kualitasnya didasarkan kadar CaSO4.2H2O dan kadar air (H2O).
Gypsum ini digunakan untuk bahan tambahan pembuatan semen type I atau semen
OPC.
Spesifikasi Gypsum:
Fase : padat
Warna : putih kotor
Kadar air : 10 % H2O
Bulk density : 1,4 ton/m3
Jurusan Teknik Industri FTI UII
21
Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk
C3S. Terak dengan temperatur 14500C ini kemudian didinginkan secara mendadak pada
clinker cooler hingga temperatur 820C sampai membentuk kristal clinker kemudian
disimpan pada penampung terak atau clinker dome.
Terak dari clinker dome ditambahkan dengan zat additive, penambahan gypsum pada
OPC sebanyak 3-5% dan penambahan trass pada PPC maksimal 17%. Sebelum
penambahan dilakukan, zat additive ini dihancurkan dahulu dengan alat crusher dari
diameter >3cm menjadi partikel berdiameter <3cm, selanjutnya digiling bersama–sama
pada mesin penggiling yang disebut ball mill. Produk dari penggilingan akhir ini adalah
pada PPC dengan blaine 350 ±20 m2/kg sedangkan pada OPC dengan blaine 340 ±20
m2/kg, lalu disimpan pada silo-silo semen.
Semen dikemas dengan berat 40 kg untuk semen PPC, 50 kg untuk semen OPC,
kantong ukuran jumbo 1 ton dengan menggunakan mesin packer automatis atau dalam
bentuk curah untuk tangki truck pada unit pengisian (packing plant). Semen siap
didistribusikan melalui darat maupun laut.
Faktor yang mempengaruhi tekan semen hidrolis yaitu Kalsium silikat (C2S dan C3S)
Jurusan Teknik Industri FTI UII
27
Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk
memberikan kontribusi tertinggi pada pengembangan kuat tekan, tetapi dengan kecepatan
yang berbeda.
C3S berkontribusi penting untuk pengembangan kekuatan dalam 4 minggu pertama
dan C2S mulai berperan setelahnya.
C3A berkontribusi untuk kekuatan awal (pengaruh proses hidrasi).
Alkalis meningkatkan kekuatan awal dan menurunkan kekuatan akhir.
Mikrostruktur klinker.
e. Kekekalan bentuk
Syarat ini untuk pengendalian agar pada beton tidak terjadi pemuaian atau
penyusutan, karena dapat mengakibatkan kerusakan pada konstruksi. Pengujian untuk
mengukur sifat pemuaian dari pasta semen yang disebabkan oleh hidrasi CaO dan MgO.
Alat yang dapat dipakai untuk mengukur kekekalan bentuk adalah alat Le Chattelier
Expansion atau Autoclave.
f. Panas hidrasi
Hal ini diperlukan untuk mengontrol panas yang dilepas/ditimbulkan pada reaksi
hidrasi semen ini tidak terlalu besar, sebab akan dapat menimbulkan keretakan pada
beton. Pada pembuatan beton masa seperti dam atau raft foundation, selalu dikendalikan
agar suhu (temperature) beton tidak terlalu tinggi.
g. Pemuaian karena Sulfat
Syarat ini diperlukan hanya untuk semen dengan ketahanan tinggi terhadap sulfat
(jenis V).
h. Warna
Di dalam standart SNI maupun ASTM, tidak ada persyaratan mengenai warna semen.
Disamping itu semen, baik gelap atau pucat, tidak ada pengaruhnya terhadap kuat tekan
atau kualitas semen. Warna semen ditentukan oleh kandungan C4AF dan MgO, semakin
tinggi kandungan C4AF dan MgO akan membuat warna semen menjadi lebih gelap. Di
sisi lain, MgO adalah komponen negatif pada semen yang apabila jumlahnya terlalu
banyak, dalam waktu yang lama dapat menyebabkan pemuaian pada beton, dan ini
dikenal sebagai “Magnesia expansion, sehingga di dalam standart SNI dan ASTM
kandungan MgO dibatasi maksimum 5 %. Sedangkan pada C4AF, semakin tinggi C4AF
maka C3A menjadi semakin rendah dan ini mengakibatkan kuat tekan semen menjadi
semakin rendah.
Jurusan Teknik Industri FTI UII
28
Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk
STANDARD REQUIREMENT
TYPICAL ASTM C 150-95 a SNI 15-2049-2004 BS 12 : 1996
DESCRIPTION TEST Portland Cement Portland Cement Ordinary
RESULTS Type I Type I Portland Cement
Class 42,5 N
I. CHEMICAL COMPOSITION :
Magnesium oxide (MgO) ...............................................……….
% 0.78 6.00 max 6.00 max 4.00 max
Sulphur trioxide (SO3) ..........................................…..
% 1.70
when C3A < 8 % 3.00 max 3.00 max
when C3A > 8 % 3.50 max 3.50 max
when C3A < 3.5 % 2.50 max
when C3A > 3.5 % 3.50 max
Total alkali content-as Na2O equivalent............... % 0.38 0.60 max *1) 0.60 max *1)
Loss on ignition .................................................................
% 2.11 3.00 max 5.00 max 3.00 max
Insoluble residue …………………………………… % 0.32 0.75 max 3.00 max 1.50 max
Chlor (Cl) ………………………………………………. % 0.005 0.10 max
II. PHYSICAL PROPERTIES :
Fineness :
m 2/kg
- Air permeability test with Blaine app. ................................................................
324 280 min 280 min 275 min
Durability :
- Expansion in Autoclave................................................ % 0.10 0.80 max 0.80 max 0.80 max
Compressive strength :
kg/cm 2 (N/mm 2)
- 2 days ...........................................................................
(21.8) ( > 10 )
kg/cm 2
- 3 days ...........................................................................
200 122.4 min 125 min
kg/cm 2
- 7 days ..................................................................................
284 193.8 min 200 min
2 2
kg/cm (N/mm ) 378(50.9)
- 28 days ........................................................................... 285.6 min *2) 280 min *2) (42,5 - 62,5)
Time of setting (vicat test) :
- Initial ...................................................................................
minutes 118 45 min 45 min 60 min
- Final set .......................................................................
minutes 279 375 max 375 max
Soundness expansion (Le-Chatelier) ………… mm 0.50 10 max
False Set :
- Final penetration ................................................................
% 76.67 50 min*2) 50 min *2)
f/typical/tp semen/tp1.xl
*1) This limit may be specified when the cement is to be used in concrete with agregates that may be
deleteriously reactive (Optional chemical requirement apply only if specifically requested).
Memenuhi :
SNI 15 - 2049 – 2004
ASTM C 150 - 04
BSS 12 - 78/89/91
JIS R 5210 - 1981
I. CHEMICAL COMPOSITION :
Silicon dioxide (SiO2) .....................................................
% 21.20 20.00 min. 20.00 min.
Aluminum oxide (Al203) ................................................
% 5.23 6.00 max. 6.00 max.
Ferric oxide (Fe2O3) .................................................
% 3.69 6.00 max. 6.00 max.
Calcium oxide (CaO) ......................................................
% 64.54
Magnesium oxide (MgO) ..................................................
% 0.90 6.00 max. 6.00 max. 4.00 max.
Sulphur trioxide (SO3) ..........................................................
% 1.55 3.00 max. 3.00 max.
when C3A < 7.0 % 2.50 max.
when C3A > 7.0 % 3.00 max.
Loss on ignition ...........................................................
% 2.73 3.00 max. 3.00 max. 3.00 max.
Insoluble residue .....................................................
% 0.18 0.75 max. 1.50 max. 1.50 max.
Tricalcium aluminate (C3A) .................................................
% 7.61 8.00 max. 8.00 max.
C3S + C3A .................................................................
% 57.72 58.00 max.*3) 58.00 max.*3)
Total alkali content as Na2O equivalent ................................
% 0.36 0.60 max. *1) 0.60 max. *1)
Chlor (Cl) ……………………………………………. % 0.003 0.10 max.
II. PHYSICAL PROPERTIES :
Fineness :
m 2/kg
- Air permeability test with Blaine app. ..........................................................................
335 280 min. 280 min. 275 min.
Durability :
- Expansion in Autoclave .......................................................
% 0.04 0.80 max. 0.8 max.
Compressive strength :
kg/cm 2 (N/mm 2) 198 (19.4)
- 3 days ....................................................................... 102.0 min. 100 min. (8 N/mm 2) min.
kg/cm 2 (N/mm 2) 277 (27,2)
- 7 days ......................................................................... 173.4 min. 175 min. (14 N/mm 2) min.
kg/cm 2 (N/mm 2) 360 (35.3)
- 28 days ..................................................................... 285.6 min. *2) 280 min. *2) (28 N/mm 2) min.
Time of setting (vicat test) :
- Initial ..........................................................................
minutes 110 45 min. 45 min. 60 min.
- Final ..........................................................................
minutes 265 375 max. 375 max. 600 max.
Soundness expansion (Le-Chatelier) ………..mm 0.00 10 max.
Heat of hydration :
- 7 days .........................................................................
cal/gr 67.30 70 max.*2) 70 max.*2) 59.75 max.
- 28 days ....................................................................................
cal/gr 78.24 69.31 max.
False-set :
- Final penetration ........................................................
% 77.15 50 min. *2) 50 min. *2)
f/typical/tp semen/tp2.xl
*1) This limit may be specified when the cement is to be used in concrete with agregates that may be deleteriously reactive.
(Optional chemical requirements apply only if specifically requested).
*2) Optional physical requirements apply only if specifically requested.
*3) This limit applies when moderate heat of hydration is required and tests for heat of hydration are not requested.
(Optional chemical requirements apply only if specifically requested).
Semen yang mempunyai ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.
Semen ini digunakan untuk keperluan konstruksi yang memerlukan persyaratan :
Tahan terhadap sulfat sedang yaitu terhadap air tanah yang mengandung sulfat antara
0,08 - 0,17 % atau yang dinyatakan mengandung SO3+ 125 ppm.
Tahan terhadap panas hydrasi sedang
Kegunaan :
Dermaga, bendungan
Bangunan di tanah berawa, bergambut dan tepi pantai
Soil cement
Misalnya untuk bangunan di pinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, beton
massa dan bendungan.
Memenuhi :
SNI 15 - 2049 - 2004
ASTM C 150 – 04
I. CHEMICAL COMPOSITION :
Magnesium oxide (MgO) ...................................% 0.77 6.00 max. 6.00 max. 4.00 max.
Total alkali content as Na2O equivalent ........................................
% 0.32 0.60 max.*1) 0.60 max.*1)
Sulphur trioxide (SO3) …………………….. % 1.94
when C3A < 8,0 % 3.50 max. 3.50 max.
when C3A > 8,0 % 4.50 max. 4.50 max.
when C3A < 3.5 % 2.50 max
when C3A > 3.5 % 3.50 max
Loss on ignition ..................................................% 1.96 3.00 max. 3.00 max. 3.00 max.
Insoluble residue ................................................% 0.18 0.75 max. 1.50 max. 1.50 max.
Tricalcium aluminate (C3A) ..............................................
% 6.40 15 max.*2) 15 max.*2)
Chlor (Cl) …………………………………….. % 0.003 0.10 max.
II. PHYSICAL PROPERTIES :
Fineness :
m 2/kg
- Air permeability test with Blaine app. ..........................................................................
398 350 min.
Durability :
- Expansion in Autoclave .......................................................
% 0.015 0.8 max. 0.8 max.
Compressive strength :
kg/cm 2
- 1 days ....................................................................... 153 122.4 min. 125 min.
(N/mm 2)
- 2 days ....................................................................... (28) (25) min.
kg/cm 2
- 3 days ....................................................................... 280 244.8 min. 250 min.
2
kg/cm
- 7 days ....................................................................... 352
2 2
kg/cm (N/mm )
- 28 days ..................................................................... 461(63) (52) min.
Time of setting (vicat test) :
- Initial ..........................................................................
minutes 100 45 min. 45 min.
- Final ..........................................................................
minutes 255 375 max. 375 max.
Time of setting (Gillmore test) :
- Initial ..........................................................................
minutes 105 45 min
- Final set ..........................................................................
hours 4.20 10 max
Soundness expansion (Le-Chatelier) ………..mm 0.00 10 max.
False-set :
- Final penetration ........................................................
% 79.71 50 min.*3) 50 min.*3)
f/typical/tp semen/tp3.xl
*) Portland Cement type III also known as : - Rapid Hardening Portland Cement or as
- High Early Strength Portland Cement
*1) This limit may be specified when the cement is to be used in concrete with agregates that may be deleteriously reactive.
(optional chemical requirements apply only if specifically requested).
*2) Optional chemical requirements : - C3A = 8 % max. for moderate sulfate resistance.
- C3A = 5 % max. for high sulfate resistance.
*3) Optional physical requirements
Memenuhi :
SNI 15 - 2049 - 2004
ASTM C 150 - 04
Semen ini digunakan untuk keperluan konstruksi yang memerlukan kekuatan awal yang
tinggi pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi.
Kegunaan :
Pembuatan jalan beton
Landasan lapangan udara
Bangunan tingkat tinggi
Bangunan dalam air yang tidak memerlukan ketahanan thp sulfat.
d. Semen portland tipe IV (Low Heat PC)
Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kalor hidrasi rendah.
e. Semen portland tipe V (High Sulfat Resistant)
I. CHEMICAL COMPOSITION :
0.73
Magnesium oxide (MgO) ..............................................................
% 6.00 max. 6.00 max. 4.00 max.
Sulphur trioxide (SO3) C3A < 8 ...........................................................
% 1.72 2.30 max. 2.30 max. 2.50 max.
Total alkali content as Na2O equivalent ............% 0.33 0.60 max.*1) 0.60 max.*1)
Loss on ignition .......................................................
% 0.99 3.00 max. 3.00 max. 4.00 max.
Insoluble residue .................................................
% 0.18 0.75 max. 1.50 max. 1.50 max.
Tricalcium aluminate (C3A) ................................... % 2.07 5.00 max.*6) 5.00 max.*6) 3.50 max.
C4AF + 2C3A or (C4AF + C2F) * ) ........................ % 18.15 25 max. 25 max. 25 max.
LSF …………………………………………… 0.92 0.66 - 1.02
II. PHYSICAL PROPERTIES :
Fineness :
m 2/kg
- Air permeability test with Blaine app. ........................................ 309 280 min. 280 min.
Durability :
- Expansion in Autoclave .................................................
% 0.035 0.8 max. 0.8 max.
Time of setting (vicat test) :
- Initial ..................................................................
minutes 160 45 min. 45 min.
- Final ......................................................................
minutes 360 375 max. 375 max.
Time of setting (British Standard) :
- Initial ...................................................................................
minutes 160 45 min
- Final set .......................................................................
hours 6.0 10 max
Soundness expansion (Le-Chatelier) …. mm 0.00 10 max
Compressive strength :
kg/cm 2 (N/mm 2) 160 (24.5)
- 3 days ............................................................. 81.6 min. 85 min. 20 min.
kg/cm 2
- 7 days ............................................................. 214 153 min. 160 min.
kg/cm 2 (N/mm 2) 307 (42.6)
- 28 days ................................................................. 214.2 min. 210 min. 39 min.
False-set :
- Final penetration ............................................ % 77.75 50 min.*2) 50 min.*2)
Sulphate expansion :
-14 days ..................................................................
% 0.032 0.040 max. 0.040 max.
f/typical/tp semen/tp5.xl
*1) This limit may be specified when the cement is to be used in concrete with agregates that may be
deleteriously reactive. (Optional chemical requirements apply only if specifically requested).
*2) Optional physical requirements apply only if specifically requested.
*6) Does not apply when the sulfate expansion is specified. It shall be instead of the limits of
C3A and C4AF + 2C3A listed in the requirement of main chemical shall not be apply.
Memenuhi :
SNI 15 - 2049 - 2004
ASTM C 150 - 04
Semen ini cocok dipakai untuk konstruksi bangunan yang memerlukan persyaratan :
Tahan terhadap sulfat tinggi, air tanah yang mengandung sulfat 0,17 - 1,67 % (mengandung
SO3 125 - 250 ppm).
Kegunaan :
Bangunan instalasi pengolahan limbah pabrik
Konstruksi dalam air
Jembatan, terowongan, dermaga
3.4.2 Semen Portland Pozollan (PPC)
Semen Portland Pozolan (PPC) merupakan suatu semen hidrolis yang terdiri dari
campuran yang homogen antara semen Portland dengan pozolan halus, yang diproduksi dengan
menggiling klinker semen portland dan pozzolan bersama-sama, atau mencampur secara
merata bubuk semen portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan antara menggiling dan
mencampur, dimana kadar pozolan 6 % sampai dengan 40 % massa semen portland
pozzolan.Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau senyawanya dan alumina, yang
tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen, akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan
dengan adanya air, senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida
pada suhu kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen.
I. CHEMICAL COMPOSITION :
MgO .....................................................
% 0.68 6.0 max. 6.0 max. 6.0 max. 6.0 max.
SO3 ................................................. % 1.27 4.0 max. 4.0 max. 4.0 max. 4.0 max.
Loss on ignition ...........................................................
% 1.57 5.0 max. 5.0 max. 5.0 max. 5.0 max.
Memenuhi :
SNI 15 - 0302 - 2004
ASTM C 595 – 03 a
Portland Pozzolan Cement (PPC) (1998). Jenis semen ini untuk konstruksi umum dan tahan
terhadap sulfate dan panas hidrasi sedang.
Kegunaan :
Perumahan
Bendungan, dam dan irigasi
Bangunan tepi pantai dan daerah rawa/gambut
Bahan bangunan seperti genteng, hollow brick, polongan, ubin dll.
Macam-macam Pozzolan
b. Waktu pengikatan
Jurusan Teknik Industri FTI UII
35
Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk
BAB IV
PEMBAHASAN
Biro Pengendalian
Proses
5. Realistis
Rencana produksi yang dibuat haruslah sesuai dengan kondisi perusahaan,
sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang realistic untuk dapat dicapai
dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada saat rencana tersebut dibuat.
6. Akurat
Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi-informasi yang
akurat tentang kondisi internal dan eksternal sehingga angka-angka yang
dimunculkan dalam target produksi dapat dipertanggung jawabkan.
7. Menantang
Rencana produksi yang baik harus menetapkan target produksi yang hanya
dapat dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh.
tidak diterima karena akan menimbulkan kerugian biaya yang besar akibat
ketidaksesuaian atau kekacauan jadwal.
i. Planning Time Fence (PTF) adalah periode mendatang dari MPS dimana
dalam periode ini perubahan-perubahan terhadap MPS dievaluasi guna
mencegah ketidaksesuaian atau kekacauan jadwal yang akan menimbulkan
kerugian.
j. Time Periods for Display adalah banyaknya periode waktu yang ditampilkan
dalam format MPS.
k. Saes Plan (Sales Forecast) adalah rencana penjualan atau peramalan penjualan
untuk item yang dijadwalkan itu.
l. Actual Orders merupakan pesanan-pesanan yang diterima dan bersifat pasti.
m. Profected Available Balance (PAB) merupakan informasi proyeksi on-hand
inventory dari waktu ke waktu selama horizon perencanaan MPS.
n. Master Production Schedule (MPS) merupakan jadwal produksi atau
manufacturing yang diantisipasi untuk item tertentu.
o. Planning horizon adalah jangka waktu perencanaan yang digunakan.
4.4.3.6. Jenis Order Dalam MPS
a. Planning Order yaitu order yang rencananya akan di released dan dibuat
setelah mempertimbangkan demand-suplay.
b. Firm Planned Order yaitu order yang direncanakan akan dibuat diperusahaan
tersebut tetapi belum di released (masih perkiraan).
c. Order yaitu pesanan yang telah dibuat dan diperintahkan untuk dibuat atau
dikerjakan.
Produksi
(t) Bulan
(dalam ton)
1 Januari
258,208.80
Jurusan Teknik Industri FTI UII
46
Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk
Produksi
(t) Bulan
(dalam ton)
2 Februari 238,290.99
3 Maret
249,911.07
4 April
260,381.36
5 Mei
266,150.63
6 Juni
217,355.87
7 Juli
283,272.38
8 Agustus
227,111.76
9 September
230,583.48
10 Oktober
242,370.18
11 November
261,225.05
12 Desember
270,234.09
Jumlah
3,005,095.66
250,000.00
200,000.00
150,000.00
100,000.00
50,000.00
2) Hasil peramalan produksi semen di sector finish mill tuban I untuk tahun
2014.
Tabel 4.3 Peramalan produksi semen (Finish Mill) dengan metode Simple
Moving Average
Produksi Peramalan
Bulan Tahun 2013 Tahun 2014
(ton) (ton)
Januari
258,208.80 246,304.91
Februari
238,290.99 252,524.32
Produksi Peramalan
Bulan Tahun 2013 Tahun 2014
(ton) (ton)
Maret
249,911.07 254,065.82
April
260,381.36 255,574.00
Mei
266,150.63 255,405.26
Juni
217,355.87 254,588.57
Juli
283,272.38 246,417.98
Agustus
227,111.76 255,414.26
September
230,583.48 250,854.40
Oktober
242,370.18 244,894.82
November
261,225.05 240,138.73
Desember
270,234.09 248,912.57
Jumlah
3,005,095.66 3,005,095.66
Peramalan Produksi
260,000.00
255,000.00
250,000.00
245,000.00
240,000.00
235,000.00
230,000.00
Produksi Peramalan
Bulan Semen Tahun Produksi Tahun
2013 (ton) 2014 (ton)
Januari
258,208.80 255,574.00
Februari
238,290.99 255,405.26
Maret
249,911.07 254,588.57
April
260,381.36 246,417.98
Mei
266,150.63 255,414.26
Juni
217,355.87 250,854.40
Juli
283,272.38 244,894.82
Agustus
227,111.76 240,138.73
September
230,583.48 248,912.57
Oktober
242,370.18 246,304.91
Jurusan Teknik Industri FTI UII
50
Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk
Produksi Peramalan
Bulan Semen Tahun Produksi Tahun
2013 (ton) 2014 (ton)
November
261,225.05 252,524.32
Desember
270,234.09 254,065.82
Jumlah
3,005,095.66 3,005,095.66
255,000.00
250,000.00
245,000.00
240,000.00
235,000.00
230,000.00
2) Hasil Peramalan Produksi Semen (Finish Mill) Tuban 1 Pada Tahun 2014
Tabel 4.5 Peramalan produksi semen (finish mill) dengan metode
Exponensial Smoothing 0,3
Produksi Peramalan
Bulan Semen Tahun Produksi Tahun
2013 (ton) 2014 (ton)
Januari
258,208.80 258,208.80
Februari
238,290.99 258,208.80
Maret
249,911.07 252,233.46
April
260,381.36 251,536.74
Mei
266,150.63 254,190.13
Juni
217,355.87 257,778.28
Juli
283,272.38 245,651.56
Agustus
227,111.76 256,937.80
September
230,583.48 247,989.99
Oktober
242,370.18 242,768.04
November
261,225.05 242,648.68
Desember
270,234.09 248,221.59
Jumlah
3,005,095.66 3,016,373.86
255,000.00
250,000.00
245,000.00
240,000.00
235,000.00
230,000.00
The Mean Squared Error (MSE) adalah metode lain untuk mengevaluasi
metode peramalan. Masing-masing kesalahan atau sisa dikuadratkan.
Kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah observasi. Pendekatan ini
Jurusan Teknik Industri FTI UII
53
Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk
peramalan tidak dapat dihitung. MPE dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Januari
258,208.80 246,304.91
Februari
238,290.99 252,524.32
Maret
249,911.07 254,065.82
April
260,381.36 255,574.00
Mei
266,150.63 255,405.26
Juli
283,272.38 246,417.98
Agustus
227,111.76 255,414.26
September
230,583.48 250,854.40
Oktober
242,370.18 244,894.82
November
261,225.05 240,138.73
Desember
270,234.09 248,912.57
Jumlah
3,005,095.66 3,005,095.66
Tabel 4.7 Tabel perhitungan Mean Absolute Deviation pada metode SMA
Januari 1 11903.888
258,208.80 246,304.91
Februari 2 13068.609
238,290.99 252,524.32
Maret 3 10097.323
249,911.07 254,065.82
April 4 8774.833
260,381.36 255,574.00
Mei 5 9168.940
266,150.63 255,405.26
Juni 6 13846.233
217,355.87 254,588.57
Juli 7 17133.113
283,272.38 246,417.98
Agustus 8 18529.287
227,111.76 255,414.26
September 9 18722.802
230,583.48 250,854.40
Oktober 10 17102.986
242,370.18 244,894.82
November 11 17465.107
261,225.05 240,138.73
Desember 12 17786.475
270,234.09 248,912.57
| et | /
Bulan Periode et2 et / Yt MAPE MPE MSE
Yt
Juli 7
1358246505 0.13 0.13 6.90% -0.18% 194035214.9
Agustus 8
801031619.5 0.12 (0.12) 7.59% -1.72% 100128952.4
September 9
410910197.6 0.09 (0.09) 7.72% -2.50% 45656688.63
Oktober 10
6373827.327 0.01 (0.01) 7.06% -2.36% 637382.7327
November 11
444632722.5 0.08 0.08 7.15% -1.41% 40421156.59
Desember 12
454607215.1 0.08 0.08 7.21% -0.63% 37883934.59
5
4
3
2
1 UCL
0 LCL
-1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
TS
-2
-3
-4
-5
Gambar 4.4.5 Grafik Tracking Signal pada metode SMA
Produksi Peramalan
Bulan Semen Tahun Produksi Tahun
2013 (ton) 2014 (ton)
Januari
258,208.80 255,574.00
Februari
238,290.99 255,405.26
Maret
249,911.07 254,588.57
Produksi Peramalan
Bulan Semen Tahun Produksi Tahun
2013 (ton) 2014 (ton)
April
260,381.36 246,417.98
Mei
266,150.63 255,414.26
Juni
217,355.87 250,854.40
Juli
283,272.38 244,894.82
Agustus
227,111.76 240,138.73
September
230,583.48 248,912.57
Oktober
242,370.18 246,304.91
November
261,225.05 252,524.32
Desember
270,234.09 254,065.82
Jumlah
3,005,095.66 3,005,095.66
Tabel 4.10 Tabel perhitungan Mean Absolute Deviation pada metode CMA
244,894.82 17286.1
Juli 7 283,272.38
240,138.73 16753.7
Agustus 8 227,111.76
248,912.57 16928.7
September 9 230,583.48
246,304.91 15629.3
Oktober 10 242,370.18
252,524.32 14999.4
November 11 261,225.05
254,065.82 15096.8
Desember 12 270,234.09
Januari 1
6942171.04 0.01 0.01 1.02% 1.02% 6942171.04
Februari 2
292898306 0.07 (0.07) 4.10% -3.08% 146449153
Maret 3
21879006.3 0.02 (0.02) 3.36% -2.68% 7293002.08
April 4
194975869 0.05 0.05 3.86% -0.67% 48743967.3
Mei 5
115269598 0.04 0.04 3.89% 0.27% 23053919.6
Juni 6
1122151512 0.15 (0.15) 5.81% -2.34% 187025252
Juli 7
1472836805 0.14 0.14 6.92% -0.07% 210405258
Agustus 8
169702052 0.06 (0.06) 6.77% -0.78% 21212756.4
September 9
335955540 0.08 (0.08) 6.90% -1.58% 37328393.4
Oktober 10
15482115.9 0.02 (0.02) 6.37% -1.58% 1548211.59
Jurusan Teknik Industri FTI UII
59
Laporan Kerja Praktek PT. Semen Gresik (Persero), Tbk
November 11
75702702.5 0.03 0.03 6.10% -1.13% 6882063.87
Desember 12
261412890 0.06 0.06 6.09% -0.54% 21784407.5
2 LCL
0 UCL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
-2 TS
-4
-6
Gambar 4.4.6 Grafik Tracking Signal pada metode CMA
Produksi Peramalan
Bulan Semen Tahun Produksi Tahun
2013 (ton) 2014 (ton)
Januari
258,208.80 258,208.80
Februari
238,290.99 258,208.80
Maret
249,911.07 252,233.46
April
260,381.36 251,536.74
Mei
266,150.63 254,190.13
Produksi Peramalan
Bulan Semen Tahun Produksi Tahun
2013 (ton) 2014 (ton)
Agustus 256,937.80
227,111.76
September
230,583.48 247,989.99
Oktober
242,370.18 242,768.04
November
261,225.05 242,648.68
Desember
270,234.09 248,221.59
Jumlah
3,005,095.66 3,016,373.86
Januari
1 258,208.80 258,208.80 0
Februari
2 238,290.99 258,208.80 9958.91
Maret
3 249,911.07 252,233.46 7413.4
April
4 260,381.36 251,536.74 7771.2
Mei
5 266,150.63 254,190.13 8609.06
Juni
6 217,355.87 257,778.28 13911.3
Juli
7 283,272.38 245,651.56 17298.4
Agustus
8 227,111.76 256,937.80 18864.3
September
9 230,583.48 247,989.99 18702.3
Oktober
10 242,370.18 242,768.04 16871.9
November
11 261,225.05 242,648.68 17026.8
Desember
12 270,234.09 248,221.59 17442.3
| et | /
Bulan Periode et2 et / Yt MAPE MPE MSE
Yt
Januari
1 0 - - 0.00% 0.00% 0
Februari
2 3.97E+08 0.08 (0.08) 4.18% -4.18% 1.98E+08
Maret
3 5393481 0.01 (0.01) 3.10% -3.10% 1797827
April
4 78227287 0.03 0.03 3.17% -1.47% 19556822
Mei
5 1.43E+08 0.04 0.04 3.44% -0.28% 28610728
Juni
6 1.63E+09 0.19 (0.19) 5.96% -3.33% 2.72E+08
Juli
7 1.42E+09 0.13 0.13 7.01% -0.96% 2.02E+08
Agustus
8 8.9E+08 0.13 (0.13) 7.77% -2.48% 1.11E+08
September
9 3.03E+08 0.08 (0.08) 7.75% -3.04% 33665176
Oktober
10 158290.1 0.00 (0.00) 6.99% -2.76% 15829.01
November
11 3.45E+08 0.07 0.07 7.00% -1.86% 31371048
Desember
12 4.85E+08 0.08 0.08 7.10% -1.03% 40379176
2 LCL
0 UCL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
-2 TS
-4
-6
Simple Moving
17786.47467
Average
Centered
Moving 15096.84967
Average
Exponensial
17442.31922
Smoothing 0,3
Dari table diatas dapat diketahui bahwa nilai dari setiap teknik peramalan
memiliki nilai negative. Hal ni menunjukkan bahwa metode peramalan dapat
dihitung. Yang memiliki nilai negative terbesar yaitu teknik Exponensial
Smoothing.