Tugas Akhir k3
Tugas Akhir k3
OLEH :
NAMA : HIKO DEVIES PAKIDING
NIM : D211 16 324
KELAS : K3 LINGKUNGAN A
Sistem Manajemen K3
Sistem manajemen adalah rangkaian kegiatan yang teratur dan
saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaandengan menggunakan manusia dan sumber daya yang ada
( Sucofindo, 1999).Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau
biasa disebutSMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputistruktur organisasi perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur prosesdan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan pencapaian , pengkajiandan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempatkerja yang aman
(Permenaker No : PER. 05/MEN/1996).Jadi, sistem manajemen K3 merupakan
rangkaian kegiatan yang teraturdan saling berhubungan secara
keseluruhan yang berguna dalam pengendalianresiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja agar dapat menciptakan suasanatempat kerja yang aman.Sistem
manajemen K3 dalam pelaksanaannya juga memiliki pola tahapandalam kosep
dasarnya. Pola tahapan pada konsep dasar
tersebut disebut “Plan-Do-Check-Action”, yang meliputi:
a. Penetapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan
menjamikomitmen terhadap penerapan SMK3. b.
b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan
SMK3.c.
c. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara
efektifdengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung
yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran.d.
d. Mengukur dan memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan
dankesehatan kerja serta melakukan tindakan pencegahan dan perbaikan.
4. Jelaskan kewajiban pengurus, pengusaha dan tenaga kerja berdasarkan
UU No.1 1970 !
Menurut UU No.1 Tahun 1970 Tentang keselamatan kerja.
Kewajiban pengurus atau perusahaan :
pemeriksaan kesehatan sesuai ( Pasal 8 )
Menjelaskan dan menunjukan K3 kepada tk baru +kondisi, cara kerja, APD
( Pasal 9 )
memperkejakan jika yakin pekerja telah memahami K3 ( Pasal 9 )
memberikan pembinaan K3 ( Pasal 9 )
Wajib Memenuhi dan Mentaati Syarat - syarat K3 ( Pasal 9 )
Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja :
sesuai pasal 12 UU No.1 tahun 1970 Kewajiban :
Memberikan Keterangan pada pegawai pengawas
Memakai APD
Memenuhi dan mentaati syarat K3
Hak :
Meminta Pengurus untuk melaksanakan syarat K3
Menyatakan Keberatan, Jika Syarat K3 belum terpenuhi.
Harus kita pahami bahwa jika anda belum memiliki persyaratan K3 maka
perusahaan wajibmenyediakan sesuai pasal 9 UU No.1 tahun 1970
5. Jelaskan Tugas dan Fungsi serta sebutkan landasan hukumnya panitia
pembina keselamatan kerjaa (P2K3)
Dasar hukum pembentukan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) ialah Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja. Disebutkan pada pasal 2 (dua) bahwa tempat kerja dimana
pengusaha/pengurus memperkerjakan 100 (seratus) orang atau lebih, atau
tempat kerja dimana pengusaha/pengurus memperkerjakan kurang dari 100
(seratus) tenaga kerja namun menggunakan bahan, proses dan instalasi yang
memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan
penyinaran radioaktif pengusaha/pengurus wajib membentuk P2K3. Pada
pasal 3 (tiga) disebutkan bahwa unsur keanggotaan P2K3 terdiri dari
pengusaha dan pekerja yang susunannya terdiri dari ketua, sekretaris dan
anggota serta sekretaris P2K3 ialah ahli keselamatan kerja dari perusahaan
yang bersangkutan.
Pengertian P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
menurut Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987 ialah badan pembantu di
tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja
untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif
dalam penerapan K3.
Tugas P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) ialah
memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada
pengusaha mengenai masalah K3 (berdasarkan pasal 4 (empat) Permenaker RI
Nomor PER.04/MEN/1987).
Fungsi P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) antara lain:
1. Menghimpun dan mengolah data mengenai Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di tempat kerja.
2. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja
mengenai :
a. Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan
gangguan K3 termasuk bahaya kebakaran dan peledakan serta cara
menanggulanginya.
b. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas
kerja.
c. Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
d. Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan
pekerjaannya.
3. Membantu Pengusaha/Pengurus dalam :
a. Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.
b. Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
c. Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja
(PAK) serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
d. Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan
kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomi.
e. Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan
makanan di perusahaan.
6. Sebutkan hak dan kewajiban serta jenis kegiatan perusahaan Jasa K3 (PJK3)
Jenis Bidang Jasa Perusahaan Jasa K3
Berdasarkan Peraturan Mentri Ketenagakerjaan No. 4 Tahun 1995
tentang PJK3, jenis-jenis PJK3 meliputi :
1. Jasa konsultan K3
2. Jasa pabrikasi, pemeliharaan, reparasi dan instalasi teknik K3
3. Jasa pemeriksaan dan pengujian teknik
a) Pesawat uap dan bejana tekan
b) Listrik
c) Penyalur petir dan peralatan elektronik
d) Lift
e) Instalai proteksi kebakaran
f) Konstruksi bangunan
g) Pesawat angkat dan angkut dan pesawat tenaga dan priduksi
h) Pengujian merusak (destructive test) dan tidak merusak (non-
destructive test).
4. Jasa pemeriksaan/pengujian dan atau pelayanan kesehatan kerja
5. Jasa audit K3
6. Jasa pembinaan K3
Tugas Perusahaan Jasa K3
Berdasarkan Peraturan Mentri Ketenagakerjaan No. 4 Tahun 1995
tentang PJK3, ahli K3 atau dokter pemeriksa yang bekerja pada PJK3
mempunyai tugas melakukan pemeriksaan dan pengujian teknik atau
pemeriksaan/pengujian dan atau pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan
keputusan penunjukannya.
Hak, Kewajiban, dan Sanksi
a. Hak
PJK3 yang telah ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja c.q. Direktur
Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan berhak:
Melakukan kegiatan sesuai dengan Keputusan Petunjuknya
Menerima imbalan jasa sesuai dengan kontrak diluar biaya
retribusi pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Kewajiban
PJK3 yang telah ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja berkewajiban:
Mentaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku
Mengutamakan pelayanan dalam rangka pelaksanaan pemenuhan
syarat-syarat K3 sesuai dengan Peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Membuat kontrak kerja dengan pemberi kerja yang isinya antara
lain memuat secara jelas hak dan kewajiban
Memelihara dokumen kegiatan untuk sekurang-kurangnya 5 tahun
Melaporkan dan berkonsultasi dengan Kepala kantor Departement
atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja setempat
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan dengan menyerahkan
laporan teknis sesuai dengan ketentuan yang berlaku
c. Sanksi
PJK3 apabila dalam melaksanakan kewajibannya tidak sesuai
dengan ketentuan Peraturan Menteri ini dapat dikenakan sanksi
Pencabutan Keputusan penunjuk sebagai PJK3. PJK3 yang telah
mendapatkan Keputusan Penunjukan dari Menteri Tenaga Kerja c.q.
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan berdasarkan keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
Kep. 1261/Men/ 1998 tetap berlaku sampai berakhirnya Keputusan
Penunjukan yang lama.
7. Sebutkan dan Jelaskan kewenagan ahli K3 Umum
WEWENANG AHLI K3 :
Memasuki tempat kerja sesuai dengan penunjukan.
Meminta keterangan dan atau informasi mengenai pelaksanaan syarat-
syarat K3 di tempat kerja sesuai sengan penunjukan.
Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi dan
memberikan persyaratan serta pembinaan K3 yang meliputi :
o Keadaan dan fasilitas tenaga kerja
o Keadaan mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta peralatan
lainnya
o Penanganan bahan-bahan
o Proses produksi
o Sifat pekerjaan
o Cara kerja
o Lingkungan kerja
Ruang P3K merupakan ruangan yang disediakan dan dirancang khusus oleh
perusahaan untuk penanganan pertama tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan maupun tempat merawat pekerja yang sedang sakit saat bekerja.
Perusahaan yang mempekerjakan 100 orang atau lebih dan perusahaan yang
mempekerjakan kurang dari 100 orang namun memiliki potensi bahaya
tinggi WAJIB memiliki ruang P3K.
Lokasi yang ideal untuk ruang P3K adalah ruangan yang dekat dengan
toilet/kamar mandi, dekat jalan keluar, mudah dijangkau dari area kerja, dan
dekat dengan tempat parkir kendaraan.
Syarat utama ruang P3K adalah bersih/steril dan memiliki luas yang cukup
untuk menampung tempat tidur, lemari/kotak obat P3K, timbangan badan,
tempat menyimpan tandu dan kursi roda, tempat sampah, air minum,
penyejuk ruangan, meja dan kursi. Selain itu, ruang P3K yang baik juga
terdapat petugas kesehatan yang telah terlatih P3K.
2. Lemari atau Kotak P3K dan isinya
Lemari atau kotak P3K adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan
berbagai peralatan dan obat pertolongan pertama pada kecelakaan. Selain
dipasang di ruang P3K, kotak ini biasanya juga dipasang di beberapa tempat
yang mudah dilihat dan dijangkau oleh pekerja.
Kotak P3K yang baik harus kuat dan mudah diangkat/dipindah. Biasanya
kotak ini terbuat dari bahan kayu atau logam, berwarna putih, diberi
lambang palang merah dan tulisan “P3K” atau “First Aid” dibagian kaca
pintu kotak K3 sebagai penanda.
Kotak P3K memiliki ukuran yang beragam, penggunaannyapun juga
tergantung kebutuhan. Semakin besar jumlah tenaga kerja yang ada di
perusahaan maka akan semakin besar pula kotak obat yang dibutuhkan.
Bahkan bagi perusahaan dengan karyawan yang banyak, kotak P3K bisa
dibuat lebih banyak dan ditempatkan di berbagai tempat yang rawan terjadi
kecelakaan.
3.Petugas P3K
Petugas P3K yang mimiliki pengetahuan dan keterampilan penanganan
korban kecelakaan kerja sangat dibutuhkan di perusahaan. Petugas yang
cekatan dan mampu mengatasi berbagai situasi kecelakaan kerja, akan dapat
mengurangi resiko akibat kecelakaan.
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor : Per.15/Men/VIII/2008 Tentang
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja; Idealnya rasio jumlah petugas
P3K untuk perusahaan yang memiliki resiko rendah terhadap kecelakaan,
setidaknya memiliki satu petugas P3K untuk menangani 150 tenaga kerja.
Sedangkan untuk perusahaan yang memiliki resiko kecelakaan kerja yang
tinggi, setidaknya memiliki satu petugas untuk setiap 100 orang atau kurang.
15. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi kebakaran dan media pemadam api !
Kelas Kebakaran Yang Ada Di Indonesia. Menurut menteri tenaga kerja dan
transmigrasi tertera jelas telah mengeluarkan peraturan nomor 04/MEN/1980
yang menjelaskan mengenai kelas kebakaran yang ada di Indonesia, dalam
surat tersebut menerangkan terdapat 4 kategori kelas kebakaran, yaitu:
Kelas Kebakaran Yang Ada Di Indonesia
1.Kelas kebakaran A:
kelas kebakaran ini adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda yang
padat terkecuali logam.
Contohnya: Kayu, kertas, kain, plastic dll
Tabung pemadam api yang cocok untuk kelas kebakaran ini adalah tabung
pemadam api dengan media Dry chemical powder, tabung pemadam api
media Foam, tabung pemadam api media Gas Av 141b.
2.Kelas kebakaran B:
kelas kebakaran ini adalah kebakaran yang disebabkan oleh bahan bakar cair
yang mudah terbakar
Contohnya: Bensin (premium), solar, kerosene, minyak goring, dll
Tabung pemadam api yang cocok untuk kelas kebakaran ini adalah tabung
pemadam api dengan media Dry chemical powder, tabung pemadam api
media foam, tabung pemadam api media Carbon dioxide (CO2), tabung
pemadam api media Gas Av 141b.
3.Kelas kebakaran C:
kelas kebakaran ini adalah kebakaran yang disebabkan oleh korsleting
instalasi listrik, Gas dan kimia
Contohnya: benda elektronik dan benda-benda lain yang menggunakan
listrik serta kimia
Tabung pemadam api yang cocok untuk kelas kebakaran ini adalah tabung
pemadam api dengan media Dry chemical powder, tabung pemadam api
media Carbon dioxide (CO2), tabung pemadam api media Gas Av 141b.
4.Kelas kebakaran D:
kelas kebakaran ini adalah kebakaran yang disebabkan oleh benda padat
logam
Contohnya: Alumunium, natrium, magnesium, kalium, dll
Tabung pemadam api yang cocok untuk kelas kebakaran ini adalah tabung
pemadam api dengan media Dry chemical powder khusus.