Anda di halaman 1dari 12

ILMUWAN MUSLIM TERBESAR DAN

TERHEBAT SEPANJANG SEJARAH

Al-Qur’an mengajak manusia untuk menyelidiki, mengungkap keajaiban dan kegaiban,


serta berusaha memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah ruah untuk
kesejahteraan umat manusia. Manusia diberi potensi oleh Allah Swt. berupa akal. Akal
ini harus terus diasah, dengan cara belajar dan berkarya. Dengan belajar, manusia bisa
mendapatkan ilmu dan wawasan yang baru. Dengan belajar pula ilmu pengetahuan
yang di peroleh dapat digunakan untuk mengetahui apa yang ada di bumi dan di luar
bumi (luar angkasa).

Untuk mengetahui apa yang ada di bumi dan untuk mengetahui apa yang ada di luar
bumi (luar angkasa), harus dengan kekuatan seperti dalam firman Allah dalam surat Ar-
Rahman ayat 33

yang artinya ““Wahai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah! Kamu tidak akan mampu
menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah Swt.)”.

Manusia diberi potensi oleh Allah Swt. berupa akal. Akal ini harus terus diasah,
diberdayakan dengan cara belajar dan berkarya. Dengan belajar, manusia bisa
mendapatkan ilmu dan wawasan yang baru. Dengan ilmu, manusia dapat berkarya
untuk kehidupan yang lebih baik.
Nabi Muhammad saw. bersabda:

Dari Anas ibn Malik r.a. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Menuntut ilmu itu adalah
kewajiban bagi setiap orang Islam”. (H.R. Ibn Majah)

Selain itu orang yang beriman dan dan berilmu juga akan diangkat derajatnya oleh
ALLAH SWT, seperti dalam surat Al-Mujadalah ayat 11:

Yang artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah. Niscaya Allah Swt. akan
memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, berdirilah kamu, maka berdirilah.
Niscaya Allah Swt. akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Swt. Mahateliti apa yang
kamu kerjakan.”
Orang yang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan luas akan dihormati oleh orang
lain, diberi kepercayaan untuk mengendalikan atau mengelola apa saja yang terjadi
dalam kehidupan ini. Ini artinya tingkatan orang yang beriman dan berilmu lebih tinggi di
banding orang yang tidak berilmu.

Akan tetapi perlu diingat bahwa orang yang beriman, tetapi tidak berilmu, dia akan
lemah. Oleh karena itu, keimanan seseorang yang tidak didasari atas ilmu pengetahuan
tidak akan kuat. Begitu juga sebaliknya, orang yang berilmu, tetapi tidak beriman, ia
akan tersesat. Karena ilmu yang dimiliki bisa jadi tidak untuk kebaikan sesama.

Artinya : ”Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan


mengajarkannya”. (HR. Bukhari)

Oleh karena Islam mengajarkan pentingnya menuntut ilmu dalam kehidupan manusia
maka banyak sekali ilmuwan-ilmuwan muslim hebat sepanjang sejarah manusia.
Berikut beberapa ilmuwan dan penemu muslim dengan penemuan luar biasa mereka:

1. AL-Khawarizmi/ Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi (Iran, 780 – 850)

Bidang: matematika (Algebra / Algoritma / Aritmatika / Aljabar), astronomi dan geografi.

Penemuan: angka nol, al-jabar

Al-Khawarismi merupakan seorang pakar dalam bidang matematik, astronomi dan geografi dari
Iran. Al-Khawarizmi juga dikenali sebagai bapa Algebra. Orang Eropa menyebutnya dengan Al-
Gorisma. Nama itu kemudian dipakai orang-orang barat dalam arti kata Aritmatika atau ilmu
hitung. Karena dia adalah seorang muslim yang pertama-tama dan ternama dalam ilmu
Matematika dan ilmu hitung.

Bukunya yang terkenal berjudul Al-jabar Wal Muqobalah, kemudian buku tersebut disalin oleh
orang-orang barat dan sampai sekarang ilmu itu kita kenal dengan nama Al-Jabar.
2. Ibnu Sina / Avicenna (986-1037)

Bidang: kedokteran, pengobatan (medicine), fisika, geologi, mineralogi, matematika, astronomi,


filsafat, ilmuwan ensiklopedi, psikologi, penulis kaidah kedokteran modern (dipakai sebagai
referensi ilmu kedokteran barat), menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit
TBC, diabetes dan penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran.

Kitab Qanun Fit Tiib Ibnu Sina

Atau dikenal dengan nama Avicenna, hidup antara tahun 986-1037 M. Ia adalah seorang
ilmuwan muslim dan Filosof besar pada waktu itu, hingga kepadanya diberikan julukan Syeh Al-
Rais.

Keistimewaannya antara lain pada masa umur 10 tahun sudah hafal Al-Qur`an, kemudian pada
usia 18 tahun sudah mampu menguasai semua ilmu yang ada pada waktu itu. Bidang
keahliannya adalah ilmu Kedokteran, ilmu Fisika, Geologi, Mineralogi. Juga dibidang Medicine,
Philosophy, Mathematics, Astronomy.
3. Ibnu Haitham / Alhazen (Basra, 965 – Kairo 1039)

Bidang: optik

Penemuan: Konsep kamera

Dikenal dalam kalangan cerdik pandai di Barat, dengan nama Alhazen, adalah seorang ilmuwan
Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia
banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya dan yang berkaitan dengannya.

Riset kamera Ibn al-haytam ( Ibn al-Haytham)

Ia telah memberikan ilham kepada ahli sains dari dunia barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler
dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. Bidang lain: Physics, Optics, Mathematics.
4. Al-Jazari / Ibnu Ismail Al Jazari

Bidang: robotika, mekanika, fluida

Penemuan/Karya: Jam Gajah

Ilmuwan Muslim Penemu Konsep Robotika Modern. Al Jazari mengembangkan prinsip hidrolik
untuk menggerakkan mesin yang kemudian hari dikenal sebagai mesin robot. Ia dipanggil Al-
Jazari karena lahir di Al-Jazira, sebuah wilayah yang terletak di antara Tigris dan Efrat, Irak.
Seperti ayahnya ia mengabdi pada raja-raja Urtuq atau Artuqid di Diyar Bakir dari 1174 sampai
1200 sebagai ahli teknik.

”Tak mungkin mengabaikan hasil karya Al-Jazari yang begitu penting. Dalam bukunya, ia begitu
detail memaparkan instruksi untuk mendesain, merakit, dan membuat sebuah mesin” (Donald
Hill).

Kalimat di atas merupakan komentar Donald Hill, seorang ahli teknik asal Inggris yang tertarik
dengan sejarah teknologi, atas buku karya ahli teknik Muslim yang ternama, Al-Jazar. Al Jazari
merupakan seorang tokoh besar di bidang mekanik dan industri. Lahir di Al Jazira, yang terletak
diantara sisi utara Irak dan timur laut Syiria, tepatnya antara Sungai tigris dan Efrat. Al-Jazari
merupakan ahli teknik yang luar biasa pada masanya.
5. Abu Qasim Al Zahrawi / ALBUCASIS

Bidang: medis, kedokteran, ahli tulang, ahli bedah.

Penemuan/Karya: benang Cut gut, alat bedah

Sang Penemu Gips Era Islam. Abu Al Zahrawi merupakan seorang dokter, ahli bedah, maupun
ilmuan yang berasal dari Andalusia. Dia merupakan penemu asli dari teknik pengobatan patah
tulang dengan menggunakan gips sebagaimana yang dilakukan pada era modern ini. Sebagai
seorang dokter era kekalifahan, dia sangat berjasa dalam mewariskan ilmu kedokteran yang
penting bagi era modern ini.

Al Zahrawi lahir pada tahun 936 di kota Al Zahra yaitu sebuah kota yang terletak di dekat
Kordoba di Andalusia yang sekarang dikenal dengan negara modern Spanyol di Eropa. Dalam
buku Historigrafi Islam Kontemporer, seorang penulis dari perpustakaan Viliyuddin Istanbul
Turki menyatakan Al Zahrawi hidup bagaikan seorang sufi. Kebanyakan dia melakukan
pengobatan kepada para pasiennya secara cuma-cuma. Dia sering kali tidak meminta bayaran
kepada para pasiennya. Sebab dia menganggap melakukan pengobatan kepada para pasiennya
merupakan bagian dari amal atau sedekah. Dia merupakan orang yang begitu pemurah serta baik
budi pekertinya.

Salah satu sumbangan pemikiran Al Zahrawi yang begitu besar bagi kemajuan perkembangan
ilmu kedokteran modern adalah penggunaan gips bagi penderita patah tulang maupun geser
tulang agar tulang yang patah bisa tersambung kembali. Sedangkan tulang yang geser, bisa
kembali ke tempatnya semula. Tulang yang patah tersebut digips atau dibalut semacam semen.

Salah satu karya fenomenal Al Zahrawi merupakan Kitab Al-Tasrif. Kitab tersebut berisi
penyiapan aneka obat-obatan yang diperlukan untuk penyembuhan setelah dilakukannya proses
operasi. Dalam penyiapan obat-obatan itu, dia mengenalkan tehnik sublimasi.

Al Zahrawi menjadi pakar kedokteran yang termasyhur pada zamannya. Bahkan hingga lima
abad setelah dia meninggal, bukunya tetap menjadi buku wajib bagi para dokter di berbagai
belahan dunia. Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan kedokterannya masuk dalam kurikulum jurusan
kedokteran di seluruh Eropa.
6. Ar-Razi (Tehran, 864-930)

Bidang: demam, penyakit cacar, alergi asma, dan ilmuwan pertama yang menulis tentang alergi
dan imunologi.

Atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang
hidup antara tahun 864 – 930. Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serba bisa dan dianggap
sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam.

Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razi sejak
muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia
berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk
memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari
di Baghdad. Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang
pertama yang membuat penjelasan seputar penyakit cacar.

Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit “alergi asma”, dan ilmuwan
pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan
timbulnya penyakit Rhintis setelah mencium bunga mawar pada musim panas.

Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai mekanisme tubuh
untuk melindungi diri. Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan
seperti tabung, spatula dan mortar. Ar-Razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari
merkuri.
7. Abu Musa Jabir bin Hayyan / Gebert (721-815)

Meneliti: penemu ilmu kimia

Orang-orang Eropa menamakannya Gebert, ia hidup antara tahun 721-815 M. Dia adalah
seorang tokoh Islam yang mempelajari dan mengembangkan dunia Islam yang pertama. Ilmu
tersebut kemudian berkembang dan kita mengenal sebagai ilmu kimia. Bidang keahliannya,
(dimana dia mengadakan peneltian) adalah bidang : Logika, Filosofi, Kedokteran, Fisika,
Mekanika, dan sebagainya.

8. Al-Kindi/Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-Kindi / Al Kindus

Bidang: Filosofi, Matematika, Logika, Musik, Ilmu Kedokteran, ensiklopedi, pengarang 270
buku, ahli matematika, fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan
Yunani kuno,

Dalam dunia barat dia dikenal dengan nama Al-Kindus. Memang sudah menjadi semacam adat
kebiasaan orang barat pada masa lalu dengan melatinkan nama-nama orang terkemuka, sehingga
kadang-kadang orang tidak mengetahui apakah orang tersebut muslim atau bukan. Tetapi para
sejarawan kita sendiri maupun barat mengetahui dari buku-buku yang ditinggalkan bahwa
mereka adalah orang Islam, karena karya orisinil mereka dapat diketahui dalam bentuk tulisan
ilmiah mereka sendiri.

Al Khindi ahli adalah ilmuwan ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli matematika, fisika, musik,
kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani kuno. Al-Kindi adalah seorang
filosof muslim dan ilmuwan sedang bidang disiplin ilmunya adalah: Filosofi, Matematika,
Logika, Musik, Ilmu Kedokteran.
9. Abu Raihan Al-Biruni ( Persia, 973 – 1048)

Meneliti: matematika, astronomi (determined Earth’s circumference), fisika, ensiklopedia,


filsafat, sejarah, obat-obatan, farmasi.

Merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf,


pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang
matematika, filsafat, obat-obatan.

Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau
Aral di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar
matematika dan pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur.

Abu Raihan Al-Biruni merupakan teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn
Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di universitas
dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas Ma’mun Khawarazmshah. Dia lahir 15
September 973 dan meninggal 13 Desember 1048. Bidang lain: Astronomy, Mathematics,
determined Earth’s circumference.
10. Piri Reis

Meneliti: geografi, peta dunia.

Pencipta peta dunia terlengkap dibuat pada tahun 1513. Para ahli satelit sendiri pun merasa
terkejut dengan model pemetaan yang dibuat oleh tokoh Muslimin ini.

Peta yang dibuat diatas sepotong kulit rusa berukuran 90×65 centimeter itu benar-benar
digambarkan lengkap dan cukup detail.

Bahkan hasil perbandingan dengan pemotretan dari angkasa yang dilakukan menggunakan satelit
saat ini, memiliki bentuk yang sangat mirip.

Mulanya para sejarawan tidak percaya akan bukti keberadaan peta tersebut. Di peta yang terlihat
jelas hanyalah kawasan Laut Timur Tengah. Sementara kawasan lainnya seperti benua Afrika
dan Amerika sama sekali tergambar sangat berbeda.

Barulah setelah gambar hasil pemotretan dari satelit pada zaman modern ini dipadukan dengan
peta kuno karya muslimin bangsa Turki tersebut, ternyata sangat nyata kebenarannya bahwa
gambar yang ditorehkan dalam kulit itu memang sangat detail dan terperinci!.

Anda mungkin juga menyukai