Anda di halaman 1dari 2

Fisiologi proses pembentukan sperma (Spermatogenesis)

Spermatogenesis berawal dari sel spermatogonia yang terdapat pada dinding tubulus
seminiferus. Setiap spermatogonia yang mengandung 23 pasang kromosom, mengalami
pembelahan mitosis menghasilkan spermatosit primer yang juga mengandung 23 pasang
kromosom. Spermatosit primer ini kemudian mengalami pembelahan meiosis pertama
menghasilkan 2 spermatosit sekunder yang haploid. Kemudian tiap spermatosit sekunder
membelah lagi secara meiosis (meiosis kedua) menghasilkan 2 spermatid yang juga haploid.
Spermatid kemudian berdiferensiasi menjadi sperma yang telah masak. Sperma ini bersifat
haploid. Perhatikan Gambar 10.3.

Sperma yang telah masak mempunyai sifat motil, karena sperma dilengkapi mikrotubulus.
Sperma yang matang ini mempunyai tiga bagian, yaitu bagian kepala, bagian tengah (mid
piece), dan bagian ekor. Perhatikan Gambar 10.4 dan 10.5.

1) Bagian kepala mengandung inti sel (nukleus) yang haploid dan bagian ujungnya
mengandung akrosom yang dibentuk oleh aparatus golgi yang berisi enzim hialuronidase dan
proteinase yang berperan membantu menembus lapisan yang melindungi sel telur.
2) Bagian tengah mengandung mitokondria yang berperan dalam pembentukan energi yang
digunakan untuk pergerakan ekor sperma.

3) Bagian ekor (flagelum), memiliki 3 komponen utama


(1) Kerangka pusat yang dibentuk dari 11 mikrotubulus (aksonema)
(2) Membran sel tipis yang menutupi aksonema
(3) Sekelompok mitokondria yang mengelilingi aksonema di bagian proksimal ekor
(badan ekor)
Bagian ekor ini berfungsi sebagai alat gerak sperma agar dapat mencapai ovum.

Anda mungkin juga menyukai