Gambar 1. Berbagai tahap awal pembentukan embrio manusia. Dimulai dari tahap
fertilisasi oosit sekunder oleh spermatozoa yang menghasilkan zigot (2n).
Proliferasi sel zigot yang terus menerus akan menghasilkan bola sel yang
berbentuk seperti buah Mulberry,yang disebut dengan morula. Morula terus
berkembang menjadi blastosis, yang akan terbagi menjadi 2 lapis germinal
(Bilaminar germ disc), lalu tiga lapis germinal (Trilaminar germ disc).
Embriogenesis adalah sebuah proses perkembangan bakal individu yang dimulai dengan
proses bersatunya gamet pria dan wanita, yaitu spermatozoa dan oosit sekunder. Proses yang
disebut dengan fertilisasi ini terjadi di tuba Falopii. Setelah oosit seunder dibuahi oleh
spermatozoa, maka terbentuklah 1 sel yang menjadi cikal bakal individu yang disebut dengan
zigot. Setelah zigot terbentuk, proses pembelahan sel (Mitosis) akan terus menerus terjadi
untuk mencapai 2 tujuan, yaitu meningkatkan jumlah sel yang akan dibutuhkan untuk
menyusun tubuh individu yang akan dibentuk, serta membentuk berbagai sel yang
membentuk komponen embrionik tertentu yang akan menjamin terselenggaranya proses
pembentukan embrio yang normal. Proses perkembangan embrio yang normal ini dapat
dibagi menjadi beberapa tahapan, termasuk tahap perkembangan sistem saraf serta berbagai
struktur yang terkait dengannya.
Neurulasi
Mengingat pada tahap ini cikal bakal sistem saraf berada di luar dari tubuh, maka proses
embryogenesis selanjutnya harus mencakup internalisasi sel-sel cikal bakal sistem saraf ini.
Proses internalisasi ini disebut dengan Neurulasi (Neurulation). Proses neurulasi ini
mencakup perubahan bentuk sel serta peningkatan aktivitas proliferasi sel, terutama pada
bagian tepi lateral dari neural plate. Sebagai akibatnya, neural plate akan melipat ke arah
longitudinal dan membentuk neural groove, di mana kedua dindingnya dibentuk oleh lipatan
neural (Neural folds).
Proliferasi dan diferensiasi sel yang terus terjadi mengakibatkan neural folds pada kedua sisi
untuk mendekati satu sama lain dan menyatu pada garis tengah, dan membentuk neural tube
(Gambar 2). Proses penyatuan neural folds ini bermula dari daerah midservikal dan terus
terjadi ke arah anterior (Rostral) dan posterior (Kaudal), hingga akhirnya selesai pada akhir
dari minggu ke-4 masa gestasi. Area akhir dari neural tube yang menutup disebut dengan
neuropor anterior dan posterior. Sel-sel dari neural tube yang berada tepat di atas notokord
pun berdiferensiasi dan membentuk lantai lempeng (Floor plate). Sel-sel inilah yang
menginduksi proses diferensiasi neuroblas menjadi motor neuron dan mengakibatkan
terbentuknya polaritas dari neural tube.
Fusi antara tepi-tepi lateral kanan dan kiri dari sistem saraf pusat terbentuk dari penyatuan
sel-sel ectoderm yang ujung-ujungnya mendekati satu sama lain saat proses pembentukan
neural tube. Proses penyatuan yang simultan mengakibatkan separasi dari neural tube dari
ectoderm yang melapisinya, dan mengakibatkan proses internalisasi sistem saraf pun
terwujud. Fusi yang tidak lengkap berujung pada terjadinya kelainan congenital yang umum
dikenal dengan istilah spina bifida (Gambar 3).
Gambar 3. Spina bifida, kelainan congenital yang diakibatkan oleh tidak lengkapnya proses
fusi dari neural plate.
Sistem saraf, termasuk panca indera, berasal dari tiga sumber, yaitu neural tube (SSP, motor
neuron somatic dan preganglionik neuron autonom), krista neuralis dan ectodermal placodes
(lensa mata, telinga bagian dalam, kelenjar hipofisis dan ganglion sensoris somatis dari saraf-
saraf kranial).
Perkembangan Otak
Pada awal perkembangannya, otak primer terbagi menjadi 3 bagian, yaitu prosencephalon,
mesencephalon dan rhombencephalon. Berdasarkan lipatan yang membentuknya, otak juga
memiliki 3 bagian, yaitu cephalic, pontine dan cervical.
Tabel 2. Struktur otak primer dan struktur otak dewasa yang akan dibentuknya.
Prosencephalon
Prosencephalon adalah forebrain yang terbagi menjadi 2 regio, yaitu diencephalon dan
prosencephalon sendiri.
Diencephalon
Ketiga bagian dari diencephalon, yaitu epithalamus, thalamus dan hypothalamus, membentuk
ketiga lekukan pada dinding ventrikel ke-3. Nukleus habenular dan corpus pinealis
membentuk epithalamus. Bagian terbesar dari diencephalon, yaitu thalamus, terpisah dari
bagian yang menjadi dasarnya, yaitu hypothalamus, dengan adanya sulkus hypothalamus.
Asosiasi fungsional yang dekat antara thalamus dan hemisfer serebri berguna dalam menjaga
keseimbangan perkembangan dari kedua struktur ini. Mengingat nucleus dalam thalamus
(Corpus geniculatum medial, lateral, anterior dan nucleus ventral thalami) terus bertambah
besar, maka struktur ini menonjol dan mendesak ventrikel ke-3, mengakibatkan mengecilnya
ukuran ventrikel ke-3. Seringkali, nucleus thalamic kanan dan kiri menyatu pada ventrikel ke-
3 dan membentuk massa intermedia. Nukleus dalam hypothalamus terbentuk di bagian
ventral terhadap hypothalamus sulcus. Nukleus ini berfungsi untuk menyelenggarakan
monitoring dan mengontrol berbagai fungsi endokrin dan autonomik. Selain itu, evaginasi
kea rah ventral dari hypothalamus membentuk median eminence dan infundibulum.
Dengan perkembangan diencephalon, atap dari ventrikel ke-3 menjadi sangat tipis, sehingga
hanya disusun oleh sel ependim dan vaskularisasi piamater. Vaskularisasi ini
menginvaginasi ventrikel ke-3, dan membentuk choroid plexus yang menghasilkan cairan
serebrospinal pada ventrikel otak. Bersamaan dengan perkembangan choroid plexus, tiga
tonjolan menjadi semakin jelas pada dasar dari ventrikel ke-3 dan membentuk mammillary
bodies, infundibulum dan optic chiasma.
Kelenjar Hipofisis
Infundibulum dari diencephalon adalah hasil dari evaginasi ke arah inferior pada dasar dari
ventrikel ketiga. Dengan semakin berkembangnya infundibulum ke arah bawah, struktur ini
akan bertemu dengan divertikulum ektodermal dari rongga mulut, yang disebut dengan
kantung Rathke (Rathke’s pouch). Kedua struktur ini kemudian bersatu dan membentuk
kelenjar hipofisis.
Neurohipofisis (Median eminence, stalk dan pars nervosa) berkembang dari infundibulum,
sedangkan adenohipofisis berasal dari kantung Rathke. Celah colloid-filled yang kecil
seringkali bertahan dalam lumen kantung Rathke pada pars intermedia.
Gambar 4. Perkembangan kelenjar hipofisis. (A) Potongan sagital dari embrio berusia 5
minggu menampilkan dasar dar diencephalon dengan permilaan infundibulum
dan atap dari stomadeum. Pada minggu ke-7, kantung Rathke bersentuhan degan
infundibulum. (B) Pada usia 9 minggu, kantung Rathke tidak lagi bersentuhan
dengan stomadeum. (C) Pada usia sekitar 10 minggu, sel dari kantung rathke
terus berproliferasi membentuk adenohipofisis. (D) Kelenjar hipofisis berasal dari
infundibulum.
Perkembangan Mata
Pada minggu ke-3 masa gestasi, dinding ventrolateral pada setiap sisi dari diencephalon akan
membentuk optic vesicle. Struktur ini akan terus tumbuh ke arah lateral, hingga mencapai
lamina basalis dari lapisan ectoderm kepala dan menginduksi terbentuknya placode lensa,
yang merupakan precursor dari lensa mata. Optic vesicle akan menginvaginasi untuk
membentuk struktur 2 lapis yang disebut dengan optic cup, yang merupakan cikal bakal saraf
dan lapisan berpigmen dari retina. Hubungan antara optic cup dengan otak yang berkembang
dikenal dengan