Anda di halaman 1dari 9

REFERAT ANATOMI FISIOLOGI DAN BASIC SCIENCE

Senin, 20 Mei 2019


Penyaji : dr. Danny Halim
Pembimbing : dr. Beny Atmaja W, Sp.BS(K)
: dr. Roland Sidabutar, Sp.BS(K), M.Kes
: dr. Bilzardy F.Z., Sp.BS(K), M.Kes
: dr. Ahmad Faried, PhD, Sp.BS(K)
Sumber : ATextbook of Neuroanatomy, Maria A Patestes, Leslie P. Gartner

Perkembangan Sistem Saraf (Development of the Nervous System)

Gambar 1. Berbagai tahap awal pembentukan embrio manusia. Dimulai dari tahap
fertilisasi oosit sekunder oleh spermatozoa yang menghasilkan zigot (2n).
Proliferasi sel zigot yang terus menerus akan menghasilkan bola sel yang
berbentuk seperti buah Mulberry,yang disebut dengan morula. Morula terus
berkembang menjadi blastosis, yang akan terbagi menjadi 2 lapis germinal
(Bilaminar germ disc), lalu tiga lapis germinal (Trilaminar germ disc).

Embriogenesis adalah sebuah proses perkembangan bakal individu yang dimulai dengan
proses bersatunya gamet pria dan wanita, yaitu spermatozoa dan oosit sekunder. Proses yang
disebut dengan fertilisasi ini terjadi di tuba Falopii. Setelah oosit seunder dibuahi oleh
spermatozoa, maka terbentuklah 1 sel yang menjadi cikal bakal individu yang disebut dengan
zigot. Setelah zigot terbentuk, proses pembelahan sel (Mitosis) akan terus menerus terjadi
untuk mencapai 2 tujuan, yaitu meningkatkan jumlah sel yang akan dibutuhkan untuk
menyusun tubuh individu yang akan dibentuk, serta membentuk berbagai sel yang
membentuk komponen embrionik tertentu yang akan menjamin terselenggaranya proses
pembentukan embrio yang normal. Proses perkembangan embrio yang normal ini dapat
dibagi menjadi beberapa tahapan, termasuk tahap perkembangan sistem saraf serta berbagai
struktur yang terkait dengannya.

Tahap Perkembangan Awal (Early Development)


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, setelah zigot terbentuk, sel ini akan terus
mengalami pembelahan sel yang secara spesifik disebut dengan cleavage, karena sel-sel yang
dihasilkan dari proses pembelahan sel zigot ini akan memiliki ukuran yang lebih kecil dari
zigot sendiri. Kelompok sel yang berukuran lebih kecil ini terlihat seperti buah mulberry,
sehingga dalam dunia kedokteran disebut dengan istilah morula. Sel-sel yang menyusun
morula ini akan mensekresikan cairan viscous yang menyebabkan terciptanya rongga di
tengah-tengah kumpulan sel, dan membentuk blastosis (Gambar 1). Meskipun sebagian besar
sel dari blastosis terletak di pinggir, sejumlah sel terletak dalam rongga dalam blastosis,
tepatnya pada salah satu kutub dari bola berongga yang menjadi gambaran dari struktur
blastosis sendiri. Sel-sel yang terletak dalam blastosis inilah yang seringkali dikenal dengan
istilah inner cell mass atau embrioblas, sedangkan sel-sel yang terletak di pinggir dan
membentuk dinding blastosis disebut dengan trofoblas. Embrioblas akan berkembang
menjadi embrio, sedangkan trofoblas akan membentuk plasenta.

Pembentukan Lempeng Germinal Bilaminar (Bilaminar Germ Disc)


Setelah blastosis terbentuk, embrioblas membentuk 2 lapisan yang dikenal dengan istilah
epiblas dan hipoblas. Karena 2 lapisan yang berbeda inilah, maka embrio menjadi dikenal
dengan istilah lempeng germinal bilaminar (Bilaminar Germ Disc). Berdasarkan posisinya,
epiblas terletak lebih dekat dengan trofoblas dibandingkan dengan hipoblas. Proses
terbentuknya 2 lapis embrioblas ini terjadi pada hari ke-7 s.d. hari ke-8. Saat mencapai
kavitas uterus, blastosis pun menanamkan diri dalam dinding uterus untuk berkembang
menjadi janin. Proses masuknya blastosis ke dinding rahim ini disebut dengan implantasi.
Implantasi dimulai pada akhir hari ke-6 atau awal hari ke-7, dan berakhir pada hari ke-11.
Selama proses implantasi berlangsung, sejumlah sel dari epiblas membentuk lapisan
membrane yang menyelimuti sel-sel epiblas lainnya. Lapisan membran yang terbentuk dari
epiblas inilah yang akhirnya disebut dengan amnioblasts, yang merupakan cikal bakal dari
membran amnion yang menjadi dinding dari kantung amnion.
Gambar 2. (A) Notokord menginduksi perubahan sel-sel ektodermal menjadi neural plate.
(B dan C) Seiring dengan terus berlangsungnya embriogenesis, tahap neurulasi
pun terjadi, dan proses pembentukan sistem saraf pada bagian dalam dari
embrio (Internalisasi) juga dapat berlangsung, dengan terbentuknya neural
groove, lalu neural tube yang menjadi cikal bakal otak dan tulang belakang.
(D) Krista neuralis (Neural crest) yang awalnya terbentuk pada aspek lateral
dari neural plate, menjadi terpisah saat neural tube terbentuk. Sel-sel dari
krista neuralis membentuk seluruh ganglion pada sistem saraf perifer,
termasuk sejumlah struktur tambahan pada embrio yang terus berkembang.

Pembentukan Lempeng Germinal Trilaminar (Trilaminar Germ Disc)


Pada sekitar hari ke-14 pasca fertilisasi, pada ujung anterior dari lempeng germinal bilaminar,
sejumlah sel dari epiblas membentuk ikatan desmosom dengan sejumlah sel yang menjadi
dasar dari hipoblas, sehingga membentuk lempeng prokordal (Prochordal plate), yang
merupakan cikal bakal dari membran bukofaringeal (Buccopharyngeal membrane).
Sekitar 1 hari setelahnya, lipatan longitudinal, yang disebut dengan lekuk primitive,
berkembang pada kumpulan sel epiblas yang terletak pada bagian posterior dari lempeng
germinal bilaminar. Pada bagian anterior dari lempeng yang sama, lekuk yang lebih dalam
terbentuk, yang disebut dengan primitive pit. Sel-sel yang terletak diantara kedua lekukan ini
terlihat menonjol dan disebut dengan primitive streak, sedangkan bagian anterior dari
primitive pit yang terlihat sedikit menonjol disebut dengan primitive node (Hensen’s node).

Pembentukan Lapisan Ektoderm, Mesoderm dan Endoderm


Sel-sel epiblas menjalani pembelahan sel pada mayoritas bagian permukaannya, lalu sel-sel
yang baru terbentuk ini pun bermigrasi ke bagian primitive streak. Di situlah sel-sel ini
memasuki primitive groove, masuk di antara epiblas dan hipoblas, lalu menciptakan lapisan
baru yang berada tepat di tengah-tengah epiblas dan hipoblas yang disebut dengan
mesoderm. Sebagian dari sel ini tidak berhenti bermigrasi pada bagian mesoderm, namun
mendesak sel-sel hipoblas terus ke arah lateral. Sel-sel hipobls ini menjadi tampak terpisah
dan terdorong ke daerah ekstraembrionik, yang disebut dengan yolk sac. Setelah proses
migrasi ini terjadi, bagian yang tersusun dari sel-sel epiblas disebut dengan ectoderm,
sedangkan bagian yang tersusun dari sel-sel hipoblas disebut dengan endoderm. Akibatnya,
embrioblas dari blastosis membentuk tiga lapisan sel germinal (Trilaminar germ disc), dan
proses ini seringkali disebut dengan gastrulasi. Pada saat ini, embrio terdiri dari 3 lapisan,
yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm, dengan panjang total sekitar 1 mm.
Sel-sel mesoderm tidak dapat melakukan penetrasi ke lapisan sel ectoderm dan endoderm
pada lempeng prekordal, namun dapat bermigrasi ke area sekitarnya, sehingga sejumlah sel
mesoderm pun akan menempati posisi anterior dari struktur ini. Sel-sel inilah yang akhirnya
disebut dengan sel-sel kardiogenik, yaitu sel-sel yang menjadi cikal bakal organ jantung.
Sejumlah sel juga bermigrasi dari primitive node ke primitive pit dan terus kea rah anterior,
di antara ectoderm dan endoderm hingga mencapai lempeng prekordal. Sel-sel yang
berbentuk seperti pensil ini disebut dengan proses notokordal (Notochordal process).
Notokord menginduksi sel-sel dari lapisan ectoderm yang berada di atasnya untuk
berproliferasi dan membentuk lapisan lempeng neural (Neural plate), yang merupakan awal
dari sistem saraf embrio.

Neurulasi
Mengingat pada tahap ini cikal bakal sistem saraf berada di luar dari tubuh, maka proses
embryogenesis selanjutnya harus mencakup internalisasi sel-sel cikal bakal sistem saraf ini.
Proses internalisasi ini disebut dengan Neurulasi (Neurulation). Proses neurulasi ini
mencakup perubahan bentuk sel serta peningkatan aktivitas proliferasi sel, terutama pada
bagian tepi lateral dari neural plate. Sebagai akibatnya, neural plate akan melipat ke arah
longitudinal dan membentuk neural groove, di mana kedua dindingnya dibentuk oleh lipatan
neural (Neural folds).
Proliferasi dan diferensiasi sel yang terus terjadi mengakibatkan neural folds pada kedua sisi
untuk mendekati satu sama lain dan menyatu pada garis tengah, dan membentuk neural tube
(Gambar 2). Proses penyatuan neural folds ini bermula dari daerah midservikal dan terus
terjadi ke arah anterior (Rostral) dan posterior (Kaudal), hingga akhirnya selesai pada akhir
dari minggu ke-4 masa gestasi. Area akhir dari neural tube yang menutup disebut dengan
neuropor anterior dan posterior. Sel-sel dari neural tube yang berada tepat di atas notokord
pun berdiferensiasi dan membentuk lantai lempeng (Floor plate). Sel-sel inilah yang
menginduksi proses diferensiasi neuroblas menjadi motor neuron dan mengakibatkan
terbentuknya polaritas dari neural tube.
Fusi antara tepi-tepi lateral kanan dan kiri dari sistem saraf pusat terbentuk dari penyatuan
sel-sel ectoderm yang ujung-ujungnya mendekati satu sama lain saat proses pembentukan
neural tube. Proses penyatuan yang simultan mengakibatkan separasi dari neural tube dari
ectoderm yang melapisinya, dan mengakibatkan proses internalisasi sistem saraf pun
terwujud. Fusi yang tidak lengkap berujung pada terjadinya kelainan congenital yang umum
dikenal dengan istilah spina bifida (Gambar 3).

Gambar 3. Spina bifida, kelainan congenital yang diakibatkan oleh tidak lengkapnya proses
fusi dari neural plate.

Sistem saraf, termasuk panca indera, berasal dari tiga sumber, yaitu neural tube (SSP, motor
neuron somatic dan preganglionik neuron autonom), krista neuralis dan ectodermal placodes
(lensa mata, telinga bagian dalam, kelenjar hipofisis dan ganglion sensoris somatis dari saraf-
saraf kranial).

Tabel 1. Sel-sel embrionik sistem saraf dan struktur-struktur yang dibentuknya.

Perkembangan Awal Otak dan Sumsum Tulang Belakang


Pada awalnya, neural tube tersusun dari 1 lapisan sel kubus, yang disebut dengan sel
neuroepitelial. Proliferasi dari sel-sel ini menghasilkan struktur tubulus yang menebal,
dimana region sefaliknya membentuk 3 bagian yang membesar, yaitu prosencephalon
(Forebrain), mesencephalon (Midbrain) dan rhombencephalon (Hindbrain). Bagian kaudal
yang melebar dari neural tube membentuk spinal cord. Dengan terus berkembangnya 3
vesikel di atas, cephalic flexure di region mesencephalon, serta cervical flexure yang terdapat
di antara rhombencephalon dan cikal bakal spinal cord juga turut terbentuk.
Pada minggu ke-5 masa gestasi, prosencephalon terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
telencephalon dan diencephalon. Telencephalon dengan 2 bagian lateral yang membengkak
merupakan cikal bakal hemisfer otak, sedangkan diencephalon merupakan awal dari
perkembangan optic vesicle. Di sisi lain, rhombencephalon juga terbagi menjadi 2 bagian
berdasarkan pontine flexure, yaitu metencephalon yang akan membentuk pons dan
cerebellum, serta myelencephalon yang merupakan cikal bakal dari medulla oblongata.
Struktur fleksura atau lipatan yang menyusunnya bertujuan untuk meningkatkan ruang untuk
pelipatan dan pembentukan struktur 3 dimensi otak yang akan disusunnya. Lumen dari sistem
saraf pusat yang berkembang terbagi menjadi ventrikel otak dan kanalis sentralis dari spinal
cord. Ventrikel lateral dari hemisfer otak berkomunikasi dengan ventrikel ke-3 (Third
ventricle) dari diencephalon via interventricular foramina (of Monro). Ventrikel ke-4 yang
terletak di rhombencephalon, berhubungan dengan ventrikel ke-3 via cerebral aqueduct (of
Sylvius) yang terletak di mesencephalon.

Perkembangan Otak
Pada awal perkembangannya, otak primer terbagi menjadi 3 bagian, yaitu prosencephalon,
mesencephalon dan rhombencephalon. Berdasarkan lipatan yang membentuknya, otak juga
memiliki 3 bagian, yaitu cephalic, pontine dan cervical.

Tabel 2. Struktur otak primer dan struktur otak dewasa yang akan dibentuknya.

Prosencephalon
Prosencephalon adalah forebrain yang terbagi menjadi 2 regio, yaitu diencephalon dan
prosencephalon sendiri.

Diencephalon
Ketiga bagian dari diencephalon, yaitu epithalamus, thalamus dan hypothalamus, membentuk
ketiga lekukan pada dinding ventrikel ke-3. Nukleus habenular dan corpus pinealis
membentuk epithalamus. Bagian terbesar dari diencephalon, yaitu thalamus, terpisah dari
bagian yang menjadi dasarnya, yaitu hypothalamus, dengan adanya sulkus hypothalamus.
Asosiasi fungsional yang dekat antara thalamus dan hemisfer serebri berguna dalam menjaga
keseimbangan perkembangan dari kedua struktur ini. Mengingat nucleus dalam thalamus
(Corpus geniculatum medial, lateral, anterior dan nucleus ventral thalami) terus bertambah
besar, maka struktur ini menonjol dan mendesak ventrikel ke-3, mengakibatkan mengecilnya
ukuran ventrikel ke-3. Seringkali, nucleus thalamic kanan dan kiri menyatu pada ventrikel ke-
3 dan membentuk massa intermedia. Nukleus dalam hypothalamus terbentuk di bagian
ventral terhadap hypothalamus sulcus. Nukleus ini berfungsi untuk menyelenggarakan
monitoring dan mengontrol berbagai fungsi endokrin dan autonomik. Selain itu, evaginasi
kea rah ventral dari hypothalamus membentuk median eminence dan infundibulum.
Dengan perkembangan diencephalon, atap dari ventrikel ke-3 menjadi sangat tipis, sehingga
hanya disusun oleh sel ependim dan vaskularisasi piamater. Vaskularisasi ini
menginvaginasi ventrikel ke-3, dan membentuk choroid plexus yang menghasilkan cairan
serebrospinal pada ventrikel otak. Bersamaan dengan perkembangan choroid plexus, tiga
tonjolan menjadi semakin jelas pada dasar dari ventrikel ke-3 dan membentuk mammillary
bodies, infundibulum dan optic chiasma.

Kelenjar Hipofisis
Infundibulum dari diencephalon adalah hasil dari evaginasi ke arah inferior pada dasar dari
ventrikel ketiga. Dengan semakin berkembangnya infundibulum ke arah bawah, struktur ini
akan bertemu dengan divertikulum ektodermal dari rongga mulut, yang disebut dengan
kantung Rathke (Rathke’s pouch). Kedua struktur ini kemudian bersatu dan membentuk
kelenjar hipofisis.
Neurohipofisis (Median eminence, stalk dan pars nervosa) berkembang dari infundibulum,
sedangkan adenohipofisis berasal dari kantung Rathke. Celah colloid-filled yang kecil
seringkali bertahan dalam lumen kantung Rathke pada pars intermedia.
Gambar 4. Perkembangan kelenjar hipofisis. (A) Potongan sagital dari embrio berusia 5
minggu menampilkan dasar dar diencephalon dengan permilaan infundibulum
dan atap dari stomadeum. Pada minggu ke-7, kantung Rathke bersentuhan degan
infundibulum. (B) Pada usia 9 minggu, kantung Rathke tidak lagi bersentuhan
dengan stomadeum. (C) Pada usia sekitar 10 minggu, sel dari kantung rathke
terus berproliferasi membentuk adenohipofisis. (D) Kelenjar hipofisis berasal dari
infundibulum.

Perkembangan Mata
Pada minggu ke-3 masa gestasi, dinding ventrolateral pada setiap sisi dari diencephalon akan
membentuk optic vesicle. Struktur ini akan terus tumbuh ke arah lateral, hingga mencapai
lamina basalis dari lapisan ectoderm kepala dan menginduksi terbentuknya placode lensa,
yang merupakan precursor dari lensa mata. Optic vesicle akan menginvaginasi untuk
membentuk struktur 2 lapis yang disebut dengan optic cup, yang merupakan cikal bakal saraf
dan lapisan berpigmen dari retina. Hubungan antara optic cup dengan otak yang berkembang
dikenal dengan

Anda mungkin juga menyukai