Anda di halaman 1dari 84

INTERNATIONAL HEALTH REGULATIONS PERATURAN KESEHATAN INTERNASIONAL

(2005) ( INTERNATIONAL HEALTH


REGULATION/IHR 2005)

PART I – DEFINITIONS, PURPOSE AND SCOPE, BAGIAN I – DEFINISI, MAKSUD DAN RUANG
PRINCIPLES AND RESPONSIBLE LINGKUP, PRINSIP-PRINSIP DAN OTORITA
AUTHORITIES YANG BERKOMPETEN

Article 1 - Definitions Pasal 1 – Definisi

1. For the purposes of the International Health 1. Dalam International Health Regulation (selanjutnya
Regulations (hereinafter the “IHR” or “Regulations”): disebut “IHR” atau “Peraturan”) ini, yang
dimaksud dengan:

“affected” means persons, baggage, cargo, containers, “affected” (terpapar) adalah orang, bagasi, kargo,
conveyances, goods, postal parcels or human remains petikemas, alat angkut, barang, paket pos, atau jenazah
that are infected or contaminated, or carry sources of manusia yang terinfeksi atau terkontaminasi atau
infection or contamination, so as to constitute a public pembawa sumber infeksi atau kontaminasi, yang
health risk; merupakan risiko bagi kesehatan masyarakat;

“affected area” means a geographical location “affected area” (daerah terjangkit) adalah lokasi di
specifically for which health measures have been mana telah direkomendasikan berbagai tindakan oleh
recommended by WHO under these Regulations; WHO sesuai dengan IHR ini;

“aircraft” means an aircraft making an international “aircraft” (pesawat udara) adalah pesawat udara
voyage; yang melakukan penerbangan internasional;

“airport” means any airport where international flights “airport” (bandar udara/bandara) adalah setiap
arrive or depart; bandara di mana penerbangan internasional datang dan
berangkat;

“arrival” of a conveyance means: “arrival” (kedatangan) alat angkut adalah:


(a) in the case of a seagoing vessel, arrival or (a) dalam hal kapal laut, saat tiba atau
anchoring in the defined area of a port; merapat/berlabuh di lokasi yg telah ditentukan di
pelabuhan;
(b) in the case of an aircraft, arrival at an airport; (b) dalam hal pesawat udara, saat tiba di suatu
bandara;
(c) in the case of an inland navigation vessel on an (c) dalam hal kendaraan navigasi darat yang
international voyage, arrival at a point of entry; melakukan perjalanan internasional, saat tiba di
pos lintas batas;
(d) in the case of a train or road vehicle, arrival at a (d) dalam hal keretapi atau kendaraan bermotor, saat
point of entry; tiba di pos lintas batas

“baggage” means the personal effects of a traveller; “baggage”(bagasi) adalah barang pribadi dari seorang
penumpang;
“cargo” (kargo) adalah barang yang dibawa oleh suatu

1
“cargo” means goods carried on a conveyance or in a alat angkut atau di dalam petikemas;
container;
“competent authority” (otorita yang berkompeten)
“competent authority” means an authority adalah otorita yang bertanggung jawab bagi penerapan
responsible for the implementation and application of berbagai tindakan yang disyaratkan IHR
health measures under these Regulations;
“container” (petikemas) adalah suatu alat pembawa
“container” means an article of transport equipment: barang yang:
(a) cukup kuat dan cocok untuk penggunaan berulang
(a) of a permanent character and accordingly strong kali;
enough to be suitable for repeated use; (b) dirancang khusus untuk kemudahan membawa
(b) specially designed to facilitate the carriage of barang dengan berbagai alat angkut tanpa perlu
goods by one or more modes of transport, without membongkarnya kembali.;
intermediate reloading; (c) dilengkapi dengan alat guna memudahkan
(c) fitted with devices permitting its ready handling, pemindahan ke alat angkut lain
particularly its transfer from one mode of transport
to another; and (d) dirancang khusus untuk memudahkan pengisian
(d) specially designed as to be easy to fill and empty; dan pengeluaran barang;

“container loading area” (lokasi pemuatan


“container loading area” means a place or facility set petikemas) adalah tempat khusus untuk bongkar muat
aside for containers used in international traffic; peti kemas yang digunakan pada rute internasional;

“contamination” (pencemaran) adalah ditemukannya


“contamination” means the presence of an infectious kuman penyakit atau bahan beracun pada permukaan
or toxic agent or matter on a human or animal body tubuh manusia atau hewan atau pada suatu produk yang
surface, in or on a product prepared for consumption or akan dikonsumsi atau pada benda mati lainnya,
on other inanimate objects, including conveyances, that termasuk alat angkut, yang dapat menimbulkan
may constitute a public health risk; gangguan kesehatan masyarakat;

“conveyance” (alat angkut) adalah pesawat udara,


“conveyance” means an aircraft, ship, train, road kapal laut, keretapi, kendaraan bermotor atau alat
vehicle or other means of transport on an international angkut lainnya yang digunakan dalam melakukan
voyage; perjalanan internasional;

“conveyance operator” (operator alat angkut)


“conveyance operator” means a natural or legal adalah seseorang yang berwenang untuk
person in charge of a conveyance or their agent; mengoperasikan alat angkut atau agen suatu
perusahaan

“crew” (kru/awak) adalah mereka yang berada dalam


“crew” means persons on board a conveyance who are alat angkut yang bukan penumpang;
not passengers;
“decontamination” (dekontaminasi) adalah prosedur
“decontamination” means a procedure whereby health untuk menghilangkan kuman penyakit atau bahan
measures are taken to eliminate an infectious or toxic beracun pada permukaan tubuh manusia atau hewan

2
agent or matter on a human or animal body surface, in atau pada suatu produk yang akan dikonsumsi atau
or on a product prepared for consumption or on other pada benda mati lainnya, termasuk alat angkut, yang
inanimate objects, including conveyances, that may dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat;
constitute a public health risk;
“departure” (keberangkatan) bagi orang, bagasi,
“departure” means, for persons, baggage, cargo, kargo, alat angkut atau barang, adalah keadaan saat
conveyances or goods, the act of leaving a territory; meninggalkan suatu wilayah;

“deratting” (hapus tikus) adalah prosedur untuk


“deratting” means the procedure whereby health memberantas atau membunuh binatang mengerat/tikus
measures are taken to control or kill rodent vektors of yang terdapat didalam bagasi, kargo, petikemas, alat
human disease present in baggage, cargo, containers, angkut, ruangan, barang dan paket pos di pelabuhan
conveyances, facilities, goods and postal parcels at the masuk;
point of entry;
“Director-General” (Direktur Jenderal) adalah
“Director-General” means the Director-General of the Direktur Jenderal WHO;
World Health Organization;
“disease” (penyakit) adalah suatu penyakit atau
“disease” means an illness or medical condition, kondisi medik, terlepas dari asal atau sumbernya, yang
irrespective of origin or source, that presents or could dapat membahayakan manusia;
present significant harm to humans;
“disinfection” (hapus hama) adalah prosedur untuk
“disinfection” means the procedure whereby health menghilangkan kuman penyakit pada permukaan tubuh
measures are taken to control or kill infectious agents manusia atau hewan, pada bagasi, kargo, petikemas,
on a human or animal body surface or in or on alat angkut, barang dan paket pos, dengan
baggage, cargo, containers, conveyances, goods and menggunakan bahan kimia atau bahan fisika;
postal parcels by direct exposure to chemical or
physical agents;
“disinsection” (hapus serangga) adalah prosedur
“disinsection” means the procedure whereby health untuk mengendalikan atau membunuh serangga yang
measures are taken to control or kill the insect vektors membawa penyakit pada manusia, yang terdapat dalam
of human diseases present in baggage, cargo, bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang dan paket
containers, conveyances, goods and postal parcels; pos;

“event” (kejadian/KLB) adalah manifestasi dari


“event” means a manifestation of disease or an penyakit atau suatu keadaan yang berpotensi
occurrence that creates a potential for disease; menimbulkan penyakit;

“free pratique” (izin bebas masuk) adalah izin bagi


“free pratique” means permission for a ship to enter a kapal laut untuk memasuki suatu pelabuhan, menaikan
port, embark or disembark, discharge or load cargo or atau menurunkan penumpang , membongkar atau
stores; permission for an aircraft, after landing, to memuat kargo atau menyimpannya; izin bagi pesawat
embark or disembark, discharge or load cargo or stores; udara, setelah mendarat, untuk menaikkan atau
and permission for a ground transport vehicle, upon menurunkan penumpang, membongkar atau memuat
arrival, to embark or disembark, discharge or load kargo atau menyimpannya; dan izin bagi kendaraan
cargo or stores; bermotor, pada waktu kedatangan untuk menaikkan

3
atau menurunkan penumpang, membongkar atau
memuat kargo atau menyimpannya;

“goods” (barang) adalah produk-produk nyata,


“goods” mean tangible products, including animals termasuk hewan dan tumbuhan, yang dibawa dari/ke
and plants, transported on an international voyage, luar negeri, termasuk yang digunakan oleh alat angkut;
including for utilization on board a conveyance;
“ground crossing” (lintas batas darat) adalah batas
“ground crossing” means a point of land entry in a darat di suatu negara yang digunakan untuk melintas
State Party, including one utilized by road vehicles and ke negara lain, termasuk yang dilalui oleh kendaraan
trains; bermotor dan kereta api.

“ground transport vehicle” (kendaraan bermotor)


“ground transport vehicle” means a motorized adalah alat angkut untuk transportasi darat dalam
conveyance for overland transport on an international perjalanan internasional, termasuk kereta api, bus, lori
voyage, including trains, coaches, lorries and dan mobil;
automobiles;
“health measure” (tindakan penyehatan) adalah
“health measure” means procedures applied to prosedur yang dilakukan untuk mencegah penyebaran
prevent the spread of disease or contamination; a health penyakit atau kontaminasi; prosedur ini tidak
measure does not include law enforcement or security mencakup tidak termasuk penegakan hukum dan
measures; menjaga keamanan;

“ill person” (orang sakit) adalah seseorang yang


“ill person” means an individual suffering from or menderita gangguan fisik yang dapat membahayakan
affected with a physical ailment that may pose a public kesehatan masyarakat;
health risk;
“infection” (infeksi) adalah masuk dan berkembang-
“infection” means the entry and development or biaknya kuman penyakit dalam badan manusia dan
multiplication of an infectious agent in the body of hewan yang dapat membahayakan kesehatan
humans and animals that may constitute a public health masyarakat;
risk;
“inspection” (pemeriksaan) adalah pemeriksaan oleh
“inspection” means the examination, by the competent otorita yang berkompeten atau yang dibawah
authority or under its supervision, of areas, baggage, pengawasannya terhadap wilayah, bagasi, petikemas,
containers, conveyances, facilities, goods or postal alat angkut, ruangan, barang atau paket pos, termasuk
parcels, including relevant data and documentation, to data dan dokumentasi yang relevan, untuk menentukan
determine if a public health risk exists; ada tidaknya risiko bagi kesehatan masyarakat;

“international traffic” (lalu-lintas internasional)


“international traffic” means the movement of adalah pergerakan orang, bagasi, kargo, petikemas, alat
persons, baggage, cargo, containers, conveyances, angkut, barang atau paket pos melintasi perbatasan
goods or postal parcels across an international border, internasional, termasuk perdagangan internasional;
including international trade;

“international voyage” (perjalanan internasional)

4
“international voyage” means: adalah:
(a) dalam hal alat angkut, suatu perjalanan yang
(a) in the case of a conveyance, a voyage between mencakup lebih dari satu negara. Atau perjalanan
points of entry in the territories of more than one yang meliputi satu atau beberapa wilayah negara
State, or a voyage between points of entry in the yang sama, dalam hal alat angkut tersebut telah
territory or territories of the same State if the melalui wilayah negara lain, tanpa singgah,
conveyance has contacts with the territory of any sepanjang perjalanannya.
other State on its voyage but only as regards those
contacts; (b) bagi seseorang yang melakukan perjalanan,
(b) in the case of a traveller, a voyage involving entry memasuki wilayah Negara lain. .....
into the territory of a State other than the territory
of the State in which that traveller commences the
voyage;
“intrusive” (intrusif) adalah kemungkinan munculnya
“intrusive” means possibly provoking discomfort ketidak-nyamanan karena adanya kontak erat atau
through close or intimate contact or questioning; intim atau mencecar dengan pertanyaan ;

“invasive”(invasif) adalah tusukan atau sayatan pada


“invasive” means the puncture or incision of the skin kulit atau memasukan alat atau benda-benda asing
or insertion of an instrument or foreign material into kedalam tubuh, atau pemeriksaan pada rongga tubuh.
the body or the examination of a body cavity. For the Dalam IHR, pemeriksaan telinga, hidung dan mulut,
purposes of these Regulations, medical examination of pengukuran suhu tubuh menggunakan termometer
the ear, nose and mouth, temperature assessment using telinga/mulut/kulit atau pemindai panas; inspeksi;
an ear, oral or cutaneous thermometer, or thermal auskultasi; palpasi luar; retinoskopi; pengumpulan air
imaging; medical inspection; auscultation; external seni, feses atau sampel air liur; pengukuran tekanan
palpation; retinoscopy; external collection of urine, darah; dan elektrokardiografi, harus dianggap sebagai
faeces or saliva samples; external measurement of tindakan non-invasif;
blood pressure; and electrocardiography shall be
considered to be non-invasive;
“isolation” (isolasi) adalah pemisahan orang sakit atau
“isolation” means separation of ill or contaminated orang yang terkontaminasi kuman penyakit. Atau
persons or affected baggage, containers, conveyances, pemisahan bagasi, peti kemas, alat angkut, barang,
goods or postal parcels from others in such a manner as atau paket pos yang terpapar kuman penyakit dari
to prevent the spread of infection or contamination; orang/barang lainnya sedemikian rupa untuk mencegah
penyebaran penyakit atau kontaminasi;

“medical examination” (pemeriksaan medik) adalah


“medical examination” means the preliminary pemeriksaan awal terhadap seseorang oleh petugas
assessment of a person by an authorized health worker kesehatan yang berwenang atau oleh seseorang yang
or by a person under the direct supervision of the berada dibawah pengawasan otorita yang berkompeten,
competent authority, to determine the person’s health untuk menentukan status kesehatan orang tersebut dan
status and potential public health risk to others, and kemungkinan membahayakan kesehatan orang lain.
may include the scrutiny of health documents, and a Pemeriksaan dapat pula mencakup dokumen
physical examination when justified by the kesehatan, dan pemeriksaan fisik bila hal ini benar
circumstances of the individual case; benar dibutuhkan.
“National IHR Focal Point” (Focal-Point IHR

5
“National IHR Focal Point” means the national Nasional) adalah institusi/individu yang ditunjuk oleh
centre, designated by each State Party, which shall be setiap negara, yang setiap waktu dapat dihubungi oleh
accessible at all times for communications with WHO Contact-Point IHR WHO, sesuai dengan ketentuan
IHR Contact Points under these Regulations; dalam IHR ini.

“Organization” or “WHO” (Organisasi” atau


“Organization” or “WHO” means the World Health “WHO”) adalah Organisasi Kesehatan Dunia;
Organization;
“permanent residence” (izin tinggal tetap)
“permanent residence” has the meaning as pengertiannya sesuai dengan ketentuan hukum negara
determined in the national law of the State Party yang bersangkutan;
concerned;
“personal data” (data pribadi) adalah setiap
“personal data” means any information relating to an informasi yang terkait dengan identitas seseorang;
identified or identifiable natural person;
“point of entry” (pintu masuk) adalah suatu
“point of entry” means a passage for international perlintasan internasional untuk masuk dan keluar bagi
entry or exit of travellers, baggage, cargo, containers, mereka yang melakukan perjalanan, bagasi, kargo,
conveyances, goods and postal parcels as well as petikemas, alat angkut, barang dan paket pos.
agencies and areas providing services to them on entry
or exit; Tidak jelas apa yg dimaksud.
“port” (pelabuhan) adalah pelabuhan laut atau
“port” means a seaport or a port on an inland body of pelabuhan yag terletak pada suatu badan sungai, di
water where ships on an international voyage arrive or mana kapal yang melakukan perjalanan internasional
depart; tiba dan berangkat

“postal parcel” (paket pos) adalah suatu barang yang


“postal parcel” means an addressed article or package beralamat atau paket yang dikirim secara internasional
carried internationally by postal or courier services; melalui layanan pos atau layanan pengiriman lainnya;

“public health emergency of international concern”


“public health emergency of international concern” (kedaruratan kesehatan masyarakat yang
means an extraordinary event which is determined, as meresahkan dunia, disingkat: PHEIC) adalah
provided in these Regulations: kejadian/KLB luar biasa dengan ciri ciri berikut:
(i) membahayakan kesehatan masyarakat negara lain
(i) to constitute a public health risk to other States melalui lalu lintas/perjalanan internasional, dan
through the international spread of disease, and (ii) berpotensi memerlukan kerjasama/koordinasi
(ii) to potentially require a coordinated international internasional;
response;
“public health observation” (pengamatan
“public health observation” means the monitoring of kesehatan) adalah pemantauan status kesehatan
the health status of a traveller over time for the purpose seseorang selama beberapa waktu untuk menentukan
of determining the risk of disease transmission; apakah ybs tertular penyakit;

“public health risk” (risiko kesehatan masyarakat)


“public health risk” means a likelihood of an event adalah risiko yang mungkin berpengaruh buruk

6
that may affect adversely the health of human terhadap kesehatan masyarakat dengan pengutamaan
populations, with an emphasis on one which may pada faktor risiko yang dapat menyebar secara
spread internationally or may present a serious and internasional atau dapat menyebabkan gangguan
direct danger; langsung dan serius;

“quarantine” (karantina) adalah pembatasan kegiatan


“quarantine” means the restriction of activities and/or dan/atau pemisahan seseorang tersangka (suspek) yang
separation from others of suspect persons who are not tidak sakit atau barang, petikemas, alat angkut, atau
ill or of suspect baggage, containers, conveyances or barang yang tersangka (suspek) dari orang/ barang lain,
goods in such a manner as to prevent the possible sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan
spread of infection or contamination; penyebaran penyakit atau kontaminasi;

“recommendation” and “recommended”


“recommendation” and “recommended” refer to (rekomendasi” dan “direkomendasikan) adalah
temporary or standing recommendations issued under rekomendasi sementara atau rekomendasi tetap yang
these Regulations; diterbitkan sesuai dengan ketentuan IHR;

“reservoir” (sumber penularan) adalah hewan,


“reservoir” means an animal, plant or substance in tumbuhan atau benda di mana bibit penyakit biasanya
which an infectious agent normally lives and whose hidup. Sumber penularan ini dapat merupakan risiko
presence may constitute a public health risk; bagi kesehatan masyarakat;

“road vehicle” (kendaraan bermotor) adalah


“road vehicle” means a ground transport vehicle other kendaraan bermotor selain kereta api;
than a train;
“scientific evidence” (bukti ilmiah) adalah informasi
“scientific evidence” means information furnishing a yang sudah berlandaskan metode ilmiah dan dapat
level of proof based on the established and accepted dijadikan bukti
methods of science;
“scientific principles” (prinsip ilmiah), adalah hukum
“scientific principles” means the accepted dasar atau fakta alamiah telah dikenal melalui metode
fundamental laws and facts of nature known through ilmiah.
the methods of science
“ship” (kapal) adalah kapal laut atau kapal navigasi
“ship” means a seagoing or inland navigation vessel on domestik dalam suatu perjalanan internasional;
an international voyage;
“standing recommendation” (rekomendasi tetap)
“standing recommendation” means non-binding adalah anjuran tidak mengikat yang dikeluarkan oleh
advice issued by WHO for specific ongoing public WHO dalam menghadapi risiko kesehatan masyarakat ,
health risks pursuant to Article 16 regarding sesuai dengan Pasal 16, menyangkut tindakan rutin
appropriate health measures for routine or periodic atau periodik yang sesuai dengan, yang diperlukan
application needed to prevent or reduce the untuk mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit
international spread of disease and minimize secara internasional dengan sesedikit mungkin
interference with international traffic; menimbulkan hambatan pada lalu-lintas internasional;

“surveillance” (pengamatan) adalah pengumpulan,

7
“surveillance” means the systematic ongoing pengolahan dan analisis data secara sistematis untuk
collection, collation and analysis of data for public kepentingan kesehatan masyarakat serta penyebaran
health purposes and the timely dissemination of public informasi secara tepat waktu untuk penilaian dan
health information for assessment and public health pengambilan tindakan sesuai dengan kebutuhan;
response as necessary;
“suspect” (tersangka) adalah orang, bagasi, kargo,
“suspect” means those persons, baggage, cargo, petikemas, alat angkut, barang, atau paket pos yang
containers, conveyances, goods or postal parcels dianggap telah terpapar atau mungkin terpapar suatu
considered by a State Party as having been exposed, or faktor risiko yang dapat menjadi sumber penularan
possibly exposed, to a public health risk and that could penyakit;
be a possible source of spread of disease
“temporary recommendation” (rekomendasi
“temporary recommendation” means non-binding sementara) adalah anjuran tidak mengikat yang
advice issued by WHO pursuant to Article 15 for dikeluarkan oleh WHO sesuai dengan Pasal 15, untuk
application on a time-limited, risk-specific basis, in diterapkan dalam waktu terbatas, spesifik sesuai
response to a public health emergency of international dengan faktor risiko, sebagai respons terhadap PHEIC,
concern, so as to prevent or reduce the international untuk mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit
spread of disease and minimize interference with secara internasional, dan dengan sesedikit mungkin
international traffic; menimbulkan hambatan terhadap terhadap lalu-lintas
internasional;

“temporary residence” (tempat tinggal sementara)


“temporary residence” has the meaning as interpretasi sama seperti yang tercantum dalam
determined in the national law of the State Party undang-undang negara yang bersangkutan
concerned;
“traveller” (orang yang bepergian) adalah seseorang
“traveller” means a natural person undertaking an yang melakukan perjalanan internasional;
international voyage;
“vektor” (vektor) adalah serangga atau hewan lain
“vektor” means an insect or other animal which yang biasanya membawa kuman penyakit yang
normally transports an infectious agent that constitutes merupakan suatu risiko bagi kesehatan masyarakat;
a public health risk;
“verification” (verifikasi) adalah penyediaan
“verification” means the provision of information by a informasi oleh negara anggota kepada WHO untuk
State Party to WHO confirming the status of an event mengkonfirmasikan status suatu kejadian/KLB di satu
within the territory or territories of that State Party; atau beberapa wilayah negara tersebut;

“WHO IHR Contact Point” (Contact-Point IHR


“WHO IHR Contact Point” means the unit within WHO) adalah unit di dalam WHO yang dapat
WHO which shall be accessible at all times for dihubungi setiap waktu oleh Focal-Point IHR Nasional.
communications with the National IHR Focal Point.
2. Kecuali ditentukan lain, acuan pada IHR termasuk
2. Unless otherwise specified or determined by the lampirannya.
context, reference to these Regulations includes the
Annexes thereto.
Pasal 2 Tujuan dan Ruang Lingkup

8
Article 2 Purpose and scope
IHR bertujuan mencegah, melindungi terhadap,
The purpose and scope of these Regulations are to mengendalikan penyebaran penyakit secara
prevent, protect against, control and provide a public internasional sesuai dengan dan terbatas pada faktor
health response to the international spread of disease in risiko yang dapat mengganggu kesehatan., dengan
ways that are commensurate with and restricted to sesedikit mungkin menimbulkan hambatan pada lalu-
public health risks, and which avoid unnecessary lintas dan perdagangan internasional;
interference with international traffic and trade.

Pasal 3 Prinsip
Article 3 Principles
1. Pelaksanaan IHR harus menghormati sepenuhnya
1. The implementation of these Regulations shall be martabat, hak asasi dan kebebasan hakiki manusia.
with full respect for the dignity, human rights and
fundamental freedoms of persons. 2. Pelaksanaan IHR harus mengikuti Piagam PBB
2. The implementation of these Regulations shall be dan Konstitusi WHO.
guided by the Charter of the United Nations and
the Constitution of the World Health Organization.
3. The implementation of these Regulations shall be 3. Pelaksanaan IHR harus bersifat universal guna
guided by the goal of their universal application melindungi seluruh dunia dari ancaman penyakit.
for the protection of all people of the world from
the international spread of disease. 4. Negara anggota, sesuai dengan Piagam PBB dan
4. States have, in accordance with the Charter of the hukum internasional, memiliki kedaulatan untuk
United Nations and the principles of international membuat dan melaksanakan undang-undang sesuai
law, the sovereign right to legislate and to dengan kebijakan kesehatannya. Dalam
implement legislation in pursuance of their health menerapkan kedaulatannya, tujuan IHR harus
policies. In doing so they should uphold the senantiasa diperhatikan.
purpose of these Regulations.

Pasal 4 Otorita/Pejabat yang berkompeten


Article 4 Responsible authorities
1. Setiap negara anggota harus menunjuk Focal-
1. Each State Party shall designate or establish a Point nasional IHR dan pejabat yang bertanggung
National IHR Focal Point and the authorities jawab di wilayah dalam pelaksanaan IHR.
responsible within its respective jurisdiction for the
implementation of health measures under these
Regulations.
2. Focal-Point Nasional IHR harus dapat dihubungi
2. National IHR Focal Points shall be accessible at all setiap waktu oleh Contact-Point(orang yang harus
times for communications with the WHO IHR dihubungi) IHR WHO sesuai dengan paragraf 3
Contact Points provided for in paragraph 3 of this Pasal ini. Fungsi Focal-Point Nasional IHR
Article. The functions of National IHR Focal meliputi:
Points shall include:
(a) mengirimkan kepada Contact-Point IHR
(a) sending to WHO IHR Contact Points, on behalf WHO, laporan mengenai pelaksanaan IHR
of the State Party concerned, urgent khususnya yang menyangkut Pasal 6 sampai

9
communications concerning the implementation 12; dan
of these Regulations, in particular under
Articles 6 to 12; and (b) menyebarluaskankan informasi kepada dan
(b) disseminating information to, and consolidating menghimpun laporan dari sektor terkait,
input from, relevant sectors of the termasuk mereka yang bertanggung jawab
administration of the State Party concerned, terhadap pengamatan penyakit dan pelaporan,
including those responsible for surveillance and pintu masuk, sarana pelayanan kesehatan,
reporting, points of entry, public health services, klinik dan rumah sakit.
clinics and hospitals and other government
departments.
3. WHO harus menunjuk Contact-Point IHR, yang
3. WHO shall designate IHR Contact Points, which harus dapat dihubungi setiap waktu oleh Focal-
shall be accessible at all times for communications Point Nasional IHR. Contact-Point IHR WHO
with National IHR Focal Points. WHO IHR harus mengirimkan hal-hal penting mengenai
Contact Points shall send urgent communications pelaksanaan IHR ini, utamanya menyangkut Pasal
concerning the implementation of these 6 sampai Pasal 12, kepada Focal-Point Nasional
Regulations, in particular under Articles 6 to 12, to IHR. Contact-Point IHR WHO ada di kantor pusat
the National IHR Focal Point of the States Parties dan di tingkat regional.
concerned. WHO IHR Contact Points may be
designated by WHO at the headquarters or at the
regional level of the Organization.
4. Negara anggota harus menginformasikan kepada
4. States Parties shall provide WHO with contact WHO data rinci dari Focal-Point IHR Nasional.
details of their National IHR Focal Point and Demikian pula sebaliknya. Data tersebut harus
WHO shall provide States Parties with contact terus dimutakhirkan. WHO akan mengirimkan
details of WHO IHR Contact Points. These contact kepada seluruh negara anggota informasi yang
details shall be continuously updated and annually menyangkut focal point nasional IHR yang telah
confirmed. WHO shall make available to all States diterimanya sesuai dengan pasal ini.
Parties the contact details of National IHR Focal
Points it receives pursuant to this Article.

BAGIAN II – INFORMASI DAN RESPONS


PART II – INFORMATION AND PUBLIC KESEHATAN MASYARAKAT
HEALTH RESPONSE (Respons di bidang kesehatan)

Pasal 5 Pengamatan (surveillance)


Article 5 Surveillance
1. Setiap Negara Anggota harus mengembangkan,
1. Each State Party shall develop, strengthen and memperkuat dan memantapkan, sesegera mungkin
maintain, as soon as possible but no later than five tetapi tidak lebih dari lima tahun sejak berlakunya
years from the entry into force of these IHR kemampuan untuk mendeteksi, menilai,
Regulations for that State Party, the capacity to memberitahukan dan melaporkan kejadian/KLB
detect, assess, notify and report events in sesuai dengan IHR sebagaimana digariskan pada
accordance with these Regulations, as specified in Lampiran 1.
Annex 1.

10
2. Sebagai tindak lanjut penilaian, sesuai dengan
2. Following the assessment referred to in paragraph paragraf 2, Bagian-A dari Lampiran- 1, suatu
2, Part A of Annex 1, a State Party may report to Negara Anggota dapat melaporkan kepada WHO
WHO on the basis of a justified need and an berdasarkan kebutuhan yang sesungguhnya dan
implementation plan and, in so doing, obtain an rencana pelaksanaan. Dengan melakukan hal ini
extension of two years in which to fulfil the akan diberikan tambahan waktu selama dua tahun
obligation in paragraph 1 of this Article. In untuk memenuhi syarat yang tercantum pada
exceptional circumstances, and supported by a new paragraf-1 Pasal ini. Dalam keadaan khusus, dan
implementation plan, the State Party may request a didukung oleh rencana pelaksanaan baru, Negara
further extension not exceeding two years from the Anggota dapat meminta lagi perpanjangan untuk
Director-General, who shall make the decision, waktu paling lama dua tahun dari Direktur
taking into account the technical advice of the Jenderal. Sebelum memutuskan, Direktur Jenderal
Committee established under Article 50 akan meminta pertimbangan suatu Komite sesuai
(hereinafter the “Review Committee”). After the dengan Pasal 50 (selanjutnya disebut “Komite
period mentioned in paragraph 1 of this Article, the Penelaah/Review Committee”). Setelah jangka
State Party that has obtained an extension shall waktu yang disebutkan pada paragraf 1 Pasal ini,
report annually to WHO on progress made towards Negara anggota yang telah memperoleh
the full implementation. perpanjangan waktu harus melaporkan setiap tahun
kepada WHO tentang kemajuan pelaksanaan IHR
secara menyeluruh.

3. Apabila diminta, WHO harus membantu Negara


3. WHO shall assist States Parties, upon request, to Anggota, untuk mengembangkan, memperkuat dan
develop, strengthen and maintain the capacities memantapkan kemampuan negara yang
referred to in paragraph 1 of this Article. bersangkutan sesuai dengan paragraf-1 Pasal ini.

4. WHO harus mengumpulkan informasi mengenai


4. WHO shall collect information regarding events kejadian/KLB/KLB melalui kegiatan surveilansnya
through its surveillance activities and assess their dan menilai potensi kejadian/KLB/KLB tersebut
potential to cause international disease spread and dalam penyebaran penyakit dan kemungkinan
possible interference with international traffic. terhambatnya lalu-lintas internasional.
Informasi yang diterima oleh WHO sesuai dengan
Information received by WHO under this paragraph paragraf ini, bila perlu, harus ditangani sesuai dengan
shall be handled in accordance with Articles 11 and 45 Pasal 11 dan 45.
where appropriate.

Pasal 6 Pelaporan
Article 6 Notification
1. Setiap Negara Anggota harus menilai kejadian/KLB
1. Each State Party shall assess events occurring di wilayahnya dengan menggunakan algoritme pada
within its territory by using the decision instrument Lampiran- 2. Setiap Negara Anggota harus melapor
in Annex 2. Each State Party shall notify WHO, by ke WHO dalam waktu 24 jam semua
the most efficient means of communication kejadian/KLB/KLB yang mungkin merupakan
available, by way of the National IHR Focal Point, PHEIC, dengan alat komunikasi paling efisien yang
and within 24 hours of assessment of public health tersedia, melalui Focal-Point Nasional IHR. Selain
information, of all events which may constitute a itu, tindakan yang telah diambil dalam menghadapi

11
public health emergency of international concern kemungkinan PHEIC tersebut harus pula dilaporkan.
within its territory in accordance with the decision Bila kejadian/KLB/KLB yang dilaporkan ke WHO
instrument, as well as any health measure merupakan kompetensi/domain Badan Tenaga Atom
implemented in response to those events. If the Internasional (IAEA), WHO harus segera melapor
notification received by WHO involves the ke IAEA.
competency of the International Atomic Energy
Agency (IAEA), WHO shall immediately notify
the IAEA.
2. Setelah melapor suatu kejadian/KLB Negara
2. Following a notification, a State Party shall Anggota ybs harus terus memberitahu WHO,
continue to communicate to WHO timely, accurate mengenai definisi kasus, hasil laboratorium, sumber
and sufficiently detailed public health information dan jenis risiko, jumlah kasus dan kematian, kondisi
available to it on the notified event, where possible yang menimbulkan penyebaran penyakit dan
including case definitions, laboratory results, tindakan penyehatan yang dilakukan. Bila perlu
source and type of the risk, number of cases and laporkan pula kesulitan yang dihadapi dan bantuan
deaths, conditions affecting the spread of the yang diperlukan dalam menanggulangi
disease and the health measures employed; and kejadian/KLB yang berpotensi menimbulkan
report, when necessary, the difficulties faced and PHEIC.
support needed in responding to the potential
public health emergency of international concern.

Pasal 7 Informasi menyangkut Kejadian/KLB


Article 7 Information-sharing during unexpected or
unusual public health events
Negara Anggota harus melapor ke WHO bila
If a State Party has evidence of an unexpected or mendeteksi kejadian/KLB luar biasa yang dapat
unusual public health event within its territory, menimbulkan PHEIC di wilayahnya, terlepas dari
irrespective of origin or source, which may constitute a mana sumbernya.Semua informasi yang berkaitan
public health emergency of international concern, it dengan kejadian/KLB ini harus disampaikan ke
shall provide to WHO all relevant public health WHO.Bila menghadapi kejadian/KLB seperti ini,
information. In such a case, the provisions of Article 6 semua ketentuan dalam Pasal-6 harus dipegang
shall apply in full. teguh/diikuti.

Pasal 8 Konsultasi
Article 8 Consultation
Dalam hal kejadian/KLB di wilayah negara anggota
In the case of events occurring within its territory not tidak memerlukan pelaporan sebagai dimaksud pada
requiring notification as provided in Article 6, in Pasal 6, khususnya menyangkut kejadian/KLB di mana
particular those events for which there is insufficient tidak cukup tersedia informasi untuk melengkapi
information available to complete the decision algoritme pada Lampiran 2, WHO tetap meminta untuk
instrument, a State Party may nevertheless keep WHO diberitahu melalui Focal-Point IHR Nasional perihal
advised thereof through the National IHR Focal Point jenis tindakan yang telah diambil sekaligus konsultasi
and consult with WHO on appropriate health measures. jenis tindakan yang paling tepat. Komunikasi tersebut
Such communications shall be treated in accordance akan diperlakukan sesuai dengan paragraf 2 s/d 4 Pasal
with paragraphs 2 to 4 of Article 11. The State Party in 11. Akhirnya Negara Anggota dapat meminta bantuan

12
whose territory the event has occurred may request WHO untuk menilai setiap data epidemilogi yang telah
WHO assistance to assess any epidemiological dikumpulkan oleh Negara tersebut.
evidence obtained by that State Party.

Pasal 9 Laporan Lain


Article 9 Other reports
1. WHO mungkin menerima laporan lain selain
1. WHO may take into account reports from sources laporan dari negara anggota ybs. Setelah melakukan
other than notifications or consultations andshall analisis epidemiologis yang mendalam, WHO akan
assess these reports according to established memberitahu negara di mana diduga telah terjadi
epidemiological principles and then communicate suatu kejadian/KLB Sebelum mengambil tindakan
information on the event to the State Party in whose terhadap kejadian/KLB ini, WHO harus berusaha
territory the event is allegedly occurring? Before memperoleh verifikasi dari Negara Anggota yang
taking any action based on such reports, WHO shall bersangkutan, sesuai dengan prosedur yang tertuang
consult with and attempt to obtain verification from pada Pasal-10. Kejadian/KLB ini akan dilaporkan ke
the State Party in whose territory the event is semua negara anggota. Sumber laporan bila
allegedly occurring in accordance with the procedure dianggap perlu untuk dilindungi, akan dirahasiakan.
set forth in Article 10. To this end, WHO shall make Informasi tentang kejadian/KLB itu akan digunakan
the information received available to the States sesuai dengan prosedur yang tertuang dalam Pasal
Parties and only where it is duly justified may WHO 11.
maintain the confidentiality of the source. This
information will be used in accordance with the
procedure set forth in Article 11.
2. Negara Anggota, sepanjang memungkinkan, harus
2. States Parties shall, as far as practicable, inform memberitahu WHO dalam waktu 24 jam setelah
WHO within 24 hours of receipt of evidence of a memperoleh bukti adanya faktor risiko di luar
public health risk identified outside their territory wilayahnya yang dapat mengganggu kesehatan
that may cause international disease spread, as masyarakat dan mungkin menyebar ke negara lain.
manifested by exported or imported: Manifestasinya dapat berupa impor dan ekspor:
(a) kasus manusia;
(a) human cases; (b) vektor yang membawa infeksi/ kontaminasi atau;
(b) vektors which carry infection or contamination; (c) barang yang terkontaminasi.
or
(c) goods that are contaminated.

Pasal 10 Verifikasi
Article 10 Verification
1. WHO harus meminta, sesuai dengan Pasal 9,
1. WHO shall request, in accordance with Article 9, verifikasi dari Negara Anggota, laporan dari sumber
verification from a State Party of reports from lain, selain yang berasal dari laporan atau hasil
sources other than notifications or consultations of konsultasi negara ybs, yang menyangkut berbagai
events which may constitute a public health kejadian/KLB yang dapat menimbulkan PHEIC,
emergency of international concern allegedly yang diduga berada di wilayahnya. Dalam hal ini,
occurring in the State’s territory. In such cases, WHO harus meminta negara ybs untuk
WHO shall inform the State Party concerned memverifikasi laporan dimaksud.

13
regarding the reports it is seeking to verify.
2. Sesuai dengan paragraf di atas, setiap negara
2. Pursuant to the foregoing paragraph and to Article 9, anggota harus memverifikasi dan menyampaikan
each State Party, when requested by WHO, shall kepada WHO:
verify and provide: (a) dalam waktu 24 jam, informasi awal atau
(a) within 24 hours, an initial reply to, or konfirmasi telah menerima permintaan untuk
acknowledgement of, the request from WHO; verifikasi suatu kejadian/KLB di wilayahnya.
(b) dalam waktu 24 jam, informasi yang dimiliki
(b) within 24 hours, available public health dari kejadian/KLB tersebut beserta
information on the status of events referred to in perkembangannya dan,
WHO’s request; and (c) penilaian yang telah dilakukan sesuai dengan
(c) information to WHO in the context of an ketentuan Pasal-6, termasuk informasi yang
assessment under Article 6, including relevant berkaitan, sebagaimana tertuang pada Pasal
information as described in that Article. tersebut.

3. Apabila WHO menerima informasi mengenai


3. When WHO receives information of an event that kejadian/KLB yang dapat menimbulkan PHEIC,
may constitute a public health emergency of WHO harus menawarkan bantuan guna menilai
international concern, it shall offer to collaborate potensi penyebaran penyakit ke negara lain,
with the State Party concerned in assessing the kemungkinan menimbulkan hambatan pada lalu-
potential for international disease spread, possible lintas internasional dan kesesuaian dengan tindakan
interference with international traffic and the yang telah diambil. Dalam kegiatan ini, WHO dapat
adequacy of control measures. Such activities may bekerjasama dengan organisasi lain` serta
include collaboration with other standard-setting memobilisasi bantuan internasional. Bila diminta
organizations and the offer to mobilize international oleh Negara Anggota tersebut, WHO harus
assistance in order to support the national authorities memberikan dukungan informasi untuk
in conducting and coordinating on-site assessments. memudahkan kerjasama tersebut.
When requested by the State Party, WHO shall
provide information supporting such an offer.
4. Bila suatu Negara Anggota tidak bersedia
4. If the State Party does not accept the offer of menerima tawaran kerjasama, WHO, dengan
collaboration, WHO may, when justified by the mempertimbangkan besarnya risiko terhadap
magnitude of the public health risk, share with other kesehatan masyarakat, dapat memberikan informasi
States Parties the information available to it, whilst tentang kejadian/KLB tersebut kepada Negara lain
encouraging the State Party to accept the offer of sambil membujuk negara anggota yang tidak mau
collaboration by WHO, taking into account the bekerjasama tersebut karena suatu alasan tertentu.
views of the State Party concerned.

Pasal 11 Penyediaan Informasi oleh WHO


Article 11 Provision of information by WHO
1. Sesuai dengan paragraf-2 Pasal ini, WHO harus
1. Subject to paragraph 2 of this Article, WHO shall secepat dan seefisien mungkin mengirimkan kepada
send to all States Parties and, as appropriate, to seluruh Negara Anggota, dan sesuai dengan
relevant intergovernmental organizations, as soon as kebutuhan, kepada organisasi antar pemerintah yang
possible and by the most efficient means available, relevan, informasi yang telah diterima sesuai
in confidence, such public health information which dengan Pasal-5 s/d Pasal-10, yang dibutuhkan oleh

14
it has received under Articles 5 to 10 inclusive and negara Negara Anggota guna mengambil tindakan
which is necessary to enable States Parties to yang diperlukan. WHO harus memberitahu Negara
respond to a public health risk. WHO should Anggota lainnya, agar dapat bertindak dengan tepat
communicate information to other States Parties that apabila mengalami kejadian/KLB serupa..
might help them in preventing the occurrence of
similar incidents.
2. WHO harus menggunakan informasi yang diterima,
2. WHO shall use information received under Articles sebagaimana diatur pada Pasal-6 dan Pasal-8 dan
6 and 8 and paragraph 2 of Article 9 for verification, paragraf-2 dari Pasal-9, untuk verifikasi, penilaian
assessment and assistance purposes under these dan bantuan sesuai dengan IHR. Apabila negara
Regulations and, unless otherwise agreed with the bersangkutan tidak menyetujui, informasi ini tidak
States Parties referred to in those provisions, shall akan diteruskan ke negara anggota lainnya, kecuali:
not make this information generally available to
other States Parties, until such time as:
(a) besar kemungkinan kejadian/KLB tersebut bisa
(a) the event is determined to constitute a public menjadi PHEIC, sesuai dengan Pasal 12; atau
health emergency of international concern in
accordance with Article 12; or (b) WHO membuktikan, secara epidemiologis, telah
(b) information evidencing the international spread terjadi penyebaran infeksi atau kontaminasi ke
of the infection or contamination has been negara lain.atau,
confirmed by WHO in accordance with
established epidemiological principles; or
(c) adanya bukti bahwa:
(c) there is evidence that: (i) penanggulangan peneyebaran penyakit
(i) control measures against the international kemungkinan besar tidak akan berhasil
spread are unlikely to succeed because of the karena sifat tertentu dari kontaminasi, kuman
nature of the contamination, disease agent, penyakit, vektor atau reservoir; atau
vektor or reservoir; or (ii) Negara Anggota tidak memilki kemampuan
(ii) the State Party lacks sufficient operational yang memadai untuk mencegah perluasan
capacity to carry out necessary measures to penyebaran penyakit; atau
prevent further spread of disease; or
(d) sifat dari lalu lintas internasional yang
(d) the nature and scope of the international memungkinkan terpaparnya manusia, bagasi,
movement of travellers, baggage, cargo, kargo, petikemas, alat-angkut, barang atau paket
containers, conveyances, goods or postal parcels pos terhadap infeksi atau kontaminasi,
that may be affected by the infection or membutuhkan tindakan internasional secepatnya;
contamination requires the immediate
application of international control measures.
3. WHO harus berkonsultasi dengan Negara Anggota
3. WHO shall consult with the State Party in whose di mana ada kejadian/KLB di wilayahnya, sebelum
territory the event is occurring as to its intent to menyebarluaskan informasi ke negara anggota lain
make information available under this Article. informasi yang tertera pada Pasal ini.

4. Apabila WHO ingin menyebarluaskan informasi


4. When information received by WHO under yang diperoleh sesuai dengan paragraf-2 Pasal ini,
paragraph 2 of this Article is made available to kepada Negara Anggota lainnya sesuai dengan IHR,

15
States Parties in accordance with these Regulations, WHO dapat juga mengumumkannya secra luas, bila
WHO may also make it available to the public if informasi tentang kejadian/KLB yang sama tersebut
other information about the same event has already tidak menjadi rahasia umum lagi dan ada kebutuhan
become publicly available and there is a need for the penyebarluasan informasi dari sumber yang dapat
dissemination of authoritative and independent dipercaya dan bertanggungjawab.
information.

Pasal 12 Ketentuan tentang PHEIC


Article 12 Determination of a public health
emergency of international concern
1. Direktur Jenderal harus menetapkan, berdasarkan
1. The Director-General shall determine, on the basis informasi yang diterima, dari suatu Negara Anggota,
of the information received, in particular from the apakah kejadian/KLB yang dilaporkan itu suatu
State Party within whose territory an event is PHEIC atau bukan dengan mengacu pada kriteria
occurring, whether an event constitutes a public dan prosedur dalam IHR.
health emergency of international concern in
accordance with the criteria and the procedure set
out in these Regulations.
2. Bila dari paragraf 1 di atas Direktur Jenderal
2. If the Director-General considers, based on an menduga bahwa PHEIC sedang berlangsung, ia
assessment under these Regulations, that a public harus berkonsultasi dengan Negara Anggota yang
health emergency of international concern is melaporkan kejadian/KLB tersebut. Bila Direktur
occurring, the Director-General shall consult with Jenderal dan Negara Anggota ybs sepakat dengan
the State Party in whose territory the event arises dugaan tersebut, Direktur Jenderal selanjutnya,
regarding this preliminary determination. If the sesuai dengan prosedur dalam Pasal-49, akan
Director-General and the State Party are in meminta pendapat Komite yang dibentuk menurut
agreement regarding this determination, the Pasal-48 (selanjutnya disebut Komite Darurat)
Director-General shall, in accordance with the untuk mengeluarkan rekomendasi sementara yang
procedure set forth in Article 49, seek the views of tepat.
the Committee established under Article 48
(hereinafter the “Emergency Committee”) on
appropriate temporary recommendations.
3. Bila, setelah berkonsultasi sesuai dengan paragraf 2
3. If, following the consultation in paragraph 2 above, di atas, Direktur Jenderal dan Negara Anggota ybs
the Director-General and the State Party in whose tidak mencapai konsensus dalam 48 jam tentang
territory the event arises do not come to a consensus telah terjadinya PHEIC, keputusan harus dibuat
within 48 hours on whether the event constitutes a sesuai dengan prosedur yang diatur dalam Pasal 49.
public health emergency of international concern, a
determination shall be made in accordance with the
procedure set forth in Article 49.
4. Dalam menentukan apakah suatu kejadian/KLB
4. In determining whether an event constitutes a public merupakan PHEIC, Direktur Jenderal harus
health emergency of international concern, the mempertimbangkan:
Director-General shall consider:
(a) Informasi yang diberikan oleh Negara Anggota
(a) information provided by the State Party; yang bersangkutan;

16
(b) Algoritme pada Lampiran 2;
(b) the decision instrument contained in Annex 2; (d) Anjuran dari Komite Darurat;
(c) the advice of the Emergency Committee; (e) Prinsip dan bukti ilmiah yang ada dan informasi
(d) scientific principles as well as the available lain yang relevan; dan
scientific evidence and other relevant (f) Penilaian risiko terhadap kesehatan manusia,
information; and (e) an assessment of the risk to risiko penyebaran penyakit secara internasional
human health, of the risk of international spread dan risiko terhambatnya lalu-lintas internasional.
of disease and of the risk of interference with
international traffic.
5. Bila Direktur Jenderal, setelah berkonsultasi dengan
5. If the Director-General, following consultations with Negara Anggota ysng melaporkan terjadinya
the State Party within whose territory the public PHEIC, beranggapan bahwa PHEIC telah berakhir,
health emergency of international concern has ia harus mengambil keputusan sesuai dengan
occurred, considers that a public health emergency prosedur pada Pasal 49.
of international concern has ended, the Director-
General shall take a decision in accordance with the
procedure set out in Article 49.

Pasal 13 Tindakan di bidang kesehatan


Article 13 Public health response
1. Setiap Negara Anggota harus mengembangkan,
1. Each State Party shall develop, strengthen and memperkuat dan memantapkan, sesegera mungkin
maintain, as soon as possible but no later than five tetapi tidak lebih dari lima tahun dari mulai
years from the entry into force of these Regulations berlakunya IHR bagi Negara tersebut, kapasitas
for that State Party, the capacity to respond promptly untuk menanggulangi secara cepat dan efektif risiko
and effectively to public health risks and public kesehatan PHEIC seperti diatur dalam Lampiran-1.
health emergencies of international concern as set WHO harus menerbitkan, setelah berkonsultasi
out in Annex 1. WHO shall publish, in consultation dengan Negara Anggota, pedoman yang akan
with Member States, guidelines to support States digunakan oleh Negara Anggota guna
Parties in the development of public health response meningkatkan kemampuan penanggulangan PHEIC.
capacities.
2. Sebagai kelanjutan penilaian sebagaimana dimaksud
2. Following the assessment referred to in paragraph 2, dalam Paragraf-2, Bagian A dari Lampiran--1,
Part A of Annex 1, a State Party may report to WHO Negara Anggota dapat meminta kepada WHO,
on the basis of a justified need and an dengan alasan yang masuk akal disertai rencana
implementation plan and, in so doing, obtain an penerapan IHR, perpanjangan waktu sampai 2 tahun
extension of two years in which to fulfil the untuk memenuhi ketentuan yang tercantum pada
obligation in paragraph 1 of this Article. In paragraf 1 Pasal ini. Dalam hal yang sangat khusus
exceptional circumstances and supported by a new dan didukung oleh rencana penerapan IHR baru,
implementation plan, the State Party may request a Negara Anggota dapat meminta perpanjangan
further extension not exceeding two years from the berikutnya paling lama dua tahun. Sebelum
Director-General, who shall make the decision, memutuskan, Direktur Jenderal akan meminta
taking into account the technical advice of the pertimbangan Komite Penelaah. Setelah jangka
Review Committee. After the period mentioned in waktu yang disebutkan di dalam paragraf 1 Pasal ini,
paragraph 1 of this Article, the State Party that has Negara Anggota yang memperoleh perpanjangan
obtained an extension shall report annually to WHO harus melaporkan kemajuan penerapan IHR secara

17
on progress made towards the full implementation. lengkap, setiap tahun kepada WHO.

3. Atas permintaan Negara Anggota, WHO harus


3. At the request of a State Party, WHO shall memberikan bantuan penanggulangan terhadap
collaborate in the response to public health risks and risiko yang dapat mengganggu kesehatan serta
other events by providing technical guidance and menilai efektivitas tindakan pengendalian setempat.
assistance and by assessing the effectiveness of the Bila perlu, akan dikerahkan pakar internasional
control measures in place, including the mobilization guna membantu negara ybs.
of international teams of experts for on-site
assistance, when necessary.
4. Bila WHO, setelah berkonsultasi dengan Negara
4. If WHO, in consultation with the States Parties Anggota terkait sesuai dengan dengan Pasal-12,
concerned as provided in Article 12, determines that menetapkan bahwa PHEIC sedang berlangsung,
a public health emergency of international concern is WHO dapat menawarkan bantuan, di samping
occurring, it may offer, in addition to the support dukungan yang tercantum dalam paragraf-3 Pasal
indicated in paragraph 3 of this Article, further ini. Bantuan dapat mencakup penilaian terhadap
assistance to the State Party, including an assessment besarnya risiko yang mengancam masyarakat dunia
of the severity of the international risk and the dan efektivitas penanggulangan. Selain itu WHO
adequacy of control measures. Such collaboration dapat pula mengerahkan pakar internasional guna
may include the offer to mobilize international membantu analisa setempat. Bila diminta oleh
assistance in order to support the national authorities Negara Anggota, WHO harus menyertakan
in conducting and coordinating on-site assessments. informasi yang berkaitan dengan bantuan tersebut.
When requested by the State Party, WHO shall
provide information supporting such an offer.
5. Bila diminta oleh WHO, Negara Anggota sebisa
5. When requested by WHO, States Parties should mungkin harus menyediakan dukungan bagi
provide, to the extent possible, support to WHO- kegiatan penanggulangan dengan koordinasi WHO.
coordinated response activities.
6. Bila diminta, WHO harus menyediakan pedoman
6. When requested, WHO shall provide appropriate dan bantuan yang sesuai dengan kepada Negara
guidance and assistance to other States Parties Anggota lain yang terjangkit atau terancam oleh
affected or threatened by the public health PHEIC.
emergency of international concern.

Pasal 14 Kerjasama WHO dengan Organisai antar


Article 14 Cooperation of WHO with Pemerintah dan Badan Internasional
intergovernmetal organizations and international
bodies
1. WHO harus bekerjasama dan mengkoordinasikan
1. WHO shall cooperate and coordinate its activities, as kegiatannya, sesuai dengan keperluan, dengan
appropriate, with other competent intergovernmental organisasi antar pemerintah lainnya yang kompeten
organizations or international bodies in the atau badan internasional dalam penerapan IHR
implementation of these Regulations, including termasuk melalui kesepakatan lainnya.
through the conclusion of agreements and other
similar arrangements.
2. Dalam hal suatu kejadian/KLB merupakan

18
2. In cases in which notification or verification of, or kompetensi instansi antar pemerintah atau lembaga
response to, an event is primarily within the internasional lainnya, WHO harus
competence of other intergovernmental mengkoordinasikan kegiatannya dengan berbagai
organizations or international bodies, WHO shall organisasi tersebut untuk menjamin bahwa tindakan
coordinate its activities with such organizations or yang diambil telah sesuai dengan IHR.
bodies in order to ensure the application of adequate
measures for the protection of public health.
3. Meskipun banyak pengaturan yang diberlakukan
3. Notwithstanding the foregoing, nothing in these sebagaimana dikemukan sebelumnya/di atas, tidak
Regulations shall preclude or limit the provision by satupun ketentuan IHR yang dapat menghalangi
WHO of advice, support, or technical or other WHO untuk memberikan nasihat, dukungan,
assistance for public health purposes. bantuan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat

BAGIAN III - REKOMENDASI


PART III – RECOMMENDATIONS
Pasal 15 Rekomendasi Sementara
Article 15 Temporary recommendations
1. Bila sudah disepakati terjadinya PHEIC sesuai
1. If it has been determined in accordance with Article dengan Pasal 12, Direktur Jenderal harus
12 that a public health emergency of international mengeluarkan rekomendasi sementara sesuai dengan
concern is occurring, the Director-General shall prosedur yang diatur pada Pasal 49. Rekomendasi
issue temporary recommendations in accordance sementara tersebut dapat diubah atau diperluas
with the procedure set out in Article 49. Such sesuai dengan keperluan, termasuk keputusan bahwa
temporary recommendations may be modified or PHEIC telah berakhir. Pada saat yang sama,
extended as appropriate, including after it has been rekomendasi sementara lain dapat dikeluarkan sesuai
determined that a public health emergency of dengan keperluan untuk mencegah berulangnya
international concern has ended, at which time other kejadian/KLB serupa.
temporary recommendations may be issued as
necessary for the purpose of preventing or promptly
detecting its recurrence.
2. Rekomendasi sementara dapat meliputi tindakan
2. Temporary recommendations may include health penanggulangan yang harus dilaksanakan oleh
measures to be implemented by the State Party Negara Anggota yang mengalami PHEIC, atau oleh
experiencing the public health emergency of Negara Anggota lainnya, yang mencakup orang,
international concern, or by other States Parties, bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang
regarding persons, baggage, cargo, containers, dan/atau paket pos untuk mencegah atau mengurangi
conveyances, goods and/or postal parcels to prevent penyebaran penyakit ke negara lain dan menghindari
or reduce the international spread of disease and lalu-lintas internasional dari hambatan yang tidak
avoid unnecessary interference with international pada tempatnya.
traffic.
3. Rekomendasi sementara dapat diakhiri sesuai
3. Temporary recommendations may be terminated in dengan prosedur yang tercantum dalam Pasal 49,
cordance with the procedure set out in Article 49 at dan otomatis tidak berlaku tiga bulan setelah
any time and shall automatically expire three months diterbitkan. Rekomendasi ini dapat diubah atau

19
after their issuance. They may be modified or diperpanjang paling lama 3 bulan lagi. Rekomendasi
extended for additional periods of up to three sementara tidak boleh dilanjutkan setelah sidang
months. Temporary recommendations may not kedua Majelis Kesehatan Sedunia di mana PHEIC
continue beyond the second World Health Assembly tersebut dtetapkan..
after the determination of the public health
emergency of international concern to which they
relate.

Pasal 16 Rekomendasi Tetap


Article 16 Standing recommendations
WHO dapat membuat rekomendasi tetap terhadap
WHO may make standing recommendations of berbagai tindakan sesuai dengan Pasal 53, yang dapat
appropriate health measures in accordance with Article diterapkan secara rutin atau berkala. Tindakan tersebut
53 for routine or periodic application Such measures dapat diterapkan oleh Negara Anggota terhadap orang,
may be applied by States Parties regarding persons, bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang dan/atau
baggage, cargo, containers, conveyances, goods and/or paket pos, sebagai suatu tindakan khusus dalam
postal parcels for specific, ongoing public health risks menghadapi faktor risiko yang sedang berlangsung,
in order to prevent or reduce the international spread of guna mencegah atau mengurangi penyebaran penyakit
disease and avoid unnecessary interference with ke negara lain dan menghindari hambatan yang tidak
international traffic. WHO may, in accordance with semestinya pada lalu-lintas internasional. WHO, sesuai
Article 53, modify or terminate such recommendations, dengan Pasal 53, bila perlu dapat mengubah atau
as appropriate. mengakhiri rekomendasi tetap tersebut .

Pasal 17 Kriteria untuk menetapkan dan mengakhiri


Article 17 Criteria for recommendations suatu Rekomendasi

Sewaktu mengeluarkan, mengubah atau mengakhiri


When issuing, modifying or terminating temporary or rekomendasi tetap atau sementara, Direktur Jenderal
standing recommendations, the Director-General shall harus mempertimbangkan:
consider:
(a) Pandangan Negara Anggota yang terkait langsung;
(a) the views of the States Parties directly concerned; (b) Nasehat dari Komite Darurat atau Komite
Penelaah;
(b) the advice of the Emergency Committee or the
Review Committee, as the case may be; (c) Prinsip ilmiah, dan bukti ilmiah serta informasi
yang tersedia;
(c) scientific principles as well as available scientific
evidence and information; (d) Tindakan berdasarkan penilaian risiko sesuai
dengan situasi yang dihadapi, tidak terlalu
(d) health measures that, on the basis of a risk membatasi lalu lintas dan perdagangan
assessment appropriate to the circumstances, are internasional, serta tindakan yang diambil adalah
not more restrictive of international traffic and yang terbaik dari berbagai alternatif guna
trade and are not more intrusive to persons than melindungi kesehatan;
reasonably available alternatives that would
achieve the appropriate level of health protection; (e) Metode dan standar internasional yang relevan;

20
(e) relevant international standards and instruments; (f) Kegiatan yang dilakukan oleh organisasi antar
pemerintah lainnya dan lembaga internasional, dan
(f) activities undertaken by other relevant
intergovernmental organizations and international (g) Informasi lain yang sesuai dengan kejadian/KLB.
bodies; and
(g) other appropriate and specific information relevant
to the event. Menyangkut rekomendasi sementara, pertimbangan
oleh Direktur Jenderal pada sub paragraf (e) dan (f)
With respect to temporary recommendations, the pada Pasal ini kemungkinan tidak dapat sepenuhnya
consideration by the Director-General of subparagraphs diberlakukan sehubungan dengan mendesaknya situasi.
(e) and (f) of this Article may be subject to limitations
imposed by urgent circumstances.
Pasal 18 Rekomendasi yang berkaitan dengan
orang, bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang
Article 18 Recommendations with respect to persons, dan paket pos
baggage, cargo, containers, conveyances, goods and
postal parcels 1. Berbagai rekomendasi yang mungkin dikeluarkan
oleh WHO menyangkut orang adalah :
1. Recommendations issued by WHO to States Parties
with respect to persons may include the following - periksa riwayat perjalanan di wilayah yang
advice: terjangkit;
- no specific health measures are advised; - periksa dokumen kesehatan termasuk hasil
pemeriksaan laboratorium;
- review travel history in affected areas; - diperlukan pemeriksaan kesehatan;

- review proof of medical examination and any - periksa bukti vaksinasi atau profilaksis lain;
laboratory analysis; - diperlukan vaksinasi atau profilaksis lain;
- require medical examinations; - observasi orang yang kemungkinan menderita
- review proof of vaccination or other prophylaxis; penyakit;
- require vaccination or other prophylaxis; - karantina atau tindakan lain bagi orang yang
kemungkinan menderita penyakit;
- place suspect persons under public health - isolasi dan bila diperlukan pengobatan bagi mreka
observation; yang sakit;
- implement quarantine or other health measures for - pelacakan kontak dari tersangka penderita atau
suspect persons; penderita
- implement isolation and treatment where necessary - tolak masuknya tersangka penderita atau
of affected persons; terjangkit;
- implement tracing of contacts of suspect or - tolak masuknya mereka yang sehat ke daerah
affected persons; terjangkit dan
- refuse entry of suspect and affected persons; - laksanakan penjaringan bagi mereka yang akan
pergi ke luar negeri (exit-screening) dan/atau
- refuse entry of unaffected persons to affected - lakukan pembatasan masuknya orang dari daerah
areas; and terjangkit;
- implement exit screening and/or restrictions on
persons from affected areas. 2. Rekomendasi yang ditetapkan WHO yang
berhubungan dengan bagasi, kargo, petikemas, alat

21
2. Recommendations issued by WHO to States Parties angkut, barang dan paket pos;
with respect to baggage, cargo, containers,
conveyances, goods and postal parcels may include
the following advice: - periksa daftar muatan dan rutenya;
- laksanakan pemeriksaan;
- no specific health measures are advised; - periksa bukti tindakan yang dilakukan pada saat
- review manifest and routing; keberangkatan atau transit untuk menghilangkan
- implement inspections; infeksi atau kontaminasi;
- review proof of measures taken on departure or in - lakukan tindakan terhadap bagasi, kargo,
transit to eliminate infection or contamination; petikemas, alat angkut, barang, paket pos atau
- implement treatment of the baggage, cargo, jenazah manusia untuk menghilangkan infeksi atau
containers, conveyances, goods, postal parcels or kontaminasi termasuk vektor dan reservoir;
human remains to remove infection or - lakukan tindakan khusus untuk memastikan
contamination, including vektors and reservoirs; keamanan penanganan dan transportasi jenazah
- the use of specific health measures to ensure the manusia;
safe handling and transport of human remains; - laksanakan isolasi atau karantina;
- sita dan hancurkan barang yang terinfeksi atau
- implement isolation or quarantine; terkontaminasi atau bagasi, kargo, petikemas, alat
- seizure and destruction of infected or contaminated angkut, barang dan paket pos yang dicurigai, di
or suspect baggage, cargo, containers, bawah pengawasan, sebagai upaya terakhir dan
conveyances, goods or postal parcels under
controlled conditions if no available treatment or - tolak keluar atau masuknya alat angkut.
process will otherwise be successful; and
- refuse departure or entry.
BAGIAN IV – PINTU MASUK

PART IV – POINTS OF ENTRY Pasal 19 Kewajiban Umum

Article 19 General obligations Setiap Negara Anggota wajib, di samping kewajiban


lain yang telah ditentukan dalam IHR memastikan agar
Each State Party shall, in addition to the other pelabuhan /pos lintas batas yang telah ditentukan bagi
obligations provided for under these Regulations: keluar masuknya lalu lintas internasional :
(a) memiliki kemampuan, seperti yang tercantum pada
Lampiran-1, dikembangkan dalam jangka waktu
(a) ensure that the capacities set forth in Annex 1 for yang ditetapkan pada paragraf 1, Pasal 5 dan
designated points of entry are developed within the paragraf 1 Pasal 13;
timeframe provided in paragraph 1 of Article 5 and (b) mengidentifikasi otorita yang berkompeten dan
paragraph 1 of Article 13;
(b) identify the competent authorities at each (c) apabila diminta dan memungkinkan, menyampaikan
designated point of entry in its territory; and kepada WHO data yang berkaitan dengan adanya
(c) furnish to WHO, as far as practicable, when sumber penularan atau sumber kontaminasi
requested in response to a specific potential public termasuk vektor dan reservoir penyakit, yang dapat
health risk, relevant data concerning sources of menyebar secara internasional.
infection or contamination, including vektors and
reservoirs, at its points of entry, which could result Pasal 20 Bandara dan Pelabuhan
in international disease spread.

22
Article 20 Airports and ports 1. Negara Anggota harus menentukan bandar udara
dan bandar laut yang harus dikembangkan
1. States Parties shall designate the airports and ports kemampuannya seperti yang ditentukan pada
that shall develop the capacities provided in Annex 1. Lampiran-1.
2. Negara Anggota harus menjamin bahwa Sertifikat
Bebas Pengawasan Sanitasi Kapal (SSCEC) dan
2. States Parties shall ensure that Ship Sanitation Seritifikat Pengawasan Sanitasi Kapal (SSCC)
Control Exemption Certificates and Ship Sanitation diterbitkan sesuai dengan ketentuan Pasal 39 dan
Control Certificates are issued in accordance with the contoh seperti pada Lampiran- 3.
requirements in Article 39 and the model provided in
Annex 3. 3. Setiap Negara Anggota harus mengirimkan ke WHO
daftar pelabuhan yang berwenang untuk mengeluarkan:
3. Each State Party shall send to WHO a list of ports (a) SSCC dan pemberian layanan seperti tercantum
authorized to offer: pda Lampiran- 1 dan 3, atau

(a) the issuance of Ship Sanitation Control Certificates (b) SSCEC saja, dan
and the provision of the services referred to in
Annexes 1 and 3; or (c) Perpanjangan SSCEC dalam waktu satu bulan,
(b) the issuance of Ship Sanitation Control Exemption sampai alat angkut tiba di pelabuhan di mana
Certificates only; and SSCEC bisa diperbaharui. Setiap Negara Anggota
(c) extension of the Ship Sanitation Control harus memberitahu WHO setiap perubahan yang
Exemption Certificate for a period of one month terjadi pada daftar bandara/pelabuhan yang telah
until the arrival of the ship in the port at which the disampaikan sebelumnya. WHO harus
Certificate may be received. Each State Party shall memasukkan perubahan yang diterima sesuai
inform WHO of any changes which may occur to dengan paragraf ini pada publikasi selanjutnya.
the status of the listed ports. WHO shall publish
the information received under this paragraph. 4. WHO, atas permintaan Negara Anggota, dapat
mengeluarkan sertifikat, setelah melalui penilaian
tertentu yang menyatakan bahwa suatu
4. WHO may, at the request of the State Party bandara/pelabuhan di wilayahnya telah memenuhi
concerned, arrange to certify, after an appropriate syarat yang ditentukan pada paragraf 1 dan 3 Pasal ini.
investigation, that an airport or port in its territory Sertifikat yang telah dikeluarkan akan ditinjau secara
meets the requirements referred to in paragraphs 1 and periodik oleh WHO, dengan sepengetahuan Negara
3 of this Article. These certifications may be subject to Anggota ybs.
periodic review by WHO, in consultation with the State
Party. 5. WHO, bekerja sama dengan instansi antar
pemerintah yang berwenang dan lembaga internasional,
harus membuat pedoman sertifikasi bagi bandar udara
5. WHO, in collaboration with competent dan bandar laut sesuai dengan Pasal ini. WHO harus
intergovernmental organizations and international menerbitkan daftar bandar udara dan bandar laut yang
bodies, shall develop and publish the certification sudah memperoleh sertifikat.
guidelines for airports and ports under this Article.
WHO shall also publish a list of certified airports and
ports. Pasal 21 Perlintasan Darat

1. Bila diperlukan karena alasan kesehatan masyarakat,

23
Article 21 Ground crossings suatu Negara Anggota dapat menetapkan perlintasan
darat yang harus mempunyai kapasitas sebagaimana
1. Where justified for public health reasons, a State tercantum pada Lampiran-1, dengan
Party may designate ground crossings that shall mempertimbang-kan:
develop the capacities provided in Annex 1, taking (a) volume dan frekuensi lalu-lintas internasional,
into consideration: dibandingkan dengan pintu masuk lain di
Negara tersebut, dan
(a) the volume and frequency of the various types of
international traffic, as compared to other points (b) adanya faktor risiko di wilayah di mana lalu-
of entry, at a State Party’s ground crossings lintas internasional berawal, atau melalui
which might be designated; and wilayah itu, sebelum sampai di perlintasan darat
(b) the public health risks existing in areas in which tersebut.
the international traffic originates, or through
which it passes, prior to arrival at a particular 2. Negara Anggota yang memiliki perbatasan bersama,
ground crossing. hendaknya mempertimbangkan:
(a) membuat perjanjian atau pengaturan bilateral
2. States Parties sharing common borders should atau multilateral mengenai pencegahan atau
consider: pengendalian penularan penyakit pada
(a) entering into bilateral or multilateral agreements perlintasan darat sesuai dengan Pasal-57; dan
or arrangements concerning prevention or
control of international transmission of disease at (b) penetapan bersama perlintasan darat yang
ground crossings in accordance with Article 57; berdekatan yang memiliki kapasitas seperti
and tercantum pada Lampiran-1, dan paragraf-1
(b) joint designation of adjacent ground crossings Pasal ini.
for the capacities in Annex 1 in accordance with
paragraph 1 of this Article.
Pasal 22 Peran Otorita yang berkompeten

1. Otorita yang berkompeten harus:


Article 22 Role of competent authorities (a) bertanggung jawab terhadap pemantauan bagasi,
kargo, petikemas, alat angkut, barang, paket pos
1. The competent authorities shall: dan jenazah manusia yang berangkat dan datang
(a) be responsible for monitoring baggage, cargo, dari wilayah terpapar, sedemikian rupa sehingga
containers, conveyances, goods, postal parcels dapat dijamin bahwa yang disebutkan
and human remains departing and arriving from sebelumnya bebas dari infeksi atau kontaminasi,
affected areas, so that they are maintained in termasuk vektor dan reservoir;
such a condition that they are free of sources of
infection or contamination, including vektors (b) memastikan, sejauh mungkin, bahwa fasilitas
and reservoirs; umumpada pintu masuk dalam kondisi bersih
dan bebas dari sumber infeksi atau kontaminasi,
(b) ensure, as far as practicable, that facilities used termasuk vektor penyakit dan reservoir;
by travellers at points of entry are maintained in
a sanitary condition and are kept free of sources
of infection or contamination, including vektors (c) Bertanggung jawab terhadap pengawasan setiap
and reservoirs; kegiatan hapus tikus, hapus hama, hapus
serangga atau dekontaminasi dari bagasi, kargo,

24
(c) be responsible for the supervision of any petikemas, alat angkut, barang, paket pos dan
deratting, disinfection, disinsection or jenazah manusia atau tindakan sanitasi bagi
decontamination of baggage, cargo, containers, orang sesuai dengan IHR ini;
conveyances, goods, postal parcels and human
remains or sanitary measures for persons, as (d) memberitahu para operator alat angkut, seawal
appropriate under these Regulations; mungkin, mengenai rencana tindakan yang akan
diambil. Metode yang akan digunakan pada
(d) advise conveyance operators, as far in advance tindakan tersebut, bila tersedia, harus diberikan
as possible, of their intent to apply control secara tertulis;
measures to a conveyance, and shall provide,
where available, written information concerning (e) bertanggung jawab/mensupervisi keamanan
the methods to be employed; pembuangan air atau makanan yang tercemar,
limbah manusia atau hewan, air limbah dan
(e) be responsible for the supervision of the benda lain yang terkontaminasi yang dibawa alat
removal and safe disposal of any contaminated angkut;
water or food, human or animal dejecta,
wastewater and any other contaminated matter (f) mengambil segala tindakan yang dimungkinkan,
from a conveyance; sesuai dengan IHR, untuk memantau dan
mengawasi kapal yang membuang limbah cair,
(f) take all practicable measures consistent with limbah padat, pemberat dan benda lain yang
these Regulations to monitor and control the dapat menyebabkan penyakit dan berpotensi
discharge by ships of sewage, refuse, ballast mencemari air di pelabuhan, sungai, kanal, selat,
water and other potentially disease-causing danau atau perairan internasional lainnya;
matter which might contaminate the waters of a
port, river, canal, strait, lake or other
international waterway; (g) bertanggung jawab dalam mengawasi penyedia
layanan penumpang, bagasi, kargo, petikemas,
alat angkut, barang, paket pos dan jenazah
(g) be responsible for supervision of service manusia pada pintu masuk, termasuk melakukan
providers for services concerning travellers, pemeriksaan medik bila diperlukan;
baggage, cargo, containers, conveyances,
goods, postal parcels and human remains at
points of entry, including the conduct of (h) memiliki rencana kontingensi dalam menghadapi
inspections and medical examinations as kejadian/KLB luar biasa dan
necessary;
(h) have effective contingency arrangements to deal (i) melapor ke Focal-Point IHR Nasional mengenai
with an unexpected public health event; and tindakan yang diambil, sesuai dengan IHR.
(i) communicate with the National IHR Focal
Point on the relevant public health measures
taken pursuant to these Regulations. 2. Tindakan yang direkomendasikan oleh WHO bagi
para penumpang, bagasi, kargo, peti kemas, alat
2. Health measures recommended by WHO for angkut, barang, paket pos, dan jenazah manusia yang
travellers, baggage, cargo, containers, tiba dari wilayah yang terpapar dapat diulang pada
conveyances, goods, postal parcels and human saat kedatangan, bila ada indikasi atau bukti kuat
remains arriving from an affected area may be bahwa tindakan yang dilakukan pada saat
reapplied on arrival, if there are verifiable keberangkatan dari daerah terpapar gagal.

25
indications and/or evidence that the measures
applied on departure from the affected area were
unsuccessful. 3. Hapus serangga, hapus tikus, hapus hama,
dekontaminasi dan tindakan sanitasi lainnya harus
3. Disinsection, deratting, disinfection, dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari
decontamination and other sanitary procedures cedera dan ketidaknyamanan bagi orang, atau
shall be carried out so as to avoid injury and as far kerusakan lingkungan yang berdampak terhadap
as possible discomfort to persons, or damage to the kesehatan masyarakat, atau kerusakan terhadap
environment in a way which impacts on public bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang dan
health, or damage to baggage, cargo, containers, paket pos.
conveyances, goods and postal parcels.

BAGIAN V - TINDAKAN UNTUK MELINDUNGI


KESEHATAN MASYARAKAT
PART V – PUBLIC HEALTH MEASURES
BAB I – Ketentuan Umum

Chapter I – General provisions Pasal 23 Tindakan pada saat kedatangan dan


keberangkatan
Article 23 Health measures on arrival and departure
1. Mengacu pada penerapan perjanjian internasional
yang telah disepakati dan Pasal yang relevan dari
1. Subject to applicable international agreements and IHR, Negara Anggota, untuk melindungi kesehatan
relevant articles of these Regulations, a State Party masyarakatnya, pada saat kedatangan atau
may require for public health purposes, on arrival or keberangkatan dapat mensyaratkan:
departure: (a) yang menyangkut penumpang:
(i) informasi tentang tujuan penumpang,
(a) with regard to travellers: sehingga yang bersangkutan dapat
(i) information concerning the traveller’s dihubungi;
destination so that the traveller may be (ii) riwayat perjalanan penumpang, guna
contacted; meyakinkan apakah ybs melakukan
(ii) information concerning the traveller’s itinerary perjalanan ke atau dekat daerah terjangkit
to ascertain if there was any travel in or near an penyakit atau daerah terkontaminasi sebelum
affected area or other possible contacts with kedatangan, dan meneliti dokumen kesehatan
infection or contamination prior to arrival, as penumpang bila disyaratkan dalam IHR;
well as review of the traveller’s health dan/atau
documents if they are required under these (iii) pemeriksaan kesehatan non-invasif yang
Regulations; and/or tidak begitu mengganggu namun mencapai
(iii) a non-invasive medical examination which is tujuan yang diinginkan;
the least intrusive examination that would (b) pemeriksaan terhadap bagasi, kargo, petikemas,
achieve the public health objective; alat angkut, barang, paket pos dan jenazah
(b) inspection of baggage, cargo, containers, manusia.
conveyances, goods, postal parcels and human
remains. 2. Berdasarkan bukti adanya risiko yang dapat
mengganggu kesehatan masyarakat yang diperoleh
2. On the basis of evidence of a public health risk melalui tindakan yang dimuat dalam paragraf 1

26
obtained through the measures provided in Pasal ini, atau melalui cara lain, Negara Anggota
paragraph 1 of this Article, or through other means, dapat menerapkan tindakan tambahan sesuai
States Parties may apply additional health dengan IHR, khususnya, dalam kaitan dengan
measures, in accordance with these Regulations, in seorang penumpang tersangka atau terjangkit
particular, with regard to a suspect or affected penyakit, kasus demi kasus, dilakukannya
traveller, on a case-by-case basis, the least pemeriksaan kesehatan dengan tingkat invasif dan
intrusive and invasive medical examination that gangguan minimal, guna mencegah penyebaran
would achieve the public health objective of penyakit secara internasional;
preventing the international spread of disease.
3. Tanpa persetujuan penumpang atau orang tua atau
walinya, tidak boleh dilakukan pemeriksaan
3. No medical examination, vaccination, prophylaxis kesehatan, vaksinasi, profilaksis atau tindakan
or health measure under these Regulations shall be penyehatan sesuai dengan IHR, kecuali
carried out on travellers without their prior express disyaratkan pada paragraf 2 Pasal 31, dan sejalan
informed consent or that of their parents or dengan undang-undang dan kewajiban
guardians, except as provided in paragraph 2 of internasional dari Negara Anggota tersebut.
Article 31, and in accordance with the law and
international obligations of the State Party. 4. Para penumpang, orang tua atau walinya yang
akan divaksinasi atau ditawari profilaksis sesuai
4. Travellers to be vaccinated or offered prophylaxis dengan IHR, harus diberitahu lebih dahulu tentang
pursuant to these Regulations, or their parents or risiko apabila divaksinasi atau tidak divaksinasi,
guardians, shall be informed of any risk associated risiko profilaksis atau tidak diprofilaksis, sejalan
with vaccination or with non-vaccination and with dengan undang-undang dan kewajiban
the use or non-use of prophylaxis in accordance internasional dari Negara bersangkutan. Negara
with the law and international obligations of the Anggota harus memberitahu para dokter yang
State Party. States Parties shall inform medical praktek mengenai persyaratan ini sesuai dengan
practitioners of these requirements in accordance undang-undang Negara tersebut.
with the law of the State Party.
5. Setiap pemeriksaan medik, prosedur medis,
vaksinasi atau profilaksis lain yang mungkin
5. Any medical examination, medical procedure, menularkan penyakit hanya boleh dilakukan atau
vaccination or other prophylaxis which involves a diberikan kepada penumpang sesuai dengan
risk of disease transmission shall only be petunjuk atau standard nasional atau internasional,
performed on, or administered to, a traveller in guna meminimalkan hal yang tidak diinginkan
accordance with established national or tersebut.
international safety guidelines and standards so as
to minimize such a risk.

BAB II – Ketentuan khusus bagi alat angkut dan


operator alat angkut
Chapter II – Special provisions for conveyances and

27
conveyance operators Pasal 24 Operator alat angkut

Article 24 Conveyance operators 2. Negara Anggota harus mengambil semua


tindakan yang memungkinkan sesuai dengan IHR
1. States Parties shall take all practicable measures untuk memastikan bahwa operator alat angkut:
consistent with these Regulations to ensure that
conveyance operators: (a) mematuhi tindakan yang direkomendasikan
WHO dan telah disetujui oleh Negara ybs;
(a) comply with the health measures
recommended by WHO and adopted by the
State Party; (b) memberitahu penumpang tentang tindakan
yang direkomendasikan WHO dan disetujui
(b) inform travellers of the health measures oleh Negara Anggota terhadap alat angkut;
recommended by WHO and adopted by the dan
State Party for application on board; and (c) untuk seterusnya menjaga alat angkut ysng
mrnjadi tanggung jawabnya bebas dari sumber
(c) permanently keep conveyances for which they penyakit atau kontaminasi, termasuk vektor,
are responsible free of sources of infection or dan reservoir. Tindakan akan diambil untuk
contamination, including vektors and meniadakan sumber penyakit atau kontaminasi
reservoirs. The application of measures to bila ditemukan bukti adanya kedua hal
control sources of infection or contamination tersebut.
may be required if evidence is found.
3. Ketentuan khusus yang berhubungan dengan alat
angkut dan operator alat angkut pada Pasal ini
2. Specific provisions pertaining to conveyances and terdapat dalam Lampiran- 4. Tindakan khusus
conveyance operators under this Article are yang dilakukan pada alat angkut dan operator alat
provided in Annex 4. Specific measures applicable angkut yang menyangkut penyakit yang ditularkan
to conveyances and conveyance operators with melalui vektor, terdapat pada Lampiran- 5.
regard to vektor-borne diseases are provided in
Annex 5. Pasal 25 Kapal dan pesawat yang sedang trransit

Article 25 Ships and aircraft in transit Sesuai dengan Pasal 27 dan 43, tindakan penyehatan
tidak boleh dilakukan oleh suatu Negara Anggota,
Subject to Articles 27 and 43 or unless authorized by kecuali disetujui dalam perjajnjian internasional,
applicable international agreements, no health measure terhadap:
shall be applied by a State Party to: (c) kapal laut yang tidak datang dari daerah terjangkit
penyakit yang meliwati wilayah perairan Negara
(a) a ship not coming from an affected area which tersebut dalam perjalanannya menuju pelabuhan di
passes through a maritime canal or waterway in the negara lain. Kapal tersebut harus diiizinkan
territory of that State Party on its way to a port in mengambil bahan bakar, air, makanan dan
the territory of another State. Any such ship shall kebutuhan lain, di bawah pengawasan otorita yang
be permitted to take on, under the supervision of berkompeten;
the competent authority, fuel, water, food and
supplies; (d) kapal laut yang melintas diperairan yang menjadi
bagian dari negara anggota tanpa melapor ke
(b) a ship which passes through waters within its pelabuhan atau penjaga pantai; dan

28
jurisdiction without calling at a port or on the
coast; and (e) pesawat udara yang transit di suatu bandara di
wilayahnya, kecuali meminta pesawat untuk
(c) an aircraft in transit at an airport within its berada di lokasi khusus bandara tanpa melakukan
jurisdiction, except that the aircraft may be kegiatan bongkar muat. Namun demikian, pesawat
restricted to a particular area of the airport with no tersebut harus diizinkan mengambil bahan bakar,
embarking and disembarking or loading and air, makanan dan pasokan lainnya, di bawah
discharging. However, any such aircraft shall be pengawasan otorita yang berkompeten.
permitted to take on, under the supervision of the
competent authority, fuel, water, food and supplies.
Pasal 26 Lori, keretapi dan bus yang transit
Article 26 Civilian lorries, trains and coaches in
transit
Berdasarkan Pasal 27 dan 43, kecuali dimungkinkan
Subject to Articles 27 and 43 or unless authorized by oleh suatu perjanjian internasional, tindakan tidak
applicable international agreements, no health measure boleh dilakukan terhadap lori, keretapi atau bus yang
shall be applied to a civilian lorry, train or coach not tidak datang dari daerah terjangkit penyakit yang
coming from an affected area which passes through a meliwati suatu wilayah tanpa melakukan kegiatan
territory without embarking, disembarking, loading or bongkar muat.
discharging.
Pasal 27 Alat angkut yang terpapar faktor risiko
Article 27 Affected conveyances
1. Bila dijumpai tanda atau gejala klinis dan ada
1. If clinical signs or symptoms and information informasi tentang adanya suatu faktor
based on fact or evidence of a public health risk, risiko,sumber infeksi dan kontaminasi yang
including sources of infection and contamination, ditemukan pada suatu alat angkut, maka otorita
are found on board a conveyance, the competent yang berkompeten harus menganggap alat angkut
authority shall consider the conveyance as affected tersebut terpapar suatu faktor risiko dapat
and may: melakukan tindakan sbb:
(a) disinfeksi, dekontaminasi, hapus serangga, atau
(a) disinfect, decontaminate, disinsect or derat the hapus tikus, atau meminta tindakan tersebut
conveyance, as appropriate, or cause these dilaksanakan pihak lain namun di bawah
measures to be carried out under its pengawasannya; dan
supervision; and
(b) menentukan bagi setiap tindakan tersebut
(b) decide in each case the technique employed to metode yang menjamin tercapainya hasil
secure an adequate level of control of the seperti yang dikehendaki oleh IHR. Bila ada
public health risk as provided in these metode, bahan atau perlengkapan yang
Regulations. Where there are methods or disarankan oleh WHO untuk melakukan
materials advised by WHO for these tindakan ini maka hal tersebut hendaknya
procedures, these should be employed, unless diterapkan kecuali kalau otorita yang
the competent authority determines that other berkompeten menetapkan metode lain yang
methods are as safe and reliable. The tingkat keamanan dan keandalannya sama
competent authority may implement additional dengan yang disarankan WHO. Otorita yang
health measures, including isolation of the berkompeten dapat melakukan tindakan
conveyances, as necessary, to prevent the tambahan bila dianggap perlu, termasuk

29
spread of disease. Such additional measures mengisolasi alat angkut, untuk mencegah
should be reported to the National IHR Focal penyebaran penyakit. Tindakan tambahan ini
Point. harus dilaporkan kepada Focal-point IHR
Nasional.
2. Bila otorita yang berkompeten pada pintu masuk
2. If the competent authority for the point of entry is tidak mampu melakukan tindakan sebagaimana
not able to carry out the control measures required disyaratkan IHR, maka alat angkut yang terpapar
under this Article, the affected conveyance may tersebut harus diizinkan berangkat, dengan
nevertheless be allowed to depart, subject to the persyaratan berikut:
following conditions:
(a)Otorita yang berkompeten, sewaktu berangkat,
(a) the competent authority shall, at the time of harus menginformasikan kepada otorita
departure, inform the competent authority for berwenang pada pintu masuk berikutnya jenis
the next known point of entry of the type of informasi yang terdapat dalam subparagraf-b;
information referred to under subparagraph (b); dan
and
(b)untuk kapal laut, bukti yang ditemukan dan
(b) in the case of a ship, the evidence found and tindakan yang diperlukan harus dicatat didalam
the control measures required shall be noted in SPSK. Kapal laut ini harus diizinkan
the Ship Sanitation Control Certificate. Any mengambil bahan bakar, air, makanan dan
such conveyance shall be permitted to take on, pasokan lain di bawah pengawasan otorita
under the supervision of the competent yang berkompeten.
authority, fuel, water, food and supplies.
3. Alat angkut yang sebelumnya dinyatakan terpapar,
3. A conveyance that has been considered as affected harus dipulihkan statusnya, bila otorita yang
shall cease to be regarded as such when the berkompeten puas, bahwa :
competent authority is satisfied that: (a) tindakan yang terdapat dalam paragraf-1 Pasal
(a) the measures provided in paragraph 1 of this ini telah dilakukan dengan benar dan
Article have been effectively carried out; and (b) tidak dijumpai lagi adanya hal yang dapat
(b) there are no conditions on board that could menimbulkan risiko kesehatan di kapal laut
constitute a public health risk. tersebut.

Pasal 28 Kapal laut dan Pesawat udara pada saat


Article 28 Ships and aircraft at points of entry berada di Pintu Masuk

1. Sesuai dengan pasal 43 atau mengacu pada


1. Subject to Article 43 or as provided in applicable perjanjian internasional yang ada, suatu kapal laut
international agreements, a ship or an aircraft shall atau pesawat udara, tidak boleh dilarang untuk
not be prevented for public health reasons from berlabuh di suatu pintu masuk dengan alasan dapat
calling at any point of entry. However, if the point menimbulkan gangguan kesehatan. Namun, bila
of entry is not equipped for applying health pintu masuk ini tidak dilengkapi peralatan untuk
measures under these Regulations, the ship or melaksanakan tindakan yang dibutuhkan sesuai

30
aircraft may be ordered to proceed at its own risk dengan IHR , maka kapal laut atau pesawat udara
to the nearest suitable point of entry available to it, tersebut dapat diperintahkan untuk menuju pintu
unless the ship or aircraft has an operational masuk dengan risiko sendiri, kecuali kalau kapal
problem which would make this diversion unsafe. laut atau pesawat udara tersebut mengalami
masalah tehnis, sehingga membuatnya tidak aman
untuk melanjutkan perjalanan.

2. Sesuai dengan Pasal 43 atau mengacu pada


2. Subject to Article 43 or as provided in applicable perjanjian internasional yang ada, maka kapal laut
international agreements, ships or aircraft shall not atau pesawat udara, harus diberi free pratique.
be refused free pratique by States Parties for Selanjutnya tidak boleh dicegah untuk menaikkan
public health reasons; in particular they shall not atau menurunkan penumpang, bongkar muat kargo
be prevented from embarking or disembarking, , mengambil bahan bakar, air, makanan dan
discharging or loading cargo or stores, or taking on pasokan lainnya. Negara Anggota dapat
fuel, water, food and supplies. States Parties may mempertimbangkan untuk tidak memberikan free
subject the granting of free pratique to inspection paratique, apabila ternyata setelah melakukan
and, if a source of infection or contamination is pemeriksaan ditemukan sumber infeksi atau
found on board, the carrying out of necessary kontaminasi di atas kapal, dilakukan hapus hama,
disinfection, decontamination, disinsection or dekontaminasi, hapus serangga atau hapus tikus,
deratting, or other measures necessary to prevent atau perlu dilakukannya tindakan lain guna
the spread of the infection or contamination. mencegah penyebaran infeksi atau kontaminasi.

3. Bila memungkinkan dan tidak bertentangan


3. Whenever practicable and subject to the previous dengan paragraf sebelumnya, suatu Negara
paragraph, a State Party shall authorize the Anggota harus memberikan fre pratique melalui
granting of free pratique by radio or other radio atau melalui alat komunikasi lainnya kepada
communication means to a ship or an aircraft suatu kapal laut atau pesawat udara, bila,
when, on the basis of information received from it berdasarkan informasi yang diterima sebelum
prior to its arrival, the State Party is of the opinion kedatangannya, Negara Anggota berpendapat
that the arrival of the ship or aircraft will not result bahwa kedatangan kapal laut atau pesawat udara
in the introduction or spread of disease. tersebut tidak akan menyebarkan penyakit.

4. Nahkoda kapal laut atau pilot pesawat terbang atau


4. Officers in command of ships or pilots in agennya harus memberitahu pengawas pelabuhan
command of aircraft, or their agents, shall make atau bandara tujuan sedini mungkin sebelum
known to the port or airport control as early as kedatangan, tentang kemungkinan adanya penyakit
possible before arrival at the port or airport of yang mungkin menular atau adanya faktor risiko di
destination any cases of illness indicative of a atas kapal segera setelah mereka ketahui.
disease of an infectious nature or evidence of a Informasi ini harus segera disampaikan kepada
public health risk on board as soon as such otorita yang berkompeten di pelabuhan atau
illnesses or public health risks are made known to bandara tersebut. Dalam keadaan mendesak,
the officer or pilot. This information must be informasi tersebut harus disampaikan langsung
immediately relayed to the competent authority for kepada otorita pelabuhan atau bandara yang
the port or airport. In urgent circumstances, such relevan.
information should be communicated directly by
the officers or pilots to the relevant port or airport

31
authority.
5. Hal berikut harus dilakukan bila suatu pesawat
5. The following shall apply if a suspect or affected udara atau kapal laut yang tersangka atau terpapar
aircraft or ship, for reasons beyond the control of suatu penyakit, yang karena sesuatu hal di luar
the pilot in command of the aircraft or the officer kendali pilot atau nahkoda, terpaksa mendarat atau
in command of the ship, lands elsewhere than at berlabuh di tempat lain:
the airport at which the aircraft was due to land or
berths elsewhere than at the port at which the ship
was due to berth:
(a) Pilot atau nahkoda atau orang lain yang
(a) the pilot in command of the aircraft or the bertugas harus segera berupaya untuk
officer in command of the ship or other person memberitahu otorita berwenang yang terdekat;
in charge shall make every effort to
communicate without delay with the nearest
competent authority; (b) Segera setelah otorita yang berkompeten
(b) as soon as the competent authority has been diberitahu tentang pendaratan, ia dapat
informed of the landing it may apply health melakukan tindakan yang direkomendasikan
measures recommended by WHO or other WHO atau tindakan lain yang sesuai dengan
health measures provided in these Regulations; IHR
(c) apabila diperlukan untuk keperluan darurat atau
(c) unless required for emergency purposes or for untuk berkomunikasi dengan otorita yang
communication with the competent authority, berkompeten, para penumpang tidak
no traveller on board the aircraft or ship shall diperbolehkan meninggalkan tempat
leave its vicinity and no cargo shall be pendaratan/berlabuh. Demikian pula halnya
removed from that vicinity, unless authorized dengan kargo, kecuali diizinkan oleh otorita
by the competent authority; and yang berkompeten; dan

(d) Bila semua tindakan yang disyaratkan oleh


(d) when all health measures required by the otorita yang berkompeten telah selesai, pesawat
competent authority have been completed, the udara atau kapal laut dapat melanjutkan
aircraft or ship may, so far as such health perjalanan ke tempat tujuannya. Apabila karena
measures are concerned, proceed either to the alasan teknis ia tidak dapat melakukannya, ia
airport or port at which it was due to land or melanjutkan ke bandara atau pelabuhan yang
berth, or, if for technical reasons it cannot do dapat dicapai dengan mudah.
so, to a conveniently situated airport or port.
6. Meski berbagai ketentuan telah ditetapkan pada
5. Notwithstanding the provisions contained in this Pasal ini, nahkoda atau pilot dapat mengambil
Article, the officer in command of a ship or pilot in tindakan darurat yang diperlukan bagi keamanan
command of an aircraft may take such emergency dan kesehatan para penumpang. Ia harus
measures as may be necessary for the health and memberitahu otorita yang berkompeten secepat
safety of travellers on board. He or she shall mungkin, setiap tindakan yang telah diambil sesuai
inform the competent authority as early as possible dengan paragraf ini.
concerning any measures taken pursuant to this
paragraph. Pasal 29 Lori, keretapi dan bus di pintu masuk
Article 29 Civilian lorries, trains and coaches at
points of entry

32
WHO, setelah berkonsultasi dengan Negara Anggota,
WHO, in consultation with States Parties, shall develop harus mengembangkan pedoman bagi berbagai
guiding principles for applying healthmeasures to tindakan di bidang kesehatan terhadap lori, keretapi
civilian lorries, trains and coaches at points of entry dan bus di pintu masuk dan tempat perlintasan darat.
and passing through ground crossings.

BAB III – Ketentuan khusus bagi penumpang


Chapter III – Special provisions for travellers
Pasal 30 Penumpang yang sedang diobservasi
Article 30 Travellers under public health observation
Sesuai dengan Pasal 43 atau yang diperkenankan oleh
Subject to Article 43 or as authorized in applicable perjanjian internasional terkait, seorang penumpang
international agreements, a suspect traveler who on yang dicurigai menderita penyakit yang sewaktu datang
arrival is placed under public health observation may sedang dalam status observasi, dapat melanjutkan
continue an international voyage, if the traveller does perjalanannya ke negara lain, bila ia diyakini tidak akan
not pose an imminent public health risk and the State menyebarkan penyakit dan Negara Anggota
Party informs the competent authority of the point of memeberitahu otorita yang berkompeten di pintu
entry at destination, if known, of the traveller’s masuk negara tujuan, bila diketahui, tanggal
expected arrival. On arrival, the traveller shall report to kedatangan penumpang tersebut. Begitu tiba,
that authority. penumpang tersebut harus melapor kepada otorita
tersebut.

Pasal 31 Tindakan yang berhubungan dengan


Article 31 Health measures relating to entry of masuknya penumpang
travellers
1. Pemeriksaan medik yang invasif, vaksinasi atau
1. Invasive medical examination, vaccination or other profilaksis lainnya, tidak boleh dijadikan syarat
prophylaxis shall not be required as a condition of masuk bagi setiap penumpang ke wilayah suatu
entry of any traveller to the territory of a State Negara Anggota, kecuali, sesuai dengan Pasal 32,
Party, except that, subject to Articles 32, 42 and 42 dan 45, IHR, tidak menghalangi Negara
45, these Regulations do not preclude States Anggota guna melakukan pemeriksaan medik,
Parties from requiring medical examination, vaksinasi atau profilaksis lainnya atau
vaccination or other prophylaxis or proof of menunjukkan bukti vaksinasi atau profilaksis
vaccination or other prophylaxis: lainnya:
(d) bila diperlukan untuk menentukan ada tidaknya
(a) when necessary to determine whether a public faktor risiko.
health risk exists; (e) sebagai suatu persyaratan masuk bagi setiap
(b) as a condition of entry for any travellers penumpang yang akan tinggal sementara atau
seeking temporary or permanent residence; tetap;
(f) sebagai suatu persyaratan masuk bagi setiap
(c) as a condition of entry for any travellers penumpang sesuai dengan Pasal 43 atau
pursuant to Article 43 or Annexes 6 and 7; or Lampiran- 6 dan 7; atau
(g) dilaksanakan sesuai dengan Pasal 23.
(d) which may be carried out pursuant to Article 23.
2. Bila suatu Negara mensyaratkan pemeriksaan

33
2. If a traveller for whom a State Party may require a medik, vaksinasi atau profilaksis lain sesuai
medical examination, vaccination or other dengan paragraf-1 Pasal ini kepada seorang
prophylaxis under paragraph 1 of this Article fails penumpang yang tidak menyetujui suatu tindakan
to consent to any such measure, or refuses to atau menolak memberikan informasi atau
provide the information or the documents referred dokumen sebagaimana dimaksud pada paragraf 1
to in paragraph 1(a) of Article 23, the State Party (a) Pasal 23, maka Negara tersebut , sesuai dengan
concerned may, subject to Articles 32, 42 and 45, Pasal 32, 42 dan 45 dapat menolak masuknya
deny entry to that traveller. If there is evidence of penumpang tersebut. Bila ada bukti akan adanya
an imminent public health risk, the State Party faktor risiko yang dapat mengancam kesehatan
may, in accordance with its national law and to the masyarakat, Negara tersebut dapat, sesuai dengan
extent necessary to control such a risk, compel the undang-undang Negara-nya dan ketentuan yang
traveller to undergo or advise the traveller, diperlukan untuk mengendalikan risiko tersebut,
pursuant to paragraph 3 of Article 23, to undergo: memaksa penumpang tersebut menjalani atau
menyarankan penumpang tersebut, sesuai dengan
paragraf-3 Pasal-23, untuk menjalani:

(a) pemeriksaan Medik yang paling tidak invasif


(a) the least invasive and intrusive medical dan mengganggu, yang dapat mencapai tujuan
examination that would achieve the public yang dikehendaki; atau
health objective; (b) vaksinasi atau profilaksis lain, atau
(b) vaccination or other prophylaxis; or (c) tindakan tambahan tertentu,yang dapat
(c) additional established health measures that mencegah atau mengendalikan penyebaran
prevent or control the spread of disease, penyakit, termasuk isolasi, karantina, atau
including isolation, quarantine or placing the dalam status observasi.
traveller under public health observation.

Pasal 32 Perlakuan terhadap penumpang


Article 32 Treatment of travellers
Dalam pelaksanaan tindakan yang sesuai dengan IHR,
In implementing health measures under these Negara Anggota harus menghormati martabat, hak
Regulations, States Parties shall treat travelers with asasi manusia dan kebebasan dasar, dan meminimalkan
respect for their dignity, human rights and fundamental setiap tindakan yang tidak nyaman atau menyusahkan,
freedoms and minimize any discomfort or distress yang terkait dengan tindakan tersebut, termasuk:
associated with such measures, including by: (a) memperlakukan semua penumpang dengan sopan
dan rasa hormat;
(a) treating all travellers with courtesy and respect; (b) mempertimbangkan aspek jender, sosial budaya,
(b) taking into consideration the gender, sociocultural, etnis atau agama penumpang; dan
ethnic or religious concerns of travellers; and (c) menyediakan atau membantu menyediakan
(c) providing or arranging for adequate food and makanan dan air yang mencukupi, akomodasi dan
water, appropriate accommodation and clothing, pakaian yang memadai, perlindungan terhadap
protection for baggage and other possessions, bagasi dan barang lain miliknya, pengobatan medis
appropriate medical treatment, means of necessary yang tepat, alat komunikasi yang diperlukan, bila
communication if possible in a language that they mungkin dalam bahasa mereka, dan bantuan lain
can understand and other appropriate assistance for yang dibutuhkan bagi penumpang yang
travellers who are quarantined, isolated or subject dikarantina, diisolasi atau yang harus menjalani
to medical examinations or other procedures for pemeriksaan kesehatan atau prosedur lain untuk

34
public health purposes. kepentingan kesehatan masyarakat.

BAB IV – Ketentuan khusus bagi barang,


Chapter IV – Special provisions for goods, petikemas dan wilayah untuk memuat petikemas
containers and container loading areas
Pasal 33 Barang dalam Transit
Article 33 Goods in transit
Sesuai dengan Pasal 43 atau bila diperbolehkan oleh
Subject to Article 43 or unless authorized by applicable perjanjian internasional yang berlaku, barang, selain
international agreements, goods, other than live hewan hidup, sewaktu transit tanpa pergantian kapal,
animals, in transit without transhipment shall not be tidak boleh dilakukan tindakan yang diatur dalam IHR,
subject to health measures under these Regulations or atau ditahan untuk kepentingan kesehatan masyarakat,.
detained for public health purposes.

Pasal 34 Petikemas dan wilayah untuk memuat


Article 34 Container and container loading areas petikemas
1. Negara Anggota harus menjamin, sejauh mungkin,
1. States Parties shall ensure, as far as practicable, agar para pengirim petikemas menggunakan peti
that container shippers use international traffic kemas yang bebas dari sumber infeksi atau
containers that are kept free from sources of kontaminasi, termasuk vektor dan reservoir,
infection or contamination, including vektors and khususnya selama proses pengemasan.
reservoirs, particularly during the course of
packing.
2. Negara Anggota harus menjamin, sejauh mungkin,
2. States Parties shall ensure, as far as practicable, agar wilayah untuk memuat petikemas dijaga bebas
that container loading areas are kept free from dari sumber infeksi atau kontaminasi, termasuk
sources of infection or contamination, including vektor dan reservoir.
vektors and reservoirs.
3. Bila, menurut pendapat Negara Anggota, volume
3. Whenever, in the opinion of a State Party, the petikemas dalam lalu-lintas internasional cukup
volume of international container traffic is besar, maka otorita yang berkompeten harus
sufficiently large, the competent authorities shall mengambil seluruh tindakan sesuai dengan IHR ini,
take all practicable measures consistent with these termasuk melakukan pemeriksaan, menilai kondisi
Regulations, including carrying out inspections, to sanitasi dari wilayah tempat memuat petikemas dan
assess the sanitary condition of container loading petikemasnya, guna memastikan bahwa kewajiban
areas and containers in order to ensure that the yang termuat dalam IHR dilaksanakan.
obligations contained in these Regulations are
implemented.
4. Fasilitas bagi pemeriksaan dan isolasi petikemas
4. Facilities for the inspection and isolation of harus, sejauh mungkin, tersedia di wilayah tempat
containers shall, as far as practicable, be available me muat petikemas.
at container loading areas. 5. Penerima dan pengirim petikemas harus melakukan
5. Container consignees and consignors shall make segala upaya untuk mencegah kontaminasi silang
every effort to avoid cross-contamination when akibat digunakannya alat muat petikemas yang multi

35
multiple-use loading of containers is employed. guna

BAGIAN V I- DOKUMEN KESEHATAN


PART VI – HEALTH DOCUMENTS
Pasal 35 Ketentuan Umum
Article 35 General rule
Tidak ada dokumen kesehatan, selain yang ditentukan
No health documents, other than those provided for dalam IHR atau yang direkomendasikan WHO, yang
under these Regulations or in recommendations issued diperlukan dalam lalu-lintas internasional, kecuali bagi
by WHO, shall be required in international traffic, mereka yang akan menetap sementara atau
provided however that this Article shall not apply to seterusnya.Ketentuan serupa berlaku pula bagi barang
travellers seeking temporary or permanent residence, atau kargo yang diperdagangkan sesuai dengan
nor shall it apply to document requirements concerning perjanjian internasional yang telah berlaku. Otorita
the public health status of goods or cargo in yang berkompeten dapat meminta penumpang untuk
international trade pursuant to applicable international mengisi formulir di mana yang bersangkutan dapat
agreements. The competent authority may request dihubungi dan kwesioner tentang kesehatannya, selama
travellers to complete contact information forms and mereka memenuhi persyaratan Pasal-23.
questionnaires on the health of travellers, provided that
theymeet the requirements set out in Article 23.
Pasal 36 Sertifikat vaksinasi atau profilaksis lainnya
Article 36 Certificates of vaccination or other
prophylaxis
1. Sertifikat vaksinasi dan profilaksis lainnya yang
1. Vaccines and prophylaxis for travellers diberikan kepada penumpang sesuai dengan IHR
administered pursuant to these Regulations, or to atau rekomendasi dan sertifikat yang terkait dengan
recommendations and certificates relating thereto, hal tersebut, harus sesuai dengan ketentuan didalam
shall conform to the provisions of Annex 6 and, Lampiran- 6 dan bila diperlukan, dengan Lampiran-7
when applicable, Annex 7 with regard to specific yang diperuntukkan bagi penyakit khusus.
diseases.

2. Seorang penumpang yang memiliki sertifikat


2. A traveller in possession of a certificate of vaksinasi atau profilaksis lainnya yang dikeluarkan
vaccination or other prophylaxis issued in sesuai dengan Lampiran-6 atau Lampiran- 7, tidak
conformity with Annex 6 and, when applicable, boleh ditolak masuk, sebagai konsekwensi dari
Annex 7, shall not be denied entry as a penyakit yang dinyatakan dalam sertifikat tersebut,
consequence of the disease to which the certificate meskipun datang dari daerah terjangkit penyakit,
refers, even if coming from an affected area, unless kecuali kalau otorita yang berkompeten telah
the competent authority has verifiable indications menemukan indikasi dan/atau bukti bahwa vaksinasi
and/or evidence that the vaccination or other atau profilaksis lainnya yang telah diperoleh oleh
prophylaxis was not effective. yang bersangkutan tidak efektif.

Pasal 37 Maritime Declaration of Health


Article 37 Maritime Declaration of Health
1. Nakhoda kapal sebelum berlabuh pada pelabuhan

36
1. The master of a ship, before arrival at its first port pertama dalam wilayah suatu Negara harus
of call in the territory of a State Party, shall memastikan status kesehatan kapal, dan, kecuali bila
ascertain the state of health on board, and, except Negara Anggota tidak mensyaratkannya, nakhoda
when that State Party does not require it, the begitu datang atau sebelum kapal datang bila kapal
master shall, on arrival, or in advance of the dilengkapi peralatan untuk keperluan ini dan Negara
vessel’s arrival if the vessel is so equipped and the ybs mensyaratkan hal ini, MDH diisi dengan
State Party requires such advance delivery, lengkap dan ditandatangani oleh dokter kapal, bila
complete and deliver to the competent authority ada untuk diberikan kepada otorita yang
for that port a Maritime Declaration of Health berkompeten.
which shall be countersigned by the ship’s
surgeon, if one is carried.
2. Nahkoda atau dokter kapal, bila ada, harus
2. The master of a ship, or the ship’s surgeon if one is memberikan setiap informasi yang diperlukan
carried, shall supply any information required by menyangkut kondisi kesehatan kapal selama
the competent authority as to health conditions on perjalanan,yang diminta oleh otorita yang
board during an international voyage. berkompeten.

3. MDH harus mengikuti contoh yang terdapat pada


3. A Maritime Declaration of Health shall conform to Lampiran- 8.
the model provided in Annex 8.
4. Negara Anggota dapat memutuskan:
4. A State Party may decide:
(a) tidak diperlukannya MDH bagi semua kapal
(a) to dispense with the submission of the yang datang; atau
Maritime Declaration of Health by all arriving
ships; or (b) mensyaratkan penyerahan MDH berdasarkan
(b) to require the submission of the Maritime suatu rekomendasi terhadap kapal yang datang
Declaration of Health under a recommendation dari daerah terjangkit penyakit atau dari
concerning ships arriving from affected areas kemungkinan kapal membawa penyakit atau
or to require it from ships which might terkontaminasi. Negara Anggota harus
otherwise carry infection or contamination. menginformasikan persyaratan ini kepada
The State Party shall inform shipping operators operator kapal atau agennya.
or their agents of these requirements.

Pasal 38 Bagian Kesehatan dari General Declaration


Article 38 Health Part of the Aircraft General Pesawat Udara
Declaration
1. Pilot atau perusahaan yang mempekerjakannya,
1. The pilot in command of an aircraft or the pilot’s selama penerbangan atau sewaktu mendarat di
agent, in flight or upon landing at the first airport in bandara pertama di wilayah suatu Negara Anggota,
the territory of a State Party, shall, to the best of his harus, sedapat mungkin, kecuali bila Negara
or her ability, except when that State Party does not Anggota tersebut tidak memerlukannya, untuk
require it, complete and deliver to the competent mengisi secara lengkap dan menyerahkan Bagian
authority for that airport the Health Part of the kesehatan Gendec kepada otorita yang berkompeten
Aircraft General Declaration which shall conform to di bandara tersebut, sesuai dengan contoh yang
the model specified in Annex 9. terdapat dalam Lampiran-9.

37
2. Pilot atau perusahaan yang mempekerjakannya
2. The pilot in command of an aircraft or the pilot’s harus memberikan setiap informasi yang diperlukan
agent shall supply any information required by the oleh Negara Anggota mengenai kondisi kesehatan di
State Party as to health conditions on board during pesawat selama perjalanan dan setiap tindakan yang
an international voyage and any health measure dilakukan pada pesawat.
applied to the aircraft.
3. Suatu Negara Anggota dapat memutuskan:
3. A State Party may decide:
(f) tidak mengharuskan penyerahan Gendec yang
(a) to dispense with the submission of the Health menyangkut kesehatan terhadap semua pesawat
Part of the Aircraft General Declaration by all yang datang, atau
arriving aircraft; or (g) mensyaratkan penyerahan bagian kesehatan dari
(b) to require the submission of the Health Part of Gendec berdasarkan rekomendasi bagi pesawat
the Aircraft General Declaration under a yang datang dari daerah terjangkit penyakit atau
recommendation concerning aircraft arriving mensyaratkannya bagi pesawat yang mungkin
from affected areas or to require it from aircraft membawa penyakit atau kontaminasi. Negara
which might otherwise carry infection or Anggota harus menginformasikan persyaratan ini
contamination. The State Party shall inform kepada operator pesawat atau agennya.
aircraft operators or their agents of these
requirements.
Pasal 39 Sertifikat sanitasi kapal
Article 39 Ship sanitation certificates
1. Sertifikat Bebas Pengawasan Sanitasi Kapal SSCEC
1. Ship Sanitation Control Exemption Certificates and dan Setifikat Pengawasan Sanitasi Kapal SSCC
Ship Sanitation Control Certificates shall be valid berlaku paling lama enam bulan. Jangka waktu ini
for a maximum period of six months. This period bisa diperpanjang selama satu bulan bila
may be extended by one month if the inspection or pemeriksaan atau tindakan yang diperlukan tidak
control measures required cannot be accomplished at dapat dilakukan pada pelabuhan tersebut.
the port.
2. Tanpa memiliki SSCEC atau SSCC yang masih
2. If a valid Ship Sanitation Control Exemption berlaku tidak berhasil atau ditemukan faktor risiko
Certificate or Ship Sanitation Control Certificate is di atas kapal, Negara Anggota dapat melakukan
not produced or evidence of a public health risk is tindakan sesuai dengan paragraf-1 Pasal-27.
found on board a ship, the State Party may proceed
as provided in paragraph 1 of Article 27.
3. Sertifikat sebagaimana tertera di dalam Pasal ini
3. The certificates referred to in this Article shall harus sesuai dengan contoh pada Lampiran- 3.
conform to the model in Annex 3.
4. Bila memungkinkan, tindakan harus dilakukan
4. Whenever possible, control measures shall be carried sewaktu kapal dan palkanya kosong. Dalam hal
out when the ship and holds are empty. In the case of kapal berada dalam keadaan stabil, tindakan ini bisa
a ship in ballast, they shall be carried out before dilaksanakan sebelum kargo dan barang dimuat.
loading.
5. Bila diperlukan tindakan dan telah dilaksanakan
5. When control measures are required and have been dengan memuaskan, otorita yang berkompeten harus

38
satisfactorily completed, the competent authority mengeluarkan SSCC, berisi bukti yang ditemukan
shall issue a Ship Sanitation Control Certificate, dan tindakan yang diambil
noting the evidence found and the control measures
taken.
6. Otorita yang berkompeten dapat mengeluarkan
6. The competent authority may issue a Ship Sanitation SSCEC di setiap pelabuhan sesuai dengan Pasal 20,
Control Exemption Certificate at any port specified bila telah terbukti bahwa kapal tersebut bebas dari
under Article 20 if it is satisfied that the ship is free penyakit dan kontaminasi, termasuk vektor dan
of infection and contamination, including vektors reservoir. Sertifikat tersebut biasanya dikeluarkan
and reservoirs. Such a certificate shall normally be apabila pemeriksaan dilakukan pada saat kapal
issued only if the inspection of the ship has been dalam keadaan kosong atau pada saat ia bermuatan
carried out when the ship and holds are empty or pemberat atau bahan lainnya, sehingga pemeriksaan
when they contain only ballast or other material, of dapat dilakukan secara menyeluruh.
such a nature or so disposed as to make a thorough
inspection of the holds possible.
7. Apabila menurut otorita yang berkompeten tidak
7. If the conditions under which control measures are memungkinkan untuk mengambil tindakan dengan
carried out are such that, in the opinion of the hasil yang memuaskan, maka hal tersebut harus
competent authority for the port where the operation dicatat pada SSCC nya.
was performed, a satisfactory result cannot be
obtained, the competent authority shall make a note
to that effect on the Ship Sanitation Control
Certificate.

BAGIAN VII – BIAYA YANG DIKENAKAN


PART VII – CHARGES
Pasal 40 Biaya tindakan terhadap penumpang
Article 40 Charges for health measures regarding
travelers
1. Kecuali bagi penumpang yang akan tinggal
1. Except for travellers seeking temporary or sementara atau tetap, dan sesuai dengan paragraf -2
permanent residence, and subject to paragraph 2 of Pasal ini, tidak boleh ada biaya yang dipungut oleh
this Article, no charge shall be made by a State Party Negara anggota sesuai dengan IHR, bagi tindakan
pursuant to these Regulations for the following kesehatan masyarakat berikut ini:
measures for the protection of public health:
(a) pemeriksaan medik yang diberikan sesuai
(a) any medical examination provided for in these dengan IHR atau setiap pemeriksaan tambahan
Regulations, or any supplementary examination yang disyaratkan oleh Negara anggota untuk
which may be required by that State Party to memastikan status kesehatan penumpang yang
ascertain the health status of the traveller diperiksa tersebut;
examined;
(b) vaksinasi atau profilaksis lainnya yang diberikan
(b) any vaccination or other prophylaxis provided to kepada seorang penumpang saat kedatangan
a traveller on arrival that is not a published yang tidak menjadi persyaratan secara tertulis
requirement or is a requirement published less atau persyaratan tertulis yang diterbitkan kurang
than 10 days prior to provision of the vaccination dari 10 hari sebelum vaksinasi atau profilaksis

39
or other prophylaxis; lainnya dilaksanakan;
(c) Isolasi dan karantina yang memadai yang harus
(c) appropriate isolation or quarantine requirements dijalani penumpang;
of travellers; (d) sertifikat yang dikeluarkan kepada penumpang,
(d) any certificate issued to the traveller specifying yang memuat tanggal tindakan yang telah
the measures applied and the date of application; dilakukan; atau
or (e) tindakan yang dilakukan pada bagasi yang
(e) any health measures applied to baggage dibawa penumpang.
accompanying the traveller.
3. Negara Anggota dapat memungut biaya untuk
2. State Parties may charge for health measures other tindakan selain yang tercantum dalam paragraf-1
than those referred to in paragraph 1 of this Article, Pasal ini, termasuk hal yang utamanya
including those primarily for the benefit of the menguntungkan bagi penumpang.
traveller.
4. Apabila tindakan kepada penumpang sesuai dengan
3. Where charges are made for applying such health IHR dikenakan biaya, di masing-masing Negara
measures to travellers under these Regulations, there Anggota harus berlaku satu tarif dan setiap biaya
shall be in each State Party only one tariff for such yang dikenakan harus:
charges and every charge shall:
(a) sesuai dengan tarif ini;
(a) conform to this tariff; (b) tidak melebihi biaya dari layanan yang
(b) not exceed the actual cost of the service diberikan; dan
rendered; and (c) dikenakan tanpa membedakan kewarganegaraan,
(c) be levied without distinction as to the nationality, atau tempat tinggal dari penumpang tersebut;
domicile or residence of the traveler concerned.
4. tarif, dan setiap perubahannya, harus diterbitkan
4. The tariff, and any amendment thereto, shall be sekurang-kurangnya 10 hari sebelum
published at least 10 days in advance of any levy pemberlakuannya.
thereunder.
5. IHR tidak menghalangi Negara Anggota untuk
5. Nothing in these Regulations shall preclude States meminta pembayaran atas pengeluaran bagi tindakan
Parties from seeking reimbursement for expenses dalam paragraf-1 Pasal ini:
incurred in providing the health measures in
paragraph 1 of this Article:
(a) dari operator atau pemilik alat angkut bagi
(a) from conveyance operators or owners with karyawannya yang bepergian; atau
regard to their employees; or (b) dari asuransi penumpang.
(b) from applicable insurance sources.
6. Tidak dibenarkan sama sekali adanya larangan
6. Under no circumstances shall travellers or berangkat bagi penumpang atau operator alat angkut
conveyance operators be denied the ability to depart dari wilayah negara anggota yang menunggak
from the territory of a State Party pending payment pembayaran biaya sebagaimana tercantum pada
of the charges referred to in paragraphs 1 or 2 of this paragraf-1 atau 2 Pasal ini.
Article. Pasal 41 Biaya untuk bagasi, kargo, petikemas, alat
Article 41 Charges for baggage, cargo, containers, angkut, barang atau paket pos
conveyances, goods or postal parcels

40
1. Apabila dipungut biaya untuk melakukan tindakan
1. Where charges are made for applying health terhadap bagasi, kargo, petikemas, alat angkut,
measures to baggage, cargo, containers, barang atau paket pos sesuai dengan IHR, setiap
conveyances, goods or postal parcels under these Negara Anggota diharuskan hanya memiliki satu
Regulations, there shall be in each State Party only tarif untuk biaya tersebut dan setiap biaya harus:
one tariff for such charges and every charge shall:
(a) sesuai dengan tarif yang berlaku;
(a) conform to this tariff; (b) biaya tidak melebihi biaya yang dibutuhkan bagi
(b) not exceed the actual cost of the service layanan tersebut; dan
rendered; and (c) dikenakan tanpa membedakan kewarganegaraan,
(c) be levied without distinction as to the nationality, bendera, kepemilikan bagasi, kargo, petikemas,
flag, registry or ownership of the baggage, cargo, alat angkut, barang atau paket pos. Khususnya,
containers, conveyances, goods or postal parcels tidak ada perbedaan tarif bagi bagasi, kargo,
concerned. In particular, there shall be no petikemas, alat angkut, barang atau paket pos
distinction made between national and foreign milik nasional dan asing.
baggage, cargo, containers, conveyances, goods
or postal parcels.
2. Tarif, dan setiap perubahannya, harus diberitahukan
2. The tariff, and any amendment thereto, shall be sekurang-kurangnya sepuluh hari sebelum
published at least 10 days in advance of any levy diberlakukan.
thereunder.

BAGIAN VIII – KETENTUAN UMUM


PART VIII – GENERAL PROVISIONS
Pasal 42 Pelaksanaan tindakan
Article 42 Implementation of health measures
Tindakan yang diambil sesuai dengan IHR harus
Health measures taken pursuant to these Regulations dimulai dan diselesaikan sesegera mungkin, dan
shall be initiated and completed without delay, and dilakukan secara transparan tanpa diskriminasi.
applied in a transparent and non-discriminatory
manner.

Pasal 43 Tindakan tambahan


Article 43 Additional health measures
1. IHR tidak boleh menghalangi Negara anggota untuk
1. These Regulations shall not preclude States Parties melaksanakan tindakan, sesuai dengan undang-
from implementing health measures, in accordance undang dan kewajiban internasionalnya, sebagai
with their relevant national law and obligations respons terhadap PHEIC, yang:
under international law, in response to specific
public health risks or public health emergencies of
international concern, which: (a) menghasilkan tingkat perlindungan kesehatan
(a) achieve the same or greater level of health yang sama atau lebih besar dibanding
protection than WHO recommendations; or rekomendasi WHO; atau
(b) tidak dilarang dalam Pasal 25, Pasal 26, paragraf
(b) are otherwise prohibited under Article 25, Article 1 dan 2 Pasal 28, Pasal 30, paragraf 1 (c) Pasal
26, paragraphs 1 and 2 of Article 28, Article 30, 31 dan Pasal 33, dan tindakan tersebut sesuai

41
paragraph 1(c) of Article 31 and Article 33, dengan IHR. Tindakan tersebut tidak boleh
provided such measures are otherwise consistent membatasi lalu-lintas internasional dan tidak
with these Regulations. Such measures shall not lebih invasif atau mengganggu orang ketimbang
be more restrictive of international traffic and not alternatif lain yang menghasilkan tingkat
more invasive or intrusive to persons than perlindungan kesehatan yang memadai.
reasonably available alternatives that would
achieve the appropriate level of health
protection.
2. Dalam memutuskan apakah akan melaksanakan
2. In determining whether to implement the health tindakan sesuai dengan paragraf-1 Pasal ini atau
measures referred to in paragraph 1 of this Article or tindakan penyehatan tambahan pada paragraf-2 Pasal
additional health measures under paragraph 2 of 23, paragraf-1 Pasal 27, paragraf-2 Pasal-28 dan
Article 23, paragraph 1 of Article 27, paragraph 2 of paragraf 2(c) Pasal-31, Negara Anggota harus
Article 28 and paragraph 2(c) of Article 31, States mendasarkan keputusannya atas:
Parties shall base their determinations upon: (a) kaidah ilmiah;
(a) scientific principles; (b) bukti ilmiah pengaruh suatu risiko terhadap
(b) available scientific evidence of a risk to human kesehatan masyarakat, atau bila bukti tersebut
health, or where such evidence is insufficient, the tidak mencukupi, berdasarkan informasi yang
available information including from WHO and tersedia termasuk dari WHO dan organisasi antar
other relevant intergovernmental organizations pemerintah dan lembaga internasional lainnya;
and international bodies; and dan
(c) setiap petunjuk khusus atau anjuran dari WHO.
(c) any available specific guidance or advice from
WHO.
3. suatu negara yang melaksanakan tindakan tambahan
3. A State Party implementing additional health sesuai dengan paragraf 1 Pasal ini, yang secara
measures referred to in paragraph 1 of this Article bermakna menghambat lalu-lintas internasional,
which significantly interfere with international harus memberitahu WHO alasan yang rasional dan
traffic shall provide to WHO the public health dasar ilmiahnya. WHO harus menyebarkan
rationale and relevant scientific information for it. informasi ini kepada Negara anggota lainnya
WHO shall share this information with other States mengenai tindakan yang dilakukan oleh negara
Parties and shall share information regarding the tersebut. Yang termasuk hambatan bermakna pada
health measures implemented. For the purpose of umumnya adalah penolakan masuk atau berangkat
this Article, significant interference generally means penumpang internasional, bagasi, kargo, petikemas,
refusal of entry or departure of international alat angkut, barang, dan sejenisnya, atau
travellers, baggage, cargo, containers, conveyances, penangguhannya selama lebih dari 24 jam..
goods, and the like, or their delay, for more than 24
hours.
4. Setelah menilai informasi yang diberikan sesuai
4. After assessing information provided pursuant to dengan paragraf 3 dan 5 Pasal ini dan informasi
paragraph 3 and 5 of this Article and other relevant terkait lainnya, WHO dapat meminta Negara
information, WHO may request that the State Party anggota untuk mempertimbangkan kembali
concerned reconsider the application of the penerapan tindakan tersebut.
measures. 5. Suatu Negara Anggota yang melaksanakan tindakan
5. A State Party implementing additional health tambahan sesuai dengan paragraf 1 dan 2 Pasal ini
measures referred to in paragraphs 1 and 2 of this yang secara bermakna menghambat lalu-lintas

42
Article that significantly interfere with international internasional, harus memberitahukan kepada WHO
traffic shall inform WHO, within 48 hours of dalam waktu 48 jam setelah pelaksanaan tindakaan
implementation, of such measures and their health tersebut dan alasannya, kecuali kalau hal ini telah
rationale unless these are covered by a temporary or dinyatakan dalam rekomendasi tetap atau
standing recommendation. rekomendasi sementara.

6. Suatu Negara Anggota yang melaksanakan tindakan


6. A State Party implementing a health measure sesuai dengan dengan paragraf 1 atau 2 Pasal ini,
pursuant to paragraph 1 or 2 of this Article shall dalam waktu tiga bulan harus meninjau tindakan
within three months review such a measure taking tgersebut dengan mempertimbangkan anjuran WHO
into account the advice of WHO and the criteria in dan kriteria pada paragraf 2 Pasal ini.
paragraph 2 of this Article.
7. Tanpa prasangka akan haknya dalam Pasal 56, setiap
7. Without prejudice to its rights under Article 56, any Negara anggota yang terkena dampak dari tindakan
State Party impacted by a measure taken pursuant to yang diambil sesuai dengan paragraf 1 atau 2 Pasal
paragraph 1 or 2 of this Article may request the State ini, dapat meminta Negara anggota yang
Party implementing such a measure to consult with melaksanakan tindakan tersebut untuk berkonsultasi
it. The purpose of such consultations is to clarify the dengannya. Tujuan konsultasi adalah untuk
scientific information and public health rationale mengklarifikasi dasar ilmiah dan alasan kesehatan
underlying the measure and to find a mutually masyarakat yang melatarbelakangi tindakan tersebut
acceptable solution. serta untuk menemukan jalan keluar yang bisa
diterima bersama.

8. Ketentuan pada Pasal ini berlaku dalam pelaksanaan


8. The provisions of this Article may apply to tindakan kepada para penumpang yang bepergian
implementation of measures concerning travelers dalam kelompok yang besar.
taking part in mass congregations.

Pasal 44 Kerjasama dan Bantuan


Article 44 Collaboration and assistance
1. Negara anggota sejauh mungkin harus bekerjasama
1. States Parties shall undertake to collaborate with dalam:
each other, to the extent possible, in: (a) penemuan, penilaian dan respons terhadap
(a) the detection and assessment of, and response to, berbagai kejadian/KLB sebagaimana diatur di
events as provided under these Regulations; dalam IHR;
(b) Penyediaan atau fasilitasi bagi kerjasama teknis
(b) the provision or facilitation of technical dan dukungan logistik, khususnya terhadap
cooperation and logistical support, particularly in pengembangan, penguatan dan pemeliharaan
the development, strengthening and maintenance kapasitas di bidang kesehatan masyarakat yang
of the public health capacities required under dibutuhkan sesuai dengan IHR:;
these Regulations; (c) Mobilisasi dana untuk kelancaran pelaksanaan
(c) the mobilization of financial resources to kewajibannya sesuai dengan IHR ; dan
facilitate implementation of their obligations
under these Regulations; and (d) Penyusunan undang-undang yang diusulkan
(d) the formulation of proposed laws and other legal dan peraturan pelaksanaannya guna penerapan
and administrative provisions for the IHR .

43
implementation of these Regulations.
2. WHO atas permintaan Negara Anggota, harus
2. WHO shall collaborate with States Parties, upon bekerjasama sejauh mungkin dalam:
request, to the extent possible, in: (a) evaluasi dan asesmen kapasitas di bidang
(a) the evaluation and assessment of their public kesehatan masyarakat untuk memfasilitasi
health capacities in order to facilitate the pelaksanaan IHR secara efektif;
effective implementation of these Regulations; (b) Penyediaan atau fasilitasi kerjasama teknis dan
(b) the provision or facilitation of technical dukungan logsitik kepada Negara Anggota; dan
cooperation and logistical support to States (c) Mobilisasi dana untuk mendukung Negara
Parties; and berkembang dalam membangun, memperkuat
(c) the mobilization of financial resources to support dan memelihara kapasitas sesuai dengan
developing countries in building, strengthening Lampiran- 1.
and maintaining the capacities provided for in
Annex 1.
3. Kerjasama yang menyangkut Pasal ini dapat
3. Collaboration under this Article may be dilaksanakan melalui berbagai cara seperti secara
implemented through multiple channels, including bilateral, jejaring regional dan kantor regional WHO,
bilaterally, through regional networks and the WHO serta melalui organisasi antar pemerintah dan
regional offices, and through intergovernmental lembaga internasional.
organizations and international bodies.

Pasal 45 Perlakuan terhadap data pribadi


Article 45 Treatment of personal data
1. Informasi kesehatan yang dikumpulkan atau diterima
1. Health information collected or received by a State oleh Negara Anggota sesuai dengan IHR, yang
Party pursuant to these Regulations from another berasal dari Negara lain atau dari WHO, yang
State Party or from WHO which refers to an berkaitan dengan identitas seseorang, harus dijaga
identified or identifiable person shall be kept kerahasiaannya dan diproses tanpa nama seperti
confidential and processed anonymously as required yang ditentukan oleh undang-undang Negara
by national law. tersebut.

2. Meski ada ketentuan yang harus merahasiakan data


2. Notwithstanding paragraph 1, States Parties may pribadi dalam paragraf 1, Negara yang
disclose and process personal data where essential bersangkutan dapat mengumumkan dan memproses
for the purposes of assessing and managing a public data sesorang guna menilai dan mengelola risiko
health risk, but State Parties, in accordance with terhadap kesehatan masyarakat. Namun demikian
national law, and WHO must ensure that the Negara Anggota, sesuai dengan undang-undangnya
personal data are: dan WHO harus memastikan bahwa data pribadi
tersebut:
(a) diproses secara adil dan menurut hukum, dan
(a) processed fairly and lawfully, and not further tidak diproses lebih lanjut bila tidak sesuai
processed in a way incompatible with that dengan maksud semula;
purpose; (b) mencukupi, relevan dan tidak berlebihan;
(b) adequate, relevant and not excessive in relation
to that purpose; (c) akurat dan di mana perlu, dimutakhirkan; setiap

44
(c) accurate and, where necessary, kept up to date; langkah harus diambil untuk memastikan bahwa
every reasonable step must be taken to ensure data yang tidak akurat atau tidak lengkap dihapus
that data which are inaccurate or incomplete are atau diperbaiki; dan
erased or rectified; and (d) disimpan tidak lebih lama dari yang diperlukan.
(d) not kept longer than necessary.
3. Atas permintaan, WHO sejauh memungkinkan,
3. Upon request, WHO shall as far as practicable secepatnya memberikan kepada seseorang data
provide an individual with his or her personal data pribadinya sesuai dengan Pasal ini dalam format
referred to in this Article in an intelligible form, yang dapat dimengerti tanpa membebani biaya yang
without undue delay or expense and, when tidak-tidak dan bila perlu dapat diperbaiki.
necessary, allow for correction.

Pasal 46 Pengangkutan dan penanganan bahan


Article 46 Transport and handling of biological biologis, reagen dan bahan untuk keperluan
substances, reagents and materials for diagnostic diagnostik
purposes
Negara Anggota harus, berdasarkan undang-undang
States Parties shall, subject to national law and taking yang berlaku di negaranya dan mempertimbangkan
into account relevant international guidelines, facilitate pedoman internasional terkait, memfasilitasi
the transport, entry, exit, processing and disposal of pengangkutan, masuk, keluar, pemeriksaan dan
biological substances and diagnostic specimens, pembuangan bahan biologis dan spesimen untuk
reagents and other diagnostic materials for verification diagnosis, reagen serta bahan diagnostik lainnya untuk
and public health response purposes under these keperluan verifikasi dan respons di bidang kesehatan
Regulations. masyarakat sesuai dengan ketentuan IHR.

BAGIAN IX – DAFTAR NAMA PARA AHLI IHR,


PART IX – THE IHR ROSTER OF EXPERTS, KOMITE KEDARURATAN DAN KOMITE
THE EMERGENCY COMMITTEE AND THE PENELAAH
REVIEW COMMITTEE
Bab I – Daftar Nama Para Ahli IHR
Chapter I – The IHR Roster of Experts
Pasal 47 Komposisi
Article 47 Composition
Direktur Jenderal harus membuat daftar nama ahli di
The Director-General shall establish a roster composed berbagai bidang keahlian yang terkait dengan IHR
of experts in all relevant fields of expertise (hereinafter (selanjutnya disebut dengan “Expert-Roster IHR”).
the “IHR Expert Roster”). The Director-General shall Direktur Jenderal harus menunjuk para anggota dari
appoint the members of the IHR Expert Roster in Expert-Roster IHR sesuai dengan peraturan yang telah
accordance with the WHO Regulations for Expert digunakan WHO dalam penunjukkan anggota Experts
Advisory Panels and Committees (hereinafter the Advisory Panels and Committee (selanjutnya disebut
“WHO Advisory Panel Regulations”), unless otherwise WHO Advisory Panel Regulations), kecuali ditentukan
provided in these Regulations. In addition, the lain dalam IHR. Direktur Jenderal harus menunjuk satu
Director-General shall appoint one member at the anggota atas permintaan setiap Negara Anggota dan,
request of each State Party and, where appropriate, bila diperlukan, para ahli yang diajukan oleh organisasi

45
experts proposed by relevant intergovernmental and antar pemerintah dan organisasi ekonomi regional
regional economic integration organizations. Interested yang terkait. Negara yang berkepentingan harus
States Parties shall notify the Director-General of the memberitahu Direktur Jenderal kualifikasi dan bidang
qualifications and fields of expertise of each of the keahlian dari masing-masing ahli yang mereka ajukan.
experts they propose for membership. The Director- Direktur Jenderal harus secara periodik memberitahu
General shall periodically inform the States Parties, and semua Negara Anggota, dan lembaga antar pemerintah
relevant intergovernmental and regional economic serta organisasi ekonomi regional yang terkait,
integration organizations, of the composition of the komposisi dari para ahli IHR.
IHR Expert Roster.

Bab II – Komite Kedaruratan


Chapter II - The Emergency Committee
Pasal 48 Kerangka Acuan dan komposisi
Article 48 Terms of reference and composition
1. Direktur Jenderal harus membentuk Komite
1. The Director-General shall establish an Emergency Kedaruratan yang atas permintaan Direktur Jenderal
Committee that at the request of the Director- harus memberikan pandangannya mengenai:
General shall provide its views on:
(a) apakah suatu kejadian/KLB merupakan PHEIC
(a) whether an event constitutes a public health atau bukan;
emergency of international concern; (b) pencabutan suatu PHEIC; dan
(b) the termination of a public health emergency of
international concern; and (c) usul penerbitan, modifikasi, perluasan atau
(c) the proposed issuance, modification, extension or pencabutan rekomendasi sementara..
termination of temporary recommendations.
2. Komite Kedaruratan harus terdiri dari ahli yang
2. The Emergency Committee shall be composed of sudah diseleksi oleh Direktur Jenderal dari Daftar
experts selected by the Director-General from the Ahli IHR, dan bila perlu, dari panel ahli WHO
IHR Expert Roster and, when appropriate, other lainnya. Direktur Jenderal harus menetapkan jangka
expert advisory panels of the Organization. The waktu keanggotaan Komite Kedaruratan untuk
Director-General shall determine the duration of kelanjutan pemberi pertimbangan dari setiap
membership with a view to ensuring its continuity in kejadian/KLB khusus dan konsekuensinya. Direktur
the consideration of a specific event and its Jenderal harus memilih para anggota komite
consequences. The Director-General shall select the berdasarkan keahlian dan pengalaman yang
members of the Emergency Committee on the basis diperlukan untuk setiap masalah dan dengan
of the expertise and experience required for any mempertimbangkan keseimbangan geografis.
particular session and with due regard to the Sekurang-kurangnya satu anggota Komite
principles of equitable geographical representation. Kedaruratan harus berasal dari negara di mana
At least one member of the Emergency Committee kejadian/KLB tersebut muncul.
should be an expert nominated by a State Party
within whose territory the event arises. 3. Direktur Jendral dapat, atas inisiatifnya sendiri atau
3. The Director-General may, on his or her own atas permintaan komite kearuratan, menunjuk satu
initiative or at the request of the Emergency atau lebih pakar untuk membantu komite.
Committee, appoint one or more technical experts to
advise the Committee.

46
Pasal 49 Prosedur
Article 49 Procedure
1. Direktur Jenderal harus melaksanakan pertemuan
1. The Director-General shall convene meetings of the Komite Kedaruratan dengan memilih sejumlah ahli
Emergency Committee by selecting a number of sebagaimana disyaratkan pada paragraf 2 Pasal 48,
experts from among those referred to in paragraph 2 sesuai dengan bidang keahlian dan pengalaman yang
of Article 48, according to the fields of expertise and dimilikinya yang berkaitan dengan suatu
experience most relevant to the specific event that is kejadian/KLB yang dihadapi. Pertemuan Komite
occurring. For the purpose of this Article, Kedaruratan dapat berupa telekonferensi,
“meetings” of the Emergency Committee may videokonferensi atau komunikasi elektronik.
include teleconferences, videoconferences or
electronic communications.
2. Direktur Jenderal harus memberikan kepada Komite
2. The Director-General shall provide the Emergency Kedaruratan agenda dan informasi yang terkait
Committee with the agenda and any relevant dengan kejadian/KLB yang akan dibahas, termasuk
information concerning the event, including informasi yang diberikan oleh Negara Anggota, dan
information provided by the States Parties, as well as rekomendasi sementara yang diusulkan Direktur
any temporary recommendation that the Director- Jenderal untuk diterbitkan.
General proposes for issuance.
3. Komite Kedaruratan harus memilih seorang ketua
3. The Emergency Committee shall elect its dan membuat laporan singkat sehabis pertemuan.
Chairperson and prepare following each meeting a Laporan mencakup jalannya pertemuan
brief summary report of its proceedings and pertimbangannya, termasuk rekomendasi yang
deliberations, including any advice on dianjurkan.
recommendations.
4. Direktur Jenderal harus mengundang Negara
4. The Director-General shall invite the State Party in Anggota di mana suatu kejadian/KLB berasal, untuk
whose territory the event arises to present its views memberikan pandangannya kepada Komite
to the Emergency Committee. To that effect, the Kedaruratan. Untuk itu, Direktur Jenderal harus
Director-General shall notify to it the dates and the memberitahu tanggal dan agenda pertemuan dengan
agenda of the meeting of the Emergency Committee Komite Kedaruratan seawal mungkin. Perlu
with as much advance notice as necessary. The State ditekankan bahwa Negara Anggota tersebut tidak
Party concerned, however, may not seek a diperkenankan untuk menunda pertemuan Komite
postponement of the meeting of the Emergency Kedaruratan di mana negara ybs akan memberikan
Committee for the purpose of presenting its views pandangannya.
thereto.
5. Komite Kedaruratan harus menyampaikan
5. The views of the Emergency Committee shall be pandangannya kepada Direktur Jenderal untuk bahan
forwarded to the Director-General for consideration. pertimbangan. Keputusan akhir ada pada Direktur
The Director-General shall make the final Jenderal.
determination on these matters. 6. Direktur Jenderal harus berkomunikasi dengan
6. The Director-General shall communicate to States Negara Anggota mengenai penetapan dan
Parties the determination and the termination of a pencabutan PHEIC tersebut, tindakan yang diambil
public health emergency of international concern, oleh Negara Anggota tersebut, rekomendasi
any health measure taken by the State Party sementara, dan perubahan, perluasan dan pencabutan
concerned, any temporary recommendation, and the dari rekomendasi tersebut, bersama pandangan dari

47
modification, extension and termination of such Komite Kedaruratan. Direktur Jenderal harus
recommendations, together with the views of the memberitahu operator alat angkut melalui Negara
Emergency Committee. The Director-General shall Anggota dan badan internasional terkait mengenai
inform conveyance operators through States Parties rekomendasi sementara, termasuk perubahan,
and the relevant international agencies of such perluasan atau pencabutannya. Direktur Jenderal
temporary recommendations, including their selanjutnya menyebarluaskan informasi dan
modification, extension or termination. The rekomendasi tersebut kepada masyarakat umum.
Director-General shall subsequently make such
information and recommendations available to the
general public.
7. Negara Anggota yang diwilayahnya muncul PHEIC
7. States Parties in whose territories the event has dapat mengusulkan kepada Direktur Jenderal
occurred may propose to the Director-General the pencabutan PHEIC dan/atau rekomendasi sementara,
termination of a public health emergency of dan dapat membuat suatu presentasi tentang alasan
international concern and/or the temporary dari permintaannya di depan Komite Kdaruratan.
recommendations, and may make a presentation to
that effect to the Emergency Committee.

Bab III – Komite Penelaah


Chapter III – The Review Committee
Pasal 50 Kerangka Acuan dan komposisi
Article 50 Terms of reference and composition
1. Direktur Jenderal harus membentuk Komite
1. The Director-General shall establish a Review Penelaah, yang berfungsi sebagai berikut:
Committee, which shall carry out the following
functions: (a) membuat rekomendasi teknis kepada Direktur
(a) make technical recommendations to the Director- Jenderal mengenai perubahan IHR ;
General regarding amendments to these
Regulations; (b) memberikan anjuran teknis kepada Direktur
(b) provide technical advice to the Director-General Jenderal dengan memperhatikan rekomendasi
with respect to standing recommendations, and tetap, dan setiap perubahan atau pencabutannya;
any modifications or termination thereof; (c) memberikan anjuran teknis kepada Direktur
(c) provide technical advice to the Director-General Jenderal mengenai berbagai hal yang dimintakan
on any matter referred to it by the Director- oleh Direktur Jenderal mengenai memfungsikan
General regarding the functioning of these IHR ini.
Regulations.
2. Komite Penelaah adalah suatu Komite Ahli di mana
2. The Review Committee shall be considered an semua peraturan Panel Penasihat WHO berlaku
expert committee and shall be subject to the WHO baginya, kecuali ditentukan lain dalam Pasal ini.
Advisory Panel Regulations, unless otherwise
provided in this Article. 3. Para anggota Komite Penelaah harus diseleksi dan
3. The Members of the Review Committee shall be diangkat oleh Direktur Jenderal dari daftar Para ahli
selected and appointed by the Director-General from IHR, dan bila diperlukan, dari panel penasihat ahli
among the persons serving on the IHR Expert Roster WHO lainnya.
and, when appropriate, other expert advisory panels
of the Organization.

48
4. Direktur Jenderal harus menentukan jumlah negara
4. The Director-General shall establish the number of anggota yang akan diundang ke pertemuan Komite
members to be invited to a meeting of the Review Penelaah dan menetapkan tanggal serta lamanya
Committee, determine its date and duration, and pertemuan Komite.
convene the Committee.
5. Direktur Jenderal mengangkat para anggota Komite
5. The Director-General shall appoint members to the Penelaah hanya untuk satu masa persidangan.
Review Committee for the duration of the work of a
session only.
6. Direktur Jenderal harus memilih para anggota
6. The Director-General shall select the members of the Komite Penelaah berdasarkan prinsip keseimbangan
Review Committee on the basis of the principles of geografis, jender, negara maju dan negara
equitable geographical representation, gender berkembang serta keanekaragaman pendapat ilmiah,
balance, a balance of experts from developed and pendekatan dan pengalaman praktis di berbagai
developing countries, representation of a diversity of belahan dunia, dan keseimbangan antar ilmu yang
scientific opinion, approaches and practical memadai.
experience in various parts of the world, and an
appropriate interdisciplinary balance.

Pasal 51 Aturan persidangan


Article 51 Conduct of business
1. Keputusan Komite Penelaah harus diambil
1. Decisions of the Review Committee shall be taken berdasarkan mayoritas para anggota yang hadir dan
by a majority of the members present and voting. melalui pemungutan suara.

2. Direktur Jenderal harus mengundang para Negara


2. The Director-General shall invite Member States, the Anggota WHO, badan PBB dan lembaga yang
United Nations and its specialized agencies and berstatus khusus (disebut “specialized agencies”),
other relevant intergovernmental organizations or dan organisasi antar pemerintah lain yang terkait
nongovernmental organizations in official relations atau organisasi non pemerintah yang mempunyai
with WHO to designate representatives to attend the hubungan resmi dengan WHO untuk menunjuk
Committee sessions. Such representatives may wakilnya guna menghadiri sidang Komite. Wakil
submit memoranda and, with the consent of the tersebut dapat menyampaikan memoranda, dan atas
Chairperson, make statements on the subjects under izin Ketua sidang, membuat pernyataan tentang
discussion. They shall not have the right to vote. topik yang dibahas. Mereka tidak mempunyai hak
dalam pemungutan suara.

Pasal 52 Pelaporan
Article 52 Reports
1. Untuk setiap sidang, Komite Penelaah harus
1. For each session, the Review Committee shall draw membuat laporan mengenai pandangan dan anjuran
up a report setting forth the Committee’s views and Komite. Laporan ini harus disetujui oleh Komite
advice. This report shall be approved by the Review Penelaah sebelum sidang berakhir. Pandangan dan
Committee before the end of the session. Its views pertimbangannya tidak harus mengikat Organisasi
and advice shall not commit the Organization and dan harus dirumuskan sebagai anjuran kepada

49
shall be formulated as advice to the Director- Direktur Jenderal. Isi laporan tidak boleh diubah
General. The text of the report may not be modified tanpa persetujuan Komite.
without the Committee’s consent.
2. Bila Komite Penelaah tidak satu suara dalam
2. If the Review Committee is not unanimous in its temuannya, setiap anggota berhak untuk menyatakan
findings, any member shall be entitled to express his pandangan yang berbeda sebagai laporan perorangan
or her dissenting professional views in an individual atau kelompok, yang harus mengutarakan alasan
or group report, which shall state the reasons why a mengapa beragam pendapat diperkenankan, dan
divergent opinion is held and shall form part of the harus menjadi bagian dari lapora Komite.
Committee’s report.
3. Laporan Komite Penelaah harus disampaikan kepada
3. The Review Committee’s report shall be submitted Direktur Jenderal, yang selanjutnya harus
to the Director-General, who shall communicate its menyampaikan pandangan dan anjurannya kepada
views and advice to the Health Assembly or the Majelis Umum Kesehatan Sedunia/WHA atau
Executive Board for their consideration and action. Dewan Eksekutif untuk dipertimbangkan dan
ditindaklanjuti.

Pasal 53 Prosedur untuk Rekomendasi Tetap


Article 53 Procedures for standing recommendations
Bila Direktur Jenderal mempertimbangkan bahwa
When the Director-General considers that a standing suatu rekomendasi tetap diperlukan dan cocok bagi
recommendation is necessary and appropriate for a suatu risiko di bidang kesehatan masyarakat, Direktur
specific public health risk, the Director-General shall Jenderal harus meminta pandangan Komite Penelaah.
seek the views of the Review Committee. In addition to Selain paragraf terkait pada Pasal 50 sampai 52,
the relevant paragraphs of Articles 50 to 52, the berlaku ketentuan berikut:
following provisions shall apply:
(f) Usulan bagi rekomendasi tetap, perubahan atau
(a) proposals for standing recommendations, their pencabutannya dapat diajukan kepada Komite
modification or termination may be submitted to Penelaah oleh Direktur Jenderal atau oleh Negara
the Review Committee by the Director-General or Anggota melalui Direktur Jenderal;
by States Parties through the Director-General; (g) Setiap Negara dapat mennyampaikan informasi
(b) any State Party may submit relevant information yang berkaitan sebagai bahan pertimbangan bagi
for consideration by the Review Committee; Komite Penelaah;

(h) Direktur Jenderal dapat meminta setiap Negara


(c) the Director-General may request any State Party, Anggota, instansi antar pemerintah atau organisasi
intergovernmental organization or non pemerintah yang mempunyai hubungan resmi
nongovernmental organization in official relations dengan WHO, untuk menyampaikan pada Komite
with WHO to place at the disposal of the Review Penelaah, informasi yang dimiliki untuk usulan
Committee information in its possession rekomendasi tetap, yang telah disetujui oleh
concerning the subject of the proposed standing Komite Penelaah;
recommendation as specified by the Review
Committee;
(i) Direktur Jenderal dapat, atas permintaan Komite
(d) the Director-General may, at the request of the Penelaah atau atas inisiatifnya sendiri, menunjuk
Review Committee or on the Director-General’s satu atau lebih pakar untuk membantu Komite

50
own initiative, appoint one or more technical Penelaah. Pakar tidak mempunyai hak dalam
experts to advise the Review Committee. They pemungutan suara;
shall not have the right to vote;
(j) Setiap laporan yang berisikan pandangan dan
(e) any report containing the views and advice of the anjuran dari Komite Penelaah yang menyangkut
Review Committee regarding standing rekomendasi tetap harus disampaikan kepada
recommendations shall be forwarded to the Direktur Jenderal sebagai bahan pertimbangan dan
Director-General for consideration and decision. keputusan. Direktur Jenderal harus menyampaikan
The Director-General shall communicate the pandangan dan anjuran dari Komite Penelaah
Review Committee’s views and advice to the kepada Majelis Kesehatan;
Health Assembly;
(k) Direktur Jenderal harus memberitahu semua
(f) the Director-General shall communicate to States Negara Anggota setiap rekomendasi tetap, dan
Parties any standing recommendation, as well as perubahan atau pencabutan rekomendasi tersebut,
the modifications or termination of such bersama pandangan Komite Penelaah;
recommendations, together with the views of the
Review Committee;
(l) Rekomendasi tetap harus diajukan oleh Direktur
(g) standing recommendations shall be submitted by Jenderal ke sidang Majelis Kesehatan berikutnya
the Director-General to the subsequent Health sebagai bahan pertimbangan.
Assembly for its consideration.

BAGIAN X – KETENTUAN AKHIR


PART X – FINAL PROVISIONS
Pasal 54 Pelaporan dan peninjauan kembali
Article 54 Reporting and review
1. Negara anggota dan Direktur Jenderal harus
1. States Parties and the Director-General shall report melaporkan kepada Majelis Kesehatan mengenai
to the Health Assembly on the implementation of pelaksanaan IHR ini sebagaimana yang telah
these Regulations as decided by the Health diputuskan oleh Majelis Kesehatan.
Assembly.

2. Majelis Kesehatan secara periodik harus meninjau


2. The Health Assembly shall periodically review the pelaksanaan IHR. Untuk ini Majelis Kesehatan dapat
functioning of these Regulations. To that end it may meminta anjuran dari Komite Penelaah, melalui
request the advice of the Review Committee, Direktur Jenderal. Tinjauan pertama harus dilakukan
through the Director-General. The first such review tidak lebih dari lima tahun setelah diberlakukannya
shall take place no later than five years after the IHR.
entry into force of these Regulations.
3. WHO secara periodik harus mengkaji dan
3. WHO shall periodically conduct studies to review mengevaluasi kegunaan Lampiran- 2. Kajian
and evaluate the functioning of Annex 2 The first pertama harus dimulai tidak lebih dari satu tahun
such review shall commence no later than one year setelah berlakunya IHR. Hasil kajian harus
after the entry into force of these Regulations. The disampaikan kepada Majelis Kesehatan untuk bahan
results of such reviews shall be submitted to the pertimbangan, seperlunya
Health Assembly for its consideration, as

51
appropriate.

Pasal 55 Perubahan
Article 55 Amendments
1. Perubahan pada IHR dapat diusulkan oleh setiap
1. Amendments to these Regulations may be proposed Negara anggota atau oleh Direktur Jenderal. Usulan
by any State Party or by the Director-General. Such perubahan tersebut harus diserahkan kepada Majelis
proposals for amendments shall be submitted to the Kesehatan untuk dipertimbangkan.
Health Assembly for its consideration.
2. Teks dari setiap usulan perubahan harus dikirimkan
2. The text of any proposed amendment shall be kepada seluruh Negara Anggota oleh Direktur
communicated to all States Parties by the Director- Jenderal sekurang-kurangnya empat bulan sebelum
General at least four months before the Health diajukan ke Majelis Kesehatan yang selanjutnya
Assembly at which it is proposed for consideration. akan memberikan pertimbangan.

3. Perubahan pada IHR yang telah disyahkan oleh


3. Amendments to these Regulations adopted by the Majelis Kesehatan sesuai dengan yang ditetapkan
Health Assembly pursuant to this Article shall come pada Pasal ini harus berlaku tanpa kecuali bagi
into force for all States Parties on the same terms, seluruh Negara, dengan hak dan kewajiban yang
and subject to the same rights and obligations, as sama, sesuai dengan Pasal 22 konstitusi WHO dan
provided for in Article 22 of the Constitution of Pasal 59 sampai 64 IHR.
WHO and Articles 59 to 64 of these Regulations.

Pasal 56 Penyelesaian Perselisihan


Article 56 Settlement of disputes
1. Apabila terjadi perselisihan diantara dua atau lebih
1. In the event of a dispute between two or more States Negara Anggota dalam penafsiran atau penerapan
Parties concerning the interpretation or application IHR, Negara -Negara Anggota tersebut pertama
of these Regulations, the States Parties concerned tama harus mencari cara untuk menyelesaikan
shall seek in the first instance to settle the dispute perselisihan tersebut melalui perundingan atau cara
through negotiation or any other peaceful means of damai lain yang mereka pilih sendiri, termasuk
their own choice, including good offices, mediation mediasi. Kegagalan untuk mencapai kesepakatan
or conciliation. Failure to reach agreement shall not tidak akan membebaskan mereka dari tanggung
absolve the parties to the dispute from the jawab untuk terus mencari penyelesaiannya.
responsibility of continuing to seek to resolve it.
2. Dalam hal perselisihan tidak dapat diselesaikan
2. In the event that the dispute is not settled by the dengan cara dalam paragraf-1 Pasal ini, Negara
means described under paragraph 1 of this Article, Anggota dapat meminta Direktur Jenderal untuk
the States Parties concerned may agree to refer the mengupayakan penyelesaiannya.
dispute to the Director-General, who shall make
every effort to settle it.
3. Suatu Negara anggota setiap waktu dapat
3. A State Party may at any time declare in writing to menyampaikan secara tertulis kepada Direktur
the Director-General that it accepts arbitration as Jenderal bahwa ia menerima penyelesaian yang
compulsory with regard to all disputes concerning diharuskan melalui arbitrasi yang menyangkut
the interpretation or application of these Regulations perbedaan interpretasi atau penerapan IHR. Dalam

52
to which it is a party or with regard to a specific kaitan ini ia menjadi pihak yang berselisih dengan
dispute in relation to any other State Party accepting negara lain yang telah pula menerima ketentuan
the same obligation. The arbitration shall be yang sama dalam menyelesaikan perselisihan.
conducted in accordance with the Permanent Court Arbitrasi harus dilaksanakan dengan mengacu pada
of Arbitration Optional Rules for Arbitrating peraturan Pengadilan Tetap Arbitrase, yang berlaku
Disputes between Two States applicable at the time a pada saat permohonan arbitrase dibuat. Negara
request for arbitration is made. The States Parties Anggota yang telah menyetujui arbitrasi harus
that have agreed to accept arbitration as compulsory menerima keputusan arbitrasi sebagai keputusan
shall accept the arbitral award as binding and final. yang mengikat dan bersifat final. Direktur Jenderal
The Director-General shall inform the Health harus memberitahu Majelis Kesehatan mengenai
Assembly regarding such action as appropriate. kesepakatan tersebut.

4. IHR tidak mengurangi hak Negara Anggota yang


4. Nothing in these Regulations shall impair the rights terikat perjanjian internasional di mana mereka
of States Parties under any international agreement menjadi pihak yang turut menyelesaikan perselisihan
to which they may be parties to resort to the dispute dari organisasi antar pemerintah lain atau yang
settlement mechanisms of other intergovernmental ditetapkan dalam perjanjian internasional lainnya.
organizations or established under any international
agreement.
5.Apabila terjadi perselisihan antara WHO dengan satu
5. In the event of a dispute between WHO and one or atau beberapa Negara mengenai interpretasi atau
more States Parties concerning the interpretation or penerapan IHR, hal ini harus disampaikan ke Majelis
application of these Regulations, the matter shall be Kesehatan.
submitted to the Health Assembly.

Pasal 57 Kaitan dengan perjanjian internasional


Article 57 Relationship with other international lainnya
agreements
1. Negara Anggota mengakui bahwa IHR dan
1. States Parties recognize that the IHR and other perjanjian internasional lain harus ditafsirkan
relevant international agreements should be sedemikian rupa sehingga tidak bertentangan.
interpreted so as to be compatible. The provisions of Ketentuan dalam IHR tidak akan mempengaruhi hak
the IHR shall not affect the rights and obligations of dan kewajiban setiap Negara Anggota yang telah
any State Party deriving from other international tercantum dalam perjanjian internasional lainnya.
agreements.
2. Sesuai dengan paragraf 1 Pasal ini, IHR tidak dapat
2. Subject to paragraph 1 of this Article, nothing in mencegah Negara Anggota yang memiliki
these Regulations shall prevent States Parties having kepentingan bersama karena adanya kesamaan
certain interests in common owing to their health, derajat kesehatan, kondisi geografis, sosial atau
geographical, social or economic conditions, from ekonomi, untuk membuat perjanjian guna
concluding special treaties or arrangements in order melancarkan penerapan IHR, khususnya yang
to facilitate the application of these Regulations, and berkaitan dengan:
in particular with regard to:
(a) Pertukaran informasi langsung dan segera di
(a) the direct and rapid exchange of public health bidang kesehatan masyarakat antar wilayah yang
information between neighbouring territories of berbatasan dari Negara yang berbeda;

53
different States; (b) tindakan yang dilakukan terhadap lalu-lintas
(b) the health measures to be applied to international pantai dan lalu-lintas internasional pada perairan
coastal traffic and to international traffic in di dalam wilayah hukum mereka;
waters within their jurisdiction; (c) tindakan yang dilakukan di wilayah yang
(c) the health measures to be applied in contiguous menyatu dari Negara yang berbeda di
territories of different States at their common perbatasan;
frontier; (d) pengaturan untuk membawa orang sakit atau
(d) arrangements for carrying affected persons or jenazah manusia yang terjangkit penyakit dengan
affected human remains by means of transport alat angkut yang khusus digunakan untuk ini;
specially adapted for the purpose; and dan
(e) Hapus tikus, hapus serangga, hapus hama,
(e) deratting, disinsection, disinfection, dekontaminasi atau penanganan lain yg ditujukan
decontamination or other treatment designed to untuk membebaskan barang dari bibit penyakit;
render goods free of disease-causing agents.
3. Tanpa prasangka terhadap kewajiban mereka
3. Without prejudice to their obligations under these terhadap IHR, Negara yang menjadi anggota
Regulations, States Parties that are members of a organisasi ekonomi regional, harus menerapkan
regional economic integration organization shall dalam kerjasama mereka peraturan yang berlaku
apply in their mutual relations the common rules in dalam organisasi ekonomi regional tersebut..
force in that regional economic integration
organization.

Pasal 58 Perjanjian dan peraturan sanitasi


Article 58 International sanitary agreements and internasional
regulations
1. Berbagai perjanjian di bidang sanitasi, berdasarkan
1. These Regulations, subject to the provisions of ketentuan Pasal 62 dan pengecualian yang ada, akan
Article 62 and the exceptions hereinafter provided, menggantikan peraturan yang berlaku bagi Negara
shall replace as between the States bound by these yang terikat dengan IHR ini, dan diantara Negara ini
Regulations and as between these States and WHO, dengan WHO, perjanjian dan peraturan sanitasi
the provisions of the following international sanitary internasional berikut ini:
agreements and regulations;
(a) Konvensi Sanitasi Internasional yang ditanda
(a) International Sanitary Convention, signed in tangani di Paris, 21 Juni 1926;
Paris, 21 June 1926; (b) Konvensi Sanitasi Internasional mengenai
(b) International Sanitary Convention for Aerial navigasi udara yang ditanda tangani di Den
Navigation, signed at The Hague, 12 April 1933; Hague, 12 April 1933;
(c) Kesepakatan Internasional mengenai penetapan
(c) International Agreement for dispensing with UU Kesehatan ditandatangani di Paris, 23 Des
Bills of Health, signed in Paris, 22 December 1934;
1934; (d) Kesepakatan Internasional mengenai penetapan
(d) International Agreement for dispensing with Visa Konsuler dari UU Kesehatan yang ditanda
Consular Visas on Bills of Health, signed in tangani di Paris 22 Desember 1934;
Paris, 22 December 1934; (e) Konvensi perubahan Konvensi Sanitasi
(e) Convention modifying the International Sanitary Internasional pada tanggal 21 Juni 1926 yang
Convention of 21 June 1926, signed in Paris, 31 ditanda tangani di Paris, 31 Oktober 1938;

54
October 1938; (f) Konvensi Sanitasi Internasional, 1944 yang
(f) International Sanitary Convention, 1944, merubah Konvensi Sanitasi Internasional tanggal
modifying the International Sanitary Convention 21 Juni 1926, yang ditanda tangani di
of 21 June 1926, opened for signature in Washington, 15 Desember 1944;
Washington, 15 December 1944; (g) Konvensi Sanitasi Internasional mengenai
(g) International Sanitary Convention for Aerial Navigasi Udara,1944, yang mengubah Konvensi
Navigation, 1944, modifying the International Sanitasi Internasional tanggal 12 April 1933,
Sanitary Convention of 12 April 1933, opened yang di tanda tangani di Washington tanggal 15
for signature in Washington, 15 December 1944; Desember 1944;
(h) Protocol of 23 April 1946 to prolong the (h) Protokol 23 April 1946 untuk memperpanjang
International Sanitary Convention, 1944, signed Konvensi sanitasi Internasional,1944,yang di
in Washington; tanda tangani di Washington;
(i) Protokol 23 April 1946 untuk memperpanjang
(i) Protocol of 23 April 1946 to prolong the Konvensi sanitasi Internasional mengenai
International Sanitary Convention for Aerial Navigasi udara,1944, yang di tanda tangani di
Navigation, 1944, signed in Washington; Washington;
(j) Peraturan Sanitasi Internasional,1951, dan
(j) International Sanitary Regulations, 1951, and the Peraturan Tambahan tahun 1955, 1956, 1960,
Additional Regulations of 1955, 1956, 1960, 1963 dan 1965; dan
1963 and 1965; and (k) IHR,1969, dan perubahannya tahun 1973 dan
(k) the International Health Regulations of 1969 and 1981.
the amendments of 1973 and 1981.
2. UU Sanitasi Pan Amerika, yang di tanda tangani di
2. The Pan American Sanitary Code, signed at Havana, Havana tanggal 14 Nopember 1924, harus tetap
14 November 1924, shall remain in force with the berlaku dengan pengecualian pada Pasal 2, 9, 10, 11,
exception of Articles 2, 9, 10, 11, 16 to 53 inclusive, 16 sampai 53, Pasal 61 dan 62, di mana bagian yang
61 and 62, to which the relevant part of paragraph 1 relevan dari paragraaf-1 Pasal ini harus dilakukan.
of this Article shall apply.

Pasal 59 Mulai berlakunya IHR; batas waktu


Article 59 Entry into force; period for rejection or pengajuan penolakan atau keberatan
reservations
1. Waktu yang diberikan Pasal 22 Konstitusi WHO
1. The period provided in execution of Article 22 of the untuk mengajukan penolakan atau keberatan
Constitution of WHO for rejection of, or reservation terhadap IHR atau atas perubahannya, adalah 18
to, these Regulations or an amendment thereto, shall bulan dari tanggal pemberitahuan oleh Direktur
be 18 months from the date of the notification by the Jenderal tentang pengesahan IHR, atau perubahan
Director-General of the adoption of these IHR oleh Majelis Kesehatan. Setiap penolakan atau
Regulations or of an amendment to these keberatan yang diterima oleh Direktur Jenderal
Regulations by the Health Assembly. Any rejection setelah berakhirnya jangka waktu tersebut tidak akan
or reservation received by the Director-General after ditanggapi.
the expiry of that period shall have no effect.
2. IHR akan berlaku 24 bulan setelah tanggal
2. These Regulations shall enter into force 24 months pemberitahuan pada paragraf 1 Pasal ini, kecuali
after the date of notification referred to in paragraph untuk:

55
1 of this Article, except for:
(a) Suatu Negara yang telah menolak IHR atau
(a) a State that has rejected these Regulations or an perubahannya, sesuai dengan Pasal 61;
amendment thereto in accordance with Article 61; (b) Suatu Negara telah mengajukan keberatan,
(b) a State that has made a reservation, for which sehingga IHR diberlakukan sesuai dengan Pasal
these Regulations shall enter into force as 62;
provided in Article 62; (c) Suatu Negara yang menjadi anggota WHO
(c) a State that becomes a Member of WHO after the setelah tanggal pemberitahuan oleh Direktur
date of the notification by the Director-General Jenderal sesuai dengan paragraf 1 Pasal ini, dan
referred to in paragraph 1 of this Article, and dengan sendirinya belum terikat pada IHR, maka
which is not already a party to these Regulations, IHR diberlakukan sesuai dengan Pasal 60; dan
for which these Regulations shall enter into force
as provided in Article 60; and (d) Bagi Negara yang bukan anggota WHO tetapi
(d) a State not a Member of WHO that accepts these menerima IHR, pemberlakuan IHR mengacu
Regulations, for which they shall enter into force pada paragraf 1 Pasal 64.
in accordance with paragraph 1 of Article 64.
3. Bila suatu Negara tidak mampu sepenuhnya
3. If a State is not able to adjust its domestic legislative menyesuaikan peraturan perundang-undangannya
and administrative arrangements fully with these yang berkaitan dengan IHR, dalam jangka waktu
Regulations within the period set out in paragraph 2 yang ditentukan dalam paragraf 2 Pasal ini, Negara
of this Article, that State shall submit within the tersebut harus menyerahkan kepada Direktur
period specified in paragraph 1 of this Article a Jenderal dalam jangka waktu yang ditentukan dalam
declaration to the Director-General regarding the paragraf 1 Pasal ini, pernyataan untuk
outstanding adjustments and achieve them no later menyesuaikannya dalam waktu tidak lebih dari 12
than 12 months after the entry into force of these bulan setelah berlakunnya IHR bagi Negara
Regulations for that State Party. tersebut.

Pasal 60 Anggota Baru WHO


Article 60 New Member States of WHO
Negara yang menjadi anggota WHO setelah tanggal
Any State which becomes a Member of WHO after the pemberitahuan oleh Direktur Jenderal sesuai dengan
date of the notification by the Director-General referred paragraf 1 Pasal 59, namun belum mengakui IHR,
to in paragraph 1 of Article 59, and which is not dapat mengajukan penolakan atau keberatan, dalam
already a party to these Regulations, may communicate waktu 12 bulan sejak negara tersebut resmi menjadi
its rejection of, or any reservation to, these Regulations anggota WHO. Apabila penolakan atau keberatan
within a period of twelve months from the date of the terhadap IHR yang diajukan diterima, IHR akan
notification to it by the Director-General after diberlakukan bagi Negara tersebut, sesuai dengan
becoming a Member of WHO. Unless rejected, these ketentuan pada Pasal 62 dan 73, sampai bertakhirnya
Regulations shall enter into force with respect to that jangka waktu tersebut. Pemberlakuan IHR di Negara
State, subject to the provisions of Articles 62 and 63, baru tersebut tidak dimungkinkan kurang dari 24 bulan
upon expiry of that period. In no case shall these setelah tanggal pemberitahuan sesuai dengan paragraf 1
Regulations enter into force in respect to that State Pasal 59.
earlier than 24 months after the date of notification
referred to in paragraph 1 of Article 59. Pasal 61 Penolakan
Article 61 Rejection
Bila suatu Negara memberitahu Direktur Jenderal

56
If a State notifies the Director-General of its rejection mengenai penolakannya terhadap IHR atau
of these Regulations or of an amendment thereto within perubahannya dalam jangka waktu sesuai dengan
the period provided in paragraph 1 of Article 59, these paragraph-1 Pasal 59, IHR atau perubahannya tidak
Regulations or the amendment concerned shall not boleh diberlakukan pada Negara tersebut. Sebagai
enter into force with respect to that State. Any konsekuensinya, perjanjian sanitasi internasional yang
international sanitary agreement or regulations listed in tecantum dalam daftar di Pasal-58 dan telah diakui
Article 58 to which such State is already a party shall Negara tersebut akan tetap berlaku baginya.
remain in force as far as such State is concerned.

Pasal 62 Keberatan
Article 62 Reservations
1. Negara anggota dapat menyatakan keberatan
1. States may make reservations to these Regulations in terhadap IHR sesuai dengan Pasal ini. Keberatan
accordance with this Article. Such reservations shall tersebut tidak boleh bertentangan dengan tujuan dan
not be incompatible with the object and purpose of maksud IHR.
these Regulations.
2. Keberatan terhadap IHR harus diberitahukan kepada
2. Reservations to these Regulations shall be notified to Direktur Jenderal sesuai dengan paragraph-1 Pasal
the Director-General in accordance with paragraph 1 59 dan Pasal 60, paragraf 1 Pasal 63 atau paragraf 1
of Article 59 and Article 60, paragraph 1 of Article Pasal 64, tergantung materinya. Negara yang bukan
63 or paragraph 1 of Article 64, as the case may be. anggota WHO harus memberitahu Direktur Jenderal
A State not a Member of WHO shall notify the setiap keberatan bersamaan dengan pernyataan
Director-General of any reservation with its bahwa negara ybs menerima IHR. Negara yang
notification of acceptance of these Regulations. menyatakan keberatan harus menyatakan alasan dari
States formulating reservations should provide the keberatan tersebut kepada Direktur Jenderal.
Director-General with reasons for the reservations.
3. Penolakan terhadap sebagian IHR akan dianggap
3. A rejection in part of these Regulations shall be sebagai keberatan.
considered as a reservation.
4. Direktur Jenderal sesuai dengan paragraf 2 Pasal 65,
4. The Director-General shall, in accordance with harus memberitahu semua negara anggota setiap
paragraph 2 of Article 65, issue notification of each merima pernyataan keberatan dari mereka sesuai
reservation received pursuant to paragraph 2 of this dengan paragraf 2 Pasal ini. Direktur Jenderal harus:
Article. The Director-General shall:
(a) meminta Negara Anggota yang tidak menolak
(a) if the reservation was made before the entry into IHR, bila keberatan dibuat sebelum berlakunya
force of these Regulations, request those IHR, untuk memberitahunya dalam kurun
Member States that have not rejected these waktu enam bulan bila menolak suatu keberatan,
Regulations to notify him or her within six atau
months of any objection to the reservation, or (b) meminta Negara Anggota, bila pernyataan
(b) if the reservation was made after the entry into keberatan dibuat setelah berlakunya IHR, untuk
force of these Regulations, request States Parties memberitahunya dalam kurun waktu enam
to notify him or her within six months of any bulan, bila menolak suatu keberatan. Negara
objection to the reservation. States objecting to a yang menolak suatu keberatan yang diajukan
reservation should provide the Director-General oleh negara lain harus memberikan alasan
with reasons for the objection. penolakannya kepada Direktur Jenderal.

57
5. Setelah kurun waktu ini, Direktur Jenderal harus
5. After this period, the Director-General shall notify memberitahu segenap Negara Anggota, jumlah
all States Parties of the objections he or she has negara yang menolak pernyataan keberatan yang
received with regard to reservations. Unless by the diterimanya. Apabila setelah enam bulan berlalu
end of six months from the date of the notification terhitung dari tanggal pemberitahuan sesuai dengan
referred to in paragraph 4 of this Article a paragraf 4 Pasal ini, keberatan telah ditolak oleh 1/3
reservation has been objected to by one-third of the dari Negara Anggota sesuai dengan paragraf 4 Pasal
States referred to in paragraph 4 of this Article, it ini, IHR dinyatakan diterima, dan berlaku bagi
shall be deemed to be accepted and these Negara yang mengajukan keberatan tersebut.
Regulations shall enter into force for the reserving
State, subject to the reservation.
6. Bila sekurang-kurangnya 1/3 Negara sesuai dengan
6. If at least one-third of the States referred to in paragraf 4 Pasal ini menolak keberatan yang
paragraph 4 of this Article object to the reservation diajukan pada akhir bulan keenam sejak tanggal
by the end of six months from the date of the pemberitahuan sesuai dengan paragraf 4 Pasal ini,
notification referred to in paragraph 4 of this Article, Direktur Jenderal harus memberitahu Negara yang
the Director-General shall notify the reserving State mengajukan keberatan agar negara tersebut
with a view to its considering withdrawing the mempertimbangkan untuk mencabut keberatannya
reservation within three months from the date of the dalam kurun waktu 3 bulan sejak tanggal
notification by the Director-General. pemberitahuan oleh Direktur Jenderal.

7. Negara yang mengajukan keberatan tersebut harus


7. The reserving State shall continue to fulfil any tetap memenuhi setiap kewajiban yang tercantum
obligations corresponding to the subject matter of dalam pernyataan keberatannya di mana Negara
the reservation, which the State has accepted under tersebut telah menerimanya sesuai dengan perjanjian
any of the international sanitary agreements or sanitasi internasional atau peraturan yang terdapat
regulations listed in Article 58. dalam daftar pada Pasal 58.

8. Bila Negara yang mengajukan keberatan tersebut


8. If the reserving State does not withdraw the tidak mencabut pernyataan keberatannya dalam
reservation within three months from the date of the waktu 3 bulan sejak tanggal pemberitahuan oleh
notification by the Director-General referred to in Direktur Jenderal sesuai dengan paragraf 6 Pasal ini,
paragraph 6 of this Article, the Director-General Direktur Jenderal harus meminta pandangan Komite
shall seek the view of the Review Committee if the Penelaah bila Negara tersebut memintanya. Komite
reserving State so requests. The Review Committee Penelaah harus menyampaikan pendapat kepada
shall advise the Director-General as soon as possible Direktur Jenderal sesegara mungkin dan sesuai
and in accordance with Article 50 on the practical dengan Pasal 50 mengenai dampak dari keberatan
impact of the reservation on the operation of these yang diajukan terhadap penerapan IHR.
Regulations.
9. Direktur Jenderal harus menyampaikan keberatan
9. The Director-General shall submit the reservation, yang diajukan oleh negara anggota, dan pandangan
and the views of the Review Committee if Komite Penelaah, bila perlu, kepada Majelis
applicable, to the Health Assembly for its Kesehatan untuk dipertimbangkan. Bila Majelis
consideration. If the Health Assembly, by a majority Kesehatan dengan suara mayoritas, menolak
vote, objects to the reservation on the ground that it keberatan yang diajukan dengan alasan tidak sesuai

58
is incompatible with the object and purpose of these dengan tujuan dan maksud dari IHR, maka IHR
Regulations, the reservation shall not be accepted harus diberlakukan kepada Negara tersebut setelah
and these Regulations shall enter into force for the ybs menarik pernyataan keberatannya sesuai dengan
reserving State only after it withdraws its reservation Pasal 63. Bila Majelis Kesehatan menerima
pursuant to Article 63. If the Health Assembly keberatan yang diajukan,, IHR harus diberlakukan
accepts the reservation, these Regulations shall enter terhadap Negara tersebut, sesuai dengan materi
into force for the reserving State, subject to its yang diajukan.
reservation.

Pasal 63 Pencabutan atas pernyataan


Article 63 Withdrawal of rejection and reservation penolakan atau pernyatan keberatan

1. Suatu pernyataan penolakan yang dibuat sesuai


1. A rejection made under Article 61 may at any time dengan Pasal 61 dapat dicabut setiap saat oleh
be withdrawn by a State by notifying the Director- Negara ybs dengan memberitahu Direktur Jenderal.
General. In such cases, these Regulations shall enter Dalam hal ini, IHR mengikat Negara tersebut
into force with regard to that State upon receipt by sesuai dengan Pasal-62 setelah menerima
the Director-General of the notification, except pemberitahuan dari Direktur Jenderal, kecuali
where the State makes a reservation when Negara tersebut menyampaikan keberatan sewaktu
withdrawing its rejection, in which case these menarik pernyataan penolakannya. IHR tidak boleh
Regulations shall enter into force as provided in diberlakukan kepada Negara tersebut kurang dari 24
Article 62. In no case shall these Regulations enter bulan setelah tanggal pemberitahuan sesuai dengan
into force in respect to that State earlier than 24 paragraf-1 Pasal-59.
months after the date of notification referred to in
paragraph 1 of Article 59.
2. Seluruh atau sebagian materi yang disampaikan pada
2. The whole or part of any reservation may at any time pernyataan keberatan setiap saat dapat ditarik oleh
be withdrawn by the State Party concerned by Negara Anggota ybs dengan memberitahu Direktur
notifying the Director-General. In such cases, the Jenderal. Dalam hal ini, penarikan pernyataan
withdrawal will be effective from the date of receipt keberatan akan berlaku pada saat pemberitahuan
by the Director-General of the notification. diterima oleh Direktur Jenderal.

Pasal 64 Negara yang bukan Anggota WHO


Article 64 States not Members of WHO
1. Setiap Negara yang bukan anggota WHO, yang
1. Any State not a Member of WHO, which is a party menerima perjanjian atau peraturan sanitasi
to any international sanitary agreement or internasional sesuai dengan daftar pada Pasal-58
regulations listed in Article 58 or to which the atau di mana Direktur Jenderal telah memberitahu
Director-General has notified the adoption of these pengesahan IHR oleh Majelis Kesehatan Dunia,
Regulations by the World Health Assembly, may dapat menerima IHR setelah memberitahu Direktur
become a party hereto by notifying its acceptance to Jenderal dan, sesuai dengan ketentuan Pasal-62,
the Director-General and, subject to the provisions pernyataan menerima IHR akan efektif pada tanggal
of Article 62, such acceptance shall become effective berlakunya IHR. Bila pernyataan menerima tersebut
upon the date of entry into force of these disampaikan setelah tanggal tersebut, IHR baru
Regulations, or, if such acceptance is notified after berlaku bagi negara tersebut 3 bulan setelah Direktur

59
that date, three months after the date of receipt by Jenderal menerima pemberitahuan dari ybs.
the Director-General of the notification of
acceptance.
2. Setiap Negara yang bukan anggota WHO yang
2. Any State not a Member of WHO which has become menerima IHR, dapat menarik kembali
a party to these Regulations may at any time pernyataannya setiap saat, dengan memberitahu
withdraw from participation in these Regulations, by Direktur Jenderal.Tindakan ini akan efektif enam
means of a notification addressed to the Director- bulan setelah Direktur Jenderal menerima
General which shall take effect six months after the pemberitahuan tersebut. Negara yang telah menarik
Director-General has received it. The State which kembali dukungannya terhadap IHR, sejak tanggal
has withdrawn shall, as from that date, resume tersebut harus melaksanakan kembali ketentuan dari
application of the provisions of any international peraturan dan perjanjian sanitasi internasional sesuai
sanitary agreement or regulations listed in Article 58 dengan daftar pada Pasal-58 di mana sebelumnya ia
to which it was previously a party. telah menerima ketentuan yang tertuang di
dalamnya.

Pasal 65 Pemberitahuan oleh Direktur Jenderal


Article 65 Notifications by the Director-General
1. Direktur Jenderal harus memberitahukan kepada
1. The Director-General shall notify all States segenap Negara Anggota dan “associate members”
Members and Associate Members of WHO, and also WHO, dan juga pihak-pihak lain yang telah
other parties to any international sanitary agreement menerima perjanjian sanitasi internasional atau
or regulations listed in Article 58, of the adoption by peraturan peraturan dalam daftar pada Pasal 58,
the Health Assembly of these Regulations. tentang pengesahan IHR oleh Majelis Kesehatan.

2. Direktur Jenderal harus juga memberitahu setiap


2. The Director-General shall also notify these States, Negara yang telah menerima IHR atau perubahan
as well as any other State which has become a party dari IHR, setiap pemberitahuan yang diterima oleh
to these Regulations or to any amendment to these WHO dari negara anggota sesuai dengan Pasal 60
Regulations, of any notification received by WHO sampai dengan Pasal 64, dan setiap keputusan yang
under Articles 60 to 64 respectively, as well as of diambil oleh Majelis Kesehatan sesuai dengan Pasal-
any decision taken by the Health Assembly under 62.
Article 62.

Pasal 66 Teks Asli


Article 66 Authentic texts
1. Teks IHR ini dalam bahasa Arab, Cina, Inggeris,
1. The Arabic, Chinese, English, French, Russian and Perancis, Rusia dan Spanyol harus sesuai dengan
Spanish texts of these Regulations shall be equally aslinya. Teks asli dari IHR disimpan di WHO.
authentic. The original texts of these Regulations
shall be deposited with WHO.
2. Direktur Jenderal harus mengirimkan, dengan
2. The Director-General shall send, with the pemberitahuan sesuai dengan paragraf 1 Pasal 59,
notification provided in paragraph 1 of Article 59, salinan resmi IHR kepada seluruh anggota dan
certified copies of these Regulations to all Members “associate members”, dan juga kepada pihak lain
and Associate Members, and also to other parties to yang telah menerima perjanjian sanitasi internasional

60
any of the international sanitary agreements or atau peraturan yang tertera pada daftar di Pasal 58.
regulations listed in Article 58.
3. Pada waktu IHR ini diberlakukan, Direktur Jenderal
3. Upon the entry into force of these Regulations, the harus mengirimkan salinan resminya kepada
Director-General shall deliver certified copies Sekretaris Jenderal PBB untuk pendaftaran sesuai
thereof to the Secretary-General of the United dengan Pasal 102 Piagam PBB.
Nations for registration in accordance with Article
102 of the Charter of the United Nations.

LAMPIRAN- I
ANNEX 1
A. KAPASITAS YANG HARUS
A. CORE CAPACITY REQUIREMENTS FOR DIMILIKI DI BIDANG SURVEILANS DAN
SURVEILLANCE AND RESPONSE RESPONS

1. States Parties shall utilize existing national structures 1. Negara Anggota harus menggunakan sumberdaya
and resources to meet their core capacity dan infrastruktur yang telah tersedia untuk mencapai
requirements under these Regulations, including kapasitas yang disyaratkan IHR, yang mencakup:
with regard to:
(a) their surveillance, reporting, notification, (i) surveilans, pelaporan, pemberitahuan, verifikasi,
verification, response and collaboration respons dan kerjasama dalam kegiatan; dan
activities; and
(b) their activities concerning designated airports, (j) penunjukan bandara, pelabuhan laut dan
ports and ground crossings. perlintasan darat.

2. Each State Party shall assess, within two years 2. Setiap Negara Anggota harus menilai, dalam jangka
following the entry into force of these Regulations waktu dua tahun sejak berlakunya IHR bagi Negara
for that State Party, the ability of existing national Anggota tersebut, kemampuan sumberdaya dan
structures and resources to meet the minimum infrastruktur yang ada untuk memenuhi persyaratan
requirements described in this Annex. As a result of minimal seperti yang tertera pada Lampiran- ini.
such assessment, States Parties shall develop and Dari penilaian tersebut, Negara Anggota harus
implement plans of action to ensure that these core membuat dan melaksanakan rencana-aksi untuk
capacities are present and functioning throughout memastikan bahwa kapasitas yang disyaratkan telah
their territories as set out in paragraph 1 of Article 5 dicapai dan berfungsi di seluruh wilayah, sesuai
and paragraph 1 of Article 13. dengan paragraf 1 Pasaal 5 dan paragraf Pasal 13.

3. States Parties and WHO shall support assessments, 3. Negara Anggota dan WHO harus mendukung
planning and implementation processes under this penilaian, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
Annex. sesuai dengan Lampiran- ini.

4. At the local community level and/or primary public 4. Pada tingkat masyarakat dan/atau tingkat
health response level. Puskesmas.
The capacities: Kapasitas yang harus dimiliki:

(a) to detect events involving disease or death above (a) mendeteksi kejadian/KLB luar biasa yang
expected levels for the particular time and place meliputi penyakit atau kematian di seluruh

61
in all areas within the territory of the State Party; wilayah negara anggota tersebut, dan
and
(b) to report all available essential information (b) melaporkan semua informasi penting yang ada
immediately to the appropriate level of secepat mungkin kepada pejabat di tingkat
healthcare response. At the community level, pelayanan kesehatan yang telah ditentukan. Dari
reporting shall be to local community health-care masyarakat, laporan harus disampaikan ke
institutions or the appropriate health personnel. Puskesmas atau kepada petugas kesehatan yang
At the primary public health response level, telah ditunjuk. Puskesmas harus melapor ke
reporting shall be to the intermediate or national Dinas Kesehatan Kabupaten, Propinsi atau Pusat.
response level, depending on organizational Informasi penting mencakup: gambaran klinis,
structures. For the purposes of this Annex, hasil laboratorium, sumber dan jenis risiko,
essential information includes the following: jumlah kasus dan kematian pada manusia,
clinical descriptions, laboratory results, sources kondisi yang mempengaruhi penyebaran
and type of risk, numbers of human cases and penyakit dan tindakan yang dilakukan; dan
deaths, conditions affecting the spread of the
disease and the health measures employed; and
(c) to implement preliminary control measures (c) melaksanakan tindakan penanggulangan awal
immediately. sesegera mungkin.

5. At the intermediate public health response levels 5. Pada tingkat kabupaten atau propinsi.
The capacities: Kapasitas yang harus dimiliki:
(a) to confirm the status of reported events and to (a) Memastikan status kejadian/KLB yang
support or implement additional control dilaporkan dan mendukung atau melaksanakan
measures; and tindakan penanggulangan tambahan; dan
(b) to assess reported events immediately and, if (b) menilai kejadian/KLB yang dilaporkan dengan
found urgent, to report all essential information segera dan bila dianggap mendesak, melapor ke
to the national level. For the purposes of this pusat.Yang dimaksud dengan kejadian/KLB
Annex, the criteria for urgent events include penting adalah dampak terhadap kesehatan
serious public health impact and/or unusual or masyarakat yang cukup serius dan/atau
unexpected nature with high potential for spread. kejadian/KLB luar biasa atau yang tidak terduga
dengan potensi penyebaran yang tinggi.

6. At the national level 6. Pada tingkat pusat

Assessment and notification. The capacities: Penilaian dan pemberitahuan. Kapasitas yang harus
dimiliki:
(a) to assess all reports of urgent events within 48 (a) Menilai seluruh laporan mengenai kejadian/KLB
hours; and yang mendesak dalam 48 jam; dan
(b) to notify WHO immediately through the (b) Memberitahu WHO dengan segera melalui
National IHR Focal Point when the assessment Focal-point IHR Nasional apabila ada indikasi
indicates the event is notifiable pursuant to terjadinya peristiwa yang harus dilaporkan
paragraph 1 of Article 6 and Annex 2 and to menurut paragraf 1 Pasal 6 dan Lampiran- 2 dan
inform WHO as required pursuant to Article 7 memberitahu WHO sesuai dengan Pasal 7 dan
and paragraph 2 of Article 9. paragraf 2 Pasal 9.
Public health response. The capacities: Respons di bidang kesehatan masyarakat. Kapasitas
yang harus dimiliki:

62
(a) to determine rapidly the control measures (a) Menentukan dengan cepat tindakan
required to prevent domestic and international penanggulangan yang diperlukan unruk
spread; mencegah penyebaran di dalam dan ke luar
negeri;
(b) to provide support through specialized staff, (b) Menyediakan staf khusus, pemeriksaan
laboratory analysis of samples (domestically or laboratorium (di dalam negeri atau di
through collaborating centres) and logistical collaborating centers WHO) dan bantuan logistik
assistance (e.g. equipment, supplies and (misalnya peralatan, bahan dan pengiriman);
transport);
(c) to provide on-site assistance as required to (c) Menyediakan bantuan yang diperlukan untuk
supplement local investigations; melengkapi penyelidikan setempat;
(d) to provide a direct operational link with senior (d) Membentuk sistem yang memungkinkan
health and other officials to approve rapidly and pengambilan keputusan yang cepat guna
implement containment and control measures; melaksanakan tindakan penanggulangan.
(e) to provide direct liaison with other relevant (e) Menyediakan akses langsung ke departemen
government ministries; terkait;

(f) to provide, by the most efficient means of (f) Menyediakan alat komunikasi yang paling
communication available, links with hospitals, efisien, untuk keperluan komunikasi dengan
clinics, airports, ports, ground crossings, rumah sakit, klinik, bandara, pelabuhan,
laboratories and other key operational areas for perlintasan darat, laboratorium dan daerah
the dissemination of information and penting lainnya untuk penyebaran informasi dan
recommendations received from WHO regarding rekomendasi yang diterima dari WHO
events in the State Party’s own territory and in sehubungan dengan kejadian/KLB dalam
the territories of other States Parties; wilayah Negara Anggota tersebut dan dalam
wilayah Negara Anggota lainnya;
(g) to establish, operate and maintain a national (g) Membuat, melaksanakan dan memutahirkan
public health emergency response plan, suatu rencana tanggap darurat kesehatan,
including the creation of termasuk pembentukan tim lintas sektor untuk
multidisciplinary/multisectoral teams to respond merespons kejadian/KLB yang mungkin
to events that may constitute a public health menjadi PHEIC; dan
emergency of international concern; and
(h) to provide the foregoing on a 24-hour basis. (h) Menyediakan fasilitas tersebut di atas selama 24
jam.

B. CORE CAPACITY REQUIREMENTS FOR B. KAPASITAS YANG HARUS


DESIGNATED AIRPORTS, PORTS AND DIMILIKI BANDARA, PELABUHAN DAN
GROUND CROSSINGS LINTAS BATAS DARAT

1. At all times 1. Setiap saat


The capacities: Kapasitas yang harus dimiliki:
(a) to provide access to (i) an appropriate medical (a) Menyediakan (i)pelayanan kesehatan yang
service including diagnostic facilities located so memadai termasuk fasilitas diagnostik, yang
as to allow the prompt assessment and care of ill terletak sedemikian rupa sehingga
travellers, and (ii) adequate staff, equipment and memungkinkan penilaian dan perawatan secara

63
premises; cepat bagi penumpang yang sakit dan (ii) staf,
peralatan dan ruangan yang memadai;
(b) to provide access to equipment and personnel for (b) Menyediakan peralatan dan staf untuk merujuk
the transport of ill travellers to an appropriate penumpang yang sakit ke sarana kesehatan yang
medical facility; memadai;
(c) to provide trained personnel for the inspection of (c) Menyediakan staf yang terlatih untuk
conveyances; pemeriksaan alat angkut;
(d) to ensure a safe environment for travellers using (d) Memastikan lingkungan yang aman bagi para
point of entry facilities, including potable water penumpang yang menggunakan fasilitas yang
supplies, eating establishments, flight catering tersedia, termasuk air bersih, tempat makan,
facilities, public washrooms, appropriate solid fasilitas katering pesawat udara, kamar kecil,
and liquid waste disposal services and other sistem pembuangan sampah cair dan padat yang
potential risk areas, by conducting inspection memadai, serta tempat lain berpotensi
programmes, as appropriate; and menimbulkan risiko, dengan melaksanakan
inspeksi yang memadai; dan
(e) to provide as far as practicable a programme and (e) menyediakan sejauh memungkinkan staf terlatih
trained personnel for the control of vektors and guna pengendalian vektor dan reservoir.
reservoirs in and near points of entry.

2. For responding to events that may constitute a 2. Merespons kejadian/KLB yang dapat
public health emergency of international concern menimbulkan PHEIC

The capacities: Kapasitas yang harus dimiliki:

(a) to provide appropriate public health emergency (a) Menanggulangi keadaan darurat kesehatan
response by establishing and maintaining a masyarakat secara memadai dengan membuat
public health emergency contingency plan, dan memutahirkan rencana tanggap darurat
including the nomination of a coordinator and kesehatan masyarakat, termasuk penunjukan
contact points for relevant point of entry, public koordinator dan petugas pada pintu masuk,
health and other agencies and services; layanan kesehatan masyarakat dan layanan
lainnya;
(b) to provide assessment of and care for affected (b) Menyediakan fasilitas untuk diagnosis dan
travellers or animals by establishing perawatan bagi penumpang atau hewan yang
arrangements with local medical and veterinary terjangkit melalui kerjasama dengan fasilitas
facilities for their isolation, treatment and other kesehatan dan kesehatan hewan setempat dalam
support services that may be required; melaksanakan isolasi pengobatan dan layanan
lain yang diperlukan;
(c) to provide appropriate space, separate from other (c) Menyediakan ruangan yang memadai yang
travellers, to interview suspect or affected terpisah dari penumpang lain, untuk
persons; mewawancarai orang yang terjangkit penyakit
atau kemungkinan menderita penyakit;
(d) to provide for the assessment and, if required, (d) Menyediakan sarana diagnosis dan, bila perlu,
quarantine of suspect travellers, preferably in fasilitas karantina terhadap penumpang yang
facilities away from the point of entry; mungkin menderita penyakit, bila
memungkinkan di sarana kesehatan yang jauh
dari pintu masuk;

64
(e) to apply recommended measures to disinsect, (e) Bila dianggap perlu melaksanakan tindakan
derat, disinfect, decontaminate or otherwise treat hapus serangga, hapus tikus, hapus hama,
baggage, cargo, containers, conveyances, goods dekontaminasi pada bagasi, kargo, petikemas,
or postal parcels including, when appropriate, at alat angkut, barang dan paket pos, di lokasi yang
locations specially designated and equipped for telah ditetapkan dan dilengkapi untuk keperluan
this purpose; ini.
(f) to apply entry or exit controls for arriving and (f) Menerapkan pengawasan masuk dan keluarnya
departing travellers; and penumpang; dan
(g) to provide access to specially designated (g) Menyediakan peralatan yang dirancang khusus
equipment, and to trained personnel with dan personel terlatih yang menggunakan alat
appropriate personal protection, for the transfer perlindungan diri yang memadai, guna merujuk
of travellers who may carry infection or penumpang yang mungkin menularkan penyakit
contamination. atau kontaminasi.

ANNEX 2 LAMPIRAN-2
DECISION INSTRUMENT FOR THE ALGORITME UNTUK PENILAIAN DAN
ASSESSMENT AND NOTIFICATION OF PELAPORAN SUATU KEJADIAN/KLB YANG
EVENTS THAT MAY CONSTITUTE A PUBLIC DAPAT MENIMBULKAN PHEIC
HEALTH EMERGENCY OF INTERNATIONAL
CONCERN

Events detected by national surveillance system (see Kejadian/KLB yang dideteksi oleh sistem surveilans
Annex 1) (lihat Lampiran-1)

An event involving the following diseases shall Suatu kejadian/KLB yang menyangkut penyakit
always lead to utilization of the algorithm, because berikut, harus selalu menggunakan algoritma ini,
they have demonstrated the ability to cause serious karena penyakit tersebut telah terbukti dapat
public health impact and to spread rapidly menyebabkan dampak kesehatan masyarakat yang
internationally b): serius dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia
- Cholera b):
- Pneumonic plague - Kolera;
- Yellow fever - Pes Paru;
- Viral haemorrhagic fevers(Ebola, Lassa,Marburg) - Demam Kuning;
- West Nile fever - Demam berdarah oleh virus (Ebola, Lassa,
- Other diseases that are of special national or Marburg)
Regional concern, e.g. dengue fever, Rift Valley - Demam West-Nile;
fever, and meningococcal disease. -Penyakit lain yang mendapatkan perhatian khusus
di tingkat nasional atau regional, seperti Demam
Dengue, Demam Rift-Valley, dan penyakit yang
disebabkan oleh kuman meningokokus;

Any event of potential international public health Setiap kejadian/KLB yang berpotensi menimbulkan
concern, including those of unknown causes or PHEIC, termasuk yang tidak dikenal sumber atau
sources and those involving other events or diseases penyebabnya serta kejadian/KLB atau penyakit
than those listed in the box on the left and the box lain yang tidak termasuk dalam kotak di atas dan di

65
on the right shall lead to utilization of the algorithm. bawah, harus menggunakan algoritma ini;

A case of the following diseases is unusual or Satu kasus dari penyakit beikut ini adalah suatu
unexpected and may have serious public health kejadian/KLB luar biasa/KLB atau tidak diduga
impact, and thus shall be notified a, b): dan dapat berdampak serius terhadap kesehatan
- Smallpox masyarakat, sehingga harus dilaporkan a,b):
- Poliomyelitis due to wild-type poliovirus -Cacar;
- Human influenza caused by a new subtype - Influenza manusia yang disebabkan oleh subtipe
- Severe acute respiratory syndrome (SARS). baru;
- SARS;

EVENT SHALL BE NOTIFIED TO WHO UNDER PENYAKIT DI ATAS HARUS DILAPORKAN KE


THE INTERNATIONAL HEALTH WHO MENURUT IHR
REGULATIONS

Not notified at this stage. Reassess when more Tidak dilaporkan pada tingkat ini. Nilai kembali
information becomes available. bila telah tersedia informasi yang lebih banyak.

Is there a significant risk of international travel or Adakah keharusan membatasi lalu lintas dan
trade restrictions? perdagangan internasional ?

Is the public health impact of the event serious? Apakah dampak kesehatan masyarakat dari
kejadian/KLB ini serius ?

Is the event unusual or unexpected? Apakah ini kejadian/KLB luar biasa atau tidak
diduga ?
Is there a significant risk of international spread? Apakah ada kemungkinan menyebar secara
internasional ?

Is there a significant risk of international spread? Adakah suatu risiko yang bermakna bagi
penyebarannya secara internasional ?
Is the event unusual or unexpected?
Apakah kejadian/KLB ini luar biasa atau tidak
diduga ?

a) As per WHO case definitions a) sesuai dengan definisi kasus WHO;


b) The disease list shall be used only for the purpose b) daftar penyakit ini hanya digunakan dalam IHR
of these Regulations

EXAMPLES FOR THE APPLICATION OF THE CONTOH PENERAPAN ALGORITME DALAM


DECISION INSTRUMENT FOR THE PENILAIAN DAN PELAPORAN
ASSESSMENT AND NOTIFICATION OF KEJADIAN/KLB YANG DAPAT
EVENTS THAT MAY CONSTITUTE MENIMBULKAN PHEIC
A PUBLIC HEALTH EMERGENCY OF
INTERNATIONAL CONCERN

66
The examples appearing in this Annex are not Contoh yang terdapat dalam Lampiran ini tidak
binding and are for indicative guidance mengikat dan hanya merupakan petunjuk guna
purposes to assist in the interpretation of the decision membantu menafsirkan algoritme
instrument criteria.
DOES THE EVENT MEET AT LEAST TWO OF APAKAH KEJADIAN/KLB TERSEBUT
THE FOLLOWING CRITERIA? MEMENUHI SEKURANG-KURANGNYA 2 DARI
KRITERIA BERIKUT INI ?
I. Is the public health impact of the event serious? I. Apakah dampaknya terhadap kesehatan
masyarakat serius?
1. Is the number of cases and/or number of deaths for 1. Apakah jumlah kasus dan/atau jumlah kematian
this type of event large for the given place, time or cukup besar dilihat dari segi lokasi, waktu atau jumlah
population? penduduk ?

2. Has the event the potential to have a high public 2. Apakah berpotensi menimbulkan dampak besar bagi
health impact? kesehatan masyarakat?
THE FOLLOWING ARE EXAMPLES OF BERIKUT ADALAH CONTOH KEADAAN YANG
CIRCUMSTANCES THAT CONTRIBUTE TO HIGH DAPAT MENIMBULKAN DAMPAK NEGATIF
PUBLIC HEALTH IMPACT: BAGI KESEHATAN MASYARAKAT:
􀀹􀀹Event caused by a pathogen with high potential to - kejadian/KLB yang disebabkan oleh kuman yang
cause epidemic (infectiousness of the agent, high case sangat mungkin menimbulkan wabah ( kemampuan
fatality, multiple transmission routes or healthy carrier). menular bibit penyakit, kematian kasus yang tinggi,
􀀹􀀹Indication of treatment failure (new or emerging berbagai cara penularan atau adanya karier);
antibiotic resistance, vaccine failure, antidote resistance - indikasi kegagalan pengobatan (resistensi antibiotik,
or failure). kegagalan vaksin, kegagalan atau resistensi zat
􀀹􀀹Event represents a significant public health risk penawar racun)
even if no or very few human cases have yet been - Kejadian/KLB yang dapat membahayakan kesehatan
identified. masyarakat, meski belum ditemukan penderita atau
jumlah penderita yang sudah diketahui sangat kecil.
􀀹􀀹Cases reported among health staff. -Ada petugas kesehatan yang terkena penyakit;
􀀹􀀹The population at risk is especially vulnerable -Penduduk yang berisiko sangat rentan (para
(refugees, low level of immunization, children, elderly, pengungsi, cakupan imunisasi rendah, anak, orang tua,
low immunity, undernourished, etc.). kurang gizi, dll.).
􀀹􀀹Concomitant factors that may hinder or delay the -faktor yang pada saat bersamaan dapat menghalangi
public health response (natural catastrophes, armed atau menunda tindakan di bidang kesehatan masyarakat
conflicts, unfavourable weather conditions, multiple (bencana alam, konflik bersenjata, cuaca buruk, sumber
foci in the State Party). penularan di beberapa wilayah Negara Anggota).
- Kejadian/KLB di wilayah yang sangat padat
􀀹􀀹Event in an area with high population density. penduduknya
-penyebaran bahan beracun, bahan yang dapat menular
􀀹􀀹Spread of toxic, infectious or otherwise hazardous atau bahan berbahaya yang ada di alam atau yang
materials that may be occurring naturally or otherwise berpotensi mencemari penduduk dan atau wilayah
that has contaminated or has the potential to yang luas.
contaminate a population and/or a large geographical
area.
3. Is external assistance needed to detect, investigate, 3. Apakah bantuan luar negri diperlukan untuk

67
respond and control the current event, or prevent new mendeteksi, investigasi, respons dan menanggulangi
cases? kejadian/KLB yang sedang berlangsung, atau untuk
mencegah kasus-kasus baru ?
THE FOLLOWING ARE EXAMPLES OF WHEN BERIKUT ADALAH CONTOH PERLUNYA
ASSISTANCE MAY BE REQUIRED: BANTUAN LUAR NEGERI:
􀀹􀀹Inadequate human, financial, material or technical -terbatasnya sumberdaya manusia, dana, bahan dan
resources – in particular: kemampuan teknis, khususnya:
– Insufficient laboratory or epidemiological capacity to -terbatasnya kapasitas laboratorium atau kapasitas
investigate the event (equipment, personnel, financial epidemiologis untuk menyelidiki kejadian/KLB
resources) ( peralatan, staf, keuangan)
– Insufficient antidotes, drugs and/or vaccine and/or -terbatasnya anti racun, obat dan/atau vaksin dan/atau
protective equipment, decontamination equipment, or alat pelindung, alat dekontaminasi;
supportive equipment to cover estimated needs -sistem surveilans yang ada tidak mampu mendeteksi
– Existing surveillance system is inadequate to detect kasus baru pada waktunya.
new cases in a timely manner.

IS THE PUBLIC HEALTH IMPACT OF THE APAKAH DAMPAK TERHADAP KESEHATAN


EVENT SERIOUS? MASYARAKAT DARI KEJADIAN/KLB INI
Answer “yes” if you have answered “yes” to SERIUS ?
questions 1, 2 or 3 above. Jawab “ya” bila anda memiliki jawaba “ya” pada
pertanyaan nomor 1, 2 atau 3 di atas.
II. Is the event unusual or unexpected? II. Apakah kejadian/KLB ini luar biasa atau tak
terduga ?
4. Is the event unusual? 4. Apakah ini kejadian/KLB luar biasa ?
THE FOLLOWING ARE EXAMPLES OF BERIKUT ADALAH CONTOH KEJADIAN/KLB
UNUSUAL EVENTS: LUAR BIASA:
􀀹􀀹The event is caused by an unknown agent or the - Kejadian/KLB yang tidak diketahui penyebab atau
source, vehicle, route of transmission is sumbernya, media atau rute penularan yang tidak biasa
unusual or unknown. atau tidak diketahui.
􀀹􀀹Evolution of cases more severe than expected - Perkembangan klinis kasus lebih berat dari yang
(including morbidity or case-fatality) or diharapkan (termasuk kematian atau angka kematian)
with unusual symptoms. atau dengan gejala yang tidak biasa.
􀀹􀀹Occurrence of the event itself unusual for the area, - Kejadian/KLBnya sendiri luar biasa bagi suatu
season or population. wilayah, musim atau penduduk;

5. Is the event unexpected from a public health 5. Apakah kejadian/KLB ini tidak terduga dari
perspective? perspektif kesehatan masyarakat ?
THE FOLLOWING ARE EXAMPLES OF BERIKUT ADALAH CONTOH KEJADIAN/KLB
UNEXPECTED EVENTS: YANG TIDAK TERDUGA:
􀀹􀀹Event caused by a disease/agent that had already - Kejadian/KLB yang disebabkan oleh suatu
been eliminated or eradicated from the penyakit/penyebab penyakit yang telah tereliminasi
State Party or not previously reported. atau terbasmi dari Negara Anggota atau yang tidak
pernah dilaporkan sebelumnya.

IS THE EVENT UNUSUAL OR UNEXPECTED? APAKAH KEJADIAN/KLB INI LUAR BIASA


Answer “yes” if you have answered “yes” to ATAU TIDAK TERDUGA ?

68
questions 4 or 5 above. Jawab “ya” bila anda memiliki jawaban “ya” pada
pertanyaan nomor 4 atau 5 di atas.

III. Is there a significant risk of international III. Adakah kemungkinan yang cukup besar untuk
spread? penyebaran internasional?

6. Is there evidence of an epidemiological link to 6. Adakah kaitan epidemiologis dengen kejadian/KLB


similar events in other States? serupa di Negara lain ?

7. Is there any factor that should alert us to the 7. Adakah faktor yang harus kita waspadai dalam
potential for cross border movement of the pergerakan lintas batas dari penyebab penyaki,media
agent, vehicle or host? penularan atau manusia?
THE FOLLOWING ARE EXAMPLES OF BERIKUT ADALAH CONTOH SITUASI YANG
CIRCUMSTANCES THAT MAY PREDISPOSE TO BERPENGARUH TERHADAP PENYEBARAN
INTERNATIONAL SPREAD: INTERNASIONAL:
􀀹􀀹Where there is evidence of local spread, an index -ada bukti penyebaran lokal, kasus indeks (atau kasus
case (or other linked cases) with a terkait lainnya) memiliki riwayat pada bulan
history within the previous month of: sebelumnya melakukan:
– international travel (or time equivalent to the - perjalanan internasional ( yang waktunya sama
incubation period if the pathogen is known) dengan masa inkubasi, bila penyakitnya diketahui)
– participation in an international gathering - ikutserta dalam pertemuan internasional (haji,
(pilgrimage, sports event, conference, etc.) olahraga, konperensi, dll.)
– close contact with an international traveller or a - kontak erat dengan seorang penumpang
highly mobile population. internasional atau penduduk dengan mobilitas tinggi
􀀹􀀹Event caused by an environmental contamination - Kejadian/KLB yang disebabkan oleh pencemaran
that has the potential to spread across international lingkungan yang berpotensi menyebar melintasi batas
borders. internasional.
􀀹􀀹Event in an area of intense international traffic with - Kejadian/KLB di suatu wilayah dengan lalu-lintas
limited capacity for sanitary control or environmental internasional yang ramai, dengan fasilitas sanitasi yang
detection or decontamination. terbatas, atau kemampuan mendeteksi pencemaran
lingkungan dan dekontaminasi yang terbatas.

ADAKAH KEMUNGKINAN YANG CUKUP


IS THERE A SIGNIFICANT RISK OF BESARAGI PENYEBARAN INTERNASIONAL ?
INTERNATIONAL SPREAD? Jawab “ya” bila anda memiliki jawaban “ya” pada
Answer “yes” if you have answered “yes” to pertanyaan nomor 6 atau 7 di atas.
questions 6 or 7 above.
IV. Adakah kemungkinan dibatasinya lalu lintas
IV. Is there a significant risk of international travel dan perdagangan internasional ?
or trade restrictions?
8. Adakah kejadian/KLB serupa di masa lalu yang
8. Have similar events in the past resulted in mengharuskan pembatasan pada perdagangan
international restriction on trade and/or travel? dan/atau lalu lintas internasional ?

9. Apakah sumber penyakit yang dicurigai atau


9. Is the source suspected or known to be a food diketahui adalah produk makanan, air atau barang

69
product, water or any other goods that might be lainnya yang terkontaminasi yang telah di
contaminated that has been exported/imported to/from ekspor/impor ke/dari Negara lain ?
other States?
10. Apakah kejadian/KLB terjadi saat berlangsungnya
10. Has the event occurred in association with an pertemuan internasional atau dalam suatu wilayah
international gathering or in an area of intense yang banyak dkunjungi wisatawan mancanegara ?
international tourism?
11. Apakah kejadian/KLB ini menyebabkan
11. Has the event caused requests for more information permintaaninformasi yang lebih banyak dari pejabat
by foreign officials or international media? asing atau media internasional ?

ADAKAH KEMUNGKINAN DIBATASINYA


IS THERE A SIGNIFICANT RISK OF LALU LINTAS DAN PERDAGANGAN
INTERNATIONAL TRADE OR TRAVEL INTERNASIONAL ?
RESTRICTIONS? Jawab “ya” bila anda meiliki jawabn “ya” pada
Answer “yes” if you have answered “yes” to pertanyaan nomor 8, 9, 10, atau 11 di atas.
questions 8, 9, 10 or 11 above.
Negara Anggota yang menjawab “ya” pada
States Parties that answer “yes” to the question pertanyaan apakah kejadian/KLBnya memenuhi 2
whether the event meets any two of the four criteria dari 4 kriteria (I-IV) di atas, harus memberitahu
(I-IV) above, shall notify WHO under Article 6 of WHO sesuai denganPasal-6 IHR.
the International Health Regulations.

ANNEX 3 LAMPIRAN-3
CONTOH SERTIFIKAT BEBAS PENGAWASAN
MODEL SHIP SANITATION CONTROL
SANITASI KAPAL/ SERTIFIKAT PENGAWASAN
EXEMPTION CERTIFICATE/SHIP SANITATION
SANITASI KAPAL
CONTROL CERTIFICATE
Pelabuhan............... Tanggal.....................
Port of………. Date: …………..
Sertifikat ini mencatat pemeriksaan dan 1)
This Certificate records the inspection and 1)
Bebas dari pengawasan atau 2) tindakan pengendalian
exemption from control or 2) control measures applied
yang dilakukan pada
Name of ship or inland navigation
Nama kapal atau kapal sungai pedalaman: .........
vessel…......................Flag….......................
Bendera ..................
Registration/IMO No. ……….......
Nomor Registrasi/IMO:....................
At the time of inspection the holds were unladen/laden
Pada waktu diperiksa, palka-palka tidak
with ...... tonnes of .......................... cargo
memuat/memuat dengan ....... ton dari ....... kargo;
Name and address of inspecting
Nama dan alamat petugas pemeriksa:...................
officer…………………..
Sertifikat Bebas Pemeriksaan Sanitasi Kapal;
Ship Sanitation Control Exemption Certificate
Bagian, (sistem, dan layanan) yang diperiksa;
Areas , [systems, and services] inspected
Dapur
Galley Pantry Stores
Palka/Kargo

70
Hold(s)/cargo Tempat tinggal:
Quarters: - ABK
- crew - Pimpinan
- officers - penumpang
- passengers - geladak
- deck Air bersih
Potable water Sampah cair
Sewage Tanki pemberat atau penyeimbang?
Ballast tanks Sampah medik dan padat
Solid and medical waste Air cadangan
Standing water Ruang mesin
Engine room Fasilitas medik
Medical facilities Bagian lainnya- lihat lampiran
Other areas specified - see attached Catatan bagian yang tidak di[periksa, tulis N/A
Note areas not applicable, by marking
N/A.
Bukti yang ditemukan;
Evidence found1 ................................
………………….. ................................
………………….. Hasil sampel
Sample results2 ................................
………………….. ................................
………………….. Dokumen yang diperiksa
Documents reviewed Buku harian medik
Medical log Buku harian kapal
Ship’s log Lain-lain
Other
Sertifikat Pemeriksaan Sanitasi Kapal
Ship Sanitation Control Certificate
Tindakan Pengendalian yang dilakukan
Control measures applied ...........................................
………………………… ...........................................
………………………… Tanggal pemeriksaan ulang;
Re-inspection date ...........................................
………………………… ...........................................
………………………… Komentar terhadap kondisi yang ditemukan
Comments regarding conditions found ...........................................
………………………… ...........................................
…………………………
Tidak ditemukan bukti. Kapal/Alat angkut dibebaskan
No evidence found. Ship/vessel is exempted from dari tindakan pengendalian. Indikasi tindakan
control measures. Control measures indicated were pengendalian dilakukan pada tanggal dibawah.
applied on the date below. Nama dan pangkat petugas yang menerbitkan
Name and designation of issuing officer .............................................
………………………………............ Tanda tangan dan stempel......... Tanggal...............
Signature and seal ………… Date …………......... 1 (a) Bukti infeksi atau kontaminasi, termasuk vektor

71
1 (a) Evidence of infection or contamination, including: dalam semua tingkat pertumbuhan; reservoir hewan
vektors in all stages of growth; animal reservoirs for bagi vektor; rodent atau spesies lain yang dapat
vektors; rodents or other species that could carry membawa penyakit manusia, mikrobiologi, kimia dan
human disease, microbiological, chemical and other risiko lainnya pada kesehatan manusia; tanda-tanda
risks to human health; signs of inadequate sanitary kekurangan tindakan sanitasi. (b) Informasi mengenai
measures. (b) Information concerning any human cases setiap kasus manusia ( dimasukkan dalam MDH).
(to be included in the Maritime Declaration of Health). 2 Hasil dari sampel yang diambil di atas kapal. Analisis
2 Results from samples taken on board. Analysis to be dibeikan kepada Nahkoda Kapal melalui alat
provided to ship’s master by most expedient means pengiriman, bila pemeriksaan ulang diperlukan, pada
and, if re-inspection is required, to the next appropriate pelabuhan berikutnya bersamaan dengan tanggal
port of call coinciding with the re-inspection date pemeriksaan ulang yang dicantumkan dalam sertifikat
specified in this certificate. ini.
Sanitation Control Exemption Certificates and Sertifikat Bebas Pengawasan Sanitasi Kapal dan
Sanitation Control Certificates are valid for a Sertifikat Pengawasan Sanitasi Kapal ini berlaku paling
maximum of six months, but the validity period may be lama 6 bulan, namun dapat diperpanjang selama 1
extended by one month if inspection cannot be carried bulan bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan di
out at the port and there is no evidence of infection or pelabuhan dan tidak ada bukti adanya infeksi atau
contamination. kontaminasi

LAMPIRAN CONTOH SERTIFIKAT BEBAS


ATTACHMENT TO MODEL SHIP SANITATION PENGAWASAN SANITASI KAPAL/ SERTIFIKAT
CONTROL EXEMPTION CERTIFICATE/SHIP PENGAWASAN SANITASI KAPAL
SANITATION CONTROL CERTIFICATE
Bagian/fasilitas/sistem yang diperiksa
Areas/facilities/systems inspected Makanan:
Food Sumber; Penyimpanan; Penyiapan; Pelasyanan;
Source;Storage;Preparation;Service Air:
Water Sumber; Penyimpanan; Distribusi;
Source; Storage; Distribution Sampah:
Waste Penanganan; Pengendalian; Pembuangan;
Holding; Treatment; Disposal Kolam Renang:
Swimming pools/spas Peralatan; pengoperasian;
Equipment; Operation Fasiltas Medik:
Medical facilities Alat dan bahan medik; Operasi;
Equipment and medical devices; Operation Obat-obatan;
Medicines Bagian lainnya yang diperiksa:
Other areas inspected
Bukti yang ditemukan:
Evidence found ................................
……………………. ................................
……………………. Hasil pemeriksaan sampel:
Sample results ................................
……………………. ................................
……………………. Dokumen yang diperiksa
Documents reviewed ................................
…………………….. ................................

72
…………………….. Tindakan Pengendalian yang dilakukan:
Control measures applied ................................
…………………….. ................................
…………………….. Tanggal Pemeriksaan Ulang:
Re-inspection date ................................
…………………….. ................................
…………………….. Komentar mengenai kondisi yang ditemukan:
Comments regarding conditions found ................................
…………………….. ................................
……………………..
Tandai bagian dalam daftar yang tidak diperiksa
Indicate when the areas listed are not applicable by dengan memberi tanda N/A
marking N/A.

LAMPIRAN- 4
ANNEX 4 PERSYARATAN TEKNIS BAGI ALAT ANGKUT
TECHNICAL REQUIREMENTS PERTAINING DAN OPERATOR ALAT ANGKUT
TO CONVEYANCES AND
CONVEYANCE OPERATORS
Bagian A. Operator Alat Angkut
Section A Conveyance operators 1. Para operator alat angkut harus memfasilitasi:
1. Conveyance operators shall facilitate: (a) Pemeriksaan kargo, petikemas dan alat angkut;
(a)inspections of the cargo, containers and conveyance; (b) Pemeriksaan medis terhadap penumpang di atas
(b) medical examinations of persons on board; kapal;
(c) application of other health measures under these (c) Tindakan lain sesuai dengan IHR; dan
Regulations; and (d) pemberian informasi kesehatan masyarakat yang
(d) provision of relevant public health information diminta oleh Negara Anggota.
requested by the State Party.
2. Operator alat angkut harus memberikan kepada
2. Conveyance operators shall provide to the competent otorita yang berkompeten suatu SBPSK yang sah atau
authority a valid Ship Sanitation Control Exemption Sertifikat Kontrol Sanitasi Kapal atau suatu MDH, atau
Certificate or a Ship Sanitation Control Certificate or a HPAGD sesuai dengan yag disyaratkan IHR.
Maritime Declaration of Health, or the Health Part of
an Aircraft General Declaration, as required under
these Regulations.
Bagian B. Alat angkut
Section B Conveyances
1. Tindakan yang dilakukan pada bagasi, kargo,
1. Control measures applied to baggage, cargo, petikemas, alat angkut dan barang sesuai dengan IHR
containers, conveyances and goods under these harus dilakukan sedemikian rupa untuk sejauh mungkin
Regulations shall be carried out so as to avoid as far as mencegah ruda paksa atau ketidaknyamanan terhadap
possible injury or discomfort to persons or damage to penumpang atau kerusakan pada bagasi, kargo,
the baggage, cargo, containers, conveyances and goods. petikemas, alat angkut dan barang. Bila memungkinkan
Whenever possible and appropriate, control measures tindakan harus dilakukan saat alat angkut dan palkanya
shall be applied when the conveyance and holds are dalam keadaan kosong.
empty.

73
2. Negara Anggota harus menyatakan secara tertulis
2. States Parties shall indicate in writing the measures tindakan yang telah dilakukan pada kargo, petikemas,
applied to cargo, containers or conveyances, the parts atau alat angkut, bagian di mana tindakan
treated, the methods employed, and the reasons for dilaksanakan, metode yang digunakan, dan alasan
their application. This information shallbe provided in penerapannya. Informasi ini harus diberikan secara
writing to the person in charge of an aircraft and, in tertulis kepada orang yang bertanggungjawab di
case of a ship, on the Ship Sanitation Control pesawat udara dan, dalam hal kapal laut, ditulis pada
Certificate. For other cargo, containers or conveyances, SPSK. Untuk kargo, petikemas atau alat angkut
States Parties shall issue such information in writing to Negara Anggota harus memberikan informasi tersebut
consignors, consignees, carriers, the person in charge secara tertulis kepada pengirim barang, penerima
of the conveyance or their respective agents. barang, pembawa, orang yang bertanggungjawab di
alat angkut atau agennya.

LAMPIRAN- 5
ANNEX 5 TINDAKAN KHUSUS TERHADAP PENYAKIT
SPECIFIC MEASURES FOR VEKTOR-BORNE YANG MENULAR MELALUI VEKTOR
DISEASES
1. WHO harus menerbitkan secara teratur, daftar lokasi
1. WHO shall publish, on a regular basis, a list of areas di mana hapus serangga dan tindakan pengendalian
where disinsection or other vektor control measures are vektor lainnya direkomendasikan terhadap alat angkut
recommended for conveyances arriving from these yang datang dari lokasi tersebut. Penetapan lokasi ini
areas. Determination of such areas shall be made harus dibuat sesuai dengan rekomendasi sementara atau
pursuant to the procedures regarding temporary or rekomendasi tetap, sesuai dengan keperluan.
standing recommendations, as appropriate.
2. Setiap alat angkut yang meninggalkan pintu masuk
2. Every conveyance leaving a point of entry situated in yang terletak dalam suatu daerah di mana pengendalian
an area where vektor control is recommended should vektor direkomendasikan harus dihapus seranggakan
be disinsected and kept free of vektors. When there are dan dijaga bebas dari vektor. Bila ada metode dan
methods and materials advised by the Organization for bahan yang dianjurkan oleh WHO bagi prosedur ini,
these procedures, these should be employed. The maka hal ini harus dilaksanakan. Keberadaan vektor
presence of vektors on board conveyances and the penyakit di atas alat angkut dan tindakan pengendalian
control measures used to eradicate them shall be yang digunakan untuk membasminya harus meliputi:
included: (a) Dalam hal pesawat udara, ada pada bagian
(a) in the case of aircraft, in the Health Part of the kesehatan dari HPAGD, kecuali kalau bagian dari
Aircraft General Declaration, unless this part of the Keterangan ini tidak diminta oleh otorita yang
Declaration is waived by the competent authority at the berkompeten pada saat kedatangan di bandara;
airport of arrival; (b) Dalam hal kapal laut, ada dalam SPSK, dan;
(b) in the case of ships, on the Ship Sanitation Control
Certificates; and (c) Dalam hal alat angkut lain, ada dalam bukti tertulis
(c) in the case of other conveyances, on a written proof dari tindakan yang telah dilakukan yang dikeluarkan
of treatment issued to the consignor, consignee, carrier, kepada pengirim, pemilik barang, pembawa atau orang
the person in charge of the conveyance or their agent, yang bertugas di alat angkut tersebut, atau agennya.
respectively. .
3. Negara Anggota harus menyetujui hapus serangga,
3. States Parties should accept disinsecting, deratting hapus tikus dan tindakan pengendalian lainnya
and other control measures for conveyances applied by terhadap alat angkut yang dilakukan oleh Negara lain,

74
other States if methods and materials advised by the selama metode dan bahan yang digunakan sesuai
Organization have been applied. dengan anjuran WHO.

4. Negara Anggota harus melaksanakan pengendalian


4. States Parties shall establish programmes to control vektor yang dapat membawa bibit penyakit dan
vektors that may transport an infectious agent that menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat pada
constitutes a public health risk to a minimum distance jarak minimum 400 meter dari pintu masuk yang
of 400 metres from those areas of point of entry digunakan oleh penumpang, alat angkut, petikemas,
facilities that are used for operations involving kargo, dan paket pos, dengan perluasan dari jarak
travellers, conveyances, containers, cargo and postal minimum bila terdapat vektor pada daerah yang lebih
parcels, with extension of the minimum distance if luas.
vektors with a greater range are present.
5. Bila tindak lanjut pemeriksaan diperlukan untuk
5. If a follow-up inspection is required to determine the menentukan keberhasilan tindakan pengendalian vektor
success of the vektor control measures applied, the ,otorita yang berkompeten pada pelabuhan atau
competent authorities for the next known port or airport bandara berikut yang memiliki kapasitas untuk
of call with a capacity to make such an inspection shall melakukan pemeriksaan harus diberitahu terlebih
be informed of this requirement in advance by the dahulu oleh otorita yang meminta tindak lanjut. Dalam
competent authority advising such follow-up. In the hal kapal, hal ini harus dicatat pada SPSK.
case of ships, this shall be noted on the Ship Sanitation
Control Certificate.
6. Suatu alat angkut dapat dicurigai dan harus diperiksa
6. A conveyance may be regarded as suspect and untuk memastikan ada tidaknya vektor dan reservoir,
should be inspected for vektors and reservoirs if: bila:
(a) it has a possible case of vektor-borne disease on (a) kemungkinan ada kasus penyakit yang ditularkan
board; melalui vektor di atas kapal;
(b) a possible case of vektor-borne disease has occurred (b) kemungkinan kasus penyakit yang ditularkan
on board during an international voyage; or melalui vektor telah terjadi di atas kapal selama
(c) it has left an affected area within a period of time perjalanan internasional; atau
where on-board vektors could still carry disease. (c) alat angkut telah meninggalkan daerah yang
terjangkit dalam periode yang masih memungkinkan
vektor di kapal membawa penyakit.

7. Suatu Negara Anggota tidak boleh melarang


7. A State Party should not prohibit the landing of an pendaratan pesawat udara atau kapal merapat dalam
aircraft or berthing of a ship in its territory if the wilayahnya bila telah dilaksanakan tindakan sesuai
control measures provided for in paragraph 3 of this dengan paragraph-3 Lampiran ini atau yang telah
Annex or otherwise recommended by the Organization direkomendasikan oleh WHO. Namun, pesawat udara
are applied. However, aircraft or ships coming from an atau kapal yang datang dari daerah terjangkit dapat
affected area may be required to land at airports or disyaratkan mendarat pada bandara atau dialihkan
divert to another port specified by the State Party for kepelabuhan lain yang ditetapkan oleh Negara
that purpose. Anggota tersebut.

8. Suatu Negara Anggota dapat melakukan tindakan


8. A State Party may apply vektor control measures to a pengendalian vektor terhadap alat angkut yang datang
conveyance arriving from an area affected by a vektor- dari daerah terjangkit penyakit yang ditularkan melalui

75
borne disease if the vektors for the foregoing disease vektor, bila vektor penyakit terdahulu ada di
are present in its territory. wilayahnya.

LAMPIRAN- 6
ANNEX 6
SERTIFIKAT VAKSINASI, SERTIFIKAT
VACCINATION, PROPHYLAXIS AND RELATED PROFILAKSIS DAN SERTIFIKAT TERKAIT
CERTIFICATES
1. Vaksin atau profilaksis lain yang tertera pada
1. Vaccines or other prophylaxis specified in Annex 7 Lampiran-7 atau direkomendasikan IHR harus
or recommended under these Regulations shall be of memadai kualitasnya; vaksin dan profilaksis tersebut
suitable quality; those vaccines and prophylaxis yang harus terlebih dahulu mendapat persetujuan
designated by WHO shall be subject to its approval. WHO. Bila diminta oleh WHO, Negara Anggota harus
Upon request, the State Party shall provide to WHO memberikan bukti yang cukup mengenai kecocokan
appropriate evidence of the suitability of vaccines and vaksin dan profilaksis yang diberikan di wilayahnya
prophylaxis administered within its territory under sesuai dengan IHR ini.
these Regulations.
2. Orang yang divaksinasi atau mendapat profilaksis
2. Persons undergoing vaccination or other prophylaxis lain sesuai dengan IHR harus diberikan ICV atau
under these Regulations shall be provided with an sertifikat profilaksis (selanjutnya disebut
international certificate of vaccination or prophylaxis sertifikat/ICV) dalam bentuk sesuai dengan Lampiran.
(hereinafter the “certificate”) in the form specified in Tidak diperkenankan bentuk yang berbeda dengan
this Annex. No departure shall be made from the model model ICV seperti pada Lampiran.
of the certificate specified in this Annex.

3. Sertifikat pada Lampira hanya berlaku bila vaksin


3. Certificates under this Annex are valid only if the atau profilaksis yang digunakan telah diakui oleh
vaccine or prophylaxis used has been approved by WHO.
WHO.
4. Sertifikat harus ditandatangani oleh dokter praktek
4. Certificates must be signed in the hand of the atau petugas kesehatan lain yang berwenang, yang
clinician, who shall be a medical practitioner or other mengawasi pemberian vaksin atau profilaksis tersebut.
authorized health worker, supervising the Sertifikat harus juga diberi stempel resmi dari sarana
administration of the vaccine or prophylaxis. The kesehatan; namun, stempel tidak boleh menggantikan
certificate must also bear the official stamp of the tandatangan.
administering centre; however, this shall not be an
accepted substitute for the signature.
5. Sertifikat harus ditulis lengkap dalam bahasa Inggris
5. Certificates shall be fully completed in English or in atau Perancis. Bahasa lain dapat pula ditambahkan
French. They may also be completed in another namun hanya sebagai pelengkap bahasa Inggris atau
language, in addition to either English or French. Perancis.

6. Setiap perubahan dari sertifikat ini seperti adanya


6. Any amendment of this certificate, or erasure, or bagian yang dihapus atau ada bagian yang tidak
failure to complete any part of it, may render it invalid. lengkap diisi, dapat mengakibatkan sertifikat ini tidak

76
berlaku

7. Sertifikat bersifat individu, dan tidak boleh


7. Certificates are individual and shall in no digunakan secara kolektif. Sertifikat tersendiri harus
circumstances be used collectively. Separate dikeluarkan untuk anak.
certificates shall be issued for children.
8. Orang tua atau pengawal harus menandatangani
8. A parent or guardian shall sign the certificate when sertifikat bagi anaknya bila ybs tidak dapat menulis.
the child is unable to write. The signature of an Tandatangan seorang yang buta huruf biasanya
illiterate shall be indicated in the usual manner by the ditunjukkan dengan suatu tanda dan dinyatakan oleh
person’s mark and the indication by another that this is yang lain bahwa ini adalah tanda orang tersebut.
the mark of the person concerned.
9. Bila dokter pengawas berpendapat bahwa vaksinasi
9. If the supervising clinician is of the opinion that the atau profilaksis merupakan kontraindikasi dari segi
vaccination or prophylaxis is contraindicated on medis bagi seseorang, maka ia harus menuliskan
medical grounds, the supervising clinician shall alasannya secara tertulis dalam bahasa Inggeris atau
provide the person with reasons, written in English or bahasa Perancis, dan bila perlu dalam bahasa lain
French, and where appropriate in another language in selaian bahasa Inggeris dan Perancis, sehingga otorita
addition to English or French, underlying that opinion, yang berkompeten pada tempat kedatangan akan
which the competent authorities on arrival should take mempertimbangkannya. Dokter pengawas dan otorita
into account. The supervising clinician and competent yang berkompeten harus memberitahu orang tersebut
authorities shall inform such persons of any risk tentang risiko yang dihadapi tanpa vaksinasi dan tanpa
associated with non-vaccination and with the non-use profilaksis sesuai dengan paragraph-4 Pasal 23.
of prophylaxis in accordance with paragraph 4 of
Article 23.
10. Dokumen sejenis yang dikeluarkan oleh Angkatan
10. An equivalent document issued by the Armed Bersenjata bagi anggotanya yang aktif, harus diterima
Forces to an active member of those Forces shall be sebagi pengganti ICV seperti yang tercantum pada
accepted in lieu of an international certificate in the Lampiran, bila:
form shown in this Annex if: (a) informasi medik yang dicantumkan sebagian besar
(a) it embodies medical information substantially the sama dengan ICV; dan
same as that required by such form; and (b) berisi pernyataan dalam bahasa Inggeris atau
(b) it contains a statement in English or in French and Perancis dan bila perlu dalam bahasa lain selain bahasa
where appropriate in another language in addition to Inggeris dan Perancis yang mencatat jenis dan tanggal
English or French recording the nature and date of the vaksinasi atau profilaksis dan dokumen tersebut
vaccination or prophylaxis and to the effect that it is dikeluarkan sesuai dengan paragraf ini.
issued in accordance with this paragraph
MODEL SERTIFIKAT INTERNASIONAL
MODEL INTERNATIONAL CERTIFICATE OF UNTUK VAKSINASI ATAU PROFILAKSIS (ICV)
VACCINATION OR PROPHYLAXIS

Dengan ini menerangkan bahwa (nama)……………..


This is to certify that [name] ..................................., tanggal lahir.……,jenis kelamin……
date of birth ..................., sex ..............................., Kewarganegaraan..................... KTP(bila ada)..............
nationality ....................................national identification Yang tandatangannya di bawah ini...................
document, if applicable ..................................................

77
whose signature follows ………………………............. Pada tanggal yang tercantum telah divaksinasi atau
has on the date indicated been vaccinated or received mendapat profilaksis terhadap penyakit:
prophylaxis against: (nama penyakit atau keadaan)……………..........…
(name of disease or condition) ………..………………. sesuai dengan IHR
Inaccordancewith the International Health Regulations. Vaksin atau Profilaksis:.............
Vaccine or prophylaxis: Tanggal:
Date: Tanda tangan dan profesi dari dokter pengawas
Signature and professional status of supervising
clinician: Pabrik pembuat vaksin dan nomor batch vaksin atau
Manufacturer and batch No. of vaccine or profilaksis
Prophylaxis:

Sertifikat ini berlaku mulai ........ sampai........


Certificate valid from .................. until ...................... Stempel dinas sarana kesehatan
Official stamp of administering centre: 1.
1. 2.
2.
Sertifikat ini berlaku bila vaksin atau profilaksis yang
This certificate is valid only if the vaccine or digunakan telah diakui oleh WHO.
prophylaxis used has been approved by the World
Health Organization.
Sertifikat ini harus ditandatangani oleh dokter praktek,
This certificate must be signed in the hand of the atau petugas kesehatan berwenang yang mengawasi
clinician, who shall be a medical practitioner or other pemberian vaksin atau profilaksis. Sertifikat ini harus
authorized health worker, supervising the dibubuhi cap dinas dari sarana kesehatan, namun tidak
administration of the vaccine or prophylaxis. The berlaku sebagai pengganti tandatangan
certificate must also bear the official stamp of the
administering centre; however, this shall not be an
accepted substitute for the signature.
Setiap perubahan dari sertifikat ini seperti adanya
Any amendment of this certificate, or erasure, or failure bagian yang dihapus atau ada bagian yang tidak
to complete any part of it, may render it invalid. lengkap diisi, dapat mengakibatkan sertifikat ini tidak
berlaku

Sertifikat ini berlaku sampai tanggal yang telah


The validity of this certificate shall extend until the dituliskan bagi vaksinasi atau profiklaksis yang telah
date indicated for the particular vaccination or diberikan. Sertifikat ini harus ditulisdalam bahasa
prophylaxis. The certificate shall be fully completed in Inggris dan Perancis. Sertifikat ini dapat juga
English or in French. The certificate may also be dilengkapi dengan bahasa lain pada dokumen yang
completed in another language on the same document, sama, selain bahasa Inggris dan Perancis.
in addition to either English or French.

LAMPIRAN-7
ANNEX 7 KETENTUAN MENGENAI VAKSINASI ATAU
REQUIREMENTS CONCERNING PROFILAKSIS TERHADAP PENYAKIT
VACCINATION OR PROPHYLAXIS FOR TERTENTU

78
SPECIFIC DISEASES
1. Selain rekomendasi mengenai vaksinasi atau
1. In addition to any recommendation concerning profilaksis, penyakit berikut adalah penyakit yang
vaccination or prophylaxis, the following diseases are khusus ditetapkan oleh IHR, di mana bukti telah
those specifically designated under these Regulations divaksinasi atau telah mendapatkan profilaksis dapat
for which proof of vaccination or prophylaxis may be disyaratkan bagi penumpang untuk memasuki suatu
required for travellers as a condition of entry to a State Negara: Vaksinasi terhadap penyakit demam
Party: Vaccination against yellow fever. kuning/Yellow Fever.

2. Rekomendasi dan ketentuan untuk vaksinasi


2. Recommendations and requirements for vaccination terhadap penyakit demam kuning:
against yellow fever: (a) Untuk keperluan pada Lampiran ini:
(a) For the purpose of this Annex: (i) masa inkubasi demam kuning adalah 6 hari.
(i) the incubation period of yellow fever is six days; (ii) Vaksin penyakit demam kuning yang disetujui oleh
(ii) yellow fever vaccines approved by WHO provide WHO akan memberikan perlindungan setelah 10 hari
protection against infection starting 10 days following dari saat pemberian vaksinnya;
the administration of the vaccine; (iii) Perlindungan berlangsung selama 10 tahun; dan
(iii) this protection continues for 10 years; and (iv) Masa berlaku sertifikat vaksinasi demam kuning
(iv) the validity of a certificate of vaccination against ini berlaku selama 10 tahun, mulai sepuluh hari setelah
yellow fever shall extend for a period of 10 years, tanggal vaksinasi atau dalam hal vaksinasi ulang,
beginning 10 days after the date of vaccination or, in segera setelah vaksinasi diberikan.
the case of a revaccination within such period of 10
years, from the date of that revaccination. (b) Vaksinasi terhadap demam kuning dibutuhkan oleh
(b) Vaccination against yellow fever may be required of setiap penumpang yang meninggalkan daerah yang
any traveller leaving an area where the Organization telah ditetapkan WHO sebagai daerah risiko
has determined that a risk of yellow fever transmission penyebaran demam kuning.
is present. (c) Bila seorang penumpang mempunyai sertifikat
(c) If a traveller is in possession of a certificate of vaksinasi terhadap demam kuning yang belum berlaku,
vaccination against yellow fever which is not yet valid, maka para penumpang diijinkan untuk berangkat, tetapi
the traveller may be permitted to depart, but the ketentuan pada paragraf 2(h) dari Lampiran- ini dapat
provisions of paragraph 2(h) of this Annex may be diberlakukan pada saat kedatangan.
applied on arrival. (d) seorang penumpang yang memiliki sertifikat
vaksinasi terhadap demam kuning yang masih berlaku
(d) A traveller in possession of a valid certificate of tidak akan diperlakukan sebagai seseorang tersangka,
vaccination against yellow fever shall not be treated as meskipun ia datang dari wilayah di mana WHO telah
suspect, even if coming from an area where the menetapkan adanya risiko penularan demam kuning.
Organization has determined that a risk of yellow fever (e) Sesuai dengan paragraf 1 Lampiran- 6, vaksin
transmission is present. demam kuning yang digunakan harus yang diakui oleh
WHO.
(e) In accordance with paragraph 1 of Annex 6 the
yellow fever vaccine used must be approved by the (f) Negara Anggota harus menunjuk sarana kesehatan
Organization. di mana vaksinasi demam kuning dapat diberikan
(f) States Parties shall designate specific yellow fever untuk memastikan kualitas dan keamanan vaksinasi.
vaccination centres within their territories in order to (g) Setiap orang yang bertugas di pintu masuk suatu
ensure the quality and safety of the procedures and wilayah di mana WHO telah menetapkan adanya risiko
materials employed. penularan demam kuning dan setiap awak alat angkut

79
(g) Every person employed at a point of entry in an yang menggunakan pintu masuk tersebut harus
area where the Organization has determined that a risk memiliki sertifikat vaksinasi demam kuning yang
of yellow fever transmission is present, and every masih berlaku.
member of the crew of a conveyance using any such (h) Suatu Negara Anggota, yang di wilayahnya ada
point of entry, shall be in possession of a valid vektor demam kuning, dapat mesyaratkan penumpang
certificate of vaccination against yellow fever. dari daerah di mana WHO telah menetapkan adanya
(h) A State Party, in whose territory vektors of yellow risiko penularan demam kuning, yang tidak memiliki
fever are present, may require a traveller from an area ICV yang berlaku terhadap demam kuning, untuk di
where the Organization has determined that a risk of karantina sampai ICVnya berlaku, atau sampai jangka
yellow fever transmission is present, who is unable to waktu tidak lebih dari 6 hari, terhitung sejak tanggal
produce a valid certificate of vaccination against terakhir ia kemungkinan terpapar infeksi, tergantung
yellow fever, to be quarantined until the certificate yang mana yang berlaku lebih dahulu.
becomes valid, or until a period of not more than six (i) Para penumpang yang dibebaskan dari keharusan
days, reckoned from the date of last possible exposure vaksinasi demam kuning, yang oleh pejabat atau
to infection, has elapsed, whichever occurs first. petugas kesehatan yang berwenang, harus diizinkan
(i) Travellers who possess an exemption from yellow masuk, sesuai dengan paragraf dalam Lampiran ini dan
fever vaccination, signed by an authorized medical diberikan penjelasan tentang cara menghindari gigitan
officer or an authorized health worker, may vektor demam kuning. Apabila penumpang ini tidak di
nevertheless be allowed entry, subject to the provisions karantina, mereka harus diminta untuk melapor bila ada
of the foregoing paragraph of this Annex and to being gejala demam atau gejala lainnya kepada otorita yang
provided with information regarding protection from berkompeten dan terus diawasi.
yellow fever vektors. Should the travellers not be
quarantined, they may be required to report any
feverish or other symptoms to the competent authority LAMPIRAN- 8
and be placed under surveillance. MODEL PERNYATAAN KESEHATAN
MARITIM

ANNEX 8 Untuk dilengkapi dan diajukan kepada otorita yang


MODEL OF MARITIME DECLARATION OF berkompeten oleh nahkoda kapal yang tiba dari
HEALTH pelabuhan asing, khususnya ketika tiba dari daerah
yang merupakan bagian dari rekomendasi WHO atau
To be completed and submitted to the competent masuk dalam ketentuan IHR.
authorities by the masters of ships arriving from
foreign ports. Diajukan pada pelabuhan……………………..
tanggal……………….
Nama Kapal yang mendarat………………….
Nomor Registrasi/IMO:.............................
Submitted at the port of……..……………………. Tiba dari………… Berlayar menuju……………
Date………… Kewarganegaraan………………………………
Name of ship or inland navigation vessel……........… Nama nakoda……………………………………
Registration/IMO No.................... Berat Kotor (ship):....………………………..
arriving from………… sailing to ................. Tonnage (kapal sungai).........……………….
(Nationality)(Flag of vessel)…………………..………. Apakah Sertifikat Bebas dari Kontrol sanitasi kapal
Master’s name ............................................................... masih berlaku? Ya… tidak…….
Gross tonnage (ship)…………….. dikeluarkan di…… tanggal……….
Tonnage (inland navigation vessel)………………… Apakah pemeriksaan ulang diperlukan? Ya……..

80
Valid Sanitation Control Exemption/Control Certificate Tidak.......
carried on board? yes............ no…......... Apakah kapal mengunjungi wilayah terjangkit yang
Issued at….....…..…… date……..........….. ditetapkan WHO? Ya……. Tidak….
Re-inspection required? yes……. no……. Pelabuhan dan Tanggal kunjungan ………………
Daftar pelabuhan yang didatangi sejak awal perjalanan
Has ship/vessel visited an affected area identified by beserta tanggal keberangkatan, atau dalam kurun waktu
the World Health Organization? yes..... no….. 30 hari, tergantung mana yang lebih singkat………
Port and date of visit …………………….……............. …………………………………………………………
List ports of call from commencement of voyage with ………………………………………………….
dates of departure, or within past thirty days, whichever ………………………………………………………
is shorter: Atas permintaan otorita yang berkompeten di
......................................................................................... pelabuhan kedatangan, daftar awak kapal, penumpang
......................................................................................... atau orang lain yang mengikuti pelayaran sejak awal
............................................. perjalanan atau dalam 30 hari terakhir, tergantung mana
Upon request of the competent authority at the port of yang lebih singkat, termasuk semua pelabuhan/Negara
arrival, list crew members, passengers or other persons yang dikunjungi selama jangka waktu tersebut
who have joined ship/vessel since international voyage (tambahkan nama tambahan pada jadwal terlampir
began or within past thirty days, whichever is shorter, berikut ini).
including all ports/countries visited in this period (add
additional names to the attached schedule): (1) Nama…………………………… bergabung dari
(1) Name …………………………………joined from: (1)…………..(2)…………..(3)…………………
(1)…………..……....…..(2)…....…..…………….... (2) Nama…………………………… bergabung dari
(3).......................................... (1)…………..(2)…………..(3)…………………
(2) Name …………………………………joined from: (3) Nama…………………………… bergabung dari
(1)…………………........(2)……………….........…. (1)…………..(2)…………..(3)…………………
(3)..........................................
(3) Name………………………………….joined from: Jumlah awak di dalam kapal…………………
(1)……………….....…...(2)……..….....…...……… Jumlah penumpang di atas kapal…………………….
(3)..........................................
Number of crew members on board………… Pertanyaan mengenai kesehatan
Number of passengers on board……………. (1) Apakah ada orang yang meninggal di atas kapal
selama dalam perjalaanan yang bukan diakibatkan oleh
Health questions kecelakaan? Ya……. Tidak……….
(1) Has any person died on board during the voyage Bila ya, jelaskan pada jadwal terlampir.
otherwise than as a result of accident? yes.... no…..
If yes, state particulars in attached schedule. (2). Apakah di atas kapal selama dalam perjalanan
Total no. of deaths .......... terdapat kasus penyakit yang anda duga karena
penyakit menular ? Ya……. Tidak…..
(2) Is there on board or has there been during the Bila ya, jelaskan pada jadwal terlampir.
international voyage any case of disease which you
suspect to be of an infectious nature? yes........ no…..... (3). Apakah jumlah penumpang yang sakit selama
If yes, state particulars in attached schedule. pelayaran lebih besar dari biasanya? Ya... Tidak..
Berapa banyak orang yang sakit ?...............
(3) Has the total number of ill passengers during the
voyage been greater than normal/expected? yes.... (4) Apakah ada orang yang sakit di atas kapal saat ini ?
no….. ya..... Tidak.......

81
How many ill persons? .......... Bila ya, jelaskan pada jadwal terlampir

(4) Is there any ill person on board now? yes........ (5) Apakah sisakit dikonsulkan ke dokter praktek ? ya...
no…..... If yes, state particulars in attached schedule. tidak...
Bila ya, jelaskan pengobatan medik atau anjuran yang
diperoleh dalam jadwal terlampir;
(5) Was a medical practitioner consulted? yes.......
no…... If yes, state particulars of medical treatment or (6) apakah anda mengetahui kondisi di atas kapal yang
advice provided in attached schedule. dapat menimbulkan infeksi atau penyebaran penyakit ?
ya..... tidak.....
Bila ya, jelaskan dalam jadwal terlampir;
(6) Are you aware of any condition on board which
may lead to infection or spread of disease? yes........ (7) Apakah tindakan sanitasi (seperti karantina, isolasi,
no…..... hapus hama atau dekontaminasi) telah dilakukan di atas
If yes, state particulars in attached schedule. kapal ? ya..... tidak.....
Bila ya, uraikan jenis, tempat dan tanggal................
(7) Has any sanitary measure (e.g. quarantine,
isolation, disinfection or decontamination) been applied (8) Apakah ada penumpang gelap yang ditemukan di
on board? yes ....... no…... atas kapal ? ya...... tidak........
If yes, specify type, place and date................................. Bila ya, di mana mereka bergabung di kapal (bila
tahu)?
(8) Have any stowaways been found on board? ..................................................
yes ....... no…... If yes, where did they join the ship (if
known)? .................................... (9) apakah ada hewan atau hewan piaraan yang sakit di
atas kapal ? ya...... tidak.......

(9) Is there a sick animal or pet on board? yes ......... Catatan: bila tidak ada dokter kapal, nahkoda harus
no........ mencurigai gejala berikut ini sebagai tanda adanya
penyakit menular:
Note: In the absence of a surgeon, the master should
regard the following symptoms as grounds for (a)demam, menetap beberapa hari atau disertai oleh (i)
suspecting the existence of a disease ofan infectious kelemahan; (ii) penurunan kesadaran; (iii)
nature: pembengkakan kelenjar; (iv) tubuh yang berwarna
(a) fever, persisting for several days or accompanied by kuning(v) batuk atau sesak nafas; (vi) perdarahan luar
(i) prostration; (ii) decreased consciousness; (iii) biasa; atau (vii) kelumpuhan.
glandular swelling; (iv) jaundice; (v) cough or
shortness of breath; (vi) unusual bleeding; or (vii) (b) dengan atau tanpa demam: (i)ruam di kulit yang
paralysis. bersifat akut atau kulit melepuh; (ii) muntah hebat
(selain mabuk laut); diare berat; atau (iv) kejang
(b) with or without fever: (i) any acute skin rash or berulang;
eruption; (ii) severe vomiting (other than sea sickness);
(iii) severe diarrhoea; or (iv) recurrent convulsions. Dengan ini saya menyatakan bahwa jawaban atas
pertanyaan dalam MDH ini (termasuk jawaban dalam
I hereby declare that the particulars and answers to the jadwal) adalah benar sejauh yang saya ketahui serta
questions given in this Declaration of Health (including sesuai dengan keyakinan saya.
the schedule) are true and correct to the best of my

82
knowledge and belief.
Tanda tangan………………….........................
Signed ………………………………………. Tanda tangan Nakoda .........................................
MasterCountersigned ……………………….. Dokter Kapal (bila ada) ...................................
Ship’s Surgeon (if carried) Tanggal:.............................................................
Date………………………………………

Lampiran dari MODEL MDH

ATTACHMENT TO MODEL OF MARITIME Nama; Kelas atau Peringkat; Umur; Kelamin;


DECLARATION OF HEALTH Warga Negara; Pelabuhan, Tanggal naik kapal;
Name ; Class or rating; Age; Sex; Nationality Jenis Sakit;
Port, date joined ship/vessel; Nature of illness; Tanggal mulai timbul gejala;
Date of onset of symptoms; Dilaporkan ke Petugas Kesehatan Pelabuhan ?
Reported to a port medical officer? Penyelesaian kasus ? *)
Disposal of case*; Obat atau pengobatan lain yang diberikan ke
Drugs medicines or other treatment given to patient pasien
Comments; Komentar;

*) Jelaskan (1) apakah orang tersebut sembuh atau


 State: (1) whether the person recovered, is still masih sakit atau telah meninggal; dan (2) apakah orang
ill or died; and (2) whether the person is still on tersebut masih di atas kapal, telah dievakuasi
board, was evacuated (including the name of ( termasuk nama pelabuhan atau bandara), atau telah
the port or airport), or was buried at sea. dikubur di laut.

LAMPIRAN 9
ANNEX 9 DOKUMEN INI ADALAH BAGIAN DARI
THIS DOCUMENT IS PART OF THE AIRCRAFT PERNYATAAN UMUM PESAWAT UDARA,
GENERAL DECLARATION, PROMULGATED DIRESMIKAN OLEH ORGANISASI
BY THE INTERNATIONAL CIVIL AVIATION PENERBANGAN SIPIL INTERNASIONAL 1)
ORGANIZATION 1)
BAGIAN KESEHATAN DARI PERNYATAAN
HEALTH PART OF THE AIRCRAFT GENERAL UMUM PESAWAT UDARA (HP-AGD)
DECLARATION
Pernyataan Kesehatan
Declaration of Health Mereka yang berada di atas pesawat, yang menderita
Persons on board with illnesses other than airsickness sakit selain mabuk udara atau karena kecelakaan
or the effects of accidents (including persons with (termasuk orang dengan gejala dan tanda sakit seperti
symptoms or signs of illness such as rash, fever, chills, ruam di kulit, demam, mengggil, diare) termasuk kasus
diarrhoea) as well as those cases of illness disembarked penyakit yang turun selama penerbangan:..................
during the flight……………………………………….. ........................................................................................
…………………………………..................................... ........................................................................................
.......... ........................................................................................
………………………………………………………… Kondisi lain di atas pesawat yang dapat menyebarkan
………………………………………............... penyakit

83
Any other condition on board which may lead to the ........................................................................................
spread of disease ........................................................................................
………………………………………………………… Rincian tindakan hapus serangga atau tindakan sanitasi
……….………………………………………............... (tempat, tanggal, jam, metode) selama penerbangan.
Details of each disinsecting or sanitary treatment Bila hapus serangga tidak dilakukan selama
(place, date, time, method) during the flight. If no penerbangan, berikan rincian dari tindakan hapus
disinsecting has been carried out during the flight, give serangga yang terakhir dilakukan
details of most recent disinsecting ........................................................................................
………………………………………………………… ........................................................................................
…………………………............................................... ........................................................................................
………………………………………………………… Tanda tangan bila disyaratkan:.......................................
………………………………………………………… Awak pesawat yang bertugas,
Signature, if required: …………………………………
Crew member concerned Rapat pleno ke-8, 23 Mei 2005
A58/VR/8
Eighth plenary meeting, 23 May 2005
A58/VR/8 ===
1) Pertemuan kelompok kerja informal sesi ke-2 dari
=== kelompok kerja antar pemerintah dan perubahan
1) An informal working group met during the second rekomendasi dari dokumen ini di mana WHO akan
session of the Intergovernmental Working Group and mengirimkan kepada ICAO untuk dipertimbangkan.
recommended changes to this document which WHO
will transmit to the International Civil Aviation
Organization for appropriate consideration. DITERJEMAHKAN ULANG DAN DI EDIT OLEH: dr.
Kumara Rai
RETRANSLATED AND EDITED BY: dr. Kumara Rai

84

Anda mungkin juga menyukai